A/N:

*Cough*

Annyeong! Author Tidak berbakat ini kembali lagi membawa FF HunHan yang baru!

Author mau coba bikin FF rated M yang ada SMUT (NC) scene'nya /YEHET/

Semoga berhasil deh :')

ohya adegan NC'nya belum ada di chap ini,mungkin di chap selanjutnya hehe

anyway enjoy the story readers! *Ketjup*


Kenapa kau tidak percaya akan takdir?

Aku percaya pada takdir...

Negara yang berbeda..

Bahasa yang berbeda..

Bahkan Jalan Hidup yang bertentangan..

Tapi Aku,

Masih bisa bertemu denganmu..

Sehun menghela napas berat, mencoba menahan rasa sakit ditubuhnya. Sehun tidak tahu seberapa banyak dan parah luka-luka yang ada ditubuhnya. Bahkan ia tidak tahu ada dimana dan hari apa sekarang. Matanya ditutup kain hitam,lengannya diikat dengan rantai yang bergemerincing saat menyentuh lantai becek yang dingin. Sehun hanya bisa merasakan dinginnya ruangan ini didada telanjangnya. Entah sudah berapa hari ia disekap oleh sekumpulan mafia keparat itu,tapi Sehun tetap berharap kerabat polisinya bisa menemukan ia secepatnya.

Suara derap langkah terdengar samar lalu terdengar lebih keras dan lebih keras lagi ditelinga Sehun. Pintu terbuka dan Derap langkah itu berhenti tepat didepan wajahnya. Rahang Sehun menegang, jantungnya berdetak cepat. Yang ada dipikirannya adalah ia pasti akan menerima tendangan keras diperutnya lagi, atau pukulan dari kepalan tangan besar dimukanya. Sehun Mencoba menggeser tubuhnya menjauhi tubuh yang masih berdiri didepannya walaupun ia tahu itu percuma. Tubuhnya terlalu lemah sekarang. Sehun akhirnya pasrah, ia terus berdoa sampai akhirnya ia merasakan sepasang tangan menangkup pipinya. Lembut.

'Apa lagi yang akan di lakukan keparat ini sekarang?!' pikirnya.

"Aku membawakanmu makanan. Kau perlu makan.."

Sehun mengenal suara lembut ini, suara seorang pria yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Pria yang selalu mendatanginya setelah para keparat itu menyiksa dan menanyakannya banyak hal. Ia datang untuk Menyuapi Sehun makan,mengelap tubuhnya yang kotor dan mengobati luka Sehun.

Sehun mendengus.

"Cih!Simpan makananmu. Aku lebih baik mati kelaparan daripada harus mati ditangan kotor kalian!" teriak Sehun. Orang itu terdiam, Sepasang tangannya masih menangkup pipi Sehun. Ia bisa merasakan wajah pemilik tangan itu tepat dihadapannya,karena ia merasakan deru napas hangat menerpa wajahnya .

"Tapi,aku tidak mau membunuhmu. Aku hanya ingin berterima kasih karena.. Karena kau tidak menembakku waktu itu."

Ibu jari orang itu mulai bergerak lembut mengelus pipi Sehun.

"Untuk apa kau berterima kasih? Menolongmu itu adalah kesalahan terbesarku!Memangnya kau pikir aku tidak menyesal karena membiarkanmu hidup sampai sekarang? Jika aku bisa mengulang waktu kembali,aku akan menarik pelatuknya agar peluru itu menembus otakmu!" geram Sehun. Penyesalan muncul ketika ia merasakan tangan yang ada dipipinya gemetar. Akhirnya orang itu melepas tangannya dari pipi Sehun. Walaupun Sehun merasa lega tapi entah kenapa bagian kecil dari dirinya ingin tangan itu menyentuh pipinya lagi,menyalurkan kehangatan ke pipi Sehun yang sekarang penuh luka lebam. Setidaknya tangan itu lebih baik daripada tangan-tangan besar yang memukulinya.

"Jangan khawatir,Aku tetap tidak akan membiarkan mereka membunuhmu.." Kata laki-laki itu lagi.

Pintupun tertutup,tanpa Sehun sadari kekecewaan merasuki dirinya ketika laki-laki itu meninggalkannya sendirian lagi. Sehun jatuh tersungkur kelantai. Ia meringkuk seperti bola,bola yang menyedihkan. Dinginnya lantai kembali menusuk kulitnya. Tidak pernah terpikir olehnya ia akan mengalami kondisi seperti ini. Disiksa dan didekam dalam ruangan gelap,sepi dan bau. Kalau saja ia menembak laki-laki bertubuh kecil itu mungkin ia tidak akan disini. Mungkin sekarang ia ada dikantor merayakan keberhasilan mereka menangkap para mafia dari Cina itu. Atau dijalanan,Sekedar memantau polisi lalu lintas yang menjadi juniornya seperti biasa. Atau duduk santai di sofa apartemennya,memeluk tunangannya mesra sambil bercanda tawa.

-Flashback-

"Baiklah tim! Ini Operasi terbesar yang kita tunggu-tunggu ,jadi jangan sampai kita gagal! Kita harus menangkap Mafia-mafia brengsek itu lalu memasukan mereka kedalam penjara! Mengerti?!" teriak Kris,Kapten tim kepolisian Seoul dengan berapi-api.

"Siap Kapten!" Teriak para bawahannya serentak.

"Sehun,Kau pimpin tim B masuk dari belakang. Aku akan memimpin tim A . Aku percaya padamu." Kata Kris sambil menepuk pundak adiknya,Sehun. Sehun mengangguk mantap.

"Semoga berhasil." Ucap Kris pada Sehun.

Sehun lalu memimpin tim B masuk ke gedung tua besar itu dari belakang. Saat tiba di pintu belakang, Sehun menghela napas gugup. Lalu ia memberikan aba-aba kepada teman-temannya, Menghitung mundur dari 3 dengan jarinya.

"Kami Polisi! Kalian ditangkap! Tiarap sekarang juga!" teriak Sehun setelah ia mendobrak pintu. Kerumunan laki-laki mulai berlarian panik berusaha kabur. Beberapa dari mereka menyerah . Tim Sehun mulai menangkap semua orang di ruangan itu.

"Sepertinya mereka hanya preman kelas teri yang diperintah untuk menjaga gedung ini. 'Ikan' yang lebih besar ada diatas. Aku akan keatas bersama 2 orang lainnya, Jongin. Kau urusi mereka, oke?" Jongin mengangguk,mengerti. Sehunpun meninggalkan Jongin,menaiki tangga dengan gesit bersama 2 kerabatnya. Dilantai atas ada beberapa kamar yang tertutup,Sehun memerintahkan temannya untuk menyebar sementara ia memilih untuk berjalan mendekat ke sebuah pintu paling besar . Pintu berbahan kayu oak itu ia buka perlahan dengan tangan kirinya sementara tangan kananya masih dengan siaga memegang pistol. Pintu itu terbuka,sinar matahari yang masuk dari jendela besar yang terbuka membuat silau mata Sehun. Ia lalu membuka mata perlahan dan menangkap sesosok tubuh kecil tertidur diatas kasur yang berada dikamar itu. Sehun hanya bisa melihat kepala pria itu yang menyembul dari balik selimut,Tubuh kecil yang tertutup selimut itu seakan tenggelam dalam kasur dan selimut yang menutupinya,ia begitu kecil dan rapuh dimata Sehun. Ia mendekati laki-laki itu, surai pria itu jatuh menutupi matanya yang tertutup. Bibir merah mudanya terbuka sedikit,mengeluarkan suara dengkuran halus. Ia lalu menyingkap selimut yang menutupi tubuh pria itu. Tapi dengan cepat ia menutupnya lagi. Wajahnya terasa panas, jantungnya berdegup cepat. Ia tidak menyangka,pria yang tertidur itu bertelanjang bulat.

'Shit..' gerutunya dalam hati.

Sehun terkejut ketika sebuah selongsong peluru menembus kursi disebelah kirinya. Ia menoleh kearah asal peluru itu lalu melihat seorang pria bertubuh besar menodongkan pistol kearahnya dengan seringaian jahat yang menyeramkan.

"Aish meleset!" teriak pria besar .

"Sedang apa kau ada dikamarku polisi muda?" Tanya Pria besar itu dengan bahasa Korea yang itu melangkah mendekati Sehun. Sehun mengenal Pria itu, ia adalah ketua mafia 'Wolf gang' yang ia dan tim polisinya incar sejak dulu. Buronan besar bagi kepolisian Seoul.

"Ja-jangan bergerak!" Ancam Sehun sambil terus menodongkan pistolnya kearah pria itu. Pria kecil yang tertidur dikasur itu akhirnya bangun,mengucek-ngucek matanya pelan . Sehun bisa melihat gerakkan pria itu dari ekor matanya.

"Baby Lu,Kau sudah bangun?" tanya Pria besar itu ketika ia menyadari 'baby Lu'nya sudah terbangun..

"Mmm... Ada apa ini daddy?" tanyanya sambil mengedip-ngedip lucu. Sehun yang panik dengan cepat menarik tubuh pria kecil itu kedalam himpitan tangannya. Menghimpit tubuh kecil itu diantara dada dan tangannya, menodongkan Pistol tepat dikepala pria yang ada didekapan lengannya.

"Kau! Jangan bergerak! Jatuhkan pistolmu sekarang juga atau pria ini kutembak!" ancam Sehun. Pria besar itu menyeringai dan tetap memegang pistolnya.

"Apakah itu sebuah ancaman?Hahahahhaha Tembak saja dia.. Aku tidak peduli.." ucap Pria itu sambil tertawa keras. Sehun tercengang tak percaya,ia mengeratkan himpitan lengannya dileher pria kecil itu. Hampir mencekik leher mulus di tangannya.

"D-daddy..." Ucap Pria yang ada didalam dekapan tangan Sehun lemah.

"Kalau kau bisa,tembak saja dia.."

Sehun menatap tajam Pria besar itu. Giginya bergemerutuk menahan kesal. Ia bersiap-siap menarik pelatuk pistolnya. Tapi tentu saja,Sehun tidak akan tega melukai pria yang ada didekapannya ini. Ia polisi,Mana mungkin ia menembak seseorang dengan seenaknya?Ia juga tidak akan pernah tega melukai sedikit saja tubuh mulus dari pria kecil ini.

Sehun akhirnya melepas pria kecil itu lalu menghempaskannya hingga jatuh kelantai. Ia terus memandangi tubuh Pria kecil itu yang bergetar karena menangis. Hingga ia tidak menyadari seseorang memukulnya dengan benda yang begitu keras hingga ia tersungkur menindih pria kecil itu.

"Bos,ayo kita pergi! Polisi-Polisi itu sudah meringkus beberapa anggota kita!"

"Baiklah. Pakaikan baju pada XiaoLu! Bawa Polisi ini ke markas!"

Mereka berbicara memakai bahasa Cina,yang membuat kepala Sehun bertambah Pusing.

Lalu dengan samar-samar Sehun melihat lantai di belakangnya terbuka. Ia mengutuk dirinya sendiri,karena tidak menyadari pintu rahasia yang terletak di bawah kakinya.

Pria Bertubuh besar itu turun kebawah diikuti dengan pria yang memukul Sehun tadi. Kepala Sehun makin sakit. Dengan perlahan ia memandang pria kecil dibawahnya. Ia baru sadar,ia masih menindih pria kecil itu.

"Siapa namamu?" tanyanya pelan .

"Xiao Lu.." jawabnya sambil terisak.

"Namamu Xiao Lu?" tanyanya lagi. Ia mengangguk Lemah.

"Jangan takut Lu.. Aku tidak akan menembakmu.." Ucap Sehun pelan sambil tersenyum. Kepalanya bertambah pusing dan Napasnya tersengal. Darah terus mengucur dari kepalanya.

"Aku... Akan melindungimu.."

Lalu Sehunpun pingsan.

Sehun terbangun ketika air dingin mengguyur kepalanya. Saat ia membuka mata ia sudah berada disebuah ruang dengan penerangan yang minim. Dihadapannya sudah berdiri Pria Besar yang dikenal sebagai Mr. Lang itu dengan segerombolan anak buahnya. Ia duduk disebuah kursi kayu,tangan dan kakinya diikat kebelakang.

"Anak muda jika kau ingin keluar dari sini dengan selamat,sebaiknya kau berkerja sama denganku. Aku hanya memintamu untuk menjawab beberapa pertanyaan sederhana dariku.. Bagaimana?"

Dengan lemah Sehun mendongakkan kepalanya,menyeringai lalu meludah kearah Lang. Dengan geram Mr. Lang memukul Sehun.

"Berani-beraninya kau meludahiku?!Kau ingin mati hah?!Kalian!beri polisi ini pelajaran!" Perintah Mr. Lang kepada anak buahnya. Lalu dengan keras ia dipukuli oleh anak buah Mr. Lang . Bahkan kursi yang ia duduki sudah hancur karena kerasnya pukulan-pukulan yang diterimanya. Ia terjatuh kelantai dengan keras,pukulan yang ia terima diganti dengan tendangan keras diperut Sehun.

"Daddy!Tolong Hentikan!"

Teriakkan itu membuat anak buah Mr .Lang berhenti menendangi Sehun.

"Kenapa Harus kuhentikan baby Lu?Apa kau menyukai Pria ini?!HAH?!" Teriak Mr. Lang sambil mencengkeram kasar Pipi Xiao Lu. Sehun yang melihat itu hanya bisa menggertakan giginya,menahan sakit yang menjalar disekitar tubuhnya.

"Ti-tidak daddy.. Ta-tapi jika ia mati,Kita tidak bisa mendapat informasi yang kau inginkan. Kau ingat?Bukankah itu tujuan kita menyekapnya disini?"

Mr. Lang tertawa,lalu melepas cengkeraman tangannya dari pipi Xiao Lu.

"Kau memang pintar baby Lu. Karena itu malam ini kau akan mendapat hadiah dariku.." kata Mr. Lang sambil mengedipkan matanya dan mengelus halus pipi 'Baby Lu' nya.

"Hey Polisi muda! Kau hari ini selamat. Besok,jika kau masih tidak mau Berbicara, aku tidak akan segan-segan untuk memotong lidahmu agar kau tidak bisa berbicara selamanya! Jin! Rantai dia dilantai!lalu tutup matanya!"

Mr. Lang pun pergi dengan Xiao Lu dan beberapa anak buahnya. Xiao Lu terus menatap Sehun dengan wajah khawatir. Sehun yang sadar ditatap oleh Xiao Lu membalas tatapannya dengan tatapan penuh kebencian, sebelum akhirnya anak buah Lang menutup matanya dengan kain hitam,membuat Sehun tidak bisa menatap sosok pemuda itu lagi.

-Flashback End-

Sehun terbangun ketika merasakan sebuah bibir melumat bibirnya. Ia tahu kesadarannya sudah sepenuhnya kembali,tapi ia tidak melawan ataupun memberontak. Ia hanya diam,membiarkan tubuh ringan yang duduk dipahanya menciumi wajah dan lehernya. Bahkan saat bibir itu kembali mencium bibirnya,Sehun tidak segan-segan untuk membalas ciuman itu.

Entah kenapa,sebenci apapun Sehun kepada kelompok mafia Wolf Gang. Ia tidak pernah bisa menolak Ciuman dari Xiao Lu,pria yang selalu mendatanginya secara diam-diam dan memberinya makanan. Xiao Lu, adalah anggota Wolf gang. Sehun tahu itu. Bahkan Sehun tahu bahwa Xiao Lu adalah 'mainan' kesayangan Mr. Lang,Ketua dari wolf gang. Tapi ketika bibir kecil itu sudah menyentuh bibir Sehun,ia seakan terhipnotis.

Persetan dengan wolf gang ,ia menginginkan ciuman itu .

Satu hal yang membuatnya kesal saat Pria itu menciumi dirinya ,ia tidak bisa menyentuhnya karena tangan Sehun dirantai erat dibelakang tubuhnya.

Mereka akhirnya melepaskan ciuman mereka (yang tanpa disadari disesali Sehun). Napas mereka terengah-engah. Xiao Lu menempelkan keningnya dikening Sehun. Menangkup pipinya lalu mengelusnya lembut.

"A-aku akan membebaskanmu sekarang juga,yang kau harus lakukan adalah diam.." ucap Xiao Lu masih sambil terengah-engah. Sehun tidak bergeming,ia masih sibuk mengatur napasnya.

Ia merasakan Xiao Lu mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke tubuh Sehun. Menciumi leher Sehun lembut sambil tangannya mengusap-usap bahu dan punggung Sehun . Tangan Xiao Lu terus meraba Sehun hingga ia berhasil menggapai lengan Sehun. Membuka gemboknya lalu menyingkirkan rantai yang melilit dipergelangan tangan Sehun.

"Kau sudah bebas sekarang, Kau bisa pergi sekarang juga. Semua orang tertidur, Aku memberikan mereka pil tidur jadi kau tidak usah kha-" Perkataan Xiao Lu terpotong karena Sehun Mencium bibirnya. Sehun lalu mendorong Xiao Lu hingga mereka berbaring dilantai. Ia ada di atas tubuh Xiao Lu Sekarang,Menciumi pria yang ada dibawahnya dengan ganas. Xiao Lu,dengan senang hati membalas ciuman Sehun. Tangan Sehun yang (akhirnya) terlepas dari rantai dengan bebas meraba tubuh Xiao Lu.

"Ok. Cukup.." Kata Xiao Lu sambil melepas ciuman mereka.

"Jika kita terus berciuman seperti ini sampai mereka terbangun,usahaku untuk membebaskanmu sia-sia saja..." kata Xiao Lu sambil tertawa kecil. Sehun hanya memandangi Xiao Lu. Ini pertama kalinya ia bisa memandangi Xiao Lu,karena saat Xiao Lu menciumnya selama ini matanya masih tertutup kain.

Sehun mengagumi wajah Xiao Lu yang penuh keringat ,Senyumannya yang lembut,bibirnya yang mengkilat dan merah, serta bola matanya yang berkilau.

"Baiklah..." Sehun akhirnya bangun . Xiao Lu yang juga ikut bangun berjalan menuju pojok ruangan lalu kembali sambil membawa Sepasang Seragam Sehun yang dilipat rapi.

"Kemejamu. Aku menyimpannya. Pakailah,kau tidak mungkin pergi dengan bertelanjang dada seperti itu."

Sehun lalu mengambil kemeja itu dan memakainya cepat. Sehun meringis ketika ia merasa kain kemeja yang ia pakai menyentuh luka-lukanya. Xiao Lu akhirnya membantu Sehun mengancingi kemejanya ,merapikan kerahnya lalu memberikan senyuman kepada Sehun.

"Sudah selesai. Sekarang aku harus menutup matamu lagi. Aku tidak mau kau mengenali tempat ini dan melaporkannya pada teman temanmu. Aku anggota kelompok ini,kau ingat?" Jelas Xiao Lu sambil menutup mata Sehun .

"Temanku akan mengantarmu ke stasiun terdekat." Kata Xiao Lu lagi sambil menatap Sehun dengan sayu. Xiao Lu lalu memegang pipi Sehun dan mengelusnya. Sehun tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Xiao Lu dan Menariknya hingga Xiao Lu lebih dekat dengannya. Ia pun mengecup bibir Xiao Lu lembut.

"Terima kasih.." katanya sebelum seseorang memegang pundaknya dan mengajaknya untuk pergi meninggalkan Xiao Lu. Xiao Lu memperhatikan Sehun hingga ia tidak terlihat lagi. Sehun sedikitpun tidak menoleh kebelakang dan itu membuat Xiao Lu sedih. Mungkin bagi Sehun ciuman itu hanya sebatas ungkapan rasa berterima kasihnya pada Xiao Lu. Dan Mungkin Ciuman yang Xiao Lu berikan setiap hari juga hanya sebatas pemuas nafsu untuk Sehun. Tapi tidak untuk Xiao Lu,semua yang ia lakukan pada Sehun dan semua yang Sehun lakukan terhadapnya terasa spesial untuknya.

Dan Mungkin saat Sehun mengucapkan kalimat itu ia tidak bersungguh-sungguh.

Tapi kata-kata itu sangat berarti untuk Xiao Lu.

Xiao Lu begitu berharap,pemikirannya tidak benar. Sehun pasti bersungguh-sungguh saat mengatakan bahwa ia akan melindungi Xiao Lu.

"Aku...Akan melindungimu..."

Tanpa ia sadari ia menangis ,seperti waktu pertama ia mendengar Sehun mengatakan kalimat itu diatas tubuhnya. Tidak pernah Xiao Lu merasakan sebuah kalimat sederhana bisa membuat hatinya merasa aman dan nyaman seperti itu. Maka semenjak itu Xiao Lu berharap mungkin Sehunlah orang yang akan melindungi dirinya,menjaga Xiao Lu dan memeluk tubuhnya yang rapuh, meyakinkan dirinya bahwa masih ada orang yang peduli terhadapnya.

"Oh Sehun..." gumam Xiao Lu sambil mengelus papan nama berbahan logam yang ada ditangannya..

"Jika aku keluar dari neraka ini, 'Oh Sehun' adalah nama pertama yang akan ku cari didunia ini..."

-Sehun's POV-

Aku menghela napas lega ketika aku sudah duduk di kereta api menuju kota asalku, Seoul. Pria yang ku ketahui bernama Chanyeol itu benar-benar menepati janjinya untuk membawaku menuju stasiun.

"Tenang saja Sobat. Kau akan pulang dengan selamat.. Dan utuh.." candanya sambil tertawa. Pria bernama Chanyeol itu tidak seperti anggota wolf gang lainnya. Ia begitu baik dan ramah.

Seperti Pria kecil kesayangan Lang yang sering memberiku makan.

Satu hal lagi yang kutahu dari Chanyeol,ia adalah orang yang cerewet. Bercerita banyak hal tentang kehidupannya. Seperti perlakuan Wolf gang terhadapnya, Teman-teman yang senasib dengannya dan tentang dirinya yang asli penduduk Korea.

"Warga Korea yang mengkhianati negaranya sendiri.." tambah Chanyeol sambil tertawa getir. Bergabung dengan kelompok mafia Wolf bukan pilihannya. Hell,siapa yang mau bergabung dengan kelompok yang ingin membantu negara musuh menghancurkan negaramu sendiri? Tapi masalah Ekonomi memaksa Chanyeol untuk bergabung dengan mereka.

Saat penutup mataku dibuka,aku sudah berada disalah satu bangku didekat jendela sebuah gerbong kereta api. Kulihat dengan samar seorang pria bertubuh tinggi diluar jendela melambaikan tangannya kearahku. Senyuman lebar menghiasi wajahnya. Ia tersenyum riang walaupun ada beberapa luka lebam dipipinya.

Ia pasti Chanyeol.

Aku hanya tersenyum kecil kepadanya. Merasa iba. Mungkin ia seumuranku sekarang. Harusnya ia ada di sebuah kota,hidup dengan layak dan bebas. Mungkin aku dan dia akan menjadi teman baik, berkaraoke dan minum bersama. Jika saja aku bisa menangkap wolf gang lebih cepat,mungkin itu akan terjadi.

Aku menghela napas,menyenderkan kepalaku kejendela kereta. Orang-orang yang duduk didekatku melihatku bingung. Tentu saja,siapa yang tidak bingung melihat seseorang penuh Luka dengan memakai seragam penuh darah duduk di kereta api malam menuju Seoul. Aku beruntung karena memakai kemeja polisiku,jika tidak mungkin mereka akan melaporkanku ke pihak keamanan.

Disepanjang perjalanan aku terus melamun,membayangkan apa yang kualami beberapa waktu lalu. Membuatku bergidik ngeri jika mengingat kepalan tangan dan tendangan dari boots tebal itu menghantam tubuhku. Dan yang membuat Bulu kudukku meremang adalah ketika aku mengingat bahwa aku berciuman dengan seorang laki-laki.

Demi tuhan Sehun,kau berciuman dengan laki-laki.

Bahkan kau menikmatinya.

Mungkin itu efek dari pukulan keras dikepalaku. Hingga akal sehatku mulai hilang dan aku bercumbu dengan pria yang bahkan aku lupa namanya.

Dan semua kejadian itu adalah mimpi buruk yang tak mau aku ingat lagi selamanya.

-Sehun's POV end-

Sehun berjalan terseok-seok menuju apartemen tunangannya. Ia mengetuk perlahan pintu apartemen itu sampai seorang wanita membuka pintu lalu muncul dihadapan Sehun.

"Hai?" Sapa Sehun ragu ketika ia menyadari tunangannya masih memandanginya tak percaya.

"Sehun-ah!" teriak tunangannya,Minah. Minah memeluk tubuh Sehun erat sambil menangis.

"Aww !" rintih Sehun. Membuat Minah melepas pelukannya cepat.

"Astaga !Jagiya, Apa yang mereka lakukan padamu?!" tanya Minah panik.

"Aku tidak mau membahasnya . Bisakah kau mengantarku ke klinik?tubuhku sangat sakit.."

Minah dengan gesit mengangguk,menyambar kunci mobilnya di nakas lalu membopong Sehun menuju klinik.

-Esoknya-

"Sehun maafkan aku.. Ini semua salahku,jika saja aku tidak lengah.. Mungkin keparat-keparat itu sudah masuk kedalam penjara! Dan kau tidak akan terluka seperti ini.." Sesal Kris ketika Sehun datang ke markasnya.

"Hei Hyung! Jangan menyesal seperti itu.. Sudahlah. Lihat aku baik-baik saja kan sekarang?" Kata Sehun sambil menepuk-nepuk punggung Kris.

"Baik-baik saja kepalamu?! Lihat kau terluka parah! Seharusnya kau istirahat! Tidak usah datang ke markas!" Omel Kris.

"Aku kesini karena ingin menyampaikan informasi-informasi yang kudapat disana Hyung!Mungkin saja informasi ini penting. Dan bisa mempermudah penangkapan Wolf gang itu!" Jawab Sehun berapi-api.

"Dasar keras kepala,kalau sudah begini badai pun tidak bisa menghalangimu Sehun.."

Sehun hanya terkekeh mendengar sindiran kakaknya.

"Oh iya ngomong-ngomong kau tahu dimana tempat kau disekap?" tanya Kris.

"Tidak,aku tidak tahu pasti. Tapi aku tahu itu berada di daerah G. Aku menanyakannya saat aku berada dikereta. Oh iya bisa kau carikan data seseorang bernama Chanyeol untukku?" Pinta Sehun kepada Kris.

"Chanyeol?Siapa itu?" tanya Kris.

"Chanyeol adalah budak Wolf gang yang membantuku kabur waktu itu. Aku ingin memberi hadiah atas kebaikannya membantuku kabur dari neraka itu." jelas Sehun.

"Baiklah kalau begitu aku akan meminta anak buahku mencarikannya. Kau akan diinterogasi besok jadi sebaiknya kau pulang sekarang dan beristirahat.. Jangan membantah,ini perintah!"

Sehun hanya bisa mengangguk dan memberi hormat pada Kris sebelum akhirnya pergi meninggalkan markas kepolisian Seoul.

Sesampainya di apartemen ,Sehun langsung merebahkan tubuhnya disofa. Luka-lukanya sudah diobati,namun kejadian itu masih terngiang dipikirannya hingga ia tidak bisa tidur dengan tenang. Ketika ia memejamkan matanya sebuah bibir mendarat dibibirnya . Membuatnya mengingat kembali kejadian dimana seorang pria imut selalu menciumnya . Tepat seperti ini. Sehun lalu membalas ciuman itu,melumat kecil bibir yang menempel dibibirnya.

"Jagiya,Apa kau sudah baikkan?"

Sehun membuka mata ketika Minah bertanya padanya.

"mmm lumayan.." jawab Sehun malas. Ia menghela napas berat. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa Jengkel saat mendapati tunangannyalah yang menciumnya tadi.

"Sepertinya kau masih lemas . Aku membawakanmu bubur,setelah makan kau istirahat . arra?"

Sehun mengangguk malas lalu memakan bubur yang disuapi Minah kedalam mulutnya.

-Beberapa minggu kemudian-

Sehun menggigit bibir itu dengan pelan,membuat sang pemilik mengerang namun tetap membalas ciuman Sehun dengan lembut. Sehun meraba tubuh yang ada dipangkuannya,merasakan inci demi inci kulit mulus itu dengan telapak tangannya.

"Sehun..."

"Hmm?" Sehun berhenti mencium bibir itu lalu mulai menatap wajah pria yang ada dipangkuannya,mengusap keringat yang berbulir dipipi halusnya..

"Tolong aku...Tolong Aku Sehun..." katanya lemah . Air mata yang menetes dari mata bebinar itu membuat hati Sehun berdenyut perih.

"Tolong lindungi aku.." lirih Pria itu.

"Aku akan melindungimu..." Jawab Sehun sambil mencium pipi pria itu,menghapus air mata yang membasahi pipi lembut itu.

"Benarkah?" tanya pria itu. Sehun tersenyum.

"Iya,tentu saja..."

Pria itu ikut tersenyum,menunjukkan Senyum terindah yang pernah Sehun lihat.

Suara ledakan pistol terdengar dan Sehun mendapati selongsong peluru menembus dadanya. Mengeluarkan darah hingga ia terjatuh lemas.

"Sehun!" teriak pria kecil itu sambil menangis.

Terdengar derap sepatu mendekat kearah Sehun. Derap langkah yang Sehun kenali hingga membuatnya bergidik ngeri.

"Polisi muda.. Apa yang kau lakukan terhadapnya huh?Ia milikku.."

"Tidak,Aku bukan milikmu! Hanya Sehun yang bisa memilikiku!" teriak pria kecil itu.

"Kalau kau bukan milikku,berarti tidak ada seorangpun yang bisa memilikimu!"

Mr. Lang mengarahkan moncong pistolnya kearah pria kecil itu dan menarik pelatuknya.

-Sehun's POV-

Aku terbangun dari tidurku. Napasku masih tersengal dan jantungku masih berdebar kencang.

Hanya mimpi.

Aku menghela napas lega,lalu mengusap keringat di dahiku. Ini minggu ke 2 setelah aku lolos dari tangkapan Wolf gang dan aku terus dihantui mimpi tentang orang yang sama. Pria kecil 'mainan' yang kucium waktu itu.

Yang Kucium waktu itu.

Astaga.

Aku menggeleng gelengkan kepalaku keras.

Dengan gontai aku berjalan menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral. Setelah meneguk airnya sampai habis,aku berniat kembali menuju kamar ketika seseorang mengetuk pintu apartemenku pelan.

Dengan perlahan aku berjalan menuju pintu hingga ketukan itu terdengar lagi.

"Tolong aku.. Tolong Aku Sehun..."

Aku tercekat ketika mendengar suara itu. Suara yang sama yang kudengar dimimpiku.

Aku menampar diriku dengan keras,memastikan jika ini mimpi dan aku harus segera bangun. Tapi ini bukan mimpi,aku bisa merasakan panas dipipiku, bekas tamparan yang kuberikan pada diriku sendiri.

"Sehun.. To-tolong.." Suara itu terdengar lagi diikuti dengan ketukan pelan dipintu apartemeku. Dengan perlahan aku membuka pintu.

Dan sosok pria itu berdiri dihadapanku .

Pria yang selalu muncul dimimpiku berdiri dengan baju kotor bersimbah darah,mata yang sembab,ujung bibir bawah yang robek serta pipi yang lebam.

Ketika pandangan kami bertemu,ia tersenyum lemah.

"Sehun.." gumamnya sebelum akhirnya jatuh pingsan di tanganku.

TBC