'Kau akan pergi?'

'Ya.. tidak akan lama. Aku berjanji.'


Comeback

KyuMin FF!

Desclaimer; KyuMin belongs to each other.

Genderswitch || Twoshoot.


Alert! Italic and Bold for flashback.


Sudah pukul empat sore. Sungmin memasuki rumahnya dengan langkah lelah. Tidak, ini salah sahabatnya— Eunhyuk yang menariknya paksa ke kedai eskrim di pinggir jalan. Awalnya ia tidak mau, namun gadis itu terus memaksa dan mengatakan bahwa ada promo beli dua gratis satu. Tentu saja ia tergiur untuk membelinya. Namun sesampainya disana taka da promo apapun karena kedainya sudah lama berdiri.

Sial.

Haruskah ia menyalahkan dirinya sendiri karena mudah tergiur oleh omong kosong?

"Aku pulang."

Sungmin mengernyit bingung saat tak ada jawaban untuknya. Ia berjalan ke arah dapur dan melihat Ummanya sedang sibuk dengan acara masaknya. "Umma."

"Ah, Minnie. Pulang terlambat, hm? Cepatlah berbenah, kita kedatangan tamu saat makan malam nanti."

Setelah itu Ummanya kembali sibuk dengan sayuran warna-warninya. Sungmin hanya mendengung sebagai jawaban. Ia menyeret kakinya memasuki kamar miliknya. Tak memikirkan apapun tentang perkataan Ummanya.

'Mungkin teman bisnis Appa.'

-oOo-

"Appa! Appa!"

Seorang gadis kecil sedang berteriak memanggil Appanya. Bajunya kotor, banyak noda-noda kotor di sisi kanan kirinya. Tangannya juga tak kalah kotor. Ia berlari menelusuri rumahnya. Gadis berumur tujuh tahun itu benar-benar terlihat bahagia; dilihat dari ia yang terus tersenyum.

"Appa!"

Ia memanggil sekali lagi. Menelan kekecewaan karena lagi-lagi taka da jawaban dari sang Appa. Namun sedetik kemudian ia mengembangkan senyum manisnya saat melihat sosok Appanya keluar dari kamar mandi. Ia berangsur memeluk sang Appa.

"Appa! Aku dapat teman baru!"

Sang Appa tersenyum sekilas, lalu menggendong putri kecilnya menuju ruang tamu. Ia menggeleng maklum saat mendapati putrinya pulang dengan keadaan yang sangat kotor.

"Beritahu siapa temanmu, hm? Apa ia yang menjadikan putri Appa seperti ini? Kau sangat kotor, sayang,"

"Kyuhyun! Namanya Kyuhyun! Ia tetangga baru kita. Wajahnya sangaaaat tampan! Minnie diajak bermain di taman sebelah. Lalu Kyuhyun mengajak Mininie ke rumah barunya. Dan orang tua Kyuhyun memberi Minnie eskrim!"

Kangin— Appa Sungmin terikik geli mendengar ocehan gadis kecilnya yang menceritakan teman barunya. Ia mengacak sekilas rambut putrinya. "Ah.. Jadinya namanya Kyuhyun, eoh? Apa dia benar-benar anak yang baik?"

"Tentu saja! Dan orang tua Kyuhyun akan berkunjung kesini untuk berkenalan dengan Appa dan Umma. Boleh kan, Appa?"

Kangin melemparkan senyum manisnya tanpa menjawab apapun.

-oOo-

Saat itu, keluarga Kyuhyun memang benar-benar datang saat makan malam. Orang tua Sungmin tak menyangka jika tetangga mereka benar-benar ramah. Tentu saja. Selama ini, kompleks perumahan mereka jarang dihuni oleh orang-orang yang ramah. Mereka hidup sendiri-sendiri seolah tak ada tetangga di kanan kirinya. Dan baru kali ini, mereka menemukan sosok tetangga yang ramah.

Mulai saat itu keduanya menjalin persahabatan. Semakin hari semakin erat. Kyuhyun dan Sungmin sudah seperti lem dan kertas; tak bisa dipisahkan. Jika ada Sungmin, disitu juga ada Kyuhyun. Begitupun sebaliknya. Memang ada kalanya mereka akan bertengkar karena hal kecil. Sungmin yang pada dasarnya selalu menceritakan apapun pada Appanya— termasuk pertengkarannya dengan Kyuhyun, sang Appa hanya tersenyum menanggapinya. Membuat Sungmin sebal dan akhirnya tak mau lagi menceritakan apapun tentang Kyuhyun pada Appanya.

Kyuhyun dan Sungmin memang terlihat cocok. Kyuhyun yang keras kepala dan Sungmin yang lembut. Heechul bersyukur Kyuhyun dipertemukan dengan Sungmin, karena hanya Sungmin lah yang bisa melunakkan sisi keras kepala Kyuhyun.

"Apa yang kau lihat?"

"E-eh?" Sungmin terkaget saat suara Kyuhyun menembus gendang telinganya. "A-ah, tidak. Ayo pulang. Sudah hampir malam, Kyunnie."

Sungmin segera menarik pergelangan tangan Kyuhyun, menyeretnya pulang. Namun dengan sigap Kyuhyun menahan tangan Sungmin. Sungmin hanya memandang Kyuhyun tak mengerti.

"Aku tahu dari tadi kau menginginkan eskrim hingga melihat kedainya seperti melihat tubuh pria seksi. Kajja, kita membeli eskrim dulu,"

Tanpa kata Kyuhyun menariknya, berjalan ke arah kedai eskrim yang sepertinya baru saja dibuka. Sungmin tersenyum sekilas. Bersyukur mempunya sahabat yang peka akan kemauannya. Namun bukan itu yang terpenting. Sungmin bersyukur Kyuhyun tidak pelit soal eskrim— tidak seperti Ummanya yang cerewet jika ia meminta eskrim.

"Hei, pelankan saja makan eskrimnya. Tak ada yang mengambil," Sungmin mengacuhkan pernyataan Kyuhyun. Ayolah, itu tak penting. Ada sesuatu yang lebih penting saat ini. Menghabiskan satu cup jumbo eskrim vanilla nya sebelum petang tiba. Ini sudah pukul lima sore, dan orang tua Sungmin akan marah jika putrinya pulang saat hari sudah malam.

Ini sudah tahun ke lima mereka bersama. Saat itu Kyuhyun memutuskan untuk bersekolah di tempat Sungmin sekolah. Dan sekarang ia memasuki tahun terakhir di sekolah dasarnya. Ujian Nasional akan diadakan sebentar lagi. Karena itu sekolahnya menambahkan jam pelajaran hingga Kyuhyun dan Sungmin harus pulang lebih sore. Taka da salahnya mempunyai kompleks perumahan yang dekat dari sekolahnya. Jadi mereka tak perlu repot meminta antar-jemput. Ia bisa berjalan kaki meskipun membutuhkan waktu sekitar 15 menit— waktu yang cukup lama untuk ukuran anak sekolah dasar seperti mereka.

"Selesai!" Sungmin berteriak lantang. Lalu dengan tergesa-gesa menarik Kyuhyun menjauhi kedai,berniat pulang karena hari sudah mulai petang. Kyuhyun hanya pasrah ditarik oleh sahabatnya, lalu menghela nafas lelah saat dirinya benar-benar tak bisa berkutik jika melawan Sungmin.

-oOo-

Sungmin hanya terdiam melihat pantulan dirinya di cermin. Setengah jam yang lalu Ummanya yang super cerewet itu memaksanya memakai gaun ini. Ya, gaun pink yang sangat anggun menurutnya. Entah darimana Ummanya mendapatkan gaun seanggun ini, yang pasti Sungmin sangat menyukainya.

Sungmin hanya tak menyangka jika gaun ini sangat pas ditubuhnya. Rambut curlynya ia biarkan tergerai. Sungmin hanya memakaikan hairclip di sisi kiri rambutnya. Awalnya pun ia bingung. Mengapa ia harus memakai gaun? Apakah pertemuan penting hingga memakai pakaian seperti ini? Namun setelah ia memakai gaunnya, Sungmin tak lagi memikirkan apapun. Ia terlalu mencintai gaunnya.

"Sungmin! Cepatlah! Tamunya datang!"

Suara Ummanya begitu keras. Sungmin tersenyum sekilas. Ia memastikan sekali lagi apa ada yang kurang, namun ia mengangguk pasti saat merasa dirinya benar-benar sempurna saat ini. Ia terlalu senang hingga lupa menanyakan siapa tamunya saat ini.

Sungmin menuruni tangga dengan langkah anggun namun pasti. Matanya foxy nya menelusuri sudut-sudut rumahnya. Lalu ia menemukan orang tuanya sudah duduk di meja makan. Ia tersenyum manis. Berusaha menampilkan yang terbaik untuk tamu mereka. Jika mereka mengharuskannya memakai gaun seperti ini, bukankah itu berarti tamu penting?

Namun langkah Sungmin terhenti saat melihat siapa tamu yang datang. Tidak.. Kepalanya terasa pening. Jantungnya berdetak lebih cepat. Pegangannya mengerat pada pinggiran tangga. Ia seperti dipermainkan oleh keadaan hingga lupa bagaimana cara bernafas barang sesaat. Ia hampir tersedak saat udara benar-benar menyangkut di tenggorokannya. Sungmin merasa dunianya berubah dalam hitungan detik.

-oOo-

"Kau akan pergi?"

Sungmin bertanya lirih. Ia begitu dikejutkan karena pagi-pagi hari keluarga Kyuhyun berkunjung ke rumahnya. Namun yang paling mengejutkan adalah tas koper yang mereka bawa. Sungmin sebenarnya mengerti keadaan ini. Namun ia hanya bingung.

Kenapa?

Kenapa Kyuhyun tidak menolak?

Kenapa Kyuhyun tak memikirkannya?

Kenapa Kyuhyun tidak mengatakan apapun?

Terlalu banyak pertanyaan hingga Sungmin sendiri terdiam memikirkannya.

"Ya.. Tidak akan lama. Aku berjanji," Kyuhyun menjawab seraya mendekat kearah Sungmin. Mengambil tangan Sungmin untuk ia raih. Sungmin tetap tak bergeming. Menundukkan kepalanya.

"Karena kau tunanganku, aku berjanji akan kembali lagi padamu," Kyuhyun berucap sangat tegas. Tanpa memikirkan raut wajah para orang tuanya saat ia mengatakan 'tunangan'. Hei, ingatkah jika mereka baru lulus sekolah dasar?

"Kami pasti akan kembali. Jadilah gadis manis yang baik.." Hechuul mendekat dan menusap pelan pipi berair Sungmin. "..dan buat Kyuhyun jatuh cinta padamu lebih dari ini," Heechul membisikkan kata-kata itu dengan sangat pelan seraya mengecup pipi Sungmin. Setelah itu bangkit dan berdiri memandang Sungmin sedih.

"Baiklah. Kami harus ke bandara sekarang. Jaga diri kalian baik-baik. Kami pamit,"

Hangeng dan Heechul membungkuk minta maaf. Kangin dan Leeteuk hanya tersenyum meskipun dipaksakan. Ia pun juga tak rela kehilangan sahabat seperti ini. Namun ia juga tak bisa melawan keadaan.

.

.

Setelah kepergian keluarga Cho, Sungmin menjadi sangat murung.

Satu bulan,

Satu tahun,

Dua tahun,

Sungmin benar-benar lelah menunggu kedatangan Kyuhyun. Sungmin tak lagi mengenalkan sahabat barunya hingga ia lulus sekolah menengah pertama. Hidup Sungmin benar-benar tertutup. Leeteuk tau apa yang menyebabkan Sungmin berubah. Ia sangat tahu. Namun ia tak bisa berbuat banyak saat Sungmin mengatakan "Percuma mempunyai sahabat bila akhirnya ditinggalkan,"

Sungmin memang mempunyai banyak teman. Saat ada yang main ke rumah Sungmin, Leeteuk akan bertanya "Apakah ia sahabat barumu?" Namun Sungmin selalu menjawab "Hanya teman,". Ya.. Hanya sekedar teman. Bukan sahabat.

Namun saat berada di tingkat senior— di sekolah menengah atas. Pertama kalinya Sungmin mengenalkan sahabat barunya bernama Eunhyuk ke rumah. Saat itu Leeteuk begitu senang. Entah apa yang Eunhyuk lakukan, namun ia tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih pada Eunhyuk yang telah menjadikan Sungmin gadis yang ceria lagi.

Sungmin kembali menjadi gadis yang ceria setelah berkenalan dengan Eunhyuk saat pelantikan siswa baru. Mungkin karena sifat Eunhyuk yang friendly— mengingatkannya kepada Kyuhyun yang ramah bahkan diawal pertemuan mereka. Mungkin sifat Eunhyuk yang mirip dengan Kyuhyun— keramahannya hingga Sungmin dengan senang hati membuka pintu persahabatan diantara dirinya dan Eunhyuk.

-oOo-

Sungmin terdiam kaku. Pandangannya mengabur. Mungkin ia akan terjatuh jika taka da suara yang mengagetkannya.

"Sungmin? Kau baik-baik saja?"

Aku sangat tidak baik-baik saja.

"N-ne,"

Tak ada pilihan lain. Sungmin akhirnya berjalan menuju meja makan— tempat dimana keluarga Cho sudah berukumpul. Tak ada percakapan setelahnya. Sungmin mengikuti makan malam dengan canggung. Kyuhyun? Sungmin tidak berani menatap Kyuhyun barang sedetik pun. Dipertemukan secara tiba-tiba begini membuat Sungmin mati kutu.

Tak.

"Aku selesai. Eomonim, aku meminjam Sungmin sebentar, ne?"

Sungmin baru saja dikagetkan dengan suara Kyuhyun, namun lelaki itu sudah menggenggam tangannya yang membuatnya terkaget dua kali lipat. Genggaman Kyuhyun bisa dibilang kuat. Mau melawan pun juga akan percuma. Sungmin hanya mengikuti langkah Kyuhyun yang membawanya ke taman belakang rumahnya.

Sesampainya disana, Kyuhyun melepaskan tangannya dan berdiam diri dengan menatap lurus ke arahnya. Dilihat seperti itu tentu saja membuat seorang Lee Sungmin tertunduk malu.

"Sungmin," jeda. Kyuhyun terdiam untuk melihat reaksi Sungmin. "Aku kembali,"

Kyuhyun bisa melihat jika sahabatnya menintikkan air mata. Ia tersenyum miris menyadari kebodohannya di masa lalu. Menganggap semuanya mudah dan sesuai rencananya.

"Kenapa?" Sungmin mulai memberanikan diri menatap Kyuhyun. Meskipun ia tahu wajahnya terlihat sangat mengenaskan karena air mata bodoh ini. Tapi ia tidak peduli. "Kenapa baru sekarang?"

Kyuhyun memejamkan matanya mendengar suara lirih Sungmin.

"Maaf,"

Hanya itu yang bisa Kyuhyun katakan atas perbuatannya di masa lalu.

"Dulu.." Kyuhyun membuka suaranya kembali. "Aku kira, dengan kita yang terpisah barang sebentar, kita bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sahabat. Aku berpikir meninggalkanmu sebentar untuk menjadi pria yang mapan adalah hal yang mudah. Namun ternyata salah. Saat di Jepang, aku tak bisa hidup dengan tenang. Tak ada lagi sahabat seperti dirimu.." Kyuhyun menundukkan kepalanya. Tersenyum miris. "Saat itu aku hanyalah seorang bocah sekolah dasar. Aku selalu berpikir bahwa meninggalkanmu sebentar untuk menjadi pria mapan adalah hal terbaik,"

Kyuhyun menghentikan kata-katanya. Sungmin hanya tertunduk mendengarkan. "Namun.. Kau tahu sendiri. Aku tak sanggup lebih lama meninggalkanmu. Aku nekad untuk dipindahkan ke sekolahmu meskipun ujian nasional sudah di depan mata. Menghadapi ujian nasional tanpa semangatmu benar-benar hal buruk, kau tahu?" Kyuhyun tersenyum terpaksa.

Lalu tangan Kyuhyun terulur mengacak sekilas rambut Sungmin. "Aku senang kau mendapatkan seperti Eunhyuk," Sungmin masih terdiam. Namun dengan perlahan ia mencoba membuka suaranya. "Eunhyuk.. mengingatkanku dengan sifatmu dulu," Sungmin tersenyum manis. Sangat manis. "Aku merasa sifatmu yang dulu ada pada diri Eunhyuk. Ia begitu ramah saat kita pertama kali bertemu. Ia juga mentraktirku eskrim,"

Kyuhyun mengembangkan senyumnya. Tanpa kata ia mendekat, memeluk Sungmin begitu erat. "Aku merindukanmu," bisiknya.

Bersyukur saat ini wajah Sungmin terhalang oleh dada Kyuhyun hingga ia bisa menyembunyikan wajah merahnya. "Nado, Kyu. Aku sangat merindukanmu," Sungmin memejamkan matanya. Ini adalah hal yang paling ia tunggu-tunggu dalam hidupnya.

Kyuhyun.

Kyuhyunnya.

Kembali padanya.

"Aku mencintaimu,"

Deg.

Sungmin terpaku saat gendang telinganya menangkap suara Kyuhyun. Apa ia bilang? Cinta?

Oh, tuhan.

Sungmin tidak menyangka akan secepat ini. Dilihatnya Kyuhyun yang menatapnya lekat. Ada kesungguhan disana. Sungmin tahu itu. Lalu ia mengulas senyum manis. "Bukankah aku tunanganmu, hm? Kenapa baru mengatakan itu sekarang?"

Sungmin terkikik geli saat mendapati raut salah tingkah di wajah Kyuhyun. Ia ingat betul bagaimana Kyuhyun menyebutnya tunangan. Dan ia baru sadar jika Kyuhyun yang jenius bisa mengatakan hal konyol seperti itu.

"Jadi?"

"Jadi?" Sungmin membeo mengangkat sebelah alisnya. "Jadi apa?"

"Jawabanmu," Kyuhyun menjawab dengan tergesa-gesa.

"Beri aku pilihan," tawar Sungmin. Kyuhyun terdiam sebentar lalu membuka suaranya. "Peluk aku untuk tidak. Dan…"

"Dan?"

"Dan.. Cium aku untuk ya," finalnya.

Sungmin sempat terkaget dengan keputusan Kyuhyun. Namun ia hanya tersenyum samar. Ia sudah berniat untuk memberikan Kyuhyun jawaban, namun Kyuhyun menahannya dan menatapnya lekat. "Beri tahu aku. Apa maksud sikapmu yang seolah-olah tak mengenalku itu, huh?"

"Itu tidak penting, bodoh! Cepat cium aku!"


END


Gini aja?

Iya. Gini aja. Wkwkwk.

Iya saya tahu ff ini udah nangkring lama di ffn. Berapa tahun ya? Dua tahun?

Ehehehe gomenasai ne. Saya sempet kehilangan feel dalam dunia per-ff-an. Tapi kemarin malem entah dapet hidayah apa buat nerusin ff ini dan hamdalah selesai meskipun ngaco gila wkwkwk.

Saya tidak menuntut apapun dari readers. Dibaca saja saya sudah bersyukur hehe. Namun jika berkenan memberikan review saya sangat berterimakasih(?)

Terimakasih atas dukungan kalian!

Sign,

gyumingracle.