Love

.

.

.

Disclaimer : Mereka milik Tuhan dan Changminnie oppa milik Cho... wkwkwkwkwk

Pairing : Yunjae? Yoosu?

Rating T

YAOI, typos, alurnya ga jelas dan membosankan

Genre : Friendship, Romance, Hurt

.

.

.

.

~ Chapter 1 ~

.

.

.

.

" Pergilah dari rumah ini, aku sungguh tak sanggup merawatmu atau bahkan melihatmu. Aku sungguh ingin membunuhmu! Pergilah! PERGI!"

.

..

...

Hoosshh Aku terbangun, mimpi yang telah lama hilang datang kembali. Padahal sudah 2 tahun aku meninggalkan keluarga itu. Ayolah Kim, margamu sudah bukan Han!

Aku menengok perlahan kearah jam diatas meja nakas, Jam setengah 6. Aku menuju kamar mandi, mencuci muka, sikat gigi lalu beranjak kebawah menuju dapur. Membuka kulkas dan mulai memasak.

" Jongie ya. Apa yang kamu lakukan?"

" Ah, Lee ahjumma. Jongie sedang memasak"

" Wae? Biar Ahjumma saja"

" Andwe, ahjumma duduk saja. Biar aku buatkan sarapan untuk ahjumma juga"

" Tapi..."

" Sudahlah ahjumma, duduk" Kataku mendorong badannya menuju kursi

" Baiklah, kalau ada yang sudah katakana pada Ahjumma"

" Ne ne ne Ahjumma"

Setelah 1 jam berkutat dengan bahan makanan, aku menaruhnya ke meja makan. Tak lama suara langkah kaki terdengar menuruni tangga.

" Eomma, Appa pagi" Kataku tersenyum

" Jongie ya. Pagi" Sapa Appa dan Eomma

" Wah, sarapan hari ini terlihat beda"

" Ne, Jongie yang memasak" Ucap Lee ahjumma

" Jinjja? Wah, ayo kita makan" Ucap Appa

" Saya permisi dulu" Ucap Ahjumma beranjak pergi tapi aku menahannya

" Ahjumma mau kemana? Makan disampingku"

" Ta-tapi …."

" Tidak ada tapi - tapian Ahjumma. Kitakan sudah lama tidak makan bersama" Ucapku

" Jongie yaa"

" Apa masakan Jongie tidak enak sampai Ahjumma tidak mau makan?" Tanyaku sambil menatap matanya, aku keluarkan jurus andalanku puppy eyes

" Sudahlah Lee ahjumma, kau tau kan tidak ada yang bisa menolak Jongie, makanlah bersama kami"

" Ah, Ne Tuan, Nyonya"

Ahjumma akhirnya duduk disampingku dan kami mulai makan.

" Jongie ya, ada yang kau sembunyikan dari kami?" Tanya Eomma

" Ap-apa? Jongie tidak menyembunyikan apapun?"

" Kemarin sewaktu membereskan kamar Jongie, Eomma menemukan ini" Kata Eomma memberikanku sebuah amplop.

Ya Tuhan itu kan!

" Ada yang mau kau umumkan Jongie chagi?" Tanya eomma

" Um it-itu..."

" Kau menerima penghargaan tapi tidak memberitahu kami chagi?" Tanya Eomma

" Mi-mian Eomma, itu hanya penghargaan biasa. Ku kira Eomma tidak perlu datang"

" Kau ini! Penghargaan sekecil apapun Eomma dan Appa akan datang, jangan sembunyikan hal ini lagi atau kami akan marah" Kata Appa

" Apa kau malu dengan keadaan kami Jongie ya" Kata Eomma menatapku lirih

" Aniyo Eomma! Mana mungkin aku malu punya orangtua yang sangat menyayangiku? Eomma Appa adalah yang terbaik untukku" Kataku, aku tidak mau mereka salah paham

" Jinjja? Lain kali tidak boleh seperti ini, arra?" Kata Eomma

" Arraseo Eomma" Kataku tersenyum senang

" Memang penghargaan apalagi nyonya?" Tanya Lee ahjumma

" Sains Matematika, pintarkan anakku?"

" Wah, sangat pintar Jongie ya"

" Gomawo ahjumma"

" Nah, habiskan makanmu dan Appa akan mengantarmu kesekolah"

" Ne"

Selesai sarapan, aku menuju kamar mandi lalu menyalakan shower dan mulai membasahi tubuh polosku. Setelah mandi, aku segera memakai seragam dan turun menuju ruang keluarga, memasukkan empat bekalku.

" Changmin masih makan bekalmu Jongie?" Tanya Eomma

" Ne, Changmin sangat suka bekalku. Makanya aku membuatkan bekal untuknya setiap hari"

" Ah, Changmin jadi seperti namjachingu mu saja Jongie" Kata Appa

" Mwo? Aku hanya menganggapnya dongsaeng, karena dia sangat imut. Walau beda 2 tahun tapi sekelas denganku. hebat ya dia"

" Kau juga hebat Joongie chagi, sana berangkat nanti telat" Kata Eomma mencium keningku

Aku dan Appa ada didalam mobil, Appa menyetir dengan santai menuju sekolahku. Appaku bernama Hangeng, dan Eommaku Heechul, mereka sama - sama namja. Aku tidak malu dengan keadaan mereka yang sama - sama namja. Aku bahkan menyayangi dan menghormati mereka dibanding dengan orangtua kandungku.

Orang tua kandung? Ya, namaku sebelumnya adalah Han Jaejoong, hidup dibawah tekanan keluarga yang sama sekali tidak menginginkanku. Eomma selalu saja memarahi bahkan memukulku. Akhirnya saat eomma mengusirku aku pun pergi dari rumah. Sampai akhirnya aku bertemu dengan keluarga Kim dan mereka mengangkatku sebagai anak mereka. Sampai sekarang, hanya keluarga Kim, Changmin dan Junsu yang bisa kupercaya. Aku tidak mau disakiti lagi oleh orang lain.

" Jae, Jongie ya"

" Eh, ne Appa"

" Kenapa melamun, sudah sampai"

" Ne, gomawo Appa" Kataku mencium pipinya lalu keluar dari mobil dan berlari kearah sekolah DongBang. Aku berjalan perlahan kekelasku. Banyak siswa siswi yang memanggilku tapi aku hanya tersenyum dan tetap berjalan. Mereka menganggapku berhati dingin, biarlah karena yang aku butuhkan hanya keluarga dan 2 temanku itu.

" Jae-hyung" Sapa Changmin yang melihatku masuk kedalam kelas

" Ne"

" Makan siangku apa hari ini?"

" Nanti saja kamu lihat ne" Kataku tersenyum

" Ndeeee"

" Jae, Minnie"

Terdengar seseorang bersuara lumba - lumba memanggil kami.

" Oh, Su-ie" Junsu duduk didepanku

" Hari ini katanya ada murid pindahan lagi lho" Ujarnya dengan semangat

" Lalu?" Tanya Changmin

" Ish! Semoga saja kali ini namja tampan"

" Lalu bagaimana dengan Yoochunmu itu? Dia kan mengejarmu terus. Kenapa tidak menerimanya saja?" Tanyaku

" Mwo? Namja playboy jidat lebar itu? Shiro" Tolak Junsu mentah - mentah

" Ya, lihat itu" kata Changmin menujuk kearah luar jendela

Ah, Changmin menunjuk ke namja yang sedang bermain basket. Jung Yunho, anak kaya yang nilai akademisnya tidak kalah denganku. Terlihat playboy saat bersama temannya, Yoochun. Namja bermata musang yang jadi banyak rebutan Yeoja disekolah.

" Ku dengar kemarin dia berkelahi lagi, karena mengambil yeojachingu seseorang" Kata Changmin

" Apa peduliku. Terserah dia saja" kataku

" Kau ini, itu kan gossip" Kata Junsu

Tak lama bel berbunyi, Junsu kembali kekelasnya dan Changmin duduk disampingku. Aku menatapnya lagi, namja itu membuatku susah untuk berpaling kelainnya saat dia terlihat dimataku. Ah! Kenapa aku ini!

" Hyung, aku lapar. Ayo makan" Kata Changmin menarik lenganku, kami menuju tempat biasa makan siang.

Aku membawa bekal yang telah kubuat.

" Jadi apa makanan hari ini?" Tanya Changmin

" Hey, jangan meninggalkanku"

" Su-ie, kami belum mulai kok. Ayo" Ajakku, kami duduk dibawah pohon besar ditaman belakang sekolah.

" Ne, whoa! Chicken wing dan telur dadar! Gomawo Jae-hyung" Kata Changmin

" Ya, kotak bekalku jangan diambil juga!" kata Junsu mengambil kotak bekal yang kubawa

Aku selalu membawa 4 kotak, 1 untukku, 1 untuk Junsu dan 2 untuk si Food monster.

" Gomawo Jae ya"

" Ne, ayo makan"

" Kau tau? Ternyata murid pindahan itu ada dikelasku" Kata Junsu sambil mengunyah makanan

" Hmm? Namja?" Tanya Changmin

" Ani, yeoja. Dan dia langsung jadi pusat perhatian kelas. Terutama saat bel istirahat si playboy jidat lebar itu langsung menghampirinya dan sok akrab" kata Junsu

" Kau cemburu hyung?" Tanya Changmin

" Mwo? Ak-aku cemburu? Aniyo!" kata Junsu lalu memakan telur gulungnya dengan cepat

" kau hanya tidak mengakui, benar kata Changmin Su-ie"

" Aniyo Jae ah"

" Ne ne, nanti kalau dia direbut olehnya pasti kau akan menangis" Kaita Changmin menakuti Junsu

" Mwo? Tidak akan!" Kata Junsu dengan amat sangat yakin

" Memangnya dia dari mana sampai terkenal begitu? Artis?" Tanya Changmin

" Molla, aku tidak pernah melihatnya ditelevisi. Namanya Go Ahra"

" Uhuk uhuk!" Tiba - tiba aku tersedak

" Jae-hyung gwaenchana?" Tanya Changmin memberikanku minum

" Ah, ne. Go-gomawo Minnie" Kataku mengambil minum yang diberikan

" Wae Jae? Ada yang kau sembunyikan?" Tanya Junsu

" Hmm, tidak kok"

" Kau sudah berjanji tidak akan ada yang disembunyikan dan tidak akan menanggung bebanmu sendirian lagi kan" Ucap Changmin lirih

" Minnie ah…."

" AH! Aku tidak mau makan bekalmu lagi hyung" Kata Changmin mempoutkan bibirnya dan menaruh bekal yang isinya makanan favoritnya itu

" Ah, jangan begitu Minnie ah. Ne, aku akan cerita. Go Ahra itu sepupuku" Kataku menunduk

" MWO?!" Ucap Junsu dan Changmin bersamaan

" Kecilkan suara kalian, aku tidak mau ada yang tau tentangnya"

" Hyungie" Changmin mengelus pundakku pelan

" Gwaenchana Minnie"

" Tapi, kenapa dia kesini? Bukankah seharusnya keluarga kandungmu di Chungnam?" Tanya Junsu berbisik

" Molla Su-ie. Yang pasti aku harus bersikap tidak mengenalnya. Dia pasti akan sangat merepotkan" Kataku pelan

" Gwaenchana hyung, kau punya kami yang selalu mendukungmu"

" Ne, gomawo Su-ie, Minnie"

" Nde"

Pulang sekolah selalu kuhabiskan waktu di perpus sampai menjelang sore. Aku senang sekali membaca disini, Sungguh tenang. Aku duduk dibawah rak buku dan mulai membaca buku, astronomi.

Tapi bacaanku terhenti ketika mendengar langkah kaki yang cepat. Dan dia sekarang berdiri dihadapanku, aku tetap pada tempatku dan memandangnya, tidak biasanya dia kesini?

" Tolong, sebentar saja. Sembunyikan aku dari yeoja - yeoja itu. Aisshhh! Bisa gila aku dikejar mereka" katanya lalu duduk disampingku

" Yunho-oppa tidak akan kesini, dia bukan tipe pembaca buku" Aku mendengar suara yeoja - yeoja memanggilnya tapi cepat berlalu karena tidak mungkin Jung Yunho masuk ke perpustakaan

" Mereka sudah pergi" Kataku tanpa menengok kearahnya dan tetap pada bukuku

" Ne, bisa kudengar" Aku meluruskan kakiku, pegal daritadi menekuk kakiku.

SREET

Tiba - tiba aku merasakan beban berlebih pada pahaku.

" Ap-apa yang kau lakukan?" Desisku

" Aku lelah, biarkan aku tidur seperti ini sebentar" Katanya sambil menutup matanya dengan lengannya.

Bulir keringat mengalir dari dahinya, itu terlihat sexy? Ah tidak, jangan lagi! Aku tidak boleh membiarkan perasaan seperti itu ada lagi. Perlahan terdengar suara dengkuran, dia mulai terlelap sepertinya. Dengan sangat perlahan kuangkat lengan yang menutupi wajahnya. Aku tersenyum kecil, tidurnya sungguh tidak sesexy pikiranku, mulutnya terbuka, matanya juga sedikit terbuka! Aku tertawa lagi tapi membiarkannya tidur seperti itu. Dan aku melanjutkan kegiatanku yang tertunda tadi.

DRRRTTTT

" Ne Eomma?" " Jongie, kenapa belum pulang? Ini sudah sore sekali Jongie, sudah jam 5"

" Ne Eomma sebentar lagi Jongie pulang. Mian tidak mengabari Eomma"

" Gwaenchana, cepat pulang ne? atau kau mau supir untuk menjemputmu?"

" Ani Eomma, Jongie bisa pulang sendiri. Sekali lagi maaf membuatmu khawatir"

" Ani Jongie, cepat pulang ne?"

" Nde Eomma" Kataku tersenyum Aku mematikan sambungan teleponnya.

" Tadi Eommamu?"

" Omo! Kau mengagetkanku!" Kataku setengah berteriak melihat namja dipangkuanku melihat kearahku

" Se-sejak kapan kau bangun?"

" Sejak kau menerima telepon" Katanya lalu bangun dan duduk berhadapan denganku

" Kalau begitu, aku pulang" Kataku beranjak bangun tapi kurasakan kakiku yang kesemutan " AH!"

" Gwaenchana? Ayo kuantar pulang"

" Tidak usah, aku akan naik bus"

" Aku bawa mobil dan kau tidak boleh menolak, apa kau mau kakimu yang kesemutan itu bersenggolan dengan orang dibus? Kajja!" Yunho menggandengku menuju parkiran dan membuka pintu mobilnya untukku

" Go-gomawo"

" Ne, gwaenchana. Jadi kau anak satu - satunya?" Tanya Yunho dalam perjalanan

" Nde"

" Pantas saja, Eommamu terdengar khawatir. Boleh aku Tanya sesuatu?"

" Apa?" " Hmmm, Eommamu seorang namja?"

" Ne" kataku tersenyum

" Wae? Kau merasa jijik?"

" Mwo? Wae? Eommaku juga seorang namja"

" Eh?"

" Ne, dia namja dan melahirkanku"

" Melahirkan? Namja?"

" Male pregnancy"

" Jinjja?"

" Ne, kenapa kau heran. Kau juga lahir dari Eommamu kan?" Tanya Yunho melirik padaku

" Eh? Ah sepertinya begitu" Aku memang lahir dari Eommaku

" Nah, sudah sampai" Kata Yunho menepikan mobilnya didepan gerbang rumahku

" Gomawo Yunho-sshi" Ucapku sambil membungkukkan badan

" Kau tau namaku?"

" Ne, siapa yang tak kenal dirimu?" Tanyaku tersenyum

" Ah, ne ne. baiklah sampai jumpa Jaejoong"

" Kau tau namaku juga?"

" Siapa yang tak kenal dirimu? Namja jenius DongBang School" katanya tersenyum 1000 watt menyilaukan mataku " Dan, panggil aku Yunho saja tidak usah pakai sshi segala"

" Ah, ne. aku masuk dulu" Aku segera masuk kerumah dan langsung mendapatkan pelukan dari Eomma.

" Eomma….." Panggilku heran

" Chagi, wae? Kau tidak kenapa napa kan?"

" Ani, Jongie baik - baik saja. Tadi aku di perpustakaan dan mengobrol dengan temanku"

" Teman? Yang mengantarmu itu?"

" Eh, Eomma melihat?"

" Ne, pacarmu kah?"

" Ah! Bukan Eomma. Jangan buat Jongie malu!" Kataku menahan rasa malu yang memuncak, dia kan hanya namja yang kukagumi….

" Ne ne, kau mandilah dan makan bersama sebentar lagi Appa akan pulang"

" Ne Eomma"

Setelah makan, aku putuskan untuk kekamar dan membuat PR. Ahra ya, kenapa kau kesini? Aku kan sudah menjauh darimu? Apa kau masih belum puas?

.

.

.

Besoknya saat istirahat seperti biasa, aku Changmin dan Junsu memakan bekal dibawah pohon.

" Hyung, bukankah kau mendapatkan pudding dari anak kelas 10?" Tanya Chamin

" Ne, ini kau mau? Makanlah" Kataku menyerahkan pudding yang aku dapat dari salah satu juniorku

" Gomawo!" Kata Changmin

" Aish! Ya! Aku juga mau" Kata Junsu, mereka berebutan pudding sekarang

" Kalian ini, apa kalian mau kubuatkan dessert juga besok?" Tanyaku

" Ah, jangan Jae. Membuat makan siang untuk kami saja sudah merepotkan. Tidak usah"

" Su-ie aku ikhlas kok" " Hyung buat dessert kalau hyung punya waktu luang saja. Nanti kami akan kesana dan memakan semuanya" Kata Changmin, aku tersenyum

"Junsu Chaaaggggiiiiii"

Seseorang memeluk Junsu dari belakang dalam keadaan duduk.

" Ya! Lepaskan aku Playboy gila!" Junsu bergedik ngeri dan langsung memeluk lenganku

" Wae Chagi, kenapa dari pagi kau marah - marah pada namjachingumu yang tampan ini?"

" Namjachingu? Dalam mimpi! Mau apa kau?" Bentak Junsu

" Aku melihat kalian makan dengan nikmat makanya langsung lari kesini"

" Kau mau pudding juga Yoochun?" Tanyaku

" Gomawo Jae" Kata Yoochun, dia duduk disamping Junsu dan mulai makan pudding menggunakan sendok Junsu

" YA! Itu sendokku!"

" Ah~~ Ciuman tak langsung"

Aku dan Changmin hanya menggelengkan kepala. Sepertinya mulai besok, aku harus buat bekal tambahan lagi.

" Dimana temanmu Chunnie hyung?" Tanya Changmin, dia memang dekat dengan Yoochun

" Hmm, dimana ya aku tinggalkan mereka? OII! YUNHO sebelah sini" Kata Yoochun melambaikan tangan ke arahku sepertinya dia ada dibelakangku

" Sedang apa kau? Hm?" Suara Yunho terdengar ditelinga

Aku menengok, dan mendapati Yunho ada dibelakangku bersama dengan seorang yeoja.

OMO!

Dari seribu gadis disekolah kenapa harus dia? Dia tampak kaget melihatku. Aku menunjukkan wajah dinginku padanya, beranggapan aku tidak mengenalnya.

.

.

.

.

.

~ TBC ~

.

.

.

.

Annyeong! Semoga ga bosen sama Cho ne?

Cho ketik kilat takut ide na ilank...

Maacih bingit buat kamar mandi yang tadi sore kasih ide ini...

Kkkk...

Liad genre na ya, diutama in friendshipnya dari pada romance... jangan kecewa nantinya ^^

Lanjut?