Aku adalah aib yang dibuang oleh orang bangsaku sendiri, vampir. Itu fakta. Aku hampir mati saat mereka melemparku ke Death Valley-Gurun Mojave. Tenang saja, masih hampir mati kok. Sekarang aku mencoba untuk mulai menata hidupku di sini. Dunia Manusia. Tapi, kenyataan tak semanis yang diharapkan.

Fact: Malsamaj

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: T semi M (chap selanjutnya bisa berubah)

Pair: ItaxfemNaru

Genre : Supernatural & Romance.

Warning : AU, femNaru, Typos, Alur tarik ulur.

+Unue : [i] huruf kesembilan alfabet

'Tidak, tidak, tidak. Aku telat. Matilah aku!' semakin ku percepat lariku menuju gerbang sekolah. 'Satu jam lagi sebelum bel berbunyi, kalau tidak cepat bisa-bisa…'

Jam kota masih menunjukkan waktu pukul 08:00. Terlihat gadis blonde berlari cepat layaknya sedang mengikuti lomba maraton. Pengguna jalan yang lalu-lalang memerhatikan gadis ini. Pandangan kagum dan terpesona jelas terlihat, bahkan tak jarang ada efek bling-bling di mata mereka. Bagaimana tak terhipnotis? Pemandangan seorang gadis sekolahan yang jadi objek pengamatan mereka adalah makhluk terindah selautan, sebut saja dia Namikaze Naruto, gadis manis, kulit yang eksotis lengkap dengan tiga garis halus di masing-masing pipinya, bola mata bagai permata safir, tingginya proporsional untuk ukuran remaja usia 15 tahun. Siapa yang tak kenal dengan gadis Kuil Hayachine yang satu ini? Manis, ramah, dan menyenangkan. Naruto cukup terkenal dikalangan pelajar. Dan berkat kesuksesannya menarikan Hayachine Kagura pada awal Agustus tahun lalu, Naruto juga cukup dikenal masyarakat sekitar.

Naruto pindah ke Jepang pada X-mas setahun yang lalu, karena bingung mau tinggal dimana akhirnya Naruto menerima ajakan seseorang untuk tinggal di Kuil Hayachine untuk sementara. Bukan ajakan sih sebenarnya, karena Naruto belum terlalu mengerti ucapan orang tersebut, akhirnya pasrah saja di seret kesana-kemari. Yuhi Kurenai nama orang yang mengajaknya itu.

Saat itu kuil kecil yang bernama Hayachine itu sama-sekali tidak ada yang menguni. Niatnya hanya untuk tinggal sementara saja, tapi nyatanya, Naruto menurut saja ketika Kurenai menyuruhnya merawat kuil dan mengikuti latihan ritual penyucian dan Hayachine Kagura. Tentu saja Naruto tidak mengerti maksud dari pelatihan aneh itu, nurut saja lah pikirnya. Ujung-ujungya Naruto jadi terbiasa dengan kehidupan gadis kuil dan menetap tinggal di kuil.

Dua bulan berselang, Naruto sudah bisa memahami bahasa dan kebiasaan orang-orang Konoha. Hanya dua bulan bisa baca tulis katakana-hiragana-kanji, luar biasa bagi manusia tapi tidak bagi vampir Namikaze yang punya kelebihan bisa memahami pemikiran seseorang dengan mudah. Dan lagi-lagi karena Kurenai juga, Naruto menjadi siswa Konoha Senior High School (KSHS).

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Padahal sekalipun Ia hanya berjalan santai, toh tak akan terlambat ke sekolah. Tapi kenapa gadis ini terburu-buru? Hoho ternyata hari ini adalah Howaito Dē (White Day – 14 Maret) sodara-sodara. Tak sengaja kemarin saat pulang dari kegiatan Klub Berkebun, Naruto mendengar beberapa teman laki-lakinya (sebutlah fans) berencana memberikan hadiah balasan atas coklat yang Naruto berikan pada Valentine's Day bulan lalu. Kata 'tak sengaja' sebenarnya tidak tepat, mengingat fakta jati diri Naruto sebenarnya adalah vampir. Mendengar bisik-bisik para fans laki-laki tersebut bagaikan mendengar percakapan dalam jarak dekat. Berterima kasihlah pada ketajaman indra-nya yang memang agak lebih tajam dari manusia. Hanya agak lebih tajam, tidak benar-benar tajam seperti vampir normal. Yah ketumpulan indra merupakan salah satu konsekuensi dari mempelajari kemampuan manusia yang bernama adaptasi dan imunitas.

Jangan remehkan kemampuan manusia! Sekalipun manusia adalah makhluk lemah secara individual, tetapi manusia bisa menjadi dua atau tiga kali lipat lebih kuat hanya karena sebuah alasan atau sebuah motivasi atau bahkan seseorang. Manusia adalah makhluk tersukses dalam hal menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, berbeda negara berbeda juga fisiknya, budayanya dan bahasanya. Mereka bersahabat dengan iklim, cuaca, dan juga alam. Manusia bisa hidup di daerah yang padat manusia maupun daerah terpencil, dengan suhu udara yang panas maupun rendah. Mereka begitu hebat di mata Naruto. Memang manusia akan mati tanpa manusia lainnya, bahkan kodrat sebagai makhluk sosial sudah di tentukan sejak mereka lahir. Berbeda dangan vampir yang diketahui Naruto selama ini. Vampir adalah makhluk individual yang kuat dan sempurna secara fisik, tinggi hati, dan memangsa makhluk lain untuk tetap bertahan hidup. Vampir yang baru lahir tidak memerlukan bantuan dari makhluk lain untuk bertahan hidup, karena kebutuhan hidupnya selama 13 tahun telah terpenuhi sejak dalam kandungan. Menabjubkan bukan? Tidak juga, realita mengatakan bahwa orang tua vampir harus memberikan mana kehidupan mereka pada janin vampir selama dalam kandungan. Akibat dari mana kehidupan vampir yang berkurang adalah secara bertahap si orang tua vampir akan 13 tahun lebih tua.

Anak-anak vampir yang berusia 13 tahun telah dianugerahi kemampuan berburu, regenerasi yang cepat, dan ketajaman indera yang luar biasa. Well, jadi vampir itu adalah makhluk mandiri dan hampir abadi. Mereka bisa terluka oleh senjata dengan bahan perak dan sengatan sinar matahari, bisa cacat jika diserang atau dilukai oleh vampir lain, bisa mati saat diserang organ vital, seperti jantung dan kepala. Dan bisa menua jika memiliki keturunan, jika tidak memiliki keturunan maka paras mereka seperti manusia remaja akhir.

Dalam dunia immortal vampir digolongkan dalam klan, yang terbesar adalah vampir keturunan Uchiha memiliki otak yang encer dan skill pertahanan yang luar biasa, Klan Hyuuga memiliki ketajaman indra yang lebih tinggi dibanding dengan keturunan vampir lain, adapula klan kecil seperti Klan Inuzuka, Yamanaka, Namikaze, Uzumaki, Haruno, Shimura, dll. Dunia immortal dipimpin oleh seorang raja yang berasal dari keturunan Namikaze. Raja sekarang adalah Namikaze Minato, ayah dari Namikaze Naruto. Klan Namikaze dipilih menjadi raja bukan karena skill pertahanan atau penyerangan yang di atas rata-rata. Klan Namikaze bahkan tak lebih kuat dari Klan Haruno. Alasan terpilihnya keturunan Namikaze menjadi penguasa dunia immortal adalah karena hanya keturunan Klan Namikaze saja yang bisa membuka portal menuju dunia manusia. Kelebihan Klan Namikaze yang lain adalah mereka bisa memahami pikiran dan perasaan makhluk lain hanya dengan menatap matanya. Sebagian besar penghuni dunia immortal tidak menyadari kelebihan Namikaze yang satu ini, mereka hanya mengetahui bahwa ada hal yang berbeda dari vampir klan ini, vampir Namikaze memilliki aroma darah yang lebih manis dari manusia.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Gerbang Konoha Senior High School telah terlihat, Naruto mengendap-endap dari balik pohon untuk melihat apakah para fans laki-lakinya sudah datang atau belum. Saking fokus akan pengintaiannya, Ia tak sadar ada seorang murid laki-laki dengan rambut merah bata berada di belakangnya.

"Apa yang kau lihat?" laki-laki itu berbicara tepat di samping telinga Naruto

Sontak Naruto berbalik dan mendapati sang ketua osis, Sabaku no Gaara berdiri dalam jarak sejengkal di hadapannya.

Kedip-kedip.

Blush

"Ga-Gaara-senpai. Sejak kapan?" Naruto bergerak gelisah.

"Sejak tadi, kau belum menjawab pertanyaanku Naru,"

"Anoo, sebenarnya…" Naruto menceritakan mengenai rencana fans-nya yang akan memberikan hadiah balasan. Bisa saja mereka berebut memberikan hadiah balasan untuk Naruto dan akan berakhir dengan Naruto melarikan diri. Seperti saat Naruto ulang tahun yang ke 15 kemarin (padahal usia sebenarnya sudah lebih dari 100 tahun #maklum vampir) dengan brutalnya mereka memberikan kado ulang tahun, padahalkan tidak perlu rebutan bisa. 'Dasar manusia'- inner Naruto.

"Begitu. Tetap berada di dekatku! Aku akan mengantarmu sampai ke halaman belakang, kau mau ke sana kan?" tanya Gaara.

Naruto mengangguk semangat dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

Dari kejauhan para fans hanya melihat Naruto berjalan beriringan dengan sang ketua osis. Mereka tak mau ambil resiko mengerubungi Naruto karena ada Gaara di sampingnya. Ingatkan bahwa Gaara adalah Putra Mahkota Presiden Suna, Salah sedikit saja bisa runyam urusannya.

Perbincangan mereka berlangsung hangat. Naruto lebih mendominasi percakapan, ia bercerita mengenai tanaman di Klub Berkebun yang sebentar lagi bersemi, mengenai pekerjaan sambilannya di toko kue, mengenai kuil dan sebagainya. Dari A sampai Z lengkap dalam satu paket pembicaraan santai antara Naruto dan Gaara.

"Haaaah, mengapa mereka begitu heboh hanya untuk memberikan hadiah balasan padaku sih? Padahalkan cokelat valentine kemarin kan cuma giri-choco, lagi pula cokelat-cokelat itu ku dapatkan dari sisa cokelat valentine di toko tempatku bekerja." Keluh Naruto panjang lebar.

"Seharusnya kau senang karena dapat hadiah balasan, bukannya cemberut," komentar Gaara.

"Iya sih, tapi kan…" Naruto masih tetap manyun.

"Daripada mengeluh, lebih baik pikirkan persiapan Haru Matsuri yang sebentar lagi diadakan di kuil! Memang, salju sudah mulai mencair dan udara mulai menghangat, tapi jangan biarkan dirimu kedinginan dan berakhir sakit. Setidaknya pakai syal supaya hangat." Ucap Gaara panjang lebar untuk menasehati gadis yang sudah di anggapnya adik sendiri sambil melilitkan syal yang tadinya dipakainya pada leher Naruto.

Naruto hanya melongo, "Senpai. Ternyata senpai bisa juga bicara banyak. Hihi, sankyu sudah mengantarku. Dan untuk syalnya, akan ku kembalikan sesudah dicuci."

"Tidak masalah. Kau tidak perlu mengembalikannya, anggap saja sebagai hadiah balasan dariku, jaa!" ucap Gaara sambil melambaikan sebelah tangannya kemudian berjalan menuju ruang osis.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Naruto memasuki rumah kaca milik Klub Berkebun. Ia mulai membuka lemari penyimpanan alat-alat berkebun.

"Seharusnya kau fokus dengan persiapan Hanamatsuri, bukannya kemari dan mencemaskan tanaman di sini. Memangnya mereka bayi-bayimu? Ujian semester sudah usai, kau bisa tenang menangani segala tetek bengek di kuil dan serahkan urusan klub ini padaku." Kurenai mengomentari perilaku salah satu muridnya ini.

"Ya ya, aku harus menyerahkan urusan tanaman di sini pada wanita hamil yang sensitif, pemarah, dan hobby bersolek seperti Anda. Ohoho tentu saja, nanti kalau kuku sensei rusak atau patah, satu-satunya hal yang kulakukan adalah menertawainya. Soal Hanamatsuri sudah ku serahkan pada pengurus festival," jawab Naruto dengan santainya sambil memakai sarung tangan, mengambil pupuk dan berlalu begitu saja.

"Hey Naruto! Sejak kapan kau bisa berbicara lancar seperti itu? Dasar anak-anak jaman sekarang, padahal saat aku menemukanmu di bawah pohon Natal waktu itu kau terlihat lebih manis. Dan satu lagi, hobby dandanku hanya karena bawaan bayiku. Hey kau mendengar tidak sih?" jawab Kurenai dengan nada berubah-ubah.

"Aku tak ingin sensei lelah, itu saja." Naruto mulai melemah.

"Percaya padaku! Aku bisa. Pergilah bersenang-senang dengan teman atau kekasihmu yang ketua osis itu, siapa namanya? Aku lupa," nada bicara Kurenai berubah lagi. Kali ini tedengar meyakinkan.

"Gaara-senpai bukan kekasihku sensei. Kami hanya berteman, tidak lebih. Dan baiklah aku keluar. Dan sensei, jangan terlalu lelah ok!" Akhirnya Naruto mengalah.

Kurenai hanya mengangguk. Setelah itu Naruto keluar dari rumah kaca menuju kelasnya sendiri. Diperjalanan Naruto di hadang oleh beberapa fansnya yang ingin memberikan hadiah. Yah mau tak mau Naruto menerimanya. Asal tidak brutal saja, begitu pikirnya.

Belum lagi sampai di kelasnya bawaan Naruto sudah penuh. Entah bagaimana cara membawa pulang semua hadiah-hadiah ini.

"Perlu bantuan?" tanya gadis bercepol dua.

"Syukurlah kau datang Gadis Cina, aku benar-benar tertolong." Naruto tersenyum lega.

"Panggil Tenten, bukan Gadis Cina. Cuma perasaanku saja atau memang kado kali ini lebih banyak di banding saat kau ulang tahun kemarin." Tenten menimbang-nimbang kado yang didapat Naruto. Sedangkan yang di tanya hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu.

Sampai di depan kelas, Naruto melihat belasan pemuda menunggu di depan pintu.

"Anoo, bisakah kalian mengizinkan kami lewat," kata Naruto.

Para pemuda tersebut agak terkejut, seketika saja mereka memberikan jalan untuk Naruto dan Tenten. Tatapan memuja mereka tak lepas dari Naruto. 'Kami-sama selamatkanlah aku' ucap Naruto dalam hati. Saat gadis pirang ini baru mendudukkan diri di bangkunya. Entah sejak kapan para pemuda itu mengerubunginya.

"Naru-hime ini hadiah dariku! Diterima ya! Punya mereka tolak saja." Ucap salah satu pemuda dengan menyodorkan sebuah bingkisan.

"Jangan Naru-chan terima punyaku saja."

"Hadiahku saja Naru-chan"

"Hime, jangan dengarkan mereka…"

Bla-bla-bla

Naruto bingung mau bagai mana. Pemuda-pemuda ini masih tetap sibuk adu mulut dan saling dorong. Hingga sebuah suara peluit melengking terdengar.

"Bagi yang bukan murid kelas ini silakan kembali ke kelas masing-masing! Ada pengumuman penting yang akan masing-masing ketua kelas kalian sampaikan. Bubar!" teriak Rock Lee, ketua kelas X-1 tersebut.

Para fans keluar teratur setelah memberikan hadiah pada Naruto dan kembali ke kelas masing-masing. Naruto memberikan tatapan terima kasih yang tak terhingga pada Lee karena telah menyelamatkannya dari kerumunan yang perpotensi jadi keributan. Sang ketua kelas hanya mengacungkan ibu jari sambil nyengir, memperlihatkan giginya yang berkilau.

"Ehm, hal penting yang ingin aku sampaikan adalah mengenai binatang buas yang ada di Konoha yang belum dikenali, kemarin ada dua murid KSHS yang tewas karena terkaman hewan di bukit belakang sekolah. Sekitar sebulan yang lalu juga ada satu orang korban yang meninggal karena kasus serupa di taman bermain Konoha. Jadi pihak sekolah ingin mengingatkan pada seluruh siswa KSHS untuk berhati-hati dan diharapkan tidak bepergian sendirian! Kalian boleh pulang. Sekian." Pengumuman yang dibawa ketua kelas tadi membuat suasana jadi hening.

Para siswa mulai bertanya mengenai teman mereka yang menjadi korban. Lee menjelaskan bahwa korban adalah senpai-nya di klub olahraga – lari tepatnya. Usai mengikuti latihan menjelang turnamen mereka berdua pulang memotong jalan melewati bukit belakang sekolah karena hari menjelang malam. Niatnya sampai di rumah dengan cepat, malah meregang nyawa dengan tragis.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Naruto, Tenten, Matsuri, Shino dan Shikamaru bersama-sama pulang sekolah karena jalan menuju rumah mereka searah. Yaa sekalian membantu Naruto dengan bawaannya. Hehee

"Rusa-senpai, Serangga-senpai, kalian mengenal dua orang itu?" tanya Naruto. Dua orang pemuda itu cukup pintar untuk memahami arah pembicaraan yang dilontarkan Naruto.

"Tidak," jawab Shikamaru si Rusa-senpai.

"Tidak juga, prestasi mereka cukup bagus dibidang lari," jawab Shino si Serangga-senpai.

"Naru-chan, bisakah kau memanggil kami dengan sebutan aneh?" tanya Matsuri.

"Tidak bisa, nona pecinta rakun," jawab Naruto enteng

"Aku bukan pecinta rakun. Lagian kenapa cuma Gaara-senpai saja yang tidak punya nama panggilan aneh darimu? Apa karena dia kekasihmu? Sehingga kau memperlakukannya spesial," Matsuri protes akan ketidak adilan yang dilakukan Naruto#?.

Tawa Naruto meledak, "Hahaha, asal kau tahu, Gaara-senpai menganggapku adik dan aku menganggapnya kakak, memang kau tak tahu kalau dia bosan jadi adik kecil Temari-san dan Kankuro-san terus-terusan? Gaara-senpai juga punya julukan dariku kok. Kau ingin tahu? Lagian aku tak mau bersaing dalam hal percintaan dengan temanku sendiri."

Pendengar tuturan Naruto tadi hanya tersenyum simpul. "Rakun, rakun-senpai adalah panggilan sayangku untuk Gaara-senpai. Tapi karena aku selalu merepotkannya, lama-lama aku jadi sungkan memakai nama itu. Sekarang berhentilah menjelma jadi gadis pecinta rakun pecemburu berat ok! Aku mulai bosan dengan jelous tingkat maksimal-mu itu," Naruto melanjutkan penjelasannya.

"Jadi sejak awal kau tahu kalau aku menyukai Gaara-senpai? Makanya kau menamaiku pecinta rakun. Gomen ne Naru!" Matsuri menyesal dengan mata berkaca-kaca.

"Eeem, ayolah santai saja!" Naruto menyengir.

"Ja-jadi selama ini kau menyukai Gaara-senpai? Dan kau tidak menceritakannya padaku? Pantas saja kau sering uring-uringan saat mereka bersama. Jika saja bawaanku kali ini tidak banyak, habis kau pecinta rakun," Tenten berapi-api dengan tangan mengepal bersiap meninju Matsuri.

"Naruto, selamatkan aku dari Gadis Cina ini," Matsuri pura-pura takut di bogem Tenten.

Naruto tertawa, Shikamaru ber-mendokusei ria, sedangkan Shino diam.

Kini mereka telah sampai Kuil Hayachine. Naruto berterima kasih pada semuanya telah menemaninya pulang dang membantunya membawa barang-barang.

"Kalian masuklah! Kalian tidak buru-buru pulang kan? Akan ku buatkan teh." Pinta Naruto

"Biar aku saja yang membuat teh. Etto Naru-cwaann bahan makanan apa yang kau punya? Sebagai permintaan maaf, aku akan memasakkan makan siang untuk kalian semua," Matsuri semangat kemerdekaan.

"Lihat saja sendiri di kulkas!" ucap Naruto sambil menyusun hadiah balasan sialan dari para fans yang juga sialan.

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Nekredebla+Aki :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : : : : :

Mereka berlima telah menyelesaikan makan siang buatan Matsuri. Tidak pantas untuk dikatakan makan siang sebenarnya, faktanya jam makan siang masih beberapa jam lagi. Sekalipun perut sudah terisi, namun tampaknya mereka masih sanggup memakan hadiah cemilan dari fans Naruto.

"Apa kau selalu seperti ini kalau Howaito Dē?" tanya pemuda berkacamata, Shino

Naruto memasang pose berpikir, "Tidak juga, biasanya akan banjir hadiah saat X-mas, Valentine, atau ulang tahunku saja sih."

Shino hanya mengangguk tanda mengerti, sementara gadis lain masih terkikik bahkan terbahak saat membaca kartu yang terselip di hadiah balasan.

"Lihat-lihat ini"

"Apa? Heee, pakai pants ini agar teringat akan aku Naru-hime katanya. Hahaha aneh sekali"

"Bwahahaha. Masa' Naru di beri kado kaya' ginian. Norak banget"

"Naru, kami sudah memisahkan hadiah yang aman dan berbahaya. Yang berbahaya akan kami musnahkan." Terdapat tekad yang bulat dalam ucapan Tenten barusan.

"Hey, kalian jangan berbuat yang tidak-tidak. Bagaimanapun mereka memberiku hadiah-hadiah itu tidak murah dan tidak mudah tauuu!" Naruto menolak gagasan duo gadis itu.

"Ohhh jadi kau mau memakai bra tipis kekecilan dengan motif belang macan?"

"Satu set kondom"

"Pants tipis dengan tulisan Im Horny"

"Undangan bermalam di Love Hotel"

"Vibrator"

"Gambar vector dirimu tanpa busana"

"Pelumas vagina"

"Obat perangs…"

"Ok. Baik. Baik. Fine. Lakukan sesuka kalian. Tapi bisakah kalian sedikit lebih tenang? Di sini ada mereka berdua. Kalian membuatku malu," Naruto berkata dengan wajah memerah. Kemudian membereskan hadiah yang berstatus 'aman'.

"Bisakah kalian tidak menghamburkan hadiah underware di hadapan para pria di sini? Aku tahu model dan warnanya sangat lucu, tapi juga sangat memalukan di saat yang sama," rasanya Naruto ingin menangis saking malunya.

Shikamaru mengambil salah satu bra terdekat dan mengamatinya, "Heeeh jadi uku…"

"Kau akan terlihat sexy kalau memakai ini," Shino memotong ucapan Shikamaru. Sebelah tangannya memegang celana dalam bertali samping berwarna merah strip hitam, sedangkan tangan sebelahnya memegang bra bermotif senada.

"Yang ini tak kalah sexy," Shikamaru menimpali.

"Ini juga"

"Yang ini manis, si padu dengan rok pendek. Pasti terlihat lebih menggoda"

Blablablablabla. Selamat datang di dunia fantasi liar rusa dan serangga!

Akhirnya Naruto menyerah merapikan hadiah underware-bikini, gadis blonde ini lebih memilih menuju tumpukan boneka. Baru saja ingin memeluk boneka beruang, pandangannya jatuh pada sebuah bungkusan berwarna kuning lengkap dengan pita biru yang juga mengikat setangkai mawar putih.

'Aku belum melihat ini tadi, buka ahh' Naruto lalu membuka kertas pembungkus cokelat tersebut dan mendapati sebatang cokelat berketebalan tak lebih dari dua jari dengan panjang sekitar 20cm. Dilihat dari bentuknya sepertinya cokelat buatan sendiri, pasalnya bagian tepinya tidak rapi dan agak gosong. 'Pasti yang membuat ini laki-laki, ku sarankan tidak menyentuh dapur lagi setelah ini' batin Naruto.

"Cokelat dari siapa?" Tenten buka suara. Rupanya Tenten dan Matsuri sudah selesai dengan acara eksekusi barang berbahaya #?.

"Entah, tak ada nam-"

"I," ucapan Naruto terpotong oleh suara Shikamaru.

Mereka berlima merapat. "I, cokelat itu bentuknya seperti huruf i," ulang Shikamaru.

"Jadi kau menyimpulkan pengirimnya berinisial [i]? Kalau di pikirkan lagi buat apa pengirimnya repot-repot membuat cokelat dengan cokelat putih bagian ujungnya sementara bagian lainnya berbahan dark chocolate, kalau bukan memberikan petunjuk mengenai dirinya," kini giliran Shino memberi pendapat.

"Lantas, siapa orang berinisial [i] ini? Naru-chan kau bisa menebak?" Matsuri.

"Aku tak yakin kalau orang itu yang memberiku cokelat itu,"

"Siapapun nama yang terpikir olehmu, yang mungkin mengirimkan choco seperti itu dengan menyertakan mawar putih, dengan kertas pembungkus berwarna kuning dan pita biru. Adalah pengirimnya Naru," Shikamaru terdengar meyakinkan, mata kuacinya mengamati kertas pembungkus yang di geletakkan begitu saja di lantai tatami.

"Jenis kertasnya berbeda dari yang lain dan juga aku belum pernah melihat pita seperti ini di pasaran." Tenten mengimbangi pendapat Shikamaru.

Naruto berfikir sejenak. 'Masa iya dia, mana pernah dia menyentuh peralatan dapur? Makan saja hampir tak pernah. Memegang sendok-garpu saja tak lulus. Dia tidak makan juga pasti tetap hidup' Naruto kembali mengingat-ingat orang lain yang lebih realistis, bukan makhluk abadi macam Itachi. Di ingat-ingat sampai kepala berasap juga mentok-mentoknya bin ujung-ujungnya juga nama Itachi yang keluar. Menyerah berfikir. 'Lebih baik makan saja. Kenapa banyak mikir hanya untuk sebatang choco?'

Tuk – cokelat putih berhasil di patahkan gigi Naruto. Para penonton menunggu komentar keluar dari mulut Naruto.

"Lumayan lahh," Naruto mengigit bagian dark chocolate.

Deg.

'Kenapa aku memikirkan Itachi lagi. Sudah seabad lebih setelah dia dibuang aku tak mendengar kabarnya. Aku tahu dia masih hidup di bumi – entah bagian mana. Aku yakin dia dengan mudah meloloskan diri dari Death Valley'

"Pahit, gosong. Kau itu pintar atau bodoh sih? Sudah tahu tidak pernah masak, mau-maunya masuk dapur. Kalau sudah di sini kenapa tidak langsung menemuiku sih, Itachi No Baka" Naruto menggerutu dan menatap nyalang pada si cokelat gosong.

"Jadi namanya Itachi?"

"Seperti apa orangnya?"

"Tampan tidak?'

"Sepertinya bukan orang sekitar sini," begitulah kira-kira celotehan Gadis Cina, Nona Pecinta Rakun, Rusa-senpai, dan Serangga-senpai.

"Nee Naru-chan. Ceritakan seseorang yang bernama Itachi ini! Apa dia kekasihmu? Kau berhutang kisah cintamu pada kami. Jika tidaaak…" Tenten meminta persetujuan Matsuri melalui bahasa tubuhnya.

"Apa yang perlu ku ceritakan? Diantara kami tak ada kisah cinta." Naruto mengindahkan peringatan Tenten.

Dan secepat kilat, Matsuri sudah ada di belakang Naruto, menarik bajunya hingga sebatas tulang rusuk, dan menggelitik pinggang dan ketiak gadis pirang itu hingga terbahak terlentang.

Tenten memandang Naruto seakan tidak peduli, sedangkan dua orang pemuda lainnya hanya menonton Naruto kegelian dan bergerak tak beraturan sampai berguling-guling, bahkan tak jarang menggerakkan kaki menendang udara hingga membuat rok pendeknya tersingkap. Memamerkan kaki jenjang, paha karamel yang menawan, dalaman putih polos dan jika si empu berguling bokongnya agak sedikit terekspos karena ada bagian celana yang terjepit di belahan pantat. Belum lagi jika melirik ke bagian atas. Terima kasih untuk Matsuri karena telah menunjukkan betapa datar dan seksinya perut gadis blonde itu. Bagi yang jeli, dia akan melihat sepasang bukit indah mengintip melalui bagian bawah bra merah dengan aksen hitam yang dikenakan Naruto.

Pemandangan langka dari siswi populer yang tentu saja tak Shikamaru dan Shino lewatkan. Kapan lagi bisa melihat #bukan mengintip pants gadis tanpa takut ketahuan atau mendapat bogem mentah.

"Ahahaha… Bhahaikklhaahh.. Akhuu menyeraaahhhaaahaa," Naruto tak sanggup di siksa seperti itu.
'Yahh kenapa sudah menyerah? Padahal sedikit lagi nipple-nya terlihat jelas. D cup yang halus, kenyal, empuk, lembut, pink dan masih murni dari sentuhan laki-laki manapun' inner salah satu pemuda. Sedangkan pemuda satunya berimajinasi lain, 'ukurannya mungkin pas di genggamanku, remas-remas, jilat, hisap tak cukup untuk memuaskanku. Aku masih ingin melihat yang di bawah, apa juga pink seperti nipplenya, apa rasanya lebih manis dan lebih sempit dari punya Temari? Bokongnya lebih indah, tapi dadanya kalah telak dari kekasihku itu. Thanks Naru, pemandangan indah nan menggugah selera. Dan untuk junior, bersabarlah! Kau akan mendapatkan jatah dari Temari sebentar lagi.'

Naruto yang masih terlentang dibantu Tenten untuk duduk. Penampilannya sangat wow bagi pria yang melihatnya. Yah rambut acak-acakan, pakaian kusut, wajah memerah, dan helaan nafas yang terdengar sexy.

Dengan malas Naruto meraih boneka beruang terdekat yang dapat di jangkaunya. Nafasnya mulai teratur. Naruto mulai bicara dengan menenggelamkan wajahnya pada boneka di dekapannya.

"Itachi. Namanya Uchiha Itachi-" tbc

: : : : : :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

A/N : Untuk istilah yang mungkin tidak Reader ketahui silakan tanyakan pada Grandpa Google, Uncle Wiki, atau Aunty yang lain! Mungkin akan Aki sertakan di chap depan jika ada yang menyarankan demikian. Follow – follow – follow – fav – fav – review!