Chapter 1

Di sebuah rumah sederhana yang masih layak di tinggali karena halaman sempit di depan rumah masih di terdapat beberapa tumbuhan yang membuat rumah yang masih berbahan kayu itu terlihat asri. Di dalam, tak banyak perabotan mahal, hanya ada sofa yang sudah usang, lemari, dapur, dua kamar dan sebuah telivisi yang mungkin sesaat-saat bisa rusak. Seorang anak kecil berambut kuning jambrik terlihat sedang duduk santai di sofa usang miliknya sambil memakan ramen kesukaan nya.

Srup...srup .. ah,,

Naruto-nama anak tadi- meminum habis kuah ramen tersebut. Dia mengelap mulutnya dengan punggung tangan dan tersenyum puas. Tiba-tiba, seekor Rubah berbulu orange berjalan ke arahnya.

Mata biru itu menoleh saat merasakan kehadiran patner nya itu.

"Eh, Kurama-chan, Ohayo. Kau sudah bangun. Ayo ke sini." Naruto melambaikan tangannya ke arah patner nya itu.

Rubah tersebut melompat ke pangkuan Naruto.

"Kau harus berlatih lagi, gaki. Agar lebih kuat " suara berat dan serak terdengar. Sang Rubah menatap Naruto dengan mata merah dengan pupil kucing di tengahnya.

"ah, kau benar, Kurama-chan." Tiba - tiba cahaya menyelimuti tubuh Kurama dan merubahnya menjadi sosok pria dewasa berambut merah pendek. Pemuda itu berdiri di hadapan Naruto sambil berkacak pinggang, dia mendengus kesal.

"Sudah ku bilang, aku ini laki-laki, gaki! jangan panggil aku kurama-chan." Dengus kurama. Dia memalingkan wajahnya kesal.

"Ayolah, kau lebih cocok ku panggil Kurama-chan daripada kurama-kun, Kurama-sama, ataupun Kurama-san" Naruto tetap memegang teguh pendirianya. Dia bersedekap.

"Sudahlah terserah kau saja, gaki. Ayo kita pergi, aku ingin melatih jutsu baru ke padamu ."

"Benarkah? Baiklah, ayo."

Naruto berdiri senang. Dia nyengir. Dan dalam detik berikutnya mereka berdua hilang entah kemana meninggalkan kesunyian dari rumah itu.

Di sebuah gedung tinggi yang mungkin bisa kita sebut sekolah. Berhalaman luas dan banyak ditumbuhi perpohonan yang telah di tata rapi. Berdiri 2 orang, yang satu mempunyai rambut bewarna kuning dan satunya bewarna merah .

"Kau yakin kita berlatih di sini? Kurama-chan. Apa tidak di marahi Tsunade Baa-chan?"

"Kau tenang saja, Gaki. Dia tidak akan marah kok. Baiklah, aku berubah dulu agar tidak ada yang curiga." Sosok pemuda berambut merah tersebut berubah menjadi seekor Rubah bewarna orange.

Kurama segera melompat ke pundak Naruto dan melingkarkan tubuhnya di leher Naruto .

"Baiklah, ayo kita masuk"

Shinobi Konoha by ^Jewon^

Naruto © Masashi kishimoto

[NaruxHina] ; Kurama/Kyuubi ; Sasuke

Genre : Adventure/Romance

Rated : T

WARNING : OOC , TYPO , EYD , DLL

SUMMARY :(New Summary) Kehidupan Naruto berubah saat mendengar berita akan adanya monster di dalam tubuh nya dengan berakhir di buru oleh Akatsuki. Hal itu menuntut Naruto untuk tidak berdiam diri demi keselamatan hidupnya dan kota di cintainya. Beruntung, dia menemukan 3 sahabat yang mau menemaninya dengan tulus. "Kalian bertiga akan mengguncang dunia"/"jaa ne".

Naruto Pov

Perkenalkan Namaku Naruto, Uzumaki Naruto. Umurku 7 tahun. Aku tinggal di sebuah kota bernama Konoha dan aku juga bersekolah di Konoha akademi, eitss jangan kira bahwa Konoha akademi adalah sekolah biasa. Konoha akdemi adalah sekolah yang mengajar kan ilmu Ninja kepada muridnya, mereka bilang sekolah ini bertujuan untuk melatih generasi pelindung konoha. Aku tidak memiliki orang tua karena mereka berdua telah meninggal saat aku kecil, aku hidup berdua dengan rubah peninggalan tou-san dan kaa-chan. Memang terlihat bahwa Kurama-chan(nama rubah tersebut) hanya seekor Rubah biasa padahal dia adalah seorang siluman Kyuubi no youko. Kurama-chan dan aku berteman baik, biasanya kami sering berlatih jutsu secara diam-diam.

Author Pov

Naruto berjalan mengendap-ngendap di koridor sekolah. Mata seindah samudra itu terus melirik ke kanan dan ke kiri memastikan situasi aman.

"Hei, santai saja, gaki. Hari ini kan hari libur."

"Hei, kau lupa ya? Kurama-chan. Ini adalah sekolah Shinobi, bukan sekolah sembarangan."

"Baiklah ."

Kurama menghela napas. Terlintas sebuah ide untuk membawa mereka cepat ke tempat tujuan. Sebuah seringai iblis tercipta.

Shuutt ..

BUGH ..

Kurama membawa Naruto dengan teleport nya dan jadilah mereka berada di hutan sekolah, Hutan kematian.

"Hei, Kurama-chan jika ingin teleport itu bilang-bilang. Jadi aku ada persiapan bukanya jatuh seperti ini" Naruto mengelus pelan pantatnya.

"Mau bagaimana lagi? kau lama sekali jalanya."

"Sudahlah ayo kita berlatih"Teriak Naruto semangat.

SWING..

Kurama merubah dirinya kembali ke versi manusia. Mereka berdua berhadapan dan saling melempar tatapan datar. Kekonyolan dan candaan tak berpengaruh disini. Ya, jika Naruto dan Kurama sudah dalam tahap serius, jangan pernah menganggu mereka berdua jika tak ingin menerima akibatnya.

"Ayo lawan aku, gaki ." Ucapan Kurama membuat seulas senyuman iblis muncul di bibir Naruto. Terlalu sadis untuk wajah imut-imut anak-anak berumur 7 tahun.

"Yosh!"

Naruto melompat ke belakang mempersiapkan jutsunya. Dia menarik napas dan meneriakkan nyaring jutsu yang tak asing lagi..

"Kagebunshin no jutsu"

Anak kecil berambut pirang berantakan itu berbaring di tanah. Dia mengatur nafas nya yang terputus-putus. Latihan ini sangat melelahkan fisiknya.

Kurama tesenyum simpul. Dia memamerkan jempolnya kepada anak dari seseorang yang sudah di anggapnya keluarga itu. Naruto tertawa kecil dan ikut memamerkan jempolnya.

"Bagus sekali, gaki. kemampuan mu meningkat. Kau sudah mampu mengembangkan elemen anginmu."

Kurama berjalan dan ikut duduk di samping Naruto yang masih berbaring. Angin bertiup dan menerpa wajah Naruto yang memejamkan matanya damai menikmati terpaan angin sejuk.

"Sebaiknya kau perbanyak latihan fisik, gaki. Em.. seperti teman mu, Rock Lee yang selalu bersemangat itu.." Kurama terkekeh pelan.

Naruto hanya tertawa.

"Baiklah Kurama-chan. Ayo kita pulang." Naruto berdiri dan sedikit merenggangkan badan nya yang agak kaku. Naruto menoleh ke arah Kurama, mereka langsung shunshin ke rumah.

Keesokan paginya, Naruto dan Kurama bersiap-siap ke sekolah. Anak kecil itu berlarian ke depan pintu dengan sepotong roti selai kacang di mulut. Dengan cepat tangan kecilnya mengikat tali sepatu.

Di belakang, seekor rubah berjalan pelan dan berhenti di samping di samping Naruto yang melahap sekaligus roti nya.

"Ingat ya gaki, kau harus menyembunyikan kekuatan mu. Agar tak ada yang curiga ."

Naruto mendengus kesal. Dia mengangguk-ngangguk setuju dan berdiri sambil mengibaskan pakaian nya yang agak kotor.

"haah~ baiklah Kurama -chan ."

Naruto ke sekolah hanya berjalan kaki karena jarak yang dekat. Setelah beberapa menit dia sampai di Konoha akademi. Sekolah khusus untuk anak-anak yang akan menjadi shinobi di masa depan. Mereka tak hanya belajar tentang pershinobian saja. Karena pelajaran seperti matematika, , IPa, dll juga di ajarkan disini.

"Ohayo, minna." sapa Naruto di depan pintu kelasnya

"Berisik" jawab mereka serempak.

Naruto memanyunkan bibirnya. Dia berjalan masuk dengan Kurama di bahunya tanpa menyadari seorang anak gadis menahan napas dan tersenyum tipis sambil menunduk malu.

"Ohayo Naruto kun" ucap anak gadis berambut indigo nyaris tak terdengar.

"yooo Naruto, kemarilah." panggil Kiba, anak laki-laki dari keturunan klan Inuzuka.

"Ada apa Kiba?" Naruto duduk di sebelah kiba.

"Aku lihat bulu rubah mu makin lembut saja, bisa kau beri nasehat padaku untuk merawatnya." Ucap Kiba

Kurama yang mendengar perkataan Kiba hanya sweatdrop. "Bulu lembut?"

Naruto terkikik geli. Dia mengangkat Kurama dari pundaknya dan menaruh di atas meja.

"Sebenarnya aku tak melakukan apa-apa pada bulu kurama-chan mungkin karena dia sendiri pandai menjaga tubuh."

Naruto menggaruk pipinya bingung. Dia memang tak pernah merawat bulu Kurama. Rubah itu biasa mandi sendiri, jadi dia tak pernah merawat bulu Kurama. Bisa-bisa dia langsung di hancurkan Rubah itu jika berani menyentuh bulu-bulu merahnya.

"Benarkah? Wah kau beruntung Naruto. Coba lihat bulu Akamaru sedikit kasar karena kami terus berlatih." Kiba mengelus pelan bulu anjing nya tersebut. Seolah setuju, sang anjing membalas dengan gonggongannya. "Guk guk"

Pembicaraan aneh mereka harus terpotong karena Sensei telah datang. Semua murid yang berkeliaran juga kembali ke tempat duduk, memperhatikan seorang laki-laki dengan bekas luka di hidungnya. Sekarang adalah pelajaran pershinobian dasar~

"Ohayo, minna." sapa Iruka sensei tersenyum.

"Ohayo, Iruka sensei." Jawab para murid serempak.

"Baiklah, kita mulai pelajarannya."

"Bukankah sangat membosankan, Kurama-chan" bisik Naruto ke rubah di sampingnya. Memang hal-hal seperti 'dasar shinobi' Naruto sudah tau. Dia bahkan telah berlatih jutsu-jutsu seperti berjalan di atas pohon atau air. Ya pokoknya sudah jauh dari kata 'dasar'

Kurama mendengus.

"Diamlah, gaki. " Kurama yang sedang tidur terganggu dengan suara patner tersebut.

"Hei, Kurama-chan jangan panggil aku gaki terus dong, panggil Naruto saja. Aku tak suka" Naruto memanyukan mulutnya, cemberut

"Terserah kau saja, Naruto" Ucap Kurama mengalah. Dia benar-benar tak ingin berdebat dengan bocah aneh bin ajaib ini. Bisa-bisa tanpa sadar dia berteriak keras dan menimbulkan kecurigaan. Kan bisa gawat.

"Heheh..." Naruto mengalihkan pandangan ke arah gadis berambut indigo yang sesekali memandangnya tapi kemudian menunduk di sertai wajah memerah.

'Manis' pikir Naruto, Rambut indigo yang cantik, mata yang indah, dan pipi chuby itu terlihat memerah. Menambah kesan imut pada anak gadis itu.

"Kyaaa... Sasuke-kun." Teriakan fans girl mengusik Naruto yang sedang memandangi Hinata. Benar-benar berisik dan memekik telinga. Sebenarnya mereka disini ingin belajar menjadi shinobi atau belajar cinta-cinta'an. Umur aja baru 7 tahun.

"Haah~ inilah yang tak kusuka" ucap Kurama pelan.

"Kau benar Kurama-chan." Naruto memandangi anak kecil yang di grumbungi anak gadis. Rambut pantat ayam, mata onyx yang tajam, dan tak lupa lambang kipas di belakang punggung nya .

'Uchiha ya ?' batin Naruto menyeringai.

Melihat sang 'patner' menyeringai, membuat Kurama sudah tau apa yang di pikirkan bocah itu.

"Uchiha Sasuke, satu-satunya anggota klan Uchiha terakhir. Semua anggotanya di bunuh dengan tragis dalam satu malam oleh kakak nya sendiri, Uchiha Itachi." jawab Kurama tiba-tiba dalam suara pelan

"hm... Menarik. Arigatou atas informasinya Kurama-chan" Pikir Naruto

"Apa yang sedang kau pikirkan lagi hah? jangan buat yang macam-macam. Sudah cukup aku di susah oleh mu beberapa bulan yang lalu" Bisik Kurama.

"Eh? kau masih mengingat nya ya? ehehhe..." Bisik Naruto.

FlashBack

"Pembunuhan yang tragis telah di lakukan oleh seorang laki-laki kepada perempuan di rumahnya, Korban di bunuh dengan menikam perutnya dan bla .. bla..bla" Suatu chanel tv yang sedang membaca kan sebuah kasus pembunuhan terdengar.

"Hm... Jika di lihat dari segi pengamatanku, Laki-laki itu tidak membunuh gadis itu tapi gadis itulah yang bunuh diri." Simpul Naruto. Dia telah memasang wajah detektif dadakan.

"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu gaki ." Ucap Kurama.

"Apa kau tidak lihat, bukti itu bla bla bla dan Tkp itu bla bla bla" Jelas Naruto panjang lebar.

"Sudahlah gaki, aku mengantuk" Kurama pun tertidur. Naruto itu bodoh, Kurama tau betul itu. Jadi dia tak ingin mendengarkan alasan bocah 7 tahun itu.

"Tidak, ini tidak bisa di biarkan." Naruto pun hilang dengan shunshin nya.

"E-eh? Oy"

Walaupun Kurama terlihat tidak tertarik tapi sebenarnya dia cukup khawatir dengan patner nya tersebut yang baru berumur 7 tahun. Lagipula dia adalah seseorang yang di titipkan oleh kedua sahabatnya alias kedua orang tua Naruto, Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina.

"Awas saja kau gaki." gerutu Kurama dan dia pun menghilang dengan shunshin nya menyusul Naruto.

Naruto mendatangi Tkp kejadian dengan hati-hati takut ketahuan polisi sedangkan Kurama hanya bisa melihat dari pohon di dekat Naruto.

"Aku jadi tidak bisa tidur" Gerutu Kurama

Setelah 2 hari mencari bukti, Naruto dapat mengeluarkan tuduhan kepada Laki-laki itu. Ya, walaupun saat dia mendatangi polisi-polisi itu dia harus menggunakan Henge agar tidak ada yang curiga .

"Untung saja para joonin tidak membantu tugas polisi itu jadi aku dapat memberi kesaksian dengan mudah."

FlashBack end

"Kau tau Naruto? Aku jadi tidak bisa tidur karena mengikuti mu terus." Gerutu Kurama

"Ohhh." Balas Naruto singkat

"Oy." Balas Kurama sewot .

"Yasudahlah, nanti kita bicarakan lagi dirumah."

TBC