Shinobi Konoha by ^Jewon^

Naruto © Masashi kishimoto

[NaruxHina] ; Kurama/Kyuubi ; Sasuke

Genre : Adventure/Romance

Rated : T

WARNING : OOC , TYPO , EYD , DLL

SUMMARY :(New Summary) Kehidupan Naruto berubah saat mendengar berita akan adanya monster di dalam tubuh nya dengan berakhir di buru oleh Akatsuki. Hal itu menuntut Naruto untuk tidak berdiam diri demi keselamatan hidupnya dan kota di cintainya. Beruntung, dia menemukan 3 sahabat yang mau menemaninya dengan tulus. "Kalian bertiga akan mengguncang dunia"/"jaa ne".

Chapter 12

4 tahun, bukan waktu yang singkat. Cukup untuk merubah seseorang dan Dunia. Benar, Dunia ini telah berubah, sangat berubah.

4 negara besar bersatu melawan peperangan yang tiba-tiba menerpa mereka. Para warga biasa tetap berada di negara masing-masing sedangkan shinobi berusaha semaksimal mungkin memenangkan peperangan.

Konoha

"Kita akan berangkat ke tempat pertemuan 4 Negara. Aku harap kalian semua sudah siap dengan persiapan. Senjata, kesehatan, mental, dan juga kekuatan. Seorang Shinobi sejati akan selalu siap dengan semua hal." Sang Walikota ke 5, Tsunade Senju memulai pidatonya untuk para Shinobi gagah dan tangguh yang akan berangkat ke medan perang.

Mereka semua harus menghadapi peperangan, Jounin dan Chunin terlatih akan di berangkatkan ke medan peperangan.

Perang besar shinobi ke 4. Mereka tak bisa membayangkan harus merasakan apa itu peperangan. Jujur, mereka tak ingin ada pertumpahan darah lagi, sudah cukup melihat bagaimana Saudara, Teman, Kekasih, Keluarga yang harus meregang nyawa karena tugas seorang Shinobi, pelindung Kota tercinta.

Terlebih kepada para Shinobi seperti Sakura Haruno, Inuzuka Kiba, Shion Aburame, Ino Yamanaka, Shikamaru Nara, Chouji Akimichi, Rock Lee, Hyuuga Neji, dan Tenten karena harus menelan pahit atas kepergian 3 teman mereka yang sekarang telah di cap sebagai Missing Nin.

Tak ada kabar tentang Uzumaki Naruto, Hinata Hyuuga dan Sasuke Uchiha selama 4 tahun ini. Keberadaan mereka seperti tertelan bumi.

"Kita mendapat kabar baru" Gadis yamanaka itu membisikkan sesuatu kepada gadis pink di sampingnya. Dia sesekali melirik Tsunade yang masih berpidato.

"Kabar?" Gadis berambut sebahu bewarna senada dengan bunga Sakura itu menyerngitkan dahinya.

"Sai-kun menemukan Sasuke-kun"

Sakura-gadis pink itu- hampir berteriak kaget. Dia menoleh dengan cepat ke arah gadis pirang pucat di samping nya. Walau harus membagi kosentrasi dengan Pidato Tsunade yang notabene nya adalah Guru mereka, dia memilih mengutamakan informasi yang sudah di tunggunya selama 4 tahun.

"Jadi bagaimana?"

"Sai-kun menemukan chakra Sasuke-kun jauh di dalam hutan lebat di daerah Kota Kumogakure."

Sakura mengangguk-ngangguk menunggu kalimat yang akan keluar dari bibir Ino-si gadis pirang pucat- . Mereka memang meminta Sai, sebagai mantan anbu Root untuk menemukan ke tiga teman mereka itu yang anehnya di terima dengan senang hati oleh laki-laki itu. Setelah kematian misterius Danzo, pemilik anbu Root. Kabarnya laki-laki tua itu meninggal karena di bunuh seseorang yang bertopeng. Sai resmi keluar dari Anbu Root dan masuk ke dalam tim 7, berdua dengan Sakura. Untuk tim 8, Kiba tetap tak ingin menerima siapapun selain Hinata karena katanya dia nyakin gadis itu akan pulang.

"Selebihnya akan diceritakan langsung oleh Sai-kun"

Ucapan Ino barusan meninggalkan bekas penasaran di relung hati Sakura. Gadis pink itu ingin segera menghampiri Sai tapi laki-laki itu sepertinya tidak berada di posisinya. Dia menghilang~

"Seperti yang kita tau, perang ini di mulai oleh salah satu anggota Akatsuki yang mengaku Uchiha Madara. Walau kita tidak tau apakah Anggota Akatsuki yang lain akan andil juga dalam perang ini tapi aku ingin kalian bersiap menghadapi apapun nanti."

Semua orang hening mendengarkan Pidato Tsunade. Mereka menghembuskan nafas takut. Akatsuki? Musuh utama mereka adalah kelompok penyebar teror terbesar di dunia ini.

"Uchiha Itachi & Uchiha Madara. 2 orang ini adalah anggota tersisa dari Akatsuki."

Benar, hanya 2 orang tersisa yang masih hidup dan yang lainnya telah mati. Hidan mati di bunuh oleh Shikamaru, Kakuzu mati di tangan seseorang yang tiba-tiba datang membantu tim Kakashi, Deidara mati secara misterius, Sasori mati dibunuh oleh Sakura dan Nenek Chiyo, Pain dan Konan mati juga secara misterius.

Di sebuah tempat dimana seseorang bisa bepergian menggunakan jasa pesawat terbang. Tapi ada yang aneh disini, tempat yang bernama Bandara itu terlihat sepi bahkan sangat sepi. Hanya ada beberapa petugas yang membersihkan lantai.

Gadis itu berhenti berjalan otomatis koper ungu nya juga ikut berhenti. Dia menatap tempat itu bingung.

'Sepi sekali.. Dimana semua orang?'

Perasaan tak enak menghinggapi hati gadis itu. Dia segera berlari sambil mengangkat koper yang tak terlalu berat itu ke arah petugas tiket yang masih terlihat batang hidungnya.

"Kenapa tempat ini menjadi sepi? Ditutup ya? Apa mungkin semua pesawat sedang rusak?" Dia terus melontarkan pertanyaan yang tentu saja membuat kaget sang petugas.

"Etooo.. Gomenasai Ojou-san, penerbangan di berhentikan...-"

"Hah? Di berhentikan? Kenapa? Aku harus segera tiba ke Konoha. Cepat berikan aku tiketnya"

Dia menghentakkan koper ungu yang berada di tangan nya. Gadis bersurai indigo itu melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan menatap tajam petugas bandara yang berada di depan gadis itu.

"Gomenasai Ojou-san, tapi bandara ini terpaksa berhenti beroperasi sementara waktu karena peperangan shinobi. Takutnya akan terjadi sesuatu nanti pada penerbangan."

"Apa? Perang Shinobi? Kapan?"

Gadis itu menjadi panik. Dia segera menarik dasi petugas bandara itu dan semakin menatap tajam laki-laki yang mulai berkeringat dingin.

"Katakan semua nya tuan tentang perang shinobi yang baru saja kau katakan"

"Ha'I, Ojou-san"

Tap Tap Tap Tap...

Surai Indigo nya terbang seiring laju larinya. Dia segera melepas high heels yang menghambat acara larinya mengabaikan tatapan aneh para penjalan kaki saat melihat gadis cantik yang berlarian di jalanan dengan bertelanjang kaki.

Gadis itu menjentikkan jarinya dan seketika juga tanah pijakan gadis itu berubah menjadi kumpulan lavender dan membawanya terbang.

"Arghhhh sial! Apa mungkin karena terlalu asik berlatih di pendalaman. Aku jadi tertinggal informasi seperti ini"

"Hei Bocah, waktunya makan"

Laki-laki berambut pirang itu berhenti membaca novel fantasy yang ada di tangan nya. Dia menghela napas dan melepaskan kacamata baca yang bertengger di hidung laki-laki itu. 4 tahun sudah berlalu dan tentu saja umurnya juga bertambah. Bocah 12 tahun telah tumbuh menjadi laki-laki berumur 17 tahun. Tubuhnya juga telah mengalami perubahan, badan tegap yang sering berlatih itu tercetak indah.

"Jangan menyuruhku untuk memakan ikan bakar itu lagi, sialan. Coba carilah makanan yang enak-enak selagi aku bersiap untuk kepergian kita"

Muncul perempatan siku-siku di dahi laki-laki berambut merah itu. Dia melempar ikan di tangan nya tepat ke kepala laki-laki pirang yang kembali asik ke novelnya.

"Aww I-ttai"

"Berhentilah merenggek dan cepatlah bersiap, pemalas?!"

Dia mendengus kesal dan menutup novel nya. Laki-laki pirang itu berdiri dari menghirup dalam aroma hutan di sekelilingnya.

"Ini juga salahmu kenapa harus memilih tempat yang sudah menjadi puing-puing ini. Tak ada makanan enak disini, sialan"

"Ya mau bagaimana lagi. Ini adalah tempat peninggalan klan ku dan juga tak kusangka kota mati ini masih tetap dan tak berubah. Ya mereka tidak merenovasi nya"

"Koran harian koran harian"

Dua orang laki-laki itu menoleh ke atas tepat ke arah burung bewarna putih yang membawa sebuah koran di cakarnya. Seulas senyum tepatri di bibir laki-laki pirang itu.

"Hei burung sialan?! Apa begitu susah mencari koran gratis sampai 2 minggu ini baru aja mengirim koran"

Burung itu terbang merendah dan melempar koran nya ke arah laki-laki pirang. Setelah memastikan tugasnya selesai, burung kuchiyose itu menghilang menjadi asap.

"Ahh.. Ayo kita baca koran dulu sebelum ke konoha" laki-laki pirang itu kembali duduk dan bersandar nyaman pada sebuah pohon.

"Seperti biasa tentang politik dan sport"

Dia membalik-balikkan koran nya dan berhenti tepat ke cover depan koran itu. Sebuah photo berukuran sedang menyita perhatian nya. Ya, itu adalah photo rapat para walikota yang mewakili negara dan kota mereka.

"Rapat para walikota menghasilkan perang dunia ke 4. Hm.. "

Laki-laki berambut merah segera menoleh ke arah laki-laki pirang yang masih sibuk mengartikan kalimat itu.

"Baka?! Konoha dalam bahaya ah tidak dunia ini dalam bahaya" Laki-laki merah itu berteriak kesal. Dia segera merubah dirinya menjadi seekor rubah berukuran seperti anjing.

Deg!

"A-apa?! Sial?! Ayo berangkat sekarang juga" Laki-laki pirang itu segera mengambil tas nya dan menaiki rubah merah dengan kesembilan ekornya.

"Ayo berangkat, rubah merah"

Dengan sekali hentakan, rubah itu melompat tinggi dengan cepat.

"Haah-Haah~"

Napas laki-laki raven itu terputus-putus. Bulir keringat membasahi kening dan tubuh laki-laki itu. Dia menoleh ke arah laki-laki berkeriput di hadapan nya.

"Kita akan berangkat setelah latihan terakhir"

Laki-laki raven itu mengenggam tangan nya kesal. Dia harus segera menyelesaikan latihan nya agar bisa menyusul kedua teman nya yang mungkin sudah berangkat lebih dulu.

'Tunggu aku sialan'

"Hyat!"

Bruk! Bum!

Laki-laki berkeriput itu tersenyum puas. Dia bergerak maju berhadapan dengan laki-laki raven.

"Kita akan berangkat dengan cepat. Tapi kau harus memulihkan tenaga untuk membantu teman mu"

"Sebenarnya aku bisa membantu"

Kedua laki-laki itu menoleh ke arah seseorang yang tiba-tiba datang sambil tersenyum ke arahnya.

"Kenapa baru keluar dari persembunyianmu? Aku sudah terlambat" laki-laki raven itu menyeringai dan menepuk bahu seseorang itu.

"Aku akan mengantar kalian ke medan perang? Tak terlalu terlambatkan?"

"Medan perang?" Rahang Laki-laki raven model pantat ayam itu mengeras. Dia mengertakkan giginya kesal, sebuah pemikiran terlintas di otaknya.

"Jangan bilang..."

Laki-laki berkeriput menghela nafas. Dia bergerak maju dan melempar koran ke arah laki-laki raven yang langsung di sambutnya. Dia membelalakkan mata onyx nya saat melihat deretan kalimat cover koran.

'Apa yang telah kulakukan selama ini. Hanya 4 tahun, 4 tahun aku pergi dan dunia telah berubah. Mereka berdua pasti sudah membaca berita ini.'

Matanya segera menoleh ke arah laki-laki yang tersenyum-palsu- ke arahnya.

"Antarkan aku cepat! Sekarang juga?! Ayo aniki"

Di suatu tempat

"Bagaimana dengan persiapan nya?"

Orang berjubah itu tersenyum. Dia berhenti menatap peti-peti yang berjajar di hadapan nya dan menoleh ke belakang tepat ke arah laki-laki bertopeng di belakang nya.

"Semua sudah siap, Uchiha Madara" Dia menyeringai iblis.

Tak ada yang bisa membaca raut wajah orang yang di panggil Uchiha Madara. Tak ayal, laki-laki berjubah itu sedikit penasaran bagaimana ekspresi 'rekan perang' nya itu.

"Aku akan pergi" Orang bertopeng berbalik dan meninggalkan laki-laki berjubah dari sana.

"Aku harap kau tak mengecewakan, ular"

'Heh, perang ini adalah yang paling heboh, Uchiha Madara. Aku tak sabar melihat kelanjutan nya' dia kembali menatap peti-peti yang berjajar di hadapannya.

Buk! Bak! Buk! Bak!

Pertempuran tak terelakkan. Perang dunia ke 4 dimulai dengan beberapa Zetsu putih yang keluar dari sarang nya. Mereka memang mudah di basmi tapi kekuatan sebenarnya mereka bukanlah pertempuran tapi kekuatan licik yang bisa mencopy chakra dan bau musuh. Tak ayal, para Shinobi di buat kalang kabut saat Sakura mengatakan hasil penelitian nya pada makhluk putih itu.

"Sakura.. Apakah kau sudah selesai? Kita kedatangan beberapa shinobi lagi"

Gadis yang mengenakan pakaian medis itu berhenti mengalirkan chakra hijau nya. Dia menoleh tersenyum ke arah shizune dan mengangguk.

"Anda harus istirahat." Sakura tersenyum ke arah Shinobi yang menjadi pasien itu.

'Sampai perang dimulai, aku tetap tak bisa menemukan Sai. Kemana laki-laki itu?'

"Sakura.."

"Ha'I Shizune-san"

Divisi Intelligent

Deg!

"Mungkinkah ini..." Inoichi tersenyum.

Shikaku menyerngitkan dahinya melihat orang klan yamanakan itu tersenyum. Beberapa orang yang meneliti sebuah balon air/? Juga terlihat bingung, mereka merasakan 7 chakra yang cukup hebat melaju kencang ke arah peperangan.

"Ada apa, Inoichi?" Shikaku akhirnya bertanya.

"Lapor, kami menemukan 7 chakra. Saya tak mengenal ke enam chakra. Tapi untuk yang satunya, ini seperti milik Sai dari Konoha"

'Mungkinkah..'

Shikaku tersenyum. Jadi mereka sudah menunjukkan batang hidung mereka setelah 4 tahun. Waktu yang cukup lama. Pasti shikamaru dan yang lain senang mendengar berita ini.

'Kita tunggu.. Bagaimana kehebatan mereka setelah 4 tahun'

Perang semakin dalam puncak nya, para Shinobi berusaha keras melindungi seseorang yang menjadi incaran orang yang mencetuskan Perang ini.

Killer Bee, seorang jinchiruki dari Hachibi dari Kumogakure. Walau begitu, sang kakak, Raikage ke 4 tak bisa menahan nya untuk tak ikut perang. Suasana semakin memanas saat para Edo tensei berdatangan. Kebanyakan dari mereka adalah Shinobi-shinobi hebat.

Sementara itu di tempat lain...

Burung yang terbuat dari tinta hitam itu terbang dengan membawa 3 orang di atasnya.

"Aku akan turun di sini"Ucap laki-laki berkeriput yang membuat dua orang di sana menoleh bingung ke arahnya.

"Tapi tempat perperangan masih jauh" Ucap Sang pemilik jutsu tinta itu.

"Aku ingin menemui seseorang"

Jawaban membingungkan itu tentu saja membuat heran Sasuke. Dia merasa, kakaknya itu pasti menyembunyikan sesuatu. Sasuke menghela napas, sepertinya dia akan terlambat ke peperangan.

"Turunkan kami disini, Sai."

Laki-laki berkeriput itu tersenyum tipis. Tanpa bertanya lagi, Sai segera menurunkan dua penumpangnya dan kembali melanjutkan perjalanan ke peperangan yang semakin memanas.

Satu persatu edo tensei berhasil di segel walau kebanyakan adalah shinobi tingkat bawah yang bahkan tak tau kenapa mereka bisa di Edo Tensei.

Untuk para Edo tensei setingkat kage, mereka agak kewalahan dan masih belum juga menyegel mereka. Hanya ayah Gaara, yang berhasil di segel oleh Gaara sendiri.

Tbc