Mengisahkan tentang Naruto, gadis yang belum bisa melupakan mantan kekasihnya, Sasuke. Mencoba keluar dari garis stagnan. "Sampai kapan kau akan memanggilku sensei hm? Kesannya aku seperti jutaan tahun lebih tua darimu"/"Kau tak akan tahan bersamaku seharian, aku perokok berat ingat?"\\"Kita lihat saja nanti."

.

Provu: Move On

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: T

Pair: ShikaxfemNaru, slight SasuxfemNaru

Genre : General & Romance

Warning : OOC, femNaru, Typos, Alur tarik ulur

.

+Unue : Identeco

Minggu, 27 juli, hari ke-13 liburan musim panas

Hari yang dinanti-nanti kedatangannya oleh seorang Uzumaki Naruto. Jika ditanya mengapa, maka jawabannya adalah ia talah mengantongi izin dari sang ayah untuk liburan ke pantai dan mengunjungi festival. Jika ditanya lagi kenapa tidak dari awal musim panas saja liburannya, alasannya adalah karena Naruto baru menyelesaikan tugas musim panasnya kemarin. Jika ditanya … #jangan nanya lagi! Author jelasin aje deh dari awal.

Uzumaki Naruto, gadis berusia 16 tahun yang sebentar lagi 17 tahun, rambut panjang blonde, warna matanya safir, kulitnya tan, memiliki tiga garis ala kumis kucing di kedua pipinya, kelas XIIB Konoha High School, dan Naruto merupakan putri dari mantan pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Mantan pasangan? Yups, mantan pasangan. Mereka resmi bercerai saat Naruto berusia 5 minggu. Alhasil hak asuh anak jatuh ke tangan Kushina. Dan jangan berpikir bahwa mereka berpisah karena adanya pihak ketiga, keempat dan seterusnya. Minato dan Kushina berpisah karena alasan sudah tidak ada kecocokkan satu sama lain, kurangnya komunikasi dan intensitas pertemuan mereka yang terbilang jarang karena kesibukan masing-masing. Minato dan kesibukannya sebagai Hokage alias pemimpin Konoha, sedangkan Kushina adalah CEO Red Wave Entertaintment (RWE) yang bergerak di industri hiburan yang hampir tidak memiliki hari libur.

Sekalipun Minato dan Kushina telah lama berpisah, namun jika dilihat-lihat hubungan mereka tidak terlalu buruk. Minato sesekali berkunjung ke rumah Kushina saat ingin menemui Naruto atau mengajak Naruto –tanpa Kushina- makan bersama keluarga besar Namikaze. Kushina juga masih sering mengantar Naruto ke kediaman Minato saat Naruto memerlukan perhatian dan pengawasan saat dirinya sedang sibuk. Seperti saat ini, Naruto berada Namikaze Mansion, sedangkan Kushina disibukkan dengan penyelenggaraan event-event musim panas RWE yang Ia pimpin.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Naruto POV

Hari ini akhirnya datang juga. Yeaayyy! Pantaiii Im coming! Dengan bersenandung kecil aku menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu barulah aku membersihkan tempat tidur yang terbilang errrr berantakan dan kemudian membuka jendela kamar dan menghirup udara pagi yang segar, ah ralat sekarang pengap. Eughh kenapa harus dia sih yang pertama kali aku lihat di pagi yang indah ini? Dia duduk di jendela-membelakangiku-sambil membaca entah apa itu. Dia = tetanggaku = si pantat ayam = Uchiha Sasuke = Teme = mantan pacar.

Uchiha Sasuke, mantan pacarku. Dia tampan, keren, tinggi, warna matanya onyx, memiliki tatapan yang tajam, style rambutnya seperti pantat ayam #tapi lembut jika disentuh, pecinta tomat, pembawaannya selalu dingin, tinggi hati, keras kepala, dan… dan… hey kenapa aku harus mengingat-ingat tentang dia sih? Ingat, dia mantan mu Naru! Sadarlahhh! Kau dan dia sudah putus-tus-tus sejak akhir musim dingin kemarin. Kau harus move on, move on Naru!

Sebaiknya aku turun dan sarapan, daripada harus teringat kenangan bersama mantan pacar. Dan pwelisss jangan tanya kenapa kami putus empat bulan yang lalu. Okeyy! Good.

#FYI kamarku dan kamar Sasu-teme berada di lantai 2 dan berjarak 2 meter berseberangan, di tengah terdapat dinding pemisah yang hanya setinggi 3 meter.

Naruto POV End

Suasana di Namikaze Mansion pagi ini terlihat tenang #katakanlah sepi. Hal yang sangat wajar jika mengingat hubungan antara Minggu dan Summer. Di ruang makan tak terlihat batang hidung Sang Tuan Besar Namikaze, hanya Naruto sendiri yang tengah menikmati chawan mushi dan segelas teh hijau hangat. Naruto sempat bingung karena di meja makan tidak tersedia secangkir Starbucks Rwanda Blue Bourbon yang biasa diminum papanya, namun setelah di jelaskan oleh Iruka (kepala pelayan, supir, dan orang kepercayaan Minato) bahwa papanya sedang berkencan dengan mimpinya, pasalnya baru pulang dari kantor beberapa jam lalu karena menumpuknya laporan yang harus diperiksa.

Seusai sarapan Naruto menulis note untuk ayahnya yang kira-kira berbunyi seperti ini, "Papa, Naru ke Pantai Konoha, lalu ke RWE. Pulang sebelum makan malam. Chuu~ Namikaze Naruto". Kemudian Naruto menempelkan note tersebut di pintu kulkas #kebiasaan orang pada umumnya saat meninggalkan pesan. Naruto hanya menggunakan marga Namikaze ketika berada di lingkungan Namikaze Mansion dengan alasan untuk menyenangkan hati Minato. Dulu Naruto pernah menggunakan marga Uzumaki saat menulis pesan atau memperkenalkan diri pada keluarga/teman Minato, dan hasilnya adalah Minato terlihat terluka bahkan sempat berasumsi bahwa Naruto tidak mengakuinya sebagai papanya.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

Naruto kini tengah menunggu bus yang akan membawanya ke Pantai Konoha. Ia mengenakan celana pendek 15cm di atas lutut berwarna coklat tua dan atasannya kaos longgar lengan ¾ warna putih dengan gambar emoticon berkacamata besar ditengahnya. Jangan lupakan sepasang Nike Free Run+ dan tas selempang berbahan jeans. Good looking bukan?

Saat mengedarkan pandangannya ke seberang jalan-kedai es krim tepatnya. Tak sengaja ia bertemu pandang dengan manusia yang paling tidak ingin lihat sedunia, yups mantannya – Sasuke. Segera saja ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Gotcha. Bus yang sedari ditunggunya akhirnya tiba. Tanpa ba-bi-bu lagi Naruto memasuki bus dan mencari tempat duduk ternyaman.

Lima menit berselang, Naruto masih teringat pada pertemuan dengan Uchiha bungsu tadi. Serentetan pertanyaan berada dalam benak Naruto. Apa yang dilakukan Sasuke di kedai es krim? Sejak kapan Sasuke menyukai makanan yang manis? Apa Sasuke sedang menunggu kedatangan kekasihnya? Berbagai jenis 'Apa' melayang-layang di benaknya. Kami-sama, kapan tokoh utama kita ini bisa move on? #sebentar lagi – KhuKhuKhu.

Lelah memikirkan jawaban atas pertanyaan yang ia ajukan sendiri, Naruto memilih memainkan gadget-nya, Angry Birds Star War atau Plant vs Zombie 2 mungkin cukup untuk mengalihkan perhatiannya, sekaligus mengisi waktu luang perjalanan ke Pantai Konoha yang memakan waktu 2 jam.

Sesekali terdengar suara 'yes' atau bahkan umpatan-umpatan kecil keluar dari bibir cherry Naruto. Hal yang normal untuk menggambarkan kegembiraannya saat menemukan semua Jet Pack Boba Fett atau kejengkelannya saat zombie kepala ember memakan tanamannya. Naruto hampir mengeluarkan umpatannya #untuk kesekian kali, karena gagal menyelesaikan Survival Mode Plant vs Zombie-nya. Sekarang bus yang di tumpangi Naruto telah berhenti halte Pantai Konoha. Naruto yang masih sibuk mengumpat pun harus segera turun. Dengan terburu-buru Naruto memasukkan gadgetnya ke dalam tas sambil berjalan menuju tugu selamat datang.

Tanpa menoleh kanan kiri dan dengan langkah mantap Naruto melangkah memasuki area pantai. Tangannya masih merogoh tas selempangnya dan pandangannya masih setia menilik ke dalam tas untuk mencari dan menemukan handphone slide kuning mencolok kesayangannya. Ketika menemukan handphone-nya langsung saja Naruto beraksi dan menyibukkan diri dengan berpose sambil menekan shutter kamera handphone sebanyak-banyaknya.

Lelah dengan aksi gila-gilaan selfie, Naruto melepas alas kaki serta tasnya dan meleletakkannya di bawah pohon. Sambil melihat-lihat galeri foto handphone, Naruto berjalan menuju bibir pantai. Kaki telanjangnya dibiarkan bergesekan dengan pasir putih yang panas, sesekali Naruto bermain dengan ombak kecil atau sekedar berhenti untuk mengamati kerang yang menarik perhatiannya.

Suasana pantai yang sepi pengunjung diiringi suara deburan ombak membuat pikiran dan hati Naruto sedikit rileks. Sepertinya Naruto tidak sadar bahwa di depan tugu selamat datang tadi ada baleho besar yang mengatakan bahwa hari ini seluruh area pantai telah di-booking RWE, jadi lokasi harus steril pengunjung. Lantas bagaimana bisa Naruto mendapatkan akses masuk? Simpel, Kotetsu (manajer Kushina) menginstruksikan pihak keamanan untuk membiarkan Naruto nyelonong masuk tanpa pemeriksaan dan tanpa karcis. Rupanya kegiatan 'ngubek-ubek' tas tadi telah menyita seluruh perhatiannya. Ckckckckck

Terik matahari yang mulai meninggi membuat Naruto meletakkan tangan kirinya di dahi untuk menaungi matanya agar lebih mudah melihat intensitas cahaya yang tinggi, sedangkan tangan kanannya mengusap matanya yang agak berair. Terdengar suara yang familiar bagi Naruto mengintrupsi kegiatannya.

"Setidaknya gunakan ini agar tidak silau," tanpa menyebutkan namapun Naruto tahu bahwa sosok tersebut berbicara padanya. Terbukti ketika orang itu memakaikan topi tenis di kepalanya.

"Arigatou, Nara-sensei" ucap Naruto, sejurus kemudian melemparkan senyum laksana malaikat.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian?" Shikamaru basa-basi. Sebenarnya Shikamaru sudah memperhatikan Naruto dari tadi, sejak Naruto asyik memainkan handphone tepatnya. Entah karena alasan apa yang jelas Shikamaru tidak bisa mengalihkan pandangannya dari muridnya tersebut.

Shikamaru adalah guru privat Naruto, Ia mengajar Naruto atas permintaan Minato dan atas suruhan ayahnya sendiri (Nara Shikaku : ajudan Hokage). Shikamaru, pria berusia 21 tahun dengan ciri rambut diikat tinggi bak mahkota nanas, matanya sipit seperti kuaci, perokok, dan pembawaannya tenang, kalem, cuek, dan pastinya malas. Profesi utamanya adalah asisten guru besar di Universitas Konoha - mengajar mata kuliah CAD (Computer Aided Design). Pekerjaan sambilannya adalah fotografer di RWE dan guru privat Naruto. bts

"Etto, liburan kurasa hee," jawab Naruto nyengir kuda.

"Bagaimana bisa kau masuk ke sini?" Shikamaru bertanya lagi.

Naruto menyeryit, sejurus membalas singkat, "Pintu masuk"

Naruto kemudian menyeret Shikamaru kebawah pohon tempat Ia menaruh sepatu dan tas. "Sepertinya terik matahari membuat Anda dehidrasi sensei. Istirahatlah disini! Saya akan membeli beberapa makanan sebentar. Mungkin makanan akan membantu memulihkan otak jenius Anda yang sedikit terganggu." Dalam hati Naruto menambahkan 'bagaimana bisa masuk kesini katanya. Fuuu pertanyaan konyol. Sepertinya Nara sensei benar-benar sakit'

Mendengus, itulah yang dilakukan Shikamaru sekarang. Sepertinya gadis blonde ini tidak mengerti maksud pertanyaannya tadi. Dan hell no, Naruto juga menganggap Shikamaru kehilangan kepintarannya, sampai-sampai melontarkan pertanyaan bodoh seperti tadi. Ya sudahlah, buat apa repot-repot memikirkan 'bagaimana bisa Naruto berada di pantai yang berstatus sewaan'.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

Tak sampai 15 menit, Naruto kembali dengan tergopoh-gopoh membawa keranjang yang lumayan besar dengan kedua tangannya.

Tak tega membiarkan Naruto kesulitan mengangkut beban berat, Shikamaru mengambil inisiatif untuk membawakan keranjang yang 'merepotkan' itu.

"Aku tertolong. Arigatou Nara-sensei, Ku harap Anda tidak terlalu lama menunggu." Cerocos Naruto.

"Sampai kapan kau akan memanggilku sensei hm? Kesannya aku seperti jutaan tahun lebih tua darimu. Cukup Shikamaru saja dan gunakan sapaan aku-kau!"

"Baiklah, Shikamaru-kun," Naruto mencoba mengucapkan namanya. Rasanya ada desiran aneh dalam hatinya saat memanggil nama pria di sebelahnya ini.

"Shikamaru!" ucap pemuda itu agak ngotot.

"Shi-Shikamaru," Naruto tergagap. #macam Aziz G*gap aja.

Shikamaru kemudian membentangkan kain sebagai alas duduk yang terdapat dalam keranjang dan menata makanan diatas kain. Ada sekotak bento ukuran sedang, sekotak sushi, mie soba, sebotol minuman isotonik, sebotol air putih, beberapa potong semangka, hassaku, dan sumpit.

"Isotonik dan mie sobanya untuk mu, air putihnya untukku, bento untuk mama, sisanya untuk kita berdua," kata Naruto kemudian membuka tutup botol air putih dan meminumnya. Mereka berdua pun duduk berhadapan dan menikmati makanan yang tersaji dihadapan mereka.

"Aku minta air putihnya" Shikamaru menyambar botol mineral itu.

Sekonyong-konyong mata Naruto mendelik, ia bahkan menghentikan kegiatan mengunyah potongan semangka terakhir.

Menyadari tatapan Naruto, Shikamaru menjawab "Apa? Aku tidak menyebarkan rabies atau flu burung, jadi santai saja"

"Ya, ya, aku baru ingat kau itu rusa. Jika yang minum itu Kiba, baru aku kena rabies. Aku pintar kan ttebayo?" Naruto menyahut enteng.

'Aku rusa? Kiba anjing, lalu dia menganggap dirinya apa?' inner Shikamaru.

"Cukup pintar untuk ukuran SEORANG KITSUNE," jawab Shikamaru tak mau kalah.

Seketika mereka beradu pandang dan sedetik kemudian tawa keduanya meledak. Namun sepertinya kegembiraan mereka tak berlangsung lama, sampai mata kuaci Shikamaru menangkap siluet seseorang. Naruto menoleh, seolah mengerti arti tatapan orang didepannya.

"Belum move on?" Naruto buka suara.

"Sama sepertimu," Shikamaru menutup percakapan mereka.

Selama beberapa menit, keheningan melingkupi mereka.

"Es serut," seru Naruto yang entah kerasukan setan apa. Sejurus kemudian Naruto memasang sepatunya, memasukkan ponselnya dalam tas, membawa bento untuk mamanya, dan secepat kilat berdiri dihadapan Shikamaru dengan menampilkan puppy eyes no jutsu.

Mengerti maksud jurus memelas Naruto, si pemilik nama Nara tersebut hanya menuruti keinginan gadis pirang sambil menggumamkan trademarknya dan menghubungi seseorang untuk membereskan peralatan makan siangnya tadi.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

Setelah memesan es serut, pasangan guru-murid ini duduk di bangku panjang yang disediakan.

"Kau tahu darimana aku putus dengannya? Aku tak tahu kau suka gosip," kali ini Shikamaru berinisiatif mengajak Naruto berbincang.

"Maaf saja, aku tidak bermaksud bergosip. Teman-temanku bercerita panjang lebar tentang dunia selebritis, mau tak mau aku ikut mendengarkan. Lagipula mudah saja bagiku mengetahui mana yang gosip mana yang fakta, Temari-nee masih kerabatku tahu!" Sanggup Naruto bangga.

Shikamaru memerhatikan Naruto dari kepala sampai kaki. "Rambut kalian saja yang sama, lainnya sangat jauh berbeda."

Twich, "Apa maksudmu dengan kami berbeda jauh hah? Dan, dan, hentikan tatapan mesummu itu! Dasar rusa pemalas." Sebal Naruto sambil menyilangkan tangan di depan dadanya dengan wajah memerah.

Menanggapi tingkah Naruto yang dianggapnya lucu, Shikamaru tertawa. Tertawa lepas, yang bahkan hampir tak pernah Shikamaru tujukan untuk mantannya-Temari. Sedangkan Naruto hanya manyun sambil mengaduk-aduk es serutnya yang sudah mencair.

"Eeeh, sudah jam segini. Mama belum makan siang. Gomen, aku harus pergi sekarang. Terimakasih sudah menemaniku, sangat menyenangkan. Jaane!" Naruto terburu-buru berdiri dan hendak pergi.

Seolah enggan berpisah dengan Naruto, pemuda sipit ini meraih tangan si blonde.

"Ku antar," perintah Shikamaru. Masih dengan tangan menggenggam tangan Naruto, Shikamaru menuju area parkir. Namun ringtone hanphone miliknya menghentikan langkahnya dan memaksa melepaskan genggamannya pada jemari Naruto. Dengan sebal Shikamaru melihat nama penelepon dan mengangkat panggilan tersebut.

"Apa?" Shikamaru

"Hey, hey, woles aja bro!" penelepon

"Katakan apa maumu atau ku tutup ponselnya!" Shikamaru

"Ma ma, sebenarnya ini soal laporan pemotretan yang kau berikan tadi" penelepon

Bus melaju mendekati pemberhentian. "Anoo, Aku naik bus saja. Sepertinya busnya datang. Arigatou tawarannya." Tanpa menunggu jawaban Shikamaru, Naruto sudah lari menuju pemberhentian bus. Tidak lama setelahnya bus tiba dan membawanya menuju gedung RWE.

"Etto, tadi itu suara perempuan kan? Ja-jangan-jangan aku mengganggu kencan kalian?" penelepon.

"Jelaskan apa masalahnya" Shikamaru masuk kedalam mobil dan melajukannya.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Konoha, RWE

Naruto sudah sampai di gedung RWE. Melalui tangga, Naruto berjalan mendekati ruangan CEO RWE-mamanya sendiri. Sebenarnya bisa saja Ia memalui lift menuju ke lantai 7, namun kenangan buruk masa kecilnya kembali berputar dalam benaknya. Saat itu karena bosan menemani Kushina bekerja, Naruto bermain-main naik turun lift, namun malangnya bukannya bersenang-senang, si gadis kecil itu malah terjebak didalamnya. Sendirian, gelap, pengap, dan sulit bernafas selama beberapa jam. Mengingatnya saja sudah cukup mengerikan bagi Naruto. Hal itulah yang mumbuatnya takut kegelapan dan trauma terhadap lift. Jangan lupakan amukan sang papa saat mengetahui kejadian tersebut! Jelas sekali dalam ingatan Naruto bahwa insiden itu membuat Minato dan Kushina bertengkar hebat.

"Sepertinya kita ditakdirkan untuk selalu bertemu ya Shika?" Rupanya Naruto sudah terbiasa memanggil nama depan Shikamaru.

Shikamaru hanya tersenyum dan berjalan beriringan menuju ruangan Kushina.

"Jadi mau ke ruang CEO?" / "Pekerjaanmu?" - "Mamamu?" / "Ya" ucap Shikamaru dan Naruto bersamaan. #cikiciew jodoh kali.

Tawa mereka berdua pun meledak, tanpa mengindahkan tatapan orang sekitar yang melihat kebersamaan mereka. Pemandangan yang sangat amat langka kan? Seorang pemuda malas layaknya Shikamaru yang biasanya memilih tidur di ruangannya atau bahkan di studio pemotretan, terlihat berbincang akrab dengan seorang gadis yang notabene-nya putri orang nomor satu di RWE. Kini para penonton yang berada di lantai tujuh melihat sang gadis mengangkat bentonya lebih tinggi. Beberapa detik kemudian gantian sang pria yang mengangkat kamera miliknya. Keduanya terlalu asyik dengan percakapan mereka sendiri, sampai-sampai lupa daratan. Akhirnya sampai ke tujuan #dengan selamat.

"Aku hampir tak percaya, seorang Nam…" Ucapan Shikamaru terpotong karena Naruto meletakkan jari telunjuknya dibibir pemuda nanas.

"Ssshhhhttt, jangan sebutkan nama itu! Ku jelaskan nanti." Naruto memasuki ruangan Kushina dan disusul Shikamaru.

"Tadaima! Makan siang datang!" Seru Naruto kemudian menghambur dalam pelukan Kushina.

"Okaeri. Dari pantai lagi, Naru-chan?" Kushina menghentikan pekerjaannya dan membimbing Naruto duduk.

"Kok tau sih? Begitulah ttebayo!" Naruto nyengir.

"Kau pikir siapa yang mengizinkanmu masuk area pantai haa? Lagi pula dengan sejumlah bukti dan aroma matahari yang menempel dibadanmu sudah cukup meyakinkan mama." Jawab Kushina panjang lebar.

"Bukti?" Naruto membeo

"Kau boleh duduk Shikamaru. Aku memanggilmu bukan untuk mempermasalahkan hasil kerjamu. Aku tak peduli bagaimana kehidupan pribadimu selama kerjamu bagus. Alasan kenapa aku memanggilmu adalah karena ini," Kushina meletakkan tumpukan foto dihadapan Shikamaru. Kushina kemudian menyambung, "Aku menerima foto-foto itu bersama hasil pemotretan Temari dan Akatsuki. Dan faktanya aku menerima foto putriku jauh lebih banyak daripada foto artisku. Dan dapatkah kau memberiku penjelasan yang bagus Shi-ka-ma-ru-kun!"

Naruto mengambil foto-foto dihadapan Shikamaru. "Inikan… Aku… Tapi… Kau… Sejak… Kenapa?" Naruto masih belum bisa menyusun kata yang ingin diucapkan, Ia masih setengah terkejut dan setengah terkagum oleh foto dirinya sendiri. Mulai dari foto dirinya memainkan handphone, memandangi laut, merentangkan tangan dengan mata terpejam, menulis-nulis di atas pasir, mengambil kerang, bermain air, berlari dan masih banyak lagi. Takjub, jelas. Tak pernah terbayangkan oleh Naruto jika Shikamaru bisa mengambil gambar sebagus itu dengan angel dan estetika yang tepat. Inilah seorang pro.

Sementara Naruto memerhatikan gambar dirinya, Kushina yang tak sabar menunggu penjelasan Shikamaru yang masih diam mulai mengetukkan jemarinya di meja. Perasaan wanita berambut merah ini benar-benar kacau, bagaimana jika karyawannya ini membeberkan identitas Naruto, bagaimana jika Naruto dalam bahaya, bagaimana jika semua 'bagaimana jika' yang ada di kepalanya salah atau bisa jadi lebih buruk dari yang dibayangkannya.

Ingatannya melayang pada saat dirinya masih menyandang nama Namikaze yang ketika itu dia tengah berbadan dua, banyak kejadian yang nyaris merenggut nyawanya. Dan kejadian itu bukan murni kecelakaan. Padahal kabar mengenai dirinya menikah dengan Minato tidak dipublikasikan sama sekali bahkan bisa dikatakan sangat rahasia. Alasannya apalagi kalau bukan keselamatan jiwanya.

Menyadari kegundahan Kushina, Naruto angkat bicara.

"Shikamaru itu guru privat Naru sejak tahun lalu. Papa sendiri yang memintanya. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Shikamaru tidak akan melakukan hal yang buruk padaku dan dia tidak akan menyebarkan berita bahwa aku putri Hokage. Naru akan baik-baik saja. Sungguh." Naruto berusaha menenangkan Kushina.

"Shika, bisa tinggalkan ruangan ini! Sepertinya mama perlu sedikit penjelasan lagi." Naruto secara halus mengusir Shikamaru. Kemudian Naruto berusaha menangkan Kushina lagi.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Skip 25 menit kemudian di kafetaria

Naruto dan Shikamaru duduk berhadapan. Tanpa keluhan apapun Shikamaru menyadari sepenuhnya bahwa gadis dihadapannya ini sangat letih, terlihat jelas dari wajahnya.

Alih-alih mengeluh, Naruto pura-pura merajuk, "Setidaknya traktir aku cream mitsumame."

"Mendokusei." Kendati malas, Shikamaru tetap menuruti Naruto entah yang keberapa kalinya untuk hari ini.

Baru beberapa langkah, suara Naruto kembali terdengar, "Dua ya! Please!"

Tanpa menolehpun Naruto tahu Shikamaru membalas 'Ya'. #telepati mungkin hehe

Shikamaru kembali membawa sebuah nampan lengkap dengan pesanan Naruto dan dirinya tentu saja "Aku tak menyangka gadis manis sepertimu ternyata nafsu makanmu seperti monster."

"Aku juga tak menyangka kau menyadari kalau aku manis. Thanks. Dan aku bukan monster, sekalipun yaaaah, kau benar sekali kalau selera makanku akhir-akhir ini meninggi. Mau datang bulan mungkin."

"Jadi kau akan makan banyak saat mau menstruasi?"

"Yups, tanda-tandaku macam itu. Tapi gadis satu dengan yang lainnya berbeda ciri jika mau kedatangan bulan."

Disela menikmati pesanan mereka, Shikamaru memulai obrolan inti, "Jadi siapa yang duluan melunasi hutang penjelasan?"

Naruto memberikan isyarat untuk mempersilakan Shikamaru terlebih dahulu menjelaskan.

"Dari mana aku memulainya?"

"Mungkin dari alasan mengapa kau mengambil gambarku," Naruto memberi usul.

'Kenapa diantara semua pertanyaan, Naruto melontarkan pertanyaan itu sih? Mana mungkin ku bilang kalau karena kau menarik perhatianku. Walau bukan gayaku berbicara seperti ini apa boleh buat,' Shikamaru membatin.

"Karena hanya kau yang ada di situ dan cocok jadi objek pemot…"

Naruto meletakkan sendok tanda menyudahi acara makannya.

"Kenapa?" Shikamaru memasang wajah malas lagi.

"Kau mencoba menipuku? Ayolah! Kau seperti bukan kau saja." Naruto menyampirkan tasnya "Aku akan menghubungimu jika waktunya tepat untuk bercerita. Aku pulang dulu, jaa."

'Owh good, dia tahu aku berbohong. Mendokusei na, bagaimana bisa aku lupa dia pecinta kejujuran' Shikamaru memijat pangkal hidungnya.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

Melalui tangga, kini Naruto sudah sampai di lantai satu RWE. Saat hendak menuju pintu keluar, seseorang terlihat sedang menunggunya di lobby dan berjalan ke arahnya.

"Basement lewat sini, aku yang antar," Shikamaru menarik pergelangan tangan Naruto, tapi gadis itu seperti diam tak bergerak.

"Kata ajaibnya?" Naruto mengingatkan.

"Mendokusei na,"

"Bukan itu," Naruto melenggang menuju pintu keluar.

Shikamaru menyerah, "Maaf."

Naruto berbalik, "Pardon?"

"Fine, maafkan aku!"

Senyum mengembang, segera saja dia berjalan kearah Shikamaru, menarik tangan kirinya, "Antar aku pulang kalau ingin ku maafkan." Sedangkan Shikamaru hanya menggelengkan kepala.

"Biarkan aku menyetir," Naruto antusias.

"Tidak"

"Ohh, ayolah!"

"No"

"Pwelluuiisss!"

"Baiklah, tunggu setahun lagi." Hilang sudah senyum terbaik Naruto, kini hanya manyun. 'Lucu sekali, ingin rasanya menciummu' inner Shikamaru.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

Gadis pirang dan pria bermahkota nanas tengah ngobrol santai dalam mobil.

"Mau diantar ke rumah yang mana Nona Dua Marga?"

"Ke kediaman Namikaze, Tuan Nanas," detik berikutnya mereka sama-sama menertawakan kekonyolan mereka sendiri.

"Nee, Shika. Maaf, tadi bersikap kekanak-kanakkan, kurang sopan dan kurang ajar. Aku ingin bilang kalau mama itu anti papa dan begitu juga sebaliknya. Kumohon jangan membicarakan sesuatu yang berkenaan mama di depan papa, dan jangan membicarakan tentang papa di depan mama. Dan…" Naruto yang gelisah mulai menautkan kedua telunjuknya.

"Aku mengerti bagaimana harus bersikap pada orang tuamu. Jangan khawatir! Kita berdua sama-sama berhutang banyak cerita dan penjelasan, kau punya waktu luang besok?" tanya Shikamaru.

"Aku punya banyak waktu Shika, dimana?"

"Sepertinya aku punya waktu luang besok siang. Pagi dan sore aku punya pekerjaan di RWE"

"Baiklah, besok aku akan ke sana dan mengganggu pekerjaanmu seharian."

"Kau tak akan tahan bersamaku seharian, aku perokok berat ingat?"

"Kita lihat saja nanti."

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

.

"Tadaima!" seru Naruto

"Okaeri," jawab Shikaku berdiri, meninggalkan beberapa berkas di meja tamu.

"Mana papa? Kenapa paman sendirian di sini?" Naruto melangkah mendekati Shikaku.

"Hokage-sama sedang menerima panggilan dari Kazekage-sama yang sangat pribadi. Kalian pergi bersama?" tanya Shikaku kepada putranya dan putri Hokage tersebut.

"Hanya kebetulan bertemu, dan aku mengantarnya pulang." Shikamaru menjelaskan.

"Begitu. Dan Shikamaru, Tou-san lupa memberitahumu kalau lusa ada acara makan malam Keluarga Nara, jadi luangkan waktumu untuk itu. Mengerti?"

"Hm" jawab Shikamaru singkat.

Mendengarkan percakapan ayah-anak itu Naruto diam, kemudian bergumam, "Makan malam keluarga yaa? Hmm boleh juga di coba."

Shikaku hanya menatap gadis itu, mengurungkan niatnya untuk menyarankan agar Naruto tidak mengadakan makan bersama keluarga. Percuma, hasilnya adalah kegagalan besar. Tapi tak sampai hati menyampaikan hal tersebut karena wajah Naruto menampakkan binar-binar kebahagiaan membayangkan idenya barusan.

Gadis berkulit tan itu melangkah, "Kalian teruskan saja perbincangannya. Aku mau ke atas. Dan untuk Shika, terima kasih untuk semuanya"

Sampai di kamar, Naruto langsung menjatuhkan diri di kasur airnya dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Dia sangat lelah, tapi juga sangat bahagia. Haaaah senangnya.

'Tu-tu-tunggu. Aroma ini' Naruto mencium bantal itu dengan lebih dalam. 'Mint. Tidak mungkin. Pasti hanya aroma pewangi pakaian saja.' Endus lagi 'mungkin hanya perasaanku saja'. Cium lagi 'ini seperti aromanyaaaaa…. Sasuke'. tbc

: : : : : ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

A/N : Kalo ada kata yang kagak Reader-tachi ngerti, silakan tanya ame Mbah Google, Pakde Wiki, atau Mbok nyang laen! Mungkin bakalan Aki sertakan di chap depan kalo ada yang nyaranin bwat masukin glosarium-na. Follow – follow – follow – fav – fav – review!