Author : Lee Shita a.k.a Park Shita
Tittle : This is my life ? part 6
Rating : T
Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Kim Jongin, Oh Sehun, Zang Yixing, Kim Joonmyeon, Do kyungsoo, Kim Minseok, and other.
chingu..chingu.. mian ya updatenya lama, sungguh aku minta maaf banget, aku udah melanggar janjiku.
...
...
...
"Sebaiknya kau terus terang saja mengenai alasanmu menceraikannya, aku tak bisa berakting lagi, aku takut kalau sampai hubungan kita yang dulu terbongkar." Ucap Luhan dan Chanyeol menghembuskan nafasnya.
.
.
.
Happy reading
Baekhyun duduk di dalam kamarnya, ia memainkan ponselnya namun tak memainkan games. Ia sedang melihat kalender di ponselnya, dan ia membalik posisi tubuhnya menjadi terlentang sambil menatap ke langit-langit kamarnya.
"Tiga hari lagi. Apa yang bisa aku lakukan?" ucapnya pasrah. Benar, perceraiannya dengan Chanyeol tinggal 3 hari lagi, setiap mengingat itu hatinya akan merasa sakit. Chanyeol bilang ia akan menjadi suami yang baik sebelum perceraian mereka, dan ia sudah menepatinya namun hal itu yang membuat langkah Baekhyun terasa berat. Seandainya waktu bisa diulang, mungkin ia akan menyatakan perasaanya sejak dulu pada Chanyeol, bukan disaat mereka akan berpisah.
"Baekhyun hyung!" teriak seseorang dari luar kamar, dan Baekhyun segera bangkit dan berjalan keluar.
"Hyuuuuungg..." teriak Lay dan langsung memeluk Baekhyun hingga Baekhyun nyaris terjungkal kebelakang.
"Wae?wae?" tanya Baekhyun khawatir.
"Hyung, kau harus tahu. Kau orang pertama yang aku beritahu."
"Apa?"
"Aku sudah menjadi kekasih Kris." Ucap Lay senang.
"Jinja? Huwaaa chukkae, tapi bukankah kau bilang dia sedang dekat dengan seorang namja bernama Tao, jangan bilang kalian menjalin hubungan dibelakangnya!"
" ...ani.. mana mungkin aku setega itu. Tao dan Kris ternyata hanya berteman, mereka tidak memiliki perasaan sama sekali."
"Jinja? Dan bagaimana ceritanya sampai kalian jadian?"
"Hhmm.. kemarin aku menceritakannya pada Luhan hyung, dan dia menyuruhku untuk menyatakan perasaanku padanya, Luhan hyung tahu aku pemalu, dan dia berkata ' jika kau tak punya keberanian untuk mengatakannya langsung,mungkin sebuah surat, atau setangkai bunga mawar bisa menyampaikan perasaanmu' begitu katanya dan aku melaksanakannya. Aku mengiriminya surat dan setangkai mawar, dan saat pulang sekolah tadi ia mengatakan kalau ia juga menyukaiku. Huwaaa hyung, aku senang sekali." Ucap Lay berkobar-kobar, ini pertama kalinya ia melihat Lay seperti itu.
"Chukkae Lay-ah, mulai sekarang kau adalah kekasih seorang Kris." Ucap Baekhyun.
"Ne. Aku akan mengatakan berita bahagia ini pada Luhan hyung. Aku ke kamar dulu Baekhyun hyung." Ucap Lay.
Baekhyun ikut bahagia melihat dongsaengnya berbunga seperti itu, namun ada sedikit perasaan tak senang saat nama yang keluar dari mulut Lay adalah Luhan, sepertinya Luhan berperan penting di dalam kehidupan keluarganya.
"Aku pulang!" ucap seseorang, dan Baekhyun sedikit terkejut.
"Kai? Tumben sekali kau mengucapkan salam." Ucap Baekhyun, dan Kai memutar bola matanya malas, lalu melirik ke belakang.
"Aku pulang!" ada suara seorang lagi, dan itu Joonmyeon.
"Ne, annyeonghaseyo." Ucap seorang namja cantik yang membawa banyak belanjaan ditangannya.
"Luhan sshi?" ucap Baekhyun terkejut.
"Ne. Kami baru saja habis belanja." Ucap Luhan dan Baekhyun hanya memandang Luhan yang berjalan ke dekatnya dengan banyak belanjaan di tangannya.
"Apa ini?" tanya Baekhyun.
"Tadi tak sengaja aku melihat Joonmyeon berjalan, jadi aku memberinya tumpangan dan saat kami melewati sekolah Kai, aku mengajaknya ikut juga lalu kami berbelanja." Ucap Luhan yang segera duduk.
"Jongin! Setelah berganti baju bantu aku mengeluarkan belanjaan ini!" teriak Luhan.
"Ne. Sip Hyung!" ucap Kai dengan nada yang senang-untuk pertama kalinya-
"Joonmyeon ini mainanmu bukan?" ucap Luhan dan Joonmyeon segera berlari menuju Luhan setelah mengganti bajunya.
"Ne." Teriaknya senang, sambil meraih sebuah pistol air dan segera duduk.
"Hyung?" ucap Lay yang berdiri di depan kamarnya.
"Lay-ah? Ini hyung membelikanmu sebuah_"
"Hyuungg.." Lay segera memeluk Luhan dan membuat Luhan terkejut, lalu Lay membisikan sesuatu, dan Luhan tersenyum.
"Jinja? Chukkae." Ucap Luhan dan memberikan sebuah tas untuk Lay.
"Huwaa.. gomawo hyung. Ini sangat bagus." Ucap Lay.
"Kenapa kau repot-repot Luhan sshi?"
"Hah? ani..ani aku hanya mentraktir mereka. Sudah lama aku tak iya Sehunnie mana?" Ucap Luhan.
"Dia sedang tertidur setelah makan siang." Ucap Baekhyun.
"Oh begitu? Aku juga membelikannya mainan." Ucap Luhan.
"Aku pulang!" sebuah suara yang berat menginterupsi mereka, dan sosok pemilik suara itu terdiam saat melihat keramaian di dalam ruang tamunya.
"Yeollie, kemari!" ucap Luhan dan Chanyeol berjalan dengan satu alis di naikkan.
"Wae? Kenapa wajahmu seperti itu? " tanya Luhan dan Chanyeol menggeleng pelan.
"Kau lagi-lagi membuang-buang uangmu!" ucap Chanyeol ketus.
"Ani, aku tak membuang-buang uangku, aku hanya membelanjakannya sedikit." Ucap Luhan.
"Ini aku memberikan kalian ini! Ini untukmu, ini untuk Baekhyun sshi." ucap Luhan sambil memberikan sebuah kotak pada Baekhyun dan Chanyeol. Mereka berdua menerimanya dengan penuh penasaran.
"Jangan dibuka sebelum aku kembali ke china!" ucap Luhan dan mereka berdua kembali mengernyitkan alisnya.
"Oh iya, kapan hyung kembali ke China?" tanya Kai.
"Sekarang hari apa?" tanya Luhan.
"Kamis."
"Hhmm.. tiga hari lagi, berarti hari Minggu." Ucap Luhan.
"Kenapa sebentar hyung?" tanya Joonmyeon.
"Ne. Hyung datang kemari hanya ingin menyelesaikan beberapa urusan, tapi nanti hyung akan sering-sering berkunjung kemari,tenang saja." Ucap Luhan sambil tersenyum.
"Luhan hyung?" ucap sebuah suara yang parau.
"Sehunnie!" ucap Luhan dan Sehun segera berjalan ke arah Luhan dan duduk dipangkuannya.
"Tadi thaat tidur Thehun mendengal thuala hyung, thehun pikil thedang mimpi telnyata memang benal itu hyung." Ucap Sehun.
"Hahaha.. bahkan hyung masuk ke dalam alam bawah sadarmu." Ucap Luhan.
"Ne,thetiap malam thehun thelalu memimpikan hyung."
"Jinja? Hahahahaha.." Luhan tertawa, dan semua orang juga tertawa.
"Ne. Thehun ingin punya istli sepelti Luhan hyung nantinya." Ucap Sehun dengan polosnya.
"Kau manis sekali Sehunnie." Ucap Luhan.
.
.
.
Baekhyun menatap tangan yang kini melingkar di perutnya, sekarang sudah tengah malam, namun matanya tak mau tertutup, dan pemilik tangan yang melingkar di perutnya sudah tertidur nyenyak dari tadi. Ia tak ingin tidur, jika ia tidur maka hari esok akan datang lebih cepat, ia ingin menikmati saat-saat terakhirnya menjadi istri Chanyeol. Ini konyol! Dia tahu hal yang ia lakukan konyol! Namun ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, mungkin ini sudah takdirnya, mungkin menjadi istri Chanyeol untuk selamanya bukan takdirnya, tapi ia ingin merubah takdir itu. Tiba-tiba ponsel Chanyeol berdering, ia melihat suaminya tertidur sangat nyenyak. Ia benar-benar merutuk siapapun yang menelpon tengah malam begini. Ia mengambil ponsel Chanyeol yang terletak di meja nakas disamping Chanyeol. Dan ia terkejut saat melihat nama yang tertera di ponselnya 'Xiao Lu' dan dia tahu itu adalah Luhan, karena Chanyeol pernah memanggil Luhan dengan nama itu. Dengan berat hati, Baekhyun memencet tombol tolak, dan segera meletakan ponsel Chanyeol.
"Hhmm.. Baekhyun?" tanya Chanyeol yang berada di bawah Baekhyun, dan menatap ponsel yang di pegang Baekhyun.
"Chanyeol, aku baru saja mematikan panggilan ponselmu."
"hhmm ne.." ucap Chanyeol lalu menarik tubuh Baekhyun dan mencium pucuk kepalanya dan memeluknya.
"Siapa orang kurang kerjaan yang menelpon tengah malam begini?" ucap Chanyeol sambil berusaha menutup matanya dan mengeratkan pelukannya pada Baekhyun.
"Lu..Luhan sshi." ucap Baekhyun.
"Mwo?" seketika mata Chanyeol terbuka dan segera terduduk lalu meraih ponselnya.
"Yeoobusseyo? Luhan-ah! Luhan-ah!Yaak! wae? Wae? Kau dimana sekarang? Ne..ne aku kesana sekarang!" ucap Chanyeol sebelum mematikan ponselnya. Lalu segera bangkit dan mengambil jaketnya.
"Kau mau kemana?" tanya Baekhyun.
"Aku harus keluar dulu, sepertiny ada sesuatu yang terjadi pada Luhan ." Ucap Chanyeol.
"Tapi ini kan sudah malam?" tanya Baekhyun.
"Ne. Arraseo. Tapi aku harus pergi, jika kau takut tidur seorang diri, tidurlah dengan Sehun dulu. Tenang saja, aku tak akan lama." Ucap Chanyeol lalu segera berlari keluar.
.
.
.
Chanyeol memarkirkan mobilnya dengan asal di sebuah gedung dengan lampu berkelap-kelip. Dan ia segera masuk ke dalam, ke dalam keramaian untuk mencari satu sosok.
"LUHAN!" pekik Chanyeol dan berjalan ke arah seorang namja yang tengah teler dan menari di atas meja.
"Luhan turunlah!" ucap Chanyeol berusaha menarik tangan Luhan.
"Yeollie? Hahahaha.. kau datang juga! Ayo kita berpesta Yeollie." Ucap Luhan.
"Yaak! apa yang kau lakukan Luhan? Ayo cepat turun!" bentak Chanyeol dan segera menggendong Luhan ala brydal style, semua mata tertuju pada mereka. Chanyeol segera melaju memecah kesunyian malam dengan mobil hitamnya. Dan mobilnya berhenti di depan sebuah rumah, rumah milik Luhan dan keluarganya dulu yang berada bersebrangan dengan rumahnya. Chanyeol menggendong Luhan dengan sangat lembut, berusaha agar Luhan tak terbangun. Dan malang, pemandangan itu dilihat oleh seseorang melalui cela tirainya, dan satu hal yang bisa dipastikan, namja itu menangis melihat dua orang yang kini lenyap ke dalam rumah itu.
Chanyeol menidurkan Luhan di atas kasurnya, dan melepaskan jaket serta sepatu yang menempel di tubuh Luhan. Sesekali Chanyeol melihat sekelilingnya dan tersenyum melihat rumah yang sering ia kunjungi dulu. Namun semenjak Luhan dan keluarganya pergi rumah itu kosong, hanya akan ada pembantu yang membersihkannya setiap dua minggu sekali. Chanyeol merasa sedikit sedih jika mengingat hari perpisahannya dengan Luhan dulu, dan ia kembali menatap wajah Luhan.
" Eugh..eugh.. Yeollie?" ucap Luhan dan menyadarkan Chanyeol.
"Ne, apa yang kau lakukan hah dasar pembuat onar." Ucap Chanyeol dan Luhan tersenyum.
"Mwo?mwo? aku tak melakukan kesalahan bukan? Aku hanya ingin melepaskan semua stresku."
"Apa yang membuat seorang Xi Luhan stres hah?"
"Kau..eugh..eugh." ucap Luhan, Chanyeol segera bangkit.
"Tunggu disini, aku akan mengambilkan obat penghilang mabuk."
"Ani!" ucap Luhan sambil menarik tangan Chanyeol.
"Aku tak mabuk."
"Heuh, masih pandai berbohong. Bau tubuhmu sudah penuh dengan aroma alkohol kau masih bilang tak mabuk."
"Ne. Dan jika memang aku mabuk biarkan saja, setidaknya aku tak lagi memikirkan masalahku." Ucap Luhan.
"Dasar! Seharusnya kau tak menyiksa dirimu seperti ini, kau harus mencintai dirimu!"
"Ani, mencintai itu hanya akan membuatku sakit, untuk apa aku memikirkan tubuhku, mereka saja tak pernah memperdulikanku" ucap Luhan.
"Hanya kau, sejak dulu sampai sekarang yang selalu ada disampingku, ada di pihakku, tak peduli dengan apapun kata orang." Ucap Luhan lagi, dan Chanyeol tersenyum lalu memeluk Luhan.
"Kau sebaiknya pulang! Kasihan Baekhyun sshi, dia pasti mencemaskanmu." Ucap Luhan.
"Ani. Aku lebih mencemaskanmu." Ucap Chanyeol.
"Park Chanyeol!" bentak Luhan.
"Tapi Luhannie, keadaanmu sangat tak baik."
"Ani..ani.. gwencaha. Eugh.. setidaknya buat ia bahagia sebelum kalian ber...mmphhh" Luhan menutup mulutnya dengan punggung tangannya,dan Chanyeol segera membantu Luhan menuju kamar mandinya. Luhan memuntahkan semua isi perutnya di closet dan Chanyeol mengelus-elus punggungnya.
"Aku akan menemanimu! Aku tak mungkin meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini." Ucap Chanyeol, dan Luhan mengibas-ngibaskan tangannya dan menggeleng.
"Ani, aku bis_ueeekkk..ueekk.." Kembali lagi Luhan muntah.
Chanyeol membantu membawa tubuh lemas Luhan ke atas ranjang, dan memberikan segelas air. Luhan merebahkan tubuhnya dan Chanyeol ikut berbaring di sebelahnya.
"Aku lelah, aku lelah seperti ini Chanyeol." Ucap Luhan.
"Ne. Aku juga Luhannie. Kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?" ucap Chanyeol.
"Chanyeol?"
"Eum?"
"Sebaiknya kau katakan pada Baekhyun sshi, mengenai alasanmu menceraikannya." Ucap Luhan.
"Ani, aku tak bisa, itu sama saja dengan menyakitinya."
"Tapi kau tak mungkin menyembunyikannya terus kan? aku sebentar lagi akan kembali ke China."
"Ne, aku tahu. Tapi itu sulit Luhan." Ucap Chanyeol.
"Baiklah, keputusan ada di tanganmu." Ucap Luhan.
.
.
.
Baekhyun sedang sibuk berkutat di dapur, dan tiba-tiba sesuatu yang melingkar di tangannya membuatnya nyaris shock jantung.
"Pagi." Ucap Chanyeol.
"Ne. Pagi. Kau sudah pulang? Bagaimana keadaan Luhan sshi?"
"Dia masih tertidur saat aku pulang tadi. Dia mabuk kemarin."
"Jinja?"
"Ne, bukankah aku sudah mengirimimu pesan kemarin?" tanya Chanyeol.
"Jinja? Aku tak sempat melihat ponselku sejak kemarin malam." Ucap Baekhyun dan kembali mengaduk soup yang ia buat.
"Mianhe."
"Ani, gwencahana. Aku harus membuatkan sarapan untuk anak-anak, Chanyeol-ah."
"Lalu bagaimana denganku?"
"Mwoya?"
"Aku juga ingin sarapan."
"Ne, kita akan sarapan bersama."
"Ani. Aku ingin sesuatu yang berbeda." Ucap Chanyeol.
"Apa?" tepat setelah itu, Chanyeol membalikkan tubuh Baekhyun menghadap ke arahnya.
"Morning kiss." Ucap Chanyeol.
"Aigoo! Kau ini. Ani.. sedang sibuk. Nanti aku terlambat membuatkan sarapan." Ucap Baekhyun lalu kembali membalik tubuhnya, dan Chanyeol mempoutkan bibirnya.
"Sebaiknya kau mandi dan bersiap ke kantor!"
"Ani, hari ini aku tak akan ke kantor."
"Eih? Waeyo?"
"Aku mau menghabiskan waktu bersama istriku tercinta." Ucap Chanyeol, dan Baekhyun memutar bola matanya malas. Chanyeol memakan apel yang baru saja ia ambil di kulkas dan berjalan menuju meja makan.
.
.
.
Baekhyun nampak sibuk berkemas di kamarnya, dan Chanyeol terkejut saat menyaksikan itu.
"Apa yang sedang kau lakukan Baekhyun-ah?"
"Aku sedang merapikan pakaianku, waktuku tinggal sehari lagi, dan lusa perceraian kita bukan?" ucap Baekhyun sambil tersenyum. Dan Chanyeol tersenyum pahit.
"Ne. Apa kau butuh bantuan?" tanya Chanyeol.
"Ani, aku bisa melakukannya sendiri. Oh iya, bukankah lusa Luhan juga kembali ke China?"
"Ne."
"Kebetulan sekali."
"Mwo?"
"Kebetulan sekali kan?" Ucap Baekhyun.
"Maksudmu dengan kata 'kebetulan'?"tanya Chanyeol lagi.
"Jangan pura-pura Yeollie! Hhmm.. apa panggilanku benar? Apa sama dengan cara Luhan memanggilmu? Heuh aku rasa tidak."
"Apa yang sedang kau bicarakan Baekhyun-ah?" tanya Chanyeol tak mengerti.
" Bolehkah aku bertanya sesuatu Chanyeol? Apa kau mencintai Luhan?" tanya Baekhyun.
"..."
"Apa kau mencintai Luhan? Jawab aku!" ucap Baekhyun.
"Ne. A..aku memang pernah menyukainya, tapi itu dulu dan sekarang_"
"Dan sekarang kau juga masih mencintainya kan?"
"Baekhyun!"
"Mwo? aku benar kan? kau masih mencintai Luhan?"
"Kau salah!"
"Dimana letak kesalahanku Chanyeol? Lalu jika aku salah, apa kau benar hah? Apa yang kau lakukan benar? Menceraikan istrimu demi bisa bersama dengan orang lain?" ucap Baekhyun, Chanyeol mengerutkan alisnya dan ia segera memegang kedua pundak Baekhyun dan sedikit mengguncangnya.
"Apa maksudmu?"
PLAKKK!
"Jangan pura-pura bodoh Chanyeol. Aku sudah lelah, benar-benar lelah. Dua tahun aku menjadi istrimu dan kau bersikap sangat cuek padaku, aku fikir kau memang seperti itu, dan aku memakluminya. Tapi mendengar semua cerita Luhan membuatku berfikir bahwa kau bersikap dingin hanya padaku. Kalau kau memang tak mencintaiku kenapa tak katakan sejak dulu?" bentak Baekhyun.
"Dengarkan aku!"
"Tak ada yang perlu aku dengar." Ucap Baekhyun dan segera menghempaskan tangan Chanyeol. Chanyeol menatap Baekhyun lalu mundur perlahan dan meninggalkan kamar.
.
.
.
Baekhyun baru saja berhenti menangis semenjak tadi, ia merasa haus dan memutuskan pergi ke dapur. Tiba-tiba bel pintu berbunyi dan dengan segera Baekhyun membukakan pintu.
"Annyeonghas_" ucapan Baekhyun terputus saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya.
"Baekhyunnie." Ucap Sehun dan berjalan masuk ke dalam.
"Annyeonghaseyo Baekhyun sshi, aku baru saja menjemput Sehun, kebetulan aku melewati sekolahnya tadi."
"Ne. Gomawo. Kau mau masuk?"
"Apa kau habis menangis?" tanya Luhan.
"Apa pedulimu?" pekik Baekhyun kesal.
"Jeongseonghamnida?"
"Kau.. apa pedulimu mengenai keadaanku? Bukankah kalian berdua senang melihatku seperti ini?"
"Maaf? Aku tak mengerti maksudmu."
"Kalian sama saja, selalu pura-pura bodoh, atau..atau kalian memang bodoh? Tapi kalian harus tahu aku bukanlah orang bodoh." Ucap Baekhyun dan hendak menutup pintu tapi Luhan menahan tangan Baekhyun.
"Lepaskan aku!"
"Tapi kau salah paham!" bentak Luhan.
"Kenapa selalu aku yang dianggap salah? Lepaskan aku! Bagaimanapun aku ini masih seorang namja, jadi jangan membuatku sampai melukaimu." Ancam Baekhyun.
"Aku tak peduli kau menyakitiku, tapi kau harus mendengarkan semua penjelasanku!"
"ANI!" bentak Baekhyun dan segera menghempaskan Luhan, namun sayang Luhan terjatuh ke lantai.
"CUKUP!" bentak Chanyeol yang sudah berdiri di dekat mereka, Baekhyun menoleh terkejut.
"Kau keterlaluan Baekhyun-ah." Ucap Chanyeol sambil menatap Baekhyun dingin.
"Mi..mianhae.. aku..aku tak bermaksud_"
"Seharusnya aku menceraikanmu sejak dulu!" fine! Ucapan Chanyeol barusan berhasil membuat air mata Baekhyun terjatuh, ia segera berlari keluar rumah meninggalkan sosok Luhan dan Chanyeol.
"Kau tak seharusnya mengatakan itu! Kejar dia!" bentak Luhan masih dalam posisi terduduk.
"KEJAR DIA PARK CHANYEOL!"
"..."
"KEJARRRR!" Chanyeol masih terdiam, ia masih membatu.
"Ck! Biar aku saja!" ucap Luhan dan segera berlari melewati Chanyeol.
"Hyung?" ucap Sehun dengan suara kecil dari balik pintu dengan wajah takut, dan tiga sosok namja lainnya yang membatu melihat sosok Chanyeol.
.
.
.
" Mwo? kenapa hyung tak mengatakannya sejak awal?" tanya Kai emosi.
"Mianhae, awalnya hyung ingin mengatakannya sehari sebelum perceraian, hyung tak ingin membuat kalian sedih."
"Kalau begitu, kenapa hyung harus menceraikan Baekhyun hyung?" tanya Lay.
"Hyung harus melakukannya demi membuat Baekhyun hyung bahagia."
"Omong kosong! Mana bisa Baekhyun hyung bahagia jika harus berpisah denganmu hyung?" ucap Lay.
"Itu harus hyung lakukan Lay, hanya itu satu-satunya cara untuk membuatnya bahagia. Dia sudah tersiksa dengan menjadi istri hyung."
"Ani. Baekhyun hyung senang menjadi istrimu, aku tahu itu. Bagaimana dia tersenyum saat hyung memperhatikannya, bagaimana dia bersikap seperti orang gila saat hyung bersikap hangat padanya. Aku bisa melihat jelas hyung!" pekik Kai.
"Benar! Jika hyung menceraikannya, itu sama saja menyakiti hatinya. Hyung kau salah besar mengambil keputusan ini."ucap Lay yang entah belajar darimana cara berfikir seperti itu.
"Aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku sudah memikirkannya jauh sebelumnya, aku juga tahu ini berat, ini berat untuk kalian, dan ini juga berat untukku. Tapi aku memang harus melakukannya."
...
….
"Kenapa? Kenapa kau harus melakukan ini padaku hiks..hikss..hiks.." Baekhyun menangis tersedu disebuh taman bermain yang sepi.
"Ia punya alasan tersendiri Baekhyun sshi." ucap Luhan dan Baekhyun menoleh terkejut.
"Kenapa kau mengikutiku?"
"Aku harus menjelaskan semuanya."
"Mengenai apa? Mengenai hubunganmu dengan Chanyeol? Mengenai bagaimana kalian berpisah? Mengenai perasaan kalian satu sama lain?"
"Jika memang dari sana masalahmu, baiklah! Aku akan menjelaskannya dari sana." Ucap Luhan sambil berjalan dan duduk disamping Baekhyun.
"Mungkin Chanyeol sudah menceritakan bagaimana kami bisa bertemu, dan aku tak akan menceritakannya ulang. Kami berdua sangat akrab, dan aku selalu merasa nyaman, bukan berarti kami ini saling mencintai, walau banyak yang mengatakan hal itu tapi sungguh kami ini hanya sebatas sahabat."
"Tapi Lay mengatakan kalau kalian itu pernah berpacaran."
Luhan tersenyum.
"Benar, tapi itu hanya pura-pura. Kami berpura-pura agar tak ada lagi orang-orang yang mengganggu kami, dan benar. Tak ada lagi surat cinta, bunga atau coklat yang mengisi loker kami semenjak kami mengatakan bahwa kami berpacaran, tapi sungguh tak ada perasaan antara kami berdua. Kami menjalani hidup sebagai seorang sahabat, kebaikan dan keburukan masing-masing kami sudah tahu."
"Termasuk kebiasaan Chanyeol yang suka mencium orang diam-diam?" tanya Baekhyun. Luhan kembali tersenyum.
"Itu...Itu memang benar! Dan kebiasaan kami yang lain adalah, saat dalam masalah kami akan memilih untuk bermabuk-mabukan. Lalu sebulan sebelum kelulusan, orangtuaku memintaku untuk pindah dan bersekolah disana, ini benar-benar berita yang buruk bagiku. Aku tak mungkin meninggalkan semuanya disini, aku sangat ingin disini, bersama orang-orang yang aku sayangi. Orang-orang yang selalu peduli padaku, bukan seperti orangtuaku yang sibuk bekerja dan bahkan tak pernah menanyakan keadaanku. Berbeda dengan keluarga Chanyeol yang selalu menerimaku dengan hangat, tapi eommaku sakit dan mau tak mau aku harus ikut kembali ke China." ucap Luhan.
" Lalu? Lalu apa semua itu bisa menjelaskan semuanya? Apa itu bisa menjelaskan kenapa Chanyeol menceraikanku?" ucap Baekhyun.
"Dengarkan aku Baekhyun sshi! Ini semua berhubungan. Dan semenjak kejadian itu aku tak pernah berhubungan lagi denganya, namun saat aku mendengar kabar bahwa orangtuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat, aku segera terbang ke Korea. Saat itu Chanyeol benar-benar terpuruk, ia bahkan harus mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang dokter, ia harus membesarkan keempat adiknya seorang diri. Aku merasa tak berguna sebagai seorang sahabat, bahkan saat ia mengatakan padaku untuk jangan pergi dan tetap berada disisinya aku tak bisa mengabulkan, aku harus menyelesaikan kuliahku di China. Kami sering berhubungan melalui email, atau saling menelpon. Sampai saat dimana ia mengatakan kalau ia menyukai seseorang, aku menyuruhnya untuk menyatakannya namun ia tak mau melakukannya, sampai akhirnya ia menyerah. Tapi suatu hari ia memberikan kabar baik, ia mengatakan kalau ia sudah menikah dengan orang itu, dan aku tahu siapa dia. Dia adalah Byun Baekhyun." Ucap Luhan dan Baekhyun terkejut.
"Ti..tidak mungkin. Kami baru mengenal dan menikah dalam semalam."
"Ne, itu mungkin bagimu, tapi tidak untuk Chanyeol, ia sudah mengenalmu sejak lama. Tapi ia tak pernah mau mengatakannya bahkan tak mau menyapamu. Ia terlalu malu, selain itu ia terlalu sibuk mengurusi adik-adiknya."
"Kalau dia memang mencintaiku, kenapa dia bersikap sedingin itu padaku?"
" Ada satu hal yang perlu kau tahu Baekhyun, Orangtuamu mungkin bersikap manis di depan Chanyeol padamu,namun kau perlu tahu mereka sangat tak menyukai Chanyeol. Mereka fikir gara-gara dia, anak mereka jadi hidup sengsara. Kau terlahir dengan keluarga yang mampu, namun setelah menikah kau harus menjadi pengasuh dan pelayan. Mereka tidak menerima itu, namun demi membuatmu bahagia mereka tetap bersikap baik pada Chanyeol di depanmu. Tapi tidak saat di belakangmu, berulang kali ayahmu menghampiri Chanyeol ke kantornya dan mencacinya habis-habisan, aku benar-benar sedih saat mendengar cerita Chanyeol. Tapi Chanyeol tak menyerah, ia tetap mempertahankan hubungan kalian sampai dua tahun."
"Jadi karena itu ia menceraikanku?"
"Bukan! Bukan karena ia tak sanggup lagi. Namun karena orangtuamu yang menyuruhnya menceraikanmu, atau mereka akan membuat Chanyeol kehilangan pekerjaannya. Awalnya Chanyeol tak memikirkan itu, namun jika ia tak bekerja ia tak bisa menghidupi keempat adiknya dan mencari pekerjaan baru di usia sepertinya sangatlah tak mudah, akhirnya ia pun mengalah. Karena itu aku kembali ke Korea, aku tak ingin ia melepaskan orang yang ia cintai. Aku tak ingin ia sakit hati lagi, setelah kepergian orangtuanya Chanyeol cukup terpuruk, tidak lagi dengan kepergianmu. Aku sudah menyuruhnya untuk berterus terang padamu, tapi ia tak ingin kau membenci kedua orangtuamu, ia tak ingin kau menjadi anak yang durhaka, ia tak ingin kau kehilangan orangtuamu karena ia pernah merasakan hal yang sama, dan karena ia sangat mencintaimu." Ucap Luhan.
"bodoh! Park Chanyeol bodoh." Ucap Baekhyun.
...
…
"Ne. Aku memang bodoh, hyung memang bodoh. Tak seharusnya hyung melakukan ini, namun hyung tak bisa berbuat apa-apa, hyung tak ingin kalian hidup menggelandang."
"Hyung aku kan sudah besar dan aku bisa mencari pekerjaan bukan?" ucap Kai.
"Ani. Sejak kecil kita sudah hidup berkecukupan, hyung tak mungkin membiarkan kalian sengsara, cukup hyung saja yang merasakannya." Ucap Chanyeol.
"Hyungg.." Kai, Lay,Joonmyeon dan Sehun segera memeluk Chanyeol.
"Maafkan hyung, maafkan hyung harus memilih jalan ini, hyung sangat mencintai Baekhyun hyung dan juga kalian, ini keputusan yang berat. Mianhae."
"Ne.. aku memaafkanmu." Suara itu menginterupsi mereka berlima, dan sosok yang mengatakan itu berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
"Baekhyun-ah?" ucap Chanyeol.
"Baekhyun hyung/Baekhyunnie/Baekhyun-ah?"
"Ne. Aku kembali." Ucap Baekhyun dan berjalan mendekat, diikuti oleh Luhan.
"Baekhyun-ah, kau kembali?"ucap Chanyeol dan segera bangkit lalu memeluk Baekhyun, Chanyeol menatap Luhan yang berdiri di belakang Baekhyun dan berucap-gomawo- tanpa suara, sedangkan Luhan hanya mengangguk sambil tersenyum.
" Mianhae Chanyeol-ah, aku sudah bersikap egois. Aku memang salah, aku mohon jangan ceraikan aku, aku mencintaimu. Dan aku akan berusaha untuk membujuk kedua orangtuaku." Ucap Baekhyun.
"Mianhae karena aku tak mengatakannya padamu."
"Keputusanmu sudah benar. Tapi aku adalah istrimu, aku tak mungkin membiarkanmu sakit sendiri, jika harus sakit maka kita harus sakit bersama-sama." Ucap Baekhyun. Chanyeol menangkup kedua pipi Baekhyun, dan segera mendekatkan wajahnya. Luhan dengan cepat membalikan wajah Sehun kearahnya, Kai menutup mata Joonmyeon. Dan Baekyeol? Mereka semakin mendekatkan wajah mereka dan menyalurkan semua hasrat mereka melalui sebuah sentuhan bibir yang kita sebut –berciuman – tanpa memperdulikan sekitar mereka.
.
.
.
Baekhyun duduk di dalam kamarnya, ia baru saja selesai mengantarkan Luhan ke bandara. Ia membuka kotak hadiah yang sempat Luhan berikan dengan perlahan namun dengan rasa penasaran. Dan betapa terkejutnya ia saat mendapati isi dalam kotak itu. Sebuah album foto.
'Chanyeol suka sekali mengambil gambar.' Bunyi secarik kertas yang diselipkan di halaman pertama, dan Baekhyun membalik halamannya dan mendapati beberapa gambar-gambar lama yang berisi Luhan dan Chanyeol saat masih remaja.
' Chanyeol sangat menyukai hal-hal yang indah' bunyi kertas lain yang diselipkan di halaman berikutnya, dan dibaliknya berisi gambar bunga, pohon,salju, matahari terbenam, dan hal indah lainnya yang diambil Chanyeol.
'Lalu suatu hari ia mengatakan kalau ia menemukan sesuatu yang lebih indah dari apa yang kau lihat barusan' dan betapa terkejutnya Baekhyun saat ia mendapati foto-foto dirinya, saat masih SMA dengan berbagai aktifitas dan berbagai pose, yang bahkan ia tak tahu kapan foto itu diambil.
'Dan darisana aku tahu, kalau Chanyeol jatuh cinta padamu. Kau adalah hal indah yang hadir di hidupnya, Byun Baekhyun' bunyi kertas terakhir, dan saat Baekhyun membalik gambarnya ada foto dirinya bersama Chanyeol.
KLIK!
Baekhyun menoleh ke arah suara itu, ternyata Chanyeol yang sedang mengambil gambar dengan sebuah kamera digital.
"Apa yang kau lakukan Chanyeol-ah?" tanya Baekhyun.
"Aku ingin kembali mengenang hal indah yang hampir hilang dalam hidupku, Byun Baekhyun." Ucap Chanyeol lalu kembali mengambil gambar Baekhyun.
"Kau sudah membuka hadiah dari Luhan?"
"Ne. Ini adalah hadiah dari Luhan, beserta sebuah surat yang memintaku untuk kembali menjadi diriku yang dulu, diriku yang sangat menyukai hal-hal yang indah, katanya agar hidupku selalu bahagia, maka sukailah hal-hal yang indah. Ck! Dia benar-benar tak bisa diduga, Xiao Lu ku, selalu memberiku kejutan." Ucap Chanyeol.
"Benar, dia memang selalu membuatku terkejut." Ucap Baekhyun lalu tersenyum.
Setelah hari itu Baekhyun dan Chanyeol hidup bahagia, karena orangtua Baekhyun telah menyetujui hubungan mereka berkat aksi Baekhyun yang berlutut seharian di teras rumah. Mereka memulai kehidupan yang baru, namun dengan rutinitas yang sama, namun yang berbeda adalah sikap Kai, Joonmyeon dan Sehun.
.
.
.
"Baekhyun hyung!" ucap keempat namja itu bersamaan saat mendapati Baekhyun sedang melamun di kamarnya, padahal mereka akan segera berangkat sebentar lagi. Mereka memutuskan untuk kembali berlibur di desa itu, bersama Kyungsoo atas permintaan Kai, awalnya Kyungsoo tak mau namun akhirnya ia menyetujuinya, sedangkan Xiumin ia benar-benar tak bisa karena sibuk.
village
Kai berdecak kesal, saat ia mendengar suara-suara aneh dari kamar Chanyeol dan Baekhyun. Ia menatap ketiga adiknya yang sudah tertidur nyenyak dengan earphone di telinga mereka, Kai merutuki dirinya yang hanya membawa benda-benda penting- belajar dari pengalaman pertama- dan tak membawa benda seperti earphone, headphone, atau sejenisnya. Ia kesal, karena suara desahan Baekhyun terdengar sejak dua jam yang lalu, ia juga kesal karena liburan ini hanya kedok untuk hyungnya agar bisa berbulan madu. Ia memutuskan untuk keluar kamar, dan ia terkejut saat ia melihat Kyungsoo yang juga menutup pintu kamarnya, kamar mereka hanya terpisah oleh kamar Baekyeol –kamar Baekyeol di tengah – dan mata mereka bertemu. Kyungsoo menundukan kepalanya, dan Kai menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Apa kau terbangun karena mendengar suara aneh itu juga?" tanya Kyungsoo.
"Aku bahkan belum bisa menutup mataku sejak tadi. Mungkin sejak desahan pertama." Ucap Kai.
"Hehehehe.. mereka benar-benar kelewatan. Lalu bagaimana dengan adik-adikmu?" Ucap Kyungsoo.
"Mereka sepertinya lebih pintar dariku karena membawa penutup telinga." Ucap Kai.
"Jinja? Aku bahkan tak terfikir akan itu. Eum.. Kai, bisakah kau mengantarkanku buang air kecil?" tanya Kyungsoo.
"Tentu, kalau begitu aku ambil senter dulu!" ucap Kai.
...
Kyungsoo keluar dari toilet dan mendapati Kai tersenyum ke arahnya. Kyungsoo berjalan mendekat.
"Ayo!" ucap Kyungsoo yang berjalan lebih dulu.
"Tunggu!"
"Ap_" ucapan Kyungsoo terputus saat ia berbalik, dan mendapati bibir Kai sudah menyumpal bibirnya.
"Saranghae Kyungsoo-ah."
"Yaak! apa yang kau lakukan Kai!"
"Aku sudah katakan bukan, kalau aku mencintaimu. Aku tak peduli dengan usia kita."
"Kai! Kau tahu hubungan seperti itu tak akan berhasil."
"Ani, tidak bila kau melakukan kontak fisik di bawah pohon ini." Ucap Kai sambil tersenyum, Kyungsoo mendongakkan kepalanya ke atas, menatap pohon yang seperti tak ada ujungnya itu.
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Aku pernah melihat Chanyeol hyung dan Baekhyunnie, maksudku Baekhyun hyung berciuman disini, dan kau bisa lihat hubungan yang nyaris terpecah belah itu kembali bersatu lagi. Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Apa kau mau menjadi kekasihku Do Kyungsoo? Tenanglah, sebentar lagi aku lulus, jadi kau tak akan malu saat berjalan denganku yang menggunakan seragam." Ucap Kai, dan Kyungsoo tersenyum lalu mengangguk.
"Aigoo!" Kai segera memeluk Kyungsoo.
Dan tak jauh darisana, ada dua orang namja yang sedang menyaksikannya.
"Suatu hari aku akan mengajak Kris kesini, dan menciumnya." Ucap Lay.
"Mwo? apa yang kau lihat hyung?" tanya Joomnyeon.
"Ani."
"Kalau begitu cepatlah jalan, aku sudah tak tahan ingin buang air kecil." Ucap Joonmyeon.
"Ne..ne."
.
.
.
Hari sudah malam, hanya terdengar suara lolongan anjing. Chanyeol dan Baekhyun tertidur dengan nyenyak dengan tubuh berkeringat dan tertutup selimut setelah permainan panas mereka. Kai tidur di kamar Kyungsoo- tapi tak melakukan apa-apa, hanya tidur! Ingat!Kai masih belum cukup umur- Lay, Joonmyeon dan Sehun tertidur dan berada dalam mimpinya bahkan Lay terus mengigaukan nama Kris. Dan tak jauh dari sana nampak sebuah pohon, pohon besar yang menjulang tinggi. Dan bila kita perhatikan di batang pohon itu ada sebuah papan yang terpaku, dan nampak usang hampir menyamai warna batang pohon, dan disana tertulis:
'Ini adalah pohon ajaib..
jika kalian menyatakan perasaan dibawah pohon ini,
kalian akan menjadi pasangan kekasih,
Bila kalian memegang tangan orang yang kalian cintai di bawah pohon ini,
kalian akan menjadi pasangan hingga kalian tua,
Jika kalian berpelukan dibawah pohon ini,
maka kalian akan menjadi pasangan bahagia sampai maut memisahkan kalian,
namun bila kalian berciuman di bawah pohon ini dengan perasaan yang sama,
maka kalian akan menjadi pasangan bahagia yang abadi.
Oleh karena itu, pohon ini disebut magic of life'
The end
hahahaha...
aneh ya akhirnya? kesannya maksa ya?
jujur aku buatnya ini ngebut, habisnya banyak yang protes kenapa updatenya lama.
Tapi sungguhan chingu aku sibuk banget seminggu terakhir ini, gara-gara jadi perwakilan lomba paduan suara, aku harus merelakan pulang kuliah jam setengah 12 malam, dan itu berarti aku menghilangkan 4 jam waktuku untuk menulis ff. Sungguh aku bener-bener minta maaf, untuk itu aku nyempet-nyempetin diri buat ngetik dan meng-the end-kan ff ini supaya idenya gak keburu melayang, takutnya nanti malah gak the end, the end..
AKu harap kalian puas, dan memaafkan kesalahanku.
Terima kasih yang udah mau review, aku sudah berusaha balas satu per satu, mian kalau ada yang kelewatan.
Sekali lagi mohon review, dan dalam waktu dekat aku akan datang dengan membawakan ff baru dan tetap bergenre yaoi chanbaek, walaupun ada selingannya. makasi..