Change

.

Author : soororo

.

Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

etc

.

Rate :T

.

Genre : Hurt/Comfort, Drama

.

Summary : Baekhyun menyayangi Chanyeol. Tapi tidak sebesar dulu. lalu Daehyun datang dan memperburuk kedaan. ChanBaek, KaiSoo, 2min. GS. DLDR

.

DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent, soo cuma minjem. Sedangkan ff nista ini, milik saya, berserta idenya.

.

Hai hai!

Soororo is back!

Hahaha, lama, ya? Iya, kan?

Maaf banget, aku lagi uas. Ini agak senggang aku update. Ini final chap. Jadi.. yah, gitu lah.

Sebenernya alasanku update kali ini, gara gara aku yang lagi sebel sama beritanya si bebek. Bener, sebel banget. Dia emang bukan biasku, tapi kasihan sama mereka mereka yang nge fans sama bebek. Pada potek semua.

.

NO FLAME, NO BASH CHARA, NO PLAGIAT, NO SILENT READERS

.

Don't forget to leave your Review.

Buat yang review kemarin:

Dokydks: ini udah lanjut, kook. Baekhyun sama siapa? Liat aja langsung. Tapi kayaknya udah bisa di tebak, deh. Mian updatenya lama.

kaiSooLovers: ngakak walaupun sedih? That's my style. Enggak, ding, bercanda. Iya, ini chap terakhir, mian updatenya lama.

Guest: nah nah, udah tau, kan ceritanya chanbaek gimana? Puas, ya. Haha, akunya malah gak tega. Iya, deh, kita hukum dulu si chanyeolnya. Ini udap chap terakhir. Makasih. Mian updatenya lama.

Exoforever: penasaran, yaa~

Lanjut baca aja, nanti tau, kok chanyeol minta tolong apa sama si jongjong.

Stitchun: iya nih, si baekhyun tegaa! Chanbaek bersatu, kook. Aku gak tega kalo bikin crack pair (padahal akunya sendiri seneng banget waktu baca ff crack pair)

Reasia95: nah, itu dia, kita kerjain dulu si chan oppa, biar ngerasain sakitnya baekki dulu. Jadi biar ke depan depannya gak gitu lagi.

Luhan8045: iya, kaan? Sedih, kaan? Sekarang makin sedih aja gara gara kabarnya di byunbaek. Tambah angst? Aku lagi gak galau (kalo galau gara gara tugas, iya.) jadi gak bisa bikin angst.

PandapandaTaoris: aduhduh, aku suka banget sama namamu. Manis banget. Iya, nih, si baekhyun tegaa~

Yixingcorn: ini usernamenya yixing, tapi kaisoo shipper? Ya udah, gak papa, aku makin banyak temennya #pelukan ala teletubbies

Kaisoo momentnya ada, kok. Nggak banyak, tapi ada.

Xoxo kimcloud: minta apa, yaa~ baca aja, di chap ini. selamat membaca!

Oke semoga gak ada yang kelewat. Beneran, aku minta maaf banget updatenya lama. Hampir sebulan, ya? Apa lebih? Ya ampun, maaf, ya..

Soororo present

change

Baekhyun menatap kosong layar tv nya. Tidak biasanya penggila eyeliner itu tidak berekspresi apapun saat ia menyaksikan idolanya sedang bernyanyi di atas panggung. Luhan sedang keluar bersama sehun, biasa, mempersiapkan acara pernikahan mereka. Baekhyun sampai bosan mendengarnya.

Kruyuk

Hah, ini lagi. Baekhyun melirik dapurnya. Seingatnya, tidak ada makanan apapun di lemari pendingin. Biasanya, chanyeol akan datang dengan membawa makanan. Ah iya, Chanyeol, apa kabar anak itu? Sudah sembuh? Apa teman temannya menjaga anak itu dengan baik? Apa dia mau makan makanan rumah sakit? Ah, byunbaek! Kau sudah tidak ada hubungan apa apa dengan ajusshi gigi besar itu! Kau sekarang sudah punya daehyun! Nah! Daehyun!

Baekhyun meraih ponselnya, lalu mendial nomor daehyun.

"Yeoboseyo?"Terdengar suara serak di sebrang sana. Baekhyun melirik jam dindingnya. Jam 8 malam. Yang benar saja! Anak ini sudah tidur?

"Yeoboseyo, dae, bisa kau ke rumahku? Aku lapar. Bawakan aku makan."Pinta baekhyun.

"Aku sedang menjaga rumah, baek. Aku sendirian."

"Ayolah, dae. Kau tinggal sebentar kan tidak apa. Kau kunci saja rumahnya."

"Itu dia masalahnya. Rumahku tidak bisa di kunci dari luar. Maka dari itu aku menjaga rumah sekarang."

Baekhyun mendengus kesal.

"Ya sudahlah."

Pip

Baekhyun melirik perutnya. Sungguh, ia lapar sekali. Baekhyun menyamankan posisinya di sofa ruang tvnya. Baekhyun hampir saja tertidur saat seseorang mengetuk pintu rumahnya.

Tok tok tok

'Ya tuhan. 2014. Seingatku di depan sudah ada bel. Kenapa masih ada saja orang yang mengetuk pintu? Bel rumahku tidak rusak, kan?'Gerutu baekhyun sambil berjalan keluar rumahnya.

"Baekhyun! Permisi! Spada! Selama malam! Permisi!"Teriak orang di luar.

'Apalagi ini? Ya tuhan.'Baekhyun menarik nafas sejenak sebelum membuka pintunya. Menyiapkan mental untuk memaki siapapun yang ada di depan pintunya.

"A... Jonghyun?"Baekhyun mengrenyitkan dahinya saat melihat siapa orang yang ada di depan pintunya. Jonghyun dengan cengiran bodohnya. Sungguh baekhyun ingin sekali memukul wajah itu. kalau ia tidak melihat bungkusan yang jonghyun pegang. Eh, bungkusan? Bungkusan apa? Makanan?

"Hai."Sapa jonghyun.

"Mau apa kau?"Tanya baekhyun sambil memberi jalan pada jonghyun untuk masuk ke rumahnya.

"Kau sudah makan?"Tanya jonghyun. Baekhyun mengrenyitkan dahinya saat melihat apa yang jonghyun bawa. Ayam goreng favoritnya. Kemasukan apa, anak ini? Seingat baekhyun, jonghyun bahkan tidak pernah memberi sebutir permen secara gratis padanya. Tidak mungkin, kan si pelit ini membawakan ayam goreng di malam hari secara cuma cuma?

"Belum."Jawab baekhyun.

"Ya sudah. Ayo makan."Jonghyun menyeret baekhyun ke ruang makan.

"Tumben kau membawakanku makan?"Tanya baekhyun. Jonghyun menghentikan gerakannya. "Biasanya kau paling pelit untuk urusan makanan." Wajah jonghyun memucat.

"Aah... Hahaha.. Sedang ingin?"Jonghyun tertawa kikuk. Baekhyun menaikkan satu alisnya. "S-sudah. Ayo makan!"Jonghyun mulai memakan ayamnya. Baekhyun memandang jonghyun sejenak, lalu mulai memakan ayamnya.

Baekhyun terus memperhatikan gerak gerik jonghyun selama mereka makan. Mata jonghyun tidak bisa lepas dari ponselnya. Sepertinya ramai sekali. hei, yang jomblo itu jonghyun, kan? Kenapa justru ponsel baekhyun yang sepi? Ugh, baekhyun merasa tertohok.

"pesan dari siapa? Jino, ya?"goda baekhyun. Jonghyun menatap baekhyun sejenak, lalu mengangguk. Baekhyun tersenyum. "kalian kapan jadian?"tanya baekhyun. Jonghyun terdiam sejenak.

"nanti kalau sudah waktunya."jawab jonghyun santai.

"kalian cocok."ucap baekhyun. Jonghyun mengangguk. "cepat tembak dia. Dia banyak yang suka. Anak itu manis sekali, baik, lembut juga. Pasti banyak yang mengantri."

"tahu dari mana kau, jino sebaik itu?"tanya jonghyun.

"menurutmu? Dari jauh saja sudah terlihat, jong."jonghyun mengangguk.

"sepertinya dia tidak menyukaiku, baek."ucap jonghyun. Baekhyun mengangkat satu alisnya. Sejak kapan sahabat bodohnya yang tidak punya malu ini tiba tiba pesimis begini?

"hei, kenapa jadi pesimis begitu?"baekhyun menepuk pundak jonghyun. "bukankah kalian sering berkirim pesan?"tanya baekhyun. Jonghyun mengangguk. "sini lihat."baekhyun merebut ponsel jonghyun dari tangannya. "jangan melawan! Sebaiknya kau bereskan sisa makanannya."baekhyun berjalan menjauhi ruang makan. Jonghyun mendengus kesal. Dia yang tamu, malah dia yang beres beres.

Baekhyun membuka kotak pesan jonghyun. Hampir semua pesan dari jino. Baekhyun tersenyum. mereka ini manis sekali. saling melemparkan pujian, saling menggoda. Aduhduh, baekhyun bisa diabetes kalau begini. Tiba tiba ponsel jonghyun bergetar, ada pesan masuk.

Dari chanyeol. baekhyun terdiam sejenak. Ia bimbang, di buka apa tidak? Ia penasaran, tapi kan tidak sopan membuka pesan pribadi orang lain. Eh, sebentar, sejak kapan baekhyun memikirkan soal sopan santun pada jonghyun? Sudah, biarkan saja, sebenarnya baekhyun sudah curiga sejak awal, bagaimana bisa jonghyun yang maha pelit itu tiba tiba membawakannya ayam goreng secara cuma cuma? Di malam yang dingin ini? kepala jonghyun habis terbentur sesuatu. Pasti ia di bayar. Pasti. Baekhyun mengangguk mantap. Ia membuka pesan dari chanyeol.

From: chanyeol richteeth park

To: jonghyun tampan

Jong, baekhyun sudah makan?

Baekhyun menyeringai. Benar, kan? Ia menscroll pesan ke atas, membaca pesan chanyeol.

Jonghyun: chan, anak anak masih ada di sana?

Chanyeol: masih. Wayeo?

Jonghyun: ahni. Aku mau ke sana.

Chanyeol: benarkah? Bukannya kau sedang menjaga kedai?

Jonghyun: kedainya sudah tutup.

Chanyeol: jong, aku boleh minta tolong?

Jonghyun: apa?

Chanyeol: bawakan ayam goreng favorit baekhyun ke rumahnya, sebelum kau kesini.

Jonghyun: eh? Untuk apa? Ayamnya mahal sekali. lagi pula rumah baekhyun jauh, cuaca sedang dingin begini.

Chanyeol: aku ganti ayamnya 3 kali lipat. Bensinmu juga.

Jonghyun: SIAP LAKSANAKAN!

Chanyeol: pastikan baekhyun tidak tahu, nanti aku tambah uang tutup mulut.

Jonghyun: tapi kenapa? Bukannya bagus kalau baekhyun tahu, kau bisa mendapatkan dia lagi?

Chanyeol: sudah, laksanakan saja, jangan banyak tanya.

Jonghyun: SIAP BOSS!

Baekhyun mengdengus kesal. Ketahuan, kan, siapa dalangnya?

"baek."panggil jonghyun. Baekhyun menatap jonghyun tajam.

"siapa yang menyuruhmu ke sini?"tanya baekhyun penuh selidik.

"tadi aku sudah selesai mencuci piring, jadi aku ke sini, mau mengambil ponselku."

Plak!

Baekhyun memukul kepala jonghyun keras. Jonghyun meringis. Sungguh, chanyeol harus membayarnya mahal.

"bukan dari dapur kesini, bodoh! Dari kedaimu ke rumahku."jonghyun terdiam, uh oh, sungguh, jonghyun harus menjawab apa? Kalau baekhyun tahu, uang tutup mulutnya di potong.

"engg… itu…"

"chanyeol yang menyuruhmu?"tanya baekhyun dengan suara bergetar. Jonghyun mendongakkan kepalanya menatap baekhyun. Baekhyun menangis. "hiks hiks, kenapa tidak hiks bilang? Hiks hiks."jonghyun mendekap baekhyun. Ia tahu sahabatnya ini masih menyayangi chanyeol. mereka sudah bersama sekala tiga tahun, wajar kalau anak ini jadi seperti ini.

"chanyeol yang menyuruhku."ucap jonghyun. Baekhyun memukul dada jonghyun.

"bodoh! Sudah tahu di suruh kenapa masih memberitahuku?"jonghyun terkekeh. sungguh, ini alasannya kenapa ia betah memiliki sahabat seperti baekhyun. Mereka sama sama bodoh. Haha.

"kau menangis."jawab jonghyun. Baekhyun tertawa di sela tangisnya. "kau ini menangis atau tertawa, sih?"jonghyun melepaskan pelukannya pada baekhyun. Ia tertawa keras setelahnya.

"jangan tertawa, bodoh!" seru baekhyun sambil menendang tulang kering jonghyun. Jonghyun masih terus terawa sambil memegangi perutnya. Baekhyun sebenarnya sadar kenapa jonghyun tertawa. Wajahnya memang jelek sekali kalau habis menangis, jonghyun sendiri sering bilang.

"aduh, baek, kau ini. wajah sejelek itu bagaimana bisa di perebutkan oleh 2 namja, sih?"jonghyun masih terus tertawa. Baekhyun tersenyum. sungguh, jonghyun selalu bisa menghentikan tangisnya dengan tingkah konyolnya. "baek, jangan bilang chanyeol, ya, kalau kau tahu dia menyuruhku membawakanmy ayam. Nanti uangnya di potong."pinta jonghyun. Baekhyun menyeringai.

"boleh, asal kau mau membagi 30 persen dari uang yang chanyeol berikan padamu."goda baekhyun. Mata jonghyun membulat.

"SHIRREO!"

.

"Baek, kau tidak mau?"Baekhyun mengangkat kepalanya menghadap daehyun. Sesaat kemudian dia kembali menundukkan kepalanya. Kembali ke kegiatan awalnya. Mengaduk aduk es krim yang sudah mencair sejak tadi. "Baek..."Daehyun memegang tangan baekhyun yang sedang mengaduk es krimnya.

"Dae..."

"Kau memikirkan chanyeol?"Tebak daehyun. Baekhyun mendongakkan kepalanya.

"Kau.."

Daehyun tersenyum. Ia tahu, baekhyun masih mencintai chanyeol. Jelas saja. 3 tahun bukan waktu yang sebentar. Tidak mungkin baekhyun meninggalkan chanyeol begitu saja. Daehyun sudah menyadarinya sejak dulu, bahkan sejak ia pertama kali bertemu chanyeol di taman bersama baekhyun. Ia tahu, chanyeol menyayangi baekhyun. Begitupun sebaliknya. Chanyeol yang menginkan baekhyun bahagia waktu itu melepaskan baekhyun untuk daehyun, dengan harapan daehyun dapat membuat baekhyun lebih bahagia. Begitupun baekhyun yang lebih memilih daehyun dengan harapan yang sama. Dan ternyata perkiraan mereka salah. Harapan mereka tidak tekabul. Baekhyun tidak lebih bahagia bersama daehyun. Sepanjang hari ia murung. Mungkin karena ini masih awal. Baekhyun belum menyesuaikan diri. Bagaimana kalau ternyata baekhyun enggan menyesuaikan diri, dan hatinya masih terus memanggil chanyeol? Tidak, daehyun tidak bisa membahagiakan baekhyun. Bukan tidak bisa. Baekhyun akan jauh lebih bahagia karena dia bersama chanyeol. Karena ada chanyeol di sampingnya. Sebanyak apapun baekhyun menangis, sebanyak apapun baekhyun memaki chanyeol, dia lebih bahagia bersama chanyeol.

"Ayo menjenguk chanyeol. Aku bayar dulu es krimnya."Daehyun berjalan menuju kasir.

.

"Yeol, ayo habiskan."Kyungsoo mendekatkan sendok berisi bubur buatan minseok ke bibir chanyeol yang tertutup rapat.

"Aku sudah kenyang, kyung."Tolak chanyeol.

"Makan."Perintah kyungsoo. Chanyeol menggeleng.

"Sudahlah. Biarkan saja."Kai merebut mangkuk yang ada di tangan kyungsoo. "Ayo ikut aku."Ajak kai.

"Eh? Kemana?"Tanya kyungsoo sambil mengikuti langkah kai.

Taemin tersenyum saat melihat kai dan kyungsoo. Minho melirik taemin dengan ekor matanya.

"Ini pasti ulahmu."Ucap minho. Taemin mengangguk. "Kau ini, kenapa malah membantu hubungan orang lain di saat hubunganmu sendiri buruk, sih?"

"Maksudmu? Hubunganku baik baik saja."Jawab taemin.

"Hubunganmu buruk denganku."Ucap minho. Taemin menatap tajam minho.

"Apa masalahmu, sih?"Tanya taemin.

"Masalahku? Menurutmu? Aku mencintaimu. Dulu, kita berpacaran, ternyata kau masih main di belakangku dengan kai, lalu kita putus, aku jadian dengan kyungsoo, kau membuat kami putus, aku kembali mencintaimu, kau malah menjauh dan berlaku seolah olah kau tidak mencintaiku bahkan seolah kau tidak mengenalku. Masalahku? Masalahku adalah mencintaimu dan kau malah cuek bebek padaku."Jawab minho.

Blush

Wajah taemin memerah.

"Masalahku, masalahku adalah orang yang aku cintai menghianatiku, dan bukannya dia yang mengejarku, malah aku yang terus mengejarnya sampai saat ini."Tambah minho. Wajah taemin semakin memerah. "Masalahku adalah aku yang terlalu mencintaimu dan membuatku susah tidur. Setiap malam yang ada adalah aku yang terus menyusun rencana agar kau bisa kembali menjadi yeojachinguku." Taemin membatu. "Ayo keluar. Tidak enak kalau ada dobi yang sejak tadi senyum senyum sendiri mendengar ucapanku."Minho menarik taemin keluar kamar. Ia sempat melirik chanyeol yang mengepalkan kedua tangannya sambil mengatakan 'hwaiting'. Minho tersenyum.

Chanyeol melirik junhong yang tertinggal di kamarnya. Hari ini tao tidak bisa ikut. Kris juga kuliah. Sedangkan jonghyun masih menjada kedainya. Jadi hanya minho, taemin, kyungsoo, kai dan junhong saja yang ikut.

"Juci, mau melon?"Tawar junhong.

"Itu memang melonku."Jawab chanyeol.

"Junhong boleh minta?"Tanya junhong. Chanyeol mengangguk.

"Makan saja, tapi jangan di-yak! Anak kecil! Kenapa di habiskan?"

.

"Ada apa?"Tanya kyungsoo saat kai menghentikan langkahnya.

"Kau.. Marah, padaku?"Tanya kai.

"Eh? Tidak. Aku pikir kau yang marah padaku."Jawab kyungsoo. Kai menghela nafasnya.

"Mana bisa aku marah pada orang yang aku sayangi?"Kai menatap kyungsoo dengan senyum tampannya.

"Memangnya siapa yang kau sayangi?"Tanya kyungsoo.

"Keluargaku."

"Berarti kau tadi tidak menjawab pertanyaanku."

"Dan kau. Oh, iya. Sebentar lagi kan kau akan menjadi keluargaku. Em.. Apa ya, menyebutnya.."Kai mengetuk ketukkan tangannya di dagunya. Berfikir. "Em.. Anae?"Kai memandang kyungsoo usil.

Blush

Sungguh, wajah kyungsoo memerah.

"Iya, kan. Sebentar lagi kau menjadi keluarga ku. Menjadi anae ku. Menjadi istriku. Menjadi ibu untuk anakku. Sebentar lagi, mungkin 5 tahun lagi. Iya, kan?"Goda kai seraya memeluk kyungsoo.

Kyungsoo terkekeh sambil menoyor kepala kai. "Bodoh. 5 tahun itu masih lama."

"Sebentar. Apalagi selalu bersamamu. Waktu terasa begitu cepat. Tugas kita hanya terus menjaga hubungan ini baik baik sampai 5 tahun itu terpenuhi. Arra?"Kai mengecup dahi kyungsoo. Kyungsoo mengangguk.

"Arra."

"Saranghae do kyungsoo."

"Nado saranghae kim jongin."

"Kau tahu, aku ingin segera mengganti nama depanmu dengan kim."

"Tunggu 5 tahun lagi."

"Arra."Kai mengeratkan pelukannya pada kyungsoo.

.

Baekhyun menggenggam erat tangan daehyun saat melewati lorong rumah sakit. Saat di mobil tadi, daehyun meminta baekhyun untuk memilih antara daehyun atau chanyeol. Alis baekhyun tertaut. Ia berpikir keras untuk ini. Sungguh, sangat keras.

Daehyun dan chanyeol. Daehyun, cinta pertamanya. Seorang namja cengeng yang bodoh. Baekhyun ingin tertawa mengingat bagaimana daehyun selalu berlari kencang sepanjang jalan sambil menangis kencang karena di kejar ayam yang biasanya ia ganggu. Dan ia selalu melakukannya setiap hari. Pernah sekali baekhyun ikut, dan berakhir dengan daehyun yang harus menggendong baekhyun karena baekhyun terjatuh saat berlari. Chanyeol. Namja yang jauh lebih bodoh dari pada daehyun. Dan kebodohan chanyeol benar benar menular pada baekhyun. Bagaimana chanyeol bertahan mengawasi kyungsoo yang sedang bermain dengan kai dan monggu di balik semak belukar. Dan baekhyun menemani di sebelahnya. Bodoh bukan? Kencan mereka selalu di habiskan seperti itu. Menghabiskan uang jajan untuk mengikuti kyungsoo yang pergi ke luar kota untuk menemui orangtuanya. Dan pulang tengah malam yang di sambut jitakan indah dari luhan, dan dia terus bertahan selama 3 tahun. Menangis karena chanyeol melupakan jadwal kencan mereka, menangis karena chanyeol tidak mendengarkan curhatnya, menangis karena chanyeol selalu mengalihkan pandangannya pada kyungsoo. Dan sungguh, baekhyun lebih bahagia seperti itu dari pada bersama daehyun saat ini. Entah kenapa.

"Dae."Baekhyun menghentikan langkahnya, lalu menarik tangan daehyun. Daehyun menoleh ke arah baekhyun, lalu tersenyum.

"Bagaimana?"

"Aku..."

"Chanyeol, kan?"Tebak daehyun. Baekhyun menatap daehyun dengan mata membulat. Daehyun mengecup dahi baekhyun yang tertutup poni. "Dia mencintaimu. Dan kau lebih mencintainya."Ucap daehyun. Baekhyun tersenyum. "Aku tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi. Kau memang seharusnya bersama si bodoh itu."Baekhyun tertawa. "Ayo."

"Kamarnya nomor 27."Baekhyun membaca sms dari tao.

"Ini, kan?"Baekhyun dan daehyun mendongak menatap angka yang tertera di pintu kamar tersebut. 27. "Ayo."Daehyun menarik tangan baekhyun. "Eh? Ayo."Ajak daehyun saat baekhyun justru menahan tangannya.

"Aku takut. Bagaimana kalau chanyeol marah?"Tanya baekhyun.

"Tidak akan."Jawab daehyun seraya menarik tangan baekhyun masuk. "Hai."Sapa daehyun pada chanyeol. Tampaknya anak itu sendirian.

"Hai."Sapa chanyeol.

"Kau sendirian?"Tanya daehyun.

"Tidak. Aku bersama dia."Chanyeol menunjuk anak kecil yang sedang bersembunyi di bawah tempat tidur. Junhong.

"Kau sedang apa, heum?"Daehyun menarik junhong keluar lalu menggendongnya.

"Juci mau menggigitku."Adu junhong.

"Kenapa?"Tanya daehyun.

"Junhong memakan buah melonnya."Jawab junhong seraya nyengir sambil menunjuk piring kecil yang sudah kosong. Daehyun terkekeh melihatnya. "Juci bilang, junhong halus mengganti melonnya."Rengek junhong.

"Lalu?"

"Juci mau memakan junhong." Seketika ketiga orang lain yang ada di sana tertawa mendengarnya.

"Dan kau percaya?"Tanya baekhyun. Junhong mengangguk.

"Juci bilang, juci ingin makan olang."Jawab junhong. Mereka bertiga kembali tertawa.

"Junhong, junhong mau kue? Ayo ke kantin."Daehyun membawa junhong keluar. "Selesaikan urusanmu."Ucap daehyun pada baekhyun yang akan mengikutinya keluar. Baekhyun menghela nafas sejenak, lalu mengangguk sambil tersenyum.

"Bagaimana kabarmu?"Tanya baekhyun.

"Sudah membaik. Yi-jie bilang aku sudah bisa pulang lusa."Jawab chanyeol. Baekhyun tersenyum, lalu duduk di tempat tidur chanyeol, oh, lebih tepatnya di pangkuan chanyeol dengan dua lututnya yang ia letakkan di kanan dan kiri paha chanyeol. Mata chanyeol membulat. Mau apa anak ini?

"Baguslah."Ucap baekhyun seraya memeluk chanyeol. Menyandarkan kepalanya di pundak chanyeol.

"B-baek?"Chanyeol mencoba menjauhkan baekhyun. Namun pergerakannya terhenti saat ia merasakan pundak baekhyun bergetar. Baekhyun menangis? "Baek?"

"Hiks hiks... Mianhae. Mianhae."Ucap baekhyun dengan suara bergetar di sela tangisnya.

"Baek? Ada apa?"Tanya chanyeol.

"Mianhae..."Lirih baekhyun lagi.

"Baek..."

"Jawab!"Seru baekhyun seraya mengangkat kepalanya menghadap chanyeol. Chanyeol terkekeh melihat wajah baekhyun yang habis atau sedang menangis itu.

"Iya, aku maafkan. Tapi, untuk apa kau meminta maaf?"

"Karena aku lebih memilih daehyun dari pada kau."

"Hei, tidak masalah. Kita kan masih teman."Chanyeol mengusap kepala baekhyun. Baekhyun menggeleng. "Eh? Ya sudah. Aku tidak akan mendekatimu lagi."

Plak

Baekhyun memukul kepala chanyeol keras.

"Appo! Kau ini kenapa sih? Kan aku bilang, kita masih teman. Jadi tidak masalah."

"Yeolli pabbo! Aku tidak mau yeolli jadi temanku!"

"Lalu?"

"Aku maunya yeolli jadi namjachinguku. Bukan daehyun. Aku maunya yeolli."Baekhyun kembali memeluk chanyeol. Menenggelamkan wajahnya yang memerah ke perpotongan leher chanyeol. Chanyeol masih terdiam mendengar ucapan baekhyun. Maksudnya? Baekhyun ingin kembali menjadi yeojachingu chanyeol? "Jawab!"Seru baekhyun. Chanyeol tersentak.

"E-eh? Apa?"

"Jawab bodoh!"Seru baekhyun sambil menatap chanyeol kembali dengan wajahnya yang memerah.

"Jawab apa?"Tanya chanyeol bingung.

"Aarg! Kau ini! Jawab! Kau mau tidak menjadi namjachinguku lagi? Kau ini bodoh sekali, sih?"Baekhyun mengacak rambutnya. Chanyeol terkekeh melihat tingkah baekhyun.

"Eum..."Chanyeol mengetuk ngetuk dagunya, lalu memandang baekhyun sejenak. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah baekhyun, lalu menempelkan bibirnya di bibir tipis milik baekhyun. Baekhyun yang terkejut mengedipkan matanya beberapa kali, sampai chanyeol mulai menggerakkan bibirnya, baekhyun menutup matanya.

"Kalia- junhong, kita keluar dulu, ne?"Daehyun membalikkan tubuhnya saat melihat chanyeol dan baekhyun sedang berciuman di dalam kamar inap. Dasar pasangan ini.

"Yeol..."Lirih baekhyun saat chanyeol melepaskan ciumannya.

"Aku mau."Jawab chanyeol seraya tersenyum, memperlihatkan dimplenya. Wajah baekhyun semerah tomat musim panen sekarang. Sungguh, baekhyun malu sekali. Chanyeol kembali membawa baekhyun ke dalam ciumannya. Seolah bibir baekhyun sudah menjadi candu baginya.

.

"Dae? Kenapa tidak masuk?"Tanya kyungsoo saat melihat daehyun dan junhong malah bercanda di lorong rumah sakit, di depan kamar chanyeol.

Sepertinya masalah kyungsoo dan kai sudah selesai. Terbukti dengan tangan kai yang menggenggam erat tangan kyungsoo. Begitupun taemin dan minho yang berjalan ke arah mereka dengan tangan minho melingkar di pinggul taemin.

"Kenapa tidak masuk?"Tanya taemin.

"Ini mau masuk."Jawab kai.

Kyungsoo membuka pintu kamar chanyeol "chan ini- ya tuhan! Park chanyeol, byun baekhyun! Jangan berbuat mesum di rumah sakit!"

End

Gimana? Gimana?

Aneh, kan? Ngecewain, kan? Nyebelin, kan?

Udah updatenya lama, endingnya jelek, pula.

Haah~

Tapi memang hanya ini yang soororo bisa.

Beneran. Apalagi aku udah gak mood banget gara gara beritanya si bebek.

Makin sebel aja jadinya.

Maaf, kayaknya regret sama changenya end nya gak bareng.

Regretnya masih cari inspirasi. Gak punya ide aku. tapi sedikit bocoran aja, nanti di sana hunhannya agak banyak. Agak, lho yaa~

Oke, terakhir, reviewnya~