Title : Drabble

Author : XiuMinSeok

Length : Chapter

Genre : YAOI

Cast : Kim Seok Jin dan Park Jimin BTS

Rate : T

Warning :

Yaoi, BL, Typo, No Siders

so don't like don't read!

XiuMinSeok

present

DRABBLE

DO NOT COPY MY FF

.

.

.

.

.

DISCLAIMER

PRINCE JIN PUNYA AUHTOR.

BYE!

DRABBLE ini tercipta karena momen duo seme yang bikin author greget

HAPPY READING :3

"Seok Jin Senpai!"

Pekikan nyaring itu membuat semua orang yang sedang berjalan di pinggir trotoar mendelik aneh ke arah sumber suara. Seolah telah terbiasa, si pemilik suara itu bersikap biasa-biasa saja. Tarikan napas Pria yang memekik tadi putus-putus, mungkin karena sedari tadi ia berlari. Rambutnya yang hitam sudah tidak tersisir rapih lagi, dan seragam sekolah yang tampak 'kekecilan' untuk ukuran badannya telah basah oleh keringat. Mata Pria itu lebar dan sepit, apa lagi dengan tarikan garis eyeliner di sana, membuat bolanya yang berwarna hitam semakin serasi dengan rambutnya. Hidungnya yang tidak terlalu mancung, mempertegas bibirnya yang sedang mengerucut lucu.

Pria itu berhenti berlari, terengah-engah dengan ke dua tangan menekan lutut. Kelihatan sekali ia sangat lelah. Entah sudah berapa meter—kilo meter mungkin—ia berlari sambil menyerukan nama Seok Jin.

"Se… Seok…" Pria itu menarik napasnya sedalam mungkin.

"SEOK JIN SENPAI!" Pria itu berteriak. Sangat kencang kali ini, menyebabkan beberapa orang yang melewatinya harus meenutup telinga. Beberapa umpatan di lontarkan untuk Pria itu, namun untuk yang ke sekian kalinya, ia tetap biasa saja.

'Tetap jalan Seok Jin. Tetap lah berjalan.'

Tak jauh dari tempat Pria tadi berteriak, seorang Pria lainnya yang lebih tinggi dengan bahu yang lebar khas anak Senior High School, berjalan dengan langkah yang sengaja dipercepat. Bibir Sexy dengan aksen merah—seperti merah jambu air—itu bergumam tidak jelas. Kakinya menghentak-hentak tidak pasti, ia sepertinya ingin segera sampai ke sekolah agar ia bisa terhindar dari 'apa pun' yang mungkin akan dilakukan oleh Pria yang meneriakkan namanya tadi.

"SEOK JIN SENPAI!"

'Tidak. Jangan teriakan itu lagi.' Seok Jin berdecih. Matanya melirik ke sembarang arah asal tidak ke belakang sana. Di mana sebuah masalah sedang menantinya. Mungkin mengejarnya.

'Anak itu!' Batin Seok Jin bersumpah tentang sesuatu berwarna Violet. 'Benar-benar!'

"HEY! SEOK JIN SENPAI!" Pria tadi berlari lagi, mengejar Seok Jin yang sudah berada tidak jauh darinya. 50 meter di depan, lebih tepatnya.

'Jangan bereaksi Seok Jin. Terus saja berjalan. Sekolahmu tinggal beberapa langkah lagi.' Seok Jin membatin. Para remaja—kebanyakan adalah fansnya di sekolah—menatap punggung Seok Jin aneh. Kebanyakan di antara mereka bertanya-tanya kenapa Seok Jin tidak ingin menanggapi Pria—remaja Junior High School—yang sedari tadi meneriakkan namanya.

'Yosh! Sedikit lagi Seok Jin dan bocah tengik itu tidak akan bisa mengganggumu lagi.' Seok Jin sedikit berlari kecil saat ia melihat gerbang sekolahnya. Matanya berbinar dan senyuman manis terpatri di wajahnya.

GRAB.

"Kenapa kau menghindariku, Senpai?" Pria itu menggenggam lengan kanan Seok Jin, membuatnya berhenti berjalan.

'Mampus lah kau Seok Jin.'

Seok Jin berbalik, ia tersenyum palsu ke pada remaja yang tidak lebih tinggi darinya itu. "Apa kita saling mengenal?"

"A… Apa?" Mata sipit Pria itu melebar tak percaya. "Aku Jimin. Park Jimin."

"Jimin, ya?" Seok Jin tampak berpikir, ia harus setenang mungkin kalau tidak ingin dicap aneh oleh para fansnya yang sedang membentuk kelompoknya sendiri di ujung gerbang sekolahnya. "Hmm, Park Jimin." Seok Jin mengulang nama itu lagi dan lagi, seperti orang yang lupa akan sesuatu.

"Kau mengingatku, Seok Jin Senpai." Jimin mendengus, menyadari betapa buruknya akting seorang Kim Seok Jin.

"Aku tidak…" Seok Jin berpikir, kali ini dengan sangat keras sehingga tampak sekali kalau ia sedang dilanda kegugupan.

"Hah. Kau payah dalam berbohong." Jimin tergelak, sangat kuat, dan mereka berdua telah menjadi spot pandangan tersendiri sekarang.

"Apa yang kau bicarakan anak kecil?" Seok Jin menepis gengaman tangan Jimin dari lengannya.

"Tahun depan aku akan masuk Senior High School." Jimin menggerutu.

"Tetap saja kau masih kecil sekarang." Seok Jin mengkutuk benda berwarna Violet itu lagi. Seharusnya ia tidak mengatakannya. Seok Jin. TAMAT!

"Jadi karena itu?" Jimin memandang Seok Jin, ia berjinjit dan meneliti setiap bagian yang ada di wajah tampan itu.

"Apa yang kau lakukan?" Seok Jin dilanda kegugupan lagi, ia mendorong dada Jimin pelan.

"Apa karena aku masih di Junior High School?" Jimin tergelak. Bisik-bisik mulai terdengar di ujung sana.

"Bukan karena itu…" Butiran peluh mulai turun di ujung surai coklat Seok Jin. Anak ingusan ini memojokkannya.

Menyukai laki-laki sudah cukup sulit bagi seorang Seok Jin, apa lagi harus menyukai laki-laki kecil seperti Jimin!

"Jadi karena apa?" Jimin mengeluarkan seringaiannya. Ia tahu kalau Seok Jin menyukainya.

Wajah Seok Jin memanas. Semburat merah muncul begitu saja di pipinya. Ia mengenal Jimin dari sebuah Group Chatting khusus Pria 'Ehem'. Seok Jin langsung menyukai Jimin saat ia melihat foto pose V-Signnya. Belum lagi semua ABS yang dimiliki anak itu, Seok Jin sampai iri dibuatnya. Hanya saja nasib baik tidak berpihak pada Seok Jin, saat ia tahu kalau Jimin adalah siswa tahun terakhir di Junior High School. Dan sekarang adalah tahun terakhir Seok Jin di Senior High School. Seok Jin mungkin 'Ehem' tapi dia bukan Pedophile!

"Apa yang kau bicarakan? Aku BAHKAN tidak mengenalmu!" Seok Jin melotot, menekankan kata-katanya.

"KITA INI TEMAN KENCAN DI GROUP BLA BLA BLA!" Jimin yang memang paling muda di sini, terpancing emosinya karena sedari tadi Seok Jin tetap saja mengelak.

Seok Jin melihat situasi di sekitarnya. Wajahnya yang merah seperti kepiting rebus itu sudah tidak bisa ia sembunyikan. Bisik-bisik terdengar olehnya. Dan itu semua membuat Seok Jin menyesali kehidupannya di dunia ini.

"Seok Jin oppa adalah 'Ehem'?"

"Dia Pedophile?"

"Laki-laki jaman sekarang memang aneh."

"Sayang sekali, padahal Seok Jin oppa sangat tampan."

SEOK JIN. TAMAT!

"BUKAN!" Seok Jin berteriak. Matanya tertutup, kepalanya menggeleng.

"IYA!" Jimin balas berteriak.

"BUKAN!"

"IYA!"

"BUKAN!"

"BUKAN!"

"IYA!" OPS. Seok Jin bodoh!

"Nah, Seok Jin Senpai, kenapa kau menghindariku?" Jimin tersenyum, giginya yang putih mengintip dari sana.

Yah. Tidak ada gunanya menghindar lagi, maka Seok Jin pun menjawab pertanyaan Jimin.

"Itu karena…" Seok Jin maju selangkah, ia sedikit menunduk, menyamakan posisi wajahnya dengan wajah Jimin. Tangan kanan Seok Jin mengelus pipi Jimin, membuat semua orang yang melihat menjadi ikut-ikutan gugup menunggu jawaban Seok Jin.

Jimin menelan ludahnya susah payah, saat ia merasakan wangi mint yang keluar dari celah bibir Seok Jin.

"Itu karena aku…" Seok Jin tersenyum. "Juga seorang seme."

PARK JIMIN. TAMAT!

AND MY LAST WORDS

THANKS FOR READING :)

AND REVIEW PLEASE

#AEGYO BARENG XIUMIN