"Wishlist Game"

Pairings : ChanKai with LuMin ChenBaek FanXing TaoHun SuDo

Genre : Romance Humor Canon!

Rated : T

Warning : Tolong perhatikan pairing. Polar tidak mau ada yang protes dengan pairingnya. Semua pairing disini adalah crack jadi kalau tidak suka mending tidak usah di baca. Ini adalah Fic ChanKai tetapi dengan beberapa pairing yang lain.

..

..

Chanyeol mendrible bola di tangannya dengan serius. Tubuhnya bergerak kesana kemari dengan lincah solah tidak ada lagi esok hari. Dentuman yang tercipta antara lapangan dengan bola terdengar berkali-kali.

SLAP'

Chanyeol melompat dan menshoot bola ke dalam ring. Satu poin tercipta lagi. Seringaian di bibirnya tercipta dengan indah dan membuat seseorang yang berdiri di belakangnya berdecak kesal.

"Beri satu kesempatan untukku, hyung bodoh!" Teriaknya. Chanyeol berbalik dan tersenyum lebar. Kerling matanya tercipta saat melihat Jongin yang memasang tampang kesal.

"Asal kau mau menerima ajakan kencanku, Kai-ya."

Jongin melempari Chanyeol dengan botol minum kosong di sebelahnya. "Dalam mimpimu, hyung." Desis nya. Chanyeol tertawa. Jongin sudah bosan mendengar perkataan Chanyeol yang semacam itu. Berkali-kali hyung pepsodent itu mencoba untuk menggoda dirinya.

Sebenarnya, Jongin merasa risih dengan tingkah Chanyeol. Sudah cukup Chanyeol selalu berkoar-koar kepada semua orang bahwa Chanyeol menyukai dirinya. Kepada semua member, para fans, bahkan kepada para staf acara dan para coordi nuna. Benar-benar tidak waras.

Jongin berjalan meninggalkan lapangan dan membiarkan Chanyeol meneriaki dirinya. "Kai, aku akan memberikanmu satu poin jika kau mau kencan denganku malam ini!"

"Lupakan saja, hyung!" Dan Jongin terus melangkahkan kaki nya untuk kembali ke dorm mereka.

..

..

Chanyeol tahu bahwa Jongin itu bodoh. Atau dirinya lah yang bodoh. Memaksa menunjukkan perasaannya untuk Jongin yang tentu saja menganggap hal itu hanya lelucon belaka. Karena Chanyeol memang tidak serius saat mengatakannya.

Tapi toh Chanyeol tidak akan berhenti untuk menggoda Jongin karena ia suka melakukannya.

"Oi,"

Chanyeol menoleh dan tersenyum kecut saat mendapati siapa yang memanggilnya dari jauh. "Siapa yang kau panggil 'Oi'?"

"Tentu saja kau, Park Chanyeol. Ck,"

"Namaku Chanyeol, bukan 'Oi' dude."

"Terserah kau saja."

"Apa yang kau lakukan disini, Kris?" Tanya Chanyeol saat Kris mendudukkan dirinya di sebelah Chanyeol. Pemuda jangkung itu mengambil bola basket dari Chanyeol dan memainkannya. Ia tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan Chanyeol. "Memastikan kau tidak di tolak lagi."

"Siapa? Aku? Di tolak? Wow, kau bercanda?" Chanyeol berseru. Sebenarnya hanya untuk menanggapi sindiran Kris. Chanyeol meneguk air dari botol di sebelahnya dan menendang itu setelah habis. Kemudian ia menoleh kepada Kris lagi.

"Taruhan? Kau tidak akan mendapatkannya jika kau terus bersikap seperti itu." Kris berucap masih dengan bola yang berputar-putar di tangannya. Chanyeol tertawa lebar mendengarnya.

"Apa mau mu?" Chanyeol bertanya saat tawa dibibirnya lenyap.

Kali ini Kris menyeringai mendengar pertanyaan Chanyeol. Ia menghentikan gerakannya dan menaruh bola itu di sampingnya. "Membantu mu mendapatkan Kai."

Mata Chanyeol membulat lucu saat itu juga. Membantunya mendapatkan Kai? Yang benar saja!

"Oh yatuhan, ku kira kau habis terbentur sesuatu tadi! Kau tidak serius dengan perkataanmu, kan? Maksudku—Bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa aku juga harus membantumu mendapatkan Yixing ge? Pfftt—"

Bagus. Chanyeol benar-benar membuat Kris menatapnya nyalang saat ini. Chanyeol menyadari itu dan mengehentikannya sebelum ia mendapat bogem mentah dari Kris.

"Oke, baiklah. Aku tahu kau tidak akan melakukan ini tanpa mendapat keuntungan. Apa rencanamu?" Chanyeol akhirnya menggubris Kris dengan serius. Dan Kris memberitahukan rencana nya kepada Chanyeol dengan panjang lebar hingga meluncur kata 'Briliant' dari mulut Chanyeol dan kemudian pada akhirnya sore itu di tutup dengan Kris yang mengajak Chanyeol untuk duel satu lawan satu sampai larut malam.

..

..

Seminggu kemudian saat Joonmyeon kembali dari kantor SM, ia merebahkan tubuhnya pada sofa dorm. Jongin berjalan mendekati hyungnya itu dan memberinya segelas minum kemudian mendudukkan diri di sebelahnya, "Kau terlihat lelah sekali, hyung?"

Joonmyeon hanya tersenyum dan menghabiskan minumannya. Kemudian datang Sehun dan dua orang member yang mengikutinya dari belakang seperti anak ayam, Minseok dan Luhan yang juga ikut mendudukkan diri di sofa.

"Ada pemberitahuan apa dari CEO Sajang-nim?" Luhan bertanya. Tangannya merangkul pinggang Minseok dan meremasnya. Mata elang Sehun memperhatikannya dan sebuah bantal meluncur di tengah-tengah mereka. "Wow, wow, kenapa kau ini?" Luhan memprotes dan melempar balik bantal itu.

"Berhenti beradegan mesum, ge. Aku masih kecil." Ucap Sehun sarkastik. Luhan hanya tertawa mendengarnya. "Seseorang yang masih kecil tapi sangat suka menonton film dewasa di kamar bersama Jongin dan Taemin, ya?" Sindirnya.

Sehun menatapnya datar. "Aku hanya sedang belajar biologi."

Dan tawa tersembur dari Minseok yang terlihat begitu senang mendengar ucapan Sehun. "Diam, baby." Desis Luhan.

"Baiklah, panggil semua member." Potong Joonmyeon setelahnya.

Satu persatu member datang dan berkumpul menjadi satu di ruang tengah. Seperti biasa, Chanyeol akan merebut tempat siapapun yang berada di samping Jongin dan menggesernya agar dapat duduk di sebelahnya. Dan Jongin hanya akan memijit pelipisnya melihat kelakuan Chanyeol.

"Ada apa?" Kris membuka suaranya.

Seluruh perhatian para member kini tertuju kepada Joonmyeon. Tidak peduli pada Luhan yang terus-terusan menggoda Minseok ataupun Chanyeol yang berusaha mendekati Jongin.

"Desember. Seperti yang kalian tahu, natal sebentar lagi akan datang. Dan selama natal berlangsung, CEO memberikan kita—"

"—Libur panjang?!" Chanyeol memekik keras tepat di samping Jongin. "HYUUUUNG!" Protes Jongin yang merasa telinganya sakit. Chanyeol meminta maaf dan kemudian meniupnya pelan membuat para member menjulurkan lidahnya seolah ingin muntah.

"Tepat. Dua minggu adalah waktu kita. Cukup lama untuk beristirahat, benar?" Joonmyeon melanjutkan. Wajah para member sudah berkeling senang.

"Wow, aku bisa berhibernasi dengan tenang selama itu." Zitao berseru bangkit dengan semangat dan menepukkan tangannya.

"Tidak, Tao. Karena kita akan melakukan hal yang berbeda kali ini." Joonmyeon menyela dan membuat Zitao melemparkan dirinya kembali ke sofa.

"Memangnya kita akan melakukan apa?" Yixing bertanya. Sementara Luhan tidak memperhatikan sama sekali karena sibuk dengan leher Minseok.

"Desember identik dengan keajaiban. Ada seorang member yang tidak disebutkan namanya meminta sesuatu kepadaku dan aku sebagai seorang leader yang baik harus mengabulkan permintaannya. Karena ini Desember, ingat?"

Hening.

Para member terlihat bingung dengan kalimat Joonmyeon. "Member yang tidak di sebutkan namanya? Siapa?" Jongin menyela.

"Itu rahasia,"

"Tapi kau tidak bisa melakukan ini kepada kami!" Baekhyun yang sedari tadi tidak bersuara akhirnya mengeluarkan protesnya dengan berdiri dan menunjuk-nunjuk wajah Joonmyeon.

"Duduk, Baek." Balas Joonmyeon. Baekhyun pun duduk kembali dan hanya memutar bola matanya.

"Katakan saja apa yang akan kita lakukan, hyung." Kyungsoo mendesak. Dan Joonmyeon mengangguk.

"Baiklah, begini. Kita akan bermain game."

"Hanya game?" Zitao menyela.

"Wishlist game. Permainan dimana kita bisa meminta apapun kepada satu orang tanpa penolakan."

Mata para member membulat mendengarnya. "Wow, ini menarik. Kalau begitu aku pasti setuju!" Baekhyun berseru semangat.

"—Tapi hanya 6 orang yang bisa menjadi wishers dan 6 lain nya adalah granters." Jelas Joonmyeon yang membuat para member berseru tidak percaya.

"Setiap wisher berhak mengajukan sepuluh permohonan dan setiap granter wajib mengabulkannya. Jika ada satu saja list permohonan yang tidak bisa di kabulkan maka sang granter akan mendapat hukuman. Yaitu memasak selama satu bulan tanpa bantuan siapapun."

"Ha! Itu tidak adil!" Sehun memprotes.

"Itu sangat tidak masuk akal!" Luhan juga memprotes.

"Kurasa aku akan pulang ke China." Zitao bergumam—Yang bahkan seluruh member bisa mendengarnya.

"Game macam apa itu!" Baekhyun berdiri lagi dan menunjuk wajah Joonmyeon.

"Dasar plin-plan." Kris menengahi. Mencibir Baekhyun sesungguhnya.

Joonmyeon merilekskan tubuhnya karena telinganya terasa ngilu mendengar teriakan-teriakan para member nya yang sangat berisik.

"Oke, jadi tentukan pilihan kalian. Jika kalian tidak mau menjadi granters maka berusahalah untuk menang. Caranya dengan melakukan shooting ball ke dalam ring sebanyak-banyaknya dalam satu menit. Member yang mendapatkan enam poin teratas otomatis akan menjadi wishers. So, let's do it."

..

..

Jongin merasa semua ini di sengaja. Benar, permainan bodoh ini adalah settingan belaka. Karena bagaimana mungkin penentuan untuk menjadi wisher harus dengan cara memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam ring? Sudah tahu Jongin tidak pandai dalam hal ini. tapi apa daya dirinya memprotes pun tidak akan di dengar.

Disinilah dirinya. Berdiri sedikit membungkuk untuk mendrible bola dan bersiap untuk menshoot nya.

SLAP'

SLAP'

SLAP'

Nol.

Tiga kali shooting Jongin tidak menghasilkan sama sekali. Waktu nya sudah berjalan selama beberapa detik dan tinggal beberapa detik lagi. Semua member memperhatikannya dari samping lapangan. Baekhyun berdiri membawa semacam kertas yang di gulung dan menggunakannya sebagai pomp-pomp untuk meneriaki semua member yang akan bergiliran menshoot bola. Kali ini giliran Jongin dan dia berjanji akan membungkam mulut hyung nya itu dengan lakban setelah ia menyelesaikan semua ini.

Tangannya memantulkan bola beberapa kali dan ia bersiap untuk melakukan shoot lagi. tatapannya benar-benar fokus, Jongin melompat dan—

"... Kai-ya, Semangat!"

DAK'

Jongin tertawa miris saat melihat tembakan terakhirnya meleset mengenai tiang dan bola itu terlempar entah kemana.

Tubuh nya berbalik dan matanya menatap nyalang Chanyeol yang saat ini melihatnya dengan cengiran lebar.

Baiklah, Jongin. Terima kekalahanmu.

Para member berkumpul lagi di ruang tengah untuk melanjutkan penentuan game. Sementara Jongin hanya merebahkan tubuhnya pada sofa dan menutupi wajahnya dengan bantal karena tidak berminat sama sekali. Jongin menjadi seorang granter. Untuk apa ia mendengarkan?

"Oke, penentuan wishers dan granters sudah selesai. Sekarang saatnya para wishers untuk memilih granters nya. Kris, Luhan, Zitao, Chen, diriku sendiri, dan Chanyeol, di mulai dari Kris."Joonmyeon mengkomando dengan seringaian tipis di bibirnya. Oh yatuhan, ucapkan terimakasih kepada Chanyeol dan Kris karena membuat rencana ini.

Kris tersenyum dan memperhatikan para membernya satu persatu. Dia tertawa dalam hati saat melihat Luhan yang memperingati dirinya untuk tidak memilih Minseok. Tenang saja, Lu. Batinnya.

Para member yang menjadi granters sangat was-was dengan tatapan Kris. Dan akhirnya mata tajam itu berhenti tepat pada satu orang. "Im sorry, Yixing." Ucapnya menyeringai. Meskipun Yixing tidak menyadari itu.

Yixing hanya menghela napasnya pelan dan terdiam setelahnya. Welcome to the hell, Yixing.

Giliran Luhan yang menentukan pilihannya dan ia hanya berucap pelan, "Tentu saja, my baby Minseok." Ucapnya sambil mengelus pinggang ramping Minseok. "Baiklah, jangan macam-macam denganku, Lu-ge." Minseok mengancam dan hanya dibalas dengan tawa pelan Luhan.

"Zitao, pilihanmu?" Joonmyeon bertanya karena Zitao belum menentukan pilihannya. Dan Zitao, tanpa suara memilih Sehun dengan jari telunjuknya yang terangkat.

"Apa, aku?! Kau bercanda." Sehun mencibir. Sedangkan Zitao tertawa dalam hati. Mungkin rencananya untuk pulang ke China tidak akan tertunda. Ia akan membawa Sehun bersamanya. Remember? Zitao bisa meminta apapun kepada Sehun.

"Oke, Chen?" Joonmyeon bertanya lagi.

"Chen, have me Chen~~!" Baekhyun dengan tiba-tiba berteriak memeluk Chen dan membuat Chen tertawa. "Kau bahkan menawarkan dirimu sendiri?" Chen menggodanya.

Baekhyun mengangguk dan tersenyum lebar. Dan itu membuat Chen tidak tahan untuk tidak membalas pelukan Baekhyun. Semua member tertawa.

Giliran Joonmyeon untuk memilih. Matanya bergerak ke seluruh member dan berhenti pada Chanyeol. Ia tersenyum tipis dan membuka suaranya, "Kyungsoo, mau mengabulkan permintaanku?"

"Im yours now, hyung." Kyungsoo menjawab dengan pasrah. Dan saat ini adalah saat kemenangan bagi Joonmyeon.

Tidak. Jongin tidak mau mendengar apapun. meskipun sedari tadi ia memejamkan matanya, tapi Jongin masih terjaga. Ia benar-benar ingin menulikan telinganya sebelum—

"Kai-ya, bukan aku yang memilihmu. Tapi para member yang membuat kau menjadi granters ku. Aku tahu kita berjodoh, Kai."

Oh tuhan, jangan lagi. Jongin memejamkan matanya erat-erat.

..

..

Jongin menggelungkan tubuhnya pada selimut tebal saat merasa seseorang dengan paksa menyingkap tirai jendela kamarnya. Siapa yang berani mengganggu tidur seorang Kim Jongin?

Dan tidur Jongin benar-benar terganggu saat ia merasakan ada seseorang yang bergerak disampingnya. "YA! Apa yang kau lakukan disini, hyung?!" Jongin berteriak kencang ketika melihat tubuh Chanyeol dengan polosnya berbaring di sebelah Jongin. "Chanyeol hyung, bangun!" Jongin mengguncang tubuh Chanyeol keras karena Chanyeol tidak mau membuka matanya.

Lihatlah bagaimana hyung bodohnya itu dengan leluasa merangkul pinggang milik Jongin dan mencoba untuk mencari posisi yang paling nyaman. "HYUUUUUUUNG!"

"Ya, aish! Berhenti berteriak, Kim Jongin." Chanyeol bangkit dari tidurnya dan mengusap telinganya yang terasa berdengung. Jongin mencibir dan menendang tubuh Chanyeol menjauh dari tempat tidurnya.

"Cepat keluar, hyung. Kau mengganggu tidurku." Jongin memerintah. Sementara Chanyeol bertahan pada posisinya dan tersenyum tipis saat melihat Jongin yang baru terbangun dari tidurnya. Uh, manis sekali.

"Tidak. Kau harus bangun sekarang. Kau harus memenuhi permintaanku selama dua minggu ini. Jangan lupakan itu, Kai-ya." Chanyeol berucap dan membuat Jongin memejamkan matanya karena kalimat Chanyeol sudah seperti mantra untuk membunuhnya. Bunuh saja dirinya sekarang.

Jongin menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal sebelum berteriak, "Baiklah, baiklaaah... Aku akan bangun. Tunggu aku dibawah 30 menit lagi."

Chanyeol tersenyum lebar melihat tingkah Jongin yang sangat menggemaskan. Tolong bantu Chanyeol untuk menahan hasratnya agar tidak mencium bibir Jongin saat itu juga.

"Oke, bersiaplah untuk permohonan pertamaku, Kai-ya. Ini akan menyenangkan." Dan setelah itu tubuh Chanyeol menghilang di balik pintu.

"Ya tuhan..." Desah Jongin di balik selimutnya.

TBC

A/N : Halo,Polar bawa FF aneh lagi. Lagi suka nulis yg setting nya canon nih. Terus lagi kecanduan sama ChanKai juga semenjak Showtime episode 3 khukhu. Mereka manis sekali. Dan polar disini akan ikut berjuang bersama para author yang sedang berusaha meramaikan ChanKai di screenplays. wohoo... Tapi Polar akan tetep nulis HunKai kok, tenang aja. Dan mungkin beberapa pair lain. Oke, terakhir silahkan tinggalkan review. Remember, reviews is the best appreciation for authors.