~~…PERHAPS YOU…~~

.

.

KYUMIN

Slight. JungMin

EunHae

And Other…

Rate : T to M

Genre : Hurt/Comfort, Romance

Disclimer : Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun milik Tuhan YME, keluarga mereka dan milik diri mereka sendiri, namun mereka saling memiliki. dan FF abal ini murni 100% Milik saya…

- WARNING! YAOI,OOC, , Abal,GAJE, EYD amburadul dan Typo dimana-mana

-review di tunggu-

Don't Like? Don't Read…!

Don't COPAS… !

.

.

Happy Reading…. ^^

.

.


Seoul, 13 Juli 1997

Denting piano mengalun indah mengiringi Pesta besar di salah satu Hotel terbesar di kota Seoul.

" Saengil Chukkae Hamnida,,,, Saengil Chukkae Hamnidaa..

Saranghaneun Uri Aegya,, Saengil Chukkae Hamnidaaa…. "

Lagu Ulang tahun makin memeriahkan Pesta besar tersebut.

Terlihat dua Namja belia yang berdiri menghadap Kue Tart Super besar dengan dikelilingi lilin-lilin kecil disetiap sudutnya beserta dua buah Lilin berangka 1 dan 0 di tengah-tengah Kue Tersebut. Senyum tak pernah luput dari keduanya kala semua Orang bertepuk tangan dan menyerukan mereka untuk segera meniup Lilin.

"Chamkamman. Chagiya.. sebelum kalian Meniup Lilin, kalian harus berdo'a terlebih dahulu " Ucap Yeoja yang masih terlihat sangat cantik walau usianya hampir berkepala 3.

Kedua Namja belia itupun menggangguk dan menuruti apa yang Yeoja tersebut perintahkan. Keduanya memejamkan mata bersama tanpa komando.

.

'aku berharap. tahun-tahun yang akan datang, bahkan sampai kita menua, kita akan selalu merayakan Pesta Ulang tahun bersama-sama ' Harap Namja belia yang sedikit lebih pendek dari Namja tampan yang sama-sama memejamkan mata disampingnya.

'aku berharap, kau akan selalu ada disisiku. selamanya ' harap Namja belia yang satunya.

Dengan sedikit mengintip, dia mencuri pandang pada Namja manis yang masih asik memejamkan mata melafalkan doa'anya.

Dirasa Do'a mereka cukup, mereka sama-sama membuka mata dan meniup Lilin bersama yang disambut oleh tepuk tangan meriah dari semua yang menyaksikan perayaan tersebut.

" Cha,,, Saengil Chukkae cucu-cucuku " Ucap Namja yang telah berumur memeluk mereka berdua.

" Gomawo Harabeoji… " balas keduanya sambil ikut memeluk sang Harabeoji.

"yya,,! aku juga ingin memeluk cucu-cucuku " satu lagi Harabeoji berucap dan melepas pelukan ketiganya kemudian berganti dengan pelukan hangat untuk kedua Namja belia yang tengah tersenyum manis kearahnya.

.

" baiklah, sekarang giliran kedua kakek tua ini yang meniup lilin " suara seseorang dengan sedikit nada bercanda menginterupsi kegiatan kakek dan cucu-cucu itu.

Staff Hotel yang ada disana pun langsung mengganti Kue Tart Jumbo milik kedua Namja belia tadi dengan Kue Tart lain yang hiasan dan bentuknya lebih sederhana namun tetap terlihat Elegan. Meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun ada kesamaan antara kedua kue Tart tersebut. yaitu, sama-sama terdapat lilin angka 10 di tengah-tengahnya.

Kedua Namja belia yang masih berdiri ditempat masing-masing sedikit bergeser dan mempersilahkan kedua Harabeoji yang tadi memeluk mereka untuk menggantikan posisi mereka berdiri.

.

" terimakasih untuk semua orang yang tetap setia pada Hotel kami, dan terimakasih kepada kedua cucu kami yang selalu membawa berkah bagi Hotel ini disetiap Tahunnya. " ucap salah satu Harabeoji yang di angguki oleh semua orang.

" Terimakasih buat semua Kolega yang selalu mendukung kami. Semoga kita dapat terus membangun kerjasama yang baik sampai akhir " lanjut Harabeoji yang satunya.

Tepuk tangan makin meriah kala kedua Harabeoji itu tengah menyelesaikan acara tiup lilinnya.

Acara tiup lilin selesai,seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah berakhirnya acara tiup lilin dan pemotongan kue, kini saatnya sesi wawancara.

.

.

" kalian selalu mengadakan Pesta megah ini setiap tahunnya, apakah akan terus berlanjut untuk kedepannya? " Tanya salah seorang Wartawan Televisi Swasta

" tentu saja. karena ini merupakan Pesta Ulang Tahun Hotel kami dan bertepatan dengan Ulang Tahun kedua Cucu kami "

" bukankah berdirinya hotel ini bukan pada Tanggal 13 Juli? "

" ah, mungkin di tahun-tahun sebelumnya tak ada yang menanyakan hal ini. Baiklah sekarang saya akan menceritakannya. Memang, kami merintis Hotel ini dari bawah dan bukan tepat di Tanggal 13 Juli, namun karena persaingan saat itu benar-benar ketat, Hotel kami tak berjalan dengan baik. Dan saat kedua Cucu kami lahir yang bertepatan dengan Tanggal 13 Juli, ternyata membawa berkah terhadap Hotel kami. Hotel kami berkembang Pesat saat itu. Maka dari itu kami memutuskan untuk menjadikan hari kelahiran cucu-cucu kami sebagai Ulang Tahun Hotel kami juga. "

" aah dan apakah nama Hotel juga diambil dari inisial kedua cucu yang tengah berulang tahun? " Tanya seorang wartawan yang di jawab dengan senyum sumringah dari kedua Harabeoji tersebut.

" tentu saja " ucap keduanya gembira.

" apakah rencana anda kedepannya? "

" kami akan terus mempertahankan kemakmuran Hotel kami saat ini. dan sampai pada titik terakhir, Hotel ini akan tetap dipegang oleh keturunan kami nantinya. "

" apakah nantinya akan tetap ada 2 Presiden di Hotel ini seperti sekarang? "

" tentu saja. Kami jamin. "


.

.

.


Seoul 13 Juli 2014 (anggap saja sekarang sudah bulan juli. ^^)

Di Hotel yang sama, Pesta besar kembali di gelar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini pun terdapat dua bentuk kue Tart yang sama besar. Dan terdapat lilin dengan angka yang sama pula di tengah-tengahnya.

.

Namja tampan yang berdiri di jajaran para tamu yang hadir menatap tajam pada objek yang ada dihadapannya. sekali-kali retina matanya bergelirya menelusui setiap pelosok dalam ruangan tersebut. pesta yang sangat mewah dan elegan. Semua orang yang berada di pesta tersebut terlihat sangat bahagia dan menikmati pesta. Obsidian kelamnya berhenti tepat saat menangkap 3 sosok pria paruh baya yang dia perkirakan sudah berusia 45tahunan atau lebih. tengah tertawa gembira menikmati pesta meriah tersebut.

Obsidiannya kembali menjelajah isi ruangan, dan kembali juga berhenti kala 2 siluet Namja tampan dan 1 Namja manis yang tertawa riang tertangkap oleh indra penglihatannya. Lama dia memandang ketiga Namja tersebut.

" tiup lilinnya,,, tiup lilinnya.. "

Fokusnya teralihkan. Dia kembali menangkap Objek utamanya. Sang empu Pesta. Namja manis yang kini memejamkan mata hendak melafalkan doa dengan kedua tangannya di genggam di depan dada. ' sangat manis ' pikirnya.

Hening,,,

Semua orang menanti sang Empunya Pesta menyelesaikan do'a, membuka mata dan meniup lilin dihadapannya.

.

Tepat saat Namja manis itu membuka matanya, tak sengaja pandangan mereka bertemu. Untuk beberapa detik, seperti dejavu. mereka saling diam dan mengunci pandangan dalam mata masing-masing.

Namja manis itu yang terlebih dahulu memutus Kontak. Dia beralih pada Kue Tart dangan lilin angka 27 di tengahnya. Sementara Namja tampan yang beberapa saat lalu masih menatapnya, memutuskan untuk meninggalkan pesta meriah tersebut.

.

.

" Saengil Chukkae Chagi.. " salah satu dari ketiga Namja paruh baya tadi memeluk sang anak yang tengah berulang tahun. Satu kecupan hangat dia daratkan di dahi sang anak sayang.

" Nado. saengil Chukkae Appa… " balasnya tulus.

" kami Ucapkan Selamat Ulang tahun dan Semoga panjang Umur untuk Detective Lee.." suara lantang pembawa acara melengking di seluruh ruangan. " dan sekarang, giliran Presdir kita yang meniup lilinnya. " lanjutnya yang disusul dengan tepuk tangan meriah dari semua yang menghadiri pesta.

Namja paruh baya yang beberapa saat lalu memeluk dan mencium dahi anaknya itu kini berdiri bersiap untuk meniup lilin dihadapannya.

Acara tiup lilin kembali di laksanakan. Ucapan selamat beserta do'a terlontar dari semua yang menyaksikan pesta meriah tersebut.

.

.

.

.

Semuanya bahagia, semuanya menikmati pesta, semuanya bersuka cita. Namun tidak dengan sang pemilik pesta. Namja manis yang beberapa saat lalu tersenyum bahagia, menerima semua ucapan selamat dan do'a, kini berjalalan perlahan memisahkan diri dari keramaian pesta. Dia berjalan menuju tangga darurat yang terdapat di hotel tersebut. dengan langkah gontai, dia terus menaiki tangga tersebut. tatapannya kosong, sebelah tangannya menekan dadanya yang mulai sesak. Air mata telah terlihat menggenangi pelupuk mata indahnya.

.

.

Setengah ragu, dia membuka pintu besi dihadapannya. sempat terpikir untuk berbalik dan kembali, namun dengan meyakinkan hatinya, dia melangkah kedepan.

Atap gedung hotel….

Sepi,,,

Itu yang pertama kali dirasakannya saat menapaki tempat tersebut, beruntung di setiap sudut terdapat lampu yang menerangi kala malam seperti saat ini. Meskipun tak seterang di dalam gedung hotel, namun itu sudah lebih dari cukup baginya. Dia tak ingin siapapun melihat keadaanya yang sangat kacau.

.

17 tahun,,,

17 tahun dia tak pernah menginjakan kakinya lagi ke tempat tersebut. tempat yang masih sama dengan 17 tahun yang lalu, suasana yang masih sama dengan 17 tahun yang lalu. Aroma yang masih sama dengan 17 tahun yang lalu, bahkan dia bisa merasakan semilir angin yang langsung menerpa wajahnya, persis seperti 17 tahun yang lalu setiap kali dia menginjakan kaki di tempat tersebut. tempat favoritnya, 17 tahun yang lalu.

Semuanya masih sama, namun ada satu hal yang tak sama. Ritual setiap tahunnya yang tak sama. Bahkan mungkin tak akan pernah lagi sama untuk selamanya.

.

Air mata tak bisa dibendung lagi, dengan tertatih dia berjalan menuju ujung tempat tersebut.

tangan sebelah kanannya makin erat mencengkram kemeja dibagian dadanya yang makin sesak. Sementara tangan sebelah kirinya mencengkram erat jeruji besi yang terdapat di seluruh tepian atap gedung yang berfungsi utuk memagari tempat tersebut.

Bibirnya bergetar hebat menahan tangis yang semakin menjadi, pandangannya beralih pada bangku kayu yang masih tetap kokoh di tempatnya meskipun 17 tahun telah berlalu dan tak pernah terawat.

Dadanya semakin sesak kala melihat tempat itu, tempat dimana setiap tahunnya, setiap pergantian usianya, selalu ramai dan diisi kenangan indah. Itu dulu. Dulu, dan tetap dulu. Yang kini hanya menjadi kenangan pahit untuknya.

.

Tak ingin semakin sesak, dipun kembali mengalihkan pandangannya kedepan, kini kedua manic Foxy bening yang telah penuh oleh air mata itu menatap kelangit malam. Lagi-lagi langit yang sama dengan 17 tahun yang lalu. Bintang-bintang bertebaran menghiasi langit malam. Sebagian orang mungkin akan merasa bahagia kala melihatnya, namun tidak dengan dirinya. manic foxy yang selalu mengerjap indah itu, kini menatap langit malam dengan penuh luka. Tatapan yang sangat menyayat hati. Air mata kembali meluncur deras. Dia tak bisa menahannya lagi.

Kali ini saja, biarkan dia menumpahkan semuanya ditempat itu, tempat yang selama 17 tahun ini menjadi tempat yang paling dia hindari.

.

.

" Permisi,,, "

DEG…

Namja manis itu terkaget dan mematung sejenak. dengan sisa kesadarannya, diapun menghapus kasar air mata yang masih menggenangi pelupuk matanya. Dan beralih memandang asal suara barusan.

" kau menangis? " lanjut seseorang yang telah dengan sukses membuyarkan segala lamunannya sejak tadi. Dia hanya menggeleng lemah dan memberikan senyum sekilas pada Namja Tampan yang kini berdiri dihadapannya. bohong kalau Namja tampan yang kini memandangnya percaya pada gelengan dari kepala cantik itu. namun demi kesopanan, dia hanya mengangguk dan membalas senyum Namja manis yang lebih pendek darinya tersebut.

Dengan sedikit mengerutkan keningnya, sang Empu Pesta itu menatap Objek dihadapannya. dia tak mengenali Namja Tampan itu, mungkinkah dia tamu atau rekan bisnis ayahnya yang menginap di hotel mereka?

Chamkamman,,

kalau tidak salah ingat, Namja itu,, Namja itu yang tadi sempat bertemu pandang dengannya sebelum acara meniup lilin beberapa saat lalu. Untuk apa dia ketempat ini? Pikirnya.

" apa kau sedang merindukan seseorang? "

kembali Namja manis itu mengerutkan kening tak mengerti. Alih-alih menjawab pertanyaan Namja di hadapannya, dia kembali mengalihkan pandangannya pada langit malam. Dia bukannya sombong, hanya saja untuk saat ini dia tak ingin di ganggu oleh siapapun. Bukannya tidak sopan, dia bahkan sangat sopan terhadap siapapun. Seperti yang tadi disebutkan, dia hanya tak ingin diganggu, dan dia berharap dengan begitu, Namja yang kini masih berdiri disampingnya dapat meninggalkannya kembali sendirian.

.

Namun sepertinya, harapannya tak terwujud. Namja Tampan sang penggangu itu kembali berucap. " kalau kau merindukan seseorang,,- " ucapannya sedikit menggantung, Namja manis itu menghela nafas kesal.' Kenapa dia masih di situ dan malah banyak bicara ' gerutunya dalam hati.

Dia berniat untuk beranjak terlebih dahulu. Tapi langkahnya terhenti kala indra pendengarannya menangkap sesuatu.. " pandanglah langit malam dan bintang-bintang, karena dimanapun orang yang kita rindukan berada, pasti dapat melihat langit dan bintang yang sama."

DEG…

Ucapan Namja tampan di sampingnya sukses membuat persendian ototnya melemas, dengan refleks dia menatap Namja yang kini tersenyum dihadapannya, tak percaya.

Setelah memberikan senyum mempesonanya. dengan santai, Namja tampan tersebut beralih menatap langit malam.

Kini sang empu pesta itu memandangnya dengan air mata yang kembali mengalir. kata-katanya barusan mengingatkannya pada perkataan seseorang 17 tahun yang lalu. di tempat ini, tempat yang selama 17 tahun dihindarinya, orang tersebut mengatakan hal yang sama dengan Namja Tampan yang saat ini berdiri di hadapannya.

" apa kau menangis lagi? " Namja itu mengalihkan pandangannya dan kaget saat mendapati kedua foxy bening itu kembali berair.

" ah ani. Hanya saja-,, " dia menggantung kata-katanya. Sebelum meneruskan. "Sepertinya kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namaku Lee Sungmin " Namja manis sang empu Pesta yang ternyata bernama Lee Sungmin itu memutuskan untuk mengganti topic pembicaraan dan menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

" Namaku,,,,, " Namja tampan itu bermaksud membalas jabatan tangan Sungmin sebelum datang suara yang menginterupsi mereka. " Chagia,,, ternyata kau disini. " tiba-tiba muncul satu Namja yang terlihat sangat kaget mendapati Sungmin di tempat tersebut dan menghampiri mereka.

" ne.." Sungmin menoleh keasal suara dan melanjutkan ucapannya. " aah dia tunanganku. Namanya Kim Jungmo " Sungmin mengenalkan Jungmo yang kini tengah menggandeng tangannya pada Namja tampan tersebut.

" aah ne.. namaku ,, Kyuhyun Jo.. " ucap Namja tampan itu dengan menjabat tangan Sungmin dan Jungmo bergantian.


.

.

.

_TBC/END?_

.

.

.

*Readers: Jiaaaaaahhh,,, malah nongol ff baru. Yang lain z belom pada lanjut!

*Me: Mian readers,, sebenarnya sayyah mo lanjutin "Thank You".. tapi ternyata si Ilham gx muncul-muncul,, sayyah juga heran, kemana tuh si ilham.. *apa dah?* #Ngeles kaya bajaj#

jadi untuk mengisi kekosongan, sayyah update ff ini. Sbenarnya ff ini gx bakalan sayyah update sekarang2, tapi karena keegoisan sayyah, akhirnya ni ff muncul juga di ffn ,,,,

*Bagaimana Pemirsaahh? Mau di lanjut?

oke,di atas sudah di kasih tahu.. disini ada JungMin. klo gx suka, Jeongmal Mianhae… Tapi berdo'a saja, mudah-mudahan itu gx lama. karena Pairing utama tetap KYUMIN.. kkkk,,,,

Untuk permulaan segitu saja.. kalau ada yang minat, kedepannya mungkin bisa lebih panjang lagi.

Dan di awal-awal silahkan kalian main tebak-tebakan dulu apa yang terjadi didalam ceritanya…. ^^

Tapi tetep.. ff ini akan di lanjut bagaimana Respon Readers.. kalau banyak yang suka dan banyak Review, pasti di lanjut. Kalau gx ada yang minat. Yah terpaksa gulung tikar(?)

So,,, silahkan salurkan bantuan kalian melalui kotak Review.. *kenapa jadi kaya korban bencana alam begini ya?*

Pokoknya, ayo Review sebanyak-banyaknya biar ff ini bisa di lanjut..

Review…. ! Review…. ! Review…. !

Akhir kata…

Kamsahamnidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….. ^^

Lambai-Lambai Bareng KyuMin….

_Princess Kyumin137_