Title : Best Mistake (sequel of The Last Masquerade)
Main Cast : Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, Park Chanyeol
Genre : Romance, yaoi, drama
BGM : Best Mistake - Ariana Grande feat Big Sean

'Cause if the water dries up and the moon stops shining
Stars fall, and the world goes blind, boy
You know, I'll be savin' my love for you, for you

'Cause you're the best mistake I've ever made
But we hold on, hold on
There's no pot of gold in the rainbows we chase
But we hold on, hold on

.

.

.

Author POV

Pepatah lama selalu mengatakan, kesalahan dalam pengambilan keputusan tak lebih dari kerikil yang akan mengoyahkan keyakinan dari dalam hati. Kyungsoo tahu betul akan hal tersebut. Bahkan sebelum ia memutuskan untuk menerima tiket pesawat yang diberikan Baekhyun, ia menghabiskan waktu tak kurang dari 5 jam untuk memastikan bahwa ia tak akan pernah menyesali keputusannya untuk mengikuti langkah pria itu meninggalkan Korea.

Kyungsoo terlalu mencintai Baekhyun, mungkin karma berlaku padanya. Saat pertama kali mereka bertemu, tak pernah terbesit sedikitpun dalam benaknya jika ia akan terperangkap dalam perasaan besar seperti ini. Baekhyun yang bertindak gila membuat Kyungsoo ikut terperosok dalam ketidakwarasan.

Pagi ini, hari kesebelas Kyungsoo menjejakkan kaki di tanah Norwegia. Baekhyun sudah mengganti identitasnya, ia menggunakan nama Daniel Kim, karena Byun Baekhyun sudah dinyatakan mati di Korea. Mereka menempati sebuah apartemen di tengah pusat kota Oslo. Baekhyun mendapatkan uang yang cukup banyak dari kedua orangtuanya, sedikit berlebih hingga mereka bisa menyewa apartemen yang tak terlalu buruk. Cukup luas untuk mereka tempati berdua dan dilengkapi dengan furniture modern.

Sebenarnya Kyungsoo sudah menawarkan diri untuk berbagi, ia juga memiliki cukup uang jika hanya untuk membagi dua biaya sewa apartemen. Tapi Baekhyun menolak dengan alasan ia sudah berjanji untuk bertanggung jawab atas hidup Kyungsoo. Sial, itu hanya gurauan saat mereka di bandara, tapi Baekhyun terlihat bersungguh sungguh. Ia membuat Kyungsoo semakin sulit melepaskan diri dari pria bodoh itu.

"Nngghh" kedua kelopak mata Kyungsoo perlahan lahan mengerjap saat seberkas cahaya yang menembus jendela kamarnya mengganggu kenyamanan bola mata pria itu. Perlahan tubuh mungilnya menggeliat, berusaha meregangkan otot yang terasa kaku.

Hembusan nafas panjang terdengar dari mulut kecilnya dan akhirnya kesadaran Kyungsoo kembali utuh. Kyungsoo menyipitkan mata, melihat sekeliling kamar berusaha menemukan sesuatu yang dapat membuatnya tertarik untuk segera bangun dari ranjang. Namun rasa kantuk yang tersisa menyeretnya kembali ke balik selimut, udara terlalu sejuk untuk dilewatkan dengan bangun lebih pagi.

Saat Kyungsoo mencoba untuk memejamkan matanya kembali, sebuah pelukan erat ia rasakan di tubuh telanjangnya. Tangan pria yang semalam melakukan sex dengannya itu membelenggu perut Kyungsoo hingga Kyungsoo merasa sedikit kesulitan bernafas.

"Morning Honey" sapa Baekhyun dengan mesra kemudian mencuri satu ciuman selamat pagi di pipi merah muda Kyungsoo. Kyungsoo menghembuskan nafas panjang kembali dan membuka matanya. Baekhyun benar benar menyebalkan –menurut Kyungsoo- karena ia baru saja akan melanjutkan tidurnya, namun hanya dengan sapaan manis darinya saja sudah membuat Kyungsoo mau tak mau kembali tersadar dan membalikkan tubuhnya untuk membalas sapaan Baekhyun.

"Morning too" Kyungsoo mendaratkan bibirnya di atas bibir Baekhyun dan melumat dengan penuh perasaan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Kyungsoo secara cuma cuma, Baekhyun menarik leher Kyungsoo dan membalas melumat bibir pria mungil itu dengan penuh nafsu. Suara kecipak air liur terdengar jelas saat ciuman mereka semakin dalam dan tak terkontrol.

"Mmppphh, Baek. Lepaashh."Kyungsoo meracau, namun kedua tangannya justru menarik rambut Baekhyun membuat wajah keduanya semakin menempel sempurna. Baekhyun bergerak menaiki tubuh Kyungsoo. Desahan yang keluar dari bibir pria mungil itu membuatnya tak dapat menahan hasrat. Cukup hanya dengan mendesah dan Kyungsoo sudah membuat Baekhyun semakin gila.

"Aaahhh" Tubuh Kyungsoo menggelinjang saat Baekhyun dengan sengaja mengesekkan penis mereka yang memang tak terhalangi apapun karena malam sebelumnya mereka baru saja melakukan sex.

"Eergghh" Baekhyun merasakan penisnya semakin menegang, ia membutuhkan Kyungsoo untuk membereskan hal kecil itu namun Kyungsoo yang tengah memejamkan matanya menikmati sentuhan yang dilakukan Baekhyun terlihat sedikit kelelahan. Mungkin efek sex semalam, namun kini Baekhyun sudah membuatnya terangsang kembali.

"Sayang..." Baekhyun memanggil Kyungsoo dengan manja, berharap Kyungsoo mau melakukannya paling tidak sekali lagi karena Baekhyun sudah terlanjur terangsang.

"Aku lelah Baek.." Kyungsoo membalas dengan suara lemah meskipun tubuhnya terus merespon setiap sentuhan tangan Baekhyun. Kyungsoo menggeliat ketika Baekhyun mulai menyerang titik sensitif di lehernya. Pria itu membuat Kyungsoo kewalahan dengan ciuman liar juga gerakan tubuh yang seduktif. Kyungsoo tak tahan, namun ia benar benar lelah dan lagi Baekhyun ada pertemuan penting pagi ini yang sudah pasti dia lupakan. Pertemuan untuk membahas pekerjaan barunya.

"Nnngh, hentikan Baek. Kau kan ada pekerjaan hari ini" Satu gerakan, Kyungsoo berusaha melepaskan diri dari belenggu Baekhyun namun sia sia karena Baekhyun menindihnya dengan kuat dan lagi tenaga Kyungsoo belum sepenuhnya pulih.

"Kau tahu? Morning sex itu baik untuk kesehatan tubuh. Itu dapat menstimulasi kerja otak dan membuatmu lebih bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Kau tak ingin aku kehilangan konsentrasi hanya karena aku tak bisa 'mengeluarkannya' kan?"

"Itu masalahmu bodoh!" Kyungsoo berteriak dan mendorong tubuh Baekhyun dengan kuat, namun di detik yang sama Baekhyun mendorong balik tubuh Kyungsoo dan menindihnya kembali.

"Kurasa itu menjadi masalah kita berdua, liat kau juga sudah tegang, kekekeke" melihat Baekhyun terkikik membuat Kyungsoo kesal setengah mati. Sialnya Baekhyun benar, ia sudah terangsang sempurna dan tak mungkin menyelesaikannya sendiri. Kyungsoo mengigit bibir bawahnya dengan kuat sebelum akhirnya mengucapkan kalimat yang akan membuatnya merasa seperti jatuh dari lantai apartemen tertinggi.

"Sial, cepat selesaikan. Aku tak ingin kau terlambat di hari pertama kau bekerja. Ck, kenapa kau mesum sekali sih?" Kyungsoo mengumpat dan bergumam mengutuk sikap mesum Baekhyun namun ia tetap melebarkan kedua kakinya, membuat akses agar Baekhyun dapat menyelesaikan masalah mereka berdua.

"Cerewet!"

. . .

"Aww..ssshh"

Kyungsoo meringis menahan rasa sakit yang menjalari tubuh bagian bawahnya, ia mengusap perlahan bokongnya berharap rasa sakit yang ia rasakan dapat sedikit berkurang. Kini Kyungsoo tengah berada di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan juga Baekhyun. Pria itu benar benar sudah membuat Kyungsoo kesal. Setelah semalam mereka melakukan sex, pagi ini Baekhyun menambah beban Kyungsoo dengan memintanya melakukan morning sex, terkutuklah siapapun yang meracuni otak Baekhyun dengan mengatakan morning sex dapat menstimulasi kerja otak agar lebih baik! Sangat konyol karena itu justru membuat mereka terlambat melakukan aktivitas pagi hari.

"Kau masih marah, Sayang?" Saat tengah mengaduk cream soup yang sudah mengepul di atas panci kecil, Kyungsoo merasakan Baekhyun memeluk tubuhnya dengan erat dari belakang. Aroma parfum Dior Homme menguar dari tubuh pria itu, memanjakan penciuman Kyungsoo yang sebelumnya hanya dipenuhi aroma kental cream soup.

"Tidak." Jawab Kyungsoo singkat.

Baekhyun menarik salah satu sudut bibirnya dan menyeringai, Kyungsoo yang merajuk seringkali membuat Baekhyun gemas setengah mati. Dengan sengaja Baekhyun meletakkan dagunya pada bahu sempit Kyungsoo, ia mempererat pelukannya pada pinggang Kyungsoo dan balas merajuk pada pria mungil tersebut.

"Maaf harus membuatmu tak nyaman sepanjang hari ini. Salahmu sendiri menggodaku pagi pagi"

"Aku hanya menciummu! Otakmu saja yang sudah kelewat mesum!"

"Ayolah Kyung, selama dua hari kedepan aku harus bekerja menjaga penyanyi hollywood yang akan melakukan konser disini. Aku tak akan mencium aromamu selama dua hari, jadi aku harus membuat persediaan" Rengkuhan Baekhyun semakin kuat, posisi mereka terlalu nyaman untuk dilepaskan. Kyungsoo sendiri hanya mengaduk aduk cream soup yang sebenarnya sudah matang sejak 5 menit yang lalu.

"Arraseo! Sekarang menyingkir, kau harus sarapan sebelum pergi. Aku tak ingin kau sakit, jangan hanya mengisi persediaan fantasimu saja, kau juga harus mengisi energimu dengan makanan bergizi" Baekhyun mencibir, dengan berat hati ia melepaskan lilitan tangannya. Kyungsoo menyibukkan diri dengan menuangkan cream soup yang telah matang ke atas mangkuk yang telah ia siapkan di atas meja. Ia mengambil beberapa potong garlic bread yang sebelumnya telah ia panggang untuk disajikan bersama dengan cream soup tersebut. Baekhyun hanya mengamati apa yang kekasihnya lakukan tanpa beranjak sedikitpun dari sudut dapur.

"Aku tau mau makan" ucapnya tiba tiba. Kyungsoo memandang pria itu dengan keheranan. Ia menarik nafas panjang merasa jengah dengan sikap kekanak kanakan Baekhyun sampai akhirnya mengambil mangkuk berisi cream soup tersebut dan menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya sendiri.

Kedua mata Baekhyun membelalak saat secara tiba tiba Kyungsoo menarik lehernya dan menyatukan bibir mereka berdua. Kyungsoo menggunakan lidahnya untuk memindahkan cream soup yang masih tersimpan di mulutnya ke dalam mulut Baekhyun melalui ciuman mereka. Baekhyun merespon dengan menghisap kuat bibir Kyungsoo kemudian menjilat sisa soup yang menempel di sudut bibir Kyungsoo. Pria itu menyeringai saat mendapati kedua pipi Kyungsoo bersemu merah, entah apa yang merasuki kekasihnya saat ini, tapi harus Baekhyun akui ia sangat menyukai Kyungsoo yang agresif.

"Lakukan lagi, aku lapar" ucapnya kembali dengan seringaian yang semakin melebar.

. . .

Sebelas hari berada di Eropa, merupakan masa transisi yang cukup sulit untuk Kyungsoo jalani. Ia masih berusaha beradaptasi terutama membiasakan diri tanpa kehadiran Ayah dan Ibunya. Kyungsoo merindukan mereka, tentu saja ia merindukan kedua orang yang selama 20 tahun lebih selalu berada di dekatnya. Namun setelah pergi tanpa berpamitan sama sekali, Kyungsoo juga memutuskan untuk membuang nomor ponsel lamanya. Menghilangkan seluruh akses untuk mereka berkomunikasi adalah jalan yang terbaik.

Sambil membawa segelas coklat hangat yang mengeluarkan asap tipis di permukaannya, Kyungsoo berjalan menuju ruang santai untuk menonton acara televisi di sore hari. Cuaca sedikit mendung, suhu udara berada di antara angka 15-16 derajat celcius. Sebenarnya hari ini adalah jadwal Kyungsoo untuk pergi ke supermarket. Bahan makanan di kulkas mereka perlu untuk diisi ulang, dan kebetulan sekali Baekhyun sedang pergi jadi ia bebas untuk berbelanja tanpa harus terganggu rengekan pria itu. Hujan yang belum berhenti sejak pagi hari menyurutkan niatan Kyungsoo untuk berbelanja, lebih baik menunggu udara tak terlalu dingin, tidak ada Baekhyun ia bisa memesan makan siap saji yang bisa diantar.

Berulang kali remote tv ditekan tapi tak satupun channel menayangkan acara yang menarik, hanya talk show dan berita cuaca membosankan yang menampilkan pembawa acara berekspresi wajah datar. Kyungsoo menyeruput coklat hangatnya dan memandang ke luar jendela, berharap menemukan pemandangan yang lebih menyenangkan di luar sana tetapi buliran hujan masih mendominasi langit sore.

Setelah menghabiskan setengah dari coklat panas dalam mug, Kyungsoo beranjak menuju kamar dan mengambil laptop yang tersimpan di atas meja nakas. Ia membuka folder berisi file file milik Baekhyun kemudian membaca beberapa email masuk yang belum dibacanya sejak 11 hari yang lalu. Sekitar 20 email dari ayahnya memenuhi inbox email Kyungsoo. Ia membuka beberapa email tersebut dan menghela nafas berat saat membaca isi di dalamnya.

From : doseungsoo

Do Kyungsoo, jika kau membaca emailku cepat beritahu nomor ponselmu. Jangan bertindak konyol!

From : doseungsoo

Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Cepat beritahu aku dimana kau sekarang?

From : doseungsoo

Chanyeol bertingkah seperti orang gila sekarang!

From : doseungsoo

Ibumu sakit.. Kyungsoo ya…

Kyungsoo bahkan lupa untuk mengedipkan kedua bola matanya saat membaca email terakhir dari ayahnya. Ibunya sakit? Dan tak perlu mencari tau apa yang membuat ibunya jatuh sakit, tentu saja Kyungsoolah yang paling bertanggung jawab dalam hal ini. Rasa bersalah mulai menjalari hati Kyungsoo membuat kerongkongannya kering dengan cepat.

Kyungsoo berdecak pelan kemudian mematikan laptopnya. Ia bergegas mengambil sweater yang tergeletak di atas kasur. Seharusnya ia pergi berbelanja saja sejak awal.

. . .

Dua hari tanpa Baekhyun benar benar membuat Kyungsoo merasa kesepian, ia tak tau harus melakukan apa dan suasana di kota ini masih terasa asing untuknya. Kyungsoo sudah pergi berbelanja kemarin sore, persediaan bahan makanan mereka kini mencukupi untuk 3 hari ke depan. Malam ini Kyungsoo lebih memilih untuk memasak makan malam sendiri tanpa memesan di restoran. Ia sedang ingin makan bibimbap, dan tak ada satupun restoran di kota ini yang menyediakan makanan khas Korea.

Sesekali Kyungsoo bersiul pelan sembari mengaduk sayuran yang tengah ia tumis. Saat ia sedang asyik dengan kegiatan memasaknya, sebuah suara kencang terdengar di pintu masuk membuat pria mungil itu terlonjak kaget.

"A-apa itu?"

Kyungsoo ingat betul, Baekhyun mengiriminya pesan tadi pagi jika ia terlambat pulang karena kliennya meminta Baekhyun untuk bekerja satu hari lagi, jadi pria itu baru akan pulang esok hari. Jika bukan Baekhyun, kemungkinan terbesar yang dapat ia pikirkan, orang asing pasti tengah menyusup ke dalam apartemennya.

Kyungsoo mematikan kompornya tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Ia berjalan menuju pintu dapur dengan sebuah teflon kecil di tangannya. Tak ada suara yang terdengar lagi setelah dentuman sebelumnya, dan setelah keberaniannya terkumpul cukup banyak, Kyungsoo mengendap endap menuju pintu depan masih dengan teflon kecil di kedua tangan mungilnya.

"Sial, apa tadi ulah anak anak nakal itu lagi?" Kyungsoo bergumam ketika tak menemukan apapun. Tetangganya memiliki anak anak yang sangat nakal dan mereka sering kali mengerjai Kyungsoo dengan menekan bel kemudian kabur begitu saja.

Baru saja Kyungsoo akan kembali melanjutkan kegiatannya di dapur saat sebuah tepukan ia rasakan di bahunya, membuat ia terkejut setengah mati. Tanpa disadari, Kyungsoo mengayunkan dengan cepat teflon yang ia bawa hingga permukaan teflon menghantam wajah orang yang sudah mengagetkannya.

"Awww, kau bisa membunuh orang dengan teflon itu Kyung" Baekhyun meringis sembari memegang pipinya yang menjadi korban hantaman teflon Kyungsoo. Well, ini bukan kesalahan Kyungsoo sepenuhnya dan ia tak perlu memasang wajah bersalah. Hanya tindakan pembelaan diri karena Baekhyun bertingkah seperti maling yang berusaha menyusup. Dan ingatan Kyungsoo rasanya belum terlalu buruk jika hanya harus mengulang kembali pesan yang dikirim Baekhyun beberapa jam yang lalu.

"Salahmu sendiri, mengendap endap seperti perampok. Bukannya kau pulang besok?" Kyungsoo mencibir namun ia tak tega juga melihat pipi Baekhyun yang sedikit membengkak setelah menerima hantaman teflonnya. Ia menarik Baekhyun menuju sofa dan mengambil kotak obat obatan untuk mengobati luka pria itu.

"Aku hanya ingin memberimu kejutan. Kupikir kau suka hal hal seperti itu?"

"Aku ini pria bukan wanita yang senang diberi kejutan. Jangan menghinaku!" Kyungsoo mengambil beberapa lembar kapas, menambahkannya dengan alkohol kemudian mengoleskannya dengan perlahan di pipi bengkak Baekhyun dan sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Mana mungkin aku menyamakanmu dengan wanita, kau bahkan lebih cantik dibanding wanita normal Kyung"

"A-a-a-ah, sakit Kyung!" seringaian di bibir Baekhyun menghilang dengan cepat saat Kyungsoo dengan sengaja menekan dengan kuat pipinya yang bengkak. setelah mengolesi obat krim khusus, Kyungsoo segera membenahi kotak obat-obatan dan beranjak dari sofa meninggalkan Baekhyun.

Namun baru saja ia akan melangkah, Baekhyun sudah menarik tangannya terlebih dahulu membuat kotak yang yang genggam terjatuh begitu saja ke lantai. Kyungsoo tertarik duduk kembali di sofa dengan tubuh Baekhyun di atasnya.

"A-apa?" ucap Kyungsoo dengan melebarkan kedua bola mata bulatnya, agar paling tidak ia terlihat sangar di hadapan Baekhyun. Tapi itu justru membuatnya seperti burung hantu lucu yang membuat Baekhyun semakin gemas.

"Aku merindukanmu. Kau tak merindukanku?" tanya Baekhyun sembari mengusap dengan lembut pipi bulat Kyungsoo.

"Kau hanya pergi selama 2 hari, Baek. Jangan terlalu berlebihan!"

"Jadi kau tak rindu padaku?"

"Tidak!" jawab Kyungsoo dengan cepat.

"Pembohong!" Bukankah wajah Baekhyun baru saja Kyungsoo hantam dengan teflon? Namun pria itu masih bisa menyeringai bahkan terlihat lebih mengerikan dari biasanya. Kyungsoo menelan ludahnya dengan berat dan belum sempat ia melepaskan diri dari rengkuhan Baekhyun, pria yang kini menindihnya itu justru bertindak lebih cepat dengan memberi ciuman panas pada bibir Kyungsoo.

"Mmmpph, mm~" Baekhyun melumat dengan penuh nafsu bibir tebal Kyungsoo, seperti baru saja menemukan sumber air di padang pasir yang kering, tubuh Kyungsoo adalah hal yang paling ia inginkan saat ini. Pria mungil itu adalah candu, dan Baekhyun merasa ia bisa gila jika tak bisa menyentuhnya sehari saja.

"Mmpp, Baek.. pakaian!" Kyungsoo berusaha mengeluarkan kosakata di antara lumatan panas Baekhyun di bibirnya. Namun desahannya lebih mendominasi dan ia hanya bisa mengeluarkan beberapa kata saja. Kyungsoo ingin memberitahu Baekhyun jika lebih baik Baekhyun mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu daripada menyerang Kyungsoo secara brutal di ruang tamu seperti ini. Ia juga menginginkan Baekhyun namun pria itu juga sedikit berkeringat dan Kyungsoo tak menyukainya.

Saat Baekhyun lengah, Kyungsoo mendorong bahu pria itu dan menatapnya dengan nafas yang terengah engah. Ia butuh udara.

"Apa?" ucap Baekhyun setengah kesal karena Kyungsoo menginterupsi kesenangannya.

"Kau bau! Mandilah terlebih dahulu" setelah berhasil mendorong Baekhyun menjauh dari tubuhnya, Kyungsoo menggeliat dan akhirnya ia bisa melepaskan diri dari belenggu pria itu.

"Setelah aku mandi, kita bisa melakukannya?" tanya Baekhyun dengan antusias.

"Makan malam dulu, aku sudah memasak!"

"Aku tak lapar, ayolah aku merindukanmu Kyung"

"Tidak, kali ini kau harus mendengarkanku" setelah mengucapkannya, Kyungsoo kembali menuju dapur untuk melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda cukup lama karena ulah Baekhyun.

Baekhyun mencibir menatap siluet pria mungil itu yang menghilang di balik pintu dapur "Ck, seperti perempuan saja!"

. . .

Setelah menghabiskan makan malam mereka, Kyungsoo menyalakan kembali laptopnya dan membaca email terakhir yang masuk. Belum ada email baru hari ini, email terakhir yang ia terima hanya email ayahnya yang mengabarkan jika ibunya tengah sakit. Kyungsoo ragu, namun setelah memikirkan dengan matang, ia merasa perlu untuk membalas pesan ayahnya.

To : doseungsoo

Aku baik baik saja Ayah, kau tak perlu khawatir. Sampaikan salamku untuk Ibu. Akan kukabari lagi jika aku kembali ke Korea. Aku mencintai kalian..

Ayahnya mungkin akan marah, namun Kyungsoo belum siap jika ia harus memberikan nomor ponsel terbarunya dan jika ayahnya menghubunginya ia tak tahu harus mengatakan apa. Ketika Kyungsoo baru saja menyelesaikan urusannya dengan laptop, Baekhyun keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan kaus singlet dan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Ia mengusak rambutnya yang sedikit basah, dan raut wajah Kyungsoo yang meredup tak luput dari penglihatannya.

"Ada apa?" Baekhyun mendekati Kyungsoo yang masih merenung di ranjang sambil menekuk kedua lututnya.

"Tak apa"

"Jangan berbohong Do Kyungsoo"

Kyungsoo menghela nafas panjang. Pria mungil itu meletakkan dagunya pada kedua lutut yang ia tekuk sembari memeluknya.

"Ayah mengirimkan email. Dia bilang Ibu sedang sakit"

Baekhyun tertegun, lidahnya terasa kelu dan kalimatnya menghilang cepat saat mendengar apa yang Kyungsoo katakan. Ia tak tahu harus menghibur Kyungsoo dengan cara bagaimana karena kenyataannya Baekhyunlah yang membuat Kyungsoo bertindak gila dengan meninggalkan keluarganya begitu saja.

"Kau menyesal?" tanya Baekhyun pelan.

"Huh?" Kyungsoo menoleh ke arah Baekhyun dan menatapnya dengan keheranan.

"Apa kau menyesal ikut denganku?" Baekhyun kembali bertanya, namun suaranya hampir tak terdengar kali ini.

Melihat Baekhyun yang menatapnya dengan cemas, Kyungsoo menggeser tubuhnya agar dapat lebih merapat dengan pria yang masih mengharapkan jawaban darinya itu. Kyungsoo menyandarkan kepalanya pada bahu Baekhyun dan menggenggam erat tangan pria itu. Baekhyun membalas dengan menggenggam tak kalah erat.

"Kau membiarkanku untuk memilih dan ini adalah pilihanku. Sejauh ini aku tak menyesal, meskipun aku sadar kedua orangtuaku akan mengutukku. Bantu aku agar aku tak menyesal mengikutimu".

Kyungsoo mengangkat kepalanya dan menatap Baekhyun lekat. Ada perasaan yang tersalurkan melalui tatapan kedua pasang mata tersebut. Perasaan yang besar dan tak terbendung hingga membuat keduanya terobsesi satu sama lain. Kyungsoo memberanikan diri mengecup lembut bibir Baekhyun. Ia memejamkan kedua mata dan menikmati kehangatan yang menjalari hatinya saat Baekhyun balas menciumnya dengan lembut. Kecupan berubah menjadi lumatan kecil dan hanya dalam hitungan menit keduanya semakin terbuai dalam nikmatnya hasrat yang mereka rasakan.

Tubuh Kyungsoo menegang dengan cepat saat Baekhyun membaringkannya di atas ranjang mereka. Kedua tangan Baekhyun melucuti pakaian tidur Kyungsoo satu persatu dan saat tak ada satupun kain yang melekat ditubuh pria mungil itu, Baekhyun ikut melepaskan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.

Kyungsoo mendesah hebat ketika merasakan tubuhnya telanjangnya menempel dengan tubuh telanjang Baekhyun. Seperti tersengat aliran listrik yang kuat, Kyungsoo menggeliat berusaha menahan nafsu yang mulai menguasai tubuhnya.

Baekhyun belum berhenti menghujani Kyungsoo dengan ciuman ciumannya. Beberapa kissmark sudah terlihat di leher Kyungsoo dan bibir pria mungil itu sudah memerah sempurna.

"AAAAAAKK" Kyungsoo memekik saat Baekhyun menyatukan tubuh telanjang mereka secara tiba tiba. Refleks ia memeluk Baekhyun berusaha meredam rasa sakit yang terasa.

"Ssshh, tenang Sayang" Baekhyun membisikkan kalimat persuasif agar Kyungsoo dapat sedikit rileks dengan penetrasi yang tengah mereka lakukan. Kyungsoo masih mengalungkan kedua tangannya di leher Baekhyun, saat Baekhyun melanjutkan penyatuan tubuh mereka yang belum sempurna.

Kyungsoo baru saja akan memekik kembali namun Baekhyun membungkamnya dengan ciuman hangat yang menenangkan.

Mereka bergerak dengan seirama menikmati sex mereka untuk kesekian kalinya. Untuk sejenak Kyungsoo ingin melupakan tentang segalanya. Tentang ayahnya, tentang ibunya yang sedang sakit ataupun tentang Chanyeol yang mulai bertingkah gila. Katakan Kyungsoo egois namun ia hanya menginginkan Baekhyun saat ini, ingin Baekhyun menyentuhnya dan memanjakannya dengan ciuman ciuman hangat yang memabukkan. Mungkin Kyungsoo akan menyesal, tapi itu tidak berlaku untuk saat ini.

. . .

"Bosku mengadakan pesta dirumahnya malam ini untuk perayaan kecil karena konser berjalan dengan lancar. Kurasa aku akan mendapatkan bonus" mulut Baekhyun bekerja ganda antara mengunyah dan bercerita, sedangkan Kyungsoo hanya menatapnya dengan mata yang membulat. Apa pria ini tak pernah tahu jika berbicara sambil makan bisa membuatnya mati mendadak? Kyungsoo memutar bola mata dan melahap kembali sarapannya. Pagi ini ia membuat sarapan sederhana. Roti panggang dengan telur mata sapi dan bacon yang juga dipanggang. Tak lupa ia menambahkan susu sebagai pelengkap.

"Bonus? Untuk apa?" tanya Kyungsoo tanpa menatap Baekhyun sedikitpun.

"Aku berhasil menangkap orang yang berusaha mengacaukan konser. Hanya fans yang terobsesi sebenarnya, dia mendatangi backstage dengan membawa pisau di tangannya dan memaksa untuk menemui artis itu"

"Kau berkelahi dengannya?"

"Sedikit, orang itu ternyata jago martial art. Mau tak mau aku harus memakai keahlianku juga, kekeke" pria itu nyengir membuat Kyungsoo sedikit mual dengan sikapnya yang terlalu membanggakan diri. Baekhyun emang ahli dalam bela diri terutama martial art, namun terkadang ia terlalu membanggakannya.

"Beruntung kau pulang masih dengan tubuh utuh"

"Karena itu, Mr. Stoltenberg membuat pesta untuk merayakannya. Dia menyewa bar di pusat kota khusus untuk kami. Kau mau ikut?" Baekhyun menatap Kyungsoo dengan penuh harap. Kyungsoo terlihat berpikir sejenak. Bukannya ingin menolak permintaan Baekhyun, tapi ia benar benar masih merasa asing dengan kota ini. Dan nama Mr. Stoltenberg baru saja ia dengar dari Baekhyun pagi ini. Mungkin Baekhyun termasuk dalam kategori pribadi yang mudah berbaur, tapi tidak dengan Kyungsoo.

"Entahlah, aku tak yakin!"

"Kenapa?"

"Hanya tak ingin merusak pestamu. Nanti aku pasti akan sangat canggung disana"

"Itu kan hanya perasaanmu saja. Teman temanku cukup baik. Dan mereka sudah mengenalmu karena aku sering menceritakan tentang kau kepada mereka"

Kyungsoo terdiam, tangannya mengaduk aduk telur mata sapi yang baru setengah ia santap.

"Aku malas"

"Akan banyak wanita cantik disana..." kalimat dari Baekhyun membuat Kyungsoo mendelik dengan cepat. Baekhyun terkikik melihat ekspresi pria mungil itu yang seperti singa betina yang siap berburu.

"Coba saja kau berani menggoda mereka. Aku akan menghajarmu dengan teflon lagi" ancaman Kyungsoo terdengar seperti ocehan anak kecil yang mencoba mengancam orang asing yang akan mengambil mainannya. Sama sekali tak menakutkan.

"Its depend on you"

Kyungsoo berdecak," Tidak, aku tak mau ikut"

"Kau serius?"

Kyungsoo mengangguk, ia berhasil memunculkan raut kecewa pada wajah tampan Baekhyun. Sambil menyantap roti panggangnya Kyungsoo menatap Baekhyun yang mulai terlihat tak berselera untuk menghabiskan sarapannya.

"Jangan sampai kau mabuk Baek!" ucap Kyungsoo akhirnya.

. . .

Jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi dan Baekhyun belum kembali dari acara 'bersenang-senang'nya. Kyungsoo dengan kecemasan pada raut wajahnya menghela nafas pelan, menatap layar laptop yang sudah menyala sejak sejam yang lalu. Masih belum ada email balasan dari ayahnya, Kyungsoo berharap tak terjadi hal yang buruk pada mereka berdua.

"Kemana dia?" Gumam pria mungil itu. Laptop di pangkuannya berpindah tempat ke meja nakas, dan ia menyambar ponsel yang terletak di atas bantal.

Kyungsoo mencoba menghubungi Baekhyun. Panggilan tersambung namun tak ada jawaban, hal ini membuat Kyungsoo menjadi semakin cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada kekasihnya. Baekhyun sudah berjanji untuk pulang cepat tapi sampai subuh hampir menyapa, pria itu belum menampakkan wujudnya di rumah.

Saat Kyungsoo hendak menghubungi Baekhyun kembali, bel apartemen berbunyi dan di detik berikutnya Kyungsoo berlari menuju pintu depan karena sudah dipastikan Baekhyun yang pulang.

"Baekhyun!" Jerit Kyungsoo namun kedua alis Kyungsoo menaut manakala ia menemukan Baekhyun pulang dalam keadaan berantakan. Pria itu berjalan sempoyongan dengan kemeja yang terbuka dua kancing bagian atasnya. Bau alkohol tercium sangat menyengat membuat Kyungsoo refleks menutup hidungnya. Baekhyun mabuk berat.

"Kau mabuk?" Kyungsoo berseru dan ia berjalan mundur, mencoba menghindari bau alkohol yang semakin menusuk hidungnya.

Baekhyun sejak awal menundukkan wajahnya menengadah menatap wajah manis pria di hadapannya. Sudut bibir Baekhyun menarik sebuah seringaian dan ia berjalan mendekati Kyungsoo yang semakin mundur menghindari pria itu.

"Halo sayaaang.." Langkah Kyungsoo tersudut pada pinggiran sofa, menjadi kesempatan Baekhyun untuk mengeliminasi jarak mereka.

"Jangan dekati aku. Kau mabuk Baek! Kau sudah berjanji untuk tidak mabuk"

Baekhyun berdecak, "Bukan aku, mereka yang memaksa. Tak mungkin aku menolak kan?"

Tubuh mungil Kyungsoo terjerembab jatuh di atas sofa setelah Baekhyun mendorongnya dengan kasar. Belum sempat ia bangun, Baekhyun sudah menindihnya dan mengunci pergerakan Kyungsoo. Kyungsoo memberontak, namun tenaga Baekhyun tak berkurang sedikitpun meski ia sedang mabuk berat membuat Kyungsoo sedikit kesulitan untuk melepaskan diri.

Baekhyun menggeleng, pria itu menarik Kyungsoo ke dalam pelukannya dan menyerang Kyungsoo dengan kasar, ia menggigit leher pria mungil itu meninggalkan bercak kemerahan pada leher seputih susunya.

"Le-lepaskan Baek, kau menyakitiku!" Kyungsoo mencoba meronta namun gerakannya justru membuatnya semakin terkunci dengan tubuh Baekhyun. Kini wajah Baekhyun berada tepat di depan wajahnya. Bau alkohol kembali menguar menimbulkan rasa mual di kerongkongan Kyungsoo. Baekhyun menatap Kyungsoo dingin, raut wajah pria itu terlihat seperti psikopat yang bersiap menerkam mangsanya. Ia membuat nyali Kyungsoo menciut dan tubuh pria mungil itu bergetar hebat.

"Kau milikku malam ini" ucap Baekhyun masih memandang Kyungsoo lapar.

. . .

Pukul 4 pagi, saat subuh menjelang, Kyungsoo meringkuk di sudut kamar dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Beberapa bercak darah menghiasi seprai ranjang, bahkan beberapa terlihat di selimut yang Kyungsoo gunakan. Bau dari sperma yang memenuhi udara dalam kamar membuat Kyungsoo semakin mual sejak Baekhyun selesai menyetubuhinya.

Kyungsoo menangis, ia merasa sakit. Bukan hanya karena Baekhyun memperlakukannya dengan kasar namun luka yang mengores hatinya terasa lebih menyakitkan dari apapun. Kyungsoo bahkan tak mengenali Baekhyun yang semalam. Dia bukan Baekhyun yang seperti biasanya selalu berlaku lembut padanya. Baekhyun seperti orang lain yang kerasukan. Entah apa yang dia lakukan di pesta semalam?

Menangis tak akan menyelesaikan permasalahan tapi setidaknya itu membuat hati Kyungsoo sedikit lega. Setelah cukup lama terisak, Kyungsoo bangkit dari posisi meringkuknya dan berjalan tertatih menuju meja nakas. Ia bermaksud mengirim email pada ayahnya, saat Kyungsoo sadari ada email yang baru saja masuk.

From : doseungsoo
Chanyeol mencoba bunuh diri. Dia koma, sebaiknya kau pulang Kyungsoo yaa..

. . .

Baekhyun terbangun dengan rasa sakit luar biasa yang menyerang kepalanya.

"Ssshhh.." Ia meringis, memegang kepalanya dan berusaha mengumpulkan ingatannya yang masih berpencar. Perlahan kepalanya terasa membaik. Ia menarik nafas panjang, mencoba menyeimbangkan antara pikiran dan tubuhnya. Baekhyun menggeliat berguling ke sisi lain tempat tidur, saat itu ia menyadari jika ia tidur tanpa memakai baju sehelaipun.

Apa yang sebenarnya terjadi? Baekhyun sama sekali belum bisa membuat otaknya bekerja dengan mengingat apa yang membuatnya tidur dalam keadaan telanjang dan ranjang yang berantakan.

Kedua mata Baekhyun membelalak saat ia menemukan banyak bercak darah di ranjang juga bau sperma yang tercium sangat kuat dari seprai yang terasa lengket.

"K-kyungsoo" ucapnya dengan terbata, Baekhyun baru akan bangun dari tidurnya namun suara Kyungsoo terlebih dahulu menyapa pendengarannya.

"Kau sudah bangun?"

"K-Kyung. A-apa yang terjadi semalam? A-apa aku menyakitimu semalam?"

Kyungsoo mengangguk, ia menatap Baekhyun dengan sorot mata penuh kebencian. Raut wajahnya mengingatkan Baekhyun saat dulu ia pernah menculik Kyungsoo dari Chanyeol.

"Maafkan aku Sayang.." Baekhyun mencoba mendekati Kyungsoo namun Kyungsoo menghindar dengan bergerak mundur.

"Tidak, jangan dekati aku" ucapnya dengan dingin.

Baekhyun tak melawan Kyungsoo namun pandangannya memohon meminta Kyungsoo agar mau mendengar penjelasannya.

"Aku sudah memesan tiket pulang ke Korea. Ayah mengirim email, dia bilang Chanyeol berusaha bunuh diri karenaku. Aku harus menemuinya"

Ucapan Kyungsoo bagai siraman air dingin pada wajah Baekhyun yang terlihat terkejut. Ia ingin menahan Kyungsoo, namun lidahnya terasa kelu dan pria itu hanya mampu berdiam diri di hadapan Kyungsoo tanpa bisa berbuat apa apa.

"Kurasa aku butuh waktu untuk melupakan kejadian semalam Baek. Aku mencintaimu, tapi saat ini aku juga benar benar membencimu" Kyungsoo menangis, airmatanya mengalir dengan deras tanpa isakan yang terdengar. Melihat Kyungsoo yang menatapnya dengan tatapan penuh kebencian membuat hati Baekhyun mencelos. Tidak, hal paling menakutkan bagi Baekhyun jika Kyungsoo kembali membenci seperti saat dulu ia menculiknya.

"K-Kyung.." Baekhyun menggigit bibir bawahnya, menahan isakan tangis. Ia berusaha mendekati Kyungsoo namun pria itu kembali menghindar. Kesalahannya terlalu besar kali ini.

"Selamat tinggal Baek..." Baekhyun masih terpaku di tempatnya dan Kyungsoo sudah melangkah keluar kamar dengan menarik koper besar berisi smua pakaiannya. Mata pria itu menatap hampa kepergian Kyungsoo yang bahkan tak menoleh sedikitpun untuk menerima permohonan ampun dari Baekhyun. Tubuh Baekhyun merosot, ia menangis sejadi jadinya karena karena tak dapat mempertahankan hal yang paling berharga dalam hidupnya..

Cause if the water dries up and the moon stops shining.
Stars fall and the world goes blind, boy you know I'll be saving my love for you. For you..


Hei, i'm back. lagi seneng banget dengan lagu ini dan memutuskan bikin sekuel The Last Masquerade. well, gak tau kenapa pengen bikin lanjutannya, imajinasi kan moody kadang datengnya kalo lagi ngelamun, hahaha.

Belum ada mood lanjutin Skull, mungkin Broadcast dulu, doain ya mood gue bagus terus supaya paling engga satu ff tamat.

Sedih tiap liat grafik reader tinggi tapi yang ninggalin jejak dikit. kalo bahas review ntar dikira gila review lagi. sakitnya tuh disini *tunjuk idung.

Makasih buat reader yang konsisten review, nama kalian bakalan selalu terukir di hati gue *sob. Last, mind to review? yang baik hati mau ninggalin review gue doain ketemu exo di mimpi masing masing ^^ *throwing heart