Backsound : g & 최현준 of v.o.s - foolish love [cain and abel ost]

Title : His Wedding

Length : Chaptered 7/7

Main Cast : Kris, D.O (Kyungsoo) - Kpop Idol Lainnya

Pairing : KrisDo, slightly KaiLu

Genre : Angst, Romance

Disclaimer : what mine is just the plot

Warning : M, almost PWP

~000~

Awkward.

Canggung.

Oh, well, menurutmu apa yang dirasakan Luhan dan Kai setelah melihat teman (orang yang disukai-kasus-Kai) mereka, hmm, semacam memperkosa namja lain?

Tidak hanya itu, mereka juga menyaksikan percobaan bunuh diri yang syukurnya berakhir gagal.

Pemerkosaan+bunuh diri = …..?

"Demi Tuhan, Kyungsoo….. kau bisa saja dituntut!"desis Luhan kesal, namun dia tidak berhenti menyuapi bubur ke mulut namja mungil itu.

Dahi Kai berkerut, "Kau terlalu banyak membaca novel picisan, hyung."maksudnya dia membenarkan Luhan.

Kyungsoo tidak menanggapi. Seperti robot, dia cuma mengunyah bubur yang disuapkan Luhan, menelannya.

Namun, mata bulatnya tidak lepas dari arah pintu.

Hari sudah siang tapi selain Luhan dan Kai, tidak ada yang mengunjunginya. Tidak ada paman dan bibi Wu, apalagi Kris. Dan dia juga semacam mengharapkan nyonya muda Wu datang padanya. Dia benar-benar ingin mengetahui keadaan Kris.

"Hyung, tak bisakah kau bawa aku ke tempat Kris?"mohon Kyungsoo entah untuk yang keberapa kalinya semenjak dia sadar. Dan dia hanya menerima jawaban berupa gelengan kepala oleh Luhan yang juga entah sudah untuk keberapa kalinya.

"Aku sudah merasa lebih baik dan aku juga sudah menghabiskan buburku."bibir Kyungsoo mengkerucut.

"Aigoo…. Tidak bisa."tolak Luhan lagi. "Kau tidak boleh bertemu dengannya."

Bibir Kyungsoo mengkerucut lebih, "Kenapa?"

Nah, itu yang tidak bisa dikatakan Luhan. Dia tidak punya alasan untuk menahan Kyungsoo. Dia juga tidak punya hak untuk itu. Hanya saja, Kyungsoo tidak berani membantahnya. Luhan semacam punya kekuatan mengendalikan Kyungsoo. He's such a nanny for Kyungsoo.

Kai bangkit dari sofa, dan duduk di hadapan Kyungsoo.

"Hyung~"panggilnya, dan Kyungsoo menoleh menatapnya, "Apa yang ingin kau ketahui sebenarnya? Keadaan Kris atau 'keadaan' Kris?"tanyanya pelan.

Kyungsoo menghela nafas panjang.

"Kalau keadaan Kris, maka bukankah sudah kami katakan berkali-kali padamu bahwa dia baik-baik saja."lanjut Kai membuat Kyungsoo tertunduk.

'Benar. Apa sebenarnya yang ingin aku tahu? Kris memang pasti sudah membaik. Tapi, apakah dia tidak ingin melihatku? Bagaimana dengan paman dan bibi Wu? Bagaimana dengan istrinya Kris? Apa yang sedang terjadi di sana?'batinnya lirih.

"Hyung?" Kyungsoo berjengit, tangannya digenggam erat oleh Kai, "Apa yang akan terjadi ke depan, sudah hyung pikirkan?"

'Benar. Aku akan seperti apa ke depannya? Aku harus bilang apa pada paman dan bibi Wu? Sekarang semua sudah terbongkar, aku harus apa? Apa yang akan terjadi padaku?'

Kai mempererat genggaman tangannya, "Larilah denganku!"

Kyungsoo hampir tersedak mendengar usul Kai, "Ne?"ditatapnya namja tan itu dengan seksama.

Kai malah tersenyum melihat kekagetan Kyungsoo, "Lari denganku! Aku bisa membahagiakan hyung! Keluargaku tidak mempermasalahkan orientasi sex atau semacamnya. Jadi kita tidak akan kesulitan dalam membina—"

PLOK!

"Auchh! Yaakk! Appo!"

Namja tan itu sibuk mengusapi kepalanya yang baru saja digeplak oleh Luhan.

"Kau belum menyerah juga rupanya."komen sang namja cantik.

"Tidak akan."gerutu Kai.

Kyungsoo menatap tangannya yang digenggami Kai. Lagi-lagi dia menghela nafasnya.

"Benar,"desahnya, "Akan lebih mudah jika aku bersamamu atau dengan Chanyeol-ssi."

Kai sudah hendak meledak tapi urung begitu melihat senyum Kyungsoo padanya, "Tapi, bukankah kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta?"

Senyum Kyungsoo makin cerah, kata-kata Kris benar-benar membuatnya tersentuh. Seolah segala teori terhapuskan.

"Tapi, bukankah cinta tidak cukup?"sela Luhan, "Kalau cinta saja cukup maka kau tidak akan berada di sini dan Kris tidak akan terbaring di sana."

Mata Kyungsoo terpejam.

Kesetiaan Kris dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang pewaris adalah luar biasa. Itu sudah menjadi bagian dari dirinya, dan juga menjadi bagian dari mengapa Kyungsoo juga sangat mencintainya.

Kesetiaan.

Tadinya Kyungsoo sempat merasa kalau Kris tidak akan menjemputnya. Tapi, semua berubah sekarang.

"Aku mencintai Kris,"bisik Kyungsoo.

Hening sejenak.

"Lalu?" tanya Kai dan Luhan hampir bersamaan.

Kyungsoo menatap keduanya, bingung, "Lalu apa?"

Luhan duduk di samping Kyungsoo, "Melihat apa yang dilakukannya, aku rasa Kris akan lebih memilih keluarganya daripada dirimu, lalu—"

"Lalu aku akan tetap mencintainya."potong Kyungsoo. Dia berkata dengan sangat yakin.

Bohong kalau Kyungsoo tidak merasa takut. Takut akan perubahan di hati Kris, takut jika namja yang dicintainya itu akan mengganti keputusannya dengan yang lebih mudah untuk dijalani.

Tapi, kenyataan bahwa mereka saling mencintai juga tidak bisa dipungkiri.

"Kalian sudah mendengarkannya? Jadi kumohon minggirlah."

Bulu kuduk Kyungsoo meremang mendengar suara yang paling dikenalnya. Dia mengambil nafas dalam-dalam sebelum menatap ke arah asal suara.

Kyungsoo tidak berkata apapun, lebih tepatnya, tidak bisa mengatakan apapun. Rasa takut mendadak menguasainya.

Dia tidak yakin paman dan bibi Wu akan menerima hal ini dengan baik. Akankah mereka terbiasa? Bisakah nantinya keyakinan Kris juga meyakinkan kedua orang tuanya? Bagaimana masyarakat di sekitar mereka? Rekan bisnis? Bisakah selamanya mereka menyembunyikan?

Tunggu!

Apakah ini akan disembunyikan atau sebaliknya? Lantas bagaimana dengan istri dan anak Kris?

"Hyung?"

Kai menatap khawatir pada Kyungsoo saat merasakan tangan yang digenggamnya bergetar.

"Sampai kapan akan menyentuh Kyung-ku? Lepas dan minggirlah!"usir Kris. Dia menghampiri bed Kyungsoo secepat mungkin. Well, susah bergerak cepat saat terduduk di kursi roda dimana seharusnya dia masih terbaring di tempat tidur.

Luhan bangkit dan mendorong Kris mendekat.

Tug!

Gerak kursi roda Kris terhenti, kaki Kai terjulur menahan laju rodanya.

"Yak! Singkirkan kakimu!"bentak Kris kesal.

Kai menyeringai, "Sirreo,"ujarnya, "Aku tidak punya kewajiban menurutimu."

"Kim Jongin."geram Kris yang sudah hendak bangkit ingin mencincang Kai.

Sreeettt! Brukh!

"Akh! Akh! Yak! Hyung! Lepaskan! Aku tidak ingin keluar! Yaaak!"

Teriakan Kai terdengar semakin mengecil saat Luhan menyeretnya keluar dari sana.

Kyungsoo hanya bisa tersenyum dan terkekeh geli melihat adegan itu.

Namun senyum dan tawanya sirna saat menyadari Kris ternyata sedang menatapnya. Dalam dan tajam.

Kyungsoo tertunduk, sebisa mungkin menghindari pandangan Kris.

Dan suasana kembali awkward. Canggung.

"Semalam, apa yang kau lakukan Kyung?"

Namja yang ditanyai hanya diam menggigiti bagian dalam bibirnya. Dahinya berkerut, tanda bahwa dia sedang berpikir.

'Aku harus jawab apa?'

Dagu Kyungsoo terangkat, dia sudah akan menjawab tapi begitu pandangannya bertemu dengan mata Kris. Semuanya seolah hilang.

"Kyung? Apa yang kau lakukan semalam, hm?"Alis Kris semakin naik menandakan dia menunggu jawaban dari sahabatnya.

Sekelebat bayangan apa yang diperbuatnya tadi malam, terputar di ingatannya, "Aku, semacam, memperkosamu."gumamnya pelan.

Kris tidak bergeming atau menanggapi. Marahkah?

Kyungsoo menarik nafasnya dalam-dalam, "Aku tidak bermaksud begitu tapi aku merasa putus asa dan kau juga tidak kunjung sadar aku pikir semuanya akan berakhir buruk aku hanya mencoba segala kemungkinan yang bisa dilakukan. Dan…dan…."

"Dan memperkosaku adalah salah satu usaha?"sambung Kris.

"Iya! Ah bukan itu maksudku tapi yah mungkin saja dan…dan…kau terbangun kan?"Kyungsoo berusaha membela dirinya, "Kau terbangun dan berbicara kembali. Duduk dan bernafas. Barusan kau juga bisa membentak Kai. Kau tidak tahu betapa aku merindukan suaramu?"nada suara Kyungsoo semakin pelan, "Aku….aku…aku merindukanmu…. Naneun…neo…nomu bogoshipposso…."

Tarikan nafasnya terasa berat dan matanya mengabur. Oh Tuhan, dia mulai menangis.

Kris tersenyum dan menjulurkan tangannya.

Kyungsoo beranjak turun dari bed-nya, sedikit terhuyung, kepalanya terasa agak pusing namun tidak mengurungkan niatnya untuk menyambut tangan Kris.

Dan begitu tangan mungil Kyungsoo dalam genggamannya, Kris menarik tubuh Kyungsoo ke dalam pangkuannya.

"Yaa! Kris!" panik Kyungsoo yang terduduk di paha Kris. "Kris? Gwenchana?" dia makin panik melihat Kris meringgis.

"Paboya~!"dia sudah hendak bangkit tapi Kris malah melingkarkan tangannya di pinggang Kyungsoo, menahan namja mungil itu, mendekapnya erat.

"Kajima….."bisiknya pelan, mempererat pelukannya, "Naddo… bogoshippo…" dibenamkannya wajahnya pada pundak Kyungsoo.

Kyungsoo menyamankan posisi duduknya agar tidak mengganggu aliran infuse serta luka di tubuhnya dan khususnya tubuh Kris. Ia lalu memeluk Kris erat, mendekap sayang namja yang paling dicintainya.

Keduanya kemudian terdiam. Tidak tahu harus memulai darimana. Tidak tahu siapa dan apa yang salah. Lagipula mencari kesalahan juga tidak menyelesaikan apa-apa. Semua sudah terjadi. Saat ini hanya satu pertanyaan di benak keduanya serta semua orang yang terlibat dengan masalah ini.

Apa yang akan terjadi kemudian?

.

.

.

Baekhyun hanya bisa mengkrucutkan bibirnya. Tangannya masih terus sibuk melakukan pekerjaan rutinnya. Tapi, mata namja imut itu masih terus menatap pada Chanyeol.

Sudah hampir semingguan ini bos-nya itu semacam galau. Dia sudah tidak melihat keceriaan sang bos. Namja tinggi itu sudah jarang tersenyum. Positif. Chanyeol patah hati.

"Bos…."tegur Baekhyun, tangannya menarik tangan Chanyeol, mencegah sang bos minum lebih banyak, "Cukup bos,"cegahnya.

Chanyeol mempoutkan bibirnya, "Jangan bawel Baekhyun~~"protesnya diantara cegukannya. Tangannya menepis lemah tangan kecil Baekhyun, "Aku kurang apaaaaa~~~ hik~"racaunya sedih lalu meneguk lagi minumannya.

Baekhyun cuma bisa menatap iba. Ini bukan pertama kalinya dia melihat orang minum karena galau tapi melihat orang seceria Chanyeol bisa segalau itu. Ini hal yang langka tapi dia tidak suka.

"Kyungsoo-ssi….. Kyungsoo-ssi…" ulang Chanyeol berkali-kali. Matanya tertutup, kepalanya tertopang tangannya yang terjulur lurus di meja bar. Namun bibirnya tak berhenti menyebut nama Kyungsoo.

Sang bartender mendekatkan bibirnya ke telinga Chanyeol.

Sebuah senyum menghiasi bibir mungilnya, "Baekhyun-ssi…. Baekhyun-ssi…"bisiknya di telinga Chanyeol.

Dahi Chanyeol berkerut, "Baekhyun-ssi…." ucapnya masih dengan mata tertutup.

Baekhyun bersusah payah menahan kekehannya. Jantungnya berdegup makin cepat saat mendengar namanya disebut Chanyeol. Dia lalu kembali berbisik di telinga bos-nya.

"Baekhyun-ssi….. saranghae…"

Baekhyun bergegas mengeluarkan smartphonenya. Tak ada salahnya mengabadikan sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi ketika Chanyeol sadar.

Dengan sabar dan penuh harap Baekhyun menunggu.

Chanyeol akhirnya menggumam, "Baekhyun-ssi… saranghae…"

Namja imut itu tersenyum dan ikut menggumam, "Naddo saranghae, Chanyeol-ssi."

.

.

.

"Hyung aku lapar-kau mau kemana?"

Kai mengerjap antara kagum dan bingung.

Well, melihat Luhan dalam balutan kaos ketat dan legging jeans semi kulit yang ngepas membungkus kakinya. Kai sukses menelan ludah.

"Hm? Aku bosan. Mau ke klub."dia menoleh sejenak pada Kai, "Kalau kau lapar, pesan pizza saja ne."

Kai merengut tak suka, "Bosan? Kau ke klub tidak mengajakku?"

Luhan terkekeh, "Sejak kapan aku ke klub harus ngajak kamu?"

'Sejak beberapa tahun lalu?'batin Kai.

"Aku cuma ingin bersenang-senang sebentar."ucapnya lalu berjalan melewati Kai yang sedari tadi berdiri di pintu kamar, mereka.

Kai menahan lengan Luhan, "Bersenang-senang? Dan kau tidak mengikutsertakan aku?"

"Haruskah?"Luhan melihatnya bingung, "Aku cuma ingin ke klub, minum, sedikit dance dan mungkin akan pulang dengan namja tampan yang bisa memuaskanku."dia menyeringai, "Sudah lama aku tidak one night stand."

Ditepisnya tangan Kai lalu melanjutkan perjalanannya menuju pintu depan. Singgah sebentar mengambil smartphone dan dompetnya.

"Tunggu!"

Luhan kaget, Kai dengan satu gerakan memerangkap dirinya. Kini dia terjepit diantara dinding dan tubuh Kai. Tangannya dicengkram kuat oleh namja tan itu. Dia benar-benar tidak bisa bergerak.

"Ehh? Kenapa?"tanya Luhan tak suka.

"Kenapa? Kau yang kenapa?! Kenapa tiba-tiba ingin one night stand?"cecar Kai.

Luhan mengernyit, "Karena aku sudah lama tidak pernah one night stand."jawabnya, 'Kau adalah namja terakhir yang menjadi target one night stand-ku.' Lanjut Luhan dalam hati.

"Untuk apa? Hm? Kalau kau cuma perlu sex aku bisa melakukannya. Atau,"Kai menatap Luhan tajam, "Kau tidak puas? Hm?"

Bukannya kesal Luhan malah tertawa, "Iya, benar, aku bisa minta padamu tapi bukan berarti aku tidak bisa memintanya pada namja lain."

Berbanding terbalik dengan Luhan yang terlihat begitu santai, Kai saat ini seperti ingin meledak.

"Kenapa kau harus meminta pada namja lain?"tanyanya geram.

Luhan tersenyum padanya, "Kenapa aku tidak harus meminta pada namja lain?"

Benar. Kenapa Luhan tidak harus meminta pada namja lain? Luhan seorang namja single yang bebas memilih dengan siapapun dia ingin tidur atau ingin ditiduri.

Tanpa dia sadari, cengkraman tangannya pada Luhan melemah dan itu dimanfaatkan sang namja cantik. Luhan mengusap pelan pipi Kai.

"Kai, aku pergi dulu." Dikecupnya lembut bibir Kai sebelum akhirnya keluar kungkungan Kai dan beranjak keluar dari apartemennya.

"Ahahahahahaha."

Seperti orang gila Kai tiba-tiba tertawa.

"Benar. Benar! Luhan bebas! Aku juga bebas! Ya terserah dia mau ngapain aja!"kepalanya terangguk-angguk. Namun hatinya seakan menggeleng dengan kenyataan yang sepertinya tidak dia sukai.

Kenyataan bahwa mungkin sebentar lagi Luhan akan berada di lautan namja-namja lapar yang pasti akan tergiur melihat tubuh Luhan. Bayangan tangan-tangan namja lain bermain dan menjajah tubuh Luhan. Tubuh yang selama ini cuma Kai yang menyentuh, membuat darah Kai seakan mendidih. Tiba-tiba saja dia merasa panas.

Luhan ditindih namja lain.

Luhan dicium namja lain.

Luhan dipeluk namja lain.

Luhan mendesahkan nama namja lain.

"FUCK!"

Kai bergegas mengambil jaket dan memakai sepatunya lalu dengan tergesa keluar. Dia tidak tahu kenapa dia begini. Kyungsoo tidak pernah membuatnya merasa seperti ini. Namja manapun tidak pernah membuatnya seperti ini. Cuma Luhan. Kenapa? Mungkin karena saat ini dia merasa bahwa,

Luhan hanya milik Kai.

.

.

.

"Aku akan menceraikanmu setelah melahirkan anak ini dengan selamat."

Istri Kris mengucapkan kalimat itu dengan nada yang sangat tenang namun tegas. Semua yang hadir di sana terdiam.

Tangan Kris yang terus menggenggam tangan Kyungsoo, semakin mempererat tautan tangan mereka.

Paman Wu hanya menghela nafasnya berat, sementara bibi Wu cuma bisa memeluk menantunya.

Perasaan mereka campur aduk. Rasa bersalah, kasihan, sedih dan tidak adil, semua campur menjadi satu.

Menyelesaikan ini tanpa ada yang terluka, adalah hal yang mustahil. Solusinya cuma satu, meminimalisir rasa sakit yang akan disebabkan nantinya.

"Kamu yakin?"paman Wu mulai menanggapi.

Yeoja itu mengangguk tanpa menghilangkan senyum di wajahnya, "Aku tahu hak dan kewajibanku sebagai seorang istri, dad. Tapi, saat ini aku hanya ingin bisa bahagia bersama anakku." Tangannya mengelus lembut perutnya yang makin membesar. Usia kandungnya hampir memasuki usia sembilan bulan.

"Aku juga tahu hak dan kewajibanku sebagai seorang ayah."sahut Kris, "Kau tidak perlu khawatir."

Istri Kris mengangguk, "Tentu saja, dan aku yakin kita bisa melalui ini semua dengan baik. Tapi, apakah Kyungsoo-ssi setuju dengan ini semua?"

"E-eh?"

Kyungsoo kaget. Sebenarnya dia tidak menyangka kalau dia juga diikut sertakan dalam membahas penyelesaian tentang rumah tangga Kris. Dia sendiri tidak yakin sebagai apa dia hadir. Sebagai adik angkat Kris? Orang ketiga dalam rumah tangga Kris dan istrinya? Atau sebagai orang yang dicintai Kris?

Namja mungil itu menelan ludahnya, dan menganggukkan kepalanya.

"Aku akan berusaha menjadi paman yang baik."ucapnya pelan.

"Paman yang baik? Aku rasa tidak."sela sang yeoja.

Seketika tubuh Kyungsoo membeku. Sepertinya dia tidak berhak atas anak Kris.

"Aku ingin Kyungsoo-ssi menjadi appa untuk anakku."

Hening sejenak saat Kris, Kyungsoo serta paman dan bibi Wu berusaha mencerna apa yang baru mereka dengar.

"Ne? Trus kalau Kyungsoo appa-nya, aku siapa?"tanya Kris yang terdengar bodoh, membuat istrinya tertawa renyah.

"Kau akan menjadi Daddy-nya seperti aku akan menjadi Mommy-nya."

"Menantu…"pelukan bibi Wu semakin erat pada menantunya.

Mata Kyungsoo bertemu pandang dengan tatapan istri Kris. Sulit untuk mengartikan apa yang dipikirkan yeoja itu. Namun, Kyungsoo menemukan sesuatu disana, sesuatu yang belum tentu bisa dia berikan kepada yeoja tersebut apabila dia berada dalam posisi yang sama.

Keikhlasan.

.

Dear gadis,

Terima kasih….

Sahabat suamimu.

.

.

.

.

.

Dua pasang teman yang lama tidak berjumpa. Tuan Wu dan Tuan Do adalah teman dekat bahkan mereka bersekolah di perguruan tinggi yang sama.

Namun seiring waktu , Tuan Wu memutuskan untuk kembali ke China dan meneruskan usaha keluarganya setelah dia merasa cukup merantau. Tuan Do juga meneruskan bisnis keluarganya.

Tuan Wu menikah terlebih dahulu daripada Tuan Do yang menikah dua tahun setelahnya.

Kini mereka bertemu kembali saat Tuan Wu berkunjung ke Seoul bersama istrinya dan anak lelakinya yang baru berusia 5 tahun.

Mereka bercengkrama dan saling menceritakan pengalaman lucu dan juga mengulang cerita kembali, mengenang masa-masa muda mereka.

Hanya saja saat mereka sedang sibuk melepas rindu, mereka tidak memperhatikan seorang namja kecil yang sedang melihat namja balita lainnya yang sedang tertidur di dalam trollernya.

Perlahan namja kecil itu mendekati troller sang balita. Matanya menatap penuh rasa penasaran dan dia seperti sedang terpesona dengan wajah sang balita. Pipi tembam yang mungil, bibir penuh yang juga mungil.

Dengan gemas dia mencubit pipi si balita.

'Empuk dan lembut.'batinnya dan terus saja mencubiti hingga pipi sang balita memerah. 'Lucu.' Dia semakin suka.

Tiba-tiba saja mata sang balita terbuka. Namja kecil itu terkejut. Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan, sebelum akhirnya…

"Howaaaaaaaa howaaaaaa howaaaaaaa"

Keempat orang tua itu kaget mendengar tangis sang balita.

"Ommo! Kyungsoo~ya~ waegurae?"istri Tuan Do langsung menggendong sang balita dan mulai menenangkannya. Sementara sang namja kecil berlari ke arah ibunya, dia menatap sang ibu lalu bertanya.

"Mom, kenapa mata bayi perempuan itu begitu besar?"tanyanya lugu. Kedua orang tuanya serta tuan Do dan istrinya hanya tertawa mendengarnya.

Istri tuan Wu membungkukkan badannya lalu menatap putranya, "Kris, Kyungsoo bukanlah bayi perempuan tapi dia seorang namja. Sama sepertimu."

Kris kecil tampak berpikir, "Apa itu artinya dia tidak bisa menjadi pengantinku?."

Kali ini tuan Wu yang menjawab, "Tentu saja dia tidak bisa menjadi pengantinmu. Tapi, kalian akan bersahabat dan akan selalu bersama selamanya."

Tuan Do dan istrinya ikut tersenyum mendengar perkataan Tuan Wu.

Kris kecil menatap pada Kyungsoo kecil yang kini sudah berhenti menangis dan diletakkan kembali ke trollernya. Kris kecil kembali mendekati Kyungsoo kecil.

'Bagaimana bisa seorang laki-laki jadi semungil ini? Dia seperti kristal kaca yang akan pecah jika tersentuh.'batinnya lagi sambil menatap Kyungsoo yang bermain dengan bajunya, mata bulatnya mengerjap-ngerjap.

Seulas senyum terpatri di bibir Kris kecil, 'Tidak, aku akan menjadikanmu pengantinku Kyung. Tapi sebelumnya, menjadi sahabat bukanlah ide buruk.'

.

THE END


So, how?

Wkwkwk, dari pertama kenal nulis cerita,

Hal yg paling sulit adalah nentuin ending,

Kecuali endingnya yang kepikiran duluan wks #curcol

Sedikit blabbering,

Gw tau idenya simple tapi emang ini issue real/?

Dan gw bikin moment dan segala sesuatunya se real mungkin.

Bahkan buat ending. #okesipinialibi #lol

Gw berniat bikin epilog tapi ntarlahh liat respon dan nunggu ide ehehe

Terima kasih udah baca dan terima kasih atas Fav, Follow, and Review,

semakin panjang review aku makin suka #tsahh

Masih ditunggu responnya ehehe


Special thanks to :

Kim Eun Seob-Bubblegirl1220-Cassiopeia1215-ChangChang-DeerOwl-Domi12-Earthlings-S-Yui-Sexy Rose-athali92-choHunHan-megajewels2312-missjelek-opikyung0113-HyunieWoo-Jung Eunhee-Reeeee-didinsoo-hyenakim501-uffiejung-JastinT-wmatsui-OhSooYeol-Iklima alias X-Five-donutkim-rebeccakiney81- chinatsuharada18-jessikwang-kyungsooaddict-flowerdyo- -loverholic-Anna216-dd-Byunbaekxo6-sillykris-Ara Krisan-kyungroro0730-kyu7-stekyung-shinjishinyuki-park soohee-hyejiroo-Ms Petrova-BaekYeoleuuu-Fujoshii G-gyujiji- hyeon-OhSooYeol-dhee-kriswu393-Terrakinesis49-hraeyaa-My Asha-risgaan-Mrs. LeeHyukjae-sarnikelodeon-Baekkisseu-lailatulmagfiroh16-HanaAhn-fani2-bebe fujo-babyCH0-VanHunhan2-miszshanty05-Lovesungminppa-ira92-blackrystal-iqichan-jurinabc-tabio-fani2-Beautiful Garnet-Dragonius Meidi Lee-KaisooSAN- .549-rapperzitao-molla-ohreo-iniaku-Shin hyun jae-EunRosy-