Disclaimer: Not Own anything.
Dalam fic kali ini, saya mencoba menceritakan Naruto dalam Light-side/ Malaikat/Fraksi Surga. Sepertinya setelah saya buat A/N dicerita saya yang satunya, saya jadi kepengen sendiri buat. Semoga aja tu cerita masih Rank satu Fandom Indo meskipun banyak cerita lain yang muncul... wkwkwk...
Warning: gaya penulisan terkadang berat untuk dimengerti. Namun memang itu rencananya.
Meskipun Tuhan mati sekaligus, namun aku tetap akan mempercayainya hingga diriku menjadi tanah. Ajarannya lah yang membuatku bisa seperti ini dan aku tidak akan pernah gundah menghadapi kenyataan...
XXXXKristoper21XXXX
Seorang yang tidak pernah mengerti akan apa yang ia saksikan. Memandang semua dengan tatapan lugu tersebut. Tidak menyadari bagaimana sebenarnya semuanya berjalan dibelakang dirinya. Melakukan semuanya dengan senyum tulus, tanpa mengharapkan balasan yang setimpal. Meskipun orang terkadang memanfaatkannya...ia tahu, namun ia tetap melakukannya. Berharap suatu saat didalam hatinya yang paling terdalam...semua akan berubah sebagaimana semestinya.
Bagaikan terbawa angin yang tidak akan pernah kembali. Hilang dalam pusaran udara langit. Bergabung dengan luasnya lautan bintang. Dan dirinya mencoba mencari diantara pecahan mimpi orang- lain. Tanpa menyadari bahwa dirinya menyembuhkan mimpi Manusia selain miliknya, sementara dirinya...tertinggal jauh tanpa bisa mengepakkan sayapnya.
XXXX
Dahulu kala, hiduplah seorang Pemuda yang ditakdirkan akan menyelamatkan Dunia. Ia telah diramalkan sejak Ratusan tahun yang lalu. Dengan Ramalan tersebut, seorang utusan mencoba mencarinya selama hidupnya. Mencari diantara Negara-negara yang berkuasa. Yang selalu memperebutkan Kekuasaan.
Tidak menyadari, kalau beberapa orang yang ia temukan...mampu untuk menjadi pengubah Dunia.
Sampai pada suatu hari, ia menemukan itu pada Anak dari Muridnya yang telah wafat. Ia mencoba mengubahnya menjadi Takdir yang telah di ciptakan. Anak yang dikatakan itu ternyata tidak berbeda jauh. Orang berkata..Pribadi diri kita diciptakan dari lingkungan yang kita tinggali. Iya, mereka benar. Anak tersebut ternodai akan kepercayaan mereka, percaya akan semua Ucapan yang dikatakan pada dirinya..
Hal itu terus berlangsung hingga ia menjadi Pemuda yang hampir menjadi bayangan yang dipikirkan Utusan tersebut. Melakukan semuanya menurut bibit yang ditanamkan jauh hari sebelumnya.
Meskipun begitu...ia tetap Suci. Ia tetap putih tanpa Ternodai dari hitamnya kehidupan. Berdiri tegak dengan kekuatan Mental yang tanpa sadar dibangun oleh dirinya sendiri. Ia terlalu suci...terlalu putih untuk disamakan terhadap Manusia yang telah terlahir di Dunia ini.
Pemuda itu tetap bertahan, tetap kuat dari segala guncangan yang hampir menjatuhkannya. Namun, dari setiap penderitaan yang diterima...balasan selalu menanti dirinya. Pemuda itu bukanlah jenis yang berbakat di kalangannya. Orang selalu menertawakannya akibat kegagalannya. Tapi ia menghiraukan itu. Keringat, darah...dan air mata mengiringi perjalan Pemuda itu dari muda hingga ia menjadi ...sekarang.
Namun dari kerja keras yang ia lakukan. Rasa cemburu selalu bersama Manusia. Mereka yang tidak berbuat apa-apa merasa cemburu akan apa yang diraih oleh Pemuda itu. Mereka cemburu karena Anak yang dulu tidak berguna itu sekarang jauh di atas mereka. Cemburu yang berlebihan kini telah bertumpuk dan menjadi apa yang bisa kita sebut benci dan kemudian..
...Dengki.
Didalam Kitab Suci...dikatakan Para Malaikat turun ke Bumi dikarenakan dari tempat yang paling diimpikan Manusia selama masa hidupnya menipis. Mereka tidak menyadari apa yang mengenai Mereka. Mereka tidak tahu apa kesalahan Mereka. Mereka tidak tahu karena...kesalahan yang mereka lakukan mereka anggap benar.
Begitu ternoda, sarat akan Dosa yang tidak bisa dihapuskan. Maka kota itu pun dihapuskan dari Muka Bumi. Diratakan dengan tanah tanpa sisa beserta jiwa mereka...
Begitu juga dengan Kejayaan Para pengguna Chakra.
Manusia tidak pernah diciptakan untuk mempunyai batasan, mereka bisa melakukan apa saja dengan pikiran mereka. Bahkan karena kebebasan jiwa...ciptaan itu mencoba menjadi Tuhan itu sendiri. Namun, bagaikan lalat yang mengganggu...ia pun hancur ditangan Algojo-Nya.
Mereka berperang. Mereka berebut kekuasaan, lahan, dan harta. Mereka saling membenci. Membunuh sesama mereka demi kepentingan diri sendiri. Hal itu terus berlangsung selama beribuan tahun. Kesempatan demi kesempatan telah diberikan, namun bagaikan angin lalu bagi Manusia yang merasa superior. Mereka mengganggap semua akan baik-baik saja...hingga waktu pun habis.
Berkah yang dulunya diberikan untuk mengerti satu sama lain digunakan untuk menciptakan kekuatan untuk mengambil hak orang lain.
Ketika seorang Mortal. Seorang Manusia darah dan daging, mencoba untuk berdiri dari atas segalanya dengan kekuatan yang dulunya diturunkan oleh sang Pencipta. Merasa hebat, mencoba mengubah sesuai rencananya...
Sebenarnya ia pun tidak bisa disalahkan, karena ia juga merupakan korban dari lingkungan hidupnya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kekuatan yang sebenarnya bukan untuk Manusia diambil Pendosa yang dulu tidak pernah bisa dihapus. Namun sebelum Pencipta ikut campur. Seorang Manusia yang telah mengalami semua keburukan, menerobos dan berusaha menghentikkan Kegilaan tersebut. Berusaha mempertahankan kebohongan yang disebut Kehidupan.
Ia bertarung dengan segala yang ia miliki. Meskipun orang lain telah patah semangat. Namun bagaikan api Dewa Matahari yang tak pernah padam. Kegigihannya pun tidak pernah Padam meskipun kekuatan Semi-Dewa yang ia lawan. Manusia yang dijelekkan oleh satu jenisnya, namun dipandang berbeda oleh Mahluk yang berbeda.
Hingga pada akhirnya ia harus menemui takdirnya sebagai Manusia. Karena...entah bagaimana pun itu... kau tidak bisa melawan sesuatu yang hampir melewati batasan Manusia. Dan akhirnya...Mahluk suci yang berada diperutnya juga direbut darinya. Jiwanya berada diambang batas. Dan disaat itulah segala harapan akan Manusia mati...
Mati dan akhirnya 'Ia' memerintahkan Anak-anaknya turun ke Bumi. Para Archangel, atau yang bisa disebut sebagai Malaikat-malaikat tertinggi. Mereka diturunkan dengan pimpinannya, Michael.
Musnahkan...
Perintah merupakan jalan hidup. Dengan kekuatan yang telah diberkahi... Maka Jenis Pengguna Chakra Manusia ahkirnya..musnah.
Sayap-sayap putih yang mengelilingi langit. Melayang di udara memperhatikan tanah bumi yang hancur dengan sisa puing-puing apa yang dulunya Kejayaan para Ciptaan yang menjadi ternoda. Tangan mereka yang suci memegang Tombak cahaya yang memancarkan kemurnian . Tatapan sedih menatap ciptaan yang Maha Esa tersebut. Kini mereka hanyalah kesalahan yang ingin dihapuskan jauh.
Diantara berjuta-juta pengguna Chakra tersebut. Hanya sebagian yang diselamatkan, dibawa jauh dari tempat yang penuh akan dosa.
"Apa Manusia itu selamat?"
"Tentu saja hal itu, benar..Saudaraku. Kita tidak bisa membiarkan Hati Semurni dia musnah dengan para Pendosa yang telah dihancurkan. Ia sudah memenuhi tugasnya sebagai Ramalan yang terakhir bagi Mahluk jenis seperti Mereka. Raphael telah menyembuhkannya dan telah membawanya ke Surga.."
Kedua Malaikat itu kemudian mengepakkan sayap-sayap putih mereka. Terbang tinggi dari langit tanpa melihat kehancuran yang telah mereka buat.
Ribuan tahun pun berlalu. Pemuda itu kini menjadi salah satu Malaikat Di Surga. Ia menemukan saudaranya yang memandang hidup sama dengan dirinya. Ia tidak sendirian. Hidupnya pun penuh akan berkah. Hingga suatu saat...
Perang itu terjadi. Perang yang tidak mungkin dihindarkan lagi. Siapa yang salah...siapa yang benar. Dan siapa yang memulai...tidak ada yang tahu. Kehilangan terbesar dialami ketiga pihak. Dengan tujuan apa. Dan maksud apa...
Seorang Malaikat dengan jubah Perak terduduk diam. Rambut kuning bagaikan emas menutupi kedua matanya. Ia tidak ingin Malaikat lain melihatnya mengeluarkan air mata. Air mata suci yang mengalir dari kedua matanya, membasahi pipinya dan terjatuh ke tanah yang mencokelat akibat darah. Beberapa sayapnya jatuh lesu ditanah.
Kakinya serasa tidak kuat menopang tubuhnya. Ia hanya duduk tak bersuara disamping wujud yang telah menerimanya disisinya. Mengajarkannya betapa pentingnya hubungan yang selama ini ia percaya.
Tidak jauh dari dirinya, Jenisnya yang lain pun berkabung. Tidak percaya akan apa yang terjadi.
Darah yang telah mengering menodai Baju Jirahnya. Darah para Pengkhianat Surga dan para Iblis...
"Dari semua ini...apakah ini semua berarti? Kehilangan yang kita rasakan. Hanya membawa kita dalam kesedihan. Dan semua yang kita lakukan pada akhirnya sia-sia. Apa yang membedakan kita dengan Manusia? Jika kita pada akhirnya saling berperang? Dimana kita berada..."
"Na...Naru-" Suara Wanita berambut pirang mencoba meraihnya.
"tolong...untuk kali ini aku mohon...jangan panggil nama itu. Nama itu sudah menjadi kenangan lama yang tertinggal. Hanya 'Ia' yang memanggilku dengan nama sampai detik ini...aku masih tidak percaya akan kejadian ini. Aku ingin ini menjadi mimpi Buruk yang kualami, dan esok paginya akan bangun dengan hari yang cerah..." Malaikat itu hanya mengeluarkan suara sedih yang memecah kesunyian malam itu. Tersendak-sendak menahan rasa kesedihan yang yang telah ia alami.
Archangel pemimpin perang pun hanya terdiam melihat Malaikat berambut kuning emas tersebut. Ia juga tidak bisa bersuara. Para Archangel yang lain juga tidak berbeda jauh darinya. Mereka terdiam. Mereka bingung dengan apa yang selanjutnya mereka lakukan. Tanpa pemimpin, Malaikat hanyalah Mahluk suci yang bingung.
Dirinya tidak bisa membiarkan seperti ini. Ia tidak akan. Apa jadinya semua yang telah diajarkan oleh Ayahnya? Apakah akan menjadi debu bersama dengan kehilangan yang mereka terima. Surga harus pulih. Itulah yang berada di Tekad Michael. Ia juga merasa kehilangan...namun seperti apa yang diajarkan-Nya semenjak dirinya tercipta.
Kalah pun tidak bisa diucapkan. Karena ketiga pihak mengalami kekalahan yang sama. Terdiam seribu bahasa. Butuh ratusan bahkan ribuan Tahun, untuk memulihkan atau tidak sama sekali.
Malaikat berambut kuning Emas itu kemudian membuka baju jirahnya. Melepasnya hingga ia kini telanjang dada. Sayap-sayapnya tetap diam tanpa bergerak, layu. Seluruh persenjataan sucinya telah jatuh dari tangannya.
"apa yang engkau lakukan?" Michael tidak bisa menghilangkan rasa ingin tahunya saat melihat Malaikat sejajar Archangel tersebut.
"aku tidak tahu, Michael. Aku sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku seperti kehilangan. Kau tahu...apa sebab dari Perang yang kita lakukan pada Manusia? Kepada Manusia yang percaya akan Tuhan kita!? Mereka menderita! Aku tidak bisa hanya diam disini dan mewek karena kehilangan terbesar yang dialami Surga!" suara Malaikat itu kembali seperti dahulu. Tidak pernah runtuh...
Cincin Malaikat, Hallo yang berada dikepalanya kini mulai memudar. Cahaya redup namun masih menunjukkan kesucian para Malaikat.
"aku bukan Tuhan, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya seseorang dari Jenis yang musnah dan menjadi Bagian dari Surga ini. Aku bangga akan itu. Meskipun ini terjadi, namun aku tetap percaya akan Ajaran yang telah diberikan kepada kita. Aku akan turun Ke Bumi!"
Terdiam seribu bahasa. Seluruh malaikat yang tersisa mencoba untuk tidak terkejut akan perkataan itu..
"tapi kita masih dalam kekalahan! Kita harus pulih terlebih dahulu sebelum melakukan hal yang lain!" Seorang Archangel penjaga pintu Surga mencoba meyakinkan Manusia yang dirubah Malaikat oleh Tuhan tersebut.
"aku tahu...kalian benar. Namun, aku tanya pada kalian...apa kalian melihat kehancuran yang kita ciptakan akibat peperangan kita. Aku ingin kembali berjalan sedamping dengan Manusia, aku ingin melihat bagaimana kita sekarang dipandangan Manusia. Apakah mereka akan tetap percaya akan kita setelah hal ini!? Apa mereka akan tetap berdoa meskipun Doa tersebut tidak akan terkabul?"
Semua malaikat terdiam. Mereka tidak bisa menemukan kesalahan dalam perkataan itu. Mereka juga tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting.
"Michael, apa kau akan membiarkannya?"
Seluruh malaikat menatap Pemimpin perang tersebut. Michael yang merasakan seluruh pasang mata kepadanya kemudian menutup matanya sendiri dan memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan..
"aku tidak bisa menghentikanmu disini, Naruto. Apa yang kau katakan itu jujur, dan benar...Sayapmu juga tidak berubah menjadi Hitam. Kau tidak memiliki niat buruk.. Namun siapa aku melarangmu? Tugasmu sudah dari dahulu ditentukan. Kau harus menjalankannya. Pergilah, namun ingat...Pintu Surga akan selalu terbuka untukmu...selama kau masih memiliki Hati suci tersebut. Surga bisa pulih tanpa dirimu sendiri, meskipun akan mengambil waktu lama...Namun ini adalah pilihan yang diberikan oleh Pencipta kita padamu. Dan aku tidak bisa ikut campur akan itu..."
Naruto terdiam sebentar, menatap seluruh Malaikat yang berada disekitarnya. Ia pun mengambil langkah mundur secara perlahan. Sayap-sayapnya mulai hidup kembali dan berdiri tegak dibelakang tubuhnya. Angin kencang yang memenuhi Malaikat tersebut. Pandangan malaikat lain tetap kuat meskipun Angin kencang tersebut. Tubuh Malaikat berambut Kunig itu bermandikan cahaya suci...
"selamat tinggal..."
Dan salah satu Archangel telah hilang dari Kerajaan Surga. Mencoba mengerti akan perasaan Manusia kembali. Mencoba melihat pandangan mereka akan Surga meskipun apa yang telah terjadi.
Meskipun puluhan tahun, banyak Malaikat mencoba mencari salah satu Archangel, namun mereka tidak pernah menemukannya. Ada yang mengatakan ia sudah mati karena rasa kesedihan yang ia alami. Ada yang mengatakan ia telah menjadi Malaikat jatuh akibat Sifat alaminya terdahulu sebagai Manusia. Ada pula yang mengatakan, ia telah menjadi Iblis.
Dan ada juga yang mengatakan...ia menunggu. Menunggu akan keajaiban. Menunggu Tuhan...hingga akhir zaman. Ratusan tahun berlalu tanpa kabar, Dan nama Malaikat itu hilang diantara ..Manusia..
...sampai saat ini.
A/N: Dari hasil pengetahuan dari teman dan lainnya, akhirnya saya mendapat gambaran penting mengenai Kitab-kitab masing-masing Agama. Namun jika menemukan sesuatu yang bertentangan dengan Agama yang kalian percayai, tolong dimaklumi...
Namun saya tekankan lagi, meskipun ada unsur Relegius dalam cerita saya, saya tidak akan pernah menjelek-jelekkan bagian dari Agama yang telah diakui seluruh dunia. Itu penistaan. Munafik. Dan jika ada orang yang menulis hal yang sangat tidak terpuji itu, maka betapa kecewanya...
Ini hanya karangan Fiksi yang tentunya tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata kita. Jika ada yang merasa tersinggung, langsung PM saya. Dan katakan apa yang salah. Namun sebelum itu, saya katakan, saya menulis dengan sejarah Alkitab dan jika ada yang komplain karena tidak sesuai dengan Kitab lain yang ia percaya...
Just F*ck OFF!
rencananya sih menjadi percobaan, soalnya ada beberapa Fict lain yang masih order update.