..

..

Naruto By Masashi Kishimoto

Genre: Romance-Drama

Rated: T+

Pairing: NaruHina

Warning: AU, Typo, OOC, gak jelas, abal, This part full of Author POV

Beautiful Boy By Justkatherine

..

..

..

..

Author POV

Alunan merdu musik yang menyambut telinga, serta suasana yang sebenarnya ramai pun tidak mampu mengusik kecanggungan yang terjadi diantara dua insan yang tengah berdansa ini. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari dua orang ini.

Bahkan sang pria pun hanya sanggup diam membisu, kendati hatinya tengah meraung meminta penjelasan. Namun sapphirenya tak lengah menatap intens sang gadis yang tengah berada dihadapannya. Dan sang gadis hanya bisa menunduk tidak berani menatap iris bak samudra yang ia yakini tengah menatapnya itu.

"Setelah sekian lama, tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku? Permohonan maaf mungkin?" Akhirnya pria pirang itu memutuskan untuk mengakhiri keheningan. Hinata terus menunduk, ia juga bingung sebenarnya apa yang harus ia katakan pada pria dihadapannya itu. 'Permohonan maaf? Sebenarnya jika dipikir-pikir minta maaf untuk apa? Kalau bicara itu bisa tidak lebih diperjelas' sungut batin Hinata.

Akhirnya dengan susah payah ia memberanikan diri untuk balas menatap iris samudra itu. Tatapan manik bulannya seakan menantang. "Permohonan maaf katamu? Bisa kau jelaskan kenapa aku harus melakukannya, sepertinya aku tidak berbuat salah padamu". Perkataan gadis indigo itu barusan membuat pandangan sapphirenya menajam. Haruskah ia mengatakannya dari mulutnya sendiri?

"Apakah kau tidak menyadari kesalahan apa yang kau perbuat?" Suara Naruto terdengar datar namun terkesan dingin, membuat Hinata sedikit takut. Tiba-tiba entah mengapa dunia seperti terasa milik mereka, seperti tak ada orang disekitar mereka. Musik yang mengalun kencang pun tak terdengar oleh mereka.

"Kau benar-benar seorang pengecut yang tidak tau diri!" dan desisan tajam dari Naruto membuat Hinata tergelak kaget.

Tiba-tiba Naruto menghentikan dansa mereka dan pergi begitu saja, meninggalkan Hinata yang masih diam terpaku dan hanya bisa menatap punggung Naruto yang kian menjauh lalu menghilang. Kini Hinata hanya bisa tertunduk lesu "Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu" rutuknya menyesal.

..

..

..

..

..

..

"Aku menyakitinya Sakura, aku harus bagaimana?"

Gadis bubble gum itu hanya bisa menghela napas melihat kelakuan teman indigonya yang dari tadi mondar-mandir tidak jelas sembari bergumam itu-itu saja.

"Tenanglah Hinata, si baka itu tidak akan kenapa-kenapa. Ino dan yang lainnya sedang berusaha menyusulnya. Lagipula kenapa kau jadi uring-uringan begitu sih?" Sakura tiba-tiba menyeringai "Atau jangan-jangan kau juga menyukai Naruto ya?"

Gadis bersurai indigo itu diam terpaku dan menatap Sakura horror. "Yang benar saja Sakura, aku tidak mungkin…"

"Hei Hinata, bagaimana jika ternyata kau benar-benar menyukainya oh atau bahkan mencintainya seperti halnya Naruto yang mencintaimu. Jika kau juga mencintainya terimalah dia Hinata, dia sudah cukup menderita selama ini"

Hinata menatap emerald Sakura "Entahlah Sakura, seumur hidupku aku belum pernah merasakan seperti apa itu cinta. Tapi bagaimanapun itu aku rasa aku akan belajar untuk mencintainya, yah jika dia memaafkanku"

"Tentu Naruto pasti akan memaafkanmu Hinata" Sakura merangkul gadis indigo itu "Berani bertaruh dia pasti memaafkanmu"

..

..

..

..

We both lie silently still in the dead of the night

Although we both lie close together we feel miles apart inside

Was it something I said or something I did

Did my words not come out right

Though I tried not to hurt you Yeah I tried

But I guess that's why they say

Every Rose has its thorn

Just like every night has its dawn

Just like every cowboy sings his sad, sad song

Every rose has its thorn

Sebuah lagu menggema disalah satu kamar di kediaman keluarga Namikaze, sebuah lagu dari Poison yang dinyanyikan ulang oleh Miley Cyrus..

"Lirik lagu ini pas sekali untuknya" gumam seorang pria yang setengah badannya berbaring di kasur king sizenya sedangkan kakinya menjuntai ke lantai. Kedua tangannya dijadikan bantal untuk menumpu kepalanya. Sedangkan sapphirenya menatap langit-langit kamarnya, namun terlihat sekali bahwa pikirannya bukan tertuju pada langit-langit kamarnya.

"Sejak kapan kau jadi melodramatis begini, Nii-san" Sapphire itu pun perlahan melirik kearah tempat suara itu berasal, dan di ambang pintu kamarnya yang entah sejak kapan terbuka ia menemukan Ino yang tengah berdiri disana memperhatikannya sambil bersedekap.

"Hn, dan sejak kapan kau mau memanggilku Nii-san?" Sahut Naruto setelah mengembalikan atensinya pada langit-langit kamarnya.

"Hei seharusnya kau bersyukur aku mau memanggilmu begitu. Dan hei apakah dinding atas kamarmu lebih menarik dibandingkan sepupumu yang cantik jelita ini?" Gadis pirang ponytail itu menatap sepupunya kesal "Oh ya, yang kau anggap cantik kan hanya Neji alias Hinata" sambungnya tersenyum miring.

"Oh sudahlah Ino, jika tentang dia yang ingin kau bicarakan. Aku tidak apa-apa" Ino memiringkan kepalanya tidak yakin. "Kau tau mengingat sikapmu sebelumnya aku tidak yakin kau baik-baik saja".

Pria tan itu bangun dari posisi berbaringnya dan menatap sepupunya dengan senyum yang terlihat lebih lepas tanpa beban seperti sebelumnya "Setiap mawar memiliki durinya, Ino" Sahutnya sambil tersenyum.

Ino menatap sepupunya sedih "Aku tahu kau merasa tersakiti dengan kebohongannya Naruto. Tapi dari awal Hinata tidak ada maksud seperti itu"

Naruto masih tetap tersenyum "Tidak Ino, setiap mawar memiliki durinya"

"Ya, duri itulah yang telah menyakitimu, namun aku yakin Hinata tidak bermaksud seperti itu, sekarang kau bermaksud menyerah kan karena dia sudah menyakitimu namun pikirkan lagi kau sudah mengetahui kebenarannya, apakah kau tidak ingin berjuang?"

Naruto tiba-tiba menghilangkan senyumnya itu dan menatap tajam Ino "Tidak Ino, aku merasa bahagia karena telah tertusuk durinya. Karena itulah aku tahu bahwa ia adalah Mawar sesungguhnya" Ino hanya bisa terdiam mencerna satu persatu kalimat yang diutarakan sepupunya "Namun bukan berarti aku akan membiarkannya terlepas bebas setelah menyakitiku dengan durinya, ia harus mendapat hukuman".

Ino hendak menyela untuk mengatakan sebuah protes, namun kata-kata lelaki tan itu selanjutnya membuat Gadis ponytail itu lega sekaligus senang

"Karena itu Ino aku ingin memilikinya dan aku tidak akan membiarkannya berpaling dariku dia harus menjadi milikku selamanya, karena itu adalah hukuman untuknya"

.

.

.

.

.

tes ombak dulu deh.. mana suaranya yang masih mau dianjut, kasih aku semangat setelah bangkit dari tidur panjang xD