.

Chapter sebelumnya :

"Tabahkan dirimu, Yeol, kau pasti bisa menaklukkan Byun-sonsaeng! Guru yang lebih professional darinya saja bisa kau buat K.O karena kebodohanmu."

"Siaaaall… kenapa aku yang harus datang ke rumahnya?!"

"Aku menemukanmu, Baekhyunie."

"KENAPA PERTANYAAN SEGAMPANG INI SAJA KAU TIDAK BISA?!"

"Kalau ketahuan aku akan bilang kalau kau dalang dari semua ini."

"YEOLCHAAAN! AKU PULAAAANG!"

"Ti, tidak mungkin… aku belum lulus SMA…"

(("Tapi itu kenyataannya, adikku sayang! Dia. Sudah. Pulang."))

.


NANIMONAI

(It was nothing)

Disclaimer : Chara punya siapa pun yang (mengaku) memilikinya, plot punya Kim Kumiko

WARNING! Shou-Ai, Typo(s) dan kerabatnya, GAJE, NISTA

-ChanBaek-


.

Seumur-umur, rasanya Park Yura tidak pernah merasa sebegitu inginnya melempar kulkas pada makhluk yang—mengaku—indah di depannya ini seperti sekarang.

"Kau…" mata Yura menyipit, kelilipan.

"…Xi Luhan."

Makhluk yang—mengaku—indah itu pun menyeringai, "Yura-chan, harusnya aku dijamu, loh. Tawari minum, misalnya."

Minum ndasmu, Yura mengomel dalam hati lantaran masih kesal acara bersantainya diganggu dengan sangat nista.

Yah, setelah menelpon Chanyeol yang ikut panik mendengar Yura panik, wanita karir itu kemudian menenangkan diri dan mempersilahkan Luhan masuk dengan berat hati.

"Ada urusan apa kau kesini?"

"Ugghh~ Yura-chan dingin sekali."

"Ini masih musim panas, bodoh. Dingin dari mana."

Dan Luhan pun sweatdrop.

Pemuda pemilik senyum madu-dan-racun itu melipat tangan di depan dada. Dipandanginya Yura dengan sinis, kemudian ia tersenyum.

"Mau bertemu Yeol-chan."

Yura mendengus, belakangan diketahui ternyata hidungnya geli. "Dia tidak di rumah."

"Hummm…" Luhan memasang pose berpikir dengan jari kelingking di jidat, "Kalau begitu aku pergi saja! Dadah, Yura-chan!"

"Eh?!" Tiba-tiba Yura merinding dangdut. "Serius, nih?! Kok tumbenan?!"

Yura bingung. Iyalah, biasanya kalau menyangkut soal Chanyeol, Luhan itu kelewat anarkis dan maunya nempel terus dengan sang adik. Awalnya Yura memprediksi Luhan akan memaksa tingal atau bahkan menginap hanya untuk bertemu Chanyeol. Tapi sayangnya kemampuan Yura masih kalah dengan Om Deddy.

"Heh, kau merencanakan sesuatu?"

Luhan yang hampir berbalik kembali berhadapan dengan Yura, "Um! Jangan bilang pada Yeol-chan kalau aku datang!"

"Telat." Balas Yura dalam otaknya.

Kemudian pemuda bersurai madu itu keluar rumah dengan santai, lalu berlari riang bagai bocah dan menghilang di ujung jalan.

Yura cengo.

Kemudian mengedikkan bahu.

Oh, oke. Yura sedang bosan. Mungkin 'menonton' sejenak sambil ngemil popcorn tidak masalah.

.

-:-

.

Chanyeol merasa seperti keluar dari lubang biawak kemudian masuk ke kandang gorila.

Ia berjalan sempoyongan ke sekolah, sepanjang jalan dikira mabuk oleh seluruh lapisan masyarakat. Batinnya tersiksa berat sehingga wajahnya nampak memprihatinkan.

Pasalnya, kemarin saat Yura menelpon bahwa Luhan datang ke Korea, Chanyeol dengan bayang-bayang ketakutan bermain di game center dan kalah telak dari Jongin dan Sehun. Kedua bocah kwik-kwik itu pun sukses memeras Chanyeol hingga yang bersangkutan harus rela pulang jalan kaki.

Eh, tapi biasanya memang jalan kaki, kok.

Sengaja dia pulang agak malam (hingga ibunya mengomel bak komentator sepak bola) hanya untuk menghindari Luhan.

Sayang sejuta sayang, dia punya kakak yang super duper kampret.

"Luhannya udah pergi, kok, ga tau deh kemana. Lo aman malam ini, Yeol."

Chanyeol cengo.

FAAAAAAAKKKK

"Sia-sia gue pulang malem sampe diomelin, shiyal lo!"

Rasanya Chanyeol ingin sekali menjadikan kakaknya origami burung bangau lalu digantung di teras rumah. Siapa tahu bisa menangkal setan. Tapi sayangnya ada sang ayahanda disana, mengawasinya dalam diam. Mendadak semua jadi horor.

Begitulah.

Chanyeol pun mendesah lelah, "Dosa apa hambamu ini, Tuhan…"

Oke, ia memang berhasil lolos dari Luhan untuk sementara, tetapi kemudian dia harus berhadapan dengan sesuatu yang lebih berbahaya sekarang ;

BYUN BAEKHYUN.

Chanyeol sampai di gerbang sekolah tepat saat bel berbunyi. Siswa lain kelabakan dan cepat-cepat masuk sekolah tapi Chanyeol tidak. Sekali-kali boleh, lah, dia malas. Sekali-kali apanya.

Chanyeol baru saja akan ke toilet, niat mencuci muka, ketika matanya menangkap eksistensi yang tengah bersidekap di pos satpam.

Uh… rasanya kenal… pendek, aura membunuh, unyu

"B-Byun saem!"

Astaga oh tidak, Chanyeol sudah bangun, kan? Tidak sedang bermimpi, kan? Ayo coba kepalamu diadu dulu dengan aspal jalanan sebagai pembuktian.

"YEEEOOLL!"

Chanyeol kemudian melihat sosok Sehun dan Jongin disana, tengah melambai nista menyuruhnya mendekat.. Ia merasakan firasat buruk.

Berusaha mengacuhkan aura Baekhyun yang lebih hitam dari kulit Jongin, Chanyeol melangkah takut-takut mendekati Baekhyun. Ia tahu apa yang terjadi, Chanyeol pasrah. Tapi walaupun aura Baekhyun rada-rada, ternyata guru unyu itu mencoba calm down menghadapi trio kwik-kwik ini.

"Kalian tahu apa kesalahan kalian?" Baekhyun memelototi ketiga muridnya yang langsung berkeringat dingin.

"I-iya, saem." Sehun mengaku lebih dulu. Gagal sudah rencana nistanya untuk mengorbankan Chanyeol seorang. Byun-saem sudah tahu lebih dulu bahwa ia yang mendalangi tindakan kriminal kemarin sore entah dari mana.

Baekhyun mendengus, tangan disilangkan didepan dada, tatapan mengintimidasi. "Dan kalian juga tahu, kan, apa yang akan saya lakukan pada kalian…?"

"I-iya, saem." Jongin meriang mendadak. Plis hukumannya jangan yang aneh lagi plis.

Tanpa sengaja Chanyeol melihat penampakan di siku Baekhyun, takut-takut ia bertanya, "S-saem, kau terluka?"

Refleks Jongin dan Sehun menoleh pada penampakan yang ditunjuk Chanyeol dan benar saja, ada luka lecet disana.

"Eh, beneran…"

"Tak kusangka, kupikir Byun-saem tak tersentuh."

Duo yin-yang itu malah tersepona. Baekhyun jadi makin berapi-api.

"INI GARA-GARA KALIAN, TAHU!"

"AMPUUUNNN…" trio kwik-kwik langsung sujud dengan dramatisnya.

Seluruh penghuni sekolah yang mendengar suara delapan seperempat oktaf milik Baekhyun mulai kasihan dengan trio kwik-kwik. Mereka pun berdoa semoga arwah mereka diterima disisi-Nya. Doa apaan itu woy.

"Maafkaan aku saeeemmm… ini semua ide Sehun!"

"Bohoonng! Chanyeol yang menyuruhku, saaeeeemm!"

"Sialan kau! Semua ini salahmu, tahu!"

Ketiga makhluk hina itu sekarang malah saling tuduh. Baekhyun gagal paham dengan mereka bertiga. Kepalanya pusing mendadak dan Baekhyun akhirnya kehilangan kesabaran. Ia melemaskan jari-jarinya, menarik napas panjang… dan—

"OH SEHUN! BERSIHKAN KELAS SEPULANG SEKOLAH!"

JEDERRR!

Sehun mendadak koma.

"KIM JONGIN! BANTU PETUGAS PERPUSTAKAAN SEPULANG SEKOLAH!"

ASDFGHJKLHFSUGJK—PERPUSTAKAAN?! DEMI APA PERPUSTAKAAN?!

Jongin tak sadarkan diri.

"PARK CHANYEOL…"

Baekhyun mendramatisir dengan begitu kampretnya. Ia menyeringai, matanya berkilat berbahaya. Chanyeol komat-kamit baca mantra pesugihan.

"HUKUMANMU…"

Chanyeol anak baik—Chanyeol anak baik—Chanyeol anak baik—

"…BE-LAN-JA."

…krik

"EEEEEEHHH?!"

Dunia pun runtuh.

.

-:-

.

Siang itu matahari bersinar begitu terik hingga Luhan memutuskan untuk membeli eskrim.

"Vanila! Lulu unyu dataaang~"

Pemuda itu dengan ceria mengambil sepuluh bungkus eskrim batangan sambil bersenandung dan sesekali tertawa cekikikan, hingga mbak-mbak penjaga toko bertanya-tanya anak kecil mana yang makanannya bejibun. Si mbak-mbak pun berniat menghampiri anak kecil unyu tersebut.

Ehm, mbak, tapi dia itu bukan anak ke—

"Woi, bocah, apa-apaan dengan porsi makanmu itu? Enak saja kau menghabiskan stok eskrim vanila sendirian."

—cebong.

Telat, seseorang telah mendahului mbak-mbak itu. Dan sepertinya orang itu tengah cari mati.

Luhan diam sembari menggenggam erat eskrim kesukaannya. Dibalik tudung jaket berbulu-nya, aura hitam nan mematikan mulai keluar.

"Beraninya…"

"Um? Apa? Kau bilang sesuatu?"

"AKU BUKAN ANAK KECIL!" Luhan ngiklan.

Pemuda itu berbalik cepat sembari mengacungkan sebuah penggaris besi yang ia bawa kemana-mana pada pelaku kejahatan yang telah mencemarkan nama baiknya.

Terkejut, pemuda yang diserang refleks memundurkan diri, "Wow, wow, santai saja bocah."

Alis Luhan berkedut tak suka, genggamannya pada eksrim vanila menguat hingga eskrim malang itu kemudian patah.

"Jangan. Panggil. Aku. Bocah." Nada yang penuh tekanan dan intimidasi.

Luhan menengadah, menatap langsung mata lawan bicaranya yang ternyata cukup tinggi nan miring menyaingi menara Pisa. Luhan sama sekali tak gentar, api imajiner menyala di matanya.

Sang lawan bicara tampak sedikit gugup, apalagi dengan penggaris besi tajam mengacung didepan matanya. Sementara mbak-mbak penjaga toko sudah kabur terlebih dahulu akibat tidak kuat melihat adegan horor tersebut.

"O-oke, oke. Aku minta maaf, turunkan pengarismu."

Pemuda tinggi itu berusaha berdamai dengan tertawa canggung sambil menurunkan penggaris Luhan pelan-pelan.

"Sekali lagi kau panggil aku bocah, kubunuh kau."

Glup.

"Ha—hahaha…" pemuda tinggi tertawa cangung. Sunguh, makhluk pendek di depannya ini auranya sangat berbahaya. Ditambah perkataannya yang amboi, tidak ada nada main-main.

"Aku sudah minta maaf, oke? Masalah selesai."

Luhan mendengus kasar, tangan terlipat didada, "Bersyukurlah karena hari ini mood-ku sedang baik, Angry Bird."

WHUT?!

Alis si pemuda tinggi berkedut-kedut kesal. Ingin rasanya menangkap bocah kurang ajar di depannya ini kemudian memasukkannya ke dalam karung kemudian melemparnya ke lautan kemudian dia bisa hidup bahagia selamanya.

"Maaf, tapi aku punya nama, namaku Wu—"

"Angry Bird! Mukamu persis!" Luhan menuding si pemuda tinggi dengan telunjuknya.

"Persis yang mana? Burung yang merah atau yang kuning?"

"Persis babinya."

JEDERR!

Dengan itu Luhan berlari riang sembari memborong semua eskrim vanila, meninggalkan si pemuda tinggi yang tengah pundung di pojokan dengan aura gelap di sekeliling. Samar-samar Luhan mendengar pemuda itu menggumam seperti "Wajah ganteng begini dibilang mirip babi…"

Luhan tak peduli. Siapa suruh mengejeknya bocah!

Walaupun tingkahnya seperti bocah, sih, dan tinggi badannya yang menginjak harga diri itu.

O-oke, maaf. Tu-turunkan penggaris besinya.

.

-:-

.

Jongin punya pengalaman buruk yang berhubungan dengan perpustakaan.

"Shiiyaaaall!"

Waktu kecil dia punya musuh bernama –pip- (sensor). Nah, Jongin suka sekali mengejek si –pip- ini. Mentang-mentang si –pip- lebih pendek darinya.

"Dasar anak kecil, emang enak masih harus minum susu?" itu ejekan Jongin yang songongnya minta ampun walau masih sekecil amuba.

Yang merasa familiar dengan ejekan diatas, jangan dipikirkan okay.

Setelah itu si –pip- menghilang. Jongin mana peduli, dia malah senang karena beranggapan bahwa dia berhasil mengusir musuh yang melanggar wilayah teritorialnya. Padahal Jongin sudah menandai wilayahnya dengan pohon berisi bekas air kencingnya. Akibat hal itu dalam hitungan menit sang pohon meregang nyawa.

Hidup tenang Jongin tak berlangsung lama. Sebulan kemudian, saat Jongin krisis buku Sejarah dan terpaksa mencarinya di perpustakaan, si –pip- pun muncul.

"Ugh! Ti-tinggi!"

Saat itu Jongin yang masih sekecil upil meloncat-loncat seperti kutu kepanasan sambil berusaha menggapai buku sejarah pada rak bagian atas. Kenapa Jongin tidak meminta bantuan? Biasa, gengsi.

Akhirnya sebuah tangan terjulur mengambilkan buku yang ia butuhkan. Jongin baru akan berterimakasih kalau saja yang membantunya bukan…

"K-kamu?!" Jongin terkejut dengan dramatisnya.

Iya, itu si –pip-. Dengan dandanan yang oh-astaga-keren-sekali hingga Jongin tak ubahnya bagaikan rakyat jelata di depan pangeran, dan tinggi badan yang amboi… i-ini beneran si –pip-, kan?!

Jongin tak sadar dirinya tengah mengaga sambil menutup mulut, persis seakan tengah melihat kucingnya hendak melakukan kudeta.

Si –pip- menyeringai, "Sekarang siapa yang anak kecil?"

JEDEEERRR!

Sejak saat itu Jongin pun mengutuk perpustakaan. The end.

Oh, sepertinya belum berakhir. Terkutuklah Byun-saem yang entah darimana bisa tahu masa lalu kelam Jongin hingga mengirimnya ke perpustakaan.

"Ah! Kau pembantu yang dikirim Byun-saem, yah?"

Siiinngg…

"Pe-pembantu?!" Jongin muncrat.

Gadis muda yang merupakan petugas perpustakaan mengangguk semangat, "Kata Byun-saem pembantunya hitam. Itu kamu, kan? Iya, kan? IYA, KAN?!"

"….Iyah."

Jongin menyadari dirinya hitam, tapi jiwa Byun-saem jauh lebih hitam.

"Kalau begitu selamat bekerja!" kemudian petugas perpustakaan itu berlari semangat setelah sebelumnya memberikan tiga kardus besar pada Jongin, "Sortir itu, ya! Dadaaah…"

"Dadaaah…" balas Jongin sweatdrop.

Kemudian makhluk redup itu menghela napas frustasi. Buku yang ia sortir terlalu banyak, "Berapa lama aku harus berada disiniii?!" tanya Jongin pada rumput yang bergoyang.

Untungnya perpustakaan sedang sepi karena sudah jam tiga sore. Yosh, Jongin harus bergerak cepat, mana mau dia berlama-lama di tempat terkutuk. Segera Jongin mengambil kardus pertama dan menyocokkan kode buku dengan kode rak.

"DA…"

Sebenarnya perpustakaan EXO High School cukup nyaman. Tenang, adem (karena ber-AC), koleksi bukunya banyak, tempat ideal untuk bolos dan tidur. Sayangnya Jongin terlanjur memusuhinya.

"Um… DB…"

Jongin mengangkat buku ensiklopedia berlabel "DB" sambil mendumel tentang betapa beratnya ini buku. Belum sempat tagannya menjangkau rak "DB", tiba-tiba—

"HUWAAAAH!"

GUBRAAAK

—muncul sepotong wajah diantara rak "DC", tengah memandangi Jongin dengan mata bulat yang unyuh tapi menghanyutkan.

"Adududuh…" Jongin mengusap kepalanya yang baru saja tertimpa ensiklopedia saking terkejutnya.

Kemudian ia meringis saat mendapati seorang pemuda yang baru saja membuatnya terkejut sedang mengulurkan tangan padanya, "Halo."

"Halo ndasmu! Sejak kapan kau ada di sana?!" dan Jongin menerima uluran tersebut.

"Sejak tadi. Maaf mengejutkanmu, Jongin-sshi." Balas pemuda itu datar.

"Hm, lain kali munculnya biasa saja, jangan seperti dedemit begitu." Balas Jongin sedikit ketus.

"Maaf." Sang pemuda membungkuk sekilas, kemudian mata bulatnya menangkap sosok ensiklopedia yang tengah memanggil-manggil untuk dibaca, "Sepertinya koleksi baru. Boleh saya lihat?"

Jongin merengut, tapi tetap saja memberikan ensiklopedia yang telah menodai kepalanya pada pemuda dengan ekspresi datar itu.

"Terimakasih."

Perasaan Jongin saja, atau memang mata si pemuda tengah berkilat-kilat bahagia?

Ah sudahlah, "Kau tidak pulang, Kyungsoo?"

"Nanti. Saya mau melihat-lihat koleksi buku baru." Jawab si pemuda dengan pandangan menancap pada lembar ensiklopedia.

"Oh," Jongin melanjutkan pekerjaannya, "Tapi setelah melihatnya jangan diacak lagi, kembalikan ke tempatnya yang benar, ya. Aku tidak mau dimarahi petugas perpustakaan." Dan Byun-saem, tambah Jogin dalam hati.

"Saya tahu," Kyungsoo menatapnya, "Butuh bantuan?"

"Eh?"

Tunggu dulu. Ini benar-benar Do Kyungsoo, kan? Peringkat pertama seangkatan, yang duduk paling depan di deret bangku Jongin, yang bicaranya formal, yang ekspresinya selalu datar, yang selalu sendirian, yang katanya mau menikah dengan buku itu, kan?!

"Jongin-sshi? Kenapa menatap saya seperti itu?"

"A-ah tidak!" Jongin gelagapan sendiri. Setahu Jongin Kyungsoo ini susah bersosialisasi, sejak kapan dia mau repot-repot membantu Jongin?

Dan lagi, kelihatannya Kyungsoo itu orangnya dingin dan cuek. Murid lain saja enggan meminjam tugas padanya karena sikapnya yang menyebalkan. Jongin sendiri, walau sekelas dengan Kyungsoo, tapi mereka tidak terlalu akrab. Bicara pun hanya sekali, saat berkenalan antarteman sekelas. Pokoknya Jongin dan Kyungsoo itu sama sekali tidak dekat. Titik.

"Jongin-sshi, bagaimana? Butuh bantuan, tidak?"

"I-iya, boleh saja… kalau kau tidak keberatan."

Dan saat itu adalah pertama kalinya Jongin melihat Kyungsoo tersenyum tipis, tipis sekali ngalahin tisu.

"Kalau begitu saya akan menyortir yang ini." Kyungsoo beranjak mengambil kardus lainnya, meninggalkan Jongin yang tertegun sejenak.

"Tadi… dia beneran senyum?"

Yah, mungkin Do Kyungsoo tidak seburuk itu.

.

-:-

.

"Huaacchiim!"

Sehun merutuki gurunya yang pendek tapi galak shiyal.

"Byun-saem kejam sekali. Aku ini 'kan sensitif debu… HUUAACCHHIMM!"

Bunga-bunga yang terkena semburan bersin beracun Sehun mati seketika. Sehun menggosokkan telunjuk pada hidung. Belakangan diketahui ternyata yang gatal itu telunjuknya, pemirsa. Gak penting kan.

Sehun kembali dengan enggan membersihkan kelasnya yang entah kenapa hari ini sepuluh kali lebih kotor dari biasanya.

(Di kejauhan terdengar suara "Kerjaan Byun-saem. Kerjaan Byun-saem. Kerjaan Byun-saem." (gema))

Byun Baekhyun itu mengerikan, Sehun mencatat baik-baik dalam otaknya. Entah darimana Baekhyun tahu kalau Sehun musuhan dengan debu dan sanak saudaranya. Walaupun rada nganu, jika ditelaah lebih jauh, penampilan Oh Sehun itu selalu rapi dan bersih—tidak seperti Jongin yang sudah daki alami, jorok, hidup lagi.

Sekarang terjawab sudah kenapa tumben-tumbennya Byun-saem memberi hukuman yang normal.

Selesai dengan tugasnya, secepat kilat Sehun keluar kelas, niat membuang sampah yang ia masukkan ke dalam kantong plastik hitam besar. Kalau ada yang bertanya mengapa Sehun tidak kabur saja karena tidak ada yang mengawasi, itu percuma. Tidak ada yang bisa lari dari Baekhyun, oke? Fine.

Sehun menyeret kantong sampah dengan wajah mengenaskan. Ia berjalan malas sambil garuk-garuk kepala. Sampai rumah Sehun harus mandi kembang ini.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, suasana sekolah sepi nan mencekam. Melewati koridor, sayup-sayup ia mendengar bunyi musik mengalun entah dari mana. Sehun merinding mendadak, tidak mungkin fanfiction ini berubah genre, kan? Iya, kan? IYA, KAN?!

Sehun mencoba berpikir realistis. Mana mungkin ada murid yang betah di sekolah sampai sore begini. Paling-paling yang masih di sekolah cuma satpam dan murid yang melaksanakan ekstrakulikuler. Oh, iya, Sehun baru ingat kalau ini hari Sabtu, berarti ekstrakulikuler yang aktif hanya basket dan renang, dan itu berlangsung jauh dari tempatnya berpijak saat ini.

Nah, loh.

Sehun komat-kamit tidak jelas sambil menatap liar kearah koridor yang mulai gelap. Dengan sisa keberanian ia berlari cepat kearah sumber suara. Sampai diujung koridor ia berbelok ke kanan—

"Eh, tunggu, ini kan ruang klub dance!" Yap, musik itu dari ruang klub dance ternyata.

"T-t-t-tapi klub dance-nya hari Selasa!"

Hayoloh.

Jadi siapa yang sudi berlama-lama di ruang klub dance di malam minggu begini? Hantu jomblo? Hell-o.

Tidak ada pilihan lain. Ia harus segera membuang sampah ini lalu pulang lalu mandi kembang lalu curhat pada Chanyeol lalu hidupnya kembali tenang.

"Twinkle twinkle little star…"

Hyyyyyyyaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh! Asdfghjklljagfjgfhs ITU BUNYI APAAN ITU AAAAAAAAAAAA

Kini Sehun tengah menggelinjang galau memikirkan nasibnya. Kalau dia diam disini, atut. Tapi kalau dia kabur, besok dia pasti tewas dengan mengenaskan di tangan gurunya. Semuanya seyem, Sehun pun dilema.

Musik klasik terdengar setelah lagu Twinkle-Twinkle Little Star (yang baru Sehun sadari bisa berubah seram di waktu yang berbeda). Suara decitan sepatu mengiringi, Sehun mulai bertanya-tanya sejak kapan hantu pakai sepatu.

Memberanikan diri, Sehun kemudian mengintip dari kaca berukuran 50x10 cm yang terpasang di pintu ruang klub dance. Sepintas memang terlihat tidak ada siapapun, tapi kemudian tampak sesosok makhluk memakai jaket abu-abu yang tudungnya ada bulu-bulunya tengah menari dengan begitu indah.

Sehun tersepona. Gerakan makhluk itu begitu indah, seperti gerakan Jongin—oke, Jongin memang hebat dance—, luwes sekali seolah-olah menyatu dengan musik. Sehun terbengong-bengong dengan liur menetes, Jongin memang hebat dance tapi tarian yang tersaji di depannya seolah membuat Sehun terhipnotis untuk terus mengamati setiap inchi pergerakan pemuda bersurai madu itu.

Ciyeee… bahasanya.

Pemuda itu melompat ringan, berputar indah layaknya penari balet, kemudian menggerakkan jemarinya seolah tengah memainkan piano—sesuai dengan musik yang tengah berputar. Gerakannya terpatri jelas dalam cermin besar yang terpasang di ruangan. Ia melangkah anggun kemudian berputar lagi hingga akhirnya memberi hormat dengan elegan a la butler-butler istana.

Dan ketika ia tersenyum manis, Sehun pun tepar dengan darah mengalir deras dari hidung. Mimisan.

.

-:-

.

Harusnya hari minggu adalah hari bermalas-malasan nasional. Harusnya hari minggu Chanyeol bisa tidur seharian tanpa gangguan berupa petuah plus primbon dari sang ayah, sabetan alat-alat dapur dari sang ibu, dan bungkus snack dari Park Yura.

"Harusnya begitu…" batin Chanyeol miris.

Tapi adanya Byun Baekhyun membuat hari Minggunya berubah jadi hari Senin, dimana Chanyeol harus bangun pagi agar tidak telat apel.

Chanyeol bangun pukul setengah enam (ditemani tatapan bangga dari ayah, tatapan terharu dari ibu, dan tatapan nganu dari Yura), dan itu adalah rekor bangun paling pagi a la Park Chanyeol. Dengan setengah sadar efek mengantuk, Chanyeol nekat menghampiri kamar mandi dan berakhir dengan dirinya yang mencium wastafel.

Untung bukan kloset.

Setelah mandi dan berpakaian rapi (diiringi tatapan bertanya dari ayah, tatapan menyelidik dari ibu, dan teriakan supersonic dari Yura; "ASDFGHJKL CHANYEOL MAU KENCHAAAAANN."), Chanyeol kemudian mengendarai motor besarnya berangkat menuju kediaman Yang Mulia Byun Baekhyun.

Sampai disana Chanyeol dihadiahi ciuman mesra dari sepatunya Baekhyun, "Penampilanmu itu terlalu mencolok, tahu! Kita ini mau belanja, bukannya ke taman hiburan! Harusnya kau was wes wos was wes wos…" selanjutnya Chanyeol tidak dengar lagi pidato guru pendeknya itu.

"Aku tidak mau tanggungjawab kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada bajumu." Ancam Baekhyun sambil menyipitkan matanya lucu. Chanyeol batuk-batuk salah tingkah.

"Memang apanya yang salah?" batin Chanyeol. Baekhyun terlalu berlebihan. Memang, sih, penampilan Baekhyun cukup kasual dibadingkan dengan dirinya yang dengan songongnya memakai pakaian bermerk. Tapi, apa salahnya?

Dan akhirnya pertanyaan Chanyeol terjawab setelah mereka tiba di tempat tujuan; supermarket. Di sana terlihat antrian panjang ibu-ibu yang tertarik dengan pengumuman di depan pintu bertuliskan "DISKON BESAR-BESARAN". Haduh, bajunya pasti kenapa-napa setelah masuk ke kerumunan ibu-ibu itu.

Baekhyun berdiri gagah dengan tangan menumpu pada pinggang. Efek sinar mentari dari belakang tubuhnya menambah efek kekejaman yang akan Chanyeol alami hari ini.

"Nah, Park Chanyeol…" Baekhyun tersenyum lebar, bulu kuduk Chanyeol berdiri, "Waktumu hanya satu jam," Baekhyun mengeluarkan stopwatch dari saku celananya, "Dan kau harus membeli barang-barang yang sudah aku tulis disini." Kemudian memberikan daftar belanja dan beberapa lembar won pada Chanyeol.

"Ingat, hanya satu jam. Kurang dari satu jam, bagus. Lebih dari satu jam, mati."

Siiingggg…

"T-tapi kalau waktuku pas, dan barang-barangnya tidak lengkap bagaimana?"

Baekhyun menatapnya tajam, "Harus lengkap."

"S-saem—"

"Harus. Lengkap."

Glup.

"O-oke…"

Dengan itu Chanyeol pun maju ke medan perang.

Baekhyun memandangi muridnya puas, "Kuharap kau cepat sadar kalau mencari masalah denganku itu percuma, Park Chanyeol."

Chanyeol mengambil troli belanja kemudian ikut mengantri di belakang dua ibu yang sepertinya tengah bergosip.

"Eh… anak muda, baru kali ini aku melihat pemuda sepertimu mau belanja sepagi ini." Kata ibu pertama.

"Ah… anak yang baik, ya, andai saja anakku sepertimu." Ibu kedua menimpali.

Chanyeol hanya ber 'haha' dan 'hehe' sambil garuk-garuk tengkuk. Sepertinya ibu-ibu ini ramah juga, tidak seperti dugaannya.

"Hyaa~ itu pacarmu, ya?" ibu kedua menunuk-nunjuk Baekhyun bersemangat.

"Mana?! Gyaaaah… manis sekalii!" ibu pertama ikut-ikutan.

"E-eh? Bu-bukan, anda salah!"

"Aaah~ tidak usah malu-malu! Kalian cocok, kok!" ibu pertama menatap Chanyeol dengan mata berbinar.

"Apalagi sekarang sedang ada diskon besar-besaran, kau bisa membeli kondom sebanyak yang kau mau!"

…..HAA?

Chanyeol merasa pikiran sucinya baru saja ternoda.

"T-ti-tidak! Anda salah paham, dia hanya guru saya, bukan pacar saya!"

"Sudahlah, anak muda, jangan menutupinya begitu!"

"Iya, mana mungkin ada guru semuda dan semanis itu!"

"Benar, kok! Saya tidak bohong!" Chanyeol memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Dua ibu itu malah cekikikan, membuat Chanyeol makin merasa bahwa hidupnya begitu absurd.

"Ah iya, kalau kau butuh sesuatu dan tidak tahu mau mencari dimana, tanya saja pada kami. Kami langganan supermarket ini, loh."

"Iya, kami akan berusaha membantumu, apalagi bagian kondom atau –piiiip- dan –piiip- juga –piiip- kami akan membantumu dengan senang hati!"

Chanyeol cengo. "I-iya…"

Walaupun absurd, setidaknya kedua ibu itu mau membantunya. Mungkin ibu-ibu tidak seseram yang ia kira (kesampingkan ibunya sendiri). Dan mungkin pakaian mahalnya akan baik-baik saja.

Mungkin, loh.

-:-

"…tiga…dua…satu…habis!"

Trak!

Baekhyun menekan tombol pada stopwatch-nya dan menoleh sekeliling. Park Chanyeol tidak terdeksi.

"Cih, anak itu." Baekhyun (dengan aura gelap di sekujur tubuhnya) mondar-mandir di tempat parkir sambil menggerutu. Tapi anehnya kelihatan imut.

Sudah satu jam lebih limabelas menit, dan kesabaran Baekhyun pun hilang sudah. Dan sesuai perjanjian, setelah ini Chanyeol akan mati di tangan gurunya itu.

"Park Chanyeol…" Baekhyun mengacak rambutnya frustasi. Berbagai pikiran negatif mulai menghantui benaknya. Bagaimana kalau Chanyeol tersesat? Bagaimana kalau ia tidak bisa membaca nilai mata uang dan kesulitan membayar?!

…Baek, Chanyeol memang bodoh tapi tidak sebodoh itu.

Akhirnya dengan sangat amat terpaksa Baekhyun pun memasuki supermarket. Berharap dapat menemukan Chanyeol dengan cepat kemudian membunuh amuba itu dengan sekali bilas. Loh.

-:-

"Haaaahh…" Chanyeol mendesah lelah. Penampilannya sangat uwao sekali. Pakaian koyak, rambut lebih mirip ijuk, wajah seperti kapal pecah.

Kemudian ia ingat tanggapan Sehun dan Jongin ketika mereka mendengar apa hukuman yang Chanyeol dapat.

"BE-BELANJA?! ENAK BANGET! BERUNTUNG BANGET LO!"

"AAAAAAAAAA YEOL TUKAR YUK TUKAR BERUNTUNG BANGET SIIIHH"

PRET.

"Beruntung apanya! Yang ada malah gue yang paling shiyal, kamvret!" makinya pada susu rasa stroberi yang tidak bersalah.

"Urungkanlah niat anda berbelanja apabila tempat yang anda tuju ada 'ibu-ibu' dan 'diskon'." Chanyeol membuat quote pribadi. Iyalah, itu ibu-ibu dua yang tadi menawarkan bala bantuan pada Chanyeol ternyata bohong besar. Memang kelakuan ibu-ibu itu terlihat mulia di luar supermarket, tapi saat pintu supermarket terbuka, mereka langsung bertrasformasi menjadi Tazmania.

Chanyeol ingat bagaimana para ibu langsung menyerbu stan sayuran yang juga ia tuju. Ramai, ada yang protes, berteriak, memaki, aaaahh pokoknya Chanyeol stress berat berada di tengah-tengah para ibu itu. Kemudian dengan ganasnya mereka mengambil dan berebutan sayuran hingga tak tersisa satu pun. Kejadian itu terus berulang ke stan lainnya hingga Chanyeol hanya berhasil membeli susu stoberi, pasta gigi, minyak goreng, daging sapi (yang Chanyeol dapat dengan memperjuangkan hidup-matinya), dan wortel yang terbelah dua hasil rebutannya dengan ibu berbadan pesumo.

Chanyeol mengecek jamnya dan langsung jantungan. "Sa-satu setengah jam?!"

"Ingat, hanya satu jam. Kurang dari satu jam, bagus. Lebih dari satu jam, mati."

"…Lebih dari satu jam, mati."

"…mati."

Mati.

"TIIIDAAAAKK…" Chanyeol bersujud dramatis.

"Aku harus kabur!" Heh, amuba satu ini tidak pernah kapok, ya.

Baru saja Chanyeol hendak lari membawa belanjaannya sebelum ia merasakan aura gelap di belakangnya dan mendengar sebuah suara yang familiar.

"Mau kemana muridku sayaaaangggg…?"

Matilah aku. Matilah aku. Matilah aku.

"Sa-saem…" Chanyeol menoleh dengan gerakan patah-patah.

"Hiiiaaaaatt…" Baekhyun berlari kemudian menerjang Chanyeol dengan tendangan super, "Mati kaaaauuu!"

Bruuaak

Chanyeol tepar dan Baekhyun segera memiting lehernya dengan tenaga dalam, "KAU MAU LARI, KAN?! DASAR KUTU! TIDAK KAPOK JUGA MENCARI MASALAH DENGANKU, HAH, PARK CHANYEOL?!"

"AAAA SAKIT, SAEM! SAKIIIIITTT!"

Tak peduli dengan ratapan muridnya, Baekhyun menempeleng kepala Chanyeol.

"AW! Kenapa kau kejam sekali padaku?!" protes Chanyeol sambil mengusap kepalanya yang benjol.

"Salahmu sendiri! Berapa waktu yang kuberikan, hah?!"

Chanyeol merunduk sambil mencicit pelan, "Satu jam…"

"Lalu berapa waktu yang kau habiskan?!"

"Sa-satu setengah jam…"

"Karena itulah aku kejam padamu! Aku mencarimu kemana-mana, tahu! Kupikir kau kenapa-napa!"

"Eh?" Chanyeol menatap Baekhyun yang terengah-engah dengan wajah merah padam. Pasti gurunya ini sudah capek mencari Chanyeol keliling supermarket.

"Saem… mengkhawatirkanku, ya?"

"Hah?" Baekhyun baru sadar kata-katanya sudah seperti seorang ibu yang mengomeli anaknya yang lolos dari pengawasan. Mengomel bukan karena marah, tapi khawatir. Sontak jiwa tsundere Baekhyun kambuh.

"E-enak saja! Siapa yang mengkhawatirkanmu, bodoh! Aku hanya tidak mau keluargamu menghakimiku kalau terjadi sesuatu padamu!" katanya sambil bersidekap dan memalingkan wajah.

Chanyeol tersenyum maklum. Gurunya ini memang tsundere tiada tara. Kelihatannya saja tidak peduli padahal sebenarnya dia sangat peduli. Tapi karena itulah Baekhyun jadi terlihat semakin manis.

Eh?

Kedip.

Manis?

Kedip. Kedip.

"Tapi, saem. Yang kudapat hanya ini." Kata Chanyeol sambil menyodorkan kresek berisi belanjaannya yang kurang.

"Y-ya sudah tidak apa-apa! Cepat antarkan aku pulang! Hukuman lain masih menunggumu nanti. Siap-siap saja kau."

Baekhyun berbalik sembari menggerutu pelan, kemudian guru muda itu menghela napas, "Lain kali kalau kau membuat kesalahan, hadapi saja aku dan perbaiki kesalahanmu, jangan mencoba kabur lagi."

Chanyeol terperanjat, hatinya cenat-cenut tanpa alasan.

Iya, yah. Kenapa selama ini dia selalu menghindari Byun Baekhyun? Padahal Chanyeol tahu kalau gurunya itu hanya terlihat tidak perduli tapi sebenarnya perduli. Harusnya Chanyeol sadar dari dulu, sampai kapan ia akan terus melarikan diri? Yang ada Chanyeol tidak akan pernah menyelesaikan masalahnya.

"Jangan jadi laki-laki yang pengecut, Chanyeol."

Dengan itu Chanyeol kemudian nyengir bodoh, "Siap!"

"Ayo." Baekhyun melangkah dengan Chanyeol yang mengekor setia bak cihuahua di belakangnya. Namun baru tiga langkah—

DUAK!

"Aw!"

—Baekhyun menabrak seseorang.

"S-saem, kau baik-baik saja?"

Baekhyun mengangguk sambil mengusap jidatnya yang bertubrukan dengan punggung orang yang ditabraknya. Salahnya juga, sih, berjalan dengan kepala tertunduk begitu.

"Maafkan saya."

Orang itu berbalik, sedikit lebih tinggi dari Chanyeol hingga Baekhyun harus mendongak untuk mendapati wajah yang dikenalnya.

"Halo…"

Pemuda tinggi itu menyeringai, "Kita bertemu lagi, Baekhyunie."

"Kris…"

.

-:-

TBC

-:-

.

UWAHAHAHAHA SEMAKIN NGALAY SAYAH DEMIAPA ;A; ;A;

Maap saya baru ngelanjutin ini FF /ber-'haha' dan 'hehe'/ akhir-akhir ini selera humor saya menurun drastis, mungkin karena pemanasan global /apahubungannya/

Dan—IYAAA~ yang nebak dua member yang muncul itu Kris sama Luhan, SELAMAT! ANDA MENDAPATKAN SATU SET UDARA SEGAR! SELAMAT MENIKMATI /sarap/

.

.

Reply~ Reply~

Inggit : wkwkwk km mau civok sayah? Yakiiiiiinn? /nadamencurigakan/ wahaha makasih reviewnya dan selamat ngakak wkwkwk.. review lagi?

exindira : wkwk pastinya di ff ini gaada yg IC, semuanya absurd /tabokdirisendiri/ chanbaek momen! Meski dikit tapi ntar ada kok part tentang mereka XD makasih reviewnyaaa~!

yeyechacha : IYAAAPP! Anda betul sekalii… itu emang Kris.. dan yang ke ruman si ChanChan emang Luhan! Wkwkwkwk OOC banget kan? Ahehehe /malahbangga/ /dilemparinkulkas/ UPDATE! Makasih revviewnyaa~

Guest : member barunya… sayah… /vlak/

realkkeh : WAHAHAHA IYA KAN SI CHANYEOL SIH KESUKAANNYA AMBIGU BERAT GIMANA DONG AHAHAHAH nyahaha burungnya ga kuat liat si Chanyeol, terlalu nganu(?) wkwkwk Jongin dari awal sampe akhir ternistai berat disini WAHAHAHAHAH /ditimpuk/ BUAKAKAKA BENAR SEKALII.. ITU KRISDAYANTI /ikutan salah fokus/ ahehehe biar nista gitu gapapa kan yak /ini orang hobi menistai orang/ SELAMAATT ANDA BETUL LAGI! Itu emang Luhan dan OOC sekaleeh~~ saya kepincut berat pengen jadiin Luhan Yandere XD /dibunuh/ ahehehe iyaah sayah juga gakuat bayangin dia om-om, ga cocok sama mukanya -_- UPDAAATEE dan semakin nista! Buakakak /dibuang/

baguettes : iya kan? Wkwkwkwk emang gaada yang bener ini termasuk authornya juga geblek muehehehe /malah bangga/ Chanyeol mah kebangetan itu begonya aduh maapkan anakmu ini pah… /sembah/ aku juga suka si mamah tsundere demiapaaaa wkwkwk *toss* siip! Ntar Chanbaek ada part-nya kok ahehehe UPDATE! Review lagi yah~

starparks : Yahahahaha salahkanlah sayah yang tega mendeskripsikan papah senista itu… /ngiris pergelangan tangan/ YAAPP anda benaaarr.. WAHAHAHAHAHA NGAKAK GULING-GULING DUUUHHH ITU PISANG EMANG AMBIGU BANGET YAH TERNYATA WKWKWK XD

parklilii : iyanih wkwkwk tapi ngalay banget kepincutnya XD udah terjawab kan? Makasih reviewnyaaa!

exojr : WKWKWKWK ITU YANG TINGGI TIANG LISTRIK /BUKAN/ MAKSUD ANE SI KRIS WKWKWKWKWK YANG KE RUMAH CANYOL SI LUHAN ITU MAKASIH RIPIUNYAAA :D :D

OceanBlue030415 : wkwkwkwk udah kejawab kan si Parjo? Wkwkwk XD buat hubungannya si Parjo sama BaekYeol di chapter selanjutnya yaah~ ditunggu dan makasih ripiunyaa!

Akihana Tsukina : WAHAHAHA BENER BANGET EXO SASARAN EMPUK BUAT DINISTAI /dibuang/ t-tanggung jawab?! A-apa aku harus menikahimu?! /ditendang/ wkwkwk makasih ripiunyaa!

baekggu : IYAAAPP! Betul sekalii itu krissshh… iya kan jahat banget mereka emang udah ngerjain baekhyun DAN MEREKA MENERIMA GANJARANNYA BUAHAHAHAHA /vlak/ makasih ripiunyaaa!

Guest(1) : YAP! Betul sekaliii! Buat KrisBaek itu ntar penjelasannya di chap depan ditunguuu yaaa~ wkwkwk.. Makasih juga reviewnya! Review lagi yah! :D

Ddobi88 : iya kan abstrak banget kan yah buahahahaha… iya yah, kenapa Baek ga digiring ke tengah jalan trus ditabrak? SAYANGNYA TRIO KWIK-KWIK TIDAK SEPINTAR ITU BUAKAKAKAK /sarap/ /dibuang/

ByunnaPark : si chanyeol mengelilingi angkasa dulu baru sadar kalo gurunya unyuh wkwkwkwk ga peka emang dia -_- iyaap! Itu Lipan! Eh, Yipan! Wahahaha belum terdeteksi wkwkwkwkwk XD /ngakak guling2/ aduh makasih banyaak atas dukungannya! UPDATE! Dan ripiu lagi yaa~

Kang Yura : wkwkwk nista banget kan sehunnya wkwkwkwk apa banget saya jadiin dia mata diuitan XD makasih reviewnyaa!

chepta chaeozil : wkwk udah kejawab kan? Yahaha iya kayaknya juga begitu XD makasih reviewnya!

pintukamarchanbaek : ya namanya juga author geblek yang senang menistai kayak sayah jadinya baekhyun galak begitu gapapa kan yah ahehehe… /dibakar/ uwaaahh kita sehati! /diusir/ aku juga anti matematika heeuungg ;_;

fuawaliyaah : WAHAHAHAHA HANJIR NGAKAK ITU TERSANGKA PENGEBOMAN? Cucok juga itu wkwkwkwk… makasih ripiunya!

Davenskye : waaa gapapa kok di ripiu aja saya udah bahagia /terbang/ XD uwaaahh makasih kritiknya! Berharga sekali! iyaah.. Chanyeol belum bener-bener jatuh cinta kok, tapi cuman… emmm… suka? Kayak semisal saya liat cowok ganteng langsung suka gitu, tapi ga jatuh cinta ._. ya pokoknya gitulah(?) /ga jelas/ dan sebenernya Baekhyun juga masih demen sama masa lalunya… /LAH BOCORAN/ update! Makasih reviewnya dan review lagii yaa~!

rachel suliss : yaaappp! Itu Kriiiss! Wkwkwkwk itu Luhan :""))) Kyungsoonya udah kesebut di chapter satu XD makasih reviewnya dan review lagi yaah!

DobiPanda : uwaah makasiihh! Udah mau di ripiu aja saya udah senenggg :"")))) wkwkwk udah terungkap kan yang manggil yeolchan? Yap, ripiu lagi yaa~!

gladiyeol : hyaaaaaa benarkah? O.o s-saya gatau kalo pen-name saya nama orang… /pundung/

indaaaaaahhh : Oooohhh jadi kamu yang naroh karet gelang disana pantesaaann XD Iyaaaapp! Benar sekaliii! Kenapa Kris? Karena dia sasaran empuk buat dinistakan… hohoho /dibuang/ wkwkwk engga ding, karena aku pikir dia yang paling cucok jadi orang ketiga XD makasih reviewnya dan ripiu lagiii~~!

Atsuka Rui : ahehehe ditunggu yah momen chanbaeknyaa~ XD waduh kaihun sahabatan aja gapapa kan? :""))) makasih ripiunya dan ripiu lagi yaaah! :D

baekkam : makasiihh! Review lagi yaah! :D :D

Guest(2) : wkwkwk makasihh! Review lagi yaah! :D :D

chachaku felice : hai juga! Aduh makasih banget ahehehe /malu2 cacing/ wkwkwk sengaja emang biar murid-muridnya kapok.. XD update! Makasih reviewnyaa! :D

nur991fah : wkwkwkwk saya emang hobi menistai keluarga park buahaahahaha /plak/ makasih reviewnya! Review agi yah~!

nafrachanbaek : udah terjawab kan? Update! Ditunggu reviewnya yaa!

7D : wkwkwk iya nih nyak, si chanyeol biar kate meblingsut(?) gitu tapi masih punya hati nurani /apaan nih/ wkwkwk iya kan? Yang nulis aja absurdnya luar biasa wkwkwk XD makasih reviwnya dan review lagi yaah!

nurulpriaarafah : huwaaaa makasih udah ripiu lagii! Yowes tenang aja, baekyeol rapopo (?) kok XD saya jamin endingnya mereka! Makasih reviewnya! :D

Raein Ren : wkwkwk makasih reviewnya! Review lagi yah! :D :D

Selichious ZeLuS : wkwkwk udah dilanjutt! Makasih reviewnya! :D

Miki : AAAAAAAAAA MAKASIIIHH! INI UDAH DILANJUT! REVIEW LAGI YAAAH!

del10 : wkwk chanyeol abis mengarungi luar angkasa XD makasih reviewnya dan review lagi yaah!

park hyun in : wkwkwk ntar ada masanya kok baekhyun dinistain buakakakak XD makasih reviewnya! :D

andini taoris : wkwkwk bahasaya ancur abis ini mah XD makasih reviewnyaa!

baby tao lovers : wkwkwkwk ditunggu yaah kristaonya… mungkin ntar di akhir2… mungkin XD /author tidak meyakinkan/ makasih reviewnya! :D :D

shin il kwang : wkwkwk aku juga suka komentar kayak gini XD makasihh! Iyap, itu kris XD dan makasih reviewnya! Review lagi yah~!

Unknown : udah dilanjuutt! Wkwkwkwk maap kalo karakter Baek begitu nista XD maklum hobi /dibuang/ makasih reviewnya! :D

BabyBaekSoo : BUAKAKAKAK KOMENTARNYA KOCAK NYAHAHAH PISANG DIKAWIN SILANG AMA STOBERI GYAHAHAHAH /gila/ Chanyeol somvlaknya factor genetic emang XD dan iyaaapp! Itu kriiissshh… aku juga bersyukur, kalo sama si chanyeol, mereka berdua rusuhnya udah kayak anak tawuran /vlak/ kalo sama kris sayah ga bisa bayangin baekhyun ngalay sementara kris diem aja XD mkasih reviewnyaa!

RLR14 : wkwkwk baekhyun emang seyem XD updaattee! Makasih revienyaa!

rizki . zelinskaya : WAHAHAHAHA CHANYEOL MIRIP PIARAAN WAHAHAHAHA /ditimpuk/ wkwk namanya juga mania kita hanya bisa memaklumi /vlak/ XD update! Ditunggu momen chanbaeknya yah! Makasih udah ripiu!

stykiees : PPPPPPPFFFFFFFFTTTT BUAHAHAHAHA ITU PISANG AMBIGU BANGET TERNYATAH BARU SADAR SAYAH /apaini/ wkwkwk makasih ripiunyaaa! Review lagi yah! :D

aprilbambi : gatau nih pada idiot semua kayak authornya wkwkwk XD wahaha saya emang kebanyakan makan(?) komik jadinya kebawa ke FF XD WADUH AHAHAHAHAHAH galau yah punya murid kek canyol XD dia kurang berusaha sih coba rajinan dikir pasti pinter deh dianya wkwk XD udah dilanjuttt! Review lagi yaah! :D

alysaexostans : wkwkwkwk iyaaahh! Anda benar sekalii! Enggak kok cuman lecet doang dikit XD baekhyun ka jagoan, harus kuat /vlak/ update! Ditunggu ripiunya yaa~!

audrey lovina : wkwkwk baekhyun ga semengerikan itu kok XD trio kwik-kwik sama uthornya aja yang lebay XD wakaka makasih ripiunya! Review lagi yaah!

BooJaejoongie is Mine : makasih ripiunyaa! Iyah awalnya juga pengen begitu tapi biar lebih nista pake ibunda ayahanda ajah WAHAHAHAH /ditimpuk/ ripiu lagi yaah!

BabyChanBaekYeol : haai! Ini udah dilanjut! Maap lama kekeke… makasih ripiunya dan ripiu lagi yaah! :D :D

.

.

Sekali lagi maap atas keterlambatan update dan juga humornya yang menurun, karena ada scene serius jadinya kadang humornya ga diselipin. Dan lagi otak saya udah mulai benar ini, ga korslet lagi /yaterus/

MAKASIH SEMUANYAAA~~! BUAT READERS, APALAGI YANG REVIEW DAN FAV JUGA FOLLOW MAKASIH BANGEEETT!

DITUNGGU REVIEWNYA YAA! :D :D

.