"2 hari lagi ?!"
.
.
.
The Basketball Which Kuroko Plays
Disclaimer = (藤巻 忠俊, Fujimaki Tadatoshi)
Character = Akashi Seijuurou x Reader
A Story About Us -私たちの話
Chapter 8 :
(Reader side)
Tidak ada yang kuharapkan dari pengakuannku semalam. Sesuai rencana, sehari setelah kejadian laut (yang jujur aku jadi agak takut berenang), kami pulang. Kami juga menjalani hari seperti biasanya, tidak ada perubahan sikap dari Akashi - Kun. Yang mengejutkanku, Okaa - San mengingatkan bahwa makan malam dengan tunangan kami itu 2 hari lagi.
"lusa ?" Aku mengernyit heran, yang disambut anggukan oleh Okaa - San. Menghela napas berat, aku mengangguk mengiyakan, "baiklah." setelah itu, dengan kaget, Okaa - San dan Otou - San menatapku bingung. "Apa ?" Tanyaku. "Tidak. Kamu kayaknya pasrah,"
"Iya... anggap saja begitu," Aku makan dalam diam setelahnya.
.
"Jadi, besok ?" Tetsuya mengerjap, aku mengangguk. "Memangnya kau tidak tau ?" tanyaku. "Aku tau, hanya . . . lupa," ucapnya. "Oh. Begitu," tanggapku sekenanya. Aku terdiam sesaat, kemudian, ia melewatiku, sempat berpapasan denganku sebentar, iris merah - kuning nya menatapku meski hanya sepersekian sekon. Ah... sudah berapa lama aku dan dia tidak saling berbicara? Didiami itu sebenarnya gak enak tau, yah, meski selama ini aku yang memulai pembicaraan duluan.
Menghela napas panjang, kuarahkan langkahku ke kelas karena bel pelajaran sudah dimulai. Ini mengesalkan, dia benar-benar tidak merespon. Bukannya aku juga mengharapkan banyak, tapi setidaknya, dia seharusnya...
Sudahlah.
.
"Oh, Name - Chan!"
"Satsuki ?!" Aku berseru kaget, sedikit berjengit saat pemilik surai sakura tersebut memanggilku lembut. "Mencari Tetsu - Kun ?" Aku mengangguk, "uh... ya. Ingin pulang bersama," ucapku. "Masuk gym aja dulu, sepertinya ada latihan tambahan dari Akashi - Kun karena sebentar lagi akan ada pertandingan persahabatan," jelasnya. Aku menggeleng, "tidak usah. Aku tunggu disini saja,"
"Kenapa ?"
Karena aku tidak mau bertemu si kapten. Ya enggak mungkin lah aku jawab begitu. "Tidak apa-apa. Daripada itu, bukankah lebih baik kau masuk ? Yang lain menunggu isatonic-nya lho," ucapku. Satsuki - Chan mengangguk, "ah ! Benar juga !" Setelah itu, dia masuk kedalam gym.
Setelah menunggu beberapa menit, aku melihat Tetsuya keluar. "Belum pulang ?" Aku menggeleng, "menunggumu." Dia mengangguk mengerti, "oh. Baiklah, maaf menunggu lama kalau begitu. Saa, ishouni kaerou ?"
"Um !" Setelah Tetsuya mengambil tas-nya, kami pun berjalan pulang. Aku memikirkan banyak hal untuk besok.
"Nee, Tetsuya."
"Ya ?"
"Menurutmu, itu bodoh tidak, menyukai seseorang yang gak akan balik menyukaimu ?"
"Sangat bodoh,"
Ah, sudah kuduga.
"Tapi aku menghargai siapapun yang seperti itu. Karena meski gak akan balik menyukai kita, setidaknya orang tersebut memberikan yang terbaik pada orang yang ia sukai,"
Aku tersenyum, kemudian tertawa ringan. "Oh ya ?" Dia mengangguk, "kenapa bertanya begitu ?"
"Hmm, anggap saja temanku mengalaminya."
Setelah itu, kami kembali berjalan dengan hening. Hingga saat sadar, aku sudah didepan rumahku. "Name - San," panggilnya. Aku menoleh, "ya ?"
Dia mendekat kearahku, saat aku merasakan sesuatu menyentuh keningku lembut. Dia menciumku di kening. "Selamat malam,"
"Aah... ya," dia berbalik, kemudian berjalan menuju rumahnya. Tanganku terangkat, menyentuh dahiku, kemudian alisku bertaut.
"Apa - apaan itu," mendengus, aku memasuki rumah.
.
Aku mendesah lelah. Menutup mataku untuk beberapa saat, aku membukanya kembali dengan tenang. Hari ini... datang. Entah kenapa, aku kecewa. Kecewa karena tunanganku adalah Tetsuya. Tapi bukankah sejak awal... aku yang menolak pertunangan ini? Jadi, daripada aku dijodohkan dengan orang yang sama sekali tidak kukenal.. bukankah Tetsuya lebih baik?
Chigau. Chigau yo! Aku tau aku egois. Sejak kapan hatiku udah gak disini lagi? Ukhh, aku ingin bertemu Akashi - Kun sekarang rasanya... tapi sebenarnya... aku memang ingin menyerah. Menyerah pada takdir, menyerah pada perasaaannya, menyerah akan Satsuki - Chan. Karena pada sesungguhnya, aku gak punya harapan lagi tentang itu.
#Knock knock
"(Name)? Sudah ganti baju ?" suara kaa - san membuatku menoleh kearah pintu yang tadi diketuknya. Aku mengangguk, meski aku yakin ia tidak akan melihatnya, "sudah. Aku, akan keluar."
Membuka pintu, Kaa - San tersenyum samar melihatku. "Maaf, ya ?"
"Untuk ?"
"Keegoisan kami,"
"Tidak apa-apa, kok," iya. kalian memang egois. Sangat sangat egois!
Aku menuruni tangga, bersama kaa - san to tou - san.
Memasuki mobil, aku menutup mataku sejenak.
Mulai sekarang,
Selamat ting-
DRT.
Ponsel siapa? Ponsel otou - san?
Otou - san mengangkat telepon, berbicara sesaat sebelum nadanya terlihat kecewa, "oh... iya, tidak masalah." setelah itu, telepon ditutup. Aku menautkan alisku, bingung.
"Ada apa ?"
"Ah, sepertinya dia menolak mengikuti makan malam ini."
Tetsuya? Dia bukan orang seperti itu. Lagipula, kenapa aku harus menolak? Oke, ini aneh. Aku meraih handphoneku, kutekankan nomor yang sudah kuhapal diluar kepala, lalu menempelkannya didekat telingaku.
"Halo ?"
sebuah suara datar dan kalem yang kukenal menyambutku.
"Tetsuya?"
Ibu yang berada di kursi depan menoleh kearahku, kaget. Ayah mungkin tidak bisa menoleh karena sedang menyetir.
"Kamu tidak mau datang ke makan malam hari ini?"
"Eh ? Bukankah tunanganmu-"
Dan telepon mendadak mati karena kehabisan daya. Oke, cukup. Aku tau tunanganku bukan Tetsuya.
"Ayah, ibu. Siapa tunangan yang ingin dikenalkan kalian?" Aku mendelik, ya ampun, apa-apaan sih ini? Aku sama sekali gak ngerti! Ayolah, tolong!
"Ah, mengenai itu-"
Dan mendadak, segalanya memburam. Mobil bertemu truk, dan kesadaranku gelap sepenuhnya.
.
.
.
.
.
"Name - San !"
Aku mengerjap pelan.
Ruangan serba putih menyambutku.
Ehh... apa, ya... aku terlihat melupakan sesuatu.
Mendadak, mataku terbelalak. Aku langsung bangkit menjadi posisi duduk, lalu merintih pelan saat kepalaku dihantam rasa sakit.
"Ah-mana Tou - san dan kaa - san ?!"
"Bibi dan paman ada diruangan lain - ssu, tenang saja."
Siapa ?
Lho.. mereka semua siapa ?
"Untung kau baik-baik saja. Sampe kaget,"
"Ahhh, Name - Chan !" seseorang dengan surai sakuranya langsung memelukku, "aku tadi takut sekaliii !"
"Satsuki alay !"
"Bodo amat !"
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling -... itu siapa ?
"Kamu... siapa ?" aku bertanya pelan, takut. Sepasang iris merah emas menatapku tajam, aura mengintimidasi sedari tadi tidak hilang dari ruangan ini. Siapa ? Kenapa dia tidak terlihat suka padaku ? Lalu, kenapa menjengukku ? Kenapa, kenapa ?
"Kalian... siapa?" aku mengernyitkan alis, mereka siapa ? Aku gak mengenal mereka. Kenapa mereka ada disini ? Aku menoleh kearah Tetsuya, "mereka siapa, siapa -akhh," aku memegangi kepalaku -sakit.
"Tetsuya, Tetsuya-" aku memeluk Tetsuya segera, "takut..."
Dan semuanya membeku melihatku.
.
.
.
.
.
"Hilang ingatan ? Tapi dia mengingat Tetsuya !"
"Akashi, tenang lah dulu -nanodayo ! kau bukan orang yang mudah panik kayak gini, kan !"
"Kata dokter, cuman hilang setengah. Kira-kira balik pas Kamita umur 12 -ssu,"
"Lalu sekarang... bagaimana ?"
"Kau tunangannya, Tetsuya. Kau yang bertanggung jawab."
"Akashi ! Apa-apaan sih sikapmu itu, kau dari tadi seperti itu !"
"Daiki, diam. Memangnya ada masalah dengan sikapku ? Kalian cukup urus diri sendiri. Biar Tetsuya yang mengurusnya. Aku tidak perduli,"
"Akashicchi -"
.
.
.
.
.
Kayaknya ada yang kulupakan, tapi apa...
"Waktunya makan malam !" Okaa - san memanggilku ceria, aku menangguk, "oke !" Oh -nanti deh baru pikirin.
Aku menuruni tangga, lalu langsung berlari kearah meja makan begitu indera penciumanku mencium sesuatu, "oyakudon !" aku berbinar menatap hidangan didepanku.
Aku langsung duduk, kemudian berucap pelan bersamaan dengan ayah dan ibu, "itedakimasu !"
"Ehm, kalau ibu bilang kamu ditunangkan sama seseorang, gimana ?"
"Kamu akan ditunangkan, anaknya ada di sekolah Teiko."
Aku membelalak. Eh ?
"Sama... siapa?"
"Akashi... Seijuurou."
Akashi Seijuurou... siapa ?
Ini... semakin rumit... "Akashi Seijuurou ... yang waktu itu menjengukku di rumah sakit ? Yang bermata merah - emas ? Aku tidak mau," aku mengembungkan pipiku. "Ia menakutkan," ucapku.
Tapi...
perasaan meluap-luap dan jantugku berdegup kencang, seolah aku adalah anak kecil yang sedang menunggu permen yang akan diberikan padaku.
Perasaan apa itu?
.
.
.
"Hey,"
Aku tersentak, lalu menoleh kebelakang. A-Akashi Seijuurou !
"Err -ya, kenapa ya ?" ahh, sial. Dia memang menakutkan. Aku mengalihkan pandanganku, kemana saja, asal jangan matanya !
"Kau belum pulang ? Mana Tetsuya ?"
"Se-sepertinya tadi guru meminta Tetsuya membantunya sebentar,"
Dia mengambil sepatunya dari loker, "ohh." dia terdiam sesaat, kemudian menarik daguku menggunakan jemari telunjuk dan jempolnya, membuatku mau tak mau bertatapan dengan sepasang iris heterochrome. Akh, ada apa ?! Apa aku melakukan sesuatu yang salah ?
"Kau takut padaku ?"
Aku menutup mataku -kenapa aku deg-degan ? "Se-sedikit."
"Kenapa ?"
Kok malah ditanya sih ?!
"Habis, kau selalu menatap orang dengan tajam ! Kenapa ayah dan ibu membuatku bertunangan denganmu, sih ?!" aku reflek berteriak, saking takutnya. Err, berlebihan memang, tapi dia memang membuat gemetaran.
"Eh ?" aku membuka mataku, perlahan, melihatnya menatapku bingung.
He ? Apa apa ?
Kenapa dia menyeringai ? "Aku beri petunjuk," dia menjilat telinga kananku, kemudian berbisik rendah, "pernah mendengar kata 'aku menyukaimu' ? Seharusnya iya, karena kamu yang mengucapkannya," dia melepas genggamannya pada daguku, menyentil pelan dahiku, lalu berbalik, "dah."
Aku memegangi telinga kananku. Panas.
"Apa -..."
"Name - San ?"
"T -Tetsuya..." aku menoleh kebelakang."Kenapa aku ditunangkan dengan orang mengerikan kayak gitu ?!" aku berteriak sekencang-kencangnya. Untung saja ini sudah sore dan hanya tersisa aku dan Tetsuya.
"Akashi - Kun ?"
"Iya !"
"... mukamu merah sekali, Name - San."
Sial ! Curang, curang, curang !
.
.
.
"Tetsuya dan Satsuki sudah berani berbohong, yaa.."
"MAAF, AKASHI - KUN ! AKU DIMINTA IBUMU !"
"A - ano, Akashi - Kun. Senyummu mengerikan,"
"Siap-siap, ya, kalian..."
"... ada apa sih, -ssu ?"
"Mereka bohong. Yang benar, Name ditunangkan dengan Akashi -nanodayo."
"Oh - apa?!"
Kalau dia lupa, maka aku hanya perlu membuatnya kembali suka padaku.
Dia milikku,
selalu.
.
.
.
"Selamat pagi,"
bibirku tertempel dengan sesuatu, pelan. Aku terbelalak, terlebih teman sekelasku berteriak heboh.
"Morning Kiss ?" dia menyeringai, menarik tengkukku, menciumku lagi.
"MHH ?!"
Aku memukul pundaknya pelan, merasakan lidahnya menelusup masuk kedalam mulutku, mengabsen tiap deretan gigiku, bermain-main dengan lidahku.
Dia melepas ciumannya, aku menatap garang. Ya Tuhan, ini di kelas !
"A -AKU BENCI PADAMU, AKASHI !"
Aku memukul pundaknya, kali ini, lebih keras. Dia mengecup pelan dahiku.
"Aku ke kelasku dulu. Kita pisah kelas tahun ini,"
"Bodo amat !"
"Akan kucium lagi kalau kau berteriak,"
Huh ?!
"Benci,"
"Eh ? Tapi aku suka, tuh."
"HWA, DIAM !"
.
.
.
Kali ini, berakhir bahagia.
.
.
.
End
duh, maaf nge-rush banget ya. aku udah gak pake akun ini, jadi maaf kalo lama update. Akun-ku skrg adalah Andrea Sky.