Baekhyun merengut saat matahari tak sengaja masuk ke dalam retinanya dan langsung mengusik ketenangan tidurnya.

Ia sudah terlanjur terbangun untuk kembali melanjutkan mimpinya. Memilih duduk untuk menguap dan merentangkan tangan―mencoba meregangkan otot-otot yang dirasa kaku.

Baekhyun berdecak kecil, kepalanya tiba-tiba memberat, Ia pusing. Mata sipitnya terasa sedikit perih untuk sekilas melirik jam weker yang berada di meja nakas samping tempat tidur di kamar tamu rumah bibi Hyukjae. Jam 9.27 .

Oya, omong-omong soal itu, bagaimana bisa Baekhyun berada disini?

Seingatnya, Ia tidak pernah melajukan mobil milik pamannya ke rumah ini kemarin. Dan yang Baekhyun tahu, Ia pergi dengan mobil Paman Donghae ke Namsan Tower untuk menemui Woo Bin dan―

O-ow.

Baekhyun ingat, Ia meringis dengan hati yang yang sedikit sakit. Ya, Baekhyun ingat bagaimana pengkhianatan yang semalam terjadi. Dan beruntung, Baekhyun bukanlah salah satu dari spesies yeoja yang akan meraung berhari-hari karena satu lelaki. Percayalah, Ia hanya akan menangis satu atau dua kali dan... Tada!

Dia akan seperti baik-baik saja. Meski pada kenyataannya, Baekhyun tetaplah gadis yang dicampakkan. Dalam hati, Baekhyun tetap menjerit ngilu. Tapi Baekhyun adalah tipe orang yang tidak mau membuang tenaga hanya untuk hal seperti itu―ini yang dia pikirkan sekarang.

"Ugh, bagaimana bisa aku berpacaran dengan si bajingan itu?" Baekhyun mengutuk dengan sangat sinis.

Gadis itu memilih untuk mengabaikan hal tersebut, dan Baekhyun mencoba mengingat lebih soal semalam, tapi yang dirasa adalah rasa nyeri yang menumbuk kepala bersurai kecoklatan itu. Baekhyun memijat pelan pelipisnya sambil memejamkan mata, berharap rasa pusing itu segera pergi dari kepalanya.

"Huh," Baekhyun menaruh telapak tangannya dihadapan mulut, menyemburkan nafas dan mengendusnya langsung. Hidungnya langsung mengernyit ketika bau alkohol-lah yang keluar dan memberinya jawaban.

Baekhyun ingat, Ia pergi ke kedai soju untuk minum. Dan pastinya Ia berakhir mabuk.

Soal dia bisa sampai disini?

Oh yeah―tentu saja Paman Donghae yang tampanlah jawabannya!

Baekhyun hanya mengangguk-ngangguk meyakinkan asumsinya dipagi hari. Ini hari rabu, dan Baekhyun mencibir melihat tirai kamar sudah dibuka―dan itu pasti oleh bibi Hyukjae―yang bahkan datang tanpa membangunkannya untuk sekedar menyuruhnya berangkat kerja.

"Hah.. Aku pergi berangkat tidak ya?" gumam Baekhyun terdiam dan menimbang. Apa Ia akan di anggurkan lagi ya hari ini?

Disadar tak akan mendapat jawaban, Baekhyun akhirnya memilih untuk keluar kamar saja dan pergi ke dapur untuk menemui bibinya beserta masakkannya.

••

My Lovely Manager

BY ADETYA L. MAHARANI

.

GENRE Romance/Drama

.

RATED T

.

WARNING Typos/GS/OOC/Abal/No EYD dll

.

Chapter : 1/?

.

Main Cast :

Park Chanyeol (Namja)

Byun Baekhyun (Yeoja)

Kris Wu (Namja)

Other:

Lee Hyukjae (yeoja)

Lee Donghae (namja)

Choi Siwon (CEO SMEnt.)

••Cast akan bertambah setiap chap nya.

.•.

.

Hyukjae sedang mengelap meja makan saat menyadari Baekhyun hadir menjadi orang kedua di dapur. Ia memasang senyuman menipu umur yang membuat Baekhyun berdecak sebal. Ia tetap saja imut Baekhyun membatin gemas.

"Baeki, selamat pagi sayang..."

"Umm, selamat pagi bibiku yang cantik~"

Saling menggombali adalah hobi mereka berdua sejak dulu. Hyukjae cekikikan sementara Baekhyun cemberut.

"Waeyo chagi? Kenapa pagi-pagi begini bibirmu sudah maju, eoh? Hati-hati, bisa-bisa seseorang mencuri kecupan dari sana~" Hyukjae menggoda sembari menyimpan lap mejanya.

"Bibi~! Jangan menggodaku!" Rengek Baekhyun tanpa mengurangi pout nya.

Hyukjae menghampiri Baekhyun dan menepuk bibir mengerucut itu pelan, "Aigoo, lucu sekali kelinci ini~ Dan oh, bagaimana bisa pipimu makin berisi eoh? Sementara badanmu tetaplah gagang payung?" Hyukjae terkekeh sambil mencubiti pipi gembil itu pelan.

"Aaa, bibi!" Baekhyun mengamuk. Hyukjae tertawa puas, dia memang suka sekali menjahili keponakan dan suaminya sendiri.

"Baiklah, baiklah... Jadi apa yang membuatmu pagi-pagi memasang bibir donald duck, huh?"

Baekhyun menarik kursi meja makan dan duduk. Yeoja itu mengambil tiga lapis roti yang sudah dipanggang dan mengambil selai strawberry kesukaannya untuk dioleskan. Jangan kaget jika Baekhyun menghabiskan sarapan sebanyak itu―Ia bahkan biasa makan lebih banyak, karena yeoja itu suka sekali makan! Dan betapa bersyukurnya Ia, karena tubuhnya tetaplah kerempeng dan hanya pipinya saja yang akan menggemuk. Tapi makan banyak tidaklah membuat Baekhyun sia-sia, karenanya―yeoja itu mempunyai tenaga yang cukup kuat untuk ukuran tubuhnya yang mungil.

Hyukjae tersenyum dan ikut duduk. Menggemaskan melihat Baekhyun yang memang berperawakan seperti anak SMP melahap sarapan seperti tak akan menjumpai hari esok, membuat hatinya berdenyar nyeri merindukan sosok anak dalam kehidupan rumah tangganya.

Ia sudah menjadi seorang istri hampir satu setengah tahun, tapi sampai saat ini, Ia belum juga pernah menjadi seorang Ibu. Fakta itu seolah mengatakan bahwa 'Kau belumlah menjadi wanita seutuhnya'itu sanagt menusuk, sungguh! Bahkan setiap mengingat itu, Hyukjae akan menangis didapur. Sebelumnya, setahun yang lalu Ia pernah mengandung, tapi Ia mengalami kegagalan dan... dari situlah, Hyukjae sulit untuk kembali hamil.

Baekhyun terus mengoceh karena tidak dibangunkan pagi-pagi, tanpa gadis Byun itu sadari, Hyukjae hanya mengusapi kepalanya sambil memandangnya sendu―penuh binar kasih sayang.

"Oh ayolah, sekarang aku jadi malas sekali untuk pergi ke perusahaan." Keluh Baekhyun dengan nada ketus. Mengingat sampai hari ini, hari ketujuh dimana lamaran pekerjaannya diterima, Baekhyun belum juga mendapat tempat dan pekerjaan! Itu sangat menjengkelkan, sungguh!

Ketika mendengar itu Hyukjae jadi ingat perkataan suaminya pagi tadi, "Oh ya Baekhyunna, pagi tadi Donghae bilang padaku agar kau mengecek ponselmu ketika bangun." Baekhyun menatap Hyukjae sambil mengunyah rotinya besar-besar.

"Untuk apa, bi?"

Hyukjae mengendikkan bahu, karena memang tidak tahu, "Aku hanya mendengar Donghae yang komat-kamit soal kau dan pekerjaan. Sepertinya kau akan dapat pekerjaan hari ini, honey." Jawabnya dengan senyum manis.

Tapi senyuman itu langsung luntur karena Hyukjae kaget melihat Baekhyun tiba-tiba terbatuk. Baekhyun tersedak rotinya yang tiba-tiba saja meluncur ke tenggorokkan saat ukurannya belum sama sekali halus, "Uhuk-uhukk!"

Hyukjae sweatdrop melihat Baekhyun meminta tolong dengan mata melotot, yeoja bergummy smile itu segera menuangkan air dan menyerahkannya. Langsung saja air itu ludes dan berpindah tempat.

"Fuaah~"

Baekhyun mengelap bibirnya dan segera berlari ke kamar yang semalam Ia tempati―Ia meninggalkan Hyukjae setelah sebelumnya Ia mengecup pipi Nyonya Lee itu karena bahagia. Hyukjae hanya geleng-geleng melihat betapa hyperaktifnya anak eonni suaminya itu.

Segera saja Baekhyun mengambil ponselnya dan mengecek pesan yang masuk. Dan ya, ada satu dari pamannya!

[From Donghae-samcheon] : Baekhyunna, segeralah datang pukul sepuluh ke kantor. Sajangnim ingin bertemu denganmu. Jangan telat, ini tentang pekerjaanmu.

Baekhyun seketika memekik heboh, Ia melihat jamnya yang kini sudah menampakkan pukul 9.39 dengan horor. Ia hanya punya waktu sekitar 21 menit lagi untuk mandi, menggosok gigi, berpakaian, dan melintasi jalanan Seoul yang padat.

Detik itu juga, Baekhyun speechless.

"Andweeee!"

Dan yeoja bersurai coklat itu hanya bisa menjerit sambil menghampiri kamar mandinya.

.

xoxoxo

.

Baekhyun turun dari taksi setelah membayar uang lebih tanpa kembalian, Ia segera berlari menuju meja resepsionis untuk izin, mengabaikan teriakan supir taksi yang terlalu baik hati untuk mengembalikan kembalian ongkos Baekhyun.

Dengan indah, Baekhyun berlari dengan kecepatan kilat milik Chen, selama ini Baekhyun selalu bersyukur dengan kecepatan larinya yang patut diberi apresiasi. Tapi untuk kali ini Baekhyun sungguh mengutuk kakinya pendek karena dirasa larinya terlalu lambat hanya untuk menggapai pintu lift saja.

Baekhyun bahkan sampai memohon dengan lebaynya dalam hati, berharap Tuhan bisa mengirimkannya Kris―Idola nomor satunya yang memiliki kekuatan terbang yang sangat keren disetiap teasernya.

Tepat ketika Baekhyun sampai, pintu lift terbuka dan Baekhyun dengan semangat berkobar segera melompat masuk tanpa berpikir dua kali kalau bisa saja ada―

Duk!

―orang lain didalam sana.

Baekhyun meringis sambil mengusapi dahinya yang baru saja menerjang sesuatu―yah itu adalah sesuatu yang keras dan mengeluarkan geraman bahaya.

Seketika itu Baekhyun melotot horor dan segera mendongkak, Ia sangat terkejut mendapati seorang pria jangkung bersurai merah gelap yang terlihat mengusapi punggung dan dadanya―yang sepertinya Baekhyun tabrak―dengan kesakitan disudut lift, sedangkan ada seorang namja lainnya lagi yang berada disamping si namja berambut merah tersebut. Tubuhnya lebih pendek dan kecil―dan Ia hanya bisa memperhatikan Baekhyun dan namja berambut merah itu dengan tatapan syok kuadrat kali lima.

Sangat memalukan Byun Baekhyun!sesungguhnya dalam hati Baekhyun terus saja menjerit tentang rasa malunya sekarang.

Dapat Baekhyun lihat bagaimana tatapan membunuh dari mata bulat milik namja tinggi itu karena kacamata hitamnya yang melorot, namja itu terdiam melihati Baekhyun dengan tajam sebelum akhirnya Ia mendesis dengan nada sinis.

Baekhyun segera membungkuk, mengabaikan keringat dan nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari, "Mianhamnida... Maafkan saya," ucap Baekhyun masih terus membungkuk dengan rasa menyesal.

Lift kembali terbuka, dan Baekhyun belum mendapat jawaban apapun bahkan ketika kedua orang pria berbeda tinggi itu pergi meninggalkannya yang mengo sendirian di lift. Ya, hanya sendirian―sebelum akhirnya Baekhyun juga sadar dan bersungut jengkel karena orang itu begitu sombong. Rasa menyesalnya seketika menguap dibawa angin.

"Cih, sombong sekali dia. Aku kan sudah minta maaf!" gerutu Baekhyun menghentakkan sepatu kets hijaunya.

Tangannya terangkat dan Baekhyun hampir mencapai tombol utnuk menutup pintu. Itu akan terjadi jika saja sebuah suara tidak datang tiba-tiba dan menghentikannya pergerakannya,

"Hei, tunggu aku!"

Kaget, Baekhyun sontak menjauhkan tangannya dari tombol untuk menoleh, dan―

Tap!

―Seseorang masuk dan langsung berdiri disampingnya.

Baekhyun membatu. Ia speechless dan―Ia terpesona.

Dalam sekejap, dalam satu detika, jantungnya memberi respon yang luar biasa.

Ia juga terkejut dan merasa mendapat serangan heart attack secara tiba-tiba.

Oh, kuberitahu. Lelaki jangkung, rambutnya pirang, dan wajahnya kebule-bulean.

Intinya, Baekjhyun hanya ingin memberitahu kepada seluaruh dunia bahwa... Itu Kris.

YA, Kris Wu!

Artis tampan, tinggi, dan pintar memainkan bola basket. Ia model, dan pandai berakting, suaranya yang berat dan seksi saat bernyanyi, dan jangan lupakan―wajahnya yang blasteran ituuu! Oh Tuhaaan~ Itulah alasan yang menyempurnakan Kris hingga dirinya menjadi idola nomor satu seorang Byun Baekhyun saat ini. Ia bule!

Dan apa?

Apa Baekhyun terlalu sedikit memakan sarapan hingga itu membuat kepalanya pusing lalu berhalusinasi melihat Kris berlari, melambaikan tangannya dan berkata hei, tunggu akulalu masuk ke lift yang sama dan berdiri disampingnya?

Ow~

Kalau ini nyata, kalau ini adalah sebuah timbal balik yang dikirim Tuhan atas rasa sakitnya kemarin, Baekhyun bersumpah Ia rela diputuskan dan dicampakkan oleh Kim Woo Bin berkali-kali jika bertemu Kris adalah bayarannya!

Oooo. Dunia terasa begitu indah~

OH―Tapi Byun Baek! Hentikan sekarang juga soal khayalanmu yang berlebihan itu!

Dahi Kris mengerut, Ia memiringkan tubuhnya untuk melihat wajah Baekhyun yang blank dengan konyolnya. "Permisi?"

Baekhyun tersadar dari kehebringan rohaniahnya, Ia segera menoleh dan seketika menggugup berhadapan langsung dengan wajah orang yang selama ini hanya menjadi wallpaper diponselnya.

"Eung?" Baekhyun mendengung bingung.

Dan Kris adalah yang paling bingung menerima jawaban absurd yang yeoja itu keluarkan, "Yah? Kau boleh menekan tombolnya sekarang." Kata Kris tolera, kali ini disertai senyuman miliknya yang super tampan.

Lagi, Baekhyun meleleh di tempat.

Ia pun mengangguk kaku dan segera menekan tombol untuk mencapai lantai 23―tujuannya. Kris tiba-tiba berseru, "Wah, kebetulan aku juga akan ke lantai 23!"

Baekhyun berdebar dan terlalu salah tingkah untuk sekedar bereaksi, Ia hanya bisa mengangguk dengan wajah konyol. Dan Kris merasa sedikit aneh dengan itu. Apa ada yang salah denganku? ―Batinnya penasaran.

Dibanding itu semua, Baekhyun harus rela rasa kebahagiannya sedikit terenggut kala ponselnya bergetar dan berkelap-kelip sebagai tanda sebuah pesan masuk. Baekhyun segera membukanya,

[From Donghae-samcheon] : Kau dimana?

Baekhyun pun buru-buru membalas,

[To Donghae-samcheon] : Aku sedang di lift untuk ke lantai 23. Tunggu aku paman~

Tidak ada balasan lagi setelah itu, Baekhyun pun menyemangati dirinya agar kembali fokus dengan tujuannya, mencoba profesional dan mengabaikan Kris disampingnya dengan berbagai macam pertanyaan dihati―meski tidak bisa sepenuhnya diabaikan.

Bagaimana Kris-oppa ada disini?

Pikiran Baekhyun kembali buyar, syukurlah suara ting! lift segera menyadarkannya. Baekhyun segera menghadap Kris dan membungkuk sekilas. Ia dengan sangat-sangat-sangat terpaksa harus pergi meninggalkan idolanya―bahkan sebelum Ia bisa meminta tanda tangan dan foto bersama. Ah~ andai Ia bisa bertemu Kris tidak disini, Baekhyun harus profesional―tentu saja. Mengingat itu, ingin rasanya Baekhyun menangis.

Dan... sedangkan Kris? Dia cukup terkejut dengan itu, bahkan ketika―

Tuk!

Gadis itu berlari keluar lebih dulu, meninggalkan sebuah ponsel yang terjatuh tanpa disadarinya tepat di bawah kaki panjang Kris.

Kris segera memungutnya, tanpa berpikir lebih lama―Ia mengendikkan bahu lalu berjalan keluar. Kris bersikap santai karena Ia pikir dapat mengembalikan itu dengan mudah, toh hadis itu juga disini.

Tapi belum sempat Ia berjalan sampai lima langkah, ponsel bercassing merah pucat itu bergetar dan berkelap-kelip. Mengabaikan soal tatakrama, Kris memilih rasa penasarannya dan membuka lock screen ponsel tersebut.

Seketika itu, alis Kris terangkat. Meninggalkan pesan yang masuk tanpa membukanya, Kris lebih tertarik tentang apa yang menjadi wallpaper ponsel milik gadis bereyeliner tersebut.

Itu dirinya. Ya, itu Kris.

Seketika itu bibirnya merobek oleh sebuah senyuman geli.

Semua ini sudah menjelaskan kenapa gadis itu bersikap aneh tadi. Membuat mata Kris menyipit karena tawanya yang ringan.

"Oke, dia fanku." Putus Kris lalu kembali berjalan, kemudian Ia berbelok sekali lagi―sebelum akhirnya dapat melihat meja sekretaris yang dihuni oleh seorang gadis cantik yang lebih mirip model. Dan Kris juga dapat melihat dari kejauhan, gadis eyeliner yang ada di lift tadi sedang berbincang dengan seseorang yang Ia tahu sebagai orang kepercayaan CEO―Donghae, agak jauh di sudut barat.

Tepat ketika Kris melangkah untuk menghampiri kesana, dua orang yang berbincang serius itu malah pergi dan masuk ke sebuah ruangan yang ada disebelah tangga darurat. Kris pun mau tak mau harus mengurungkan niatnya.

Kris memandangi ponsel itu sekali lagi, ia berpikir sejenak, "Apa aku titipkan saja pada sekretaris ya?" Tapi kemudian Kris malah tersenyum jahil,

"Membuat fanku sedikit merasa senang tak apa, bukan?"

Dan Kris mengantongi Ponsel tersebut disakunya. Ia berjalan ke meja sekretaris,

"Anda sudah ditunggu oleh sajangnim, Kris-sshi." Ujar wanita itu sambil memberikan senyum kucingnya, membuat Kris sontak ikut tersenyum.

"Emm, ya. Terima kasih―" Kris melirik sebuah papan nama yang terpajang dimeja, "―Huang Zitao-sshi." Sekali lagi, Kris melebarkan senyumnya.

Dan Kris pergi untuk masuk, meninggalkan yeoja bersurai pirang itu dengan pipi memerah.

.

xoxoxo

.

"Untung saja sajangnim ada pertemuan sekarang, jika tidak―kau terlambat, dan CEO kita tidak suka orang yang terlambat, apalagi orang baru."

Donghae membuang nafas, Baekhyun hanya menunduk menyesal sambil duduk di sofa.

"Lagipula soal itu, akukan terlambat karena sebelumnya tidak tahu." Baekhyun masih ingin membela diri.

"Terserahlah, yang penting kau sekarang sudah disini," Donghae menyerahkan segelas air pada Baekhyun. Segera saja Baekhyun meminumnya sampai habis.

"Memangnya ada apa? Aku akan ditempatkan dimana Paman?" Baekhyun bertanya dengan antusias, Ia berharap punya pekerjaan penting diperusahaan. Meski itu sedikit muluk, Ia masih anak baru. Dan kurasa, SM memiliki kebijakan yang cukup dengan tidak menaruh orang baru langsung dijabatan penting.

Baru saja Donghae akan menjawab, suara ketukan pintu terdengar dan menahan perkataannya. Ia pun segera menyuruhnya masuk.

Ternyata gadis kucing itulah yang mengetuk pintu, Donghae tersenyum,

"Tuan Lee, Sajangnim mengatakan agar anda segera masuk bersama―" Zitao mencoba melihat Baekhyun yang duduk membelakanginya, karena Baekhyun juga penasaran, Ia menoleh, "―Baekhyun-sshi."

Baekhyun terpana melihat Zitao. Waaa... Gadis itu begitu tinggi, ramping, dan wajahnya sangat cantik! Apakah dia model?

Dari pakaiannya sih, sepertinya jawabannya adalah tidak.

"Ah ya... Terima kasih. Jadi Kris sudah selesai?"

Zitao mengangguk sopan, "Nde Tuan. Mereka sudah selesai."

Baekhyun mengangkat alisnya tinggi-tinggi mendengar nama Kris disebut-sebut. Omong-omong soal itu, Baekhyun memang masih penasaran tentang Kris yang ada di perusahaan ini.

Setelah Zitao kembali meninggalkan ruangan―setelah sebelumnya gadis itu tersenyum dan membuat Baekhyun sekali lagi berdecak kagum―Baekhyun segera mengikuti pamannya yang berdiri dan berjalan keluar.

"Paman, emm... Soal Kris, kenapa dia kesini?" Baekhyun bertanya dengan penasaran, Ia masih mengekori Donghae dibelakang.

"Oh soal itu, dia kesini untuk membicarakan kontrak." Baekhyun merengut makin tidak mengerti, untunglah Donghae kembali melanjutkan, "Dia memang pindah agensi. Dan pilihannya adalah SM."

Baekhyun menganga. Dalam sekejap hatinya langsung berbunga-bunga mendengar itu. Ia dapat pekerjaan, dan Ia akan bisa melihat Idolanya lebih sering dari fans manapun!

Sangan beruntung, bukan?!

Tuhan, kuatkan Baekhyun agar tidak menjerit sekarang!

Donghae membuka pintu setelah sebelumnya Ia mengetuk dan di izinkan masuk. Baekhyun membungkuk pada Siwon dengan sopan. Wajah gadis itu berseri―kentara bahwa gadis itu sedang bahagia. Baekhyun lagi-lagi berdecak, oh~ kenapa sajangnimnya terlahir begitu tampan? Dan juga tinggi? Kalau boleh bertanya, apa hanya dia dan pamannya yang pendek di perusahaan ini?

"Duduklah..."

Mereka bertigapun duduk di sofa santai yang berada di tengah ruangan.

Siwon tersenyum pada Baekhyun―Senyum yang benar-benar bahagia. Seolah Baekhyun adalah mantra yang akan menjadi akhir dari penderitaannya soal masalah Chanyeol.

"Begini... Aku ingin membicarakan pekerjaan denganmu Baekhyun-sshi," Baekhyun mengangguk dengan senyuman lebar tertahan, "Mungkin ini akan sedikit sulit. Tidak apa-apakan?"

Baekhyun hanya mengangguk tanpa beban, tidak masalah jika itu sulit selama Ia tidak diharuskan menyelami sungai Han, memakan kecoak, atau membersihkan basement dilantai bawah setiap harinya. Ini baru pekerjaan―pikir Baekhyun dengan semangat berlebih.

"Yah, kau tahu... Kami membutuhkan manajer baru. Dan pamanmu merekomendasikanmu soal itu. Apa kau mau?"

Baekhyun mengangkat alisnya, Ia menoleh kearah pamannya yang mengangguk, "Tentu saja sajangnim. Aku bersedia."

Menjadi manajer? Itu tidak buruk.

Dan dalam hati Baekhyun beharap Ia bisa menjadi manajernya Kris.

Hei, itu siapa tahu! Kris orang baru dan dia pasti butuh manajer, bukan?

Pikiran itulah yang membuat Baekhyun seketika menjadi ge'er. Ia pun tanpa sadar tersenyum gaje.

Siwon menghela nafas begitu lega, Ia memasang senyum dengan lebarnya. "Syukurlah..."

"Jadi?" Kali ini Baekhyun beralih memandang Donghae. Pria itu masih kalem sebelum akhirnya Ia terperanjat karena baru mengingat sesuatu.

"Ahya, sekarang artismu sedang ada pemotretan untuk majalah High Cut. Kau tahu tempatnya bukan? Ah, tapi aku akan menyuruh Jongdae kemari menjemputmu saja."

"Begitu lebih baik." Timpal Siwon sambil melonggarkan dasinya yang terlihat menyesakkan.

Siwon tampak lebih santai, bahkan terlalu santai bagi Baekhyun. CEOnya itu kini sedang bersandar di sofa dengan dasi longgar dan kepala yang Ia urut.

Baekhyun sedikit kaget melihat perubahan sajangnimnya yang tadi bersikap begitu formal, kini dalam hitungan detik malah terlihat seenaknya tertidur disofa.

Baekhyun yang khawatirpun menatap Pamannya bingung―ia takut bossnya sakit atau semacamnya. Dan yang Baekhyun dapat hanyalah sebuah senyuman lucu dari Donghae.

.

xoxoxo

.

"Kau tahu, jika sajangnim bisa terlihat santai seperti itu dihadapanmu―percaya atau tidak, kau akan jadi orang kepercayaannya."

Donghae tersenyum melihat Baekhyun yang melotot lucu karena tak percaya. Kini mereka sedang berada di halaman depan gedung―menunggu seseorang bernama Jongdae yang akan menjemput Baekhyun.

Tak lama, sebuah mobil van datang dan berhenti dihadapan keduanya. Donghae tersenyum melihat Jongdae melambai dari dalam mobil.

"Aku sudah mengajarimu bagaimana menjadi manajer bukan? Berkerjalah dengan baik. Jika kau bingung, telepon saja aku. Oke?" Baekhyun mengangkat kedua jempolnya untuk Donghae dan tersenyun lebar.

"Tentu! Gomawoyo samcheonku yang tampaaan~" Donghae terbahak melihat Baekhyun yang begitu lucu menggombalinya.

"Huh, kau ini..." Donghae mengacak kepala Baekhyun gemas. Sedangkan Baekhyun hanya memonyongkan bibirnya karena rambutnya dirusak. Donghae terkekeh.

"Ohya, untuk hal-hal yang Chanyeol sukai dan tidak, aku akan mengiriminya dipesan saja otthe? Kau harus bersabar, mungkin anak itu memang agak judes dan―"

Alis Baekhyun bertaut tanda tak paham. Donghae melihatnya dan berhenti berbicara, "Wae?" Tanyanya yang juga tak paham.

Baekhyun menyureng, "Maksud paman dengan Chanyeol? Siapa dia?"

Dahi Donghae mengerut, sebelum akhirnya suami Hyukjae itu menepuk dahinya pelan, "Oh Ya Tuhan~ Dari tadi kita bahkan tidak membahas soal Park Chanyeol ya?"

Baekhyun merengut tak mengerti saat melihat Donghae tetawa hambar, "Dia artismu nak."

Wajah Baekhyun tak percaya,

Jujur saja, sebenarnya Baekhyun sangat ingin mengatakan― Oh, apakah artinya itu bukan Kris? Ya Tuhan!

Dia cukup kecewa dengan kenyataan itu. Wajahnya meredup. Yeah, kurasa itu wajar... Baekhyun baru saja banyak berharap sebelumnya.

"Berangkatlah... Nanti aku kririmkan apa saja yang anti bagi Chanyeol."

Baekhyun pun naik dengan sedikit lemas. Yayaya, Baekhyun sebenarnya lebih merasa malu karena Ia terlalu bodoh dengan mengambil kesimpulan sendiri―dan juga karena Kris bukanlah artisnya.

Dan soal Park Chanyeol?

Oh, harusnya Baekhyun cukup tahu dan hafal tentang perusahaan yang Ia lamar sebelum berniat untuk bekerja.

Baekhyun langsung masuk dan duduk dikursi samping kemudi sambil mengurut pelipisnya,

Park Chanyeol―Baekhyun cukup kenal dengan nama itu, mengingat namja Park itu pernah sesekali dikait-kaitkan―atau disaing-saingkan dengan Kris.

Oh, tapi yang masih Baekhyun sesalkan adalah Ia tidak tahu kalau SM memiliki Chanyeol sebagai salah satu artisnya.

Wajar saja, Baekhyun sebenarnya tidak terlalu ingat soal industri hiburan di Korea, karena di Jepang Ia terlalu sibuk untuk melakukan itu. Beruntung―Baekhyun merasa beruntung memiliki Kris. Namja itu memiliki wajah blasteran yang tampan―wajah favoritnya, dia adalah artis yang tidak hanya berlalu lalang ditelevisi Korea dan Cina, tapi juga di Jepang.

Dari situlah Baekhyun mengidolakan Kris. Karena artis itulah yang menemaninya melalui masa-masa melelahkan saat kuliah di Jepang. Sesekali, Baekhyun akan datang ketika Kris mengadakan Konser sebagai refreshing.

Dan sekarang? Idolanya ada di Korea juga! Dan dia berada di perusahaan yang sama dengannya!

Satu kata, Daebak!

Dan masalah untuk Chanyeol, mungkin searching di Internet akan membantunya mengenal artisnya itu lebih jauh. Dalam hati, Baekhyun terus menyemangati dirinya agar bisa profesional dan bekerja dengan baik.

"Semangat!"

"Mian?"

Baekhyun terlonjak dan jantungnya nyaris melompat karena kaget pada seseorang yang baru saja berbicara.

Itu Jongdae. Seorang namja dengan wajah kotak yang mengendarai mobil van ini.

Oh, kenapa Baekhyun bodoh sekali? Lagi-lagi Ia lupa tempat dan keadaan.

Baekhyun tersenyum malu dan mengulurkan tangannya, "Annyeong... Mianhae aku tidak sopan. Byun Baekhyun imnida~"

Jongdae sedikit membungkuk dan menjabat tangan Baekhyun, "Oh Annyeong. Aku Kim Jongdae," Baekhyun mengangguk-ngangguk. Ia langsung merasa nyaman pada namja itu, melihat senyuman ramah yang Jongdae berikan padanya. Tapi kemudian―

"Tunggu!" Baekhyun dan Jongdae berseru secara serempak, keduanya saling menunjuk dengan wajah menuding yang kentara.

"Noona itu yang tadi pagi melompat masuk ke lift ya?"

Baekhyun terkejut, Ia hanya mampu menggaruk kepalanya untuk menutupi rasa malunya―karena itu fakta.

"Iya," cicitnya penuh rasa malu.

Jongdae tertawa lepas dengan ngetrollnya, untung saja Baekhyun tidak ketakutan. "Ternyata noona yang menyeruduk Chanyeol-hyung tadi pagi itu? Hahaha."

Tersentak, Baekhyun langsung memelototkan mata sipitnya minta penjelasan pada Jongdae.

Sadar dengan rasa penasaran gadis disampingnya, Jongdae menjawab santai, "Iya, Park Chanyeol. Dia artis kita~" jelas Jongdae dengan tawa jenaka. Seolah tahu Baekhyun sedang berpikir kalau lebih baik Ia terjun dari Namsan Tower sekarang juga.

"Mati aku!"

Jongdae tekikik, memilih menenggelamkan suara tawanya yang dirasa keterlaluan, "Gwenchana..."

Baekhyun pun mencoba tenang dan mengangguk.

Tapi―

"Dia memang galak. Jadi dia marah atau tidak, dia akan tetap sama... Monster!"

Jongdae positif memang minta dirajam. Baekhyun langsung lemas mendengarnya.

"Kudengar dia rewel untuk segala hal?" Tanya Baekhyun hati-hati, berharap Jongdae akan mengatakan 'tidak'.

"Emm, yah... Kau tahu―" Jongdae berdehem seolah ini adalah perkataan yang serius, membuat Baekhyun jadi tegang menunggu, "Selama ini, sudah sekitar lima belas orang manajer yang berakhir mengundurkan diri karena tingkahnya."

Baekhyun menahan nafas, menunggu lanjutan Jongdae. "Tapi kau juga harus tahu, sajangnim memilihmu langsung untuk jadi manager Chanyeol. Dia percaya padamu, jadi kurasa, bagaimanapun juga noona harus bisa bertahan―" Jongdae kali ini melirik agak takut pada Baekhyun sambil menyalakan mesin mobil.

"―Kudengar, noona itu galak. Maka dari itu, Donghae-hyung mengajukanmu pada sajangnim supaya dapat menjinakkan Chanyeol-hyung."

Ya, tapi aku sudah pensiun menjadi gadis galak.

Baekhyun mendengus mendengar bagaimana Donghae merekomendasikannya dengan cara seperti itu.

Mobil van itu mulai berjalan, bersamaan dengan Baekhyun yang ingat bagaimana masa SMA nya dulu. Dia memang dikenal sebagai gadis yang galak dan pemberani. Tapi Baekhyun sungguh sedang mencoba berhenti dan menghilangkan sebutan gadis galak yang melekat padanya bahkan sampai saat Ia tinggal Jepang―dia sudah jengah melihat para namja takut dan lari darinya.

Kau tahu, menyedihkan melihat kau menyukai seseorang tapi mereka malah kabur darimu. Baekhyun pernah mengalami itu tiga kali. Miris.

Untunglah, dulu Woo Bin tidak begitu mengenalnya baik―jadi, namja itu tidak tahu kalau dia cukup sangar. Meski pada akhirnya, Woo Bin cukup dapat bukti atas dua kali tinjuan yang di dapatnya karena lupa pada kencan mereka.

Gadis kelinci itu melihat Jongdae yang mulai memutar sebuah lagu yang cukup nyaman ditelinganya. Dalam hati Baekhyun terus bersyukur, setidaknya orang disampingnya ini orang yang ramah dan membuatnya nyaman. Sepertinya dia teman baik. Apalagi melihat tubuh namja itu yang kecil―seukuran tingginya malah, Baekhyun merasa makin senasib.

Baekhyun menubrukkan tubuhnya pada sandaran kursi, melipat tangannya dan menghela nafas lelah.

Park Chanyeol.

"Kurasa aku harus menjadi preman lagi untuk orang seperti dia."

Baekhyun merogoh saku mantelnya―mencoba meraih ponselnya yang Ia simpan disana. Baekhyun berniat untuk mencari tentang Namja itu di Google dan menghubungi pamannya soal apa saja yang harus Ia jaga dihadapan artisnya itu. Tapi―

Baekhyun terperanjat.

Ponselnya tidak ada! Ia mencari lagi―dan, tetap tidak ditemukan!

"Ya Tuhaaan~" Baekhyun merutuk dengan kesal, Ia menumpukkan kepalanya di dashboard mobil―terlihat sangat frustasi. Jongdae yang melihatnya sekilas hanya memilih diam saja. Dia merasa Baekhyun sepertinya butuh istirahat.

Ya, aku memang butuh istirahat!

Baekhyunna bersiaplah, hari-harimu akan terasa lebih panjang dari sebelumnya~

.

.

.

••TBC••

Annyeong =) aku datang setelah sekian lama menelantarkan ff²ku. Mainhae, aku baru saja selesai ujian. Do'akan supaya hasilnya baik ya? :D

Mianhaeyo karena cerita ini dan yg lain masih banyak sekali kekurangan~ aku harap kalian bisa melihat itu dari sudut pandang yang baik dan menikmatinya :) dan sekali lagi aku ucapkan kata maaf, karena ChanBaek moment bakal keluarnya chapter depan =) hehe jadi support terus ya?

Semoga kalian suka dan antusias untuk ff ini. Dan terima kasih banyak yang sudah meninggalkan jejak untuk chapter kemarin, terhuraaa~ =')

Sebelum itu, aku pengen ngucapin Saengil Cukkhae Hamnida buat Zitao dan ByunBaek~~ Omo! Dan kalian tahu kabar baiknya? EXO COMEBACK DAN INSTAGRAM MEREKA BERTEBARAN~ Hahaha. Seneng banget.

follow mereka ya...

Chanyeol : real_pcy

Baekhyun : Baekhyunee_exo

Tao : hztttao

Kris : galaxy_fanfan

Luhan : luexolu

Xiumin : xiurista90

Lay : zyxzjs

Sehun : xlkslb_ccdtks

Jangan lupa, aku juga ne =D : adetyamahar *modus* disapa yaa~

Pokoknya, Terimakasih :) maaf nggak bisa bales review kalian sekarang, tapi percayalah~ aku membacanya dengan tawa bahagia.

See you next chapter ~

14.05.14

(15)

REVIEW PLS~