Wu Sajangnim and, I

.

.

.

Pairing: Krisho

Main cast: Kris, Suho, Sehun

Other Cast: Exo member, Minho Shinee, dan, semua nama yang terdapat di ff ini

Warn: cerita membosankan, geje, tulisan tidak sesuai EYD, bahasa tidak baku, typo ( s) bertebaran dimana-mana, BL, DON'T LIKE DON'T READ.

.

.

.

Happy reading... ^^

.

.

.

Ini pagi yang sepesial untuk seorang Byun Baek Hyun, dimana dia akan diantarkan ke kampus barunya oleh orang yang diam-diam di sukainya selama ini, orang yang selalu menganggap dirinya sebagai seorang sahabat dan, tidak lebih dari itu. Baek Hyun tahu rasa suka tidak bisa di pasakan dan, tentu saja Baek Hyun tidak akan memaksa orang itu untuk menyukainya. Bisa dibilang Baek Hyun pasrah dengan kehidupan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Park Chan Yeol tersenyum kemudian membukakan pintu untuk Baek Hyun, lelaki bereye liner itu tersenyum sembari berkata "terima kasih!"

"Jadi bagaimana?" Baek Hyun memulai pembicaraan saat mobil mercedes hitam itu meninggalkan rumah besar milik Kris.

"Maksudnya?" Chan Yeol mengerutkan dahinya, tanda namja itu tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Baek Hyun.

Baek Hyun menghela nafas, "tentang orang yang kau sukai." Ujarnya dengan nada riang namun ada kesan muram di sana.

Chan Yeol tersenyum simpul, "aku tidak menyukainya sedalam itu." Chanyeol memutar setir untuk berbelok ke arah kiri, "dia hanya menganggap ku hyungnya, tak lebih dari itu." Lanjutnya dengan nada santai.

"Apa kau tak punya keinginan untuk memilikinya?" Kejar Baek Hyun.

Chan Yeol tampak berpikir sejenak lalu, menjawab, "tentu saja, hanya saja dia sudah menyukai orang lain."

"Siapa?" Baek Hyun menatap Chan Yeol penasaran, "jangan bilang itu Kris?" Lanjutnya dengan nada horor.

Oke, Baek Hyun memang mendukung penuh hubungan Kris dan, Suho -orang yang di sukai Chan Yeol- hanya saja Baek Hyun merasa sangsi kalau Suho memang menyukai sepupu sintingnya itu, mengingat mereka seperti Tom dan, Jerry yang selalu bertengkar kalau mereka berada dalam 1 ruangan. Terkadang Baek Hyun merasa frustasi sendiri kalau melihat tingkah mereka.

"Jangan terlalu di pikirkan Baek Hyun-ssi dan, terimakasih telah memperhatikan ku. aku baik-baik saja." Chan Yeol tersenyum meyakinkan.

Baek Hyum memalingkan wajahnya saat merasa pipinya panas, well Chan Yeol memang terlihat sangat tampan saat tersenyum tulus seperti itu, membuat jantung Baek Hyun berdetak lebih cepat.

.

.

.

Suho tampak sedang duduk sembari sibuk dengan laptopnya disalah satu meja yang ada di kantin, sesekali lelaki yang memiliki kulit putih bersih itu menyeruput minumannya atau membuka buku yang ada di hadapannya dan, kembali berkutat dengan laptopnya, mencoba menyelesaikan tugas yang baru setengah jadi itu.

Kursi di depan Suho bergeser seiring dengan sapaaan pagi untuknya, tanpa melihat pun Suho tahu siapa yang duduk di hadapannya, dia adalah Xiumin seorang sahabat yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendIri.

"Bagaimana persiapanya?" Xiumin membuka pembicaraan, tangannya terulur dan meraih cangkir latte milik Suho kemudian menyesapnya.

Suho memutar bola matanya jengah, tidak ada kah pertanyaan lain yang bisa di ajukan Xiumin selain itu, jujur saja Suho sudah bosan mendengar pertanyaan itu di ajukan padanya setiap hari.

"Hey.. jawab aku!" Xiumin menuntut, dia tidak pernah suka di cuekan oleh siapapun, apa lagi oleh adik kesayangnya.

"Harus berapa kali ku katakan kalau Ben Ben yang mengurusnya Hyung." Suho berkata dengan nada malas.

"Hei kau jangan mempercayakan semuanya pada calon suami mu, ingat dia juga punya pekerjaan yang menumpuk." Xiumin mengingatkan.

Namun Suho tidak mau terlalu ambil pusing, toh dia tidak tahu selera para orang kaya yang akan menghadiri pernikahan -pura pura- dirinya dan Kris, lagi pula ajushi tidak punya hati itu mengatakan kalau dia yang akan mempersiapkan semuanya.

"Ngomong-ngomong mana Luhan hyung?" Suho bertanya, bermaksud mengalihkan pembicaraan.

"lulu sedang ke kamar mandi, untuk memuaskan hasratnya." Jawab Xiumin enteng.

"Ekh?!" Suho berledip beberapa kali saat mendengar jawaban orang di hadapanya. "Hasratnya...?!" Lanjutnya tidak yakin.

Xiumin mengangguk menyetujui, "kau tahu kan hyungmu seperti apa dan, ya dia menonton video porno sebelum datang ke sini dan, aku-" Xiumin berhenti mengoceh saat Suho memberinya signal untuk tidak melanjutkan pembicaraannya, jujur saja Suho merasa risih saat orang orang di sekitarnya membahas masalah itu.

Tak berapa lama Luhan datang dengan wajah muram dan, duduk di samping kekasihnya, setelah sebelumnya menyapa Suho.

"Kau... baik-baik saja hyung?" Suho bertanya ragu.

"Tidak." Luhan menatap Xiumin, "aku menderita karena tidak akan pernah puas hanya menggunakan tanganku sendiri." Lanjutnya sebal.

Suho memutar bola matanya jengah saat mendengar jawaban dari Luhan, sepertinya ke dua kakanya itu tidak akan bisa untuk bersikap tidak mesum.

"Suho!"

Suho menengokan kepalanya ke sumber suara dan, mendapati dua orang lelaki yng di kenalnya baik berjalan ke arahnya.

"Baekie.." gumamnya dengan dahi berkerut.

"Kejutan!" Baek Hyun tersenyum cerah dan duduk di kursi yang kosong tanpa ada yang mempersilahkan. Namja bermarga Byun ini memang seperti itu, dia tak pernah sungkan, bahkan selalu bersikap sok akrab dengan orang yang baru di jumpainya.

"Baekie, kenapa kau di sini..?" Suho menutup laptopnya dan, memberikan tatapan penasaran pada namja di sebelahnya.

"Baek Hyun-ssi akan belajar di sini mulai sekarang." Chan Yeol dengan senyum ramahnya menjawab, kemudian mengusak rambut Suho membuat si empunya rambut merengut kesal.

"Hyung!" Suho membenarkan kembali rambutnya yang sedikit berantakan, "selamat datang di kampusku kalau begitu." Suho menepuk punggung Baek Hyun membuat namja yang tengah meradang itu menyunggingkan senyum kaku.

"Ngomong-ngomong kau tidak ingin memperkenalkan dia pada kami?" Luhan berujar sembari meraih cangkir latte milik Suho dan menyesapnya.

"Ini Byun Baek Hyun, sepupu ben ben." Suho memperkenalkan Baek Hyun pada ke dua kakanya "ini Luhan hyung dan, xiumin hyung." lanjut Suho sembari menunjuk luhan dan, Xiumin.

"Salam kenal!" Baek Hyun menyambut uluran tangn Luhan kemudian Xiumin.

"Oh iya, jam 12 nanti aku akan menjemputmu, sajangnim ingin menemuimu." Chan Yeol berujar.

Suho mengangguk dan, setelahnya Chan Yeol berpamitan. Baek Hyun mulai berkicau tentang kehidupannya di Kanada dan, menjawab beberapa pertanyaan Xiumin dan, Luhan tentang calon adik ipar mereka, sementara Suho berusaha keras melanjutkan tugasnya. Meski gagal total.

.

.

.

Kris menghela nafas entah untuk yang keberapa kalinya hari ini, ternyata mempersiapkan pernikahan tak semudah yang ia kira. Dulu almarhum istrinya yang melakukan hal hal seperti memilih makanan yang akan di hidangkan, dekorasi ruangan, pernak-pernik kecil seperti bungan dan hal-hal memusingkan lainnya.

"Bagaimana dengan kue pernikahannya?" Orang bernama Jang Si Na itu bertanya sembari menyodorkan beberapa foto design kue pengantin pada Kris.

Ayah satu anak itu mengerang pelan, kemudian memijat pangkal hidungnya. Sedikit banyak dia sudah merasa muak dengan orang di hadapannya yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh.

Senyum lega terpatri di wajah tampannya saat melihat sosok namja berperawakan mungil masuk ke ruangan yang di dominasi warna pink itu.

"Kau sudah datang baby..!" Kris memeluk Suho kemudian menyarangkan sebuah kecupan di dahi Suho, membuat wanita bernama Sina itu mengeluh senang.

Suho yang tidak terima menginjak kaki Kris dengan tidak pelan -membuat Kris memekik tertahan- dan menatapnya gemas, "apa semuanya sudah selesai?" Suho bertanya sembari menyingkirkan tangan Kris dari pinggang rampingnya.

"Jauh dari kata selesai." Kris menjawab dengan nada frustasi campur kesalnya.

"Belum 1 pun?" Suho menatap wanita di depannya, menuntut penjelasan.

"Hanya tinggal memilih kue pengantin, design ruangan dan, beberapa hal kecil." Sina menjawab dengan nada menggantung, tampak tidak yakin dengan jawabannya sendiri, mengingat Kris terlalu banyak mengeluh sedari tadi.

Suho menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia tidak berpengalaman dalam hal seperti ini tapi, mengandalkan orang bertampang suntuk di sampingnya tidak akan mungkin, "Untuk dekorasi ruangannya aku rasa putih lebih cocok." Suho membuka album foto di atas meja. "Kupikir yang ini akan cantik bila di padu dengan hiasan bunga mawar putih atau merah bukan begitu?." Lanjutnya sembari menunjuk salah 1 dekorasi ruangan yang ada di album foto

Sina menganggukan kepalanya kemudian menatap Kris seperti meminta persetujuan yang kemudian di angguki oleh lelaki tampan itu dan, begitu seterusnya sampai semuanya selesai.

Kris menghela nafas lega, bersyukur semuanya sudah berakhir, meski tidak benar-benar berakhir mengingat pekerjaan kantornya yang masih menumpuk. Iya tidak ada waktu istirahat untuk seorang Wu Yi Fan.

"Aku akan meminjamkannya untuk kali ini saja." Suho menepuk pahanya sembari menatap Kris.

"Apa?" Kris mengangkat sebelah alisnya. Dia tidak mengerti apa yang lelaki di sebelahnya ini katakan, meminjamkan paha yang benar saja.

Suho menghela nafas jengkel kemudian menarik tubuh Kris dan, merebahkan kepala orang yang sebentar lagi akan berdiri di pelaminan denganya itu di pahanya. Kris tentu berontak, tapi Suho menahannya cukup kuat membuat Kris berhenti meronta.

"Apa yang-"

Kris tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Suho keburu menutup mulut Kris menggunakan tangan.

"Berbaringlah sebentar aku tahu kau lelah ajushi dan, aku tak mau mendengar ocehanmu." Suho berkata ketus.

Kris menatap Suho dengan tatapan yang sulit di artikan, di depan sana Chan Yeol menatap dua orang itu melalui kaca sepion dan, tersenyum kecil. Biarlah cintanya bertepuk sebelah tangan, asal orang yang di sayanginya bisa bahagia. Lagi pula seperti yang dikatakannya pada Baek Hyun dia tidak jatuh cinta sedalam itu pada Suho.

Di tengah suasana hening itu, tiba-tiba ponsel Kris berbunyi, lelaki pemilik Wu corp itu segera bangkit dan merogoh saku celananya, dahinya berkerut saat mendapati nomor telepon sekolah Sehun yang tertera di layar ponselnya.

"Halo.." Kris menyapa dengan nada menggantung membuat Suho menatapnya bingung.

Kris menganggukan kepalanya beberapa kali sebelum sambungan telpon itu berakhir, kemudian mengacak rambut pirangnya yang tersisir rapi dengan erangan kesal.

"Ada apa?" Suho bertanya, ada nada khawatir di sana.

"Sehun." Kris menghela nafas.

"Kenapa dengan Sehun?" Suho memegang bahu Kris yang terbalut jas, tampak sekali kalau pemuda yang memasuki usia 23 tahun itu khawatir.

"Bukan masalah besar, tapi aku tak bisa ke sekolah Sehun sekarang." Kris mengingat rapat yang setengah jam lagi akan berlangsung.

"Aku yang akan pergi ke sana kalau begitu." Suho berkata yakin.

Kris tampak ragu, tapi kemudian dia mengiyakannya mengingat Sehun cukup menempel pada Suho.

.

.

.

Make up artis itu memasukan peralatanya saat tugasnya sudah selesai, wanita dengan rambut sebahu itu menatap, Suho yang tampak gugup. pemuda Kim itu tampak manis dengan setelan jas putihnya dan, make up tipis, rambut kemerahannya yang biasa jatuh menutupi dahi di angkat ke atas menampakan keningnya yang mulus dan, cantik menurut Baek Hyun dan, orang-orang yang melihatnya. Suho tahu dia sangat tahu malah kalau ini hanyalah sebuah pernikahan settingan, tapi tidak tau kenapa rasa gugup itu tetap datang, malah jantungnya berdebar sangat kencang.

"Jangan terlalu cemas..!" Xiumin yang berada di ruangan itu berkomentar. Berusaha menenangkan suho.

"Tak perlu tegang, nikmati saja acaranya dan, selamat atas pernikahanmu." Si make up artis ikut berbicara.

Suho menghela nafasnya gusar, dia meraih gelas berisi air putih yang ada di meja rias dan, meneguknya sekali teguk, membuat Xiumin memekik keras dan, menyuruhnya untuk tidak banyak minum, tidak lucu saja kalau saat ikrar pernikahan tiba-tiba si calon pengantin mengintrupsi dan ijin ke kamar kecil. Xiumin menggelengkan kepala, hoh... dia tak sanggup membayangkannya.

Cklek

Pintu terbuka menampakan sosok Luhan yang tersenyum cerah, lelaki keturunan China itu mengenakan setelan kemeja hitam rambutnya yang berwarna pirang di tata sedemikian rupa, membuat dia tampak berbeda dari biasanya dan, Suho akui kalau lelaki yang telah menjalin hubungan dengan Xiumin selama 4 tahun itu terlihat mengagumkan.

"Ayo acaranya akan di mulai." Baek Hyun yang berada di samping Luhan berkata. Entah bagai mana dia merasa kalau Suho itu adalah tipe Kris, mungil, sedikit ganas dan jangan lupakan kalau pemuda yang ada di hadapannya ini punya wajah manis serta senyum yang menyejukan hati.

Suho menganggukan kepala setelah sebelumnya meneguk ludahnya kasar, dengan ragu dia meraih tangan Luhan.

"Apa kau gugup?" Luhan bertanya saat dia dan Suho berada di depan pintu masuk, di dalam terdengar suara Chan Yeol yang tengah membuka acara.

"Ya." Suho menjawab pertanyaan Luhan singkat.

"Semuanya akan baik-baik saja." Luhan tersenyum lembut. Tangan kiriya menyentuh tangan Suho.

Pintu dibuka, Suho menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan dan, berjalan bersama Luhan menuju altar di mana di sana ada Kris yang tampak gagah dan tentu saja tampan dengan stelan hitamnya, tengah menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit Suho artikan. Di kursi paling depan terdapat Kai dan, Sehun, Suho sempat melambaikan tangannya pada Sehun saat bocah itu meneriakan namanya cukup keras.

Helaan nafas kembali meluncur dari mulut Suho saat dia berdiri bersisian dengan Kris di altar pernikahan, sang pastur tersenyum lembut padanya seakan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja yang di balas dengan senyuman kikuk dari Suho.

"Apa kau Wu Yi Fan, berjanji akan selalu menjaga dan, menyayangi pasanganmu dalam susah dan, senang dalam sehat dan, sakit?" Sang pastur berucap.

"Ya, Aku bersedia." Kris menjawab.

"Dan apa kau kim Joon Myun bersedia menemani dan, menyayangi pasangan mu dalam susah dan, senang dalam sehat dan, sakit?" Sang pastur kembali berucap, kali ini pandangannya ia arahkan pada Suho.

"... Ya, aku bersedia."

Suasana menjadi sedikit tegang saat Joon Myun memberi jeda cukup lama, namun sorak sorai pecah saat pemuda mungil itu megatakan kalau dia bersedia.

"Maka dengan ini aku umumkan kalau kalian..." Terjadi jeda, tampaknya lelaki yang sudah memiliki rambut putih di beberapa bagian itu tengah memilih kata yang tepat untuk mengatakan suami dan istri mengingat kedua orang di depannya adalah lelaki, "sebagai pasangan." Lanjutnya kemudian.

Kris dan, Suho berhadapan mereka saling memasang cincin pernikahan ke jari masing-masing. Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya terdengar beberapa orang menyerukan kata "ciuman" terus menerus. Suho benar-benar lupa kalau di setiap acara pernikahan si pengantin pasti di minta untuk berciuman.

Dan chu.. Suho merasakan sesuatu menyentuh keningnya, dia mendongak dan mendapati wajah Kris yang memerah dan, sorak sorai dari para tamu undangan.

.

.

.

Lelah mungkin itulah yang Suho rasakan, dia menjatuhkan tubuhnya di kasur King size milik Kris tanpa memperdulikan omelan pria itu, yang memintanya agar tidak tidur di situ.

"Hei kau tidak boleh tidur di sini, ini kamarku ingat." Kris mengguncang tubuh suho.

"Lalu aku harus tidur di mana, atau..." Terjadi jeda, "ajushi mau kita tidur berdua?" Mata suho mengerling nakal

Kris memasang tampang horor saat melihat wajah pemuda di hadapanya itu, demi tuhan dia tidak menyangka kalau Suho bisa membuat wajah seseduktif itu, perlahan Kris menjauhkan dirinya dari pemuda yang sekarang telah menjadi pasanganya itu, namun sialnya pemuda itu malah makin menjadi, dengan perlahan dia membuka kancing kemejanya kemudian menggigit bibirnya.

"Cukup. baik kau menang!" Kris mengerang, dia segera pergi dari kamarnya dengan bantingn pintu yang cukup keras.

Suho tertawa dengan penuh kemenangan, dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kembali, namun suara dering telpon mau tidak mau membuatnya bangkit, dia meraih benda persegi panjang itu dari atas nakas dan, mengerang kesal, tampaknya ajushi tidak punya hati itu meninggalkan smartphonya.

"Halo!" Suho menyapa, dia tahu ini tidak sopan, tapi dia takut kalau si penelepon ingin menyampaikan sesuatu yang penting untuk suami -pura-pura- nya itu.

"Akh.. Baiklah akan aku sampaikan." Suho meletakan kembali smartphone milik kris di atas nakas.

"Ben ben." Suho berteriak cukup keras saat membuka pintu, dan mendapati Kris tengah mondar-mandir di ruang tengah.

"Ajushi..." Suho berbisik saat mengatakan ajushi takut-takut kalau ada orang yang memperhatikan mereka.

"Apa!" kris menyalak galak, membuat leleaki mungil di depannya meringis.

"Jangan marah-marah dulu aku-"

"Jangan marah-marah kata mu.. Kau baru saja-"

"Ajushi dengarkan aku dulu bi-"

"Kau yang harus dengarkan aku, pokonya kau-"

Ucapan kris terpotong karena Suho menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya.

"Ajushi tenanglah..!" Pintanya,dia melihat Sehun berlari menuruni tangga di ikuti pengasuhnya di belakang.

"Kau ini, ap-"

"Ssttt" Suho kembali membungkam mulut Kris dengan tangannya kali ini dengan tangan kiri karena tangan kanannya masih di pegangi Kris.

Kris kembali menepis tangan Suho dan memegangnya, ayah 1 anak itu menatap Suho ganas sementara Suho berusaha memberi kode kalau ada orang yang mendekat.

"Kau ti-"

Ucapan Kris kembali terpotng kali ini karena suho membungkam mulut Kris dengan mulutnya.

"Ajuma dady dan, mommy ciuman...!"

.

.

.

Tbc

.

.

.

.

Anyeong good readernim... Lama ia ff ni gk di lanjut? Neomu2 joeseonghamnida... Terima kasih bagi good readernim yg masih sempet mampir dan, mereview, terima kasih bagi yang masih setia menunggu ff geje ini... Dan terima kasih bagi good readernim yg selalu nyemangatin Yong.

Neomu.. Neomu gamsahamnida.. Geurigo review juseyo... ^^