Menjepit handphone di perempatan leher, Kakashi melepas handuk yang melilit di pinggulnya, "Hn, Aku tahu. Tapi ini sudah tengah malam." Gumamnya seraya berjalan mendekati lemari besar di samping tempat tidur.

"Hh, terserah kau saja." Jawab Obito di sebrang sana sedikit kesal, "Kau akan menyesal."

Satu alis Kakashi naik, '.menyesal?' Pikirnya bingung. Mengabaikan perkataan Obito dia mengambil celana Piyama di dalam lemari lalu memakainya tanpa memakai celana dalam lebih dulu, "Hn." Gumam Kakashi singkat.

"Kakashi," Itu suara Rin. Suara wanita itu terdengar sedikit serak.

"Hn,"

"Jangan terlalu kasar,"

Kakashi mendengus lalu tersenyum, "Hm,"

"Kalo aku dengar Sakura tidak bisa berjalan karena kau! Awas yah!" Ancam Rin.

"Aku tidak akan kasar, janji."

Di sebrang sana Rin tertawa, "Kalau begitu, semoga berhasil." Teriak Rin semangat lalu mematikan handphonenya sepihak.

Kakashi mendengus, melempar handphonenya asal dia mengambil kaus putih polos tipis di dalam lemari, menutup pintu lemari Kakashi berjalan mendekati tempat tidur lalu mendudukkan bokongnya disana.

"Kakashi,"

Kakashi menoleh lalu tersenyum melihat Sakura yang menatapnya Sayu, "Hm."

"Kapan kau pulang."

"20 menit yang lalu," mendekati Sakura yang berbaring di atas tempat tidur, dia mencium keningnya lalu tersenyum.

"Sudah makan?" Suara Sakura serak karena baru bangun tidur.

"Sudah." Jawab Kakashi seraya memakai kaus putih polosnya. Selesai memakai kaus putihnya Kakashi memeluk tubuh Sakura lalu menarik selimut tebal di bawah kakinya, "Sudah malam. Sebaiknya cepat tidur." Kemudian mematikan lampu tidur di meja kacil yang ada di samping tempat tidur.

OoO

Kakashi tersadar dari lamunannya saat melihat Sakura yang berusaha membuka pintu kamar, "Pintunya aku kunci." Gumam Kakashi datar seraya bersandar pada lemari besar tempat menyimpan pakaian dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada seraya menatap Sakura datar.

"Kuncinya mana?" Bola mata hijau Sakura mengerjap polos menatap Kakashi.

"Di bawah tempat tidur,"

Bibir Sakura mengerucut, "Kau melempar nya?" Tanyanya kesal.

"Hm."

"Hh, kau ini." Wanita merah muda itu menggeram. Menatap wajah sok datar Kakashi kesal lalu berjalan mendekati tempat tidur. Sakura menungging, mencari kunci di kolong tempat tidur, "Kakashi, bantu aku mencarinya."

Tidak mengacuhkan teriakan Sakura yang meminta tolong. Kakashi tetap berdiri di tempatnya dalam diam. Dia sedang berfikir, bagaimana cara mendapatkan Sakura pagi ini juga. 'Kalau dia tidak mau di sentuh, rangsang dia dengan suara.' Kata-kata Obito beberapa hari yang lalu membayang di kepalanya.

Menyeringai, dia memasukan satu tangannya kedalam Saku celana piyama yang dia pakai, mengambil kunci lalu menaruhnya di atas lemari. "Ketemu?"

Sakura menggeleng, "Bantu aku mencarinya,"

"Saku," panggil Kakashi sensual.

"Mm.." gumam Sakura tak acuh. Wanita merah muda itu masih sibuk meraba bawah tempat tidur, mencari kunci.

"Aku memegang pantatmu," suara Kakashi datar tapi terdengar berat.

Menoleh, menatap Kakashi yang bersandar di pintu lemari jati tempat menyimpan pakaian, bola mata Sakura mengerjap. menatap Kakashi polos, "Kau tidak memegang apapun."

"Aku meremasnya, awalnya remasan lembut. Tapi perlahan remasan tanganku menjadi kasar dan bergairah," lanjut Kakashi, mengabaikan Sakura yang menatapnya aneh.

"Kau," jeda beberapa saat, "gila." Sakura bergumam. Kepala merah mudanya menggeleng, dia bingung. Kenapa Kakashi seperti ini, pagi-pagi menonton vidio yang menurutnya aneh, melempar kunci dan sekarang lelaki itu bilang memegang dan meremas pantatnya. Pedahal Kakashi sedang bersandar nyaman di depan lemari.

Mendengus, Kakashi menatap Sakura kesal dengan bibir mengerucut 'sabar Kakashi, kau pasti mendapatkannya pagi ini juga' Inner Kakashi memberi semangat.

Tersenyum miring lelaki berwajah tampan itu kembali bersuara, "Kau memiliki pantat yang bagus, kenyal, dan berisi."

"Eh," Wajah Sakura memerah, tiba-tiba dia merasa ngilu di selangkangannya.

Kakashi Menyeringai senang melihat bahu Sakura yang menegang lalu dia melanjutkan perkataannya. "Aku memelukmu dari belakang, meremas payudara mu, milikku yang tegak sedari tadi mengegesek belahan pantat mu, 'Akh!' Itu desahanmu sayang."

"Hh.. Hh..." Nafas Sakura terputus-putus, bulu romanya berdiri, perlahan payudaranya gatal, "Aa.. Kakashi, hentikan!" Sakura berteriak parau, tangannya mencengkram kuat sisi tempat tidur lalu menyandarkan kepalanya disana. Ada getaran aneh yang menggelitik perut bagian bawahnya yang membuat dia mual.

"Aku tidak melakukan apapun." Gumam Kakashi sok acuh lalu tersenyum. "Kau jatuh dalam pelukkanku, bersandar di bahuku yang kokoh. Kau kembali mengerang saat aku meremas paha dalammu dengan satu tangan. Tanganku yang lain menelusup, meraba, dan meremas perutmu sensual."

"Ouhhh... Kakashi, Aahh..."

Kakashi mendekati Sakura yang duduk lemas di samping tempat tidur membelakanginya, "Panggil Namaku," Bisik Kakashi di telinga Sakura, tangannya meraba dan meremas setiap lekuk tubuh Sakura dari belakang, " kau menggeliat dalam pelukkan ku Saku,"

"Aku duduk di belakangmu, kepalamu bersandar di dadaku. 'Ouh...' itu suaramu sayang. Kau mendesah dalam pelukkan ku," Kakashi menciumi pucuk kepala Sakura lalu merambat ke telinga wanita itu, menghembuskan nafasnya di sana, menggelitik telinga Sakura yang memerah.

Membalikkan tubuh Sakura, dia membaringkan tubuh wanita itu di bawah tubuhnya. mengurung tubuh mungil menggiurkan wanitanya dengan kedua lengannya yang kokoh, "jadi," Kakashi membelai lembut sisi wajah Sakura, "Kau menyerah Hm?" Tanyanya dengan suara menggoda.

Sakura mengerjap. Menatap sayu sepasang mata hitam Kakashi yang berkilat nakal. "A- aku, merasa aneh."

Satu alis Kakashi naik mendengar perkataan ambigu Sakura di bawah tindihan tubuhnya, "Ada yang menusuk perutku." Cicit Sakura dengan ekspresi polos. Kedua pipinya sudah merah sempurna.

Mendengus pelan Kakashi menjauhkan tubuhnya. Sakura menghela nafas lega, kini tidak ada lagi benda aneh yang menusuk perut bawahnya.

"Kau ingin tahu itu apa?" Kakashi mendekati Sakura yang masih berbaring di lantai, lalu menģangkat tubuh kecil wanita itu dalam gendonannya, "Kyaaah... "Sakura memekik kaget, reflek dia melingkarkan tangannya di leher kokoh Kakashi.

"Kau akan mengetahui benda apa itu saat kau berbaring di atas tempat tidur," Kakashi Menyeringai senang. Sampainya di tempat tidur Kakashi menjatuhkan tubuh Sakura di atas ranjang lalu mengurung tubuh mungil wanita itu dengan kedua lengannya yang berotot. "Kau siap?" Tanpa menunggu jawaban dari Sakura di bawah tindihannya, Kakashi melumat bibir menggonda wanita itu, menghisap, menjilat dan mengigit-gigit kecil bibir bawah Sakura, meminta izin untuk memasukinya. Sakura terengah-engah ketika Kakashi melepaskan ciumannya. Wajahnya memerah karena malu dan gairah yang meledak. Mengurung Sakura di antara selangkangannya, menindih Sakura, Kakashi melepas kaus putih polosnya. Begitu selesai melepas kaus putih tipisnya Kakashi kembali menciuman Sakura. Dia menatap Sakura lapar. "Sebentar lagi kau akan menjadi milikku," ucapnya sensual.

Sakura tertegun melihat tubuh setengah telanjang lelaki di atasnya. Kakashi memiliki tubuh yang indah, bahu tegap, serta dada bidang dan perut yang berotot sempurna yang di hiasi tato Scorpio . Tato yang bagus.

Dia menindih Sakura, dan tanpa melepaskan ciumannya, Kakashi membuka kancing baju atasan Sakura hingga wanita itu bertelanjang dada. Payudara Sakura yang berukuran sedang, menggesek dada bidang Kakashi. Setelah puas dengan bibir Sakura, mulut Kakashipun perlahan beranjak ke tempat lain, dia menciumi dan menjilati pipi, telinga, leher, dan berakhir di payudara Sakura yang tersembunyi di balik bra hitam berenda Sexy yang di pakai wanita itu. Dia menjilat dada atas Sakura, tanpa menghentikan jilatannya tangan Kakashi berpindah ke punggung Sakura, melepas pengait bra gadis itu. Lelaki tampan berambut perak itu menjilat dan menyentak puting Sakura dengan lidahnya sebelum melahap seperempat payudara milik gadis itu. Diperlakukan seperti itu membuat Sakura mengerang keras sambil menjambak rambut perak Kakashi. Sementara mulutnya sibuk memberikan rangsangan pada sepasang payudara Sakura, tangan Kakashi tidak tinggal diam. Dengan gerakan tak sabar, dia melepas celana serta celana dalam Sakura. "Aahhh...Kakashihhhh," erang Sakura saat mulut Kakashi meninggalkan payudara. Perlahan turun ke perutnya lalu kearea lipatannya. Kakashi menatap terpesona pada daerah kewanitaan Sakura. "Kau sangat mungil dan... Basah," dia berkata kagum, sebelum menempatkan mulutnya pada lipatan Sakura lalu menjilat klitorisnya tanpa ampun. "Oh... Oh, kakashiiii! Kaksshiii!" Sakura mencengkram erat seprai tempat tidur. Lelaki rupawan itu terus menyiksa Sakura dengan mulutnya, sampai dia orgasme dengan keras. Kakashi perlahan mundur, dia menatap kagum pada wajah kelelahan Sakura yang habis orgasme. Satu tangan Kakashi membelai kening Sakura yang berkeringat. "Kau

cantik. aku tidak sabar untuk menyatu denganmu." Sakura masih terengah, lelah karena klimaks yang hebat. Yang dia terkejut saat mendapati Kakashi yang sudah telanjang dengan kejantanan yang sudah terbungkus kondom, siap meluncur masuk ke dalam kewanitaannya. "Akh!." Sakura mengerang sakit, saat bukti gairah Kakashi yang besar dan keras memasuki dirinya, memenuhi kewanitaannya. "Engh... Kakashiiiih. Sakit."

"Emhh.. Kau sempit, Babe." Kakashi mulai menggerakan tubuhnya, merobek selaput dara Sakura, membuat kejantanannya naik turun pada kewanitaan Sakura."Ohhh, Kakashiiihhh. Sakit! Aku bilang Sakit bodoh! Hentikaannhh. Akh!"

"Ouhh... Sakurahhh." Mulut Kakashi yang penuh oleh setengah payudara Sakura mengerang nikmat.

"AHHHH Kakashiiii! Aku mohon, ahhh... hentikan." Sakura meracau seraya memukul dan menjambak Kakashi kasar.

"Ouhhh... ini sangat. Mmmhh... nikmat." Lelaki itu mendesah. Kakashi menyesal kenapa baru sekarag melakukan ini, kalau tahu senikmat ini. Dia tidak akan menyia-nyiakan malam-malam sebelumnya.

OoOo

Sakumo Hatake memelototi maid yang berdiri berdesakan di pintu kamar putra dan menantunya, "Apa yang kalian lakukan."

Tubuh para maid bergetar ketakutan mendengar suara dingin dan tajam milik tuan Hatake. Mereka berbalik seraya menunduk takut, "Maaff... Hatake-sama."cicit mereka dengan nada bergetar.

"Pergi."

"Maff, maaf kan kami." Mereka kembali menunduk meminta maaf karena ke tangkap basah menguping. Lalu berlari meninggalkan Sakumo yang berdiri di samping pintu seraya menatap mereka tajam.

Setelah memastikan tidak ada ada orang lain selain dirinya. Sakumo memasukan satu tangannya ke balik kimono besar yang dia pakai kemudian mengeluarkan gelas lalu menempelkannya ke pintu kamar Kakashi. Sakumo tersenyum bangga, "Putraku hebat." Gumamnya. Wajah lelaki paruh baya itu memerah mendengar erangan dan desahan Kakashi dan Sakura yang saling bersautan.

F

I

N

.

Trimakasih sudah mau memfolow, fave dan mereview fic ini :). Ayooo... kita ramaikan arcive Kakasaku dengan fic manis penuh cinta. Akhir kata happy KakaSaku Fun Day! (Maaf.. untuk segala kekurang fic ini, hanya ini yang bisa saya buat.)

Author area: Anonymous, kalo aja kamu reviewnya di chap dua bukan chap satu. Lemonya di chap dua bukan chap satu , ada lime juga cuma dikit. Jadi lemon mana yang menurut kamu menjijikan. Di chap satu gak ada lemon. #lirik chap satu.

Reviewer: Anonymous

Klo aku sih nggak bakalan PROTES

yah, mau fic ini TBC ataupun di

hapus sekalian.

Krn Lemonnya aneh banget, malah

ada beberapa yg menjijikkan, mau

muntah rasanya.

Nyesel aku bacanya, padahal ku kira

Lemon bakal sweet, tapi eh malah

ancur.