Hill of Sorrow

Genre : Angst, Hurt/Romance, and Drama

Warning (s) : AU!, BXB, YAOI, Banyak adegan S(sadist dalam permainan S and M), tragedy, full of sad and sorrow, sad, ANGST, a little bit (maybe) OOC, full of Typo (s), and rate M.

Rating : M

Disclaimer : Hitsukiro16

Pairing Chara (s) : Of course it's KAISOO, ChanBaek, and other Official pairing of EXO

-KAISOO

Orang sepertiku bisa apa? Namja selemah diriku bisa apa? Aku hanya siswa SMA biasa yang tidak bisa berbuat apapun selain disiksa dan dipermainkan oleh kekasihku sendiri. Membela diri tak bisa, mengutarakan kebenaran tak mampu.

Sungguh, hidupku ini selalu dipenuhi dengan kesedihan – Kyung Soo.

-KAISOO-

"Jong In! Sakit! Kumohon!" namja yang terikat di atas ranjang kamarnya dan kekasihnya mengerang-erang kesakitan tak kala pecutan ikat pinggang menggores tubuh putihnya. Kedua tangannya terikat dengan kencang, dan bagian atas tubuhnya sudah telanjang tanpa selembar kain menghiasinya, justru digantikan dengan goresan panjang beserta merah darah membarenginya. Tubuh Kyung Soo bergetar, sosok di depannya saat ini sudah membuatnya takut dan tak berdaya.

"Jong In, kumohon—hentikan..."

"Berhenti? Setelah aku menemukan seluruh kissmark di seluruh tubuhmu, kau memintaku untuk menghentikan semua ini?!" Jong In kembali melukai Kyung Soo dengan ikat pinggangnya yang menari-nari di atas kulit putih Kyung Soo, yang saat ini sudah berhias dengan goresan merah bahkan setitik darah di sekitarnya.

"Tap—i kau yang melakukan ini—" kembali suara sabetan keras membuat luka baru di tubuh namja mungil itu, "Jong In... Kau yang melakukannya—akh!"

"Diamlah! Aku tak butuh komentarmu! Kau membuatku benar-benar marah!" Jong In melepaskan celana panjangnya, kemudian mengangkat kedua kaki milik Kyung Soo, tak peduli setitik darah mengenai tangannya, Jong In tak peduli, ia memposisikan miliknya pada rektum Kyung Soo, "kau sudah berbohong dan masih mencoba untuk menutupi ini semua, kan!"

"Ahhh!" Kyung Soo berteriak, tiba-tiba saja tubuh dibagian bawahnya merasakan sakit yang luar biasa, seolah-olah sesuatu yang tajam membagi dua tubuhnya, belum lagi tangisannya yang sudah meluncur setengah jam yang lalu saat luka lebam ditorehkan pada tubuhnya.

"Kau benar-benar seorang pelacur!" dan kembali Jong In menyentakkan miliknya pada tubuh Kyung Soo, membuat namja mungil itu kembali berteriak kesakitan, jemari-jemarinya menggenggam begitu erat, menariknya untuk meraih tubuh Jong In, namun ia memaksakan sesuatu yang ia lupakan, dia terikat, tak akan bisa bergerak.

"Aargh—Jong In... Kumo—hon—" terus menerus, dorongan yang begitu kuat, amarah menguasai namja berkulit tan itu, membuatnya tak bisa berpikir lagi. Pikirannya sudah dibutakan oleh rasa cemburu yang salah, yang ia tak tahu apapun tentang kebenarannya, dan Kyung Soo yang tak bisa mengungkapkannya sama sekali karena siksaan dan dera tubuhnya tak berhenti, tak memberikannya kesempatan untuk sekedar mengambil napas dengan leluasa.

"Aku selalu mencin—ahh.. Mencintaimu... Jong In—"

"DIAMLAH! Kau pembohong, Kyung Soo!" kedua iris hitamnya mengecil saat dorongan terakhir membuat tubuhnya mengejang, rasa sakit muncul menyerang seluruh tubuhnya, bersamaan, dan perihnya menyakiti dirinya. Lubang dihatinya menganga lebar, begitu pula rektumnya, dirobek sedemikian besarnya hingga darah keluar dari tempat itu.

"Jong—In... aku tidak berbohong pada—Ahh!" tubuhnya sudah merasakan perih tak tertahankan, dari puncak kepalanya sampai ujung kakinya merasakan sengatan mengerikan baginya, luka di tubuhnya dan luka di hatinya.

Hanya desahan-desahan menyakitkan yang muncul dari bibir mungilnya, ia tak bisa lagi memendam buncahan tangisnya yang tertahan, ia sudah tak bisa.

"Dengar dan tatap aku," menarik kasar helaian rambut Kyung Soo yang kusut mendekat, dibarengi dengan erangan sakit dari namja mungil dihadapannya, "kau bermain-main dibelakangku, kan?" mendapat gelengan lemah dari sosok tak berdaya di depannya, Jong In menampar dengan kuat pipi Kyung Soo, membuat tanda kemerahan membengkak di wajah mungilnya.

"Kalau tidak lalu apa yang terjadi pada tubuh pelacurmu itu, hah? Tadi pagi kau tidak membangunkanku, kau tertidur di sofa dengan tubuh telanjang, untung saja aku terburu-buru, bukan?! Jadi kau bisa menyembunyikan segala tingkah laku busukmu dibelakangku!" kembali gelengan diulang berkali-kali tanpa bosan oleh Kyung Soo, menunjukkan kesungguhan hati yang terlihat palsu di mata Jong In, sosok yang dibutakan oleh amarah dan cemburu tak berguna.

Terlihat semakin kesal karena sosok di hadapannya ini masih keras kepala, tidak mau mengungkapkan kebenaran, menurut Jong In. Dengan amarah yang memuncak, ia kembali menghujam miliknya ke dalam, semakin kuat dan kasar, berujung pada tangisan dan teriakan sakit yang begitu menyedihkan untuk didengar.

"Uhh, Ahh!" tenggorokannya begitu panas, sakit dan perih. Suaranya terus dipaksa untuk keluar, seolah-olah pita suaranya akan putus hanya dengan satu kali teriakan lagi. Jemari tangannya sudah membiru karena terus memberontak, padahal ikatan tali pada pergelangan tangannya begitu kencang. Bahkan tubuh mungilnya sudah lemas, tubuh bagian bawahnya sudah seperti dilecehkan secara tidak biadap, oleh kekasihnya sendiri, yang begitu dia cintai dengan hati yang tulus, dengan perasaan yang nyata, yang dihancurkan dengan tragedi malam kemarin, dan malam ini.

"Bukti sudah terpampang jelas di depanku dan kau masih mau mengelak? Kau bisa kubunuh, Kyung!" Jong melesakkan dalam-dalam miliknya, membuat Kyung Soo mengejang kesakitan, pasalnya bulir-bulir keringat bercampur dengan seluruh luka di tubuhnya, membuatnya sudah menjerit menyamai rasa sakitnya yang tak tertahankan.

"Aku—tak pernah—ahh... berbohong... padamu, Jong In... Akhh!" dan bagian terdalamnya ditusuk kuat-kuat oleh Jong In. Tubuh Kyung Soo bergetar, dirinya sudah begitu lelah diperlakukan seperti ini sejak setengah jam yang lalu, disiksa hanya karena kesalahpahaman yang bahkan dia sama sekali tak diberi kesempatan untuk menjelaskan.

Ia hanya dapat berpasrah dengan tangisan dan erangan yang lolos dari bibir mungilnya saat Jong In melesakkan miliknya makin kasar dan makin kuat, sampai dirinya nyaris kehilangan kesadaran.

...

..

.

Namja mungil terlihat berjalan terseret-seret pagi hari yang gelap itu, pukul 3 pagi dimana semua orang masih menikmati mimpi indahnya, namun tidak dengan Kyung Soo. Di tengah dinginnya suhu kurang dari 10 derajat, pemuda bertubuh mungil itu hanya mengenakan sweater tipis tak berbentuk lagi, bagian bawahnya sama sekali tak berlapis apapun, hanya sweater itu yang senantiasa menutupi tubuhnya yang mungil lemah dan pucat. Suhu serendah itu membuat tubuhnya menggigil, napasnya menjadi berat.

Sambil berpegangan pada dinding, ia melangkah tak menentu, menuju kamar asrama sahabatnya, Chanyeol dan Baekhyun. Deru napasnya kacau, dari selangkangannya mengalir darah bercampur dengan cairan berwarna putih, menghiasi kulit putihnya.

Pandangan memburamnya berusaha melihat nama pada kamar tersebut, namun kesadarannya sudah menipis, tubuhnya lelah dan ia tak bisa berbuat apapun selain meminta bantuan kedua sahabatnya. Ia mendekat dan berhasil mengetuk pintu itu satu kali. Tak kuat lagi, tubuh itu tersungkur di depan pintu kamar asrama, namun apa yang dilihatnya sudah sebagian besar menghitam, ia berusaha mengetuk pintu itu satu kali lagi sampai ia akhirnya kehilangan kesadarannya.

Suara langkah kaki dari dalam ruangan terdengar mendekat, kenop pintu berbunyi dan terbuka, menampilkan sosok tinggi tampan yang kucel karena terganggu tidurnya.

"Siapa sih pagi-pagi begini data—"

Irisnya melebar mendapati namja mungil yang dia kenal sebagai Do Kyung Soo sudah terbaring tak sadarkan diri di depan kamar asramanya. Namun lebih parah lagi, saat iris hitam milik Chanyeol menelusuri dengan cepat tubuh di depannya sembari mengangkat tubuh namja itu, ia mendapati seluruh tubuh pemuda mungil itu terluka dengan goresan dan lebam panjang, seperti cambukan sesuatu yang kasar.

"Baek! Tutup pintunya!" memanggil kekasihnya, segera membawa namja pingsan itu ke dalam kamarnya dan membaringkannya, Baekhyun yang baru saja menutup pintunya rapat-rapat dan menguncinya, menghampiri Chanyeol dan seseorang yang berada di atas ranjang.

"Astaga, Kyungie!" namja berwajah imut itu mendekat ke tubuh Kyung Soo dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, namun ia mengangkat lengan sweater yang dikenakan Kyung Soo, menemukan garis-garis merah berdarah di banyak tempat di tubuh namja mungil yangg menutup kelopak matanya. Wajah tak sehat di depannya terlihat begitu mengenaskan dan menyedihkan.

"Apa yang terjadi padanya?! Siapa yang melakukannya?!" Baekhyun menutupi mulutnya saat kembali menemukan luka bilur di pergelangan tangan Kyung Soo. Baekhyun menatap kekasihnya, namun namja bertubuh tinggi itu hanya dapat menggeleng tak tahu.

"Baekkie, alangkah baiknya jika kau mengobatinya dengan cepat, aku akan menghubungi Lay-hyung untuk mengurus ini," Chanyeol mengeluarkan handphonenya, kemudian menatap kekasihnya, "jangan sampai siapapun mengetahuinya."

Baekhyun mengangguk-angguk paham, ia segera mengambil kotak P3K dan handuk serta air di dekat kamar mandinya, kemudian mulai mengusap tubuh Kyung Soo sementara Park Chanyeol memunggungi Baekhyun agar tidak melihat apa yang harusnya tidak dilihat olehnya.

Tubuh Kyung Soo yang terbaring di atas ranjang kamar dirinya dan Baekhyun, luka lebam dan bilur di sekujur tubuhnya. Namun, yang lebih mengerikan dari semua itu, bercampur dengan amisnya cairan putih yang berpadu dengan merah darah, mengalir tepat di selangkangan Kyung Soo dan meluncur lewat kaki milik namja mungil tersebut, membuatnya ingin muntah.

Setelah pembicaraan cepat antara Chanyeol dan Lay, Chanyeol segera menghampiri Baekhyun yang terlihat kesulitan membersihkan tubuh Kyung Soo. Chanyeol terpaksa harus membantu kekasihnya, mendekat, kemudian ikut mengambil handuk dan mengusapkannya pada luka-luka dan darah di tubuh mungil sekarat itu.

"Chanyeol, aku tak tahan melihatnya." Baekhyun terisak sambil mengusap wajah Kyung Soo, terlihat begitu miris dan kasihan.

"Akupun begitu. Tenang, Baekhyun. Aku akan mencari pelakunya."

-KAISOO-

Small note : Ini saya persembahkan fic rate M singkat, sebagai ganti fic saya yang 'It's My Turn to Cry' yang terlambat update mungkin sampai 3 minggu lamanya. Maafkan saya.

Saya nggak berbakat bikin rate M, apalagi yang bahasanya agak vulgar, saya nggak berani, hehehe. Saya ngikutin bahasa-bahasa yang ada di fandom anime, sih, jadi banyak belajar dari sana juga.

Judul fic ini sih awalnya Cuma asal, ngambil dari lagunya GUILTY CROWN, masalahnya bagus filmnya (walau nggak nyambung sama cerita ini, sih, Cuma pinjem judul ajah~)

Minna, baca dan review kalau memang suka, tapi, reviewnya kalau bisa wajib ya. Hitsu butuh review buat temen nasi sama kerupuk. Hahhaa.

Last, Minna, Arigattooouuuuu~ XD

Hitsukiro16