Disclaimer © Masashi Kishimoto

Rate : T or Maybe M sesuai kebutuhan nantinya

Genre : Romance and Drama (Maybe)

Pair : SasuNaru and Other

Warning : Typo, OOC, maleXmale, Alur maju mundur, Alur kecepatan dan Cerita ini terinspirasi dari Skripsiku

Saya masih Newbie untuk itu diharapkan bimbingannya dari para Senpai sekalian.

Naruto dan Lee = 21 Tahun

Sasuke = 24 Tahun

Itachi = 27 Tahun

.

Happy Reading

.

Naruto bergidik ngeri mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sasuke. Pikiran blank, tidak tau apa yang harus dilakukannya saat ini apalagi Ia kini tidak sadar jika tubuh mungilnya dipeluk erat oleh Sasuke yang entah sejak kapan memeluk dirinya. Sasuke mengetahui kalau Pemuda yang memiliki bola mata seperti langit cerah di pagi hari itu tengah berusaha memproses apa yang Ia lakukan dan pernyataannya yang tiba-tiba pada sang pemuda, mulai kembali mengulum dan menjilat daun telinga Naruto layaknya anak kecil yang mendapatkan sebuah permen kesukannya.

Naruto yang memang dasarnya sensitif atas sentuhan-sentuhan pada titik-titik tertentu pada bagian tubuhnya, mendesah tak tertahan atas perlakuan Bossnya ini "Hmm.. sssshh.." Sasuke menyeringai mendengar Naruto mendesah seperti itu dihadapannya dan lagi Sasuke membisikkan kata-kata rayuannya "Hmm, Sepertinya kau sudah tidak bisa menahannya lagi ya, Naru? Apakah kau ingin malam ini aku memuaskanmu, Naru." Kata-kata rayuan itu memasuki otak Naruto dan kembali memprosesnya. Tak beberapa lama mungkin bisa dikatakan hanya beberapa detik Naruto segera tersadar atas posisi mereka yang terlalu intim ini di pinggir jalan mengharuskan Naruto sekuat tenaga mendorong tubuh kekar Sasuke yang dirasakannya ketika Sasuke memeluk dirinya.

Tubuh Sasuke terdorong keras ke belakang akibat dorongan Naruto yang begitu kuat, walaupun tinggi Naruto lebih pendek dari Sasuke namun dirinya masih tetap seorang Pria yang mempunyai cukup tenaga mendorong tubuh Sasuke.

"Tch, Aku tidak seperti yang kau kira. Aku ini bukan Gay. Aku Straight. Jangan pernah kau samakan aku denganmu, aku tau kau ini adalah Bossku tapi kumohon jangan bertindak seperti ini padaku" Naruto mengambil nafasnya sebentar ketika meluapkan segala rasa marah dan kecewanya pada Sasuke yang bertindak seperti itu "Dan bukan maksudku berkata seperti itu padamu, aku hanya ingin kau menghargaiku baik itu diluar maupun saat kita di dalam kantor, hanya itu. Tidak lebih dari itu" Lanjutnya.

Sasuke mendengarnya. Mendengar perasaan Naruto terhadapnya tapi Ia tidak semudah itu menyerah begitu saja justru begitu mendengar Naruto sebenarnya Straight, Ia malah merasa tertantang untuk menaklukan Pemuda blonde yang mempunyai wajah cantik plus tampan. Jarang sekali Sasuke melihat Laki-laki yang mempunyai wajah bertampang Seke tersebut.

"Oh iya? Kita lihat saja kau akan kuubah orientasinya sama sepertiku." Ucap Sasuke sambil menyeringai, Naruto benart-benar merinding mendengarnya.

'What? Dia ingin orientasiku sama dengannya? Tidak, aku tidak akan membiarkannya' batin Naruto. Sasuke merasakan pemuda dihadapannya ini tengah terkejut akan pernyataannya tadi, tangannya secara perlahan-lahan mulai mendekati Naruto lagi.

"NARUUTOO"

Teriakan itu sukses membuat Naruto tersadar dari lamunannya dan Sasuke mengumpat dalam hati siapapun itu yang telah berani menganggunya. Sasuke membalikkan badannya dan melihat seorang pemuda memakai baju spandex hijau ketat dengan celana jeansnya berlari ke arahnya, tidak tepatnya ke arah pemuda pemilik langit biru yang kini tengah membulatkan matanya serta mulutnya yang terngangah tidak elitnya. Saat itu juga dalam pikirannya Sasuke orang itu kampungan memakai baju spendex ketat di tengah daerah perkantoran elit.

"Lee, apa yang kau lakukan disini?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir cherry yang tadi di rasakan Sasuke tepat di saat pemuda berpakaian hijau aneh sudah berada di hadapan mereka.

"Aku mau pulanglah, Naru. Kau sendiri apa yang kau lakukan disini?."

"Eh? Aku juga mau pulang. Memangnya kau ada urusan apa hingga kau berada disini, Lee?."

"Oh aku kan magang di kantor pajak biasa buat mendapatkan data skripsiku. Tuh gedungnya." Jawab Lee menunjuk gedung yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Naruto melihat arah yang ditunjuk oleh Lee dan sekali lagi membulatkan mata birunya "Wow, itu gedung kan tepat berada di samping tempatku magang Lee. Tidak kusangka ternyata kita sebelahan gedungnya."

"Eh? Benarkah? Jadi kau magang di daerah ini, Naru?." Naruto menganggukkan kepalanya sebagai tanda iya untuk menjawab pertanyaan Lee tadi. Lee senang, mendengar kalau salah satu teman dekatnya bekerja di sebelah gedung tempatnya magang. Tanpa merasakan aura hitam yang mulai menguar dari seorang pemuda yang dari tadi di diamkan oleh dua pemuda hiperaktif itu, Lee menggenggam kedua tangan Naruto dan berseru "Wah, bagus tuh Naru. Jadi nanti kita bisa sering bersama kalau istirahat dan juga kau bisa berkunjung ke tempat magangku atau aku yang akan berkunjung ke tempatmu. Boleh kan Naru?."

Sebuah suara bariton menjawabnya duluan disertai nada sinisnya "Tidak Boleh."

"Eh? Kau siapa? Dan kapan kau berada disini?." Tanya Lee yang baru menyadari keberadaan Sasuke di tengah-tengah mereka berdua. Sasuke yang seumur hidupnya tidak pernah sekalipun diacuhkan keberadaannya oleh orang lain mulai geram mendengar pemuda berambut bob itu tanpa perasaan baru menyadari keberadaannya?.

Ini penghinaan bagi Uchiha !.

"Lee, dia Bossku namanya Uchiha Sasuke dan dia sudah ada disini dari tadi." Jawab Naruto cepat ketika dirinya menyadari aura hitam yang keluar dari Bossnya "Dan Sasuke san, ini Lee teman kampusku. Dia sama sepertiku sedang menyusun skripsi." Lanjutnya memperkenalkan masing-masing kedua pemuda yang saling berhadap-hadapan itu. Namun, perkataan Naruto tidak berefek apapun malahan semakin membuat aura hitam itu semakin menguat.

Sasuke tidak tahu ada apa dengannya namun ada satu hal yang bisa dia katakan sekarang dengan pasti. Ia tidak suka dengan kehadiran Lee yang dengan mudahnya menggenggam tangan Naruto dan berbicara sok akrab seperti itu pada pemuda berambut sewarna matahari itu.

"Naru tadi kau bilang kau mau pulang kan? Bagaimana kalau kita bareng lagipula lihat bisnya udah datang tuh." Seru Lee menunjuk bus yang datang dengan mengangkat kepalanya sedikit ke arah bus. Naruto mengangguk menyetujui saran itu. Selain karena apartemen mereka yang bersebelahan juga karena dengan alasan inilah Naruto bisa menjauh dari Sasuke.

Ketika bus sudah berhenti tepat di hadapan mereka. Lee dan Naruto segera memasuki bis itu namun tangan Naruto ditahan oleh Sasuke "Siapa yang bilang kau boleh pulang dengannya, Naruto? bukannya tadi aku sudah bilang akan mengantarmu pulang?."

"I-itu.. Eeh.. lebih baik aku pulang bersama Lee saja Sasuke san. Apartemen kami bersebelahan jadi kau tidak usah khawatir padaku dan tolong lepaskan tanganku." Mohon Naruto.

Sasuke menatap Naruto tajam, merogoh kantung celananya dan memberikan sebuah kartu kepadanya "Itu kartu namaku, disana ada nomorku. Begitu kau sampai di rumah telepon aku, kau mengerti?."

"Iya aku mengerti Sasuke san jadi Tolong lepaskan tanganku." Pinta Naruto. sasuke pun melepaskannya, melihat sang pujaan hatinya masuk ke dalam bis dan terus menatap perginya bis tersebut.

.

.

Sudah dua minggu lamanya Insiden ciuman paksa Sasuke pada Naruto terjadi. Hubungan keduanya bisa dibilang aneh. Naruto yang semenjak insiden itu mulai menjauh dari Sasuke namun masih mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Sasuke dengan baik. Sedangkan Sasuke, Ia malah sebaliknya mengikuti kemanapun Naruto pergi atau bisa dikatakan Ia melakukan berbagai cara agar Naruto bisa berada di dekatnya terus.

Tapi Naruto tidak membiarkan Sasuke terus mendekati dirinya. Cukup dirinya dicium sekali oleh Sasuke waktu malam itu. Ia sudah kapok berdekatan dengan Bossnya. Ia itu straight. Ia masih menyukai dada besar kepunyaan mahluk yang bernama Wanita. Apalagi dada Nenek pihak ayahnya yang kerjaannya operasi terus terutama di bagian wajah dan dadanya hanya demi suaminya yang mesum itu tidak berpaling padanya.

Menyedihkan sekali neneknya itu.

"Naruto" Suara cempreng yang berasal dari pemuda dengan kemeja hijau di depannya ini berhasil membuat perhatian Naruto kembali padanya.

"Ada apa, Lee?" Tanya Naruto yang mengaduk-aduk bentonya saat ini. Mereka berdua sedang berada di taman yang tidak jauh dari kedua tempat mereka magang. Taman inilah yang sering menjadi tempat makan siang mereka. selain disana banyak yang penjual menjajakan jualannya juga mereka dapat menikmati pemandangan yang tersaji di taman itu plus udara bersihnya.

"Hmm.. aku tidak tau harus menjelaskannya seperti apa tapi apa kau tidak merasakannya jika aku mengajakmu makan siang pasti bulu kudukku berdiri seolah-olah ada aura menakutkan yang tidak mengizinkanku untuk makan siang denganmu,Naru. Contohnya saja seperti tadi, aura itu lagi-lagi muncul." Ucap Lee dengan nada sedikit menakutkan "Apakah kau punya musuh di kantor itu, Naru? Atau apakah ada temanmu yang tidak menyukai kehadiranku?."

"Huk..Huk.." Naruto terbatuk mendengar kalimat terakhir dari Lee.

"Nih minumannya, Naru. Kalau makan tuh pelan-pelan." Lee menyodorkan botol minumannya pada Naruto. Naruto mengambil minuman itu dan meminumnya sebanyak-banyaknya. Naruto menatap Lee begitu selesai meminum minumannya Lee dan mengembalikannya pada Lee. Naruto sadar bahkan sangat mengetahui aura siapa yang dibicarakan Lee tadi. Yah Ia sangat tahu pemilik aura menakutkan itu. Pemiliknya adalah Bossnya sendiri yaitu Uchiha Sasuke yang entah kenapa akan mengeluarkan aura menakutkan itu pada siapapun yang mencoba dekat padanya.

Contohnya saja Suigetsu yang merupakan salah satu teman kantornya sekaligus salah satu karyawan kepercayaannya Sasuke. Waktu itu Suigetsu yang memang orangnya hiperaktif dan periang sama sepertinya itu mengajaknya menonton konser band idola mereka berdua. Naruto yang memang menantikan menonton konser bandnya itu menyetujui ajakannya Suigetsu dan mereka berencana akan bertemu di tempat konser itu. Namun sehari sebelum hari konser tiba, Suigetsu memberikan dua tiket yang di dapatkannya pada Naruto dan berkata Ia tidak bisa ikut menonton konser itu dengan Naruto serta menganjurkan padanya kalau lebih baik Ia mengajak Sasuke pergi dengannya. Saat itu Naruto benar-benar bingung, kenapa Ia malah di suruh pergi dengan Sasuke? Ternyata usut punya usut Naruto yang waktu itu tidak sengaja mendengar curhatannya Suigetsu pada Juugo -sahabat dekatnya- semakin merinding begitu mendengarnya. Curhatan Suigetsu berupa ancaman Sasuke padanya agar tidak mendekatinya lagi. Naruto kaget mendengarnya dan saat itu pula Naruto berpikir bahwa Bossnya bisa menjadi psikopat.

"Tidak ada Lee mungkin itu hanya perasaanmu saja."

"Benarkah?" Naruto mengangguk dan Lee mengendikkan bahunya begitu melihat Naruto mengangguk "Yaudah, mungkin itu hanya perasaanku aja kali ya."

.

.

Malam ini merupakan malam sial bagi Naruto. Ia lupa memberikan revisi Bab tiganya pada Sasuke tadi siang karena tugas-tugas yang begitu banyak dan kini Ia menyesal, sangat menyesal mengapa Ia tidak menyerahkannya tadi siang dan malah memberikan revisiannya setelah jam kantor? sehingga Ia tidak perlu berada dalam posisi seperti ini. Sebuah posisi yang tidak mengenakan baginya, posisi di bawah Bossnya yang kini tengah mengimpit tubuhnya yang terkulai tak berdaya di atas sebuah sofa di kantor Bossnya. Tangannya di tahan kuat di atas kepalanya oleh salah satu tangan Bossnya.

"Sss.. Sass-sukeh Leepasshh." desah Naruto yang tidak kuat dengan jilatan Sasuke pada perpotongan lehernya "Aaarggh.. Jangan di gigit Sasuke." Keluh Naruto yang mengetahui Sasuke menandakan tanda kepemilikannya padanya.

Cairan bening mulai keluar di dua bola matanya. Ia tidak menyangka jika menyerahkan revisian Bab tiganya akan berakhir seperti ini. Padahal Ia hanya ingin memberikan revisiannya saja namun Sasuke malah menarik dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa hitam di sudut pojok ruangan itu. Mengunci tubuhnya dan sekarang tubuhnya sudah ditandai sebuah tanda kepemilikan Uchiha kedua itu.

"..Pa? Kenapa anda melakukan ini, Sasuke san?" Tanya Naruto yang sudah tidak bisa berpikir lagi kenapa Sasuke melakukan hal ini padanya.

Sasuke mengeluarkan seringaiannya dan berbisik pelan di telinga Naruto, menimbulkan sebuah rasa desiran aneh di dada Naruto "Itu karena kau dekat dengan pemuda berambut bob itu. karena itulah aku menghukummu dan memberikanmu tanda bahwa kau milikku, Naru."

"Cuih.." Naruto meludahi wajah Sasuke "Aku bukan milikmu, dasar gila."

"Yah AKU GILA KARENAMU, NAMIKAZE NARUTO.. HAHAHA" Teriak Sasuke dan menarik surai pirang Naruto serta membuka paksa kemeja Naruto.

"A-apa yang ingin kau lakukan, Sinting."

Sasuke menghadapkan wajah Naruto padanya "Eh? Apa ingin kulakukan? Tentu saja menikmati tubuhmu, Naru." Sasuke melumat bibir cherry Naruto yang sangat menggodanya itu, melesakkan lidahnya memasuki ke dalam mulut Naruto, mengeksplor segalanya dan memaksa lidah Naruto untuk menari bersama itu terus berlangsung hingga kehabisan nafasnya memaksa Sasuke melepaskan tautan itu.

Bibir yang sedikit bengkak, pipi tan yang dihiasi semburat merah, mata sayu serta bekas tangisan yang membekas di pipi tannya membuat Sasuke benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Kepalanya terus turun ke sebelah perpotongan leher lain Naruto yang belum ditandai olehnya. Di gigitnya kulit tan yang menguarkan aroma jeruk yang semakin meningkatkan gairahnya.

Sasuke sangat suka wangi tubuhnya Naruto. Menenangkan serta bisa membuat libidonya meningkat drastis. Saat-saat seperti inilah yang sangat di tunggunya, saat-saat Ia akan mendapatkan tubuh mangsanya.

Sasuke terus saja memberikan tanda kepemilikan di sekitar leher Naruto hingga terus turun dan sampai di nipple merah yang sudah tidak tertutup oleh kemeja Naruto. dijilatnya dan disedotnya nipple merah itu membengkak. Sedangkan Naruto sendiri berusaha melepaskan diri dari kenikmatan yang diberikan oleh Sasuke padanya itu.

Prok

Prok

Suara tepukan tangan menghentikan tindakan Sasuke. Sasuke dan Naruto menengok ke arah suara tepukan itu berasal dan terlihat seorang pemuda berumur 27 Tahun dengan wajah yang mirip seperti Sasuke namun ada kerutan di kedua matanya serta rambut raven yang sedikit panjang tergerai sedikit menutupi wajah tampannya. Pemuda itu bersender di daun pintu kantor Sasuke "Kau tahu Otouto seharusnya kau jangan melakukan hal itu di kantor, Apakah kau tidak ada tempat lain untuk merape pemuda manis itu? Hotel atau dimanapun yang kau suka tapi jangan sekali-kali melakukan hal itu di kantor Otouto, kau memalukan nama Uchiha."

"Tch, persetan dengan nama Uchiha. Cepat kau pergi dari tempat ini." Usir Sasuke pada Anikinya itu.

"Sayangnya aku tidak bisa Otouto tercinta. Aku disuruh oleh Tou san untuk menjemputmu pulang."

Sasuke yang mendengar Tou san menyuruh Itachi untuk menjemputnya itu melepaskan tangan Naruto lalu mengecup bibir Naruto sebentar dan membisikkan sesuatu "Kita akan melanjutkannya besok, oke."

"Tch, tidak akan kubiarkan kau menyentuhku sekali lagi Teme." Naruto mendorong Sasuke dan mengancingkan semua kancing kemejanya, mengambil Tasnya yang berada di sofa lainnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kantor itu tanpa melihat wajah nafsu Sasuke padanya.

"Tunggu." Itachi menahan tangan Naruto mengharuskan Naruto berhenti dan menatap orang yang kelihatan lebih muda itu. Itachi tersenyum padanya "Bagaimana jika kau kami antar sampai rumahmu?"

"Tidak, aku bisa naik bis." tolak Naruto.

"Bis? Kau tahu ini sudah cukup larut untuk ada bis yang lewat dan juga taksi. Karena itulah sebagai permintaan maaf dari perbuatan Otoutoku yang tidak mengenakan untukmu bagaimana kalau kau kami antar sampai rumah?" Naruto diam. Ia bingung dan takut untuk menerima ajakan Aniki Sasuke itu. Itachi mengetahui jika Naruto takut padanya "Kau tidak usah takut, aku janji aku dan Otoutoku tidak akan macam-macam padamu. Kau percaya saja padaku. Aku adalah seorang Uchiha yang akan selalu menepati janjinya."

Mendengar kata-kata Itachi yang meyakinkannya itu, Naruto mengangguk menyetujui tanpa diketahui olehnya kalau dalam hati Itachi ada beberapa rencana untuk pemuda blonde tersebut.

"Kalau begitu ayo." Mereka berdua keluar dari ruangan itu diikuti oleh Sasuke.

.

.

Suara mobil berhenti terdengar di depan sebuah gedung tua yang menjadi tempat tinggal salah satu dari tiga pemuda yang ada di dalam mobil hitam Audi R8 itu.

"Nah Naruto seperti yang kukatakan tadi kalau kau sampai di rumahmu dengan selamat tanpa kekurangan satu pun, bukan?." Tanya seorang pemuda yang berada memegang setir kemudi. Mata Onyxnya melirik pemuda blonde di belakangnya lewat kaca spion, tampak wajah tannya sedikit merah mungkin karena malu bahwa tadi pemuda tersebut sempat mencurigainya akan berbuat macam-macam pada dirinya.

"Iya, Uchiha San. Maafkan saya yang tadi sempat mencurigai anda."

"Hn, tidak apa-apa Naru dan tolong jangan memanggilku seperti itu. Aku tidak terbiasa dipanggil formal seperti itu lebih baik kau memanggilku Itachi saja, benarkan Otouto?." Ucapnya yang sedikit menatap Sasuke yang berada di sampingnya.

"Hn." Seperti biasa trademark jawaban singkat Sasuke.

"Baiklah Uc- Itachi san saya permisi dulu dan terima kasih sudah mengantarkan saya." Naruto menundukkan kepalanya sedikit kepada Itachi yang menatapnya dari kaca spion lalu keluar dari mobil mewah tersebut. begitu keluar sekali lagi Naruto menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda sopannya sebelum memasuki gedung apartemennya.

Kedua pasang mata Onyx di dalam mobil mewah itu terus menatapnya sampai bayangan pemuda bermarga Namikaze itu tak terlihat lagi.

"Mana ucapan terima kasihmu padaku, Otouto?."

Tanpa melihat Sasuke tahu Itachi akan meminta ucapan terima kasih darinya "Untuk apa ya?." tanyanya pura-pura polos.

Itachi menaikkan alisnya "Masa Otoutoku yang kata orang jenius ini tidak tahu sih? Hhffhh jangan-jangan Uchiha Sasuke itu tidak sejenius kakaknya."

"Terserah apa katamu sajalah." Ucap Sasuke tidak peduli.

"Oh ayolah Otouto sekali saja kau mengucapkan terima kasih pada Anikimu ini. Ucapan terima kasih karena berkat aku kau jadi mengetahui apartemennya Naruto, bukan?."

Sasuke memutar matanya melihat sikap kekanakan Anikinya ini "Sudahlah aku tidak akan berterima kasih padamu lebih baik kita cepat pulang sebelum Tou san meneleponmu."

"Baik-baik Otoutoku tercinta." Itachi menghidupkan kembali mobilnya dan menatap Sasuke. Sasuke mengetahui dirinya ditatap hanya bisa mendengus menunggu ucapan Itachi "Apakah kau benar-benar mencintainya, Sasuke?." Sasuke menatap balik Itachi begitu mengetahui serius bertanya padanya.

"Tentu saja."

"Kalau begitu kau harus menjaganya baik-baik jangan sampai Ia pergi darimu. Kau sudah melihatnya sendiri bukan? bagaimana seseorang yang kehilangan hasrat hidupnya akibat di tinggal kekasihnya sendiri, Hn?"

"Ya, aku akan menjaganya dan aku tidak akan membiarkan diriku bernasib sama seperti dirimu, Aniki."

Itachi tersenyum dan mengusap pelan kepala Sasuke "Otoutoku pintar. Nah ayo kita pulang Otouto."

Laju mobil hitam itu mulai meninggalkan pemukiman padat tersebut dan menembus gelapnya malam kota padat tersebut. Sang Rembulan menjadi saksi bagaimana akrabnya kedua Uchiha bersaudara itu di dalam mobil mewah yang di kemudikan oleh sang kakak. Rembulan itu juga berharap semoga sang adik tidak bernasib sama dengan sang kakak.

.

.

.

TBC

Gomen jika baru bisa update ff ini. Beneran deh Saya sedikit sibuk belakangan ini ditambah kondisi saya yang tiba-tiba aja drop seminggu ini. Jadilah saya tidak mood buat ngetik.

Ada yang ingin saya tanya pada reader semua. Menurut kalian Apakah ff ini udah masuk Rate M? Atau masih berada di Rate T? Jujur selain kurang Mood, alasan saya lama mengupdate ff ini karena saya galau mau di taruh dimana rate ff ini. Tolong bantuan para reader sekalian untuk memberikan saya masukan.

Baiklah sekarang Saya akan menjawab beberapa review yang tidak log in ataupun tidak mempunyai akun.

Guest, Yuichi dan Zen Ikkika : Ini udah lanjut kok. Makasih udah Review.

Saya sangat berterima kasih pada reader, folow dan fav ff ini juga pada silent reader.

Thanks to : Guest, Yuichi, Zen Ikkika, Siihat namikaze, kirei- neko, Zhiewon189, Hikari no onihime, RisaSano, Yunaucii, Hollow concrete, Hanazawa kay, Fayrin Setsuna D Flourite, Versetta, UchikazeRei, Yun Ran Livianda, Inez arimasen, Miki Hibiki, Chanbaekr, Reikha, Agel Jeremy, KyouyaxCloud, Ukeri dan Adkha . herra1.

.

.

REVIEW