Apa ini?
Perasaan apa yang sudah menyusup kedalam hatinya seperti ini?
Kenapa...
Rasanya begitu hangat dan menenangkan?
Stalker
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
1/?
AkashixKuroko
YAOI. Typo(s). OOC.
Perpustakaan nampak sangat lengang. Hanya ada beberapa siswa yang berada disana. Sekedar melihat-lihat buku ataupun mencari buku referensi yang kiranya akan berguna untuk menyelesaikan tugas.
Sama seperti seorang pemuda bersurai biru langit.
Ia begitu menikmati dunianya sendiri.
Duduk dibangku yang tepencil, jauh dari keramaian dengan sebuah novel ditangannya sembari menikmati angin musim semi yang berhembus dari jendela yang terbuka.
Namun, semua kenyamanan yang tadi dirasakannya harus menghilang ketika merasakan sebuah bangku disampingnya ditarik oleh seseorang. Tidak perlu menolehkan kepalanya, ia sudah tau siapa orang itu. Satu-satunya orang yang mau berada ditempat terpencil seperti ini—kecuali dirinya.
"Sudah tahun kedua, masih saja suka membaca novel dan bersembunyi dipojokan. Kau tidak bosan?" tanya sosok itu. Ia menopang dagunya menggunakan sebelah tangannya. Manik mata berwarna merah gelap miliknya menatap mengawasi sang pemuda.
Pemuda itu melirik sekilas, "Kau sendiri tidak bosan mencariku terus?"
Sosok itu menghela nafas, ia mengistirahatkan punggungnya pada sandaran kursi, ia meregangkan tangannya, "Kalau tidak kucari, kau tidak akan pernah masuk kelas, Kuroko."
Pemuda yang dipanggil Kuroko itu menutup bukunya dan menatap datar orang disampingnya yang tengah memejamkan mata, "Aku tau kapan harus masuk kelas, Kagami-kun."
Kagami—pemuda bersurai merah gelap dan memiliki sepasang manik berwarna senada yang menawan tertawa kecil. Ia mengalihkan pandangannya kearah jendela. Memerhatikan bagaimana bunga sakura mulai berguguran.
"Kau tau? Aku hanya tidak bisa meninggalkanmu sendirian. Kau menyedihkan sekali. Sampai kapan kau akan menyembunyikan diri seperti ini, Kuroko Tetsuya?"
Kuroko Tetsuya—pemuda yang memiliki surai secerah langit musim semi dengan manik mata sewarna dengan surainya itu menghela nafas. Ia membereskan bukunya dan beranjak dari sana, menghiraukan pertanyaan sang pemuda.
Kagami yang melihat Kuroko akan beranjak memejamkan matanya, "Berhenti bersembunyi Kuroko. Itu tidak akan merubah apapun."
Kuroko hanya meliriknya sebentar sebelum pergi tanpa sepatah kata.
Kelopak mata sang pemuda pun terbuka, memerlihatkan sepasang manik merahnya, "Anak itu."
.-.-.
Kuroko berjalan dengan terburu-buru. Koridor yang biasa sepi itu kini ramai, mengingat hari ini tidak ada kegiatan belajar seperti biasa. Ia merasakan kepalanya sedikit pening. Ia memang tidak pernah bersahabat dengan yang namanya keramaian.
Cukup lama ia melangkahkan kakinya sampai akhirnya ia sudah sampai dikelasnya. Ia masuk kedalam kelas dengan tenang. Tak ada seorang pun yang menyadari keberadaannya—bersyukurlah kepada hawa keberadaannya yang begitu minim hingga sulit untuk disadari oleh orang lain.
Kuroko dengan tenang duduk dibangkunya, ia mengeluarkan lagi novel yang selalu dibawanya kemana-mana. Namun niatnya untuk membaca novel entah mengapa menguap habis tak bersisa.
Semua ini karena pembicaraannya dengan Kagami.
Kagami Taiga. Teman sekelasnya semenjak berada di SMP—sekaligus satu-satunya orang yang menjadi temannya. Kagami yang selalu bersama dengannya, menjadi sahabatnya, dan dialah yang selalu menyelamatkan dirinya ketika ditindas teman-teman semasa SMPnya.
Berterimakasihlah kepada sikap garang layaknya preman yang dimiliki oleh sang pemuda.
Ngomong-ngomong soal pembicaraannya tadi, sang pemuda menyuruhnya untuk tidak bersembunyi lagi.
Heh, dia bercanda?
Jika ia tidak bersembunyi, ia akan ditindas lagi. Ia tidak mau itu terulangi. Ia tidak mau lagi merepotkan sahabatnya itu.
Ya, dirinya selalu ditindas. Itu karena dirinya berperawakan mungil dan lemah. Dirinya hanyalah seorang pemuda lemah dan selalu menjadi bahan tindasan.
Itu sebabnya dirinya tidak mau berbaur. Jika sendirian saja bisa, kenapa harus beramai-ramai?
Kuroko menghela nafas, manik matanya beralih menatap guguran bunga sakura diluar sana. Untuk apa memikirkan masa lalu?
Masa lalu hanyalah masa lalu.
.-.-.
"Shintarou." Panggil seorang pemuda yang memiliki surai crimson dan manik dwiwarna yang selalu berkilat tajam kepada seorang pemuda bersurai hijau yang sedang membaca buku.
Pemuda bersurai hijau—Midorima Shintarou mengernyitkan dahinya ketika melihat sang surai crimson datang kekelasnya. Biasanya pemuda itu tidak pernah repot-repot mau datang kekelasnya kecuali untuk hal penting.
"Ada apa nanodayo?" tanya Midorima ketika sosok pemuda crimson sampai dimejanya yang berada dideretan kelas.
Pemuda itu meletakkan sebuah map dimeja Midorima, "Pelajari data ini, dan jangan terlambat datang di rapat OSIS nanti, Shintarou."
Midorima mendengus, ia mengambil map itu dan menyimpannya didalam laci, "Seperti aku pernah telat nanodayo."
Pemuda itu tak menanggapi ucapan Midorima, ia hendak berlalu dari kelas tersebut sebelum manik matanya menangkap sosok seseorang bersurai baby blue yang tengah menatap keluar jendela.
"Shintarou, kau kenal dia?" tanyanya sambil menunjuk sang objek dengan isyarat mata.
Midorima mengikuti arah pandangan sang pemuda, ia mengangguk, "Tentu saja nanodayo. Lagipula kita satu sekolah dengannya saat SMP."
Pemuda itu mengernyit. Benarkah?
"Siapa namanya?"
"Namanya..."
.-.-.
Bel pulang sekolah sudah berdering 15 menit yang lalu, namun sosok pemuda bersurai baby blue belum beranjak dari kelasnya. Ia masih terdiam dibangkunya dengan sebuah novel ditangannya.
Didepan bangkunya, terdapat tas berwarna hitam yang masih tergeletak rapi ditinggal sang pemilik. Dan pemilik tas tersebut yang sedang ditunggu oleh sang pemuda.
Menit demi menit berlalu. Kuroko menatap kelas yang sudah semakin sepi dan langit yang sudah berubah warna keoranyean. Kuroko pun melangkahkan kakinya keluar kelas, tidak lupa ia membawa tas milik orang itu dan mengirimkan sebuah e-mail.
Orang yang ditunggunya dalah Kagami. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk pulang bersama, dan hari ini, Kagami ada kegiatan rapat klub yang harus dihadirinya. Maka Kuroko pun menungguinya.
Daripada itu, menunggu diruang kelas sungguh membosankan, jadi ia memutuskan untuk menunggu sang sahabat diperpustakaan. Mungkin disana dirinya bisa membaca buku-buku yang belum sempat dibacanya.
Sama seperti tadi pagi, perpustakaan ini sepi—bahkan lebih sepi. Tidak ada siswa disini, kecuali dua orang siswa yang sepertinya kebagian menjaga perpustakaan sampai nanti waktunya tutup.
Kuroko meletakkan tas miliknya dan milik Kagami di tempat favoritnya. Ia pun beranjak untuk memilih beberapa buku yang kiranya bisa ia baca untuk menghilangkan rasa bosannya.
Setelah berkeliling beberapa menit, akhirnya Kuroko mendapatkan buku yang sepertinya menarik untuk dibaca. Ia pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke meja tempat dirinya meletakkan tas sambil membaca sinopsis buku tersebut.
BRUK
Belum jauh Kuroko melangkah ia sudah menabrak seseorang, nampaknya ia terlalu hanyut dengan acaranya membaca sinopsis sampai tidak menyadari jika didepannya ada orang.
Badan mungil Kuroko langsung terhempas, ia pun buru-buru ingin bangkit sebelum sebuah tangan putih terjulur dihadapannya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya orang yang baru saja mengulurkan tangannya—sekaligus orang yang Kuroko tabrak. Kuroko menganggukkan kepalanya, ia pun meraih tangan itu dan berdiri.
Kuroko membungkuk, "Sumimasen, aku tidak sengaja menabrakmu."
Sosok itu tersenyum kecil, "Tidak apa." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Kuroko. Tangan putih miliknya mengacak lembut surai Kuroko.
Kuroko terdiam.
Sebuah perasaan hangat menelusup kedalam hatinya. Perasaan yang belum pernah ia rasakan. Buru-buru, Kuroko menolehkan kepalanya untuk melihat orang itu. Namun sayangnya, orang tersebut sudah menghilang entah kemana.
Kuroko menyentuh dadanya.
Perasaan apa ini?
.-.-.
Kagami yang berjalan disamping Kuroko mengernyitkan dahinya heran. Sejak tadi dirinya menemui Kuroko diperpustakaan, sosok sahabatnya yang pendiam itu semakin pendiam.
Jangan-jangan Kuroko dirasuki penunggu perpustakaan karena terlalu sering berkunjung kesana?
Hiii, menyeramkan sekali.
"Kuroko, sepertinya kau jangan terlalu sering keperpustakaan lagi." Kagami berkata pada Kuroko dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.
Kali ini Kuroko yang mengernyitkan dahinya, ia menatap Kagami dengan tatapan bingung.
"Kau jadi semakin pendiam saja. Kau pasti dirasuki penunggu perpustakaan." Ucap sang pemuda.
Kuroko menghela nafasnya. Ya ampun, kenapa otak sahabatnya itu tidak pernah beres?
Pemuda baby blue itu menatap sang pemuda datar, "Aku tidak dirasuki apapun. Aku memang sudah pendiam daridulu."
Manik merah gelap milik Kagami memutar malas, "Ya,ya. Terserah apa katamu saja."
Hening lagi.
Mereka berdua memilih untuk terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing.
Kuroko ingin menanyakan tentang orang yang baru tadi ditemuinya di perpustakaan. Kagami pasti mengenalnya, mengingat pemuda itu bukanlah introvert seperti dirinya. Tapi Kuroko harus menepis keinginannya. Ini terlalu memalukan untuknya.
"Kalau kau punya masalah kau bisa bercerita padaku. Sekarang aku pulang dulu. Ingat kata-kataku Kuroko." Ucap Kagami lagi. Ia menatap Kuroko dengan pandangan teduh, membuat Kuroko mengulas senyum kecil.
"Baiklah." Ucapnya. Sang pemuda tersenyum lebar. Ia menepuk kepala baby blue Kuroko sebelum berlari menyusuri jalan yang akan membawanya pulang kerumah.
Kuroko menatap punggung sahabatnya yang sudah menghilang dari pandangannya. Mereka selalu berbisah dipersimpangan ini. Kini Kuroko terdiam menatap langit yang sudah mulai gelap.
Haruskah ia bercerita pada sahabatnya?
.-.-.
Keesokan paginya, Kuroko datang ke kelas lebih pagi dari biasanya, bahkan ia meninggalkan Kagami yang mengajaknya untuk berangkat bersama.
Entahlah, pikirannya masih terisi oleh sosok pemuda yang kemarin ditemuinya diperpustakaan.
"Tumben kau sudah berangkat, Tetsu?"
Kuroko menolehkan kepalanya kearah orang yang mengajaknya berbicara, ia memandang bingung pemuda berkulit gelap yang merupakan teman sebangkunya.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu pada Aomine-kun." Jawab Kuroko.
Pemuda yang dipanggil Aomine itu mendengus mendengar ucapan teman sebangkunya, "Ini namanya gerakan perubahan Tetsu."
Kuroko sweatdrop mendengarnya, "Terserah Aomine-kun saja."
Aomine mengabaikan Kuroko, ia memilih untuk tidur saja dengan menggunakan tangannya sendiri sebagai bantalan. Sepertinya dirinya memang berangkat lebih pagi.
Kuroko melirik Aomine yang sepertinya sudah tertidur. Dasar, jika datang pagi hanya untuk tidur lagi apanya yang gerakan perubahan?
Ngomong-ngomong, Aomine Daiki adalah orang pertama yang mengajaknya berkenalan setelah menginjakkan kaki di SMA Teiko. Pemuda berkulit gelap dan bersurai biru tua itu memang cuek, garang dan berandalan namun jauh didalam dirinya, Aomine adalah orang yang peduli dan baik hati. Kuroko tau itu, karena Aominelah yang selalu membantunya jika kesulitan.
Aomine adalah orang yang—ingin—Kuroko anggap sebagai teman.
Dan soal temannya yang satu lagi, sepertinya ia akan mengamuk setelah ini.
BRAK
Kuroko yang hanyut dalam pikirannya tersentak setelah mendengar suara pintu yang dibuka secara kasar. Berbagai pikiran buruk yang tadi terlintas dibenaknya kini menghilang setelah matanya menangkap sosok temannya yang menatapnya dengan garang.
Nah, baru saja dipikirkan orangnya sudah datang.
Kagami menghampiri Kuroko dengan wajah ditekuk, "Kenapa berangkat sendiri? Dan lagi, apa yang kalian lakukan dikelas sepagi ini? Berdua?!"
Kuroko menatap datar sang pemuda, "Aku tidak melakukan hal yang buruk Kagami-kun."
"Kurokocchi~ hidoi-ssu~! Kenapa malah berduaan dengan Ahomine? Kenapa tidak denganku saja?" ucap seorang pemuda yang langsung menubruk tubuh mungil Kuroko. Memeluknya dengan erat, dan jangan lupakan tangisannya yang sungguh menganggu.
Kuroko berusaha melepaskan pelukan pemuda itu, "Kise-kun, sesak."
"Kise Ryouta! Kau mau membunuh Kuroko?!" garang Kagami. Ia menarik kerah seragam Kise dan menatapnya galak. Sedangkan Kise kini semakin banyak mengeluarkan air mata, "Kagamicchi hidoi-ssu~"
Kagami mendengus, ia melepaskan genggamannya pada kerah Kise, "Apa peduliku."
Kise semakin menangis mendengarkan ucapan sang pemuda yang memiliki alis bercabang.
"Hentikan tangisan buayamu itu Kise! Kau menganggu tidurku!" hardik Aomine yang merasa tidurnya terganggu oleh suara berisik Kise.
Kise pundung. Pagi-pagi sudah dimarahi oleh orang-orang galak. Hidoi~
Kuroko tersenyum kecil melihat tingkah orang-orang disekelilingnya.
Mereka semua selalu mengatakan jika mereka adalah temannya. Teman dari seorang Kuroko Tetsuya. Namun Kuroko masih enggan untuk mengakuinya. Ia hanya masih belum terlalu percaya. Dirinya yang selalu sendiri ini ternyata mempunyai teman?
Jadi, beginikah rasanya mempunyai teman?
"Kami semua temanmu Tetsu. Tidak peduli kau masih belum bisa menganggap kami."
.-.-.
"Otakku rasanya mau pecah." Gerutu Kagami. Ia menyaderkan kepalanya ke meja. Hawa-hawa keterpurukan menguar dari tubuhnya, membuat Kise yang merupakan teman sebangkunya itu bergidik.
"Auramu tidak mengenakkan sekali, Kagamicchi." Ucap Kise. Kagami hanya diam tidak menanggapi ucapan Kise.
Kuroko yang duduk dibelakang mereka pun sama halnya dengan Kagami. Hanya saja tidak separah pemuda itu. Ia menidurkan kepalanya dengan bantalan tangannya sendiri. Pelajaran Matematika memang tidak pernah bersahabat dengannya.
SRAK
Pintu kelas terbuka. Seluruh kelas menjadi hening. Kuroko mengernyit. Memangnya siapa yang datang? Ah, siapapun Kuroko tidak peduli, kepalanya masih perlu beristirahat sejenak.
"Shintarou, aku meminta kembali data yang kemarin." Ucap sebuah suara yang terdengar cukup nyaring ditengah suasana yang sepi.
Tubuh Kuroko menegang. Suara ini, ia seperti mengenalnya.
Tanpa berpikir dua kali, Kuroko mendongakkan kepalanya.
Ia terdiam, dirinya seolah tersengat sebuah listrik kasat mata saat manik matanya saling bertatapan dengan manik mata sang pemuda.
Dan dunianya serasa berhenti berputar ketika melihat sang pemuda tersenyum kecil kearahnya.
Hei, apa yang sudah terjadi?
To Be Continued
a/n:
Tadaa~
Saya bawa fiksi berchapter lagi. Yang mungkin akan cukup banyak.
Padahal fiksi saya yang satu lagi saja belum selesai, malah mengeluarkan yang baru-_-
Dan yah, saya ingin mencoba suasana baru. Menulis fiksi dengan suasana yang serius, dan jadilah fiksi ini.
So, Review?^^~