Enas Kanya Hydref

.

.

.

Present!

3

2

1

Sinopsis:

Pasca Perang Dunia Shinobi berakhir, Sasuke memutuskan kembali ke Konoha bersama tim Taka. Tim 7 telah berkumpul kembali, namun Sakura merasakan ada yang berbeda dengan keadaan mereka. Semua terjadi hanya karena satu hal, yakni Cinta. Kisah mereka terus berlanjut dengan Sasuke yang meneruskan impian Itachi tentang desa maupun clan Uchiha dan Sakura yang mulai merasa putus asa dengan perasaannya pada Sasuke. Perasaan itu, akankah terus mampu bertahan? Atau tergoyahkan?

Naruto © Masashi Kishimoto

Happy Ending? © Enas Kanya Hydref

Genre: Romance/Drama

Don't like? Don't read, please!

PROLOG:

"Ah~ sudah lama aku tidak merasakan ketenangan seperti ini!" Naruto―pemuda dengan tanda lahir di wajahnya itu―berseru dengan merentangkan kedua tangannya ke udara.

"Dunia ini sebenarnya lebih akan terasa tenang tanpa kebisingan yang kau buat, Naruto." Seseorang dengan senyum palsu yang terus membingkai wajahnya berceletuk menanggapi perkataan Naruto. Delikan tajam pun diarahkan Naruto padanya.

"Kau benar-benar merusak suasana hatiku, Sai!"

"Aku hanya berusaha jujur. Bukankah kejujuran adalah awal persahabatan yang indah?" tanggap Sai―masih dengan senyum palsunya. Naruto mendecih pelan. Tak ada gunanya meladeni ucapan dari seseorang yang kurang tahu cara bersosialisasi, begitulah pikirnya.

"Sakura-chan, kenapa dari tadi kau diam saja?" Kali ini Naruto mengalihkan pembicaraan pada rekannya yang tengah bersandar di bawah pohon―lokasi mereka biasa berlatih.

Dan tak ada tanggapan.

"Sakura-chan?"

"Ah!"

Tangan Naruto yang menyentuh lembut pundaknya menghasilkan reaksi terkejut dari gadis tersebut.

BLETAK!

"Ittai~ Sakura-chan" keluh Naruto mengelus-elus pucuk kepalanya yang dijitak sebal oleh Sakura.

"Siapa suruh kau mengagetkanku, Baka!"

"Siapa suruh kau diam saja dan malah melamun!" sanggah Naruto cemberut.

Diam dan menghela napas. Sakura memutuskan berdiri dan merenggangkan otot-otot di tubuhnya, "tidak. Aku hanya sedikit kelelahan. Belakangan ini, tugas di Rumah Sakit semakin banyak. Apalagi, aktivitas shinobi sudah mulai berjalan. Shinobi yang meminta bantuan ninja medis sebelum ataupun setelah menjalankan misi, tentunya bertambah."

"Sou desu ka. Baguslah! Artinya keadaan Konoha semakin stabil, kan? Mereka yang terluka akibat Perang beberapa bulan lalu telah pulih dan pembangunan desa juga berjalan lancar." Sakura mengangguk sebagai tanggapan atas ucapan Naruto.

"Bicara soal misi, bukankah Sasuke-san sedang dalam misi?" tanya Sai―membuat Naruto dan Sakura menoleh ke arahnya.

"Ah! Soal itu―"

.

.

.

"Cepatlah, bodoh! Kau itu sangat lamban melebihi siput!"

"Cih, dasar makhluk bermata empat. Kau akan mati jika Hokage galak itu mendengar ucapanmu!"

"Kau juga akan mati, sialan! Bahkan kau akan mati, seka―"

"Karin, Suigetsu, hentikan!" Ucapan datar dan dingin dari Uchiha Sasuke berhasil menghentikan perdebatan sia-sia tersebut. Karin dan Suigetsu pun hanya saling menatap sebal dan tak saling tatap satu sama lain.

"Sebaiknya, kita bergegas melaporkan hasil misi kita ke Kantor Hokage agar kita dapat kembali ke rumah secepatnya dan beristirahat dengan tenang." Kali ini, Juugo yang angkat bicara.

"Iya, iya! Semakin lama kau makin menyebalkan saja, Juugo. Sepertinya, kau sangat menikmati saat-saat berbicara dengan Hoka―cih! Aku hanya bercanda!" ucap Suigetsu saat Juugo menatap tajam dirinya yang mencoba menggoda pemuda berambut oranye tersebut.

.

.

.

"―seharusnya hari ini dia sudah kembali ke desa," jelas Sakura. Keraguan sedikit menyelimuti nada bicaranya.

"Si Teme itu, dia pergi tanpa memberiku kabar. Seenaknya saja dia pergi selama seminggu penuh di saat aku sangat membutuhkannya," Naruto berkata dengan membuat ekspresi kekanak-kanakan. Mau tak mau, hal itu mengundang segurat senyum di paras Sakura.

"Kemungkinan besar, kau hanya ingin menumpang makan dan tidur di rumahnya," celetuk Sai―lagi. Laki-laki ini memang buruk dalam hal membuat lelucon. Dan dia selalu berhasil membuat Naruto kesal.

"Cih! Kita adalah satu tim, dan Sasuke juga tidak keberatan karena itulah gunanya tim! Kau mengerti?!"

"Kau hanya memanfaatkannya," balas Sai.

"Grrr, Sai! Kau ini―"

Sakura menghela napas. Ah, begitulah kesehariannya bersama tim 7. Selalu ada perdebatan kecil di antara mereka. Perdebatan yang membuat mereka semakin dekat. Perdebatan Sai dan Naruto, Sai dan Sakura, Naruto dan Sakura, Naruto dan Sasuke―Ah! Bicara soal Sasuke, Sasuke masih sama seperti dulu. Dia tetap dingin dan irit bicara. Namun, ada sesuatu yang berbeda dirasakan Sakura. Dan hal itulah yang mengganggu pikirannya―dan membuat hatinya terasa sesak.

.

.

.

Bersambung!

Salam kenal, semuanya. Ini adalah fanfic pertama sekaligus salam pembuka dariku. Memang, ide cerita ini sangat sederhana dan pasaran―aku sadar itu. Namun, aku akan berusaha membuat ini berbeda dari yang lain―aku harap, sih. Soal word yang sangat sedikit (hanya 600k), aku akan berusaha memperbanyak word-nya di chapter depan. Untuk alur ceritanya, aku akan berusaha tidak terlalu lambat dan cepat agar tidak merusak kerangka cerita yang sudah kubuat. Osh! Berkenanlah memberi review, jika anda telah membacanya. Oh, iya… Happy White Days!

Banjarmasin, 14 Maret 2014

Sign,

Enas Kanya Hydref