Pregnant
Disclamer : Durarara! © Narita Ryohgo-sama, story milik saya XD
Pair : ShizuoxIzaya
Warning : Misstypo, aneh, OOCness, M-Preg, abal dll
Summary : Izaya ngidam adalah saat terburuk bagi Shizuo
A/N : Haloo saya update fic ini, silahkan membaca :D
Tertarik? Mohon Review :D
Tidak Tertarik? Klik tombol 'back'
Tertarik tapi nggak mau review? Silahkan Fav atau nggak Follow XD *maksa banget*
Tidak Tertarik tapi mau review? Ampun jangan Flame DX
Enjoy Reading :D
Trimeter 1 (1-12 minggu)
Pagi yang cukup bising dikamar mandi. Sudah hampir tigapuluh menit sang tokoh utama belum juga keluar dari sana. Tidak-tidak ini bukan adegan iya-iya yang sering muncul jika mendengar kata kamar mandi. Ini benar-benar jauh dari persepsi itu. Si pemuda berambut hitam –tokoh utama- berdiri lemah di wastafel. Tampak dari cermin kamar mandi wajahnya sangat pucat, tangan rampingnya memegang perut.
"Hooek_ukh...hoek."
"Kau sudah baikan?" seseorang masuk kedalam kamar mandi dengan secangkir minuman yang mengepul.
"Entah Shiz_hoek_kh." Tubuh ramping itu semakin lemas saja.
Si pirang berjalan mendekatinya."Ini, teh hangat, cepat minumlah." Disodorkannya cangkir itu dan diterima dengan tangan bergetar dari pemuda didepannya.
Satu tegukan minuman itu membuat perutnya yang luarbiasa mual menjadi menghangat. Benar-benar tepat sasaran."Arigatou Shizu-chan." Ucapnya lemah.
"Haaa sepertinya aku harus mengajukan libur untuk beberapa hari kalau kau masih seperti ini." Si pirang melenggang keluar kamar mandi.
"Kau bekerja saja Shizu-chan, aku baik-baik saja." Si raven mengikutinya dari belakang dengan langkah pelan.
Shizuo sang ehem suami ehem berhenti berjalan dia berbalik badan dan menatap sang ehem istri ehem."Dan meninggalkanmu dengan kondisi seperti ini?" Izaya terdiam, ada apa dengan Shizu-channya, tumben sekali dia sangat perhatian dengannya."Habiskan sarapanmu kutu." Izaya mengangguk.
.
.
.
"Jangan mengaduk-aduk makanan, oi kutu!" bentak Shizuo yang jengah melihat Izaya menatap makanannya bosan dan mengaduk-aduknya tak jelas.
"Shizu-chan~" nada bicara Izaya terdengar manja.
"Hm." Sahut si calon ayah tanpa memperhatikan.
"Shizu-chan, kau mau melakukan sesuatu untukku?"
Shizuo melipat korannya, ditatapnya Izaya dengan pandangan heran. Wajah Izaya terlihat ragu."Cepat katakan kutu."
"Emm, anu sebelumnya ini bukan murni keinginanku." Izaya menggaruk tengkuknya.
"Lalu?" Shizuo makin terheran saja.
Izaya memandang Shizuo sebentar dan kemudian menunduk tangannya mengelus perut rampingnya."I-ini keinginannya." Dalam hidup Izaya belum pernah merasakan kegugupan sseperti ini saat berhadapan dengan Shizuo.
"Apa yang dia mau." Shizuo mencoba memakluminya, Shinra pernah memberitahunya akan keanehan-keanehan yang terjadi saat fase kehamilan.
"Emmm, dia mau...tapi jangan marah ya." Shizuo menghela nafas dan mengangguk.
Izaya yang tak kunjung berbicara membuat si pirang mulai hilang kesabaran."Cepat katakan saja!"
"Di-dia mau kau menjilat itu." Telunjuk Izaya menunjuk belakang Shizuo. Reflek si ex-bartender menoleh.
Shizuo semakin bingung, yang dia lihat hanya peralatan mencuci piring dan beberapa piring kotor."Apa?"
"Itu yang hijau itu." Shizuo menoleh lagi, hijau? Hanya ada cairan hijau tak layak makan disana.
"Tidak!" sanggah sang ayah cepat. Gila saja itu s*nl*ght masa Shizuo harus menjilatnya.
"Harus mau Shizu-chan demi dia!" Izaya berdiri dan menunjuk perutnya. Mood swing Izaya sepertinya kambuh.
"Tidak! Kau ingin membunuhku huh!"
"Kau tak akan mati hanya karena itu Shizu-chan, lagian kau kan bukan manusia." Kata-kata Izaya sangatlah menohok. Shizuo mengalihkan pandangannya seolah tak peduli dengan tatapan cemberut Izaya.
"Baby, papamu tak peduli denganmu." Izaya memasang raut sedih."Aku akan mencarikan papa yang lebih peduli padamu." Diusapnya perut datar itu dan berlalu pergi.
"Oi kutu! Mau kemana kau!" Shizuo beranjak dari duduknya, mengejar Izaya yang sudah berada didepan pintu apartemen mewah milik Izaya.
"Mencari papa baru." Bibirnya manyun, kedua tangannya berkacak pinggang.
Shizuo menghela nafas berat."Jangan melakukan hal bodoh flea."_jeda Shizuo tampak berfikir."Baiklah aku akan menuruti permintaanmu."
"Hontou?" wajah Izaya nampak berseri, Shizuo mengangguk enggan.
Pasangan itu kembali ke dapur. Langkah ringan Izaya diiringi langkah gontai Shizuo. Hei wajar saja kan Shizuo nampak enggan. Acara ngidam Izaya sangatlah absurd dan parahnya lagi ini acara ngidam yang pertama. Dan kata Shinra fase ngidam itu tidak Cuma sekali dua kali. Oh god kuatkan Shizuo untuk menerima cobaan di trimeter pertama kehamilan si informan.
"Hora!" tanpa sadar Shizuo sudah berada didepan bak cuci piring dan Izaya dengan senyum sumringah menyodorkan sebotol produk sabun pencuci piring berwarna hijau.
Keraguan Shizuo kembali. Dia tak mau menjilat cairan hijau tak layak makan itu! Tapi ini demi anak yang ada diperut Izaya."Aku menunggu Shizu-chan." Suara cempreng Izaya membuyarkan lamunan Shizuo.
"Kemarikan." Shizuo merebut botol itu. Diteteskannya sedikit si sabun ke telapak tangannya. Matanya melirik kearah Izaya."Jika terjadi apa-apa denganku kau harus menanggung semuanya kutu."
"Aku akan siap menjadi janda satu anak dan akan menikah dengan Dotachin."
"Sialan kau!"
Shizuo mendekatkan telapak tangannya. Lidahnya terjulur secara perlahan. Sedikit lagi lidahnya akan mengecap rasa apa yang dihasilkan sabun cuci piring itu.
"Shizu-chan kau lama, aku tidak sabar menunggunya!" dengan seenak jidat Izaya mendorong tangan Shizuo dan bisa kita tau apa yang terjadi. Telapak tangan mengenai tepat dibibir dan lidah Shizuo yang terjulur.
Pahit
Rasa sabun
Aroma jeruk nipis
Dan sedikit sensasi mint
Tidak buruk juga /plak
"Shizu-chan, aku mau ootoro." Izaya sama sekali tak peduli dengan keadaan Shizuo yang sedang gencar-gencarnya membasuh mulutnya dengan air kran.
"..." tak ada jawaban.
"Shizu-chan kau dengar aku tidak sih!"
"Urusai!" bentak Shizuo.
"Shizu-chan hidoi na!" Izaya berlari keluar apartemen dengan dramatis tak lupa dia membawa jaket bulunya.
Blam
Semua terjadi bergitu cepat.
"AAAArrrgh! Sialan kau Shinra!" raung Shizuo setelah tersadar dari adegan dramatis Izaya.
.
.
.
Disisi lain, Izaya berjalan dipinggir trotoar. Shinjuku nampak sudah lenggang dari pejalan kaki. Orang-orang kantor sudah berangkat dua jam yang lalu, begitu pula dengan anak-anak sekolah. Tak terlalu terik dan juga tak terlalu dingin benar-benar suasana yang ideal.
Tapi suasana yang sangat tak ideal bagi kokoro Izaya. Dia sangat kesal dengan Shizuo. Tanpa alasan yang jelas si mahkluk pirang itu membentaknya. Izaya benar-benar kesal!
Masa bodohlah dengan Shizuo, dia mau ke tempat Simon dan memesan beberapa ootoro untuk perutnya.
.
.
.
"Yo, Izaya mau makan sushi?" si pria Rusia menghadangnya. Izaya mengangguk sambil tersenyum."Silahkan! Nikmati sushi enak."
Tanpa menunggu lama Izaya segera menjejakkan kakinya masuk kedalam restoran itu. Tak terlalu ramai mengingat ini masih jam sibuk. Pemuda berjaket bulu itu berjalan menuju counter dan memesan ootoro. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri mencari tempat yang pas untuk memakan makanan favoritnya.
"Izaiza." Izaya menoleh kearah sumber suara, tanpa perlu menerka Izaya sudah tak siapa si pemilik suara nyaring itu."Kochi! kochi!" si gadis serba hitam itu melambai kearahnya. Izaya menurut saja, toh banyak teman lebih baik daripada makan sendirian.
"Orihara-san silahkan duduk disini." Si rambut pirang, patner si Erika –gadis yang memanggilnya kemari- menggeser duduknya memberi tempat untuk Izaya duduk.
"Arigatou, Walker-kun." Tanpa ragu Izaya duduk diantara mereka.
"Ne, dimana Shizu-chan?" tanya Erika membuka percakapan.
"Tidak tau." Jawab Izaya ketus. Orang-orang dihadapan Izaya menatapnya bingung.
"Kau ada masalah dengannya." Kali ini pemuda bertutup kepala ikut bersuara, Kadota.
"Tidak tau." Masih dengan nada yang sama Izaya menjawab.
"Mou, Izaiza kau kenapa? Aku khawatir." Erika memasang wajah sedih, tapi ada aura kira-kira blink-blink disekitarnya. Sangat kontras.
"Izaya pesananmu." Suara Simon yang menggelegar mengagetkan orang-orang yang berada diruangan itu.
"Arigatou Simon." Izaya kembali ceria. Ckckck dasar labil.
"Whoooa, pesananmu banyak sekali Orihara-san." Pemuda berambut coklat muda –Togusa- yang sedari tadi terdiam terkejut dengan porsi tak wajar untuk satu orang.
"Psst Dotachin apa orang hamil makannya akan ekstrim begitu?" Erika berbisik pada Kadota, yang ditanya hanya mengedikkan bahu.
Mereka berempat memperhatikan Izaya dengan tatapan intens. Sejak Simon mengantar pesanan Izaya, mahkluk raven itu sama sekali tak menyentuh makanannya sama sekali.
"Kenapa kau tak memakannya Izaya?" Izaya menoleh, dia melihat Shizuo berdiri didepan ruangan itu.
"Shizu-chan." Izaya menghambur ke pelukan Shizuo."Aku merindukanmu."
"Jangan berlebihan hei kutu, salahmu sendiri kabur dari rumah."
"Maafkan aku Shizu-chan aku tak akan mengulanginya lagi." Izaya mempererat pelukannya.
"Mood swing?" gumam Kadota pada Shizuo yang masih bertahan dipelukan Izaya.
"Hmm, begitulah."
Sisa hari berlalu dengan lancar tanpa ada acara ngidam dari Izaya. Mood swingnya juga tak terlalu parah. Ya semoga beberapa minggu ke depan keadaan tak semakin memburuk.
.
.
.
"Shizu-chan~ bangun~!" Izaya menggoncang-goncang bahu Shizuo cukup kencang, membuat si perang mengerang kesal.
"Geeez ini masih pagi, kutu jangan berulah." Shizuo menutupi wajahnya dengan punggung tangan.
"Shizu-chan dia menginginkan sesuatu." Ujar si raven lemah.
Shizuo meliriknya sebentar."Apa?"
"Ootoro."
"Nanti aku belikan." Shizuo memejamkan matanya kembali.
Izaya merengut."Sekarang Shizu-chan." Dia kembali menggoncang-goncangkan bahu Shizuo.
Si pirang menggeram."Yang benar saja kutu, ini masih jam tiga pagi!" bentaknya kesal.
"Aku nggak mau tau Shizu-chan, bagaimanapun caranya harus ada ootoro sekarang!" teriak si raven manja.
Shizuo mengacak rambutnya kasar. Aaarrgh! Rasanya ingin melempar sesuatu.
Hening. Izaya masih ngambek Shizuo masih mengantuk.
.
.
.
"Shizu-chan."
"Haa, baik akan aku carikan." Shizuo bangkit dari posisi bersandarnya.
"Shizu-chan." Shizuo masih fokus dengan jaket yang akan dikenakan dan tak memperdulikan si uke diranjang.
"Aku berangkat." Ujar Shizuo malas.
"Chotto Shizu-chan, dengarkan aku dulu!"
"Apa lagi!"
"Ootoronya rasa strawberry ya, oh iya rasa lemon juga."
Haaaa! Apa tadi ootoro rasa strawberry sama lemon!
"Mana ada yang seperti itu kutu!" raung Shizuo semakin frustasi. Dini hari seperti ini dia tak tau harus membeli ootoro dimana sekarang masalahnya tambah lagi. Ootoro rasa strawberry dan lemon!
Apa calon anaknya mau mengerjainya!
"Hati-hati Shizu-chan." Izaya melambaikan tangannya dan senyum tanpa dosa terkembang dibibirnya.
.
.
.
Shizuo menyisir jalan Shinjuku-Ikebokuro, restoran sushi yang ia tau semuanya tutup. Tentu saja, jam berapa sekarang, baru jam setengah empat pagi. Harus kemana lagi dia?
Bagaimana kalau dia menghubungi Simon saja, siapa tau dia mau membantunya.
Setelah membujuk rayu Simon tak lupa Shizuo juga menjelaskan apa yang sedang terjadi pada kutu kesayangannya akhirnya Simon membuatkannya beberapa ootoro untuknya. Sekarang tinggal satu masalahnya, bagaimana dia bisa membuat ootoro-ootoro ini berasa strawberry dan lemon. Si pirang berfikir keras.
Bagaimana dengan selai? Ada selai strawberry 'kan?
Lalu yang rasa lemon Shizuo bisa menambahkannya dengan minuman bubuk ma*im*s sachet rasa lemon. Haha masalah terpecahkan dia hanya tinggal pergi ke minimarket 24 jam dan setelah itu dia bisa kembali tidur dengan tenang.
.
.
.
Tinggal beberapa langkah lagi menuju apartemen Izaya. Dia tak sabar ingin segera memejamkan matanya dan merebahkan badannya. Sepuluh meter lagi~
Dddrrtt
Ddrrt
Perasaannya mendadak tak enak. Diambilnya sang ponsel yang ada dikantung celananya.
Pik
"Moshi-moshi Shizu-chan, kau belum mendapatkan ootoronya 'kan? Aku mendadak tak nafsu memakan ootoro. Tapi aku menginginkan sesuatu, aku mau...
To Be Continue
Ayo-ayo siapa yang mau menistakan Shizu-papa? Angkat tangan~
Saya akan memberi kesempatan bagi readers-tachi untuk mambantu Izaya menistakan suaminya XDD /plak. Ayo yang ada ide dengan acara ngidam Izaya-mama bisa coret-coret dikotak review :D
Yang unik ya :3
Big thanks bagi yang udah review, fav, follow, view and visit, berkunjung lagi ya :D
Jya ne
RRNRd