"Di sekolah ini ada dua gedung yang masih berfungsi dan satu gedung lama di belakang Sekolah. Di gedung pertama, terdapat kelas melodis, kelas Ritmis, dan kelas Harmonis. Di gedung kedua, terdapat kelas Beethoven, kelas Mozart, kelas Chopin dan kelas Dvorak" Jelas seorang siswa berambut pirang panjang diikat satu dadanya terdapat pen-Name yang bertuliskan 'Namikaze Deidara' dan di sampingnya terdapat tulisan 'Ketua Osis'. Pemuda yang biasa dipanggil Deidara ini, sedang menjelaskan seluk beluk tentang Sekolah Musik di Konoha ini kepada siswa baru yang berada di pendiam yang memiliki pandangan dingin. Terbukti sedari tadi Deidara menjelaskan tentang Sekolah Musik ini, dia sama sekali tidak merespon.

"Kau akan mengikuti pelajaran di kelas apa, itu sesuai jadwal yang akan diberikan Sekolah pada dirimu. Seumpama jadwalmu pada jam pertama, kau harus mengikuti pelajaran di kelas Harmonis. Dan pada jam kedua, kau harus mengikuti pelajaran di kelas Ritmis. Seperti itu" Ujar pemuda bernama Deidara itu lagi. Walaupun dia malas menjelaskan hal seperti ini kepada pemuda yang memiliki sifat seperti orang di sampingnya ini. Tetapi, inilah kewajiban dan tugas dirinya sebagai Ketua Osis. Menjelaskan kepada para Siswa baru mengenai Sekolah Musik Konoha.

"Hn. Bagaimana dengan gedung di belakang Sekolah?" Akhirnya, setelah sekitar setengah jam perjalanan mengitari Sekolah yang cukup luas ini, pemuda berambut DarkBlue yang melawan gravitasi ini angkat bicara saat mereka berdua sampai di depan gedung lama yang berada di belakang Sekolah. Tampak sedikit Siswa yang berada di sekita gedung tersebut. Mereka pun hanya melewati jalan tersebut untuk mencapai tujuan mereka. Bukan bermaksud untuk bersinggah di gedung itu.

"Oh, Ini gedung lama. Sudah hampir 21 tahun tidak juga kadang ada segelintir Siswa yang berkunjung kesini hanya untuk menyendiri atau bermain atau mencari ilmu. Yaa— didalam gedung ini terdapat perpustakan lama yang koleksi bukunya lengkap. Walaupun di perpustakaan baru koleksi bukunya tidak kalah lengkap" Jawab sang Ketua Osis. Sepertinya murid baru di sebelahnya itu tertarik dengan gedung lama yang ada di hadapannya ini. Buktinya, dia sampai berhenti hanya untuk mengamati gedung yang sudah sedikit usang di luarnya ini. padahal sedari tadi saat Deidara menjelaskan semua fasilitas di Sekolah ini, tak ada ekspresi tertarik sedikit pun dari pemuda bermata oniks ini.

"Memang terlihat kotor dan tidak terawat sih di luarnya. Itu karena pihak sekolah yang malas saja memperbaharui cat dindingnya. Tetapi di dalam masih bersih tanpa debu sama sekali loh! Petugas kebersihan masih setia membersihkan tempat ini. Didalam, cat dindingnya juga masih terlihat baru. Pokoknya, Cuma luarnya saja yang memberitahu kalau ini adalah gedung lama. Namun didalamnya masih seperti baru, walaupun model dan gayanya itu yaa— jaman 21 tahun yang lalu. Hehehe!" Panjang lebar sang Ketua Osis menjelaskan, namun tak sedikit pun di tanggapi oleh pemuda di sampingnya. Pemuda dingin itu lebih memilih mengamati gedung di depannya tanpa berhenti. Seperti ada yang menarik dari gedung tersebut. Tapi entah apa, pemuda berkulit putih itu juga tidak tahu.

"Baiklah, Uchiha-san! Sudah sampai disini dulu yaa untuk pengenalan fasilitas dan aturan di Sekolah ini. Kalau masih ada yang belum kau mengerti, silahkan temui aku!" Deidara menatap pemuda yang tadi dia panggil Uchiha tersebut sambil menyunggingkan senyum canggung. Berusaha ramah pada orang bersifat dingin dan pendiam memang susah. "Dan ini jadwal kelasmu" lanjutnya menyerahkan selembar kertas pada pemuda Uchiha yang hanya di tanggapi dengan uluran tangan mengambil kertas tersebut tanpa menoleh ke Deidara sedikitpun.

"Sampai jumpa" Dan Deidara akhirnya menghilang di belokan sebelah gedung tersebut, meninggalkan pemuda yang masih asik melihat gedung yang bagi sebagian besar siswa tidak ada menariknya sama sekali.

.


Admirer


Disclaimer: Naruto milik Senpai Masashi Kishimoto, dan kekasih dari Uchiha Sasuke. Sudah mutlak—tidak dapat di ganggu gugat.

Inspired: Film "Secret" Mungkin tema – dan sebagainya – awal dan akhir cukup mirip dengan film gue usahakan untuk mengubahnya versi saya seiring waktu. Walaupun tetap dengan tema cerita yang sama!

Author: Chikara Shone

Pair: SasuNaru – Mungkin yang lain akan menyusul sesuai alur!

Genre: Romance(?) – Drama(!) — Apakah benar Drama? Author juga belum mengerti. Dan mungkin akan ada sedikit Angst(?)

Rate: T

Out Of Character Paraaah!

Warning: Gak bisa buat judul. Jadi gomen kalau judul gak nyambung sama cerita. Bahasa tidak EYD, typo(s)-miss typo, Drama—Cerita pasaran, Out Of Character, Gaje gak jelas, BOYS LOVE-mesti!, Shounen-Ai, Yaoi, Author baru.

Summary: Uchiha Sasuke, adalah murid baru di Sekolah Music Konoha. Pemuda pendiam yang di hari pertamanya sekolah, lebih memilih membuang waktunya untuk menyendiri di sebuah perpustakaan lama di gedung belakang Sekolah. Hingga tiba-tiba, tak sengaja dia berjumpa dengan murid misterius, Namikaze Naruto.

Notes: Cerita ini hanya untuk kesenangan Author belaka. Tidak untuk di komersialkan. Jika anda tidak menyukai cerita ini, lebih baik anda tidak usah membaca. Saya tidak akan menerima flame. Cukup saran!

Baiklah, saya akan mulai cerita ini, dan semoga menghibur! Cekidot:


Chap 1: Noisy!


.

Akhirnya Siswa baru yang ternyata bernama Uchiha Sasuke itu, memutuskan untuk memasuki gedung tersebut tanpa menghiraukan jam yang sudah menunjukkan pukul 07.54. Enam menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai dan dia memilih untuk menyendiri atau tepatnya mengamati gedung tua ini. gedung yang sedari tadi menarik perhatiannya.

Dengan langkah santai, Sasuke menapaki jalan yang di buat dari lempengan batu besar menuju pintu gedung yang sudah terlihat sangat tua, dengan kaca yang bahkan tidak bening lagi.

Saat sampai di depan pintu, Sasuke langsung membukanya. Dan ternyata pintu yang dikiranya sudah tua ini, bahkan tak bersuara sedikitpun ketika di dorong kaca yang terlihat tidak bening itu lagi, ternyata masih keset tidak bahwa walaupun semua fasilitas di gedung ini sudah tua, namun tetap menerima perawatan dengan baik.

Sasuke melangkahkan kakinya memasuki gedung berlantai 2 yang ternyata semua isinya adalah , gedung ini adalah perpustakaan? Lalu apa maksud Deidara tadi? 'didalam gedung ini terdapat perpustakan lama yang koleksi bukunya lengkap'

Sasuke tak mau ambil pusing dan lebih memilih menjelajahi gedung yang sudah membuatnya membolos pelajaran pertama di hari pertamanya mengamati seluruh benda yang berada di lantai dasar gedung seluruh isinya adalah rak-rak tinggi yang sudah penuh dengan bermacam jenis buku.

Dia akhirnya memutuskan untuk menaiki tangga melingkar yang terdapat di tengah ruangan untuk mencapai lantai kedua. Dan sesampainya di sana, Sasuke di kejutkan dengan berbagai peralatan yang terdapat di lantai dua ini. peralatan music tradisional yang tertata dengan rapi di beberapa sudut ruangan. Peralatan music yang mungkin sudah sulit dijumpai.

Di tengah ruangan itu sendiri, terdapat sebuah piano tua yang berukuran cukup besar yang sepertinya dibuat dari pohon klasik yang sangat cantik dengan pelitur yang belum terkelupas walaupun sudah diyakini kalau piano ini sudah berusia berpuluh-puluh sadar, Sasuke bergerak menuju piano tersebut. Menaruh tas yang sedari tadi dia gemblok di samping kursi yang disediakan untuk memainkan piano. Dan dia sendiri menduduki kursi tersebut.

Terus menerus dia pandangi piano yang sekarang tepat berada di depan matanya itu, tanpa sedikitpun menyentuhnya. Mengagumi setiap lekuk dari piano pertama kali ini dia melihat piano seindah -jari putih ramping miliknya tersebut, mulai mengangkat dan menyentuh toots piano tersebut tanpa menekannya.

Dengan sedikit ragu, akhirnya dia memutuskan untuk beranjak bangun dari duduknya. Menyambar tas yang sedari tadi dia telantarkan dan mulai melangkah pergi menuju lantai dasar. Mungkin dia lebih baik mengikuti pelajaran. Dia sudah memasuki gedung ini dan tidak ada yang menarik seperti apa yang dia pikirkan. Sungguh membuang-buang waktu kenapa ada perasaan tidak ingin meninggalkan tempat ini?dia merasa akan ada sesuatu yang menyenangkan dan membuat dia betah disini terus menerus.

Saat dia sudah sampai di lantai dasar dan akan bergerak untuk pergi meninggalkan gedung ini, tiba-tiba terdengar suara lantunan permainan piano dari lantai atas. Seingat Sasuke, tidak ada siapapun tadi di atas, saat dia berada disana. Lalu siapa yang memainkan piano itu?Permainan yang sangat apik dan merdu, sungguh cocok bila mengingat piano klasik yang cantik itu.

Sedikit penasaran, siapa yang memainkan piano tersebut padahal tidak ada siapa-siapa di atas, dan permainan yang sangat indah, membuat Sasuke memutuskan untuk kembali ke lantai sedikit tergesa tidak seperti biasanya, Sasuke menaiki tangga menuju lanta dua.

Saat sesampainya di pijakan tangga yang terakhir, permainan piano yang merdu itu menghilang, lenyap bersama sang pemain. Tak kala membuat Sasuke semua ini hanya pikirannya dia terlalu banyak melamun. Apa ini semua hanya sebatas imajinasi? Entahlah, Sasuke juga yang dia dengar tadi terdengar begitu saat dia melihatnya untuk membuktikan, semua itu seperti ilusi.

Puk— "Haay, kau mencariku?"Dengan tiba-tiba, dari arah belakang Sasuke terdapat sosok pemuda kecil yang menepuk bahu sebelah kanan itu sontak membuat Sasuke terkejut dan langsung menoleh kebelakang, hanya untuk mendapati pemuda yang lebih kecil darinya. Berambut pirang, bermata sapphire, berkulit coklat, memiliki tanda lahir seperti kumis kucing di kedua pipinya. Sungguh sosok yang sempurna.

Sasuke sedikit mengkerutkan alisnya, ketika melihat pemuda dihadapannya tersebut. Apakah pemuda kecil ini yang tadi memainkan piano dengan indahnya? Dilihat dari seragam yang dia kenakan, sepertinya dia memang Siswa di Sekolah Musik ini. "Ada apa?" Suara yang cukup cempreng seperti seorang perempuan mengingat dia adalah seorang pemuda.

"Hn" Gumaman yang tidak jelas pun keluar dari belahan bibir Sasuke. Dengan santainya, dia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, bermaksud melanjutkan niatnya tadi yang sempat tertunda—meninggalkan gedung ini.

"Hei, kau murid baru yaa? Namamu siapa? Usiamu berapa? Kau tingkatan berapa?" Pertanyaan-pertanyaan dengan suara cempreng terus menerus menemani langkah Sasuke meninggalkan gedung ini. Pemuda yang entah siapa namanya itu, ternyata mengikuti Sasuke pergi. Terus mengekor dibelakang Sasuke seperti seorang pesuruh.

"Kau tinggal dimana? Boleh kenalan nggak? Namamu siapa sih? Aku Na—"

"Dobe! Berhenti bicara tidak berguna dan berhenti mengikutiku!" Bentak Sasuke yang lama-kelamaan merasa risih juga, terus diikuti seperti ini dengan lemparan pertanyaan yang tidak ada otaknya tak bisa perfikir dengan kecil yang sedari tadi mengekor Sasuke itu, langsung saja membeku ditempat setelah mendapat bentakan yang cukup keras dan tatapan kebencian dari Sasuke.

Setelah dikiranya Sasuke bisa berjalan sendiri menuju kelasnya dengan tenang, dia melanjutkan langkahnya meninggalkan pemuda berambut pirang yang masih membeku itu sendirian. "Usuratonkachi!" Dengusnya sebelum benar-benar menghilang dari hadapan pemuda beriris batu nilam mulia yang masih diam mematung. Tak merespon perkataan dan gerakan Sasuke sedikitpun.

"Baiklah, sampai jumpa!" Seru pemuda bersurai pirang itu, diiringi dengan gerakan berlari berlawanan arah dengan arah yang di lalui Sasuke kecil menuju entah kemana, yang terpenting, dia bisa bersenang-senang dahulu disini, mencari tempat yang dikiranya nyaman dan membuat dirinya ceria. Diapun memilih untuk beristirahat sejenak di bawah pohon besar di sebuah taman samping gedung pertama.

.

"Pada abad 19, ada seorang jenius music. Yang belakangan di kenal dengan pujangga piano—" Jelas seorang sensei di kelas Chopin, Sensei berambut perak sedikit berantakan dan memakai masker. Sensei yang bernama Hatake Kakashi ini sedang mengajar di kelas Chopin. Kelas dimana Sasuke memulai jam pertamanya di Sekolah ini dengan sedikit terlambat.

Sasuke sendiri datang terlambat di kelas pertamanya karena dia memilih menyendiri di gedung yang menarik perhatiannya tadi pagi. Hingga dia mendapatkan meja di bagaian paling belakang. Kita semua sudah tahu hal itu. Dan jangan lupakan tentang pemuda kecil yang ngerecoki Sasuke saat akan pergi menuju kelas pertamanya ini.

"Maaf aku terlambat" Suara cempreng yang tadi pagi sempat terlintas di telinga Sasuke, sekarang terulang lagi. Memotong pelajaran yang dijelaskan oleh sang guru. Sasuke sedikit melirik ke arah pintu masuk yang bertepatan lurus dengan posisinya. Melihat seorang pemuda yang tak asing lagi—pemuda kecil yang mengganggunya tadi pagi.

Sasuke mendecih pelan saat pemuda itu berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya—yaa, memang tinggal itu lah kursi yang tersisa di kelas ini. "Hai—Kita berjumpa lagi, kau tadi belum memberi tahu namamu?" Jelas sekali suara cempreng langsung terdengar saat pemuda kecil itu duduk di sebelah Sasuke. Mengulurkan tangannya, menunggu respon dari Sasuke dengan wajah yang berhiaskan cengiran.

Sasuke sendiri tak menggubris dan lebih memilih mendengarkan penjelasan dari Sensei nya, yang tadi sempat dia tidak dengarkan. Mendapat respon negative dari Sasuke, pemuda itu sedikit murung sambil menarik kembali tangannya. Namun tak berapa lama, wajah tan berhiaskan garis kucing itu kembali menampakkan seutas senyum manis. "Aku Namikaze Naruto, salam kenal!"

"Oh iya, tak ku sangka, kita akan satu kelas di jam pertama, semoga di jam kedua, kita akan mendapat kelas yang sama lagi. Yaa?" Cerocos pemuda bernama Naruto tadi tak henti-hentinya. Padahal, pemuda yang menjadi lawan bicaranya, tak sedikitpun menganggapnya dan memilih menulikan pendengarannya dari ocehan pemuda berambut kuning itu.

"Kau tinggal di mana? Kalau aku sih tinggal di dekat-dekat sini siih.."

Yang namanya manusia, pasti punya batas kesabaran, dan itu lah yang saat ini dirasakan oleh Sasuke. Menahan amarahnya kepada pemuda kuning di sampingnya ini. menekan amarahnya, tak mau membuat onar di hari pertamanya sekolah.

".. Aku paling suka sama ramen looh, kalau kamu? Dan uum— aku juga suka sama je—"

BRAAAK!

Sudah habis kesabaran Sasuke, dia sudah tidak tahan dengan sikap pemuda di sampingnya ini. Dia ingin menghajarnya. Kenapa pemuda kuning itu suka sekali mengganggunya? Sasuke suka ketenangan, dan dia paling tidak suka dengan orang berisik bodoh seperti pemuda dihadapannya ini.

"APA KAU TAK BISA BERHENTI BERBICARA, BRENGSEK! MEJAUHLAH DARI KU!" Teriaknya pemuh amarah tepat dihadapan wajah Naruto. Membuat korban membeku karena kemurkaan Sasuke dan membuat para orang yang berada di kelas itu memandang heran kepada Sasuke.

"E—Ehee—heeheehee, go—gomen. Ma—maafkan ak—aku!" Jawab Naruto terbata-bata, dia sedikit bertingkah untuk menghilangkan ketakutannya pada Sasuke. Dia merasa takut pada pemuda yang sudah membentaknya ini. Kenapa pemuda stoic itu begitu marahnya dengan dirinya? Apakah dia salah jika terus bertanya? Dia tidak punya teman! Maklum kalau dia bersikap seperti itu kepada murid baru yang special.

"UCHIHA-SAN! Keluar dari kelas saya!" Bentak Kakashi Sensei pada Sasuke yang sudah seenaknya berteriak di kelasnya. Dengan tegas dia mengusir Sasuke keluar dari kelasnya. Sasuke sendiri hanya mendelik tajam ke arah Sensei bermasker itu dan melangkah keluar dari kelas.

Aneeh! Kenapa pemuda kuning yang sedari tadi berbicara tanpa henti itu tak di tegur oleh Sensei, dan malah Sasuke lah yang ditegur. Padahal Sasuke lah yang disini menjadi korban!

Setelah sepeninggalnya Sasuke dari dalam kelas, pelajaran dimulai kembali seperti tadi—sebelum terjadi keributan di kelas ini. Sebelum Kakashi Sensei membalikkan badannya untuk meneruskan tulisannya di papan tulis, dia sempat melirik ke tempat dimana Sasuke tadi berteriak. Tempat dimana terdapat seorang pemuda kecil yang menundukkan kepalanya.

Tak ada satu orangpun dikelas itu yang membicarakan pemuda kecil bernama Naruto itu, bahkan Kakashi Sensei juga tidak menegur Naruto. Mengingat bahwa dia adalah penyebab kemarahan Sasuke. Semua seperti biasa, seperti tidak ada yang menganggap bahwa Naruto hadir di kelas itu, bahkan saat Naruto beranjak dari mejanya dan berlari keluar dari kelas itu, tidak ada satu orang pun yang menoleh padanya. Termasuk Kakashi Sensei yang masih asik meneruskan catatannya di papan tulis.

.

Sasuke berjalan tak tentu arah melewati lorong-lorong gedung sekolah. Dia masih bingung, kenapa pemuda pirang itu tak mendapatkan hukuman sama sekali, bahkan teguran pun tidak, aneh. Namun, semua kebingungan Sasuke tersebut masih kalah besar dengan rasa benci, amarah, dan kesal kepada pemuda pirang itu.

Ini hari pertamanya sekolah. Kenapa dia harus bertemu dengan pemuda bodoh itu? kenapa dia harus diganggu olehnya? Ini semua salahnya yang kenapa harus masuk ke dalam gedung tua itu. Tetapi, dia tidak bisa menyalahkan gedung itu. Bisa dibilang ini salahnya yang sangat tertarik untuk memasuki gedung tua itu.

Apakah ini semua sudah takdir?

"Maaf, maafkan aku" Ucah sebuah suara yang tidak asing bagi Sasuke. Namun bedanya, suara itu sekarang terdengar bergetar seperti menahan tangis, dan sedikit serak, parau bahkan lirih. Yaa, bocah berambut pirang itu. Sasuke tahu, itu adalah suara pemuda kuning yang sehari ini mengganggunya.

'Tch! Kenapa juga dia harus menyusulku kemari? Apakah dia tidak di tegur oleh Sensei bermasker itu, saat meninggalkan kelas? Eh—kenapa aku memikirkannya? Sialan!'

"Pergilah, aku tak mau menghajarmu! Pergilah selama aku masih bisa menahan rasa amarahku" Ucap Sasuke datar tanpa menoleh sedikitpun kearah Naruto. Tangannya sudah terkepal kuat, menahan emosi yang sudah memuncak.

"Aku tak akan pergi sebelum kau memaafkanku. Aku rela kau menghajarku, asal itu bisa membuat dirimu memaafkanku" Jawab Naruto menundukkan kepalanya, dengan suara yang masih lirih.

"Aku memaafkanmu!" Sasuke tidak mau terus berlama-lama dengan pemuda ini, dia akan memaafkan pemuda berkulit tan itu, asal pemuda itu pergi dari hadapannya. Asal Naruto tahu, Sasuke tidak pernah serius memaafkan dirinya.

"Ah—terimakasih um—" Naruto bermaksud berterimakasih, namun dia tidak mengetahui nama pemuda yang membelakanginya itu. Dia bingung harus memanggilnya apa. Dia berharap, semoga dengan kalimat yang menggantung tersebut, dia bisa mengetahui nama pemuda berambut raven itu.

Namun, itu semua hanya keinginan Naruto. Buktinya, Sasuke tak sedikit pun bersuara dan malah melenggang pergi meninggalkan Naruto berdiri diam dalam kesendirian.

.

Kenapa? Kenapa harus sesulit ini? dia sudah berhasil menemukan orang special itu. Tapi kenapa harus dia orangnya? Seorang pemuda egois yang sangat sulit di ajak berbicara. Seorang pemuda yang membencinya. Kenapa setelah beberapa tahun menunggu dan dia berhasil menemukan orang itu, orang itu malah mengacuhkannya? Sebenarnya, apa salah dirinya Kami-Sama?

Naruto hanya tersenyum miris menanggapi kepergian Sasuke. Dia harus berjuang, ini masih hari pertama dirinya bertemu dengan pemuda itu, masih banyak hari lain, yaa hari lain sebelum dia termakan oleh— "Uhuk.. uhuk.. uhuuk" darah segar pun mengalir keluar dari mulutnya bersamaan dengan batuk yang tidak ada hentinya.

—Penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

.


Bersambung!


.

Hallo Minaaa Saayaaaang—! Shone tercinta ini hadir lagi dengan Fic baru yang bergenre DRAMA! Semoga berhasil. Shone Datang dengan tampang tanpa dosa karena udah menduakan Fic sebelah. Yaaah gimana lagi, niatnya sih Shone Cuma mau coba-coba aja buat cerita terus biar WB cepet sembuh. Eh ternyata malah kecantol sama Fic gila ini.

Dan lagi, Fic ini terispirasi dari Film Asia yang berjudul "SECRET" Filmnya baguuus bangggeeeeet brrroow! Temanya bagus! Ceritanya asik, unik, nyenengin, dan ada sedikit angst dibagian akhir walaupun tetep hepi ending! Shone aja sempet sesenggukan dibagian nonton yang angst ituh ituh!

Shone suka banget sama film ini. sampe-sampe inih Fic terilhami setelah Shone nonton tuh Film. Sbenarnya tuh Film udah lama. Shone juga udah nonton dari dulu. Tapi waktu Shone lagi bête, coba cari-cari film di lapie, dan nemuin tuh Film, Shone setel ulang deh. Dan terinspirasilah menjadi Fic ini XD

Perlu diingat ya— Fic ini emang terilhami dari Film tuh ituh *makasihBuatyangUdahBikinFilm* tetapi Shone Cuma niru tema – Opening dan ending aja! Lainnya adalah versi Shone! Semoga lebih bagus dari yang asli XD dan semoga emang bener-bener versi Shone—Plak!

Buat yang udah nonton tuh Film, gimana Bagus nggak? Dan buat para-para yang belon nonton! Buruan Nonton! Keburu basi XDD!

Baiklah sekian dulu bacot dari Shone tercinta yang kece inih! Akhir kata dengan pesan kecil:

Habis Baca Kudu REVIEW!

REVIEW!

REVIEW!

REVIEW!

(-/|\-)

Fic Gaje super pendek—!