I Just Love You 3

.

Byun Baekhyun, Lu Han, Kim Jong In, D.O Kyungsoo and Oh Se Hun.

.

.

LuBaek, KaiBaek, Slight Kaisoo.

.

.

Kyura Cho present

Lets enjoyed

.

.

.

Kim Jong in menghentikan mobilnya tepat di rumah keluarga Byun. Kyungsoo tersenyum cerah dan bergelayut manja di lengan Kai. Sementara Kai hanya diam saja tak peduli dengan kelakuan sok manja Kyungsoo.

"Terima kasih sudah mengantarku Kai. Luhan dan Baekhyun, mereka sangat cocok ya? Ahh aku tidak sabar untuk menyusul mereka Kai."

Jongin melepaskan lengan Kyungsoo jengah dan menatap dingin kearah Kyungsoo.

"Aku pulang Kyung,"

Srett

"Tu tunggu, kau tidak mau mampir?"

Jongin mendengus. "Ini sudah malam Kyungsoo. Aku pulang,"

Jongin sudah berbalik namun lengan Kyungsoo menahannya. "Ada apa lagi Kyungsoo?"

"Kau tidak mau menciumku dulu Kai?"

"Jangan banyak berharap Kyungsoo! Aku pulang."

Jongin berjalan cepat tanpa menoleh lagi, ia muak melihat wajah licik Kyungsoo. Sementara Kyungsoo menunduk perih. Bahkan meskipun Baekhyun sudah menikah, Jongin masih saja bersikap dingin padanya.

Langkah Kyungsoo terhenti begitu melihat seseorang yang di kenalnya dengan wajah dinginnya yang tengah bersender pada dinding rumahnya.

"Merasa senang hari ini Do Kyungsoo?"

Kyungsoo mendengus memilih tak menggubris perkataan sinis dari orang di hadapannya dan berniat membuka pintu rumahnya sebelum sebuah lengan menahannya.

"Kau sudah membuat kesalahan besar Kyungsoo!"

Kyungsoo menghentakan lengan orang itu dan menatap tajam kearah namja tinggi dihadapannya.

"Ini bukan urusanmu Oh Sehun! Lagipula aku tidak berbuat apa apa!"

Sehun mendengus. "Tidak berbuat apa apa kau bilang? Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan ha? Kau membalikan fakta Kyungsoo! Kau bilang pada ayahmu jika Luhan mencintai Baekhyun! Kau pikir aku tidak tahu itu hah?" Tekan Sehun membuat Kyungsoo terkejut. Darimana Sehun tahu?

"Luhan memang mencintai Baekhyun kan? Jadi aku berbicara jujur"

"Tapi kau tahu persis siapa Luhan Kyungsoo! Kau tak tahu apa akibatnya melakukan ini!"

Kyungsoo memutar bola matanya jengah.

"Terserah kau Sehun! Terserah! Yang penting Luhan dan anak sialan itu sudah menikah. Dan aku mendapatkan apa yang kuinginkan. Kai! Akhirnya aku bisa memiliki Kai kembali." Kyungsoo tersenyum puas. Dan itu membuat emosi Sehun makin meluap.

Sret

"Akhh sakit lepaskan brengsek!" Maki Kyungsoo saat Sehun mencengkram lengannya.

"Kau tidak tahu apa akibatnya membuat Luhan menikahi Baekhyun, Kyung. Silahkan bersenang senang. Tapi aku yakin sebentar lagi kebahagiaanmu akan lenyap seketika. Kau dan keluargamu akan kehilangan semuanya. Kau tidak tahu siapa Luhan!"

"Aku tahu siapa dia! Maka dari itu aku melakukan ini. membuat Baekhyun menikah dengan Luhan adalah rencana ku. Aku hanya ingin membuat anak itu tersiksa haha"

Rahang Sehun mengeras menahan marah. "Darimana kau tahu Luhan sedari dulu mengincar Baekhyun?"

"Gampang sekali. Saat itu aku kerumahmu, kau sangat lama didalam kamar mandi. Maka dari itu aku iseng memasuki kamarmu, tapi aku salah. Kamar yang kumasuki adalah kamar Luhan. Dan kau tahu apa yang kutemukan? Berpuluh puluh foto Baekhyun terpajang di seluruh dinding kamar hyungmu. Salah sendiri kenapa pintunya tidak terkunci, aku jadi punya alasan kan untuk mengatakan pada appa mu dan appa ku jika sebenarnya Luhan lah yang mencintai Baekhyun, bukan kau!"

"Kau! Kau gila Kyungsoo!"

"Setidaknya aku tidak lebih gila dari hyungmu"

Kyungsoo tersenyum licik. "Harusnya kau bersyukur dan berterima kasih padaku Sehun ah. Dengan begini bukan kau yang menikah dengan anak sialan itu. kau bebas dari perjodohanmu dengan Baekhyun kan?"

"Kau keterlaluan Kyungsoo! kau tahu persis aku mencintai Baekhyun! Dan dengan liciknya kau mengatakan pada Baekhyun jika aku mencintai hyung ku sendiri! Kau benar benar gila!"

Kyungsoo tertawa keras. "Hahaha, kalau kau yang menikahi Baekhyun, itu tidak akan seru! Si bodoh Baekhyun percaya saja dengan semua ucapanku. Sudahlah Sehun, lebih baik kau lupakan anak idiot itu. lagipula apa bagusnya sih Baekhyun? Dia hanya anak lemah yang bodoh dan idiot! Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari dia, Sulli misalnya."

Sehun mendengus. "Lakukan apa yang kau mau Kyungsoo. Tapi jika kau kehilangan semuanya, jangan menangis didepanku. Kau pikir dengan kau mendapatkan Kim Jong in sekarang kau akan bahagia? Kau salah Kyungsoo. Kim Jong in akan tetap mencintai Baekhyun, bukan kau!"

Sehun segera berlalu meninggalkan Kyungsoo yang menggeram marah.

"Aku tidak peduli! Asalkan Kai menjadi milikku semuanya akan baik baik saja!"

.

.

.

Klek

Baekhyun terpana sekaligus merinding.

"Bagaimana? Kau suka?"

Mata sipit Baekhyun bergerilya memandangi sebuah rumah di hadapannya. Rumah mewah bercat putih juga berlantaikan putih mengkilat.

Baekhyun semakin terpana saat memasuki rumah mewah itu. Semua berwarna putih. Perabotan, dinding, tak ada satupun yang berwarna lain. Dinding rumah itu sebagian terbuat dari kaca kaca besar dengan garden putih yang melambai lambai terbawa angin.

Luhan menggeser dinding kaca itu hingga tak ada angin malam yang masuk, Baekhyun menyentuh dinding kaca itu dan dirinya bisa melihat kesbuah taman yang di hiasi penuh dengan tanaman bunga mawar merah. Di situ terdapat sebuah lampu taman dan sebuah kursi.

Rumah Luhan begitu mewah.

"Lu Luhan ssi, ke kenapa dindingnya hampir semuanya kaca? Apa tidak takut pecah?" Pertanyaan polos Baekhyun membuat Luhan terkekeh geli.

"Kaca ini tidak mudah pecah Baekhyun. Bahkan jika kau melempar kursi ini kearah kaca seperti ini_

BRAKKK

Baekhyun berjingkat kaget dan menjauhi kaca tersebut.

"_Kaca itu tidak akan pecah. Aku sudah merancangnya dengan detail." Senyum Luhan merekah seolah apa yang dilakukannya barusan-melempar kursi dihadapan Baekhyun- terasa biasa saja. Sementara Baekhyun sendiri merasa ngeri.

"Meskipun dinding rumah ku seperti kaca, itu tidak akan mengurangi perlindungan dirumah ini. bisa dikatakan, kau pun tak akan mudah melarikan diri dari sini semudah menjentikan jari"

"Hah?"

Luhan terkejut, menyadari perkataannya yang terdengar aneh. "Ah itu hanya bercanda Baekhyunnie. Ahh kajja kita kekamar, aku yakin kau sudah lelah."

Baekhyun mengangguk pelan dan mengikuti langkah Luhan dengan kedua tangan yang sibuk mengangkat gaun pengantinnya yang membuat repot.

"Luhan ssi_

"Hyung!"

"Nde?"

"Panggil aku Luhan hyung, Baekhyun ah. Bukankah kita sudah menikah? Memanggilku secara formal begitu akan membuat kita semakin terasa asing satu sama lain."

"Ahh mianhae, Luhan ss- hyung"

Luhan tersenyum dan berhenti disebuah pintu yang lagi lagi berwarna putih. Luhan memasukkan sebuah angka kesebuah mesin pintu dan menggeser pintu itu perlahan.

Baekhyun sekali lagi merasa aneh. Mengapa hanya untuk sebuah kamar saja Luhan harus memakai kode masuk? Apa sebegitu privasinya kah kamar itu?

"Masuklah Baekhyun, kau tidak penasaran melihat kamar baru kita?"

Baekhyun mengangguk gugup dan melangkah masuk. Dan lagi lagi Baekhyun terkejut dibuatnya. Kamar itu sama saja dengan ruangan sebelum sebelumnya yang ia lihat. Semuanya bernuansa putih. Didalam kamar itu, terdapat sebuah Piano berwarna bening yang begitu mewah, Baekhyun yakin harga piano itu begitu mahal.

"Aku tahu kau suka bermain piano, jadi aku membelikan piano itu sebagai hadiah pernikahan kita"

Baekhyun mengusap piano itu dan merasa takjub. Piano itu begitu mewah sekali. Pandangan Baekhyun beralih kearah lain, tepatnya kearah ranjang yang menghadap kearah dinding kaca yang bergarden putih.

"Kaca lagi? Ba bagaimana jika orang orang diluar melihat kita? Apa lagi ini lantai bawah kan?"

Luhan tersenyum dan memeluk Baekhyun dari belakang, kemudian mengecup leher Baekhyun membuat Baekhyun seketika merinding dibuatnya.

"Kaca itu multi fungsi Baekhyunnie. Jika aku memberikan kode ini-Luhan memencet sebuat tombol disamping dinding kaca itu dan memasukkan sebuah kode- maka orang luar akan bisa melihat kita. Tapi jika aku memencet kode lain –Luhan kembali memasukkan sebuah kode- maka orang luar tidak akan bisa melihat kamar kita. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Baekhyun mengangguk paham, meskipun sebenarnya ia tak mengerti mengapa desain rumah Luhan begitu aneh dan rumit. Dan Baekhyun yakin, seluruh rumah ini penuh dengan kode dan password. Dan perlahan hatinya mulai dihinggapi perasaan takut.

Baekhyun memang sangat dekat dengan Sehun karna mereka adalah teman masa kecil. Akan tetapi ia tidak terlalu dekat dengan Luhan. Baekhyun hanya mengenal Luhan sebagai hyung Sehun. Dan Luhan tak pernah bermain dengan mereka. Dan saat Luhan lulus sekolah menengah pertama, Luhan meneruskan sekolah nya di China dan baru kembali setelah ia menyelesaikan kuliahnya dengan waktu singkat. Luhan sangat jenius. Itulah yang Baekhyun tahu dari Sehun.

"AHHHSSS"

Baekhyun tersadar dari lamunannya ketika merasakan sebuah gigitan halus dilehernya. Kedua tangannya terkepal menahan rangsangan yang diberikan Luhan pada lehernya.

"Lu Luhan hyung, a aku, bolehkah aku mandi? Badanku lengket semua"

Baekhyun melepaskan pelukan Luhan dan menatap canggung Luhan. Tangannya tak sadar meraba lehernya yang baru saja di cumbu Luhan.

"Tidak Baekhyunnie, ini sudah malam. Kita langsung tidur saja ne"

Luhan meraih lengan Baekhyun, menghantarnya ke ranjang berseprai putih mereka. Ahh ternyata ranjang itu pun berwarna putih, bahkan lemari nya juga.

Luhan menidurkan tubuh mungil Baekhyun dengan senyum yang terus menghiasi wajah tampannya. Sementara Baekhyun semakin merasa canggung.

"Lu Luhan hyung aku merasa tak nyaman dengan gaun ini. bolehkah aku menggantinya dulu?" Tanya Baekhyun penuh harap. Akan tetapi Luhan menggeleng dan menindih Baekhyun, menciumi wajahnya dengan lembut.

"Besok saja. Aku masih ingin melihatmu memakai gaun itu. sekarang tidurlah Baekhyunnie..."

"Ta tapi aku_

Srett

"Eumhhh"

Baekhyun merasakan sebuah sengatan kecil di lengan atasnya. Ia merasakan sesuatu cairan dingin memasuki tubuhnya. Dan ia mulai merasakan kantuk yang begitu hebat. Mata Baekhyun perlahan menutup, ia tertidur.

"Jaljayo, Oh Baekhyun"

Luhan tersenyum tipis dan membuka laci disamping ranjangnya, mengambil sebuah kamera.

KLIK

"Kau cantik Baekhyun ah..."

.

.

.

Baekhyun mengerjapkan matanya yang terkena sinar matahari. Perlahan mata cantiknya terbuka sempurna. Dan hal pertama yang dilihatnya adalah pemandangan di luar kamarnya yang begitu indah terlihat meski ia hanya melihat lewat dinding kaca kamarnya.

Mawar mawar merah di luar sana menggugah hati Baekhyun untuk beranjak dari tidurnya namun ketika ia menggerakkan tubuhnya, rasa pening yang menyiksa menjalar kepalanya hingga ia memilih mebaringkan kembali tubuhnya. Tangan lentiknya memijat pelang keningnya guna menghilangkan rasa pening di kepalanya. Baekhyun merasa, tubuhnya terasa begitu lemah dan lelah, padahal saat semalam ia tak terlalu merasa lelah meski perayaan pernikahan mereka tergolong mewah dan memakan waktu yang lama.

"Uhh kenapa badanku lemah sekali..." Keluhnya pelan, berusaha untuk bangkit lagi namun ketika ia memaksakan untuk berjalan Baekhyun oleng dan hampir terjatuh jika saja seseorang menahan tubuhnya.

"Pagi Sunshine..."

Baekhyun membuka matanya dan perlahan wajah Luhan membingkai jelas dihadapannya.

"Ahh se selamat pagi hyung, kau sudah bangun sedari tadi?" Tanya Baekhyun canggung dan segera melepaskan diri dari dekapan Luhan namun tubuhnya yang masih terasa lemas kembali terjatuh dalam pelukan Luhan.

"Sepertinya kau kelelahan karna resepsi kemarin. Beristirahatlah, aku akan membawakan bubur untukmu"

"Terima kasih hyung, maaf seharusnya aku yang menyiapkan sarapan untuk hyung" Sesal Baekhyun merasa tak enak hati karna malah Luhan lah yang melayaninya. Luhan tersenyum mahfum dan mengecup kening Baekhyun, lantas kembali membaringkan tubuh kecil Baekhyun keatas kasur.

"Tunggu sebentar ya, aku akan segera kembali"

Baekhyun mengangguk lemah, namun ia teringat sesuatu. Sebelum Luhan menghilang dari balik pintu, baekhyun memanggilnya nyaring. "Hyung!"

"Ya?"

"Apa aku boleh meminta segelas susu strobery hangat?"

Luhan tersenyum lembut. "Tentu, baby."

Baekhyun tersenyum. "Gomawo"

.

.

.

Kim Jong in menatap bosan kearah sang guru yang tengah berbicara di depan kelas. Hari ini tak ada Baekhyun. Dan dia sangat bosan, sedikit menyesal kenapa ia tak membolos saja? Apalagi kelas ini semakin membosankan karna seseorang yang duduk di sampingnya. Do Kyungsoo.

Baekhyun. Jong in begitu merindukan sosok kecil itu. biasanya, jika ia tengah bosan, Baekhyun akan memasang mimik lucu hingga ia tertawa nyaring dan berakhir mendapat hadiah manis dari sang guru berupa lemparan penghapus.

Membayangkan hal itu membuat senyum Jong In mengembang. Kyungsoo heran melihat Jong in yang tersenyum sendiri dan sedikit mengumpulkan keberaniannya, Kyungsoo menggenggam tangan Jong in erat.

Jong in tersadar dan segera menoleh kearah Kyungsoo. sedikit mendengus kecil, Jong in melepaskan genggaman tangan Kyungsoo. akhirnya ia lebih memilih fokus pada pelajaran daripada meladeni Kyungsoo.

.

.

.

"Hyung membuat sendiri buburnya?"

Luhan mengangguk pelan. "Apa tidak enak? Aku tidak bisa memasak" Kekehnya malu. Baekhyun ikut tersenyum.

"Enak kok, walau sedikit banyak-asin"

Keduanya tertawa. Meskipun sedikit asin, Baekhyun tetap menghabiskan bubur buatan Luhan dan tanpa sadar, dan mungkin karna terlalu lapar cara makan Baekhyun sedikit berantakan hingga bibir tipisnya penuh dengan bekas bubur membuat Luhan tertawa.

Srett

Baekhyun merona. Ibu jari Luhan menghapus sisa bubur di ujung bibirnya hingga ia terbatuk dan membuat Luhan panik lantas segera memberikan segelas air putih untuk Baekhyun minum.

Jujur saja, Baekhyun masih merasa canggung berhadapan Luhan. Baekhyun sedikit berdehem dan menatap kearah Luhan yang tengah menatap kearah luar, menikmati bagaimana mawar mawar merah itu merekah sempurna di hadapannya.

"Hyung, apa disini tidak ada maid?"

Luhan menoleh dan menggeleng. "Aku tidak suka ada orang lain disekitarku. Jadi aku tidak mempekerjakan seorang maid."

"Mwo? Tapi rumah ini kan besar sekali hyung? Aku tidak akan sanggup membereskan semuanya" Baekhyun berucap jujur dan bernada polos. Luhan terkekeh dan menggusak rambut halus Baekhyun gemas.

"Tenang saja, mulai besok akan ada seorang maid yang datang kesini setiap pagi. Dia akan membantumu membersihkan rumah"

"Woah jinjja? Syukurlah"

"Ahh mandilah Baekhyunnie, kau pasti tak nyaman dengan gaunmu. Dan oh ya, aku belum membelikanmu pakaian yang pas. Jadi untuk sementara pakai baju ku saja ya, besok aku akan membelikanmu pakaian."

"H hyung memangnya appa tidak membawakan pakaian pakaianku kemari?" Heran Baekhyun. Luhan menggeleng dan tersenyum tipis.

"Tidak Baekhyun ah. Aku tidak suka jika dirumah ini tersimpan barang barang yang bukan ku beli, jadi kau tidak perlu membawa apapun kerumah ini."

Baekhyun sedikit terkejut aneh. "Tapi.."

"Cukup membawa dirimu dan itu sudah cukup bagiku. Dan tanpa kau membawa apapun kerumah ini, semua kebutuhanmu tercukupi. Dan bukankah kau seperti merasa baru lagi Baekhyun ah?"

"Ha?"

Baekhyun tak mengerti sama sekali. Mengapa kata kata Luhan begitu aneh ditelinganya. Baekhyun tersadar, semenjak ia memasuki rumah ini, ia bahkan tidak membawa apapun selain tubuhnya dan... gaun pengantin pemberian Luhan. Yah dia tak membawa apapun. Satu barangpun tak ia miliki dirumah ini.

Baekhyun menelan ludah. Mengapa ini terasa begitu menyeramkan baginya?

"Hei, kau melamun?"

"Ah uh maaf hyung," Baekhyun memaksakan sebuah senyum gugup.

"Mandilah Baekhyunnie."

Baekhyun mengangguk dan segera melangkah kearah kamar mandi.

"Ah iya Baekhyun, ada yang belum aku sampaikan tadi,"

"A apa hyung?"

"Maid yang akan datang kemari besok adalah Kim ahjumma. Umma Kai."

DEG

"A apa?

.

.

.

My mother is my seme, sebentar lagi selesai tunggu saja. Ahh iya, ada yang berminat mengikuti lomba FF BAEKHYUN?

Hadiahnya berupa pulsa 50ribu untuk pemenang pertama. Berminat? Silahkan add FB Byun shiners jika ingin mengikuti lombanya, FF dikirim paling lambat tanggal 2 mei. Untuk lebih jelas nya silahkan tanyakan pada Byun Shiners. Saya yang menyelenggarakan, tapi karna saya tidak selalu on FB, atau apapun maka saya, meminta bantuan Baekhyun-chan a.k.a Byun Shiners untuk mengurus semuanya.

So, berminat? Hubungi Byun shiners. Terima kasih.

TBC