SUBMIT TO ME SLAVE

Warning: YAOI, many2 fluff, alur kecepatan, EYD berantakan, bahasa kurang baku, mood are quite off but I did try my best.

Rated: M standar

Disclaimer: Story ARE MINE, no plagiarism is allowed. Kesamaan dengan ff yang lain adalah unsur ketidaksengajaan.

Yg uda update:

#SORRY JUNMYEON I LOVE YOU#

#REWIND THE PAST AND START OVER AGAIN#

.

.

~^^happy reading ^^~

#Don't be silent please #

A/N: rencananya mau update di tgl 3, tapi malah kena stuck di 1000+ kata :') hiks..mian, ku sampai harus baca chap lalu berulang kali buat bangunin mood, tiap baca chap 3 bagian Kris, ku selalu nangis, rasanya ngena banget T-T terus beberapa chapter yg lain juga… ya ela, baper dengan hasil karya sendiri.

CHAP 13 (Lovey Dovey couple)

Kris lelah…

Namja itu serasa akan meledak kepalanya, setelah sepulang sekolah ia ditarik Hunkai untuk ke sextoy store dan diajar berbagai macam bentuk sextoy, cara kegunaannya serta posisi yang paling nikmat dalam menggunakannya. Kris berfikir dalam hati bagaimana Sehun yang diposisikan sebagai magnae itu mempunyai otak yang paling bejad, apakah sebegitu lengkap video porno yang ditontonnya sampai-sampai ia bahkan dapat mengaplikasikan semua yang ia tonton demi mengajarinya. Jujur saja, Kris bahkan tidak pernah melihat beberapa benda dengan bentuk yang cukup aneh yang dilihatnya tadi, namun Sehun, si penggila video BDSM itu dengan mudah mengatakan namanya dan cara menggunakannya, Kris saja sampai melongo mendengarnya.

Sehun bahkan memaksa Kris untuk membeli beberapa sextoys yang direkomendasikannya namun Kris menolak karena ia merasa malu membeli barang-barang yang belum pantas ia beli untuk ukuran seusianya, akhirnya ia hanya membeli lube untuk jaga-jaga karena lube bluberrynya sudah hampir habis ia pakai untuk masturbasi tadi pagi—lube yang ia beli memang dikhususkan untuk melakukan aktifitas sex dengan pasangan, karena ia mengandung sedikit aprosidiac, yang mengstimulasi daerah vital hingga lebih mudah mencapai klimaks— ia sampai harus menahan malu saat membayar lube itu di counter, mana penjaga counter itu bahkan mengatakan padanya ' wah.. dekk uda punya pacar yah? Ga sekalian beli sextoysnya jamin akan lebih memuaskan pacarmu". Wajah Kris semakin memerah menahan malu saat mengingatnya lagi.

Dalam perjalanannya, Kris tersenyum-senyum sendiri membayangkan dirinya yang pulang ke rumah dengan menemukan Joonmyeon yang menyambut kedatangannya—haahh~ macam suami istri—lelaki tampan itu bersenandung ria sepanjang perjalanannya sampai matanya menatap sebuah aksesoris indah yang dipajang di sebuah toko, sebuah necklace yang berbentuk air, yang Kris bayangkan akan cocok bila dipakai Joonmyeon. Kris tersenyum pelan membayangkannya, kemudian kedua kakinya perlahan menapak masuk ke dalam toko aksesoris tersebut.

.

.

.

" Ho… aku pulang" panggil Kris saat ia telah sampai ke rumahnya, dilepaskan sepatu dan kaus kakinya kemudian sepatu itu ia masukkan ke dalam rak sepatu.

Seperti yang diduganya, Joonmyeon yang mendengar suara bass tersebut bergegas berlari-lari kecil menyambutnya dengan memakai sebuah apron bergambar kelinci. " selamatt datangg kembalii Krisseu~ loh.. malah ketawa =.="

Kris menahan tawanya dengan susah payah hingga harus menutup matanya " m..mian..hanya saja..hahaha.. kamu hebat Ho..hahaha" balas Kris tidak jelas, dengan susah payah ia menghirup udara agar menghentikan tawanya, air mata sudah menggenang jelas di permukaan matanya. Sedangkan Joonmyeon, ia menampilkan muka datarnya seperti menunjukkan ekspresi wajah yang setengah kesal setengah kebingungan

apanya yang hebat… sekrupnya sepertinya sudah ada yang lepas—pikir Joonmyeon tidak tertarik. Padahal Kris sebenarnya tertawa karena Joonmyeon jauh lebih lucu dan imut dari bayangannya tadi, dengan memakai apron kelinci dimana apron itu tidak ada dalam bayangan Kris sebelumnya, padahal dirinya sendiri saja sudah mirip dengan kelinci kecil putih, namun tentu saja itu hanya berselewer di benaknya saja, ia tidak mau Joonmyeon ngambek padanya karena menyamakannya dengan kelinci.

" ya! Apa sih =.= sudah jangan ketawa terus.. sini kemarikan tasnyaa.. berat kan gara-gara bola basket" Joonmyeon yang bertingkah layaknya istri di mata Kris itu membantu membawakan tas kekasihnya ( yang di mata Kris terlihat lebih besar pada tubuh mini tersebut) dengan Kris yang mengekori di belakang dengan perasaan bahagia, tentu saja lelaki mana yang tidak bahagia di-welcome pasangan sendiri ketika pulang, segala letih lesu pun mendadak hilang ketika disuguhkan wajah manis yang dirindukannya seharian ini.

Karena perasaan ingin yang tiba-tiba membuncah, dipeluknya tubuh mungil itu dari belakang dengan erat secara mendadak, senyum lebar tidak bisa lepas dari wajah tampan tersebut, tentu saja kelakuan mendadak Kris membuat Joonmyeon hampir menjatuhkan tas berisi bola basket dan buku yang dibawanya. " mana ciuman selamat datangku?"

" Huftt…dalam mimpimu kris" balas Joonmyeon spontan sambil memutar bola matanya, ia menghalau himpitan Kris pada tubuhnya kemudian berjalan menjauh meninggalkan Kris yang berdiri terpaku.

Idihhh… kalau Kris berfikir Joonmyeon yang tsun-tsun itu akan so sweet padanya sih dia salah sangka. Hidup ini tidak seindah bayanganmu Kris xD.

Bibir tebal itu akhirnya mau juga melengung ke bawah, Kris meratap sedih pada nasibnya yang menyedihkan, mempunyai pacar tapi pacarnya seperti tidak mencintainya saja, kalau saja Kris adalah seekor anjing mungkin Joonmyeon dapat menemukan telinga mungil yang jatuh serta ekor yang menurun untuk menunjukkan ekspresi hatinya yang kecewa.

Kris baru menapak beberapa langkah sebelum ia menyadari Joonmyeon tidak bergeming, masih tetap pada tempat yang tidak begitu jauh darinya, dan menatapnya dalam diam tanpa ekspresi—atau sebenarnya ekspresi agak jengkel dengan sedikit guratan pada dahinya disebabkan oleh kedua ujung alis matanya yang berkerut— sehingga tubuh kecil itu memblokir akses jalan Kris.

" hmm? Ada apa?" tanya Kris bingung, ia berjalan beberapa langkah mendekatinya kemudian membalas menatap wajah kekasihnya dari dekat.

Tapi namja mungil yang satu itu masih tidak bergerak, juga tidak berbicara, hanya menatap wajah tampan Kris dengan kedua mata polosnya.

Kris berkedip lugu…

Oh…

Ia mengerti sekarang…

Dan seharusnya tebakkannya itu benar, atau dirinya akan mendapat bogem mentah dari kekasihnya…

Lelaki Canada itu menyentuh kedua bahu Joonmyeon kemudian perlahan memajukan wajahnya dengan penuh keraguan, meneliti wajah manis yang perlahan berubah warna di hadapannya—tuh kan tebakanku benar, aku beruntung—Kris menghilangkan rasanya ragu dengan menutup kedua matanya kemudian menyampingkan wajahnya agar kedua bibir merah itu bertemu satu sama lain, tidak berani berbuat lebih lelaki yang jauh lebih tinggi itu hanya menghisap kedua belah bibir tipis itu sebentar.

" hehehe.. makasih untuk ciuman selamat datangnya sayang~" Kris menyengir bodoh, dirinya puas karena keinginannya sudah terpenuhi. Lelaki yang kini hatinya berbunga-bunga itu kembali memeluk tubuh mungil dengan aroma menthol, menandakan Joonmyeon baru menyelesaikan mandinya menggunakan sabunnya, yang menenggelamkan bau-bau vanilla samar yang biasanya dapat Kris temui pada leher maupun helai rambutnya.

" itu saja kan? Dasar manja…" meski dengan mulut kasarnya, Joonmyeon tetap menerima pelukan Kris untuk menutup rasa malunya, sedikit sungkan dikarenakan kelakuan serta permintaan memalukan Kris yang bisa dibilang sok romantis, ia jelas tidak terbiasa dengan kelakuan kekasihnya yang terbuka dan bermanja-manjaan kepadanya.

" hey! Aku hanya meminta pelukan… tidak seperti kamu tuh yang minta gendong terus disuap… awww! Awwww.. maaf Ho! Aku tidak akan mengungkit… ouch!"

Kris mengusap pinggang kanannya yang sepertinya akan membiru karena cubitan mematikan Joonmyeon, anak yang jauh lebih pendek itu menengadah, menunjukkan capitan tangan kanannya persis di depan mata Kris, membuat lelaki yang masih mendesis kesakitan itu meneguk ludah melihatnya.

" ngomong sekali lagi aku yakin capitanku ini bukan hanya akan melayang pinggangmu, arraseo?" ancam Joonmyeon dengan memamerkan senyum yang terkesan seperti smirk. Kris langsung mengangguk secepat mungkin, kadang senyuman Joonmyeon terlihat sungguh menggerikan baginya, terutama bagaimana Kris dapat merasakan adanya aura-aura gelap yang menjadi latar belakang manusia mungil itu.

" anak pintar^^, by the way, aku sudah menyediakan air panas, berendamlah dulu… makanannya belum siap soalnya" Joonmyeon menaruh tas ransel berat itu di atas sofa dan kembali pada soupnya yang belum mendidih.

Sedangkan Kris segera melonggarkan dasinya yang membuatnya susah bernafas serta seragam blazernya lalu membuangnya di atas sofa dengan berantakkan " bagaimana kerjaanmu Ho? Dapat?"

" anii, tapi aku baru mencari disekitar sini… mereka bilang punya lowongan di restoran fastfood, terus aku mencoba melamar di tempat BBQ juga ditolak dengan alasan alat panggangan kan berat, aku juga coba melamar di jasa pengangkutan barang, tapi dia menolakku dengan alasan yang sama.. cih!" ocehnya tidak berhenti, wajahnya berubah kesal memikirkan kejadian-kejadian tadi siang yang membuatnya hampir meletupkan kesabarannya. Ia mengaduk-adukkan soupnya dengan kasar sangking kesalnya.

Kris menahan tawa mendengar gerutuan Joonmyeon yang beruntun, meski setengah hatinya agak tidak tega menertawakan kemalangan kekasihnya itu. Dengan ujung matanya ia melirik punggung kekasihnya yang lagi mengaduk soup dengan tangan kirinya ditaruh di pinggangnya sendiri, lebih tepatnya menatap postur Joonmyeon yang memang terlihat sangat kecil di matanya, bahu kecil itulah salah satu alasan yang menyebabkan mengapa Kris begitu ingin melindunginya " mereka itu cuma khawatir kamu kenapa-napa, kalau barang bawaanya terlalu berat kan kamu bisa cedera, Ho.."

" yaaa waeee?! Kenapa kamu juga!" Joonmyeon membalikkan kepalanya dengan alis berkerut tidak setuju, entah sudah berapa panjang bibir tipis yang membebek ria sejak beberapa detik yang lalu" gini-gini aku itu kuat tau, aku sanggup mengangkat beban di dibawah 80 kg, aku pun masih sanggup mengangkat kamu ditambah squat jump 10 kali kalau kamu tidak percaya Kris" ujarnya semakin sewot.

Ia sebenarnya tidak suka kalau tubuhnya yang kecil itu membuatnya terlihat lemah di mata orang-orang, dan Joonmyeon lebih tidak senang lagi kalau Kris, yang kononnya merupakan seseorang yang pernah dominasi hingga menjerit dibawahnya itu yang mengatakannya lemah, meski secara implisit.

" ya..yaaa.. bercanda kok Ho… turunkan pisaumu dulu, kau membuatku takut" Kris beringsut menjauh ketika Joonmyeon menunjukkan pisau dapur padanya.

Melihat aura Joonmyeon yang semakin mengkelam, sepertinya Kris salah bicara lagi. Joonmyeon memang berbeda dari uke-uke pada umumnya yang mungkin suka digombal seperti dikatakan manis atau imut, tapi kalau Kris mengatakan itu pada Joonmyeon, Kris dapat membayangkan kalau Joonmyeon yang siap meledak itu akan langsung angkat kaki dari rumahnya, dan tentu membutuhkan waktu bagi lelaki chinese itu untuk memenangkan hatinya kembali, intinya, Joonmyeon itu rumit, sangkin rumitnya Kris benar-benar harus hati-hati dalam berkata-kata, salah sedikit saja, contoh kekhilafannya ya seperti mereka tadi.

Kris mengaruk kepalanya yang tidak gatal, ia sebenarnya ingin membangun suatu suasana yang agak romantic seperti pasangan-pasangan lain pada umumnya, supaya ia dapat memberi hadiah yang dibelinya tadi kepada namja manis itu. Namun sepertinya suasananya yang sekarang sungguh tidak mendukung dikarenakan suasana hati Joonmyeon yang tidak baik, alhasil Kris cuma bisa menghela nafas pelan seraya menyembunyikan kotak kecil itu kembali pada kantung celananya.

" oh iya.. aku masih ada persediaan ginseng, kamu suka samyetang kan? Ayo kita buatkan bersama, terus ajak Sehun dan Kai untuk makan malam bersama besok."

" heh? Kenapa tiba-tiba sekali…" Joonmyeon menoleh untuk kedua kalinya, kali ini dengan wajah yang agak kebingungan. Ia tidak yakin apakah ia sempat mempersiapkan samyetang besok mengingat bagaimana ia akan keluar dari pagi dan pulang saat menjelang malam.

" aku akan membantumu mempersiapkannya, lagipula mereka merindukanmu juga Joonmyeon, jadi rencananya kami mau merayakan kepulanganmu" Joonmyeon ber-oh-ria mendengar alasan tersebut, dengan begitu ia tidak mungkin dapat menolak permintaan Kris, apalagi mungkin dirinya yang menghilang membuat semuanya panic dan sibuk mencarinya.

Joonmyeon mematikan api ketika soup yang dimasaknya berada pada suhu yang pas " ya sudah, aku akan pulang lebih cepat besok, ayam kamu yang beli ya? terus suruh mereka datang jam 6 saja"

" beres!"

Lelaki jangkung itu hendak beringsut ke kamar mandi, ia mengambil handuknya yang ia gantung di luar pintu toiletnya dan hendak mengambil bajunya di dalam lemari pakaiannya, namun ia mengurungkan niatnya ketika ia menemukan sepasang baju rumah Kris tersusun rapi di samping wastafel. Hal sekecil itu membuat Kris kembali memasang senyum hangatnya, meski Joonmyeon sering berlagak jutek namun keberadaan Joonmyeon di rumahnya, selayaknya istri, menyambut kepulangannya, memasak sarapan serta makan malam, mengisi bak dengan air hangat serta menyiapkan baju untuknya, sudah lebih dari cukup untuk menyatakan perhatian Joonmyeon kepadanya.

Segera didekatinya lelaki mungil yang kini sedang mengelap mangkuk guna untuk mengisinya dengan soup panas tersebut, memeluknya dengan erat kemudian mencium pipi kanannya kilat, begitu cepatnya hingga Joonmyeon berdiri mematung dengan wajah terbego-bego seakan tidak mengerti apa yang sudah terjadi. Sedangkan pria Canada itu sudah melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam kamar mandi. Namun sebelum pintu itu ditutup, Kris menampakkan wajahnya dari cela pintu, gummy smilenya terpampang lebar " aku sangat beruntung dapat memilikimu… hehehe… aku menyayangimu, my love w"

Wuth?!

Pintu itu berdebam agak keras, meninggalkan Joonmyeon yang masih terbengong atas ketidakjelasan Kris, namun rasa hangat yang tersisa pada tubuhnya tetap meninggalkan sebuah sentilan pada hati Joonmyeon.

"a..apa-apaan sih? Ada-ada saja…"

Joonmyeon positif akan mati muda bila terus serumah dengan Kris, kekasih barunya itu membuat jantungnya bekerja terlalu keras. Hari ini saja sudah hampir lima kali pompaan hangat diluncurkan pada kedua pipinya. Sejak kapan Kris jadi seberani ini, seenak jidat memeluk dan menciumnya—pikir Joonmyeon kewalahan, tapi bukan berarti ia menolak sentuhan Kris, siapa sih yang tidak senang disentuh dan disayang seseorang yang dicintainya? Begitu juga dengan Joonmyeon, hanya saja lelaki tsun itu susah sekali untuk mengakuinya :p

.

.

.

.

#keesokan malam#

" ayooo masuk!" Kris mempersilahkan kedua sahabatnya untuk masuk ke dalam kediamannya ketika bel dilayangkan dua kali dengan tidak sabaran. Kai duluan masuk diikuti Sehun ke ruang makan. Disana terdapat Joonmyeon yang sedang mempersiapkan alat dapur, samyetang yang masih panas tersaji dengan menggiurkan di hadapan kedua anak oreo vanilla tersebut.

Namun dibandingkan dengan makanan mengepul dengan wewangian menggoda, Kai malah terlebih dahulu menerjang pemuda termungil yang tidak terlihat batang hidungnya selama seminggu lebih ini " Myeon! Aku rindu padamuuuu! Kamu kemana sajaaa?!" tubuh tan itu dilemparkannya pada Joonmyeon lalu memeluk si kurus itu dengan erat hingga membuat kelinci kecil itu terhuyung ke belakang menahan berat badan yang dilemparkan secara mendadak pada tubuhnya.

Karena Kai yang enggan melepaskan pelukan eratnya, Joonmyeon hampir tidak bisa bernafas karenanya namun ia masih dapat melihat Sehun yang perlahan datang kepadanya, wajahnya datar namun Joonmyeon dapat melihat sirat kelegaan pada wajah tampan tersebut. Magnae itu ikut-ikutan mengelus rambut Joonmyeon yang kini berantakan akibat ulah Kai, kemudian mengeluarkan segala uneg-unegnya " kamu ini… menyusahkan banget tahu ga sih? Bensinku habis karena kita semua mencarimu kemana-mana, chagi jadi ga mood ML karena mengkhawatirkanmu, hapeku juga disita sama saem karena kebanyakan chating sama Kris yang ikutan menghilang entah kemana… dasar!"

"Untung kamu selamat… tapi aku masih tidak senang, kenapa kamu jadi sekurus ini hah? Kamu itu sudah kurus mau tambah kurus lagi, nanti kamu harus makan yang paling banyak supaya gemukan… kalau tidak, Kris nanti illfill sama tubuhmu kalau tidak bohay.. lihatlah pantatmu saja jadi tepos begini, kemana bokongmu yang dulunya sintal itu huh?"

Mulai lagi deh cerocosan panjang tidak bermutu dari seorang Sehun, Kai dan Kris memutar matanya malas, kata-katanya yang dari isi bensin hingga membahas pantat Joonmyeon yang tepos serasa masuk kiri keluar kanan, sedangkan Joonmyeon yang pertama kalinya mendengar cerocosan panjang dari seorang Sehun yang super cerewet itu melongokan matanya, tentu saja Joonmyeon tidak percaya dengan mata telinganya sendiri, seorang Sehun yang berwajah dingin, terlihat sangat kalem tetapi kelakuan aslinya seperti ibu-ibu pasar yang hobi menggosip ria.

" ohh… jadi selama ini kamu perhatikan bokong cowo lain juga? Pinter yaa kamu Hunnie" Kai melepaskan pelukannya pada Joonmyeon dan beralih pada telinga kiri Sehun, memelintirnya tanpa main-main, kesal tentu saja melihat kekasihnya yang pandai melirik-lirik kekasih orang lain, seakan dirinya sendiri itu tidak mampu memuaskan Sehun.

" ohhhh kalau aku tidak mengajakmu makan malam hari ini, sampai selamanya aku juga tidak tahu betapa teganya sahabatku menikungku… sudah kubilang dari dulu kalau aku have a crush with Suho, tapi kamu masih menatap Suhoku dengan pandangan nafsu… pintar yaa~" Kris ikut-ikutan mencubit telinga Sehun yang satunya lagi, tanpa kekesalan hanya iseng semata yang berniat mengganggu Sehun yang kini memohon ampun kesakitan.

" iyaa… iyaaa… aku minta maaf… lepaskann … ouch! Sakit nihh! Aku setia kok chagi, setia~ ouch! Aku ga bohong chagi… cuma kan Suho ketika menghapus papan tulis suka… melompat-lompat, pantatnya kan ikut bergoyang imut… ya aku notice lahh! Awww! Kris kenapa makin kerass~ aku tidak berniat merebut Suho mu, seriusss! Dua riusss aku bersumpahhh!" jerit Sehun dengan suara parau.

Sehun langsung lari menjauh dari keduanya hingga ke pojokan sambil memegangi kedua telinga teraniayanya yang memerah seperti apel dengan kedua mata yang berkaca-kaca. " yaa! Kenapa kalian tega sekali padaku?! TAT" protesnya tidak senang, rasanya sungguh sangat menyakitkan apalagi jeweran Kris yang memelintirnya 180 derajat itu tidak dapat dideskripsikan lagi rasa sakit tersebut. Lelaki Canada itu begitu posesifnya dengan Joonmyeon, jangannya menyentuh, melirik bokong bohay itu saja pun Kris tidak memperbolehkan.

" itu karena kamu mesum!" jawab keduanya secara bersamaan, sedangkan Joonmyeon yang dari tadi melihat keakraban—ralat—yang bisa dibilang penindasaan Kai dan Kris terhadap Sehun berusaha menahan tawanya yang berada di ujung lidah, sedikit kasihan sih pada makluk albino yang tengah berkomat kamit sendiri di pojok sana.

" sudah..sudah! kalau tidak cepat dimakan, samyetangnya bisa dingin loh, ayo makan!" ujar Joonmyeon menengah, ia mengisyaratkan Kris untuk duduk duluan kemudian Joonmyeon menyusulnya dengan duduk di sebelahnya.

" oh iyaa! Aku sampai melupakan rasa laparku!" ujar Kai cengegesan, tidak malu untuk mengambil meja di depan joonmyeon, ia ingin mendengar cerita tentang Joonmyeon dengan lebih jelas nantinya. Terakhirnya, Sehun pun perlahan mendekat dan duduk di samping Kai dengan ragu-ragu, manatau saja cubitan atau jeweran kembali dilayangkan, namun untunglah penderitaannya berakhir sampai disitu saja.

" selamat makan!"

Suara dentingan cawan serta sumpit terdengar pada ruangan makan tersebut, sesekali Kris akan membantu Joonmyeon mengisi kembali mangkuknya dengan potongan ayam ketika ia melihat mangkuk Joonmyeon sudah setengah kosong, atau Joonmyeon yang berbaik hati menambah nasi pada mangkuk Kris karena lelaki Canada itu sangat suka memakan nasi dengan kimchi yang hampir habis di hadapannya. Di hadapan Hunkai, pasangan baru itu terlihat mesra, dan itu membuat Kai yang curi-curi memandangnya tersenyum sendiri penuh arti, Sehun yang berada di sampingnya juga memberikan potongan ayamnya kepada kekasihnya, namun Kai malah mendengus dan mengabaikannya, masih ngambek ceritanya.

" jadi kamu tinggal di subway selama ini? Buset! Buset! Buset! Gak dingin apa yah, harusnya kamu numpang dulu di rumahku saja Myeon~" Kai yang sangat penasaran itu mencongkel habis cerita Joonmyeon, namun ia hampir tersendak sendiri mendengar pengakuan Joonmyeon yang terdengar miris, ia tidak dapat membayangkan lelaki bertubuh kecil itu hidup di luar seperti seorang gelandangan.

" aku pikir kamu tinggal di rumah hyungmu loh… kenapa kamu tidak bilang kalau kamu tinggal di jalan? Kamu beneran tidak apa-apa Ho? Kamu tidak diapa-apain kan?" Jangankan Kai, Kris yang pertama kali mendengar cerita Joonmyeon pun membeku mendengar apa yang telah dilalui kekasihnya. Tangan lebar itu menahan kedua pipi Joonmyeon dan menaikkan wajah kekasihnya, menatap dengan seksama apakah wajah itu mempunyai bekas luka baru, kemudian tatapannya menurun, memperhatikan seluk beluk tubuh Joonmyeon, seperti pergelangan tangannya atau lehernya, namun sepertinya tidak ada luka baru bekas penganiayaan di tubuh mungil itu.

Joonmyeon menurunkan kedua tangan Kris yang masih berada pada pipinya tersebut " jangan panik begitu.. aku tidak apa-apa… tapi yah, aku sempat dicopet sehari sebelum kamu menemukan aku Kris"

"… terus memang ada sih… satu dua ahjussi yang mengajakku ke hotel, katanya dia akan memberikanku uang kalau aku mengikutinya, lumayan banyak sih memang… tapi aku menolaknya kok, ada sih satu yang ngotot, jadi kutendang dan kupukul pakai koperku terus aku lari..hehe…he" cengegesan awkward pada wajah imut joonmyeon tetapi wajah memucat pada wajah pemuda chinese tersebut.

Kris hendak membuka mulutnya, kemudian terkatup lagi, kemudian membukakannya lagi, ia ingin sekali memarahi dan menasihati Joonmyeon tapi ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, tidak.. tepatnya, ia tidak bisa memarahi Joonmyeon, Kris tahu anak itu tidak mau menyusahkannya sehingga mengambil keputusan yang membahayakan dirinya.

" sabar Kris.. jangan memarahinya… apalagi Joonmyeon sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja" ucap Kai menenangkan pemuda berdarah panas tersebut. Sehun yang masih duduk di sampingnya berdecih tidak senang, tentu saja karena kekasihnya terlihat lebih menyayangi Joonmyeon ketimbang dirinya.

" Joonmyeon, lain kali kalau ada masalah call kita saja, manatau kita bisa membantu… kasihan kan Kris kamu tinggalkan begitu saja, dia sampai begitu khawatir dan panic mencarimu… apalagi waktu kita bertiga mencarimu bareng, Kris kan duduk di belakang, dia berusaha mati-matian buat menyembunyikan air matanya, depresi kali lah pokoknya, aku lihat matanya berkaca-kaca begitu… kan jadi tidak tega lihatnya" Kris memerah, bagaimana bisa Kai membongkar aibnya kepada kekasihnya, ia ingin terlihat keren dihadapan Joonmyeon tapi sahabatnya malah merendahkan imagenya.

" ehhh..aku juga lihat itu! aku jadi ingat juga pas aku membelikan Kris makan malam, ia menolak seperti anak kecil terus bilang yang ia butuhkan cuma Joonmyeon. Karena khawatir aku datang ke rumahnya besok pagi buta, matanya sembab sekali seperti sudah nangis semalaman" tambah Sehun yang tadinya malas-malasan menjadi semangat bercerita tentang keaiban sahabat chinesenya itu.

" ya! Perlu banget ya cerita tentangku? Kita ganti topic saja!" ngeles Kris.

" habis lucu sih, kamu kan jarang-jarang bisa nangis Kris, biasanya mukamu itu datar saja, kalau tidak datar ya marah"

Ketiga makluk adam itu semakin menjadi-jadi tawanya mendengar alasan yang sangat tepat tersebut. Siapa yang menyangka kalau dibalik muka seram dan tubuh tinggi tersebut terdapat hati yang sensitif seperti hello kitty xD.

" oh iyaa.. ada kabar menggembirakan… tau apa? Aku sudah dapat kerja hari ini! muhahaha" Joonmyeon tertawa senang, bisa dibilang acara makan malam hari ini juga termasuk merayakannya mendapat pekerjaan baru.

" woah chukkae! Dimana?" Kai ikut bersorak puas sedangkan Sehun reflek bertepuk tangan ria.

Joonmyeon tersenyum malu " cuma di Wacdonald saja sih, dia bilang aku sudah boleh kerja besok pagi. Tapi tempat yang ini jauh sih, kalau naik subway harus ganti jalur beberapa kali.. tapi mau bagaimana lagi, yang didekat sini sedikit lowongan kerjanya"

Kris ber oh ria, rupanya ciuman sebagai charm efektif juga, buktinya tidak butuh waktu lama bagi Joonmyeon untuk mendapat pekerjaannya " kamu kerja jam berapa besok?"

" kata boss sih sekitar jam 7 an, soalnya kita harus bersih-bersih dulu"

" baguslah! Masih sempat… Kalau begitu, setiap pagi aku akan memboncengimu kesana, setidaknya itu bisa meringankan ongkos transportasimu" tawar Kris, kasihan kan kalau Joonmyeon kerja susah payah malah setengah dari jerih payahnya malah dihabiskan untuk uang transport.

" tapi tempat kerjaku jauh dari sekolah, memangnya sempat?" tanya Joonmyeon ragu, merasa tidak enak hati pada Kris karena harus bangun pagi untuk mengantarnya kemudian harus berbalik arah ke sekolah dengan mengayuh sepeda, pasti lelah sekali.

" sempat… masih banyak waktu yang tersisa malah, tidak usah khawatir" balas Kris tersenyum menenangkan, meski sebenarnya jauh dalam lubuk hatinya ia juga ragu akan jawabannya, bisa tiba di sekolah dengan tepat waktu saja Kris sudah bersyukur, tetapi Kris ingin meyakinkan Joonmyeon untuk tiba ke tempat kerjanya dengan selamat, ditambah dengan keinginan gelapnya yang sebenarnya tidak ingin melewatkan kesempatannya untuk bersama dengan Joonmyeon setiap pagi.

" jinjja yo? Kalau begitu aku akan sangat tertolong, terima kasih Kris" balas Joonmyeon senang, jarang-jarang Joonmyeon terang-terangan mengucapkan terima kasih kepada Kris, apalagi disertai dengan senyuman lebar, membuat Kris senang bukan kepalang tentunya.

Kai melihat pasangan Krisho yang kini bertatap-tatapan dengan cengiran lebar itu dengan envy, apalagi latar belakang dengan bunga-bunga seperti terlihat bertebaran di sekeliling pasangan oh-so-sweet di hadapannya. " cih! Kapan kamu bisa romantis begitu Hun?"

Sehun membelalakkan matanya, merasa tersentil " memangnya aku tidak romantis?"

Kai menatap Sehun dengan ujung matanya dengan malas " entah romantis dimananya, yadong sih tumpah-tumpah dah! Sudah yadong.. kadang malu-maluin lagi" Sehun cengengesan mendengar omelan kekasihnya.

" yadong sih yadong, gitu-gitu aku kan bisa memuaskanmu chagii~ buktinya tiap kali kita melakukannya, kamu pasti desahnya sampai jerit-jerit gitu" hal ini nih yang paling Sehun banggakan dari dirinya sendiri, kalau dibandingkan dengan kris memang ia kurang romantic, tapi manusia kan memang tidak sempurna, tapi kalau soal ML, Kris tentu tidak sepro Sehun dalam memuaskan hasrat pasangannya.

Kai facepalm, kalau sudah ngomong tentang ML, Sehun memang jagonya " kamu suka ngeselin deh"

" ngeselin tapi tetap cinta kan?!" goda Sehun yang tanpa ragu memeluk tubuh tan disampingnya dan dengan manja menaruh dagunya pada bahu Kai.

" ishh.. engga! Pede kali dasar bawel!"

Tapi Kai dalam hati mengakui juga sih kalau kepintaran Sehun memanjakan tubuhnya adalah salah satu alasan kenapa ia bisa berpacaran dengan albino hentai ini, tapi sekali-kali ia juga ingin Sehun melakukan sesuatu yang dapat membuatnya deg-degan kesenangan, seperti memberikannya kejutan, tentu saja Kai tidak berharap banyak dari magnae kurang peka tersebut.

Setelah selesai acara makan malamnya, keempat manusia itu kini berkutat pada kartu remi, Sehun sudah kalah 2 kali, Kai dan Joonmyeon kalah sekali. Bisa dikatakan Kris beruntung saat pembagian kartu, dia selalu mendapat dua buah pair dengan angka yang bagus sehingga ia selalu yang paling duluan menamatkan kartunya, setelahnya ia akan membantu Joonmyeon memilih kartunya supaya tidak kalah dari Kaihun, curang memang.

" kami pulang dulu yaa! Terima kasih makan malamnya" ucap Kaihun bersamaan. Kai memeluk sebentar tubuh kecil Joonmyeon, yang baginya sangat nyaman untuk dipeluk itu, sebelum berdadah ria, " lain kali aku berkunjung lagi Myeonie! Selamat malam" jeritnya dari kejauhan. Oh… Sepertinya Joonmyeon dan Kai sudah menjadi teman baik sekarang. Joonmyeon perlahan menutup kembali pintunya ketika kedua manusia oreo vanilla itu menghilang dari pandangannya.

BLAM

Joonmyeon kembali ke dapurnya untuk mengurus berbagai cawan mangkuk kotor yang berserakkan di atas meja, samyetang yang dimasakannya bahkan habis tidak bersisa, bahkan soupnya yang Joonmyeon pikir akan tersisa pun ludes, melihat bagaimana Kris dan kedua sahabatnya dengan lahap menghabiskan masakan yang dibuatnya membuatnya senang, itu artinya perjuangannya pulang cepat untuk memasakkan samyetang tersebut tidak sia-sia. Kris membantu membawa cawan kotor itu ke tempat cuci piring dan membantu membilasnya, setelah itu baru dipasing ke Joonmyeon untuk dicuci.

" oh iya.. untuk uang sewanya nanti aku bayar per minggu saja ya, soalnya kata bossku, aku baru dikasih gajiku minggu depan" tawar Joonmyeon di sela kegiatan mencuci tumpukan mangkuk kotor.

Kris berkedip sejenak, ia bahkan hampir melupakan kenyataan kalau Joonmyeon sebenarnya kos di rumahnya—karena Kris selalu merasa Joonmyeon seperti sudah menjadi istrinya, tsaah.

" sama sekali tidak apa-apa kok, yang penting kamu fokus kerja saja, jangan dipikirkan uang sewanya… jangan kerja terlalu letih dan jangan memaksakan diri" Kris sebenarnya lebih senang kalau Joonmyeon tidak mengungkit tentang biaya kos tersebut, ia ingin Joonmyeon merasa nyaman di rumah ini layaknya rumahnya sendiri, apalagi mereka sekarang sudah sah sebagai sepasang kekasih, jadi wajar bukan kalau Joonmyeon pindah ke rumahnya untuk menetap.

" oh iya! Aku mau ambil sesuatu dulu" Kris meninggalkan Joonmyeon yang menatapnya bingung, mengedikkan bahu kemudian melanjutkan acara menyuci piringnya. Joonmyeon mendengar suara tapak kaki kris yang menuruni tangga kemudian berdiri di belakangnya. Namja kecil itu hendak berbalik ke belakang, penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Kris di belakangnya, sebelum kedua lengan kekar itu terulur di depan lehernya, memperlihatkan liontin indah berbentuk ukiran air dengan manik biru muda yang bersinar cantik di tengahnya.

" ahh… kris…ini.." Joonmyeon tidak mampu berkata-kata saat Kris selesai mengkaitkan liontin tersebut pada lehernya, hanya mempu menatap aksesoris cantik itu dengan alis tertaut bingung.

" itu khusus kubelikan untukmu Ho… kemarin pas pulang aku melihat liontin ini sepertinya sangat cocok untukmu, sebenarnya aku sudah ingin memberikannya untukmu kemarin tapi kamu kemarin sepertinya agak kesal padaku… aku jadi takut memberikannya, kurasa sekarang adalah waktu yang cocok. Terima ya? Anggap ini hadiah pertama dari pacarmu ini, heheh" ujar Kris malu-malu.

Joonmyeon menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.

Lelaki itu kurang lebih merasa bersalah untuk menerima hadiah dadakan tersebut, karena ia tahu hanya dengan melihat aksesoris tersebut, pasti harganya tidak dapat terbilang murah, namun kalau ia menolaknya, Kris pasti akan merasa kecewa terlebih ini hadiah pertama yang diberikan Kris untuknya.

" umh! Terima kasih Kris, akan kupakai setiap hari" terima Joonmyeon sungkan. Kris menghembuskan nafas lega, setidaknya untuk hal ini Joonmyeon tidak bersikeras menolaknya, kurang lebih kris sempat mengantisipasi kalau hal itu akan terjadi. Joonmyeon hari ini terlihat sangat jinak, sungguh waktu yang sangat tepat bagi Kris untuk memberikannya leontin tersebut.

" baguslah kalau begitu, kuharap kamu suka liontinnya. Anyway, ngomong soal aksesoris, aku penasaran tentang *cough*.. cincinku yang ada padamu itu"

Mata Joonmyeon membulat, ia terlihat seperti seorang pencuri yang tertangkap basah sekarang, reflek ia menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya, namun ia sadar bahwa ia sudah melepaskan cincin itu, tidak ada lagi benda dingin yang melingkar pada jari kurus tersebut " meski aku agak sedih sih kamu sudah melepaskannya kemarin, kenapa tidak dipakai lagi?"

Kalau Joonmyeon berfikir Kris tidak akan sadar sepertinya ia telah salah menduga, fokus lelaki chinese itu langsung kepada cincin yang bersinar mengkilat tersebut ketika Kris menggendong Joonmyeon yang sakit ke kamarnya. Kris sempat melepaskan cincin tersebut untuk meyakinkan kalau cincin itu memang punyanya, dan tepat sekali, nama aslinya terukir jelas di dalam cincin tersebut, dengan segera Kris menyemat cincin yang kebesaran itu lagi pada jari manis kekasihnya. Tidak dapat dipungkiri, hati Kris senang bukan main saat mengetahuinya namun ia berusaha meredamnya, ia tidak ingin berfikiran yang macam-macam tanpa mendengar cerita dari mulut Joonmyeon sendiri tentang bagaimana namja itu mendapatkan cincinnya yang ia kira hilang sejak lama tersebut.

" a… ahhh… i..itu punyamu, ya? Dulu aku.. menemukannya di lantai kelas… ka..karena cantik..jadi kupungut… he..he… aku akan mengembalikannya sekarang" jawab Joonmyeon kelabakkan.

Dengan segera kedua kaki pendek itu berlari melewati Kris sambil menundukkan wajahnya, tidak dapat ia deskripsikan lagi betapa malunya dirinya. Ia naik ke atas lalu mengambil cincin yang ia simpan pada lemari orang tua Kris kemudian segera kembali menghampiri Kris yang daritadi menunggunya. Joonmyeon memang sengaja tidak memakainya lagi untuk menyembunyikan cincin itu dari Kris namun kekasihnya yang meski tidak peka tapi ia terlalu lihai untuk bisa dibodoh-bodohi.

" i..ini Kris"

Joonmyeon memperlihatkan cincin tersebut dengan kedua tangannya, matanya tidak berani menatap obsidian Kris yang seperti menelanjanginya. Suara Joonmyeon terdengar bergetar, namun bukan karena rasa takut melainkan rasa malu yang berlebihan. Dalam hatinya Joonmyeon bersyukur bahwa cincin berukiran "Wu Yi Fan" itu tertulis dalam bahasa mandarin sehingga ia bisa berbohong bahwa dirinya tidak tahu menahu siapa pemilik cincin tersebut.

Ia menarik tangan kanan Kris dan mengembalikan cincin tersebut dengan perasaan tidak rela, tentu saja karena barang itu merupakan barang yang sangat berharga baginya yang ia simpan dengan baik selama setahun ini. Namun tentu saja pemilik asli daripada cincin itu yang lebih pantas memilikinya.

Joonmyeon yang merasa tidak nyaman dengan suasana hening tersebut seolah tidak terjadi apa-apa, ia kembali ke kitchen sink yang sempat diabaikannya tadi dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya. Baru saja pemuda itu hendak mengambil sebuah cawan kotor di hadapannya, ia kembali dikagetkan dengan sepasangan lengan hangat yang memeluknya dari belakang

" maaf sudah menanyakan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, tapi saat aku melihatmu memakai cincinku, aku sempat berharap kalau kau memiliki maksud tertentu dengan mengambil cincinku, Ho."

Tepat sasaran.

Mulut Joonmyeon terkunci rapat, keringat dingin mengucur dari dahinya, tangan si pencuri cincin itu sudah lama berhenti bergerak, hanya mengudara sejak tubuhnya dipeluk oleh lelaki jangkung tersebut, belum lagi suara serta nafas berat Kris berbisik pada telinga kanannya sehingga membuat otaknya susah bekerja dengan benar.

Kris menarik kembali tangan kiri Joonmyeon dan menyematkan kembali cincin satu-satunya tersebut pada jari manisnya " tidak usah dikembalikan, Ho… memang sih aku sempat sedih ketika aku tidak menemukan cincinku dulu, bagaimanapun cincin ini sudah kupakai bertahun-tahun… tapi aku senang karena cincinku ini kini berada di tangan orang yang aku cintai. Mungkin aku belum pernah mengatakannya, tapi aku sudah memendam perasaan ini sejak pertama kali aku bertemu denganmu" Joonmyeon perlahan mengangguk kaku, teringat akan apa yang pernah Kai katakan tentang perasaan Kris kepadanya, sungguh Joonmyeon susah mempercayai fakta tersebut sebab dulu tak sekalipun ia merasa bahwa Kris yang terkesan cuek itu menaruh hati padanya.

" kau tahu tidak Ho, kalau di Canada, cincin pertunangan itu dipakai di jari manis sebelah kiri.. maaf ya, untuk sekarang.. aku cuma bisa memberikanmu cincin ini, aku akan menyematkan cincin asli pada jari manismu ketika berdiri kita di altar nanti." Dibawanya tangan kiri Joonmyeon di depan wajahnya kemudian mencium jari manis yang kini telah bersematkan cincin metalik itu dengan penuh perasaan.

" s…siapa... siapa yang bilang akan menikahimu?" Joonmyeon yang tidak tahan dengan adegan cheesy Kris memotong moment manis tersebut, ia akhirnya memberanikan diri menatap Kris, menyalak dengan wajah lucu bak kepiting rebus. Siapa yang mampu menahan ekspresi wajahnya bila dibombardir dengan suasana romantic ditambah dengan kalimat-kalimat cheesy yang Joonmyeon percaya, hanya Kris seorang dalam dunia ini yang berani mengatakan dan melakukan hal memalukan layaknya drama-drama korea yang ditontonnya.

" la.. lagipula cincin pertunangan itu kan harusnya sepasang, masa cuma aku yang memakainya"

Joonmyeon menutup wajahnya dengan kedua tangannya kemudian mendesis stress, demi apa ia sangat kesal dengan mulutnya yang asal nyablak dan susah dikendalikan, terlebih tidak singkron dengan apa yang ada di dalam perasaannya—dasar tsun akut—padahal dirinya sungguh senang saat Kris mengatakan akan berdiri bersamanya ke altar—bayangkan mereka memakai baju putih berdiri di atas altar, tersenyum satu sama lain ketika menukar janji suci lalu mengecupnya mesra—tapi Joonmyeon malah dengan bodoh menolak lamarannya.

" ma.. maksudku… a..aku..akan kerja yang rajin… terus.. terus… membelikan cincin yang sama persis… untukmu Kriseu… jadi bukan cuma aku yang memakainya" ucap Joonmyeon memperjelas, ia tidak ingin menyakiti hati kekasihnya itu dengan kata-katanya yang selalu lupa difilter " tapi jangan memilih cincin yang terlalu mahal, aku tidak sanggup membayarnya nanti"

Kris tertawa renyah, ia kembali memeluk tubuh kecil itu dan membenamkan permukaan bibirnya di atas rambut Joonmyeon dengan gemas

" baiklah aku menunggumu, Ho… kamu membelikan cincin pertunangan untukku, nanti sebagai gantinya aku yang akan membelikan cincin pernikahan buat kita berdua" Joonmyeon mengangguk seraya tersenyum lebar dalam pelukan itu.

" tapi kamu ini… suka banget keluarin uang, liontin ini kan mahal Kris" Joonmyeon menengadah kemudian menunjukkan liontin tersebut, meski sebenarnya dari dalam lubuk hatinya ia senang juga sih menerima hadiah dari Kris. Kris dapat melihat hal tersebut karena sinar mata Joonmyeon yang terlihat memancarkan kebahagiaan, kalau sudah seperti itu, Kris selalu luluh, ia menjadi semakin ingin membahagiakan dan memanjakan kekasihnya tersebut.

" tahu tidak, itu kalung special yang kubelikkan khusus untukmu, Ho. Kalung itu sudah kusediakan mantra, kalau kau memanggilku dengan liontin itu, aku pasti segera datang! Terutama kalau ada yang menganggumu seperti ahjushi yang kau bilang tadi" guraunya dengan wajah serius, Kris bahkan berlagak seperti boxer akan siap memukul orang-orang yang akan menganggu Joonmyeon, yang disambut dengan acting ekspresi Joonmyeon yang penuh keraguan, sedetik kemudian Joonmyeon ikut-ikutan tertawa lepas bersama Kris.

" hahaha.. tapi pas aku diganggu ahjusshi itu, kamu hadir disana kok… kamu selalu hadir dipikiranku, makanya aku menolak mereka" Kris terkena serangan jantung mini mendengar pengakuan polos joonmyeon yang mendadak tersebut, jarang-jarang kan Joonmyeon menyatakan perasaannya seperti ini dengan terbuka.

" kamu memikirkanku?" ulang Kris sekali lagi untuk memastikan jawaban Joonmyeon, tidak ingin terPHP tentu saja. Hatinya kini meloncat-loncat kesenangan namun Kris berusaha tenang dalam setiap perkataannya. Rupanya selama ini bukan hanya dirinya yang terus memikirkan dan mengkhawatirkan Joonmyeon namun kekasihnya juga merasakan hal yang sama, kenyataan itu membuatnya senang luar biasa.

" ehh?!"

gawat—sepertinya Joonmyeon keceplosan. Melihat wajah serius Kris yang menatapnya dalam semakin mendekati wajahnya membuat Joonmyeon memundurkan tubuhnya hingga menabrak ujung cabinet dari kitchen sink.

" Apa itu benar Joonmyeon?"

Demi apa Joonmyeon harus deg-degan hanya karena Kris dengan suara bassnya menekankan nama aslinya, apalagi dengan wajah tampan Kris yang terlalu dekat, ia jadi dapat mendengarkan desahan halus pada ujung namanya. Hal itu membuatnya bulu kuduk Joonmyeon meremang hingga tanpa sadar kedua tangannya yang menumpu ujung cabinet itu ia remas hingga buku-buku kukunya memutih.

" aku tidak perlu mengulanginya lagi kan? Toh kamu sudah mendengarnya dengan jelas tadi" Joonmyeon berusaha terlihat tenang, ia berusaha menahan senyumannya, meski bibirnya yang menyunggingkan senyum tipis itu seperti hendak berkerut seperti menyatakan bahwa sang empunya bibir itu menahan malunya sekarang. Tolong jangan bahas pipinya, Joonmyeon agak kesal karena dirinya begitu pucat, sangkin pucatnya bila jantungnya memompa sedikit lebih cepat saja, warna merah sudah pasti bersemburat ria pada sekujur pipi putih serta telinganya.

Kris tidak berhenti disana, ia masih memajukan wajahnya hingga kedua hidung itu bersentuhan, menggesekkannya sebentar lalu mempertemukan dahi mereka. Obsidiannya tanpa lepas terus menyelami hazel Joonmyeon yang membalas menatapnya dengan tatapan bergetar. Lelaki yang kini hatinya sungguh berbahagia itu memperlihatkan gummy smile mematikannya, disentuhnya kedua pipi orang yang menjadi sumber kebahagiaanya tersebut " lucu ya… hanya dengan membayangkan kamu yang merindukanku saja, rasanya aku senang bukan main…"

" seperti mimpi saja.. bisa menjadi pacarmu, melihat wajahmu dari dekat… menyentuhmu seperti ini… aku merasa menjadi orang yang paling bahagia karena memilikimu" ucapnya jujur dari lubuk hatinya yang terdalam, ia dengan instingnya mengelus sayang pipi joonmyeon dengan ibu jarinya, kulit lembut itu terasa sangat nyata, menyadarkannya bahwa rasa bahagia yang didapatkannya sekarang adalah nyata.

Sedangkan Joonmyeon?

Namja yang tidak dapat berkutik itu tidak dapat menjabarkan bagaimana tampannya Kris dari jarak dekat, dengan matanya yang memancarkan kehangatan ditambah dengan sebuah sunggingan lebar dari bibir tebal tersebut, belum lagi wangi mint yang menguar dari lelaki chinese itu sama persis dengan wangi pada tubuhnya sekarang—sejak kapan Kris jadi sebangsy*t ini?!—pikir Joonmyeon kalap, Kris memang ia akui ganteng sejak pertama kali mereka bertemu, tapi seingat Joonmyeon, Kris tidak semenarik ini, kekasihnya itu semakin ganteng saja setiap harinya.

Joonmyeon memang tidak lagi perjaka, tapi kelakuannya yang sekarang tidak jauh berbeda dari remaja polos yang baru mengenal cinta. Kalau ini adalah anime, Joonmyeon sekarang sudah pasti melting akibat kemahadasyatan kekasihnya tersebut.

Pemuda yang jauh lebih pendek itu semakin mencengkram ujung cabinetnya ketika Kris mengesampingkan wajahnya, pemuda chinese itu perlahan menutup kedua matanya seraya menempelkan bibir tebalnya pada permukaan bibir tipis seseorang yang dicintainya itu lama, meresapi rasa bibir hangat tersebut di atas bibirnya sendiri. Kris memang tidak pintar dalam berciuman baik dalam kegiatan ranjang, tapi lelaki itu sangat berharap Joonmyeon dapat menerima seluruh perasaannya yang ia tuangkan dalam ciuman polos tersebut.

Joonmyeon dapat merasakan kedua tangan Kris bergetar pada pipinya, ujung-ujung jarinya terasa dingin menyentuh permukaan kulitnya. Begitu juga dengan suara detak jantung Kris yang semakin cepat karena dada mereka yang bersentuhan, yang sejujurnya tidak dapat Joonmyeon bedakan lagi mana detak jantung Kris maupun detak jantungnya sendiri yang daritadi menggila.

" hmmngh~" Dengan ragu Kris mengelus rahang kekasihnya seraya menekankan bibirnya lebih dalam, menggerakannya dengan basah dan berantakan, tidak ayal gigi depan mereka sempat bertabrakkan satu sama lain— ciuman yang begitu polos, tanpa pengalaman— namun Joonmyeon menyukainya, ia dapat merasakan meski tidak ahli, tetapi Kris berjuang keras untuk menyenangkannya. Joonmyeon dapat merasakan bagaimana kekasihnya itu sungguh sangat menyayanginya, memperlakukannya dengan hati-hati dan kelemah lembutan, semuanya terefleksi jelas dari ciuman tersebut, dan itu membuat hatinya terasa penuh dan sesak.

Rupanya dicintai dan disayangi oleh orang yang kita cintai rasanya seperti ini….

Manis sekaligus menyesakkan.

" Joonmyeon~" perlahan pagutan bibir itu terlepas, Kris yang sudah membuka matanya itu menatap kekasihnya yang entah kenapa hazelnya berkaca-kaca itu dengan tatapan khawatir, takut kalau ciumannya lah yang menyebabkan kekasihnya itu menangis. Kris mengusap bibir bawah Joonmyeon yang mengkilap basah karena perbuatannya sedangkan tangan kirinya mengelus tulang pipi joonmyeon yang berada di dekat mata kirinya.

" Umph!" Joonmyeon yang tadi sempat mengalihkan pandangannya ke bawah itu menarik leher Kris kemudian mempersatukan pagutan bibir mereka yang sempat terlepas. Tentu saja perbuatannya yang mendadak ini membuat Kris kelabakkan, berbeda dengan ciuman tadi, ciuman yang ini lebih mendominasi dengan kedua lengan Joonmyeon yang terlingkar mesra pada leher jenjang Kris seraya menekankan tekanan pada kedua bibir yang bergelut, atas… bawah, disertai dengan selingan gigitan-gigitan manja pada bibir tebal tersebut.

Nafas Kris mulai tersengal-sengal namun Joonmyeon masih belum merenggangkan ciuman tersebut, begitu menuntut, mendominasi… begitu desperate. Tanpa melepas pagutan tersebut, Kris perlahan mengangkat tubuh kecil yang masih bergelantungan pada lehernya itu kemudian mendudukinya di atas kabinet, kini bukan hanya lengan namun kedua kaki Joonmyeon ia kaitkan pada pinggang kekasihnya, ciuman tersebut berlangsung lama hingga keduanya benar-benar membutuhkan pasokan oksigen.

Tanpa membiarkan Kris menetral nafasnya, Joonmyeon memeluk tubuh jangkung itu dan meletakkan kepalanya di atas dada tersebut, sedikit mendengkur nyaman saat mendengar detak jantung Kris yang bergemuruh hebat akibat ciuman intens tadi. "…. aku juga sudah menyukaimu dari dulu kala, pabbo!" cicitnya menahan malu.

" dan sekarang kamu membuatku semakin tergila-gila padamu, tanggung jawab kris! Awas kalau kamu mengecewakanku… kalau kamu meninggalkanku I will beat you to a pulp" dipukul-pukulnya kesal dada bidang itu beberapa kali, dan tentu saja di mata Kris itu terlihat sebagai pukulan manja yang sama sekali tidak menyakitinya, kemudian menyembunyikan wajah manisnya di sana.

" hah?" ulang Kris tidak percaya, yang Kris ingat, Joonmyeon selama ini tidak pernah terlihat sekalipun menyukainya, bahkan terkesan sangat membencinya. " jangan bohong.. kalau kamu menyukaiku kenapa kamu selalu menolak pernyataan cintaku?"

" kamu juga Kris, kamu tidak pernah mengajakku bicara, kamu juga cuek terhadapku dulu. Saat kita sekelas juga kamu tidak pernah berusaha mendekatiku" protes Joonmyeon juga, ia tidak bisa melihat kalau Kris pernah menyukainya sejak dua tahun yang lalu. Ia sempat berfikir Kris mendekatinya dan mulai mencintainya karena rasa iba semata.

" … i.. itu… karena aku sangat pemalu dulu, jadi aku cuma bisa melirikmu dari jauh di belakang" tuturnya dengan jujur. Ia memang tidak berani mendekati Joonmyeon, jangankan berbicara dengannya, saat ia melihat Joonmyeon melirik ke arahnya saja jantung Kris serasa akan copot dari tempatnya, ia tidak dapat berhenti mengagumi kecantikan pemuda berperawakan seperti angel dimatanya tersebut. Sampai sekarang juga begitu, kalau melihat Joonmyeon yang tersenyum atau tertawa lepas, dengan eyesmile lucu ditambah dengan melodi tawa yang lembut, Kris selalu lupa untuk bernafas untuk beberapa detik. " tapi yang aku tahu kamu punya crush sama Chanyeol? Lalu kamu belum menjawab pertanyaanku tadi, alasan kenapa kamu selalu menolakku"

" sebelum aku suka sama Chanyeol aku suka kamu dulu, Kris, tapi kamu cuek terhadapku jadi aku menyerah untuk mendapatkanmu. Dan…. Untuk alasan kenapa aku menolakmu…." Joonmyeon berhenti sebentar, berperang batin diantara harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak, namun akhirnya ia memilih juga untuk menurunkan egonya "… a.. aku tidak pede.. dan aku merasa tidak pantas mendapatkan seseorang sebaik kamu, apalagi kamu juga pasti gampang mencari orang lain buat dijadikan pacar"

Mulut Kris setengah terbuka, otaknya masih berusaha menalar pengakuan Joonmyeon. Ia mengerang dan mengacakkan rambutnya seperti orang frustasi kemudian kembali memeluk tubuh kecil itu dengan erat " My God! Aku bodoh sekali! Aku merasa menjadi orang paling pabbo sedunia sekarang, seharusnya aku dari dulu menembakmu dan menjadikanmu milikku" gerutunya tidak rela, ia merasa telah melewatkan bagian penting dari hidupnya dan lebih parahnya kehidupan Joonmyeon menjadi rusak karena itu.

Joonmyeon mengusak sayang surai blonde itu, ia tersenyum " sudah.. yang penting kita sudah bersama sekarang" Ia menarik tangan kanan Kris dan meletakkannya di atas dadanya " aku sudah siap Kris…"

"…. jadikanlah aku milikmu"

Mata Kris bergetar menatap Joonmyeon, tenggorokkannya seketika terasa kering menarikan pandangannya pada sekujur tubuh Joonmyeon yang berbalut kemeja putih serta celana pendek, hal yang ia inginkan sejak lama kini terpampang menggiurkan di hadapannya " .. ka..kamu yakin?"

Joonmyeon mengangguk kepalanya yakin, ia menuntun kedua tangan Kris yang kini bergetar membuka kancing kemejanya satu per satu, memperlihatkan dada putihnya yang mulus. Memang ini bukanlah pertama kalinya Kris melihat tubuh Joonmyeon tetapi ini pertamakalinya Kris merasakan aura sexy yang menguar dari tubuh putih nan menggiurkan tersebut. Tiga kancing teratas sudah dilepaskan, kemudian dengan ragu-ragu Kris mendekatkan wajahnya pada leher Joonmyeon dan menanamkan sebuah kissmark pada permukaan putih yang menggoda tersebut.

" eunnghh~" desah Joonmyeon pelan ketika ia merasakan bibir tebal itu menghisap bagian leher kanannya dan membuatkan tanda kemerahan di situ. Reflek dieratkannya kedua kakinya yang daritadi bergelantung di pinggang Kris dengan kedua tangannya yang mengelus surai blonde yang kini bekerja pada tubuh bagian atasnya. Tidak seperti ketika orang lain yang menyentuhnya, ia merasa sangat jijik. Namun rasanya sungguh berbeda bila yang menyentuhnya adalah seseorang yang ia cintai, Joonmyeon merasakan kenikmatan mendera pada sekujur tubuhnya, meski kini Kris cuma mengerjai lehernya saja.

Perlahan wajah tampan itu turun, memainkan dada putih dengan nipple berwarna kemerahan yang sudah mencuat tanpa disentuh tersebut, hanya dalam beberapa hisapan tubuh kecil itu membusur indah. Kris dapat merasakan sesuatu yang keras menekan area selangkangannya yang sudah turn on parah sejak tadi.

" nghhh~ it feels good" paha Joonmyeon sedikit bergetar ketika tangan lebar itu merambat pada daerah privatenya, mengelusnya berulang kali tanpa melepaskan hisapannya pada nipple kiri Joonmyeon. Lelaki kecil yang entah kenapa sangat mudah terangsang kali ini dapat merasakan cairan pre-cumnya yang keluar dari ujung kemaluannya tanpa bisa dicegah, membuat kain celananya terasa tidak nyaman karena basah dan lengket hingga mencetak bentuk kemaluannya. Berbeda dengan Kris, melihat keadaan kekasihnya yang lebih sensitive dari biasanya itu membuatnya lebih semangat untuk memberinya lebih banyak kenikmatan, dikerjainya benda tegang itu dengan menggenggamnya dari luar celana dalamnya kemudian menaik turunkan tangannya dengan gerakan teratur, menikmati bagaimana Joonmyeon tanpa sadar ikut menaik turunkan pinggulnya dengan berlawanan arah.

Joonmyeon menggigit bibir bawahnya menikmati ministrasi tangan Kris pada penisnya, mungkin dikarenakan tubuhnya yang selama seminggu ini belum sempat terlampiaskan hasratnya membuat batangnya menjadi semakin sensitive, apalagi kemarin ia tidak jadi menyelesaikan hasratnya yang sudah diujung tanduk, alhasil kedua scrotumnya terasa mengetat dan tidak nyaman.

Tidak mau kalah, tangan kanan Joonmyeon juga perlahan merambat pada celana Kris, mempelorotkan celana rubbernya dan memasukkan tangan kecilnya ke dalam boxer Kris yang menggembung ketat.

" a… ahhh~ kamu tidak sabaran sekaliihh" erang Kris sexually frustrated.

Kris tanpa sadar menutup matanya menikmati urutan tangan mulus Joonmyeon pada kesejatiannya yang ingin sekali meledak sejak tadi, diputar-putarnya benda tebal yang berdiri tegang dengan urat-urat disekelilingnya itu sesekali membuat gerakan menarik, dari pangkal ke ujung kepala penisnya kemudian pada kepala penisnya itu dilakukan gerakan memutar juga. Joonmyeon selalu lihai dalam mengerjai kemaluannya, lihatlah tangan kirinya pun ikut merambat, mencari scrotum Kris dan mempalmingnya dengan hati-hati, membuat Kris menjadi susah fokus memanjakan tubuh Joonmyeon.

Tanpa peduli lagi, Kris mendekatkan wajahnya pada selangkangan Joonmyeon, ia menjilati bentuk penis panjang nan kurus itu dari pangkal ke ujung seraya mengigit-gigitnya mesra. Joonmyeon mengerang tidak nyaman dikarenakan penis tegangnya yang begitu keras semakin memaksa keluar dari celana dalam ketatnya, namun Kris tidak terlihat akan melepaskan penisnya dari kukungan tidak nyaman tersebut. Di sisi lain, Joonmyeon yang sudah tidak dapat menyentuh penis Kris dengan tangannya pun beralih menggunakan kakinya, satu kaki ditekuk dan dikangkangkannya lebih lebar untuk mempermudah ministrasinya sedangkan kaki kanannya ia masukkan ke dalam boxer Kris dan menarik-narik kulit penis Kris dengan gemas.

" khhh! Kakimu lihai sekalihh…" ucap Kris di sela desahannya, ia perlu menumpukkan tubuh jangkungnya pada kabinet kalau tidak mungkin ia akan tersungkur lemas, beberapa bagian lemah dari penisnya dieskploitasi kaki Joonmyeon dengan baik. Ibu jari Joonmyeon sangat suka merambat pada kepala kejantanannya, mencubit-cubit area diantara kepala dan batang penisnya dan menggaruk-garuknya, merasakan penis besar itu berkedut, kaki Joonmyeon merambat pada bagian dibelakang scrotumnya, dengan ibu jarinya menekan perineum sensitifnya yang merupakan kesukaan Kris.

" hyaah!" Kris membalasnya dengan menarik celana dalam Joonmyeon keatas hingga scrotum sensitive Joonmyeon diapit dan digesek oleh kain celana basah tersebut. Lelaki tampan itu menarik waistband Joonmyeon dan memposisikan penis Joonmyeon supaya terlihat menonjol ke depan, dengan kepala penis yang terlihat imut itu berusaha mendorong kain celana dalamnya dari dalam. Kris tersenyum, ia memijit-mijit batang yang terlihat mengemaskan di matanya itu sebentar lalu memasukkan keseluruhannya ke dalam mulutnya.

" eahhhh~ janganhh…. Beginiiihh~ hisap yang benarrr! Ahhh~" Joonmyeon menggelengkan kepalanya, diantara tidak puas karena hisapan Kris yang terhalang kain celana dalamnya, atau karena ini pertama kalinya ia merasakan sensasi unik pada ujung penisnya yang tergesek lidah lihai Kris beserta kain celananya yang lembab karena precumnya yang bercampur dengan saliva hangat Kris.

" ahhh… hahhh.. kris..seuhhh~" Tangan kanan Kris fokus pada mengurut batang penis Joonmyeon sedangkan bibirnya menghisap-hisap lembut kepala penisnya, dengan kedua belah bibirnya Kris pijat kepala sensitive itu dengan teratur, menghasilkan desahan demi desahan lembut dari bibir tipis Joonmyeon. Ditambah dengan tangan kirinya yang bekerja pada scrotum Joonmyeon, ibu jarinya melakukan gerakan memutar pada tempat berisi stock sperma tersebut. Perlahan namun pasti, Kris dapat merasakan rasa precum Joonmyeon yang mengucur keluar dari serat kain celana dalamnya.

"… de…dekathhh" Tidak sampai empat menit Kris merasakan kedutan-kedutan dari penis Joonmyeon, yang menandakan kekasihnya itu sudah dekat dengan orgasmenya, pun memasukkan tangan kanannya dari celah celana dalam Joonmyeon dan mengocoknya cepat, tubuh Joonmyeon melengkung kemudian bergetar tidak jelas, perutnya mengenjang naik turun, kedua paha bergetarnya terangkat ke udara, ia melenguh kencang seraya menyemprotkan benih kentalnya ke dalam mulut Kris yang siap menampungnya, lubang penisnya yang masih terbuka dan mengeluarkan titik-titik sperma Kris hisap hingga tiada yang tersisa.

" pa..pabbo! geliii tauhh~" paha Joonmyeon bergetar-getar ketika lidah Kris masih terus bergerilya pada ujung kemaluannya yang kini menjadi super sensitive karena post orgasmenya.

Krekk

" Permisi Kris, kamu sudah tidur? miann! Aku sepertinya lupa mengambil hap…"

Sehun melongo menatap sahabatnya, yang kini rambutnya acak-acakan, bibir berada pada selangkangan kekasihnya, menjilat-jilat celana dalam yang bagian depannya berwarna keputihan yang Sehun yakini adalah sperma, ditambah Joonmyeon dengan kemeja yang terlepas sampai ke bahu, noda kissmark pada leher dan sekitar dadanya, belum lagi kaki putih yang sexy itu masuk ke dalam boxer Kris. Suatu pandangan yang… Sehun bahkan tidak tahu bagaimana mengatakannya. Kai yang mengekori di belakang juga memperlihatkan ekspresi yang hampir serupa, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya serta wajah memerah malu.

" aduuhh maaf maaf! Kami mengganggu… kita ambil hapenya besok saja ya! Silahkan dilanjutkan, anggap saja kami tidak melihat apa-apa" Kai segera menarik Sehun yang sepertinya masih mematung dengan mulut terbuka lebar dari tempat kejadian.

Sedangkan Joonmyeon dan Kris yang sudah kepergok itu menatap pintu itu hingga tertutup, shock sepertinya begitu ketara pada wajah cantik itu berbeda dengan Kris yang terlihat biasa-biasa saja.

" kalau begitu ayo kita lanjutkan!"

" bisa yahh?! Aku tidak mood lagi! Minggirrr" Joonmyeon mendadak jutek, ia merapikan kembali kemeja putih yang dipakainya, mendorong tubuh jangkung itu kemudian berlari memasuki kamar, meninggalkan Kris yang mematung bodoh. Kris melongo ke bawah, terlihat selangkangannya yang menggembung itu belum terpuaskan sama sekali

" Tapiii aku belum keluarrrr Hooo, kamu tidak kasihan sama aku?! T.T "

" ributttt! sekali tidak ya tidak! Aku mau tidurr, dasar naga yadong!"

Begitulah ceritanya… Kris resmi gagal memperawani Joonmyeon...

Dia berakhir nyolo lagi malam itu :p

TBC/? (tamat ga sih nih, author aja bingung)

THANKS FOR THE REVIEWS =3=

WELCOME NEW REVIEWERS^^

hmmm ada reviewers yg bilang buat ngeluarin chanyeol lg ...adakah yg setuju? ;/ sebenarnya dulu2 banget sempat kepikiran ff ini dikeluarin chanyeol lagi terakhir2nya terrus2... suho disiksa lagi #mian #ditimpuk, tapi kalo gitu jadi berubah genre sih :v nanti ujung2nya jadi action pft #lupakan

ada juga readers yang bilang mau keluarin chanyeol dan dibikin cinta segitiga =.= mumet saya, kalo yang ini pasti jelas2 kategorinya masih romance.

terserah readers deh mau pilih yang gimana, syaa manut2 ajaa :v

Special thanks to previous reviewers: ceciliasoo, miss chamelion, poriansweet ( kok diketawain sih guanya :'), guest, bearbunny ( kalo kaihun ga yadong, dunia ini ga seru/?), kyukulator ( xD myeonie manjaan itu sebenarnya kkiyuttt :v apalagi tsun2 gitu rasanya pengen gigit :v papa? gpp deh nyolo nanti juga dapat nikmatnya xD), ceee( ga ad yang diubah si cuma kunambahin aja :v), bunnydragon( iya sedihnya disitu, uda ga banyak ff krisho yg read juga sedikit alhasil review juga sedikit :'3 selalu kepengen berubah haluan/?), laxyovrds ( ga kerasa uda 2 taun, makasi2 :v iya baru nyadar parah kan gua), ohxoho (maaf saya kan sibuks :'), cbkhkrishokidz ( jangan kobamnya kelaamaan xD), Hyun CB614 (waduh! mian kalo begitu ), HANhinHUNhenhon ( kali ini tmabah sweet lg, kcian kalo suho tsun2 papa disiksa2 terus :v bah, ketahuan situ baca mnya berapa kali xD, pengennya T sih tp yah, ku gagal, jadi kubikinin M moga2 seneng :v), HamsterXiumin( sumpah ya ngakak baca reviewmu,apalagi bacanya uda capek jadi pihak diatas, malu2 cem uke xD anjay! anggap aja suho punya 2 kepribadian :v waqz, wong sifat aslinya kan emg ukeee, cuma dia jadi sok2 seme aja pft #ditabok), Devi494 ( pengennya sih uda tamat chap ini, tapi ada yang minta dikeluarin chanyeolnya jadi ku kudu gimana? :'), blinkzclouds ( ku juga kangen krisho sejujurnya :(), Yessi94esy ( kris ketularan? kata pepatah orang bodoh ga bisa kena flu #kris:jadimaksudmu aku bego gitu?! #kabur1000langkah), kaila ( krisho kok tenggelam sih :( taun 2015 lalu keknya masih mending skrg mah sepi cem kuburan), aegiji (setuju, suho patut dibuat bahagiaa makanya kusandingkan dia sama kris #eaaaa, tapi jangan lah smpe baals dendam ke keluarga, suho gimana pun kan orang yang baekk :v)