My Lovely Manager
BY ADETYA L. MAHARANI
.
GENRE Romance/Drama
.
RATED T
.
WARNING Typos/GS/OOC/Abal dll
.
Chapter : 1/?
.
Main Cast :
Park Chanyeol (Namja)
Byun Baekhyun (Yeoja)
Lee Donghae (Super Junior)
Choi Siwon (CEO SMEnt.)
Kim Woo Bin (namja)
Cast akan bertambah setiap chap nya.
.
Baekhyun berdecak kesal untuk kesekian kalinya. Ia kembali menyapukan pandangannya ke kiri dan kanan jalanan sebelum pada akhirnya Ia kembali merutuk. Ditengah kesibukkannya, ketika beberapa orang melewatinya untuk masuk atau keluar dari gedung kantor mewah di belakangnya, untuk sesaat Baekhyun harus memaksakan senyuman ramah dan membungkuk untuk memberi hormat.
Oke, inilah penjelasannya...
Hari ini adalah hari pertama Baekhyun pergi bekerja. Ia diterima di SM, salah satu perusahaan entertaint terbesar di Korea Selatan, setelah sebelumnya, dua bulan lalu Ia meminta pamannya yang juga bekerja disana, untuk merekomendasikannya agar Ia bisa ikut bekerja di SMEnt.
Setelah berhasil, atas rekomendasi pamannya Baekhyun akhirnya bisa meninggalkan Busan dan tinggal di Seoul. Tapi yang membuatnya kesal adalah, ketika Ia datang dihari pertamana ini dan tinggal sampai pada jam ke 5, paman Donghae tiba-tiba menghampirinya dan mengatakan lebih baik Baekhyun pulang dulu dan bisa datang lagi besok.
Oh, Baekhyun tidak bodoh, sebenarnya Ia tau kalau Itu sama saja dengan artinya belum ada kepastian Baekhyun akan ditempatkan dimana dalam perusahaan. Baekhyun tentu kecewa, Ia ini lulus dari sekolah kenamaan di Jepang, yak! apa susahnya menerima orang berpendidikan seperti dia?
"Aish, jinjjayo!" Baekhyun menendang higheelsnya emosi hingga terbang dan mendarat dua meter dari tempat kakinya berada. Ia lalu berjongkok dan menelungkupkan wajahnya kedalam lutut saking kesalnya.
Oh, Tentu saja kesal!
Sebelum berangkat bekerja tadi, Kim Woo Bin, kekasihnya yang memang tinggal di Seoul berjanji akan menjemputnya untuk merayakan hari pertama Baekhyun bekerja dengan pergi dinner.
Tapi apa? Ini sudah hampir satu jam dan namja jangkung itu belum sama sekali menampakkan batang hidungnya!
Lengkap sudah kekesalan Baekhyun hari ini. Lima jam menjadi obat nyamuk, dan hampir satu jam Ia menjelma menjadi satpam gedung YG dadakan.
"Baekhyun-ah..." Baekhyun mengangkat wajahnya ketika sebuah suara memanggilnya, sebodoh pada make upnya yang mungkin kini sudah rusak dan juga persetan pada orang-orang lewat yang kini meliriknya dengan tatapan aneh.
Ternyata yang memanggil Baekhyun adalah Donghae, Baekhyun pun hanya memandang datar pamannya yang memasang wajah bersalah.
"Kau belum pulang?" Baekhyun hanya diam tak menjawab, membuat Donghae makin tidak enak hati pada keponakannya tersebut. Sebenarnya Donghae tahu Baekhyun belum pulang, tapi tetap saja... Ia merasa bersalah pada Baekhyun hingga Donghae tak berani menghampiri gadis pirang itu tadi.
Melihat keadaan Baekhyun yang terlihat amburadul membuat Donghae tak tega, mau tak mau Ia harus mengambil kunci mobilnya dan memberikannya pada Baekhyun. Ia pikir Istrinya akan mengerti soal ini, lagipula Ia bisa menebeng untuk bisa pulang nanti.
Donghae pun menghela nafas, Ia menaruh kunci mobilnya pada tangan Baekhyun tanpa aba-aba. "Pulanglah, Paman janji kau akan dapat pekerjaan, entah besok atau besoknya lagi."
.
.
.
Bukannya pulang, Baekhyun malah pergi ke Namsan Tower, tempat dimana Woo Bin mengatakan tentang keberadaannya saat ini.
Ya, tadi saat teleponnya tersambung, Namja itu bilang kalau dia lupa bahwa hari ini Ia punya jadwal pemotretan di Namsan Tower, ya, Woo Bin memang seorang photografer. Tapi please! Baekhyun tidak bodoh untuk percaya begitu saja. Bagaimana bisa seorang photografer lupa dan tiba-tiba ingat soal pekerjaan pokoknya?
Yang seperti itu, apalagi namanya kalau bukan berbohong?
Jika kalian bertanya apakah Woo Bin seperti ini sebelumnya, yah... bisa dibilang beberapa kali namja itu pernah membatalkan perjalanannya ke Busan untuk bertemu Baekhyun dengan Alasan pekerjaan, keluarga dan lainnya. Baekhyun sih percaya-percaya saja, toh dia masih belum tahu alurnya bagaimana. Tapi sayangnya situasi kali ini berbeda, sekarang Ia juga di Seoul dan tahu keadaannya bagaimana.
Baekhyun turun dari mobil hitam metalik milik paman Donghae, Ia sudah membersihkan make upnya dan memakai sandal biasa milik bibi Hyukjae yang ada di mobil.
"Baiklah, dimana dia sekarang..." Baekhyun mengambil ponselnya dan sudah berancang-ancang untuk mendial nomor kekasihnya itu, tapi kegiatannya terhenti dan Ia terdiam untuk berpikir ulang.
"Oh, tidak boleh... kita lihat dulu, apakah dia berbohong atau tidak." Jari-jari lentik Baekhyun beralih membuka aplikasi GPS diponselnya untuk melacak GPS ponsel milik Woo Bin.
Yeoja sipit itu berjalan dengan sedikit buru-buru mengikuti arah yang ditunjukkan oleh GPSnya. Dari yang ditunjukkan di layar, Keberadaan Woo Bin tak begitu jauh dari tempatnya sekarang.
Oh tidak, jangan berpikir seperti itu! Baekhyun bukanlah seorang pasangan yang possesif, dia hanya ingin membuktikan apa yang menjadi kecurigaannya terhadap kekasihnya yang akhir-akhir ini selalu menjawab ragu-ragu ketika di tanya, susah dihubungi, susah diajak bertemu, dan selalu tiba-tiba menutup telepon mereka.
Hingga akhirnya kaki Baekhyun tiba disebuah kafe bernuansa eropa. Dari yang ditunjukkan di GPS, Woo Bin berada di titik kafe tersebut. Baekhyun membuang nafas dan memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya. Ia pun melangkah masuk ke dalam kafe tersebut dengan pasti.
Mata sipitnya langsung berkeliling menyusuri setiap meja kafe yang terlihat penuh oleh pengunjung. Tak perlu waktu lama bagi Baekhyun menemukan seorang Lee Woo Bin, mengingat betapa Baekhyun mengenal postur tubuh namja itu dan juga kemeja hitam pemberiannya yang sedang lelaki itu kenakan.
Tanpa sadar Baekhyun tersenyum melihat punggung lebar Woo Bin yang memang duduk membelakanginya, di kursi samping namja itu terdapat kamera serta alat pemotretan lainnya seolah membuktikan bahwa kekasihnya tidak berbohong dan benar dia habis selesai bekerja.
Baekhyun berjalan menghampiri Woo Bin dengan senyum mengembang, gadis itu sudah berniat untuk mengagetkan namja itu tapi... Saat Baekhyun semakin dekat dan tepat berada lima langkah lagi dari meja Woo Bin tiba-tiba saja senyumannya memudar tak bersisa, tatapannya berubah menjadi tatapan tak percaya.
Ya, Tak percaya ketika matanya menangkap sesosok wanita yang sebelumnya dari kejauhan terhalangi oleh tubuh lebar Woo Bin, wanita berparas cantik itu sedang duduk disebrang kekasihnya sambil mengembangkan senyuman dengan tangan wanita itu yang di genggam dan dicium oleh Woo Bin.
Baekhyun mendekat dengan wajah mengerut, hingga tubuhnya sampai tepat diantara kedua orang itu.
"Yaak..." ujarnya dengan nada rendah. Woo Bin yang mendengar suara familiar itu segera menoleh dan melototkan matanya terkejut.
"Cha-Baekhyun...?" Woo Bin refleks melepaskan tangannya dari wanita itu dan berdiri dari duduknya. Lalu setelah itu wanita bergaun hitam itu juga ikut berdiri.
Baekhyun tersenyum sinis pada Woo Bin, "Jadi kau sedang bekerja?" Baekhyun melirik wanita dengan gaun pendek di hadapannya dengan tatapan paling merendahkan yang Ia punya.
"...aku, aku memang bekerja." Woo Bin terlihat kebingungan menjawab pertanyaan itu, tapi namja jangkung tak mencoba untuk menjelaskan apapun. Dan itu berhasil membuat Baekhyun tertawa tak percaya.
"Dengan si jalang ini?" Baekhyun meninggikan satu oktaf suaranya.
Seketika itu juga, orang orang yang berada disekitar mereka langsung memusatkan perhatiannya pada sosok Baekhyun. Tapi gadis itu bersikap tak peduli.
"YAK! Jaga ucapanmu!" Si Wanita seksi itu terlihat tak terima dikatai. Baekhyun hanya mendecih menanggapinya.
"Kau pikir aku tidak tahu kalau kau itu bekerja sebagai asistennya, nona Jung?" Desis Baekhyun sinis, "Dasar wanita penggoda!"
PLAK!
Wanita bermarga Jung itu yang memulainya. Pengunjung lain hanya bisa menonton kejadian itu sambil menahan nafas, tidak ada satupun yang berani melerai keduanya, bahkan pegawai kafe pun takut untuk menengahi mereka. Baekhyun memegangi pipinya yang memanas, Ia mendelik tajam pada wanita yang baru saja menamparnya sebelum akhirnya mengalihkan tatapan itu pada Woo Bin yang hanya terdiam, terlihat bingung.
Baekhyun mengambil dua langkah maju dan langsung menjambak rambut ikal wanita itu tanpa aba-aba, hingga wanita itu menjerit kesakitan, "Aaakh lepaaas! Lepaaaas!"
Baekhyun tak perduli jika wanita itu kesakitan, bahkan kalau bisa Baekhyun ingin rambut keparat yang ada dalam genggamannya ini bisa terlepas dari tempatnya, persetan pada orang-orang yang kini berbisik-bisik bahkan ikut memekik menyaksikan.
"Dasar jalang! Dasar brengseeek!"
"Dasar wanita tak tahu diri!"
Plak!
Baekhyun merasakan pipi kanannya kembali panas. Ia menganga tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padanya, Baekhyun menatap orang yang baru saja menamparnya dengan tatapan terluka.
Kim Woo Bin. Kekasihnyalah yang baru saja menamparnya itu.
Dan OH. Itu demi wanita lain? Luar biasa.
Lebih dari rasa perih yang merayapi pipinya, Baekhyun merasa kalau hatinya lebih sakit dengan kenyataan bahwa kekasihnya sendiri membela wanita lain yang jelas-jelas bersalah dihadapannya. Bahkan setelah dua tahun hubungan mereka yang baik-baik saja.
Baekhyun menatap Woo Bin dengan tatapan tajamnya, meski begitu Baekhyun tetap tidak bisa berbohong dengan air mata yang terus mengalir deras dari kedua maniknya. Dia benar-benar terlukai.
"Kau brengsek." Baekhyun bergumam rendah. Nada bicara yang membuktikan bahwa gadis itu benar-benar terluka.
Sedangkan Woo Bin hanya bersikap tak peduli, namja itu lebih memilih menghampiri wanita lainnya yang sedang menangis lalu menyampirkan jaket miliknya pada bahu terbuka wanita itu. Baekhyun hanya bisa menyaksikan ketika namja yang mungkin sudah resmi menjadi mantan kekasihnya itu merangkul wanita bergaun minim tersebut dan membawanya keluar kafe, melewatinya begitu saja. Tanpa melirik sedikitpun.
Baekhyun terisak ditempatnya berdiri. Orang-orang berbisik semakin keras dibelakang gadis pirang itu, mereka hanya bisa memberikan tatapan iba pada Baekhyun. Gadis itu akhirnya memerosotkan tubuhnya ke lantai lalu menangis semakin keras.
"Hiks, hiks." Baekhyun menutup wajahnya sambil menangis sejadi-jadinya.
Tidak, ini sangat menyakitkan. Sudah dua tahun Ia mempercayai namja itu. Namja yang dicintainya pergi. Namja yang berjanji akan menikahinya itu mengkhianatinya.
Dan Baekhyun hanya bisa pasrah ketika tubuhnya di tarik dan dibawa keluar oleh seorang pelayan kafe.
"Maafkan saya karena telah melakukan ini, tapi anda telah mengganggu kenyamanan pelanggan lain." Pelayan wanita itu berkata dengan takut-takut. Tentu saja, Ia takut dijambak seperti wanita tadi.
Baekhyun hanya terisak tanpa menjawab. Pelayan wanita itu segera membungkuk sekilas dan buru-buru kembali masuk ke dalam kafe.
Baekhyun mengusap air matanya, meskipun percuma, karena lagi-lagi air mata itu turun lagi dan lagi. Perlahan yeoja itu mulai melangkahkan kakinya, berjalan dengan terhuyung-huyung tanpa tujuan.
Oh tidak, Gadis malang.
.
.
.
"Demi Tuhaaan jerapah bengiiiiis! Apa lagi yang kau lakukan hingga membuat managermu itu mengundurkan diriiii?"
Choi Siwon, CEO SMEnt itu mendesis greget pada orang yang duduk disofa dengan gaya yang santai, dihadapannya. Siwon mengendurkan dasinya dan mengusak rambutnya frustasi.
"Ini sudah yang ketiga kalinya dalam sebulan..." Siwon mengerang depresi, "Dan sudah hampir lima belas kali kau berganti manager. Bisakah kau bersikap baik sedikit saja?" Namja berambut pirang yang sedang di omeli itu hanya diam dan memainkan kukunya tampak tak peduli. Donghae yang juga ada disana segera mencubit pinggang namja itu agar bersikap lebih sopan. Tapi tetap saja namja itu hanya meringis sekilas dan kembali bersikap acuh.
"Yak! Jawab aku! Duduklah yang benar! Aku ini bossmu!" Baru setelah itulah namja muda itu terlihat memperbaiki posisi duduknya. Yah, namja bernama lengkap Park Chanyeol itu akan takut pada Siwon jika atasannya itu sudah menyebut dirinya sendiri sebagai boss.
Chanyeol adalah salah satu artis yang bernaung di SM Entertaiment. Dia debut sebagai seorang penyanyi berbakat, cerdas dalam menulis lagu, cemerlang dalam berakting, tampan, keren, pokoknya dia adalah anak emas yang SM punya. Ya, itulah alasan kenapa Chanyeol begitu berani pada Swon. Karena Sebenarnya, jika keadaan sedang normal sih Chanyeol maupun Siwon sangatlah dekat dan akrab.
Chanyeol kini menundukkan wajahnya ketika dua orang pria dewasa dihadapannya hening tak berbicara.
"Aku sudah menemukan manager baru untukmu..." ujar Siwon ketika sudah tenang. Mendengar itu Chanyeol segera memandang boss besarnya tersebut.
"Dia wanita." Kali ini Donghae yang berbicara, membuat Chanyeol mengo berprotes seketika. Oh Tidak, selama 5 tahun ini Chanyeol debut Ia selalu memiliki manager laki-laki !
Tepat ketika Chanyeol ingin protes, Donghae segera memotongnya, "Jangan mencoba untuk mengerjainya. Dia galak. Atau kau sendiri yang akan kena batunya."
"Andwe! Kalau begitu aku tidak mau!" Seru Chanyeol keras dan memasang wajah tak setuju. Siwon langsung tertawa melihatnya.
"Itu bagus! Aku memang berniat mencarikan manager yang tidak kau inginkan! Selama ini aku selalu mengikuti keinginanmu untuk mencarikan manager yang seperti a, b, c dan semuanya berakhir mengundurkan diri." Kata Siwon yang diamini oleh Donghae.
Chanyeol merengut kesal, "Tapi boss..."
Siwon menahan perkataan Chanyeol dengan mengangkat tangannya, "Tidak ada tapi-tapian. Ini akan jadi yang terakhir untukmu." Chanyeol makin menyurengkan wajahnya tak suka.
"Heits, jika sampai Baekhyun mengundurkan diri karenamu, akan kupastikan comebackmu akan aku tunda sampai dua tahun ke depan."
"MWO? Aish, kau kejam boss..." Chanyeol menubrukkan tubuhnya kesandaran sofa dengan kesal.
Oh ayolah Park Chanyeol, apa susahnya kau mempertahankan satu manager? Daripada kau kehilangan ketenaranmu karena waktu comebackmu diundur sama seperti kau wamil?
"Ugh, baiklah..." Chanyeol hanya bisa pasrah pada akhirnya. Siwon maupun Donghae langsung memasang senyuman kemenangan diwajah mereka. "Dan tadi, siapa? Baekhyun?" Tanya Chanyeol melirik malas kearah Donghae.
"Heumm, Baekhyun. Dia keponakanku. Jadi jika kau macam-macam padanya, kau juga harus berhadapan denganku. Hehehe." Donghae tertawa membuat Chanyeol mendecih sebal kearahnya.
"Lengkap sudah." Desahnya kemudian.
Tiba-tiba suara ponsel berbunyi di ruangan itu. Donghae segera meraih ponselnya dan menjawab telepon yang masuk ke nomornya. Donghae adalah salah satu orang yang paling dekat dengan Boss selain Chanyeol, jadi dia santai-santai saja ketika menerima telepon dihadapan bossnya tanpa perlu keluar ruangan bossnya itu.
"Mwo? Dimana dia sekarang?" Donghae berseru ketika seseorang mengatakan sesuatu padanya di telepon.
"Aish, jinjja... Baiklah. Aku akan segera ke sana. Terimakasih sebelumnya. Ne."
Piip.
Siwon dan Chanyeol menatap penasaran kearah Donghae yang terlihat mengusak rambutnya kesal. "Ada apa?" Tanya Siwon penasaran.
"Begini..." Donghae menatap Bossnya kemudian beralih menatap Chanyeol, "Bisakah aku meminjam mobilmu sebentar? Keponakanku membawa mobilku untuk pulang tapi dia malah berakhir mabuk di daerah Namsan. Aish, anak nakal!"
"Yayayak! Tidak bisa, aku mau pulang sekarang!" Chanyeol menolak keras pada Donghae yang kini cemberut.
"Ayolah, kalau sampai Sungmin-noona tahu anaknya aku terlantarkan aku bisa matiii..." Jawab Donghae dengan wajah melas. Chanyeol hanya melipat tangannya acuh tak peduli.
Siwon yang sejak tadi hanya menonton akhirnya menghela nafas, "Chanyeol-ah..." panggilnya pelan. Chanyeol segera mengalihkan perhatiannya pada si Boss. "Kau saja yang menjemput Baekhyun... Diakan managermu sekarang. Bukan hanya manager yang bertanggungjawab pada artisnya, tapi artis juga bertanggungjawab terhadap managernya. Jadi Baekhyun sekarang tanggung jawabmu."
Untuk kesekian kalinya Chanyeol memasang wajah tak percaya. "Ow. Boss, please..."
Oh. Ini hanyalah tentang seorang manager dengan artisnya. Tapi kenapa Chanyeol merasa ini seperti pernikahan yang memerlukan tanggung jawab kedua pihak? Oh, Tuhan...
"Jemput dia atau comeback ditunda?"
"Ah~ Boss, waeee? Kenapa akhir-akhir kau hobi sekali menyiksaku?" Rengek Chanyeol dengan gaya manja yang menjijikan.
"Ah~ wae Chanyeolie, kau bahkan telah menyiksaku selama lima tahun iniii~" balas Siwon membuat Chanyeol manyun ditempat.
"Jemput Baekhyun atau..."
"Aish, baik baik! Aku akan menjemput si Baekhyun itu!" Chanyeol bersungut sambil bangkit dan berjalan keluar ruangan dengan kesal. Meninggalkan Siwon yang tertawa menang beserta Donghae yang menatap pintu yang baru saja tetutup itu dengan tatapan khawatir.
"Boss, Apa tidak apa-apa?" Donghae tampak terlihat khawatir.
"Biarkan saja. Jarang-jarang dia bisa menurut seperti ini pada kita. Hahaha."
.
.
.
Setelah memarkirkan mobilnya, Chanyeol segera menyusuri daerah Namsan Tower tanpa tujuan. Saat ini Ia sudah menggunakan topi dan syal yang menutupi setengah wajahnya agar tidak di kenali orang-orang.
Karena bingung harus kemana, Chanyeol pun meraih ponselnya untuk menelepon Donghae, "Hyung? Aku tadi menemukan mobilmu di tempat parkir. Ini sudah jam delapan malam, besok aku ada pemotretan... Cepat katakan aku bisa menemukan si Baekhyun itu dimana?"
"Hm." Piip.
Setelah Donghae mengatakan dimana tempatnya, namja bermarga Park itu dengan seenak jidatnya memutuskan sambungan teleponnya. Padahal masih bisa didengar bagaimana Donghae berseru sewot sebelum akhirnya sambungan telepon tersebut benar-benar di tutup. Benar-benar anak tidak sopan.
"Baiklah, ini mudah... Aku hanya harus menggendongnya sedikit lalu Mengantarkannya pulang ke rumah Donghae-hyung. Yayaya." Chanyeol bergumam sepanjang dia berjalan menuju tempat yang ditujunya.
Setelah berjalan sekitar lima menit, akhirnya Chanyeol sampai di sebuah kedai soju dipinggiran jalan. Namja itu menghela nafas dan memastikan penampilannya tertutup. Setelah itu Chanyeol masuk dan mendapati seorang wanita setengah baya yang masih cantik di meja counter, dan seorang gadis berambut panjang coklat yang tergeletak tak sadarkan diri dengan kepala diatas meja.
Chanyeol menghela nafas malas, Ia melirik kearah wanita pemilik kedai tersebut dan mengangguk sekilas. Chanyeol menghampiri satu-satunya pelanggan yang Ia yakini sebagai Baekhyun, kemudian namja itu kembali menatap wanita pemilik kedai,
"Berapa aku harus membayar semua ini?"
Setelah membayar semuanya, dengan setengah hati Chanyeol merangkul tubuh Baekhyun di bahunya.
Mereka berdua berjalan terhuyung-huyung dijalanan malam. Chanyeol terus saja komat-kamit merutuki bossnya dan Donghae yang pasti sedang tertawa senang sekarang. Ini baru jam setengah sembilan, jalanan di daerah ini masihlah terbilang ramai. Demi apapun Chanyeol benci situasi ini.
Oh bayangkan saja, dengan penyamarannya menggunakan syal dan topi yang bisa dibilang menutupi hampir seluruh wajah super duper tampan miliknya, ditambah Ia merangkul seorang gadis tak sadarkan diri dengan wajah-oh, yang bahkan Chanyeol merasa si Baekhyun ini terlihat mengerikan. Yeoja ini terus saja Meracau dan merutukinya tanpa sebab.
"Brengseeeek! Pria bajingan kau!"
Oh, bagus. Semua orang kini menatapnya seolah Ia adalah seorang penculik kesiangan.
Dan, ah... ini lebih baiknya lagi, Demi Tuhan, Yeoja gila ini sangatlah berat! Dan kenapa sekarang Ia malah menjambaki rambutnya jugaaa?! Salah Chanyeol apaaa? Ini sakit!
"Yaaak!"
Chanyeol menjauhkan tubuh Baekhyun dari tubuhnya tanpa melepaskan pegangan karena gadis itu bisa saja jatuh, Chanyeol terengah sambil menatap Baekhyun dengan tatapan paling mematikan yang Ia punya.
Perlahan, Baekhyun pun membalas tatapannya dengan mata sipit yang setengah terbuka, khas orang mabuk.
Chanyeol terkejut, lebih dari tatapan orang yang tak sadarkan diri, Chanyeol sedikit merinding melihat mata tajam itu menatapnya dengan terluka, menatapnya seolah dia adalah orang yang paling menyakitinya di dunia ini.
Baekhyun menatap mata Chanyeol dengan dalam. Chanyeol yang merasa tak nyaman memilih menghindari tatapan Baekhyun dan menatap kearah lain, "Wa-wae?" Tanyanya gugup.
"Kau brengsek." Lagi, Baekhyun bergumam rendah. Gadis itu masih menumpukkan pandangannya pada namja dihadapannya. Chanyeol tersentak, terkejut karena sudah lama sekali Ia tidak di katai brengsek secara langsung seperti ini. Terakhir, yang Chanyeol ingat Ia menerima kosa kata itu dari anti fansnya, dan itu sudah hampir dua bulan yang lalu.
Chanyeol menyurengkan wajahnya, menatap Baekhyun dengan sebal, ketika Chanyeol hendak balik mencaci maki gadis hadapannya, Chanyeol kembali bungkam, karena gadis itu tiba-tiba terisak pelan.
"Ya-yaa..." Chanyeol menatap bingung Baekhyun yang mulai menangis.
Lambat laun tangisannya semakin keras, gadis itu melepaskan tangan Chanyeol dan berjongkok lalu menangis semakin menjadi-jadi. Chanyeol panik. Tentu saja, hey... Orang-orang melihatnya seolah dia adalah tersangka utama disini... padahal dia hanya kambing hitam yang tak berdosa.
Seseorang yang tidak tahu menahu masalahnya.
Chanyeol buru-buru ikut berjongkok, Ia mencoba menarik tangan gadis itu agar mau melihat wajahnya. Tapi Baekhyun tetap keukeuh menutupi wajahnya sambil menangis. Orang-orang makin banyak yang melirik kearah mereka, dan itu membuat Chanyeol geram. Tanpa banyak bicara, Chanyeol segera menarik paksa Baekhyun dan memaksanya berjalan ke tempat parkir. Tak perduli bagaimana orang-orang kini malah berbisik karena Baekhyun menangis dengan keras sambil berjalan.
"Huhhuhuhu hiks."
Chanyeol memasukkan Baekhyun ke kursi depan dengan sedikit kasar. Lalu diapun memasuki kursi kemudi.
Chanyeol melepas syal dan topi yang membuatnya jengah. Ia kemudian menatap Baekhyun yang masih menangis sesegukkan sambil menelungkupkan wajahnya ke depan.
Chanyeol menghela nafas. "Yak. Berhentilah menangis." Ujarnya dengan nada kelelahan. Namja itu kemudian mengambil sesuatu dari jok belakang, sebuah minuman isotonik kaleng lalu menyodorkannya pada Baekhyun. Tetapi gadis itu masih saja sibuk menangis, memaksa Chanyeol untuk menarik tangan mungil itu dan menaruh kaleng tersebut dalam genggamannya. Hal itu membuat Baekhyun berhenti menangis dan mengangkat wajahnya sesaat, memandang Chanyeol dengan mata merah yang sembab. Chanyeol merinding ngeri. Tapi kemudian dia berdehem dan berkata,
"Minumlah."
Baekhyun hanya diam sambil terus sesegukkan. Chanyeol pun mengambil kalengnya dan membukakan tutupnya, lalu Ia mengembalikan kaleng tersebut ke tangan Baekhyun.
Chanyeol menatap Baekhyun yang masih diam menatapnya. Chanyeol pun memperagakan cara minum, memberi kode agar Baekhyun meminum air ditangannya.
Akhirnya yeoja keras kepala itu menurut. Meminum dua kali tegukan kemudian menurunkan kalengnya lagi. Chanyeol hanya diam memperhatikan saat Baekhyun memilih menyandarkan kepalanya ke kaca pintu mobil.
Hingga beberapa menit kemudian akhirnya Baekhyun tertidur, mungkin karena kelelahan dan efek dari alkohol yang masih bereaksi. Chanyeol menghela nafas lega. Entahlah, karena apa. Yang pasti Chanyeol sendiri juga kaget kenapa Ia merasa hatinya begitu lega.
Apa karena Ia merasa berhasil menjalani tugasnya?
Oh, ya. Tentu saja.
Chanyeol mengendikkan bahu meski Ia masih bingung, sebelumnya Ia tidak suka peduli pada orang. Jadi mungkin perasaan lega ini menjadi terasa aneh dan asing baginya.
Chanyeol pun memilih menyalakan mesin mobilnya untuk mengantarkan manager barunya ini ke rumah Donghae lalu Ia sendiri pulang dan istirahat ke apartemennya.
"Memiliki manager perempuan memang sangat merepotkan."
Chanyeol pun melajukan mobilnya meninggalkan Namsan Tower. Kini Bersama Baekhyun disampingnya.
.
.
.
TBC/END?
XOXO
REVIEW PLEASE ~~~
140309