[FROZEN]

Disclaimer © Tuhan YME , diri mereka sendiri

Author : Jong Kyudo

rated : K+ - T

Warning : Yaoi! BoyxBoy, OOC, Geje, Abal, Ide pasaran, Typo(s), maybe OC

Aneh, alur kecepetan, geje, humor gagal, romance ngga mutu,

BUKAN PLAGIAT!

Cast : EXO and many more

genre : Romance, Fantasy, Friendship, Family

Main Pair : HUNHAN!

With official Pair

Once again, If you don't like this story especially with the pair, please don't read this story

.

.

.

.

.

.

Kali ini hujan turun dengan derasnya. Membasahi jalanan panjang Kota Seoul. Orang-orang yang berlalu lalang di jalanan tidak bisa menghindar dari air dibwahnya sehingga memunculkan percikan-percikan air karena jejak mereka.

Payung-payung kini tengah marak digunakan oleh orang-orang di jalanan tersebut. Diantara orang-orang itu ada pula yang tidak menggunakan payung, beberapa menggunakan tas atau jaket untuk menutupi kepala. Ada juga diantara mereka yang hanya menggunakan tudung jaket untuk menutupi kepalanya dari rintikan hujan.

Terlihat salah satu orang bertudung itu adalah sesosok namja tinggi dengan kulit putih yang tertutupi jaket hitam. Tak hanya jaketnya saja yang hitam, melainkan semua pakian yang ia kenakan serba hitam. Entah kenapa dia terlihat memiliki aura suram diantara orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya.

Badannya yang basah karena air hujan juga tak nampak membuatnya kedinginan. Ia malah berjalan dengan santai, di tengah kerumunan orang yang berjalan menyebrangi zebra cross. Tatapannya yang tajam terlihat kosong seperti tanpa arah tujuan. Sesekali ia menghela nafas pelan sambil memegangi gelang di pergelangan tangannya. Gelang yang berisi manik-manik bundar dengan motif partikel terkecil air atau bisa dibilang bentuk partikel salju timbul pada bundaran-bundaran manik-manik gelang.

Langkahnya yang santai namun tegas membawa sosok namja bernama Oh Sehun itu menuju sebuah apartemen sederhana yang baru saja ia sewa pagi hari tadi.

Apartemennya tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar. Meskipun dia lahir dari keluarga sangat mampu, tetap saja, ia harus menghemat uang. Apalagi jika punya apartemen besar, ia tak suka membersihkannya. Terlalu repot, pikirnya.

Kini Sehun sudah berada di depan pintu apartemennya. Memasukan sandi di bawah pegangan pintu pintu lalu terdengar suara bahwa sandi diterima dan membuak pintu tersebut.

Setelah kakinya menapak sempurna di dalam apartemen, Sehun menutup kembali pintunya.

Tak lama setelah itu, namja tersebut menghela nafasnya berat. Kemudian menyentuhkan telapak tangan kirinya ke arah tembok sebelah kiri pintu. Dengan perlahan namun pasti, Sehun menarik gelang yang ada di tangan kirinya dan melepasnya. Digenggam gelang tersebut bersamaan dengan perubahan tembok putih apartemennya yang berubah biru bening. Ah, bukan hanya sekedar berubah, namun tembok itu seperti diselimuti es.

Sehun yang melihatnya hanya bisa memejamkan mata dan menundukkan kepala. Terlihat dia sangat konsentrasi dan menimbulkan tembok yang ia pegang terselimuti es hingga membentuk sebuah partikel air atau salju yang besar dan sangat menakjubkan. Bahkan terlihat bersinar, menyinari penjuru ruang tamu yang gelap di apartemennya.

"Sedang apa kau?" Tiba-tiba sebuah suara menginstrupsi kegiatan Sehun hingga membuat namja yang masih basah karena kehujanan tadi terkejut langsung menarik tangannya dari tembok. Hal itu langsung membuat selimut es berbentuk partikel salju yang sangat menakjubkan itu hilang seketika.

"Kai?" ucap Sehun terkejut ketika mengetahui sosok yang memanggil di belakangnya.

"Ya! Jangan memakai kekuatanmu di seberang tempat. Kalau ada yang tahu bisa bahaya. Dan…oh! Disini jadi makin dingin saja karena es mu!" Rutuk namja berkulit tan nan tinggi itu kesal dengan sesekali mengusap-usap lengannya dingin. Segera Kai , sepupu Sehun mengambil remot penghangat ruangan untuk menstabilkan suhu di ruang tamu apartemen miliknya dan Sehun yang baru saja terkena efek dari kekuatan es milik Sehun.

Sedangkan Sehun sendiri hanya diam memandang Kai kemudian tangannya yang baru saja ia gunakan untuk mengeluarkan kekuatan es. Ya, es. Itu adalah kekuatannya. Kekuatan yang ia terima dengan tak terduga. Kekuatan yang sama sekali tidak ia inginkan

Memang kekuatan itu membuat dirinya menjadi orang yang luar biasa, tapi…. Itu membuatnya semakin terlihat seperti monster!

Oh baik, dia mulai mengakui dirinya sebagai seorang monster. Ini semua gara-gara komet sialan yang jatuh di desanya 7 tahun yang lalu!

"Pakailah gelangmu lagi! Sebelum kekuatanmu muncul dan menghancurkan apartemen!" Nasihat Kai sambil berjalan menuju pantry dapur dekat ruang tamu.

Sehun hanya bisa menghela nafasnya panjang. Kemudian memasangkan gelang yang ada ditangan kanannya kembali ke pergelangan tangan kirinya.

Seketika saat gelang itu sudah bersentuhan dengan kulit Sehun, benda tersebut mulai memunculkan cahaya putih bersinar pada bagian relief berbentuk partikel air. Hanya sejenak gelang itu bersinar, tanda bahwa benda melingkar di tangan Sehun sudah menyegel elemen es di dalam tubuh namja tersebut.

"Besok kita akan masuk sekolah. Aku sudah beli seragam tadi. Kau tahu harganya sangat mahal! Aissh! Dasar sekolah elit!" Sehun yang mendengar sungutan Kai hanya bisa memutar kedua bola matanya. Baiklah sepupunya memang kaya, tapi ia sangat perhatian sekali dengan uangnya. Bahkan Kai lebih memilih jalan kaki dari pada menaiki trasnportasi umum dari toko buku hingga rumahnya yang berjarak 10 KM. irit tapi berlebihan. Bisa dikatakan pelit. Ya itulah Kai.

"Nanti uang seragam aku ganti" Ujar Sehun sambil berjalan menyusul Kai yang masih di pantry membuat cappuccino. Ide bagus bila Sehun meminta pajak minuman Cappuccino dari Kai. Ia Juga haus sekarang.

"Seragammu aku taruh di kamarmu." Kata Kai sambil menyeruput cappuccino buatannya sendiri kemudian hendak meninggalkan Sehun. Namun sebelum hal itu terjadi, Sehun buru-buru merampas cappuccino Kai dari tangan namja berkulit tan tersebut. Kai yang melihatnya hanya bisa melongo. Dan tambah melongo ketika Sehun meminum cappuccino seperempat gelasnya.

"Ya! Kalau kau mau minum, buat saja sendiri!" Pekik Kai dengan kerasnya tepat di telinga Sehun. Dan Sehun hanya memandang Kai datar seraya berkata, "Dasar Si Hitam pelit!"

"Ya!" Pekik Kai yang tak terima olokan Sehun

XXXX

Suasana pagi hari ini terlihat begitu ramai. Apalagi di dalam bus. Makin terasa ramai saja. Bahkan tempat untuk duduk sudah penuh oleh para penumpang. Wajar saja, hari ini adalah Senin pagi. Para pekerja kantor, pegawai negri, pegawai swasta, siswa sekolahan, mahasiswa berkumpul jadi satu dalam bus ini.

Hal tersebut membuat Sehun yang berdempet-dempet dengan penumpang lain di bus jadi gerah dan mengeluarkan peluh di keningnya.

Ya, ini semua karena Kai! Baiklah, Kai terlalu menghemat uang bensinnya, sehingga ia tak mau menggunakan mobil lamborghini yang kini tengah menganggur di basement apartemen. Hal ini Sehun benar-benar merasa sepupunya itu tak berguna! Lalu untuk apa Si Hitam Kai itu membeli mobil bila hanya diparkir saja? Dasar aneh!

Dan sekarang lihat? Kai tengah duduk-duduk santai di depan Sehun yang berdiri. Sepupu macam apa Kai yang tidak membantu Sehun mencari tempat duduk atau senang hati menawari Sehun untuk bergantian untuk duduk?

Alasannya simple. Kata Kai, "Siapa cepat, dia dapat tempat duduk!"

Ugh! Coba bayangkan bila kau punya sepupu seperti Kai! Kalau Sehun sendiri, ingin sekali mencekiknya, ah! Kalau tidak, Sehun ingin membekukan Kai hidup-hidup dengan kekuatannya!

Tak lama setelah Sehun mengusap peluh dikeringatnya, bus mulai berhenti. Buru-buru Sehun keluar sebelum tubuhnya terjebit lagi. Meninggalkan Kai yang memanggil-manggil namanya minta tolong untuk ditarik dari jepitan-jepitan penumpang lain.

Ha! Salah sendiri tidak mau menolong Sehun tadi, sekarang rasakan kau, Kai!

"Akhirnya keluar juga!" Kim Jong In atau Kai kini mulai mendesah lega ketika tubuhnya berhasil keluar dari kerumunan orang-orang di bus. Sekarang dirinya dan Sehun sudah berada di kawasan masuk SM International High School. Belum saja mereka masuk sekolah, banyak sekali mobil-mobil mewah berjajar terpakir di parkiran tersebut. Sepertinya baru saja mengantar para murid-murid sekolah elit tersebut.

Sehun yang melihatnya tak terlalu peduli. Ia hanya merapikan blazer mewah hitamnya kemudian masuk gerbang sekolah elit dan besar tersebut. Kai yang di belakang Sehun hanya berjalan dengan santai dengan Blazer tak ia kancingkan. Berjalan sok cool dengan wajah sexynya melewati halaman sekolah yang sangat luas dengan bundaran patung romawi kuno dengan air mancur.

Oh lihatlah kini sepertinya yeoja-yeoja bersekolah disana mulai memiliki idola baru. Siapa lagi kalau bukan Sehun dan Kai yang kini menjadi pusat perhatian karena ketampanan mereka yang cukup diatas rata-rata? Bahkan baru saja Sehun dan Kai masuk ke dalam gerbang, mereka langsung dijadikan gossip baru diantara siswa-siswi disana? Ckck sepertinya mereka berdua akan menjadi sosok pangeran baru di SM International High School

XXXX

Suasana kelas yang tadinya sangat riuh karena saem belum masuk, mendadak berubah hening ketika Tuan Jang dan namja bernama Oh Sehun memasuki kelas 2-B tersebut. Para siswa yang tadinya melihat Tuan Jang dari jauh langsung cepat-cepat membenahkan posisi mereka untuk duduk. Contoh siswa yang sopan rupanya.

"Baiklah, selamat pagi anak-anak. Mungkin kalian sudah tahu bahwa kelas kita aka nada murid baru"

Hening, taka da satu siswa pun yang menjawab perkatan Tuan Jang, namun mereka menyimak jelas perkataan Tuan Jang yang ada di depan kelas.

"Baiklah Sehun-ssi silahkan masuk" Ujar Tuan Jang selaku wali kelas 2-B mempersilahkan Sehun yang tadi di luar kelas untuk segera masuk.

Serentak ketika Sehun masuk, kepala dan mata siswa-siswi di kelas langsung mengekori sosok Sehun yang berjelan di depan kelas.

Terlihat para siswi ada yang berdecak kagum dengan ketampanan Sehun, ada juga yang saling berbisik memuji betapa tampan sosok murid baru tersebut. Ada juga yang kecewa karena si murid baru bukanlah yeoja cantik melainkan namja tampan. Tetapi ada juga yang terlihat tak peduli.

"Anyeong Haseyo, Cheoneun Oh Sehun imnida" Sapa Sehun terkesan dingin kemudian menundukkan kepalanya sedikit. Setidaknya ia masih bisa menampilkan sedikit kesopanan pada teman-temannya.

"waaa! Dia sangat cool!"

"Tampannya!"

"Astaga, dia benar-benar tampan!"

Bisikan-bisikan para gadis kini mulai berkumadang di didalam kelas karena sosok Oh Sehun. Dan itu membuat kelas semakin gaduh.

"Ehem!" Tuan Jang kemudian berdeham agak keras untuk menetralisir kegaduhan di kelas agar lebih tenang dan rupanya cara tersebut berhasil.

"Nah, Sehun-ssi duduklah di bangku nomor dua dari kanan, 2 dari belakang" Suruh Tuan Jang kemudian diangguki oleh Sehun, "Nde, Seonsaengnim."

Sehun melangkahkan kakinya menuju bangku yang ditunjuk oleh Tuan Jang. Hal itu juga tidak ditinggalkan para siswa disana untuk melihat sosok Oh Sehun lebih dekat untuk dikagumi. Kecuali satu orang yang kini tengah menatap Sehun malas. Ekor mata rusanya hanya mengikuti 3 detik pergerakan Sehun ke bangku barunya.

"Ck…tidak penting" Gumamnya sinis kembali menaruh kepalanya di atas meja untuk tidur. Menikmati hangatnya cahaya matahari yang menembus kaca candela di sebelahnya ke wajah imutnya. Namja itu, Xi Luhan, mulai melakukan hobinya sejak lama, tidur di kelas seperti biasa. Tak peduli pada Jang Saem yang memandangnya tajam.

Sedangkan Sehun sendiri, hanya duduk diam di bangkunya, tak peduli dengan tatapan-tatapan yeoja atau pun namja yang tertarik padanya. Yang jelas dia hanya menatap ke depan dengan tatapan tajam.

Lalu arah pandangnya terhenti di sosok teman baru yang duduk di bangku sampingnya. Bangku dekat candela. Sosok itu tengah tertidur dengan pulas menghadap cendela. Padahal ini hari masih pagi.

Dalam hati Sehun yang melihat hal tersebut hanya tersenyum sinis. Buat apa sekolah mahal-mahal bila hanya di bayar dengan tidur? Batin Sehun sinis. Kemudian memandang ke depan lagi ketika sadar bahwa sedang mengutuk perilaku teman baru di sampingnya. Ah! Kenapa ia jadi mengurusi perilaku orang lain sekarang, hanya karena melihat sosok Luhan yang asyik tertidur?

Astaga, sepertinya ada yang salah dengan otaknya yang dingin itu.

TBC

A/N :

Baiklah, apa ini geje?

Ngga kan ya?

Apa jelek?

Chap 1 Masih permulaan.

Singkat banget?

Miaaaaan T.T

Ini fic kedua dari saya.

terinspirasi dari film you who came from another star,

Naruto, sebuah novel yang saya baca juga fim animasi Frozen.

Dan untuk readers, mohon kritik dan sarannya ya.

Apa aja yang perlu dirubah?

Dan enaknya fic ini dilanjut atau ngga?

Terakhir, Review please? *puppy eyes*

Butuh saran banget ini XD