. ... maaf ya, telat apdet ... bnyak kerjaan di duta •w• so ... so ... sooo~ telat deh, •w•

chapter kali ini juga nggx terlalu hot :v chapter 3 diusahakan lebih —hot? :o ummm ... yeah, just my guess ...

makasii yang udh review, favs and foll ... I'm appreciate it! kiss :* but, I really am sorry 'cuz nggx bisa sebutin satu-satu . ... maaf juga kalo chap in jelek, :( bikinnya rusuh, maaf sekali!

ok, now ...

××× Happy Reading ×××

"Suu ... Sukee ..." cicit Naruto saat ia merasakan sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.

"Keluarkanlah ..." ujar Sasuke tanpa menghentikan kegiatannya.

"Ngghhh ..." erang Naruto bersamaan dengan keluarnya cairan dari lubang kenikmatnya.

Sasuke melumat habis cairan yang keluar dari vagina Naruto. Sasuke melumatnya bagaikan cairan itu adalah sebuah es krim yang meleleh. Sasuke mendongak untuk menatap Naruto, lalu menyeringai. Sasuke bangkit dan merangkak di atasku. Naruto memandanginya dengan tatapan sayunya. Nafasnya masih tetap saja memburu, 'Apa yang akan dilakukannya?' pikirnya dalam hati.

Sasuke membelai pipi Naruto dan mengangkat dagunya, didekatkannya wajahnya pada wajah gadis itu. Sepertinya ia akan menciumnya.

Benar saja, Sasuke mencium Naruto. Tetapi, rasanya agak berbeda ... rasanya jadi ASIN! Kedua alisnya saling bertautan saat lidah Sasuke menyapu lidah Naruto. 'Inikah rasa dari cairanku sendiri?' batinnya.

Sasuke melepaskan pangutannya dan menjauhkan wajahnya dari wajah Naruto. Sasuke menduduk dirinya diatas vagina Naruto. Ia dapat merasakan ada seseuatu yang mengganjal diantara kedua kakinya yang menempel pada vaginanya, apa itu?

Sasuke membuka semua kancing dan melepas kemejanya. Memamerkan dada bidangnya yang berbentuk six packs nan atletis itu pada Naruto, membuat kedua pipinya memerah padam. Naruto segera membuang muka karena malu dan menambah seringai Sasuke semakin lebar.

"Siap untuk ke permainan inti?"

Disc :

Masashi Kishimoto

Story By.

Quiiny Riezhuka Sylvester

Pairing :

SasuFemNaru

Rated :

M

Genre :

Romance and Family

Warn :

If you're under 18+ years old, I beg you! Please leave this fanfic, but... If you force and try to resist... Well, the SINS is YOURS... Lemon, OOC, GenderBend, 't Like? Then don't read... Is easy, isn't it? :)

Sasuke memegangi dagu Naruto dengan perlahan, menuntunnya untuk menatap Sasuke. Naruto mengikuti gerakan tangan Sasuke dan dengan malu-malu menggerakan maniknya untuk menatap Sasuke. Naruto memberikan tatapan yang sulit diartikan. Sungguh! Ia masih ragu untuk melakukan hal 'intim' dengan suaminya. Sasuke menghela nafas dan menarik Naruto ke dalam pelukannya, mereka kini terduduk sambil berpelukan.

Ada sesasi aneh saat tubuhnya bersentuhan dengan dada bidang Sasuke. Seperti ada ribuan kupu-kupu diperutnya ... juga, tengkuknya mulai terasa sedikit memanas. Naruto menggerakkan jemarinya dari perut menuju ke dada Sasuke sambil memandangi Onyx Sasuke yang tengah memandanginya juga.

"Siap?" tanya Sasuke kembali. Naruto menudukan kepalanya dalam, pipinya memerah. Ia menggigit bibirnya, ia tidak tahu apa yang arus ia katakan. Ia ... ragu ...

Sasuke mengangkat dagu Naruto perlahan, maniknya terhubung kembali dengan manik Cerulean milik Naruto. Tatapan Sasuke menyendu saat melihat Narto menggigit bibirnya, "Jangan menggigitnya." pinta Sasuke.

Naruto melepaskan gigitannya dengan perlahan dan saat bibir itu lepas, Sasuke langsung meraup bibir ranum Naruto. Melumatnya bak melumat sebuah lolipop favoritnya yang telah lama ia rindukan. Sasuke menghisap lalu menggigiti kecil bibir bawah Naruto tanpa mengalihkan pandangannya dari manik Ceulean milk Naruto.

Tangan Naruto mulai meneruskan perjalanannya menuju ke sela-sela rambut Sasuke yang sebelumnya terhenti di dada bidang Sasuke. Kedua tangan Naruto meremas rambut Sasuke dan membalas sapuan lidah Sasuke. Saling membalas lumatan satu sama lain.

Lagi ...

Naruto merasakan sesuatu yang mengganjal di selangkangannya dan yang lebih parahnya lagi, ia merasakan miliknya mulai basah! Cukup! Jangan ada lagi gengsi-gensian!

Naruto membuka lebar kakinya dan memajukan pinggulnya kedepan. Kini benda keras itu menempel pada miliknya, hanya terhalang oleh celana yang dikenakan oleh Sasuke. Naruto dapat merasakannya! Begitu keras dan ... besar!

Peluh semakin deras mengalir. Keringat ditubuh Naruto terlihat bersinar saat terterpa cahaya lampu, membuat tubuh Naruto terlihat seksi bak terminyaki. Sasuke semakin bersemangat untuk menginvasi rongga mulut Naruto. Sasuke menggigiti kedua bibirnya, melumat dan menghisap lidahnya yang manis, bertukar air liur dan mengabsen seluruh deret giginya. Namun itu semua belum cukup!

Tangan nakal Sasuke tidak akan hanya diam. Ia mulai turun menuruni perut Naruto ... ke pusarnya lalu mengorek-ngorek gua yang telah terbanjiri oleh love liquid Naruto. Begitu basah ...

Sasuke melepaskan pangutan dan jarinya yang mengoyak milik Naruto. Sasuke hanya menyeringai sambil menatap Naruto yang kini mem-pout-kan bibirnya. Sepertinya ia masih tidak rela Sasuke melepaskan ciumnya. Sasuke memegang bahu kanan dan kiri Naruto. Sasuke mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto. Naruto memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke.

Tubuh Naruto didorong keras oleh Sasuke ke kasur, "Aahh! Sasuke!" pekik Naruto. Punggungnya melengkung ke atas dan tangannya meremas seprai kasur, tak sangup menahan sapuan lidah Sasuke di bibir vaginanya! Naruto menjepit kepala Sasuke dengan kedua pahaya, memeluknya. Sasuke melumat seluruh lelehan cairan milik Naruto, melumatnya bak orang yang sudah tak minum ribuan tahun, "Sukee!" rintih Naruto, ia sudah tidak tahan!

Sasuke bangkit, ia bertumpu pada lututnya. Sasuke melepaskan sabuknya dengan tergesa-gesa, seolah dia sedang dikejar oleh seorang *Kuntilanak. Naruto akhirnya bisa bernafas bebas setelah Sasuke menghentikan kegiatannya, namun ... sepertinya semua itu tidak berlangsung lama saat Naruto melirik apa yang tengah dilakukan oleh Sasuke.

Kedua maniknya terbelalak, pipinya memerah, mulutnya menganga dan jantungnya berdetak empat kali lebih cepat dari biasanya. Sasuke melempar celana, boxer dan celana dalamnya ke sembarang tempat. Di sana, sesuatu yang besar nan panjang bergelayut manja diselangkangannya. Penisnya sudah menegang dan mengeras!

Sasuke memegang dan mengangkat miliknya. Ia menatap Naruto dengan seringai yang menempel pada bibirnya, sedangkan Naruto membalasnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Naruto memnggigit bibir bawahnya, 'Kalau sebesar itu mana muat!' racau Naruto dalam hati.

Sasuke mengarahkan miliknya ke bibir vagina Naruto. Akhirnya, kedua bagian tubuh itu bertemu. Walaupun hanya menempel di depan lubangnya, Naruto dapat merasakan bahwa miliknya sudah kembali becek, apalagi kalau dimasukan?

"Kau menginginkan ini'kan, Naruto?" tanya Sasuke sambil menggesekkan penisnya dari lubang Naruto menuju ke clit-nya lalu kembali lagi ke depan lubang Naruto.

Naruto menggelinjang hebat punggungnya kembali melengkung. Ia meremas seprai semakin kencang, membuat kedua tangannya terbuku-buku dan memutuih. "Su ... kee ..." Nafasnya tercekat ditenggorokan karna sensasi 'nikmat' yang menderanya.

'Damnit! Tidak bisakah dia memasukkannya langsung!' batin Naruto berteriak gemas karena tingkah 'nakal' Sasuke yang hobi sekali menggodanya.

Sensasi hangat menjilat penis Sasuke. Cairan Naruto keluar dengan deras, Sasuke hanya bisa menyeringai melihat istrinya yang sudah tidak tahan untuk 'digagahi'. Merasa puas telah membuat Naruto merengek secara tidak langsung, Sasuke mulai menekan kepala penisnya ke lubang kenikmatan Naruto secara perlahan.

Beginikah cara bercinta pasangan yang saling menjaga ego dan gengsi?

"Sasuke!"

"..."

"..."

"Kyaaaaa!"

Sebuah teriakan yang memekakan telinga terdengar di semua pelosok kantor tempatnya bercinta. Hei, jangan salah sangka! Itu bukan teriakan Naruto yang kehilangan keperawanannya karena satu hentakan maju penis Sasuke! Mari kita lihat siaran ulangnya.

Sensasi hangat menjilat penis Sasuke. Cairan Naruto keluar dengan deras, Sasuke hanya bisa menyeringai melihat istrinya yang sudah tidak tahan untuk 'digagahi'. Merasa puas telah membuat Naruto merengek walaupun secara tidak langsung, Sasuke mulai menekan kepala penisnya ke lubang kenikmatan Naruto secara perlahan.

"Sasuke!" sebuah panggilan yang kelewat semangat terdengar dari arah pintu membuat dua sejoli dan si pemanggil sama-sama mematung.

Tentu saja mematung, apa lagi yang akan kau lakukan? Kau membuka pintu kamar seseorang dan meneriakan namanya. Namun, hal pertama yang kau lihat adalah seorang wanita yang tengah terlentang sambil menangkang lebar. Diantara kedua kaki gadis itu, seorang lelaki yang sedang berjongkok sambil memegangi penisnya yang ia arahkan ke lubang kewanitaan wanita itu. Seolah tersihir, kedua love-bird itu hanya memandangi sosok tinggi yang juga mematung sambil memegangi kenop pintu.

"Kyaaaaa!" terikan Naruto sukses membuat roh mereka yang sempat melayang entah ke mana, kembali pada tubuhnya masing-masing.

Sasuke segera melepaskan kepala penis yang baru saja masuk dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos Naruto. Disaat yang bersamaan, pria itu segera membanting pintu nista tersebut dan meneriakan kata 'maaf' dengan nada yang panik. Sasuke menatap sendu Naruto yang tengah terlilit selimut. Dalam hati ia sebenarnya tidak rela jika harus melepaskan burungnya itu.

Sasuke hanya bisa menghela nafas pasrah dan meraih boxernya yang tergeletak tidak jauh dari dirinya. Ia turun dari kasur lalu memakai boxernya, 'Dasar baka-Itachi, mengganggu saja!' umpat Sasuke dalam hati sambil melangkakan kakinya menuju pintu dan menenggelamkan dirinya ke pintu.

"Ada perlu apa?" tanya Sasuke pada Itachi yang sedang berjalan menuju pintu keluar dengan nada yang ketus.

Orang yang ditanyai pun menghentikan langahnya dan menoleh ke sumber suara. Ia mendapati adik 'kecilnya' hanya memakai boxer berwarna navy sambil mencagak pinggang. Itachi hanya mampu tersenyum kikuk, "Kaa-san menghawatirkan kalian karena belum pulang. Oleh karena itu, Kaa-san menyuruhku untuk menyuruhmu segera pulang." jawab Itachi panjang lebar.

Sasuke melirik sebuah jam dinding yang bertengger di atas pintu keluar. Ia sempat kaget karna jam tersebut menunjukan pukul dua pagi, namun dapat ia sembunyikan di balk topeng stoic miliknya. "Tapi, sepertinya Kaa-san akan merasa bahagia jika tau apa yang sedang kau kerjakan." Itachi menyeringai penuh arti.

Sesaat, wajah Sasuke memerah. Sasuke segera membalikkan badannya untuk menyembunyikan rona pipinya, "Urusai! Baka-aniki!" teriak Sasuke jengkel sebelum akhirnya masuk kembali ke kamarnya dan meninggalkan Itachi.

Itachi pun meninggalkan ruangan Sasuke. Sebuah senyuman tulus terlukis jelas di mata dan bibir Itachi, "Adikku rupanya sudah besar." gunamnya sambil menatap pintu ruang kantor Sasuke.

Sasuke bersandar pada pintu di belakangnya. Sasuke melirik ke arah kasur, mencari seseorang yang harusnya ada di atas kasur tersebut. Namun, orang yang dicari ternyata tak ada di sana, membuat salah satu alis Sauke naik.

Matanya tertuju pada seorang wanita yang tengah memangkat blouse miliknya di udara. Ia hanya memakai rok dan err ... bra. Ia menghela nafas berat dan menurunkan blouse-nya. Raut kekecewaan terpampang jelas di wajah ayunya, ia kemudian menatap Sasuke dengan tatapan marahnya, "Lihat, apa yang telah kau lakukan pada blouse milikku!" teriak Naruto sambil menunjuk-nunjuk blouse yang ada di gengaman tangannya.

Sasuke hanya menatapnya datar, "Hn," Sasuke berjalan menuju pakaiannya yag berserakan dan memungut mereka satu per stu.

Naruto menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya erat, "Dasar berengsek!" umpatnya sebelum melenggang ke kamar mandi. Naruto membanting pintu kamar mandi dengan kasar, ia segera menuju wastafel untuk membasur mukanya. Naruto memutar keran air yang ada dihadapannya, air mengalir keluar dari keran. Naruto menangkupkan kedua tangannya untuk menampung air, Naruto segera menggosokan air yang ada di tangan ke wajahnya.

Naruto menurunkan tangannya dan melihat pantulan darinya di cermin. Tsk, tampilannya begitu acak-acakan. manik-manik milik Naruto silih memandang tidak percaya! Tidak! Bukan karna tampilannya yang acak-acak, melainkan karena bercak-bercak merah yang berada di leher dan dadanya.

Ia menggerakkan tangannya pelan untuk menyentuh kissmark yang ada di leher bagian bawah. Pipinya memerah dan tangannya terkepal erat, tangannya memutih dan berbuku-buku, "Uchiha sialan!" desisnya geram.

Suara derit pintu yang terbuka terdengar, memaksa Naruto menoleh ke sumber suara. Naruto segera membuang muka saat tau 'seekor ayam' yang ternyata masuk ke dalam kamar mandi. Sasuke melangkahkan kakinya menuju seorang wanita yang berdiri tidak jauh dari hadapannya. Ia membawa kemeja putih polos di tangannya, perlahan ia menyampirkan kemeja tesebut di belakang kedua bahu Naruto. Tanpa diperintah pun, Naruto memasukan kedua tangannya pada masing-masing lubang tangan kemeja tersbut sambil memandangi Sasuke sengit.

Sebuah seringai keluar dengan begitu sontanitas. Ia paling suka dengan wanita seperti Naruto. Entahlah, semakin dia melawan, semakin dia ingin sekali mencicipi setiap mili tubuh Naruto. Katakanlah, cinta Naruto itu diibaratkan sebuah kura-kura yang tengah bersembunyi dalam tempurungnya. Jika ia ingin mengambil cinta Naruto, kau harus menghancurkan tempurung yang menghalangi hati Naruto.

Sasuke menarik kedua kerah bawah kemeja Naruto sehingga Naruto tertarik satu langkah ke depan Sasuke. Sasuke menggerakan kedua tangannya untuk mengancingkan kemeja yang Naru kenakan. Sekilas ia mencuri-curi pandang pada kissmark yang tertera di dada dan leher Naruto, "Ini kedodoranan, Sasuke!" ucap Naruto yang menyerupai teriakan sambil membentangkan kedua tangannya. Naruto memperhatikan lengan kemeja Sasuke yang tidak ada pasnya sama sekali.

"Lebih baik seperti itu dari pada harus memamerkan tubuhmu pada yang lain. Aku tidak suka berbagi." Sasuke segera menarik lengan Naruto, sedangkan yang ditarik hanya bisa pasrah saja. Ia membuka pintu kamar mandi lalu mengambil jasnya yang berada di bibir kasur, Sasuke mengambilnya tanpa menghentikan langkahya.

××× Naruto's PoV ×××

Sasuke melepaskan genggaman tangannya dan memakai jas hitamnya. Aku hanya mampu memperhatikannya dengan jantungku yang berdegup kencang. Sasuke membalikkan badannya padaku dan ... ingin rasannya aku menggigit jari telunjukku saat ini juga. Walaupun Sasuke hanya mengenakan jas hitam tanpa dikancing dengan kaos putih sebagai dalaman, namun ... entah kenapa Sasuke tetap telihat keren. Ahh ... mungkin aku karena telalu sibuk membencinya sehingga membuatku melupakan fakta bahwa dia ... tampan?

"Apa yang kau tunggu?" sebuah suara menginterupsi khayalanku. Saat aku sadar, Sasuke tengah mengulurkan tangannya. Aku mengangkat kepalaku dan ku temukan Sasuke sedang menatapku. Aku menurunkan kembali kepalaku dan meraih tangan Sasuke.

Kami pun berjalan sambil bergandengan tangan. Jika boleh Aku jujur, ini kali pertamanya aku berjalan berpegangan tangan dengan sasuke seperti ini. Apakah ini pertanda bahwa hatiku mulai terbuka untuknya?

TBC —

Review, please?

Biar semangat . ...