Chiyo: Ok! Chiyo balik lagi!

Disclaimer: Vocaloid hanyalah milik Crypton & Yamaha. Mekakushi Dan adalah OC-OC Shizen no Teki-P (Jin) dan didesain oleh Shidu/Shizu & Wannyanpu. Sementara 7 deady sins adalah cerita yang dimiliki oleh AkunoP (MoTHY)

Warning: berbeda dari cerita aslinya, banyak karakter yang dinistakan, Typo 99.9999%, kemungkinan OOC 89.9999 %, bahasa kurang baku, absurd, authornya paranoid


~they have seen the truth~

.

.

.

.

.

What are they going to do?

.

.

.

.

.

.

.

Mekakushi Dan pun terdiam, melihat Caspar Blankenheim duduk di sofa bersama 2 orang wanita tak dikenal. Dan yang pastinya, bukan margarita.

"Siapa itu?" Tanya Hibiya.


"Oh tuan Caspar, kau mendapat gaji tambahan lagi bulan ini" Kata seorang wanita berambut blonde disebelah Caspar.

"Ya, promosi kali ini benar-benar menguntungkan!" Seru Caspar sambil meminum minuman beralkohol yang ada ditangannya.

"Tapi, bukankah istrimu sedang tidur, apa kau tidak takut dia akan terbangun karena suara barusan?"

"Margarita? Biarkan saja… aku menikahinya supaya aku bisa mendapatkan uang yang sangat banyak dari keluarganya"

"Wah.. kau kejam sekali tuan Caspar"

"Biarlah, lagipula.. siapa yang mau menikah dengan wanita seperti dia"

"Kau benar juga tuan Caspar! ahaha"


"Jadi…. Dia itu…. Selingkuh.." Kata Hibiya.

"Iya.. kemungkinan besar… boneka yang ada demon-nya itu… akan mendorong Margarita-san yang ada dijaman ini untuk membunuhnya…" Kata Kido.

"Eh? Membunuhnya? Bagaimana caranya?" Tanya Ene.

"Entahlah… tapi kalau dilihat dari kepribadiannya… Margarita-san mungkin akan membunuh tanpa ada seorang pun yang tahu…." Kata Shintaro.

"Eh? Memangnya Onii-chan tahu bagaimana caranya? Tahu dari mana?" Tanya Momo.

"Kalau dilihat dari caranya berbicara dan memandang seseorang… dia bukan orang yang akan melakukan tindak kriminal secara terang-terangan atau pun meninggalkan bukti/petunjuk yang menunjukkan kalau dia adalah pelakunya, kalau diperhatikan.. dia adalah orang yang pintar, dia pasti bisa memikirkan cara agar pembunuhannya menjadi sebuah 'tindak kriminal yang sempurna' dan orang akan mengira kalau Caspar bunuh diri…" Jelas Shintaro.

Wah Shintaro, tumben sekali otak dengan IQ 168-nya bekerja.

"Cerdik…. Namun bagaimana caranya kita bisa mencegah hal itu terjadi? Kita tidak tahu kapan pembunuhannya akan terjadi" Tanya Kano.

"B-bagaimana k-kalau kita m-mengecek b-b-boneka itu lagi?" usul Marry.

"Baiklah… mungkin ada petunjuk tentang demon dan 'pembunuhan sempurna' seperti kata Shintaro tadi" Kata Kido.

Mekakushi Dan pun berjalan menaiki tangga, menelusuri lorong yang rasanya tidak memiliki ujung.

Gelap dan dingin, itulah yang mereka rasakan saat berjalan ditangga.

Dan sepertinya, waktu menuruni tangga juga tidak selama dan tidak segelap waktu mereka menaiki tangga sekarang.

Apakah yang terjadi? Kebetulan…

atau…

"D-danchou-sa-san…. Kok rasanya tangga ini lebih jauh daripada waktu kita turun tangga tadi ya?" Tanya Momo.

"E-entahlah… seharusnya kita sudah sampai diatas…" Jawab Kido.

"S-seto-kun… ada yang aneh dengan tangga ini…" Kata Marry.

"Ya… perasaaanku juga tidak enak…"

"K-konoha… apa kau tidak lelah berjalan tadi? Tangga ini terasa.. tidak ada ujungnya.." Tanya Hibiya.

"Tangga ini aneh.." Kata Konoha.

Tiba-tiba…..

"E-eh?! Kenapa tiba-tiba gempa?!"

"T-tidak mungkin! Kenapa sepertinya hanya kita yang merasakan gempa?"

"Hanya Kita?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"KYAAA!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BRRUUK!

Mereka jatuh kesebuah ruangan yang kosong dan gelap, tunggu dulu, bukankah tidak ada ruangan yang kosong dimansion itu? Au ah… Chiyo ngga ngerti…

"A-aduh… dimana ini? Kenapa gelap sekali?" Kido memegang tangannya yang terbentur dengan lantai.

"K-kido-san… apa yang terjadi?" Tanya Marry.

"Mungkin saat gempa tadi, kita terjatuh… tapi…"

"Tapi?"

"Ini sudah pasti bukan ruang tamu tadi…. Tempat ini hawanya dingin…"

"D-dan…. Cukup hening… aku ngeri berada disini…" Keluh Momo.

"Kita harus segera mencari jalan keluar dari ruangan ini…" Kata Ene sambil meraba-raba dinding mencari semacam pintu atau tombol yang dapat mengeluarkan mereka dari sana.

KRIEEK (abaikan sfx pintu terbuka yang gaje ini..)

Suara nyaring yang biasanya terdengar dari kayu yang sudah lapuk memasuki telinga mereka.

"Sia-sia saja… kalian tidak akan bisa keluar dari ruangan ini… ruangan ini disegel oleh sihir, tidak ada yang bisa mendengar suara kalian dari luar…" Kata seorang wanita yang suaranya entah dari mana.

"S-siapa kau?" Tanya Kido.

"Lancang sekali… kalian sudah kubiarkan hidup masih saja berperilaku tidak sopan… sejak awal kalian hanya mengganggu… kalau kalian tidak ada… aku bisa menonton pertunjukkan itu" Jawab wanita itu.

"Pertunjukkan? Apa maksudm- "

"Tidakkah kalian tahu? Kalian sedang mengubah masa lalu… kemungkinan besar… sejarah berubah… dan kalian belum tentu akan dilahirkan…"

Wanita itu pun menghela napas dan berkata

"Jika kalian berhenti sekarang… bukankah kalian bisa mempertahankan keberadaan kalian? Kalian bisa saja tiba-tiba menghilang saat kembali ke masa depan… iya 'kan?"

"Bagaimana kau bisa tahu kalau kami berasal dari masa depan?"

"Aku? aku bisa merasakannya..."

"Tapi… kami mendapat permintaan…"

"Permintaan? Dari siapa? dari orang-orang yang menyebut dirinya 7 Deadly Sins? Kalian 'kan tahu kalau mereka adalah 7 Deadly Sins, dosa-dosa mereka tak bisa dimaafkan.. dan kalian mau membantu mereka yang sudah membuat banyak orang menderita?"

Tiba-tiba Hibiya seperti mengenali gaya bicara itu, gaya bicara yang licik dan menipu, jauh lebih licik dari Kano. Aura suram dan dapat menyudutkan siapapun. Hibiya bisa merasakan tatapan licik orang itu meski ia tidak melihatnya langsung, ia mengenalinya. Ya, sangat mirip. Dengan kucing yang membuat temannya tewas.

Aneh bukan? Hibiya merasa mengenali gaya bicaranya meskipun kucing itu tidak berbicara. Setiap kali Hibiya gagal menyelamatkan Hiyori dan menatap kucing itu, kucing itu memiliki mata yang tajam, aura yang suram dan menyudutkan. Tatapan yang seakan-akan mengatakan:

'Merepotkan saja… seharusnya kau tidak menyelamatkannya, takdir ini tidak bisa diubah namun kau yang keras kepala tetap mencoba untuk menyelamatkannya'

Dan Hibiya pun angkat bicara.

"Tapi, mereka sudah sadar akan kesalahan mereka… mereka menunggu hingga ada yang mau menolong mereka dengan sukarela.." Kata hibiya membela 7 deadly sins.

"Hmm… boleh juga… tapi.. bukankah kalau begitu, takdir mereka akan berubah? Takdir kalian sudah pasti berubah karena perubahan takdir mereka"

"Tapi… aku melihat tatapan mereka… tatapan orang yang aslinya baik… namun ada pengaruh tertentu yang membuat mereka menjadi seperti ini"

"Tatapan? Mana mungkin kita bisa menilai dari tatapa—"

"Tentu kita bisa! Aku.. aku merasakan tatapan yang sama seperti kucing yang waktu itu dengan dirimu, meski aku tidak melihatnya, aku merasakan aura yang sama persis… sama seperti waktu itu, aura yang menyudutkan, aku merasa ada mata yang menatap aku dan teman-temanku dengan licik"

"K-kau… tentu saja itu tidak mungkin! Kau 'kan tidak bisa merasakan tatapan orang ditempat yang gelap 'kan? Da—"

"Kami bisa… dari nada dan kata-katamu… kami bisa merasakan tatapan dan aura yang mampu menyudutkan orang" Kata Kido membela Hibiya.

"Jadi, tolong jawab pertanyaanku yang sejak awal kutanyakan… siapa kau?" Lanjut Kido.

Wanita itu terdiam, namun aura suram dan menyudutkan belum hilang.

"Baiklah… sepertinya aku sudah kalah dalam debat ini… aku… aku adalah Julia Abelard, pendiri dari organisasi pembunuh Pere Noel, dengan nama Santa…" Jawab wanita itu.

"Organisasi pembunuhan? Lalu kenapa kau harus memasukkan kami kedalam ruangan ini? Kami tidak mengerti apa yang kau maksud dengan pertunjukkan" Tanya Kido.

"Margarita Blankenheim adalah anggota ketiga dari Pere Noel, Princess of Sleep. Aku tahu dia adalah orang yang sangat baik, penderitaannya membuat Margarita tertekan, aku memanfaatkan keadaannya yang sekarang untuk menjadikannya media demon Belphegor"

"Kenapa kau tega sekali mengubah seseorang yang sangat baik menjadi media Demon!?"

"Kenapa? Karena aku adalah Ma…. Aku adalah musuh dari Elluka Chirclatia, nama asliku adalah Irina Clockworker, adik dari mantan tunangannya Elluka, Kiril Clickworker"

"T-tunggu dulu, apa maksudmu? Bukankah nama Elluka-san adalah Elluka Clockworker" Tanya Ene.

"Kalian tidak tahu ya? Elluka Chirclatia aslinya adalah tunangan kakakku, Kiril.. aku membunuhnya, dia adalah salah satu kandidat Ma, aku sudah membunuh 2 kandidat sebelumnya, dan akhirnya aku membunuh Elluka, dengan bangga aku menjadi Ma"

"Elluka-san, sudah mati? Tapi.. apa mungkin dia…" Gumam Kido.

"Erm… Kido.. tidak mungkin 'Monster' yang memberi kita kekuatan sudah ada diwaktu ini…. Dikatakan dalam legenda, 'Monster' itu hidup sejak lama, namun cukup lama setelah kepercayaan akan sihir melemah" Bisik Kano pada Kido.

Kido pun mengangguk, ingatan tentang cerita yang dulu Ayano dan Ayaka sering ceritakan sebagai pengantar tidur kembali mengisi kepalanya.

"Apa itu Ma?" Tanya Marry.

"Itu adalah sebuah proyek. Proyek untuk melahirkan dewa kembar Levia dan Behemo dalam wujud manusia agar tidak terjadi kehancuran pada Levianta, tempat tinggal aku dan Elluka yang sebenarnya. Merupakan sebuah kehormatan bisa melahirkan dua dewa dan dianggap pahlawan"

"Tapi kenapa sepertinya kau memendam rasa marah dan dendam?" Tanya Seto.

"Kenapa? Tentu saja semuanya hancur karena DIA! Aku hampir kehilangan nyawaku karena ledakan besar yang disebabkan oleh Elluka dan membuatnya tidak bisa mati, kakakku membenciku karena Elluka! Dialah yang salah! Semuanya adalah kesalahan Elluka!"

Mekakushi Dan terdiam.

"Sepertinya kalian kehabisan kata-kata ya? Wah wah…. Kini giliran kalian yang kalah… ufufu…" Lanjut Irina.

Irina pun menyalakan sebuah lilin yang ternyata ada disebelahnya. Cahaya menerangi sebagian ruangan gelap itu. Menunjukkan wajah seorang wanita berambut cokelat dan warna mata yang senada dengan rambutnya. Wanita itu menatap sinis nan licik Mekakushi Dan. Dan jujur, bahkan Hibiya dan Marry sempat ngeri melihat wajah dari Irina.

"Sepertinya ada yang terkejut dengan penampilanku… ufufu…."

Senyumnya jauh lebih mengerikan (dan minta digeplak) dari Kano. Aura suramnya jauh melebihi Kido saat ia sedang marah.

'Sempurna, ada orang yang ingin mengeluarkan amarahnya pada kami yang sama sekali tidak ada kaitannya' batin Mekakushi Dan.

Tiba-tiba ada suara dari luar.

Tap tap tap

"Aku mendengar sesuatu…" Kata Konoha.

"Apa?" Tanya Hibiya.

"Ermm… langkah kaki…"

"Berapa banyak?"

"Mungkin 2 orang.."

"Ooh.."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

DUAAR! BOOOM! JDEERR! KYAAA!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Errm… kejadian tadi itu…

Tidak lama setelah Konoha mendengar langkah kaki, tiba-tiba pintu dibelakang Irina meledak dan hancur berkeping-keping. Asap ledakan kecil tadi menutupi siluet dua orang wanita yang menyebabkan tersungkurnya Irina. Ya, siapa lagi kalau bukan Elluka Clockworker dan Gumillia yang sedang membawa lilin sebagai penerangan.

"Apa aku terlambat?" Tanya Elluka.

"Tidak, sama seperti sebelumnya, tepat waktu. Tepat saat kami hampir menjadi korban pembunuhan" Jawab Shintaro.

Elluka pun mendekati Irina yang kini sedang mencoba untuk berdiri. Irina menatap Elluka sinis, namun tidak ada ekspresi terkejut atau takut dari Elluka. Wajah tenangnya menatap Irina, seakan-akan berkata: 'Yang baru saja kau lakukan itu tidak berguna'

"Kau tahu 'kan kalau seharusnya kau tidak usah menceritakan kembali cerita yang sudah lama itu? Apalagi… kini kau akan membunuh orang-orang yang tidak ada kaitannya sama sekali… kau sudah menjadi Demon itu sendiri" Kata Elluka.

"Ya, aku memang menderita HER, tapi aku tetap Ma yang terpilih, aku berbeda darimu… kau hanya sampah, kau tidak memiliki tempat dimanapun"

"Aku memang tidak memiliki tempat dimana seharusnya aku berada, dan aku memang harus berpindah dari 1 tempat ketempat lain untuk menyegel demons"

"Dan keinginanku adalah mengumpulkannya, agar aku bisa membalaskan dendamku padamu, nona Chirclatia"

Elluka terdiam, raut wajahnya mulai menunjukkan ekspresi jengkel pada Irina. Irina tersenyum penuh kemenangan, dan dengan santai, Irina berjalan keluar ruangan itu dan pergi.

"Kalian baik-baik saja 'kan?" Tanya Gumillia.

"Ya, bisa dibilang begitu, kami belum mati 'kan?" Kata Shintaro.

"Ayo kita kembali kelantai atas, kita harus segera menyegel Belphegor" Kata Elluka.

"Lantai atas?"

"Iya.. ini bisa dibilang ruang bawah tanah, ruangan ini sudah lama tidak dipakai… aku tidak tahu bagaimana cara Irina bisa tahu kalau kalian ada disini… tapi yang sudah pasti adalah dia menggunakan sihirnya untuk menjebak kalian"

"J-jadi tangga yang seperti tiada akhir juga ulahnya?" Tanya Momo.

"Mungkin… tadi aku terbangun karena aku merasakan sihir yang kuat, dan aku mengenal sihir itu"

"Ayo kita segel iblis itu!"

Mereka segera berlari menaiki tangga, ruang tamu yang tadinya terdapat 3 botol wine kini sudah tiada, kemungkinan Caspar yang membereskannya. Namun, bau wine yang menyengat masih tercium.

Tangga tiada akhir yang tadi mereka lewati sudah kembali normal.

Akhirnya mereka sampai didepan ruang penyimpanan boneka itu. Elluka pun mencoba untuk membukanya.

KRAK KREK KRAK

Terkunci.

Kunci sudah terpasang, namun tetap tidak bisa dibuka.

Seto, Shintaro dan Kano gagal mendobraknya. Bahkan Shintaro sampai terjatuh, berarti Shintaro JAUH lebih lemah daripada Kano dan Seto.

Akhirnya, Konoha pun dikerahkan(?) untuk membuka pintu tersebut dengan kekuatannya.

Hasilnya?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

GAGAL!


Semuanya sudah menyerah untuk membuka pintu tersebut.

Tiba-tiba, bohlam 40 watt mencuat dari kepala Elluka.

"Ah, Gumillia" Panggil Elluka.

"Iya, ada apa Elluka-san?"

"Aku sudah mengajarkanmu sihir rahasia Clockworker 'kan? Aku ingin kau mencobanya, kekuatan sihir yang kugunakan untuk merusak segel yang dibuat Irina terlalu besar, sihirku terlalu lemah jika aku yang menggunakannya sekarang"

"Tapi, aku belum menguasai sihir itu dengan sempurna, aku masih belum bisa mengendalikan sihir Clockworker"

"Cobalah, aku akan membantumu"

"Baiklah.."

Gumillia pun menggunakan sihir Clockworker . Sihir yang turun temurun, entah bagaimana Elluka mempelajarinya. Sihir yang sangat kuat hingga bisa membuka segel yang tidak terdeteksi sekalipun.

JDEEERR! (?)

Pintu pun terbuka, menunjukkan Margarita yang akan dirasuki Belphegor.

"M-Margarita-san! A-apa yang t-terjadi?! I-itukah d-d-demon Belphegor?" Tanya Momo panik.

"Iya.. dan sepertinya Margarita terlalu terpengaruh oleh depresinya sehingga Belphegor dengan mudah merasukinya. jika ini dibiarkan, Margarita akan terpengaruh olehnya dan melakukan tindak kriminal" Jawab Elluka.

"K-kita harus menyegel Belphegor secepat mungkin!"

"Sihirnya terlalu kuat, dan jika kita mencoba menyerangnya… biasanya serangan itu akan berbalik… sebaiknya…. Fokus Demon yang berada diluar media akan berkurang jika media itu dipindahkan.. Demon tidak akan bisa hidup tanpa media" Jelas Elluka.

"Tapi… boneka itu ada didekat Belphegor…." Kata Marry.

"Kemungkinan akan ketahuan jika kita mencoba untuk mengambilnya…" Kata Seto.

"Tapi… sepertinya kita bisa mengambilnya.. aku bisa menggunakan kekuatanku untuk mengambilnya…" Usul Kido.

"Apa kau yakin Kido-san?" Tanya Hibiya.

"Entahlah, selama tidak ada orang yang menyentuhku… aku bisa" Jawab Kido.

"Ganbatte! Kido!" Seru Ene.

"Aku juga akan membantu Danchou-san!" Kata Momo.

"Kido-san… berani…." Kata Konoha.

"Aku tidak salah memintamu menjadi ketua, Kido" Kata Kano.

Kido dan Momo pun mengajukan diri sebagai kandidat pre-

Salah skenario…

Ralat:

Kido pun menggunakan Concealing Eye, membuat dirinya dan Momo tidak terlihat supaya mereka bisa mengambil boneka yang menjadi media Demon Belphegor.

Mereka berdua mendekati boneka itu.

Tinggal beberapa langkah lagi...

Saat jarak antara Kido dan Momo dengan boneka itu tinggal 30 centi. Tiba-tiba…

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

JDUAARR!

KYAAA!

Sebuah petir hampir mengenai tangan Momo yang hampir meraih boneka itu.

"Ahaha! Kalian kira kalian bisa mengambil boneka itu dengan mudah? Jangan remehkan Demon sepertiku, aku bisa merasakan keberadaan manusia sekalipun trasparan" Kata Belphegor.

"Kisaragi, cepat ambil bonekanya!"

"Baik!"

"Kalian tidak akan bisa mengambilnya!"

Petir kini kembali menyambar.

Momo segera mengambil boneka itu dan….

JDEEERR! BOOOMM!

"Momo!"

Shintaro segera berlari untuk melihat keadaan adiknya.

Dan..

Dan

.

.

.

.

.

.

.

.

Dan…

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"T-terima kasih banyak Danchou-san…. Kalau kau tidak menarikku tadi… mungkin aku sudah terpanggang…" Kata Momo.

"Untung saja tadi aku menarikmu tepat waktu… kukira kau tidak akan berani mengambil boneka itu… tapi… yasudahlah, kau sudah berhasil…"

Kido dan Momo pun berdiri. Boneka yang menjadi media Demon Belphegor sekarang berada ditangan Momo.

"Kau baik-baik saja Momo?" Tanya Shintaro.

"Ya…. Bisa dibilang begitu… kalau saja Danchou-san tidak menarikku, mungkin jawabannya akan lain"

"Syukurlah.."

Shintaro kini sudah tenang, adiknya aman.

Elluka berjalan mendekati Momo dan Kido.

"Kau sudah mendapatkan bonekanya 'kan?" Tanya Elluka.

"I-iya…" Jawab Momo sambil menyerahkan boneka tadi kepada Elluka.

"Dengan begini…. Penyegelan Belphegor bisa dilaksanakan secepat mungkin…" Kata Elluka.

"Sihirku mungkin tidak bisa menyegelnya…" Kata Gumillia.

"Baiklah… akan kucoba.."

Kemudian Elluka mengucapkan mantranya, Boneka yang penampilannya sangat mirip dengan Margarita pun bercahaya dan sedikit demi sedikit muncul beberapa rantai yang mengelilinginya, seakan-akan mengikat boneka tersebut. Belphegor melemah, badannya semakin kecil dan mengecil, hingga tersedot kedalam boneka tadi.

Margarita pun tak sadarkan diri dan jatuh kelantai setelah hampir dirasuki Demon.

"M-margarita -san!" Momo dan yang lainnya segera menghampiri Margarita Blankenheim.


Sementara itu…


"Elluka-san… kita berhasil menyegelnya… apa kau akan membawa boneka ini juga?" Tanya Gumillia.

"Tidak… aku akan membiarkan boneka ini disini, rantai yang menguncinya tidak akan bisa rusak"

"Baiklah… jadi, sekarang kita sudah bisa keluar dari Pere Noel 'kan?"

"Tentu saja, untuk apa kita tetap bersama Irina?"

Setelah perbincangan diatas, Elluka dan Gumillia keluar dari ruangan itu, menuju lokasi Deadly sins berikutnya.


Margarita pun terbangun setelah pingsan tadi…

"A-apa yang terjadi?" Tanya Margarita sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"Barusan kami menemukanmu tergeletak dilantai, dan… kau baru saja bangun… mungkin kau kelelahan.. makanya kau pingsan disini.." Jawab Kano.

"Lalu.. Lukana dan Gumina dimana?"

Kano dan yang lain pun celingukan(?) mencari Elluka dan Gumillia, namun sepertinya mereka sudah pergi.

"Mereka sudah pergi… mereka bilang ada urusan mendadak.." Jawab Kido.

"O-oh… begitu ya… kalau begitu.. sekarang jam berapa?"

Shintaro pun melirik handphone-nya dan…

Yak… masih mati… masih rusak…

Shintaro pun mengingat detik-detik handphonenya tercebur kedalam air. Mukanya pun kembali nista… (bayangkan saja muka Shintaro saat menaiki Jet Coaster di manga)

Kido pun melirik jam tangannya.

"sekitar jam… 3.40 pagi…"

"Oh…. Baiklah… sebaiknya kalian kembali kekamar, besok kalau tidak salah suamiku libur, jadi… aku bisa memperkenalkan kalian padanya" Kata Margarita.

"K-kalau begitu.. kami duluan ya.. Margarita-san" Kata Kido.

"Iya!"


"Kau yakin dia akan baik-baik saja? Suaminya 'kan selingkuh, apa dia tahu?" Tanya Ene.

"Entahlah, mungkin dia tidak tahu.. wajahnya sangat santai saat ia mengatakannya tadi.." Jawab Kido.

"Selingkuh itu apa?" Tanya Konoha.

Semua menatap Konoha dengan wajah horor, bahkan Hibiya pun mengerti apa arti selingkuh.

"Erm… selingkuh itu… seperti… mengkhianati! Iya, seperti mengkhianati" Jawab Shintaro.

"Mengkhianati?" Konoha menghentikan langkah kakinya.

"Itu… tidak baik…" Lanjut Konoha.

"Makanya… mungkin besok kita harus memberitahunya…"

Skip…

keesokan hariny—

ralat: beberapa jam kemudian….


Kamar 1:

Kido, Momo, Marry

"Hey Kisaragi.. bangun, sekarang sudah jam 7…" Kata Kido sambil sesekali menggoyangkan tubuh Momo.

"K-Kido-san… aku masih mengantuk… apakah sekolah sudah dibuka? Apa aku akan terlambat lagi?" Tanya Momo yang masih setengah tertidur.

"Ini 'kan di masa lalu Kisaragi…"

"Oh iya… kau benar…." Kata Momo yang sekarang tengah berjuang untuk membuka matanya.

"Oy Marry.. kau sudah bangun belum?" Tanya Kido.

"Ehh….? Belum… aku masih di Yaoiland…"

"Cepat bangun, aku yakin Margarita-san menunggu kita dibawah"

"Iya…"

Kamar 2:

Kano, Shintaro, Seto

"Oy, Kano! Bangun, sudah pagi!" Kata Shintaro sambil melempari Kano dengan bantal.

"5 menit lagi…" Kata Kano untuk yang ke 10 kalinya masuk ke dalam telinga Shintaro.

"Kano, kau sudah mengatakan itu 10 kali.." Keluh Seto.

Akhirnya, Shintaro yang sudah frustasi pun berjalan keluar kamar, mencari gelas dilantai bawah, mengisinya dengan air, kembali lagi keatas dan…

.

.

.

.

.

.

BYYURR!

"A-APA?! ADA APA?! KENAPA AKU DISIRAM?!"

"itu karena… AKU SUDAH MEMBANGUNKAN MU 10 KALI, KANO!"

"S-sudahlah Shintaro-san, Kano… pasti Margarita-san sedang menunggu kita dibawah"

"…."

Kamar 3:

Konoha, Hibiya

"Konoha! Cepat bangun!"

"….."

"Sempurna… aku harus membangunkan sleeping Konoha dengan cara apa?"

Kamar 4:

Ene

"Sudah pagi ya… baiklah… aku harus segera bersiap.. Margarita-san pasti menunggu, tapi… apa yang lainnya sudah bangun? Entahlah.. aku harus cepat.."


Ditempat lain….


"Wah, Caspar, kau akan pergi?" Tanya Margarita pada seorang pria berambut biru.

"Iya, aku harus cepat… ada meeting yang harus kuhadiri 1 jam lagi…" Jawab pria itu.

"Sayang sekali… padahal aku ingin memperkenalkan sepupuku yang baru saja kemarin sampai dari Lucifenia…"

"Maaf tapi aku ha-"

Mekakushi Dan pun memasuki TKP(?)

Momo pun menyapa.

"Selamat pagi, Margarita-san dan…" Momo menghentikan kata-katanya. Ia terdiam, menatap pria yang ada disamping Margarita dengan tatapan tidak-percaya.

Ya, Momo dan yang lainnya tidak salah lihat tadi malam. Lelaki itu mengkhianati istrinya. Lelaki yang ada didepan matanya adalah orang yang Mekakushi Dan lihat tadi malam. Botol wine, wanita lain, dan kata 'Caspar'

Ok…. Back to TKP(?)

"Ah… selamat pagi! Ini adalah suamiku, Caspar Blankenheim" Kata Margarita.

"I-iya… salam kenal… aku adalah Momo... dan… erm.. aku akan memperkenalkan mereka, gadis yang berambut hijau adalah Kido, lelaki dengan rambut dirty blonde adalah Kano, gadis berambut putih itu adalah Marry, lalu lelaki berambut cokelat tua disebelah Marry adalah Seto, lelaki berambut putih dibelakang adalah Konoha… dan bocah yang ada dibelakang Konoha adalah Hibiya… erm… gadis berambut biru disana adalah Ene dan lelaki berambut hitam yang ada didepan Ene adalah kakakku Shintaro" Jelas Momo gugup.

"Oh….. salam kenal… aku berharap kalian bisa menghabiskan waktu kalian disini tanpa ada gangguan sedikit pun… lalu ada hal yang ingin kutanyakan… kalian datang dari mana dan untuk apa?" Tanya Caspar.

"Kami datang kesini karena pengurus kami sedang ada urusan mendadak.. kami datang dari Lucifenia…" Jawab Kido.

"Ternyata begitu… aku harus segera pergi.. ada meeting yang harus kuhadiri, aku tidak boleh terlambat"

"Hati-hati, Caspar.." Kata Margarita.

Caspar pun segera pergi meninggalkan mansion blankenheim.

Margarita pun berbalik kearah Mekakushi Dan.

"Oh iya, sekarang adalah waktunya sarapan, bagaimana kalau kita masuk dan melihat apakah sarapan yang disiapkan oleh para maid?" Tanya margarita.

"Makanan?" Tanya Konoha.

"Iya, aku yakin para maid memasak banyak makanan enak untuk kita makan, ayo masuk!" Bujuk Margarita.

Mekakushi Dan pun masuk kedalam rumah, berjalan menuju ruang makan.

Setelah sarapan (Chiyo ngga tahu harus nulis apa makanya Chiyo skip)


Margarita mengajak mereka berbincang-bincang diruang tamu. Masih dengan aroma wine, tapi tidak terlalu menyengat. Mereka berniat untuk memberitahu apa yang terjadi tadi malam tentang Caspar, namun….

"Bolehkah aku meminta saran… aku ada masalah dengan keluargaku.." Tanya Margarita, nada yang masih ceria, tapi sedikit lesu.

'jangan-jangan… dia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi… ' Batin Mekakushi Dan (kecuali Konoha)

"Ada masalah apa Margarita-san?" Tanya Kido.

"Ya… setiap hari… bukan … tapi setiap malam, aku melihat suamiku pulang mabuk-mabukan sambil membawa 2 orang wanita…"

"Jadi… kau… kau sudah tahu soal itu Margarita-san?"

Setetes air mata mengalir turun dipipinya, Margarita tertunduk…

"Mana mungkin aku tidak tahu.. bau wine yang menyengat mengganggu tidurku… aku keluar dari kamar.. mencari sumbernya.. dan selalu berakhir dengan melihatnya bersama 2 orang wanita…"

"Margarita-san…."

Semua terdiam…

"B-bagaimana kalau cerai saja? Dengan begitu kau tidak akan sedih lagi.." Usul Marry.

"Ya, kau tidak usah terbebani oleh masalah ini lagi! Kau juga bisa mengubah namamu menjadi Margarita Felix lagi!" Kata Momo.

"Terima kasih… tapi… saat aku dan dia masih kecil… kami berjanji untuk menikah dan hidup bahagia bersama…"

"Tapi… dari kelakuannya menunjukkan kalau dia sudah melupakan janji itu" Kata Shintaro.

"Tidak ada salahnya 'kan untuk berharap sekali lagi?"

"Kalau terus berharap, kapan kau akan berusaha mewujudkan kebahagiaanmu? Kau juga mau bahagia 'kan?" Kata Hibiya.

"Iya… ta—"

"Kau tidak akan bahagia jika terus begini… ayo, berjuanglah, aku tahu kau juga ingin bahagia.. iya 'kan?" Kata Ene.

"Terima kasih… aku akan mencoba untuk membicarakannya nanti dengan Caspar. Jika dia mau berubah aku akan memberikan kesempatan kedua. Jika tidak… aku akan menggugat cerai"

Meski Margarita masih sedih, kini ia bisa menemukan jalan menuju kebahagiaannya. Dan sedikit demi sedikit ia melangkah menuju dirinya yang baru, menuju masa depan yang lebih baik.

Dari balik dinding yang tebal, berdirilah sosok wanita transparan yang berpenampilan persis sama seperti Margarita blankenheim. Wanita itu menangis, dengan senyuman diwajahnya.


setelah itu...


"Akhirnya kita bisa kembali kemasa depan lagi!" Seru Momo.

"Iya, aku sudah merindukan kehidupan pixel-ku di handphone goshujin" Kata Ene.

"Ene, jangan kembali! Aku tidak mau kau kembali ke handphone-ku walau aku sudah membeli yang baru!" Kata Shintaro.

"Tugas kita belum selesai, masih ada 4 orang lagi yang harus kita ubah masa lalunya.." Kata Kido.

"Ya~ setelah itu aku bisa mengerjai semua orang sepuasnya" Kata Kano.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Baiklah, sekarang adalah giliranku!"

To Be Continued


Omake

Jaman dahulu, ada keluarga terkenal, keluarga Felix. Keluarga itu memiliki seorang putri yang sangat cantik dan pintar. Banyak yang mengira kalau dia sempurna. Sekilas, kehidupannya memang sempurna, menikah dengan teman masa kecilnya dan tinggal di mansion yang mewah.

Namun, karena alasan tertentu, ia dan suaminya bertengkar hebat dan akhirnya bercerai.

Berbeda dengan dulu, wanita itu terlihat lebih segar dan bebas. Dulu ia sempat digosipkan menjadi salah satu anggota organisasi pembunuh Pere Noel. Namun, gosip itu berangsur-angsur menghilang setelah dia bercerai.

Kini, ia sudah mampu mengelola rumah sakitnya sendiri berkat ilmu kedokteran yang ia pelajari dari ayahnya.

Dan nama wanita itu adalah….

.

.

.

.

.

.

Margarita Felix


Chiyo: "selesai! Setelah ini Chiyo mau fokus ke fic Kageroloid Gakuen dulu

Chiyo mohon maaf kalau tiba-tiba fic ini jadi kelihatan aneh… ngga nyambung, beda, banyak di skip... alurnya terlalu cepat… Chiyo lagi terpengaruh oleh gaya penulisan Akiyoshi Rikako…"

Cast:

Margarita Felix/Blankenheim: Hatsune Miku

Caspar Blankenheim: KAITO

Julia Abelard/Irina Clockworker: MEIKO/Nekomura Iroha

Lemmy Abelard: Kagamine Len

2 blonde haired womans: Kagamine Rin & Lenka

Elluka Clockworker/Lukana Octo: Megurine Luka

Gumillia/Gumina Glassred: MEGPOID

Kiril Clockworker: Hiyama Kiyoteru


Aslinya, tugas Elluka adalah mengumpulkan sins, tapi karena Elluka pernah berkata "Aku tidak keberatan selama aku tetap terhibur, lagipula waktuku tidak terbatas" makanya Chiyo ubah. Lalu Irina Clockworker juga mengumpulkan sins, tapi dia mengumpulkannya untuk membalas dendam kepada Elluka, tapi disini Chiyo buat Irina yang mengacaukan tugas Elluka… pokoknya wujud asli Irina Clockworker itu Nekomura Iroha. Setelah Elluka mati, Kiril mencoba untuk menghidupkannya kembali dengan ritual terlarang, namun, sepertinya ritual itu membuat ledakan besar hingga terjadilah kehancuran Levianta, kerajaan tempat tinggal Elluka dan Irina yang asli. Setelah ledakan besar itu, Elluka mendapatkan keabadian, tetapi Kiril tewas dan Irina yang menjadi Ma pada waktu itu terluka parah dan kehilangan beberapa bagian tubuhnya. Saat itu, ada orang yang menyelamatkan Irina dan memberikan keabadian padanya dalam bentuk kucing. Jadi, irina itu abadi setelah jiwanya dipindahkan ke tubuh boneka kucing. Irina juga bisa bertukar tubuh.

Sihir Clockworker…. Sihir adalah sihir, Elluka sepertinya diajarkan oleh Kiril (ini masih kemungkinan) sihir keluarga Clockworker.

Elluka menggunakan nama "Clockworker" karena kecewa tidak bisa menikah dengan Kiril. Akhirnya, Elluka menggunakan nama itu.

Awalnya Chiyo mau gabung sama beberapa cerita lain dari lagi "Five The Pierrot" dan "The Last Revolver" tapi sepertinya lebih baik kalau Chiyo jelaskan ceritanya disini.

Five The Pierrot: Cerita tentang anak lelaki yang diadopsi oleh Julia Abelard, Lemmy. Lemmy membunuh orang dengan kostum badut dan wajah yang sangat putih. Lemmy ditawari oleh Elluka untuk pergi bersamanya, namun ia menolak dan melapor pada Santa (Julia). Akhirnya dia mati ditembak Gumillia. Sebelum ia mati, ia melihat seseorang yang tersenyum (Elluka) sambil berkata "Harusnya kau ikuti kata-kataku"

The Last Revolver: Bercerita tentang Gumillia (8 the sniper), ia jatuh cinta pada seorang pria, namun berakhir tragis karena tugas terakhirnya adalah membunuh pria itu. Setelah ia membunuh pria itu, Gumillia menembak dirinya sendiri.

Tapi kalau ceritanya diubah begini, Chiyo berpikir kalau nantinya Gumillia memutuskan untuk tinggal disana bersama pria yang dicintainya. Dan Elluka pergi sendirian menuju lokasi Sins berikutnya.

Soal Caspar Blankenheim, setelah dewasa Caspar melupakan janjinya yang dulu dia buat bersama Margarita dan malah mengejar kekayaannya.

Kenapa tiba-tiba nyambung ke Kagerou Days? Entah, Chiyo tiba-tiba kepikiran soal 'tatapan kucing yang licik' sama seperti di anime saat nulis bagian Irina dan berpikir 'Kalau dipikir-pikir, tatapan licik Irina mungkin mirip dengan kucing itu' makanya Chiyo tambahkan.

Lalu... HER atau "Hereditary Evil Raiser"... Chiyo sih menyebutnya kelainan genetik, karena didapatkannya turun temurun. Kalau menurut lagi Chimidori Switch atau Blood-Stained Switch yang dinyanyikan oleh Mayu. Sepertinya penyakit itu membuat penderitanya Split Personality atau berkepribadian ganda. Di satu sisi adalah dirinya yang asli, dan disisi lainnya adalah orang yang jahat atau kebalikan dari sisi aslinya. (namanya juga Hereditary Evil Raiser)


Cerita selajnutnya: Gallerian Marlon!

Hasil voting akan dikosongkan kembali:

Gakupo: -

Meiko: -

Luka:-

Bagaiman chapter ini?

kalau ada yang kurang jelas, silahkan bertanya

Tolong review-nya!

Chiyo menunggu review dari para readers!