Love in Beach : UTSUKUSHI HANA-CHAN
DISCLAIMER : MASASHI KSHIMOTO
RATE : T
GENRE : ROMANCE
WARNING : OOC, AU, TYPO'S, GAJE, ALUR KECEPATAN DAN SEJENISNYA
Angin berhembus dengan kencang membuat pohon-pohon kelapa yang berada di sana seakan melambai kesana kamari. Mentari mulai menampakan sinarnya membuat cahaya kejinggaan mulai terlihat. Perlahan namun pasti cahayanya semakin lama semakin terang membuat pemuda yang sedari tadi diam di pinggir pantai mulai tersenyum saat melihat momen yang sangat ia suka.
Pasir pantai yang putih bersih terlihat mengkilat saat ombak kecil menerpanya apa lagi dengan cahaya kejinggaan membuat terlihat sangat indah.
"Ohayou." Ucapnya dengan semangat sambil merentangkan kedua tangan tannya yang berotot.
Saat dia mulai melakukan lari di pinggir pantai. Kakinya yang atletis terlihat sangat cepat dan kuat. Hingga pada saat dia sudah sangat jauh dari tempat semulanya dia mulai beristirahat sambil duduk di pasir pantai.
"Hah segarnya." Ucapnya sambil meminum minumannya dan mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang sedari tadi menggantung di lehernya. Setelah cukup lama beristirahat akhirnya Naruto memilih untuk pulang.
"Ah ternyata sudah cukup siang lebih baik aku kembali." Ucapnya kemudian berdiri, tetapi mata sapphire tak sengaja melihat sesuatu di kejauhan membuat rasa penasarannya kambuh untuk mendekatinya.
Dengan cepat pemuda itu atau bisa kita sebut Naruto itu mendekati sesuatu yang berada di kejauhan tersebut.
"Astaga!" Ucapnya tak percaya setelah dirinya bisa melihat dengan jelas. "Apakah dia sudah mati?." Gumamnya sambil berjongkok dan mencoba memeriksa denyut nadi sosok tersebut.
"Ah~ syukurlah ternyata dia masih hidup. Lebih baik aku membawanya pulang." Ucap Naruto kemudian dengan cepat menggendong sosok yang berjenis kelamin perempuan tersebut dengan gaya bridal style.
Mata sapphire Naruto tak sengaja menatap wajah gadis tersebut. Rambut indigonya yang panjang terlihat sangat indah membuat Naruto mengelusnya pelan. Tapi pada saat dia melihat kebawah Naruto baru sadar bahwa gadis tersebut menggunakan pakaian renang.
'Ah sialan, ternyata dia mengenakan pakaian renang .baka!.' Runtuk Naruto sambil mempercepat jalannya. 'jangan sampai sifat mesumku kambuh.' Batin Naruto dengan wajah yang memerah tapi tersamarkan akan warna kulit tannya.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya Naruto sampai di depan rumahnya, rumah sederhana tapi tampak indah dan bersih. Seteah Naruto berada di dalam rumah tersebut tapatnya di kamarnya, dengan cepat Naruto membaringkan gadis tersebut di tampat tidurnya yang hanya bisa memuat 1 orang. Naruto masih saja diam. Bingun itulah yang di rasakan Naruto, bingung harus bagaimana cara menggatikan pakaian si gadis tersebut. Setelah melakukan perang bati akhirnya Naruto memutuskan untuk tetep menggantikan pakaian yang di kenakan gadis tersebut walau harus melihat sesuatu. 'Yah dari pada gadis tersebut demam.' Batin Naruto.
"Kami-sama kuat kan aku." Ucap Naruto mantap kemudian mengambil pakaiannya yang ukurannya paling kecil. Dengan perlahan Naruto mulai membuka pakaian renang yang di pakai gadis tersebut. Wajahnya mulai memerah tangannya dengan gemetaran mulai memakaikan baju miliknya.
Kemudian setelah Naruto mengganti pakaian gadis tersebut dia mulai mengobati luka gadis tersebut. Tangannya dengan telaten mulai membalut luka yang berada di lengan gadis tersebut dan di kening gadis tersebut.
"Ternyata kau manis juga dan mirip dengan kaa-san ku. Hah kenapa aku jadi rindu dengan kaa-san." Ucapnya kemudian menaruh P3K di lacinya.
"hah syukurlah akhirnya selesai. umm aku keluar dulu nanti sore aku akan pulang semoga kau sudah siuman." Ucap Naruto seraya menyelimuti gadis tersebut dan pergi dari rumahnya. Tapi sebelum pergi dari rumahnya Naruto mengambil sebuah jaket orange yang biasanya dia kenakan untuk pergi ke suatu tempat entah temapat apa itu.
...^o^...
Mentari senja seakan menghinoptis siapa saja yang melihatnya di pantai ini. Kicauan burung-burung yang akan kembali ke sarangnya terdengar merdu di pendengaran siapa saja yang mendengarnya, terkecuali gadis yang sedari pagi saat Naruto menemukannya sampai sekarang masih saja belum siuman.
"Ngeh~" Desah kecil keluar dari bibir gadis tersebut hingga kesadarannya mulai pulih. Matanya yang sedari tadi terpejam mulai menampakan iris lavender yang menyejukan hati bila siapa saja memandangnya.
"Aduh." Ucapnya kemudian mencoba untuk bangun dari tidurnya. Rasa nyeri mulai menyambar kepalanya membuat gadis tersebut merintih kesakita.
"Argh—" tangan lentiknya menjambak pelan rambut indigonya. Perlahan-perlahan rasa nyeri yang menyambar kepalanya mulai menghilang, gadis tersebut yang sedari tadi belum mulai menyadari bahwa dirinya sekarang berada di kamar seseorang bukan di kamarnya.
1
2
3
4
5
Dan...
"Kyaaa...―" teriakannya menggema di seluruh kamar tersebut hingga terdengar sampai keluar. "Kyaa!" Teriaknya lagi sambil memegang kepalanya.
Naruto yang baru saja akan membuka pintu rumahnya saat dia mendengar jeritan dari dalam kamarnya membuatnya khawatir.
Brak―
Dengan kasar Naruto membuka pintu kamarnya membuat gadis yang berada di kamarnya itu menoleh dan mengentikan jeritannya.
"Hey kau tidak apa-apa?" Tanya Naruto khawatir sambil mendekati gadis tersebut, dan pada saat Naruto akan menyentuh tangan gadis tersebut dengan kasar tangannya ditepis oleh gadis tersebut membuat Naruto mengurungkan niatnya dan diam di samping tempat tidurnya.
"Hey, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Naruto lagi. Gadis itu hanya mengangguk kecil dengan mata yang menatap Naruto dengan tatapan horor.
"Nama mu siapa? Dan bagaimana kau bisa berada di tepi pantai? Apa lagi, dengan pakaian seperti itu dan luka yang berada di kening dan lengan mu?" Tanya Naruto sekali lagi membuat gadis itu melotot. Gadis itu mulai perang batin, ingatan tentang kejadian yang di alaminya membuat dia ingat bahwa dia menggunakan pakaian renang saat tubunya terbawa ombak yang besar . Dengan takut-takut gadis itu mulai mencoba melihat pakaian apa yang di kenakannya dan ternyata.―
Deg...
Ternyata dirinya sudah tidak menggunakan pakaian renang lagi melainkan kemeja kebesaran milik seorang pemuda, tepatnya pemuda di depannya. Pemuda dengan 3 codet di pipinya membuatnya mirip seperti rubah.
"Huah kyaaa dasar rubah mesum!" Teriaknya sambil memukul Naruto dengan bantal yang berada di sampingnya. Naruto yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa merintih pelan walau sebenarnya dia tidak merasakan sakit saat di pukul dengan bantal oleh gadis tersebut.
"Hey, tunggu dulu!" Teriak Naruto sambil memegang kedua lengan gadis tersebut membuat garakan gadis tersebut terhenti.
"Kau, aku temukan memang menggunakan et-etto pakaian renang dan mana mungkin aku tega untuk membuat kau ke dinginan dan apa lagi dalam ke adaan terluka seperti itu." Ucap Naruto seraya melepaskan pegangan tangannya di tangan gadis tersebut.
"Gomen." Ucap gadis itu pelan kemudian menundukan kepalanya membuat rambut indigonya yang panjang menutupi wajahnya. Kepalanya mulai terangkat pelan, mata lavendernya menatap mata Naruto kemudian menuduk lagi dan―
"Tapi tetep saja kau mesum rubah!" Teriaknya di depan telinga Naruto membuat Naruto terlonjak kaget.
"Hey kau ini, seharusnya berterimakasih pada ku karena telah menolongmu, kalau saat itu aku tidak melihatmu pasti kau sudah mati." Ucap Naruto kemudian berdiri.
"Aku kan membuatkan mu makanan jadi tunggu saja." Sambung Naruto kemudian keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur kecilnya.
Sepeninggalan Naruto gadis tersebut masih saja diam tak bergeming hingga.
"Kaa-san aku sekarang berada di mana?." Ucapnya pada dirinya sendiri, ya dia tau bahwa kaa-sannya tidak akan bisa mendengarkannya tapi dia tau bahwa kaa-sannya bisa melihat dia di atas sana.
"Huh, apa bisa aku bertahan hidup di rumah yang seperti ini?" Gumamnya kecil sambil melihat-lihat lagi kamar Naruto yang di tempatinya.
Cklek
Naruto mulai masuk sambil membawa bubur yang sudah dia masak.
"Kau bisa makan sendiri kan?" Ucap Naruto sambil menaruh bubur di meja samping tempat tidurnya.
"Hey makanan macam apaan ini?" Ucap gadis tersebut sambil menunjuk bubur yang sudah di buat oleh Naruto. Naruto hanya bisa menghela nafas sambil membutar bola matanya bosan.
"Ini bubur, dan cepatlah makan kalau tidak kau bisa mati kelaparan." Ucap Naruto. Gadis itu dengan berat hati mengambil bubur itu dan dengan perlahan sendok yang berisi bubur itu dia masukan ke mulutnya, dengan perlahan gadis itu mulai menelan bubur tersebut. Masakan pemuda tersebut membuatnya ingat akan kaa-sannya.
'seperti masakan kaa-san walau hanya bubur.' Batinnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"umm Tidak enak." Bohong gadis kemudian meletakan bubur itu lagi membuat Naruto menghela nafas pasrah.
"Ya sudah kalau tidak enak, aku tidur di sini dan aku akan tidur di luar. Oyasuminasai." Ucap Naruto kamudian keluar dari kamarnya. Setelah keluar Naruto inget bahwa dia belum mengambil selimut tapi pada saat dia akan membuka pintunya, samar-samar dia mendengar suara gadis tersebut.
'umm enak.' Seperti itulah yang di dengar Naruto membuat dia geleng-geleng kepala.
Cklek
Dengan perlahan Naruto membuka pintu kamarnya membuat gadis tadi dengan cepat-cepat menaruh bubur yang sedang ia makan dan diam seolah tidak pernah terjadi sesuatu.
"Hey kau, kenapa masuk kembali sih." Ucap gadis itu sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Hanya mengambil selimut saja, dan panggil saja aku Naruto mengarti." Ucap Naruto.
"Yayaya. Ru.. Naruto-san." Ups hampir saja gadis itu menyebut Naruto dengan sebutan Rubah. "Dan aku Hinata, Hyuuga Hinata." Sambung lagi gadis tersebut aka Hinata. Membuat Naruto tersenyum kecil.
"Oyasuminasai Hinata. Oh ya kalau kau masih lapar di dapur masih ada sisa bubur yang ku buat." Ucap Naruto mambuat Hinata tertunduk malu.
TBC
Hahaha akhirnya selesai juga yeyeye :v
hahaha gimana gaje ya?
berkenankah kalian untuk mengasih kritik dan sarannya? -Riview- ^o^