Na Maemeul Bol Su

OoOoO

.

.

.

Main Cast : Hunhan and KaiLu

Slight Cast : Baekhyun, Kyungsoo, Kris, Tao, Lay, and others

Rating : T+

Warn : This content is yaoi, it means boy x boy. If you dislike the cast or yaoi, you will better click button [x]

Happy Reading ;D

.

.

.

Tetesan-tetesan air itu jatuh menuruni pipi halus seorang namja cantik yang meringkuk di kasurnya. Suara isakan juga keluar dari mulutnya.

"Hiks...hiks...hiks"

"Sehunnie...kenapa kau menyakitiku... hikss... hiks"

"Kau menyebalkan...Kau jadian dengan Daeun...hikss"

Tok Tok Tok

Saat sedang menangisi sahabat dekatnya, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar menyapa gendang telinganya.

Luhan yang masih menangis berusaha meredam tangis dan suara isakannya. Ia buru-buru mengelap wajahnya. Kemudian membuka pintu.

DEG

"Se-sehunnie"

Luhan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namja yang seharian ditangisinya berada didepan matanya sekarang.

SRET

Namja mungil itu tersentak karena Sehun tiba-tiba memeluknya. Tangan Sehun mendekapnya sangat erat, membuatnya sulit bernafas. Pipi Luhan merona manis. Dadanya berdebar-debar keras. Ia tidak tahu rasanya akan menyenangkan seperti ini dipelukan seseorang.

"Enggh, Sehunnie...Sesakh"

Sehun segera melonggarkan pelukannya. Namun tangannya masih melingkari punggung Luhan.

"Mian"

"Sehunnie, kau bau alkohol"

Tangan Luhan menjauhkan dada Sehun berusaha lepas dari pelukannya. Namun Sehun tidak mau melepaskan pelukan itu.

"Jeongmal?"

Luhan mengangguk. Ia menatap namja berpenampilan kacau itu dengan pandangan sedih.

"Kenapa Sehunnie mabuk?Aku tidak suka kalau Sehunnie seperti ini."

Sehun menatap paras Luhan dengan pandangan sendu.

SRET

"Sehunnie, kau kenapammphh—"

Luhan membelalakan matanya saat bibir Sehun menekan belahan bibirnya dengan lembut. Awalnya hanya sekadar menempelkan bibir, namun ingatan Sehun kembali saat melihat Luhan dan Kai (seperti) berciuman didekat parkiran. Dengan gejolak emosi yang menumpuk itu, ia mulai melumat bibir atas dan bawah Luhan secara bergantian dengan liar.

Bibir Sehun menghisap belahan bibir Luhan amat dalam membuat Luhan tanpa sadar melenguh. Kesempatan ini tidak disia-siakan Sehun. Lidahnya merangsek masuk kedalam mulut Luhan dan bertemu dengan lidah Luhan dan segera membelitnya.

Tangan Luhan meremas bagian baju Sehun dibagian dada. Sebenarnya Luhan benar-benar bingung dengan sikap sahabatnya ini. Datang-datang langsung mencium bibirnya. Kenapa namja bermata tajam ini menciumnya setelah tadi sore berciuman dengan Daeun?

Seumur-umur baru kali ini Sehun menciumnya sampai seperti ini. Sehun memang sering menciumnya tapi biasanya hanya kecupan di pipi, kening. Kemudian baru kemarin saat di toilet Sehun menciumnya dibibir. Dan hari ini dia mendapat lebih dari kecupan.

.

.

.

.

Namja berkulit eksotis itu tersenyum setelah mengirimi kekasihnya sebuah pesan. Malam ini dia akan mengunjungi kekasihnya di apartemennya. Dia memandang novel yang diinginkan Luhan yang baru dibelinya.

Bibir seksinya bersiul-siul kecil setelah memasukan kunci mobil dan memutarnya. Ia segera menarik pedal gas dan meluncur ke jalan raya.

Ia turun dari mobilnya. Kemudian melangkah dengan ringan ke dalam lift yang akan menghubungkan dirinya ke tempat terkasih. Senyuman cerah dan terkadang diselingi kekehan kecil membuat orang lain yang memandangnya, mungkin menganggapnya gila.

Ah siapa peduli, dia hanya terlalu senang memikirkan hal-hal menyenangkan yang akan dilaluinya bersama namja imutnya malam ini.

Pikirannya sedikit buyar saat melihat pemandangan 10 meter didepannya. Matanya sedikit memicing saat menatap dua orang namja yang berciuman dengan panas.

Tunggu, bukankah salah satu dari namja itu adalah kekasihnya.

Tapi tidak-tidak. tidak mungkin Luhan bermain serong dibelakangnya kan?

Hatinya gelisah menatap keduanya. Namun ia berusaha berpikir positif. Ia menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin itu hanya halusinasinya saja.

Namun semakin mendekat, ia merasa keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Dan tidak salah lagi.

Itu memang LUHAN-nya. Namja yang sedang berciuman itu memang pujaan hatinya. Hatinya berdenyut sakit memandang kedua insan itu.

Novel yang sedari tadi dipegangnya kemudian jatuh begitu saja. Ia shock. Luhan-nya. Berciuman dengan. Sehun.

.

.

.

Dengan secepat kilat, Kai segera berlari menuju pasangan yang sedang berpagutan itu.

SRET

Kai menarik bahu Sehun dan...

BUGH!

Dengan secepat kilat, namja berkulit tan itu menyarangkan tinjunya pada rahang Sehun. Namja berkulit pucat itu sedikit terhuyung ke belakang. Kai segera menghantam wajah Sehun. Sehun yang belum siap dengan serangan Kai terhuyung sedikit ke belakang. Kai akan meninju perut Sehun namun Sehun segera menangkisnya.

"Kai Sehun hentikan!"

Luhan berteriak histeris. Ia segera mendekati keduanya, dan berusaha melerai perkelahian keduanya.

Kekasih Kai itu menjauhkan Kai dari namja berkulit pucat itu. Ia segera memegang lengan Kai agar tidak menyerang Sehun lagi.

"Brengsek kau. Fuck! Apa yang kau lakukan dengan kekasihku haah!"

Kai berusaha melepaskan pelukan Luhan pada lengannya dan ingin memukul Sehun lagi.

"Haha, aku mencium Luhan, sialan. Waeyo?" ucap Sehun. Seringai tajam terlukis pada bibirnya.

"Fuck you. Dimana pikiranmu, bangsat?"

Dengan emosi yang masih memuncak, ia menatap penuh amarah pada Sehun.

Namja cantik itu masih berusaha memegang Kai dengan sekuat tenaga saat Kai akan menghajar Sehun kembali..

"Sehunnie, pulanglah. Aku mohon," kata Luhan memelas. Ia sedikit berkaca-kaca saat menatap Sehun.

Sehun menatap namja yang sedang memegangi lengan Kai dengan kepayahan itu dengan perasaan bersalah. Tangannya mengepal erat. Tanpa berkata-kata lagi, namja tampan itu berbalik dan meninggalkan Luhan dengan Kai.

.

.

.

"K-kai," Luhan tidak berani menatap namja berstatus semenya.

"Jelaskan padaku apa yang baru saja terjadi,"ucap Kai dingin. Baru kali ini, Kai berkata dengan nada sedingin itu pada Luhan. Membuat Luhan menciut, jujur saja.

Luhan memegang pinggiran sofa yang didudukinya dengan ketakutan.

"Tadi itu sebuah kesalahpahaman," ucap Luhan dengan nada bergetar.

Tatapan tajam diterima Luhan saat Luhan berusaha menjelaskan apa yang terjadi.

"T-tadi Sehun mabuk jadi tanpa sadar ia menciumku."

Hembusan nafas berat keluar dari hidung Kai.

"Wae? Kenapa dia menciummu? Kenapa bukan kekasihnya yang ia cium?"

Tangan Kai mengepal dengan erat saat kalimat itu terlontar dari mulutnya.

"Aku... Tidak tahu..."

BRAKK

Ia menghantam meja berlapis kaca itu dengan kuat, membuat Luhan tersentak di tempatnya.

"K-kai?"

"Ingat mulai sekarang kau adalah milikku. You're mine."

Namja itu menatap luhan dengan amarah. Ia menarik lengan Luhan dan membenturkan bibirnya pada bibir Luhan dengan keras.

"Mmmph, kaimmphh"

.

.

.

Keesokan harinya, di apartemen Luhan.

Luhan terbangun dengan beralaskan dada bidang namja berkulit tanned itu. Ia merasa kelopak matanya susah dibuka. Namja berkulit putih itu menatap nanar pada namja bertelanjang dada yang terbaring di kasurnya. Ia tidak menyangka kekasihnya itu tega melakukan hal bejat itu pada dirinya.

Memaksa Luhan untuk memanjakan miliknya.

Namja bermata indah itu ingat bahwa ia sebenarnya juga dipaksa untuk bercinta dengan Kai, namun Luhan terus menangis sehingga Kai merasa tidak tega pada dirinya sehingga ia hanya memaksa Luhan memanjakan bagian bawahnya.

Lenguhan disampingnya menyadarkannya dari peristiwa mengerikan semalam.

"Chagi,"

Kai menarik tangan kurus Luhan dan membaringkan Luhan di dadanya. Namja mungil itu merasa ketakutan, ingin menolak namun sebisa mungkin ia tidak ingin membuat Kai marah supaya Kai tidak memaksanya melakukan hal tidak pantas lagi seperti semalam.

.

.

.

.

.

"Oy, Sehun!" seruan itu datang dibalik punggung Sehun. Sehun menoleh kebelakang dan menemukan Lay yang membaca buku entah itu komik atau apa, lalu Kris sedang bersandar ditembok dekat tangga dengan Tao yang terlihat memegang tangan Kris posesif.

Setelah Sehun mendekat, ia bertanya dengan tampang datar. "Jadi ini kekasih barumu Kris?"

"Hm, yah. Seperti yang aku bilang, aku merasa iri melihat Lay dan pacarnya bermesraan. Jadi kupikir tidak ada salahnya aku mencari seorang kekasih." Ia bersmirk tampan sebelum mengecup bibir Tao dengan mesra. Sehun tidak berkomentar. Lay menggeleng-geleng dengan tingkah Kris.

"Mana kekasihmu Hun?"Kali ini Lay yang bertanya pada Sehun.

"Aku sudah putus dengannya."

"Mwo? Bukankah kau baru 2 hari yang lalu berpacaran dengannya?"

Dalam hati Sehun kagum dengan keakuratan hari yang diucapkan sahabatnya ini.

"Ne. Setidaknya ini lebih baik."

Kris yang habis berciuman dengan Tao menghadap mereka dan berseru,"Aku juga setuju kau putus dengannya. Lebih baik kau berpacaran dengan Luhan. Ur buddies very sexy you know."

"Hey, kau membuat kekasihmu marah, stupid moron," kali ini Sehun yang berkata. Lay tertawa melihat wajah panik Kris yang berusaha merayu Tao kembali.

"Ah, Tao baby aku hanya bercanda baby. Tentu kau yang terbaik sayang."

Tiba-tiba dua pasang namja yang saat ini berjalan dikejauhan menyita perhatian Sehun. Terutama namja berkulit putih yang nampak imut dengan kardigan merah yang menutupi baju sekolahnya.

Luhan.

Sehun walaupun namja jangkung itu mabuk tapi ia masih bisa mengingat dengan cukup jelas kejadian tadi malam dimana ia mencium Luhan dan berakhir dengan tonjokan diwajahnya oleh kekasih Luhan, Kai.

Luhan menatapnya dengan sembunyi-sembunyi dan Kai namja itu jelas-jelas memandang Sehun dengan sengit. Tangan Kai menggenggam tangan Luhan dengan lebih erat. Seolah-olah memberikan penegasan pada namja bersurai blonde itu untuk menjauhi miliknya. Sehun berdecih melihatnya.

Namun, kedua pasangan namja itu ternyata hanya berjalan menuju tangga dan melewati Sehun dan Lay. Kris dan Tao? mereka kembali making out tanpa kenal tempat.

.

.

.

.

Sudah 2 hari Luhan putus kontak dengan Sehun semenjak kejadian Sehun menciumnya dan terpergok oleh Kai, apalagi kabar putusnya hubungan Sehun yang belum genap satu minggu menghebohkan warga XoXo High School.

Semenjak itu Kai menukar ponselnya dengan ponsel Luhan, jadi Kai bisa memantau kalau-kalau Sehun menghubungi Luhan terlebih dahulu.

Namun Luhan tidak tahu kabar Sehun putus dengan Daeun, karena Kai memperingati Baekhyun cs untuk tidak membicarakan hal itu dengan Luhan.

Sebenarnya Luhan tahu bahkan hafal nomor ponsel Sehun, namun ia masih berusaha mengerti perasaannya yang semakin hari semakin aneh kepada sahabatnya itu.

Ia merasa rindu pada wajah datar Sehun, kata-kata singkat yang sering dilontarkan Sehun, senyuman Sehun, dan semuanya tentang namja berkulit putih itu.

Ia merasa cemburu dan terkadang menangis jika melihat Sehun berduaan dengan Daeun. Luhan bingung, Apakah benar ia mencintai Sehun atau ia hanya merasa kehilangan Sehun sebagai sahabatnya?

Sedangkan perasaan Luhan untuk Kai semakin lama semakin terasa hambar, dan hampa. Padahal Kai begitu baik dan terlihat jelas mencintainya. Mungkin untuk satu malam itu saja Kai bersikap mengerikan padanya namun satu malam itu justru membuatnya mati rasa pada kekasihnya.

"Luhannie, lihat Kai memasukkan bolanya ke ring. Woow, he is very cool!" Baekhyun ikut bersorak seperti penonton lainnya dalam gedung basket indoor ini. Hal ini sukses memecahkan pikiran Luhan dari bayang-bayang Sehun.

Luhan dapat melihat Kai yang menatapnya, memberikan kedipan mata, dan menyeringai kepadanya. Hal itu sukses membuat para yeoja disini berteriak-teriak, seksi sekali begitulah isi pikiran kotor mereka.

Melihat wajah Kai hanya membuat dirinya mengingat kejadian tak mengenakkan tadi malam. Hatinya yang dahulu memuja Kai justru sekarang menjadi padam. Hilang tak berbekas.

Baekhyun menyenggol lengan Luhan. "Kai menggodamu Lu. Haha, bersiaplah dihajar namjachingumu nanti diranjang. Wkwkw" Namja bereyeliner itu tertawa terbahak-bahak.

Luhan menatap bingung pada Baekhyun. Oh, ayolah Baekhyun Luhan itu masih polos dan dia tidak mengerti dengan gurauan sahabat centilnya itu.

"Eh, jadi kau belum melakukan sex dengan Kai?" Baekhyun tersadar setelah menatap wajah bingung Luhan.

Hampir, batin Luhan.

"Anni. Aku tidak pernah melakukan itu dengan Kai. Memangnya Baekhyunnie sudah melakukan itu dengan Chanyeolie?"

Baekhyun menganggukan kepalanya dan menyibakkan rambutnya kebelakang. "Tentu saja Luhan sayang. Bahkan kami sudah melakukan itu berkali-kali. Berapa kali ya kami melakukannya? 1 2 3 –akh"

"Dasar mesum. Jangan membicarakan hal itu dengan Luhan. Kau bisa mengotori pikirannya Baekhyun".

"Ishh sakit Kyung. Kau ini seperti tidak pernah melakukan saja dengan Suho Hyung," Baekhyun berkata dengan mempoutkan bibirnya.

"Yak! Setidaknya aku tidak pernah memamerkannya pada orang polos, Bacoon,"bela Kyungsoo tidak mau kalah.

"Tapi kau juga sudah melakukannya kan, mata burung!"Ejek Baekhyun.

"Sudah sudah jangan bertengkar lagi." Lerai Luhan ditengah-tengah mereka.

Kyungsoo melengos, sedangkan Baekhyun mengangkat bahu."Oh, aku tidak melihat Sehun bermain basket. Kemana dia?"

"Mollayo," Luhan menatap namja-namja yang bermain dilapangan, namun memang tidak ada sosok Sehun, sang captain basket.

"Ah, Padahal aku ingin melihat dia bermain basket. Kukira Sehun jadian dengan kau, Lu melihat kedekatan kalian. Tapi ternyata dia bersama yeoja lain. Tapi mereka— ahmm," ujar Kyungsoo menutup mulutnya hampir keceplosan tentang kabar putusnya Sehun dan Daeun.

Baekhyun memelototinya dengan tajam. Dasar mulut besar, ucap Baekhyun tanpa suara. Sedangkan Kyungsoo tersenyum miris saat kakinya diinjak sahabatnya.

Luhan termangu mendengar ocehan sahabatnya itu. Sepertinya terlalu asyik dengan pikirannya sehingga tidak mengetahui Baekhyun dan Kyungsoo yang saling bercekcok disebelahnya.

"Mana mungkin, Sehun hanya menganggapku sebagai sahabatnya." Senyum Luhan walaupun hatinya teriris-iris menyakitkan.

Baekhyun mengusap punggung Luhan perlahan. "Hey, apakah kau mencintai Sehun?"

Namja imut itu tersentak kaget. Apa maksudnya dengan pertanyaan Baekhyun itu.

"A-aku . . . aku tidak tahu Baekhyunnie."

Sebenarnya Baekhyun tahu perasaan chingunya satu ini. Hanya saja Luhan memang tidak peka, dan terlalu polos. Dan Kai sejujurnya memang pacar pertama Luhan walaupun dari dulu banyak yang menyukainya.

Ah, ia sungguh merasa sedikit gemas dengan Luhan, namun sebagai sahabat ia tidak mau terlalu mencampuri urusan percintaan sahabatnya. Biarlah Luhan yang berhak memilih siapa yang tinggal disisinya.

Ia tahu persis siapa sebenarnya yang berada dihati Luhan.

"Jujurlah pada perasaanmu Lu. Sebelum nanti kau menyesal," ucap Baekhyun dengan sedikit tepukan pada bahu Luhan.

.

.

.

.

Pelajaran akan berlangsung 15 menit lagi. Luhan berjalan menuju lokernya untuk mengambil buku yang ia letakkan disana. Namja imut itu membuka lokernya dan mendapati memo yang terdapat didalamnya.

Datang keatap sekarang,

Sehun.

Luhan terbelalak melihatnya. Hatinya berdesir, menghangat. Darah dari tubuhnya seolah-olah terpompa menuju pipinya hingga ia bisa merasakan pipinya terasa panas dibawah pori-pori wajahnya.

.

.

Sehun mengerjapkan matanya beberapa kali saat buku yang menutupi wajahnya diambil sehingga cahaya matahari langsung menyentuh permukaan wajahnya, terasa silau dimanik matanya.

Wajah khas bangun tidur itu membuat Luhan sedikit kaget. Jadi sudah berapa lama Sehun menunggunya disini hingga namja bermarga Oh itu tertidur?

"Mian, aku tidak tahu Sehunnie tidur. Sehunnie lebih baik tidur lagi saja."

Saat Luhan akan melangkah pergi, tangan kekar Sehun menahannya. "Jangan pergi."

Sentuhan tangan Sehun dipergelangan tangannya terasa seperti ada percikan listrik didalamnya. Menyengat hingga kedalam dadanya.

Tanpa sadar wajah Luhan memerah. Suara berat itu membuatnya merinding.

Sehun sudah berada didepannya. Ia terlihat sangat tampan seperti biasanya. Wangi mint khas parfum Sehun menggelitik indera penciumannya. Ini seperti mimpi, bertemu dengan orang yang begitu Luhan rindukan.

"Kau...kenapa tidak menghubungiku?"

Luhan memandang sepatu converse Sehun guna menghindari tatapan tajam Sehun yang seolah-olah bisa melihat sampai kedalam hatinya.

"Aku sibuk. Mian tidak mengabarimu."

"Apa sepatu lebih menarik dibandingkan wajahku?"

Luhan menggigit bibir bawahnya sekilas. Ia menaikkan tatapan matanya perlahan-lahan. Ia bisa melihat seragam khas XoXo High School yang berwarna hitam, seragamnya yang terlihat pas dilekukan badan atletis Sehun, dagu runcing Sehun, dan mata tajam yang memandangnya lembut.

"Apa karena ciuman waktu itu sehingga kau menghindariku?"

Namja imut itu meremas tangannya. Ia kelu untuk menjawab.

Sehun mengenggam tangan Luhan yang saling berpegangan dan ia mendekatkan keningnya dengan kening Luhan. "Mian, jika aku terlalu memaksa saat itu."

Luhan membasahi bibirnya yang terasa kering mendadak."Anni. Itu bukan salah Sehun."

Jeda beberapa saat. "Begitukah?"tanya Sehun. Tatapan tajamnya mengarah pada bibir sedikit basah Luhan.

"Sehun bukankah kau sudah punya kekasih. Tapi kenapa kau menciumku?"tanya Luhan setelah menemukan suaranya. Deru nafasnya dan Sehun saling bertubrukan karena kedekatan jarak diantara mereka.

"Aku sudah putus dengannya."

"Jeongmall? Waeyo?"

Manik Luhan membelalak mendengar kabar ini. Antara kaget dan tidak percaya mendengar kabar putusnya Sehun dan Daeun. Ia refleks melepas keningnya dan kening Sehun yang saling menempel.

"Ne, apa kau tidak tahu?" Manik Sehun menatap tepat manik Luhan.

Luhan merasa berdebar-debar sendiri. Iya merasa jahat karena ia senang bukan main mendengar kabar ini. Namun tidak dipungkiri, ia merasa begitu bahagia sekaligus lega mendengar kabar putusnya Sehun dengan pacarnya. Ia sampai melupakan Sehun yang belum menjawab pertanyaan nomor duanya.

"Sepulang sekolah nanti aku yang mengantarmu pulang." Itu perintah dari namja yang dirindukannya. Namja itu mendekatkan kepalanya mendekati bibir Luhan. Luhan sampai menahan nafasnya.

"Mulai sekarang hubungi aku lagi."

Namja penyuka bubble tea itu membelalak saat Sehun mencium sudut bibirnya. Bekasnya masih terasa hangat, seperti itu pula rasa didadanya. So warm. . .

.

.

.

.

.

TBC

Terimakasiiih bagi yg sudahh mmbaca ff gaje ini chingudeeuull .. Jadii end smpe dsnii ajaa apa terusinn. Thankss smuanya, Loveeya somuchh :*