A/N: pertama, maaf bangeeet apdetnya lamaa-_- dan juga big thanks bgtt buat yg udh review chapter2 sebelumyaa hihihi buat review2 nanti author bales dipaling bawah okeyy

.

.

Chanyeol menatapnya dengan tatapan ikut bersedih. "ayahku dulu mempunyai penyakit yang sangat parah, meskipun telah mengeluarkan biaya-biaya yang sangat besar, namun nyawa ayahku sudah ditentukan pada saat itu." ucap Baekhyun dan mulai menatap Chanyeol. "tapi, tak apa, aku masih mempunyai ibuku kok" kata Baekhyun dengan senyuman yang dipaksakan agar Chanyeol tidak prihatin padanya. Merekapun mulai menceritakan tentang keluarganya yang sama sekali tidak diketahui oleh lawan bicaranya. Kini mereka bisa tertawa bersama dan mengatakan hal-hal yang bisa melegakan mereka. Ya, mereka kini telah kembali lagi.

.

.

.

Esoknya, Baekhyun dan Chanyeol mulai pergi ke sekolah kembali. Baru saja mereka masuk gerbang, sudah banyak pandangan-pandangan yang tertuju pada Baekhyun dan Chanyeol dan itu benar-benar membuat Baekhyun muak.

Baekhyun masuk ke kelasnya yang langsung disambut oleh temannya, Sehun. Sehun dengan cepat merangkul Baekhyun dari depan dan Baekhyun yang dirangkul olehnya itu mulai berusaha melepaskan dirinya dari tubuh Sehun.

"Baekhyunnie.. aku sangat merindukanmu!" teriak Sehun kegirangan sementara Baekhyun masih berusaha untuk melepaskan rangkulan dari Sehun. "lepaskaaan.. atau.. aku akan…memanggil….bodyguardku…" ancam Baekhyun. Sehun yang mendengarnya mulai melepaskan dengan cepat rangkulannya.

"oke oke baekhyun, aku lepas. Tapi kau tidak usah memanggil kesatriamu itu juga," dengus Sehun.

.

.

.

Bel sekolah telah berbunyi, menandakan pelajaran telah dimulai. Chanyeol duduk di belakang Baekhyun. Sementara di samping Baekhyun ada Sehun. Wali kelas mulai datang menghampiri kelas Baekhyun dan mulai mengumumkan pengumuman di depan kelas.

"Anak-anak, hari sabtu depan, sekolah ini mengadakan pertandingan Relay Race (Perlombaan estafet) melawan SMA KKai-Dung. kalian harus berpatisipasi dalam pertandingan itu. di pertandingan ini, banyak pertandingannya, kalian bisa memilih maksimal 2 pertandingan. Jika udah ditentukan pertandingan apa saja yang kalian akan ikuti, tulis di dalam kertas formulir ini dan berikan pada ketua osis. Batas pengumpulan formulirnya sampai jumat depan. Kelas ini wajib ikut, kalau tidak ikut, saya tidak segan-segan untuk mengambil kursi-kursi kalian" ucap wali kelas. Siswa-siswa yang mendengarnya mulai ricuh dan mengerang. Baekhyun, selaku ketua osis sendiri sebenarnya sudah tau tentang hal ini saat rapat kemarin-kemarin.

"yah, Pak! Mau gimana belajar tanpa kursi?! Masa kita harus berdiri terus di meja tanpa duduk berjam-jam?!" keluh Sehun sambil memukul mejanya dengan kepalan tangannya.

"maka dari itu, kelas ini harus ikut berpatisipasi dalam acara sekolah."

Sehun yang mendengarnya mendecak dengan sangat keras dengan sengaja sehingga terdengar oleh seisi kelas. Di sisi lain, Xiumin, yang sering menghindari pelajaran olahraga mulai gelisah memikirkan cara agar dia tidak ikut berpatisipasi dalam pertandingan itu. "Xiumin, kau harus berpatisipasi dalam kegiatan ini, kalau tidak, saya tidak segan-segan untuk mencoret semua nilaimu di rapot! Mengerti?" ancam wali kelas dengan mantap. Xiumin yang sedari tadi memikirkan beribu-ribu alasan mulai tersontak kaget saat wali kelasnya mengancamnya. "Me-mengerti pak.." ucapnya.

Di sisi lain juga, ada Lay. Lay tentunya sangat bersemangat dalam kegiatan yang akan diselenggarakan minggu depan itu. Lay tak henti-hentinya memikirkan kegiatan itu. ia tersenyum-senyum sendiri layaknya orang yang sudah tidak waras. Memang benar, Lay adalah murid yang paling berprestasi dalam bidang olahraga. Pak John sendiri, guru Olahraga itu sangat menyukai Lay. Gerakannya sangat lincah dan kuat, sehingga pak John sudah merencanakan untuk mengangkat Lay sebagai ketua olahraga nanti disaat sudah kelas 3.

Yuri juga merupakan anak yang berprestasi dibidang Olahraga terutama dalam hal Renang. Namun, Yuri cenderung memikirkan masalah-masalah keluarganya yang sangat rumit itu. hampir setiap hari ia merenung menghadap jendela, melihat orang-orang yang berlalu lalang disekitar gerbang. Yah, pasalnya, sepertinya ia mempunyai penyakit tekanan batin. Namun, Yuri masih bisa untuk berpatisipasi untuk kegiatan minggu depan.

Sehun yang sedari tadi tak henti-hentinya mendecakkan lidahnya itu, mulai pasrah. Pasalnya, Sehun adalah murid yang paling buruk dalam hal olahraga. Gerakan senamnya saja sudah seperti orang yang sedang menari jaipongan. Maka dari itu, Sehun sangat benci pada pelajaran olahraga ditambah pak John yang selalu memarahinya.

Dan juga, ada Sulli dan gengnya―Luna dan Victoria. Mereka sangat gelisah karna mereka sudah membayangkan bagaimana panasnya terik matahari disaat semua siswa disuruh berjemur di lapangan dan berlari-lari dengan mengeluarkan seember keringat. Mereka takut kulit mereka yang sangat putih mulus dan lembut itu berubah menjadi hitam, kusam dan kering. Membayangkannya saja mereka sudah berteriak-teriak karenanya. Seisi kelas mulai menutupi telinganya disaat teriakan cempreng bebek itu keluar dari mulut Sulli, Luna, dan Victoria. Luna sudah gelisah membayangkan akan bibirnya yang sangat lembut dan merah itu akan berubah menjadi kering-kering dan berwarna coklat kehitam-hitaman. Victoria-pun mulai gelisah membayangkan dirinya yang mempunyai wajah yang sangat cantik, putih, dan mulus itu berubah menjadi muka yang dipenuhi oleh bintik-bintik hitam ataupun jerawat karna pengaruh udara polusi dan tanah-tanah lapangan serta dipenuhi oleh minyak-minyak. Merekapun mulai berteriak dengan sangat ketakutan sembari mengetok-ngetok jidatnya pada meja.

"Berisik! Suara kalian benar-benar bisa membuat seisi kelas tuli mendadak!" teriak Minho sambil marah-marah. Minho memang gampang marah, namun sebenarnya hatinya sangat baik dan juga sangat tampan itu.

"Eh?! Emang masalah hah?! Kaya yang gapernah teriak aja" sindir Victoria. Seisi kelaspun menatap perdebatan Minho dan geng gajelas itu, geng trio mania itu. "Kalaupun iya, aku mempunyai alasan yang benar jika aku mau berteriak!" balas Minho tak kalah dahsyat.

"Yaterus?! Emangnya aku peduli kalau kalian tuli mendadak hah?!" balas Luna ikut membela temannya, Victoria. Minho dan geng trio maniak itu saling berdebat dan memicu perhatian seisi kelas. Wali kelasnya yang mulai tak tahan dengan tingkah konyol mereka mulai berdehem keras.

"Kalian kalau mau berdebat silahkan ke lapangan. Ini kelas. Kelas untuk belajar, bukan tempat untuk saling berdebat! Silahkan keluar" ucap walikelas yang disertai oleh anggukan siswa yang lain. Sulli dan gengnya itu merasa malu ditertawakan oleh yang lain, sedangkan Minho mengangguk kepalanya dan mulai duduk kembali dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Wajah tanpa dosa memang.

"Dan juga, Park Chanyeol, kau harus ikut berpatisipasi dalam kegiatan ini. Bapak yakin pasti jika kau ikut berpatisipasi, kelas ini akan menang dengan kemungkinan sebesar 80%".

Siswa-siswa yang mendengarnya mulai makin ricuh saat wali kelasnya mengikut sertakan Chanyeol, sang murid killer yang paling ditakuti seisi sekolah itu. 'Pak, waras?!' 'Pak, yakin mau mengikut sertakan murid killer itu?!' 'Pak, aku ingin mati saja' 'Pak! Sudah gila ya?!' dan banyak lagi. Chanyeol yang mendengarnya mengangguk-ngangguk kepalanya dan seisi kelaspun mulai tersontak seperti terkena halilintar mendadak.

.

.

.

.

.

Baekhyun menghela nafas, dan mulai maju ke depan kelas. Baginya aneh, saat murid baru sudah menjadi orang terhormat seisi sekolah, namun ya mau gimana lagi, ini sudah nasibnya.

"kalian harus mengisi formulir ini, sudah wajib." Ucap Baekhyun dengan berusaha untuk tegas dan berwibawa. Seisi kelas mulai mengatakan kalau mereka tidak ingin ikut berpatisipasi untuk kegiatan minggu depan, namun Baekhyun dengan sengaja memberi kode pada seisi kelas dan mulai mengancam seisi kelas dengan menyuruh Chanyeol maju kedepan. Sontak seisi kelas mulai terkejut dan mulai cepat-cepat mengisi formulir itu dan mengumpulkannya pada Baekhyun dengan rasa terpaksa itu.

.

.

.

.

Jam istirahat sudah berbunyi. Siswa-siswa mulai menuju kantin untuk makan disana. Baekhyun dan Sehun mulai pergi menuju kantin sekolah juga. Saat mereka sudah membawa makanan yang dibelinya dari kantin, tampaknya mata Baekhyun berkeliaran sana-sini. Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan mencari Chanyeol. Dilihatnya sekeliling kantin, akhirnya Baekhyun menemukan Chanyeol sedang berdiri di depan pagar atap―Baekhyun melihatnya dari jendela yang berada di samping kantin.

"Baekhyun! Mau makan dimana?" Tanya Sehun yang kini mengangkat alis sebelah kirinya saat Baekhyun pergi menuju keluar kantin sambil membawa makanan. Merasa tidak dibalas pertanyaannya oleh lawan bicaranya, akhirnya Sehun berlari mengejar Baekhyun. Baekhyun sebenarnya mendengar teriakan dari Sehun yang sedari tadi mengulang-ngulangkan namanya itu, namun ia mengacuhkannya.

Akhirnya Baekhyun sampai di atap sekolah. Ia tidak melihat Chanyeol lagi disana. Baekhyun mencari-cari disetiap celah yang ada di atap itu, namun nihil. Baekhyun mendengus dan mengerang kesal karenanya. Pasalnya, makanan yang dibeli oleh Baekhyun akan Baekhyun berikan pada Chanyeol―karna Baekhyun sendiri sudah kenyang memakan makanan yang ada di lovina Inn tadi pagi.

Sehun datang menyusul Baekhyun keatap. Sehun menghampiri Baekhyun dan meneriaki namanya. Baekhyun menoleh pada Sehun dengan tatapan sayu. "Ngapain kesini?" Tanya Sehun. Baekhyun enggan menjawabnya, jika Sehun tau alasan dia kesini mungkin Sehun akan terkena stroke mendadak karenanya.

"Tidak, hanya ingin saja" ucap Baekhyun sesantai mungkin. Baekhyun duduk di pinggir atap dan mulai memakan makanannya. Sehun yang berada disitu pun ikut memakan makanannya bersama Baekhyun. Silent. Sangat. Sehun tidak berani memulai pembicaraan, takutnya Baekhyun akan marah karna sedang emosi dan mulai memanggil Chanyeol lalu dibunuh. Membayangkannya saja bulu kuduk Sehun sudah berdiri alias merinding.

"Sehun" panggil Baekhyun, memulai percakapannya. Sehun yang merasa terpanggil itu menoleh kearah Baekhyun dan mengangkat kedua alisnya yang berarti "ya?", karna mulut Sehun ada gumpalan-gumpalan makanan yang udah dikunyah dan berlumuri ludah. Menjijikkan!

"apa kau tadi melihat Pria Ama― uh maksudku, apa kau tadi melihat Chanyeol disini?" Tanya Baekhyun. Mendengar nama "Chanyeol" terucap saja membuat Sehun mengeluarkan gumpalan-gumpalan makanan yang sudah dikunyahnya itu menyembur tepat di depan muka Baekhyun. Baekhyun mendengus kesal. Baekhyun mengerang "Arghh" dan mendecak keras. Sebenarnya, Baekhyun sendiri jijik untuk membersihkan mukanya apalagi dengan tangannya. Sehun mulai gelagapan dan tidak tak harus bagaimana, ia takut Chanyeol membunuhnya. Sehun sangat panik sekali dan terus menerus meneriaki kata "maafkan aku" berkali-kali. Namun, Tiba-tiba Chanyeol datang seperti Cahaya kilat dan mulai membersihkan wajah Baekhyun dengan sapu tangannya dari belakang. Baekhyun yang merasakan ada yg membersihkan wajahnya dari belakang itu sendiri kaget. Sehun yang melihatnya mulai membelalakkan matanya dan jantungnya mulai error, berdetak dengan keras. Nafas Sehun terhenti dan sigap saat Chanyeol melirik Sehun dengan tatapan buasnya. Tatapan itu mengartikan Sehun kalau Chanyeol akan membunuhnya.

Sehun bersujud-sujud beberapa kali kepada Chanyeol dan Baekhyun. Ia berteriak minta maaf dengan sangat prustasi. Keringat yang berada di keningnya mulai bercucuran. Sehun yakin Chanyeol akan membunuhnya, namun ternyata sangat bertolak belakang dengan apa yang Sehun bayangkan.

Namun, Siapa sangka, kalau Chanyeol sedang dimarahi oleh Baekhyun. Sehun yang melihatnya lagi-lagi membelalakkan matanya. "Huh! Dasar sialan! Kau kemana aja hah?! Sedari tadi aku mencarimu Bodoh!" teriak Baekhyun dengan disertai mata yang membulat itu.

"Tadi aku ke wc sebentar," ucap Chanyeol dengan entengnya menjawab itu. Baekhyun sendiri kurang mempercayai jawabannya, namun ia biarkan. Perhatian Baekhyun kini beralih pada Sehun dan sontak membuat Sehun tak kuasa menahan detakan jantungnya.

"Ma-maafkan aku Baekhyun, aku tidak sengaja, sumpah! Kumohon jangan bunuh aku, aku masih ingin menikmati masa mudaku.." kata Sehun dengan super duper frustasi. Baekhyun sendiri tidak berpikiran sampai ia menyuruh Chanyeol untuk membunuh Sehun, hanya Sehunnya saja yang melebih-lebihkan.

"Hee, jadi kau ingin dibunuh oleh Chanyeol?" goda Baekhyun dengan disertai seringai yang cukup bisa dibilang 'tampan' itu. "Tidak-Tidak! kumohon jangan bunuh aku! Aku tidak sengaja menyemburkan makananku dari mulutku! Kumohon percayalah! Aku akan melakukan apapun yang kau mau asalkan jangan kau bunuh aku, kumohon!" ucap Sehun sambil sujud-sujud beberapa kali pada Baekhyun. Chanyeol yang melihatnya sendiri sangat heran. Maksudnya apa bahwa dirinya akan membunuh Sehun?

"melakukan apapun yang kumau?" goda Baekhyun lagi dan jangan lupa, masih disertai evil smirk itu. Sehun menganggukan kepalanya. "kalau begitu, kau harus mau jadi Bodyguard kedua milikku" ucap Baekhyun mantap. Sehun yang mendengarnya mulai hampir gila. Masa aja Sehun harus menjadi bodyguard Baekhyun dan selalu berada di sisi Chanyeol terus menerus?! Tidak apa-apa jika hanya Baekhyun saja yg selalu ada disisinya, namun apakan Chanyeol juga harus berada disisinya?! Oh tuhan! Katakanlah ini hanya tipuan belaka!

"A-apa?!"

"Kau harus menjadi bodyguard kedua milikku"

"hah?! Maksudmu aku harus jadi bodyguardmu dan mengisi hari-hariku dengan si murid killer itu?!"

"tapi kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa, oke. Chanyeol…." Goda Baekhyun memanggil Chanyeol dengan nada evil itu. Sehun tidak tau harus bagaimana lagi, akhirnya Sehun pasrah dan menyetujui dirinya menjadi bodyguardnya Baekhyun.

"Nah, kalian berdua, sebagai Bodyguard pribadiku, kalian harus menuruti apa yang kumau. Apapun itu. sekarang, tolong bantu aku mengumpulkan surat-surat formulir kegiatan minggu depan di setiap kelas!" ucap Baekhyun dengan tegas dan 'sok' berwibawa itu. didalam hati Baekhyun sendiri seperti evil , rasanya ia seperti pangeran yang mempunyai anak buah yang sangat kuat itu.

"kalian tunggu apalagi?! Ayo ikuti aku! Temani aku pergi menuju setiap kelas!" ulang Baekhyun. Chanyeol mulai memegang pundak Baekhyun. Namun Sehun yang melihatnya agak 'jealous" karenanya. Akhirnya dengan memberanikan diri, Sehun berteriak pada Chanyeol. Namun, Sehun kini tak usah khawatir. Karna, jika Sehun dilukai atau diancam oleh Chanyeol, Sehun hanya harus mengadunya pada Baekhyun dan Baekhyun akan memarahi abis-abisan pada Chanyeol.

"Heh, minggirkan tanganmu dari Tuanku" ucap Sehun memberanikan diri dan mendorong tangan Chanyeol dari pundak Baekhyun. Sehun menempatkan tangannya pada pundak Baekhyun. Merasa disaingi, akhirnya Chanyeol melepas paksa tangan Sehun dari pundak Baekhyun dan menempatkan tangannya lagi di pundak Baekhyun. Sehun tentu saja tidak terima, karenanya Sehun juga melepaskan tangan Chanyeol dari pundak Baekhyun. Baekhyun yang merasa terganggu itu mulai meneriaki Chanyeol dan Sehun, lalu jalan dengan sangat cepat karenanya dan meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol di belakang. Chanyeol dan Sehun saling menyalahkan satu sama lain sebagai akibat membuat Baekhyun tidak nyaman. Mereka saling 'evil glare' satu sama lain dan akhirnya mereka memutuskan berlari menyusul Baekhyun.

.

.

.

.

.

.

TBC!

Yihaaa maaaaf banget apdetnya lama banget hehhe soalnya tergantung review, kalau misalnya reviewnya dikit, jadi malas apdet buahahha.

Oke maafkan author jika ini belum panjang, habis banyak tugas sekolah.

Buat chap selanjutnya, pertandingan olaraga itu semakin dekat dan Sehun dan Chanyeol yang sering bertengkar karna masalah kecil. Dan Baekhyun yang sudah mulai risih karna bodyguardnya itu bertengkar hanya karna masalah kecil.

Nantikan chapt selanjutnyaa!

Kritik dan saran silahkan author terima dengan lapang dada.

Review okey?