FANFICTION

BY : KABEL DATA

GENRE : FANTASY , SCI FI, ACTION, HURT COMFORT.

RATING : MATURE (M to Safe) Ada konten dewasa.

Owner Fiction : Me

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Anime : Naruto

If u don't like don't read. I don't want to hit flamer but, u can leave's ur positive comment. Better than silent reader.


Saya tekankan kembali, dalam fiction ini tidak selalu tokoh utama yang muncul di-awal cerita, karena itu sudah terlalu sering saya tidak bermaksud menghina, saya hanya sekedar WARNING. Fic ini diperuntungkan bagi kalian yang telaten dan suka membaca banyak pemaparan -memahami cerita, bukan sekedar cinta-cintaan dan hubungan badan saja. Saya memilih Pair Sasuke Hinata , sebenarnya sudah terlihat endingnya. Sebenarnya saya tidak ingin menambahkan siapa saja tokoh yang menjadi endingnya, tapi saya bocorkan disini. Sebuah cerita dan rentetan peristiwa satu ke peristiwa yang lain saling berhubungan dan akan membangun karakter cerita –jalan cerita ke ide yang utama. Jika membaca dari awal mungkin akan kerasa manisnya- . Setidaknya saya mencoba untuk menyumbangkan fic untuk di share. Saya akan berusaha lebih baik lagi. Saya tidak akan capek-capek menggubris FLAMER, karena sudah jelas, jika tidak suka, ya jangan dibaca ! Selamat membaca teman teman

.

.

.

KONOHA, MINGGU 7.00 AM

Lee, Shikamaru, Sasuke, Sai, Konan dan Kiba berjalan-jalan menikmati minggu pagi di Konoha. Mereka menggunakan pakaian wajar seperti remaja pada umumnya. Tidak Nampak Karin disitu. Ya, karena ia kemarin memutuskan untuk ke luar kota untuk menyebarkan rencana yang sudah di susun untuk misi balas dendam. Minggu di salah satu jalan bernama Kome-street terlihat ramai seperti biasanya, banyak orang berjualan, orang-orang yang berolahraga, turis mancananegara yang sibuk mengfoto sudut- sudut kota tersebut.

"Wah…. Pagi ini seger bangeeeet…." Lee berlari-lari kecil dengan bahagia

"Lee kumat lagi lebaynya" Sai stoic

"Aduh, brader satu ini sensi mulu deh, lagi datang bulan ya?" Lee mengejek Sai yang masih mengeluarkan aura stoicnya.

"Bukan lagi datang bulan, tapi kesurupan.. hihihi" Kiba mengikuti Sai dan Lee dari belakang

"Sudah-sudah, jangan bertengkar dong… Masa setiap kali kita lagi kumpul kalian selalu musuhan." Konan mengerutkan dahinya. Nampak sedikit bt. "Ngeselin banaget sih!"

"Tau tuh !" Sasuke mencelos

Shimakaru berjalan dan mendahului tiga gerombolan pembuat onar itu. Tampangnya Plegmatis –begitu pula dengan motto hidup nya. "Kalo udah hobinya gitu, ya susah."

Kiba menyela perkelahian konyol mereka. "Wah… ada yang bawa anjing juga rupanya. Selama ini aku bener-bener pengen pegang. Tapi gak kesampaian. Hahahaa " KIba melihat Sasuke yang cengok. "Aneh ya ?"

"Enggak kok, santailah…" SAsuke menekuk keduatangannya kebelakang kepalanya, relax.

"Dengar-dengar disini juga ada pasar hewan loh, Kiba." Konan menimpali.

"Benarkah ? aku ingin sekali memiliki yang seperti itu. Mmmmm…. Kau tau dari mana ada pasar hewan di Konoha bukankah biasanya adanya di desa ya ?"

"Iya, benar. Nggak Cuma di desa kok, tuh ada pasar hewan dekat kontrakannya Shikamaru." Konan melirik kea rah si IQ superior.

"Jangan bilang aku suruh menemanimu, beli anjing. Aku gak mau !"

"Pelit, pelit…. Peliiiiiit!" Kiba mengejek lalu tertawa lagi.

"Sudah-sudah kalian berdua, ribut banget sih. Aku kan mau pergi sekarang."

"Hmmmm…. Oleh-oleh ya" Lee nyengir dan dibalas dengan jitakan Sasuke.

Terlihat anak-anak kecil riang bersama orang tua mereka, banyak gerombolan perempuan yang sedang tebar pesona sana sini, begitupun laki-lakinya, tanpa tau bahaya apa yang sedang mengincar mereka. Konan memutuskan untuk berpisah dengan yang lainnya, ia hanya tersenyum lalu mencium bibir Shikamaru. Si mutan dengan iq 200 yang langsung sweatdrop, banyak orang yang melihat tingkah Konan dan menyurakinya , Konan santai saja. Lee melipat tangannya sambil tersenyum.

Konan mendekat ke Shika. "Aku mencintaimu, Shikamaru, tapi aku harus pergi. Aku berdoa kepada tuhan yang agung untuk kalian semua. Nikmatilah hari minggu ini.." Seperti biasanya, Konan mendoakan temannya sebelum ia menghilang. Para lelaki takjub dibuat, otak mereka berpikiran sama, bahwa sikap Konan seperti malaikat untuk mereka.

"Kau sudah memutuskan untuk pergi ke Amegakure?" Sai melihat pesona Konan.

"Sekarang!" Tukas Koan "Sekarang perginya." Konan mengulangi kata-katanya sambil berkacak pinggang.

" Kau yakin ? Kenapa tidak besok saja?" Kiba tidak terima.

"Hmmm…. Kita tidak memiliki banyak waktu, keadaan ini semakin mendesak." Konan menghembuskan nafas pelan "Karin juga sudah berangkat untuk menyebarkan berita, masa aku hanya diam saja?"

"Hn, benar kata dia." Sasuke meng-iyakan apa yang dikatakan sahabatnya.

"Disini, akulah yang bisa kalian andalkan untuk menjadi mata-mata di pusat pemerintahan, bisa saja besok atau lusa aku sudah ada di rumah Presiden , atau malah dirumah Tuan Jiraya. Atau malah di laboratorium Mural" Konan enteng.

"Aku tidak pernah mengkesampingkan kemampuanmu, Konan." Seru Lee yang pergi duluan meninggalkan gerombolan mutan itu. "Aku jalan-jalan dulu…. Hati-hati ya Konan…"

"Terimaka-sih…." Konan lirih.

"Oh iyaa… Bagaimana dengan kartu identitasmu?" Sai menaruh tangannya di pundak Sasuke.

"Aku sudah memalsukannya" Shikamaru menyeruduk.

"Ah.. syukurlah."

"Shikamaru paling jago urusan gitu-gituan, tapi kalo urusan cinta, dia nihil . Hahaha " Kiba nongol kembali , ia sambil melepaskan sepatunya.

" Nah, saatnya aku harus pergi." Konan mendekati Shikamaru dan memegang dadanya. "Dengan tuhan yang selalu ada untuk kami yang menderita. Cukupkanlah segala kebutuhan dan mimpi kami, lindungilah kami dari percobaan dan kesengsaraan, amin."

"Hati-hati dijalan ya Konan…" Sai dadah-dadah.

"Kalian juga. Semoga berhasil." Enteng Konan

Tidak banyak kata-kata, ia langsung berjalan menjauh, menghilang di tengah kerumunan orang yang berhamburan kesana kemari. Wajah Konan Nampak lembut, rambutnya pendek dengan dress satin putih yang ia pakai, ia Nampak seperti air di hati para mutan pria lainnya. Termasuk Sasuke, ia tertarik dengan Konan yang misterius dan siap membuatnya patah hati, jika Sasuke membiarkan dirinya jatuh cinta.

"Karin sudah pergi, Konan juga pergi. Kita seperti dalam dunia paradoks." Lee mengemut bibirnya yang kering.

"Lee, ini adalah misi terakhir kita, dan ini bukan paradok." Sai mengelap keringatnya dengan handuk biru yang terpapah di lehernya.

"Iya juga sih, ini seperti mimpi. Sungguh!" Lee menekan akhiran kata-nya.

"Tapi, mau gimanapun, ini tetap hari minggu, waktunya istirahat. Kita bisa hunting foto dan narsis dikit. Hahahaha" Sai bergaya didepan kawan-kawannya.

PUK

"Sial kau, sakit tau…. Nih , mau ngrasain juga , dijitak?" Sai meruntuki nasibnya karena dijitak oleh Lee yang masih membayangkan dunia paradoksnya.

"Nggak, makasih.. Makannya kalo ngomong jangan asal." Lee memperhatikan Sasuke yang diam saja. "Ta- tapi- iya juga sih, ini minggu." Lee menyerah.

"Gitu dong, kita kan frends… mau susahnya kayak gimana, tetep enjoy dong. Hahahha" Lee belajar emosi dengan baik. Di lanjutkan dengan Shikamaru dan Sasuke yang tepok jidat bersama-sama.

"Halah…. Kalian berdua ribut aja, yuk lah kita jalan.." Kiba angkat bicara, semua mengikuti instruksinya.

"Nah itu kebetulan ada bangku, kita kesana saja, sekali-kali kita refreshing." Lee kegirangan.

"Tadi sok-sokan ga mau. Munafik" Shikamaru kesal sambil lari-lari kecil.

"Wah, rupanya banyak sekali orang lari-lari ya?" Sai menunjuk kumpulan cewek muda-mudi.

"Olahraga, sama seperti kita di Venus." Tukas Kiba.

Gerombolan mutan pria tersebut duduk dibangku besi yang terletak dipersimpangan jalan Kome, bau makanan menguap, daun pohon musim gugur –berguguran jatuh, sinar matahari mulai tinggi, kicauan burung Nampak segar didengar, Lee sibuk berjalan mencari makanan. Yap, ia menemukan takoyaki dengan balutan keju dan wijen. Shikamaru yang tetap duduk dan memandangi arah kemana Konan menghilang, perasaannya seperti tersayat-sayat, Sai mencoba bergabung dengan cewek-cewek yang mengendarai sepeda, ia berusaha berkenalan dan bercengkramah dengan mereka. Yup , sukses besar,

-Sai .

Sasuke berjalan memasuki hutan kota disebelah kantor POS , hutan dengan pohon maple yang berguguran berwarna kuning ke-emasan. Sasuke berjalan sambil melihat jam tangannya. Dalam hatinya berbisik akan misi balas dendam, setapak demi setapak ia berjalan menuju hutan yang lebih dalam, ia mengamati lampu-lampu taman, pohon yang berjejer rapih, bangku basah karena embun, jalan setapak yang terbuat dari batu pualam. "Indah sekali alamnya, tapi tidak manusianya." Sasuke berbisik sendiri.

Ia sangat menikmati kesendiriannya seperti biasanya, ini akibat luka lamanya. Sasuke duduk di pingguran danau dengan air yang jernih. Ia menerawang sekitarnya, dan melihat suatu kejanggalan. Matanya Nampak awas melihat kejadian didepannya. Lambang bunga teratai.'Bukankah itu lambang Mural Corp? Dan itu para bodyguard, lalu siapa itu, seorang bocah remaja paruh baya yang ditarik paksa. Sial, tidak terlalu kelihatan, ah! Sudahlah, bukan urusanku.' Sasuke berjalan kembali ke pusat keramaian.

"Sasuke, kemana saja kamu ? huhhh aku dapat nih makanan, enakkk banget loh! Nih, pegang terus dimakan! Jangan di endus-endus !" Lee memberikan takoyakinya kepada Sasuke.

"Hmm.. Lumayan." Sasuke memakannya lahap-lahap.

"Dimana kau mendapatkannya?" Shikamaru menyerobot makanan yang hendak Sasuke makan.

"Ck" Sasuke sebal.

"Tuh, di samping toko roti isi daging dan kornet. Itu loh toko yang etalasenya warna kuning." Lee menunjuk-nunjuk

"Nyam… enak ya. Seandainya kita bisa menikmati makanan lezat seperti ini di sana, setiap hari." Shikamaru menunjuk langit. Senyumnya kecut.

"Ahh sudah-sudah, makanlah saja dulu. Urusan perut nomor satu. Hahah." Lee memakan bersama-sama.

"Eh, sini-sini cepat !" Pernitah Sasuke "Lihat, itu kan lambang Teratai." Sasuke ngoceh

"Mural-Corps." Shikamaru mendecih.

"Lalu siapa orang yang ditarik-tarik itu? Apa dia mutan juga ?"

"Sepertinya bukan." Sasuke menggunakan insting inteligennya.

"Aku sedikit familier dengan wajah itu. Beberapa hari lalu, aku melihat orang yang mirip dengannya tampil di televisi, hmmm… kalo tidak salah , kasusnya , ia menghancurkan laboratorium Mikro Bakteri milik Sekolah tinggi Farmasi Konoha."

"Bocah laki-laki yang keren." Lee nyerocos, ia tidak sadar wijennya menempel di pipinya. Lucu sekali.

"Dia sepertinya bukan laki-laki." Shikamaru menduga.

"Aku yakin dia laki-laki" Sasuke member nasehat.

"Alahh….. gak peduli, mau laki-laki , mau banci, tapi ngapain mereka berkelahi disini , sih. Memalukan. Aku agak curiga, jangan-jangan dia informan atau bahkan mutan." Sai muncul dan sedikit membuat ketiga mutan itu bergidik kaget.

"Aku juga pernah melihat berita mengenai bocah misterius itu, dia pernah mencoba membunuh Jaksa Penuntut Umum peradilan Militer –Minato. Dan aku dengar dia pandai Aikido dan seni beladiri dengan senjata pisau. Aku lupa itu olahraga apa." Shikamaru melanjutkan perbincangannya.

Lee tiba-tiba jadi sok serius "Oh…. Iya-iya, aku ingat kok , bocah yang selama ini identitasnya seperti ditutup dan dihilangkan, pasti dia orang penting atau setidaknya mata-mata, atau informan atau –Mutan." Lee mencoba menelaah satu-satu prediksi yang baru diucapkannya. "Halahhh… orang misterius itu sama saja, sok banyak aksi, seperti anak-anak dari karyawan Mural Corps. Begitu Mural naik daun, mereka langsung merasa sok hebat, ada juga yang menjadi artis gara-gara Mural Corps

–memalukan." Lee mengejek dengan keacuhannya.

"Ngapain kita ngurusin orang-sih. Yang penting dia bukan bagian dari kita. Ayo pergi, masih banyak yang perlu dipikirkan." Shikamaru menggurui.

"Hn."

Mereka berjalan lagi hingga mendekati tengah hari, awan hitam mulai terkumpul di satu titik , menandakan akan turun hujan. Mutan-mutan itu memutuskan untuk pulang dan berpisah.

.

.

Setelah berjalan-jalan diminggu pagi, Sasuke melanjutkan perjalanannya menuju pusat perbelanjaan, ia hendak membeli yoghurt dan beberapa mie cup, Sasuke baru saja mendapat gajih ketiganya setelah bekerja menjadi pustakawan di perpustakaan Nasional. Tapi, sebelum Sasuke sampai ke Mall, ia reflek mengerem mobil Daihatsu hasil curian-nya dengan paksa, ia bergegas lari menuju kerumunan orang di pinggir jalan, dekat bangunan kuno bergaya mediteranian dengan dominasi cat berwana krem. Terlihat seseorang yang sepertinya ia kenal sedang di rampok.

"Aku mohon, lepaskan aku. Aaakhhh tolong!" Terlihat Sakura melawan dan mempertahankan tasnya dari tiga orang perampok dengan tubuh kekar dan tato pada badan mereka. Salah satu dari perampok yang terkenal adalah anggota mafia Yakuza, ia mendorong Sakura hingga tersungkur di sebelah tong sampah.

"Serahkan tasmu, atau kau akan mati!" Desis pria bernama Jugo, badannya kekar rambutnya pirang jabrik dan tatapannya sungguh mengerikan. "Cih, kau memang Nampak lumayan sih, tapi lebih baik kau mati, hahahaha." Diikuti cemoohan Sasori, pria yang sedikit lebih pendek dan terlihat tampan.

"Aku mohon, jangan, ini satu-satunya harta yang aku miliki, hikss…" Sakura terduduk di pojokan sambil ketakutan.

"Cepat, serahkan padaku!" Jugo menarik tas kecil berwarna merah maroon tersebut. Uang yang dimiliki Sakura berhamaburan keluar, uangnya sebagian basah terkena hujan.

"Tolooong! Tolong saya!" tamparan keras mendarat dipipi Sakura. Tulang rahang Sakura serasa hancur. Pakaian berwarna pinknya sudah lusuh terkena hujan dan lumpur.

PLAK

"Hiks, sa-kit."

Sasuke Nampak mengenali siapa wanita tersebut. "SAKURA" Sasuke berlari menuju ketiga perampok tersebut, Sasuke langsung menghantam Jugo dan pria berrambut hitam tersebut. Sasuke menahan emosi dalam dirinya. Tetapi ia masih belum kehilangan akal, ia tetap menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan apinya. Jugo langsung tersungkur, lalu bangun lagi. "Oh, rupanya kau bocah! Mau berlagak seperti super hero , hah! Hiyaaaaat!" BRAK Jugo menendang pelipis Sasuke, Sasuke balik jatuh tersungkur, kepalanya lecet karena hantaman sepatu Boot yang Jugo gunakan.

"Segitu saja , Sasuke, hmm?" Sasori muncul dari barisan perampok itu, ia mengangkat wajah Sasuke. Sasuke menengadah, darahnya mengucur di sekitar jidatnya. "Sa-sasori-" DEG waktu seperti berhenti ketika Sasuke melihat kawan satu mutannya bergabung dengan manusia. 'Brengsek, bisa bisanya kau' runtukSasuke.

"Hidup dengan manusia bumi, lebih menyenangkan dari pada dengan koloni lama, cih.." Sasori mendecih dengan sedikit kekehan. "Kini aku sudah bergabung dengan mereka, dan kami mencarimu-" jeda sebentar Sasori melihat Sakura yang ketakutan ia berusaha mendekati Sasuke yang sudah berlumuran darah.

"Dan akan menghabisimu." Jugo angkat bicara

"Ahhh, rupanya kau kekasihnya, ya ? hati-hati, mutan ini akan memakanmu hidup-hidup" Perkataan Sasori bagaikan petir di telinga Sakura, tadi ia berlagak bagaikan perampok yang keji, sekarang ia seperti dewa penolong yang memberikannya peringatan. Sakura sedikit-sedikit menjauhi tubuh Sasuke ia Nampak frustasi.

"Mu-mutan?" Mata hijau Sakura terbelalak. Ia seperti tersambar petir mendengar perkataan perampok itu.

"Persetan kau !"

Sasuke langsung mengaktifkan sharingannya lalu keluarlah api dari tangannya, dengan cepat Sasuke mengikat Sasori dan dua kawannya tadi dengan api yang berbentuk tali. Mereka bertiga meronta-ronta kesakitan. Dan beberapa jam kemudian mereka bertiga mati terpanggang. Sakura berteriak histeris, ia merasa ketakutan, 'makhluk macam apa kau Sasuke' runtuk Sakura.. Sasuke lalu menggandengnya dan membawanya masuk kedalam mobil.

"Kita harus pergi dari sini, sebelum polisi militer mengetahui keberadaan kita." Sasuke menginjak remnya seperti kesetanan. Sakura masih belum percaya dengan apa yang ia lihat tadi. Nafasnya terengah-engah sembari memandang sosok yang baru ia kenal. 'apakah ia berbahaya' Sakura membisu.

Sesampainya di apartemen Sasuke, ia Nampak lusuh, darah biru terus keluar dari dahinya. Sakura shock melihat sosok laki-laki yang baru menyelamatkannya tadi. Ia memberanikan diri untuk berbicara dan dengan lancang masuk ke kamar Sasuke untuk mencari pakaian. Sakura memandangi kamar milik Sasuke, terlihat rapih dan bersih, perabotannya di dominasi warna biru tua. Di temboknya terdapat tulisan nama –SASU E UCHIHA. Oh mungkin itu namanya, Sakura membuka lemari baju Sasuke. Dapat- Sakura lalu mengganti bajunya dengan baju Sasuke. Yeah Nampak sedikit kebesaran.

Sakura menyalakan pemanas ruangan, dengan sigap membuatkan ocha hangat untuk Sasuke. Sasuke memperhatikan tipe manusia seperti Sakura, ia sepertinya baik.

'Reproduksi ya Sasuke, bagaimana kalo dua tiga empat wanita? Hahahaha… ' Suara Lee berputar-putar di kepala Sasuke. Sial, enyahlah kau Lee'

Sial, Sasuke tidak tau caranya melakukan reproduksi dengan tepat, ah bodoh Nampak diwajah laki-laki berrambut raven itu. Ia Nampak tidak berdaya didepan wanita yang sigap seperti Sakura.

"Ini ochamu, minumlah, aku akan mengobati lukamu." Sakura menempel-nempelkan kapas pada dahi Sasuke dan memberikannya obat merah, menutup lukanya. Sasuke masih membeo.

"Mengapa kau tadi menyelamatkanku? Sa-sue?" Sakura Nampak tenang dan duduk disebelah Sasuke.

"Tidak- tidak ada, aku hanya melihat kau dirampok dan aku merasa mengenalmu."Sasuke datar

"Jadi, jika kau tidak mengenalku, kau akan meninggalkan aku ?"

"Mungkin." Sasuke berdehem. "Namaku Sasuke, bukan Sasue.''

"Oh hihi, iya. Maafkan aku Sasuke. Oh iya, apa benar kau seorang mu-mutan? Maaf sebelumnya, aku bertanya macam-macam padamu.''

"Hn"

"A-pa kau akan melukaiku?" Sakura berharap dengan takut-takut.

"Tadi, aku melukaimu atau menyelamatkanmu?" Sasuke pendek kata.

. 'Sepertinya ia bisa aku perdayai, hahaha.' Urat dikepala Sasuke Nampak mengendor, ia masih sibuk mengelap sisa-sisa air hujan yang membasahi tubuhnya. Otaknya tidak istirahat, melainkan ia berpikir jauh disela-sela ocehan sakura.

Sasuke mendengarkan berbagai cerita dari mulut Sakura, dua jam terlewati tanpa jeda, Sasuke Nampak menikmati pembicaraan ringan Sakura. Sasuke menaruh simpatik kepada wanita ini, sama seperti Naruto dan Tenten.. Tetapi, Sepertinya Sasuke harus mengurunkan niatnya untuk memperdaya Sakura, dikarenakan pribadi Sakura yang tulus. Harus mengurunkan niatnya.'sial'

FLASH BACK

Mulanya, setelah kedatangan Kisame Hoshigaki dan beberapa Astronom yang berasal dari bumi, koloni bangsa mutan sudah mulai merasakan hal yang tidak mengenakkan. Mutan, walaupun sebelumnya mereka tidak pernah menjumpai warga bumi, tetapi mereka mempelajari umat manusia ini dalam Science. Pelajaran tersebut mengatakan, bahwa manusia itu memiliki emosi, ambisi yang sangat kuat dan berbahaya.

Selain mempelajari sisi buruk manusia, bahasa manusia dan segala macam didalamnya, melalui sebuah penelitian ilmiah yang tersembunyi, dengan jalan para mutan menghack system satelit bumi untuk mengetahui banyak informasi termasuk juga jaringan GPRS, LAN, MAN , WAN juga Internet. Informasi yang sangat penting adalah, manusia dan para mutan dianugerahi oleh Tuhan dengan postur tubuh yang sama, tetapi yang membedakan yaitu cara reproduksinya.

Mutan memiliki organ dalam yang menghasilkan cairan mirip dengan cairan empedu, cairan reproduksi berwarna ungu dengan bulir-bulir papilla yang sedikit menjijikan, yang akan dikeluarkan dari mulut si mutan pria dengan sengaja dan diberikan kepada si-wanita. Sedikit berbeda dari manusia, harus ada sperma dan ovum. Enzim yang keluar dari mulut si mutan pria akan masuk ke dalam rahim si wanita mereka memasukkannya melalui mulut ke mulut. proses pembuahan Dimulai. Fungsi Vagina mutan –hanya sebagai alat reproduksi dan mengeluarkan sisa-sisa respirasi.

Dan penis pada pria menghasilkan sisa-sisa respirasi dan sesuatu yang tabu . Mutan pria selama ini mengetahui bahwa ia bisa mengeluarkan cairan sperma seperti manusia. Tapi, itu dianggap tabu. Memang tidak wajar bila mengeluarkan cairan tersebut bagi semua mutan pria, di Planet Venus ada larangan untuk mengeluarkan cairan sperma dengan sengaja, maka ia akan dikenakan sanksi pelanggaran federal.

Dari analisis Sasuke mengenai sperma yang ia punya dan informasi akurat antara perkawinan silang manusia dengan mutan, ia terpaksa memuat rencana yang jelas-jelas melanggar hukum. Dikarenakan dengan alasan populasi mutan sudah semakin menipis. Sasuke memilih jalan memutar arah. Itulah mengapa manusia dan mutan seperti saudara tua yang dipisah oleh sebuah Cosmic. Sasuke memilih untuk memata-matai manusia dengan ia berpura-pura sebagai pustakawan di Perpustakaan, dikarenakan, ia bisa memilah-milah mana wanita yang bisa ia jadikan tempat reproduksi.

.

.

Dengan adanya kelancangan dari ulah Kisame dan rekannya –seperti mencari suatu informasi di Planet Venus. Kisame dan rekan-rekannya akhirnya ditangkap dan dipenjarakan selama dua tahun. Setelah mendapat Amnesti dan pengampunan dari Bagan Peradilan Mutan di Venus, Kisame dan rekan-rekannya dilepaskan. Mereka dikembalikan ke bumi tanpa cacat apapun. Itulah kebijaksanaan mutan pada Ras lain selain mereka. Semenjak pembebasan Kisame dan pengembaliannya ke bumi, mulailah muncul informasi-informasi mengenai harta karun yang terdapat di Planet Venus.

Dengan adanya foto-toto tambang uranium dan bongkahan batu berlian, menjadikan para pemimpin bumi tertarik akan hal gila. Para Scientic di bumi mempelajari materi yang terkandung di planet tersebut. Pada akhirnya, seorang pemimpin dari Mural Corp –Jiraya mengumumkan bahwa ia berambisi untuk mengambil uranium tersebut. Dikarenakan sangat berguna bagi bumi sebagai pengganti nuklir. Dan yang pastinya iming-iming Kristal merah delima yang menjadi rumor hangat dikalangan pejabat publik dan pengusaha sekelas Jiraya tersebut. Sebuah tujuan yang disamarkan.

Tahun berikutnya, Mural Corps membuat robot-robot perang dan senjata kontroversi , ya senjata Biologi. Awalnya, ambisi Jiraya mengenai uranium di Planet Venus masih sepi akan respon, tapi, tidak perlu waktu lama untuknya mendapat feedback dari banyak tokoh penting bumi. Seperti Presiden Konohagakure Tsunade, Danzo mentri pertahanan Amegakure, ia langsung menyetujui akan planning Jiraya. Hampir Depalapan puluh persen Negara di bumi, menyetujui. Tetapi, ada juga yang menolak seperti Presiden Negara Tanigakure dengan alasan kemanusiaan.

Dengan perstetujuan tersebut, para anggota dari perserikatan Internasional tersebut, akan melancarkan Genosida kepada para mutan di Planet Venus. Diperparah lagi, dengan pernyataan Orochimaru seorang ahli Genetika, ia mengemukakan bahwa, mutan sudah menyiapkan senjata untuk memusnahkan manusia lebih dulu. Dan mutan itu sangatlah berbahaya. Itu adalah fitnah belaka. Agar suasana semakin memanas.

Kisruh, isu simpang siur mulai bermunculan dimana-mana. Perang pun berkobar pada awal Januari . Warga bumi mulai melancarkan aksinya, para militer yang membonceng –Astronom dengan persenjataan lengkap mendarat di Planet Venus , melancarkan serangan-serangan dengan senjata Biologinya. Mutan-mutan tidak membalas perlakuan manusia dengan menggunakan alat, melainkan dengan kekuatan yang hinggap di tubuh mereka. Para mutan sudah berjanji akan menjaga alam semesta agar selamat kehancuran. Pertarungan sengit sampai kurun waktu 3 tahun lamanya. Dilanjutkan dengan Perang Dingin antara dua Planet tersebut.

Tidak sia-sia, kemenangan besar didapatkan oleh warga bumi, para petinggi Negara dan manusia ras terpilih dipindahkan ke Planet Venus, rencananya mulai akhir bulan Desember. Warga mutan yang masih tersisa dibawa paksa menuju camp konsentrasi. Mereka dipenjarakan, kerja paksa untuk pembangunan kota di Planet Venus, pembangunan gedung-gedung yang tidak kedap udara, sehingga manusia bisa tinggal di Planet Venus. Sisa mutan akan di tembak dan di kurung di kamar gas beracun. Banyak pula mutan yang melarikan diri ke-bumi, populasi mutan sudah hampir punah, hanya sekitar empat persen mutan yang masih hidup di Venus, dua persen yang dipekerjakan paksa dan yang bebas hidup di bumi.

FLASH BACK OFF

KONOHA , RABU 11.00 AM

Sasuke berjalan menuju pusat kota, ia terlihat sedikit rapih, memakai kemeja berwarna biru tua dan rambut terlihat lebih rapih. Setelah satu bulan mengenal Sakura, ia merasakan hal yang sangat berbeda, seharusnya Sasuke yang mendoktrin Sakura tetapi Sasuke yang berbalik terdoktrin oleh manusia bumi yang lemah tersebut. Tapi, misi tetap berjalan. Shikamaru, Sai sudah berhasil menjerat wanita yang nantinya akan dijadikannya tempat untuk mereproduksi ras mereka. Sasuke masih berkomplikasi ria dengan pertimbangannya. Jangan sampai malah menghancurkannya sendiri. Sasuke tetap merahasiakan misi balas dendam ini dari Sakura. Ia tidak boleh membuat Sakura berubah pikiran dan ia tidak ingin Sakura menjauhinya.

Sakura terlihat berjalan dengan menggandeng dua orang bocah kecil. Sasuke merasa lega hari ini melihat Sakura.. Sasuke terus berjalan menyusri persimpangan kota Konoha ini, ia kembali melihat sekumpulan politikus Negara Konoha dan Suna yang sedang keluar dari gedung parlemen berarsitektur Eropa Reneisance. Gedung yang terancang apik, tapi tidak se-apik orang yang duduk didalamnya. Sasuke memakai topi basketnya dan berpura-pura meminum kopi. Ia sempat melihat Konan melintas di depannya.

"Mata-mata yang cerdik." Sasuke tersenyum singkat.

Sasuke kembali menguntit dibelakang para pengawal kepresidenan. Ia kini berpura-pura menjadi turis dari Negara lain. Dengan mobilnya ia mengikuti kemana presiden itu pergi. Dan berhenti di Istana Negara, sepertinya akan ada rapat besar membahas mengenai sebuah kemajuan.

Terlihat dari spanduk-spanduk yang tertempel di beberapa tempat. Sasuke masuk lewat pintu belakang, kebetulan ia melihat seorang pengawal presiden yang melintas di sebelahnya. Sasuke langsung membungkamnya dan membunuhnya dengan pisau lipat. Jasat orang itu dimasukkannya ke dalam gudang. Sasuke kini menggunakan seragam pengawal kepresidenan dan kacamata hitam yang super canggih. Kaca mata yang dilengkapi dengan gps dan penyadap.

"Terimakasih kepada semua rekan kerja yang sudah hadir disini, pertama-tama saya mengucapkan terimakasih, berkat kerja keras kita selama ini, Planet Venus sudah bisa dihuni oleh ras manusia. Terimakasih untuk seluruh presiden yang sudah hadir, para perdana mentri, perusahaan besar seperti Mural Corps, Hakari Corps dan Tama Corps. Tanpa dukungan dari perusahaan-perusahaan penyuplai robot, material pembangunan dan alat –alat berat, kami tidak bisa apa-apa. Terimakasih juga kepada persatuan ahli genetika yang trut memberikan banyak informasi bagi kemajuan projek ini. Dengan ini rapat pembahasan Projek Venus XVII dilanjutkan." Danzo duduk kembali di kursinya.

"Dengan ini, saya buka kembali diskusi mengenai Projek Venus XVII"

"Bagaimana dengan rencana pemindahan manusia di bumi ke Venus, apakah sudah bisa diberlakukan dalam waktu dekat ini? Seru Shizune seorang ahli tata ruang Negara.

"Tiga hari kedepan, pemindahan manusia ke Venus akan segera dilaksanakan, dikarenakan Venus sudah bisa dihuni , untuk transportasinya, kami sudah membuat dua jalur . Jalur manual dan jalur cepat. Jalur manual anda bisa temui di sebelah Jalan Kome, disitu ada hutan kota, ikuti jalur merah, maka anda akan menemui sebuah Elevator raksasa . Anda bisa menaiki itu, waktu tempuhnya 20 jam. Itu menghubungkan pada stasiun utama Terminal 1 di Planet Venus. Dan yang kedua, bisa langsung menaiki pesawat luar angkasa. Hanya yang memiliki tiket hijau yang bisa naik kedua armada tersebut.

"Bagaimana dengan yang tidak memiliki tiket."

"Mungkin akan tetap tinggal di bumi."

"Interupsi, Itu tidak adil!"

"Masa semua umat manusia harus pindah ke Venus, ya tidak bisa. Dong !" Tsunade menimpali

"Lalu, bagaimana penyelesaian masalahnya? Masa manusia yang tidak memiliki tiket tidak boleh pergi ke Venus?"

"Tentu saja boleh, tetapi itu hanya sebatas kunjungan, seperti kalo anda berwisata. Itu boleh" ulangnya

"Bagaimana dengan Mural corps? Apa rencana anda, dan apa inovasi terbaru anda?' sahut Mei Terumi pada Jiraya selaku ownernya.

Jiraya dengan santai membuka lembaran dokumen yang tertata rapih didalamnya.

"Kami akan membuat percobaan, sisa-sisa mutan akan kami cari dan akan kami cloning untuk misi pertahanan. Kami sudah menyuruh orang untuk menjadi mata-mata. Tenang saja, tidak akan ada lagi penyerangan dan perang. Karena binatang-binatang kecil itu sudah tinggal sedikit saja." Tepuk tangan peserta rapat memenuhi ruangan itu.

Sasuke yang menguping dan berpura-pura menjadi bodyguard nampak menyembunyikan amarah besarnya. 'Brengsek, lancing sekali dia'

"Dan bagaimana dengan pengambilan uranium untuk pengganti nuklir?"

"Sudah berjalan seminggu, projek uranium , serahkan saja kepada HA Corps." Hashirama tersenyum. "Intinya, kita sudah merancang bentuk Venus seperti apa yang ada didalam impian kita, sebuah Negara besar impian, tidak ada kesusahan, tidak ada kemiskinan, dan tidak ada pemberontakan." Tambah Tsunade.

To : Shikamaru, Konan, Sai, Lee, Karin, Kiba, Temari, Choji, Utakata.

Besok kita rapat, di markas. *Gudang anggur jam 00.00 kita diambang kehancuran. Rekrut semua mutan yang tersisa. Kita ubah rencana, kita serang mereka terlebih dahulu. Karena beberapa manusia akan berangkat menuju Venus dalam tiga hari ini. Sasuke.

KONOHA, KAMIS 10.25 AM

Seorang wanita paruh baya berjalan santai, hendak menuju perpustakaan dimana Sasuke bekerja. Ia terlihat membawa bentou yang tersusun rapih dalam kantong plastic. Tiba-tiba si wanita tersebut jatuh di pelataran trotoar, ia tertabrak oleh seorang yang entah itu wanita atau pria, tampilannya aneh, ia menggunakan topi, rompi hitam, celana tiga perempat dan tas ransel besar. Sakura menyangkal bahwa ia adalah seorang mata-mata. Sakura tetap berbesar hati menolong seorang tersebut.

"Sini, biar aku bantu, apa kau tidak apa-apa?" Sakura dengan suka cita. Orang yang ia tolong hanya memandangi Sakura dan berusaha bangkit sendiri.

"Aku baik-baik saja." Orang itu kembali lari dengan cepat menjauhi Sakura.

Sakura iba melihat orang yang aneh tadi. "Huhh… ada-ada saja." Sakura menaikkan bahunya. Ia kembali berjalan sambil mikir, untung saja bentounya nggak jatuh. Tiba-tiba ponselnya berdering, ia sesegera mengangkatnya, ah.. rupanya buah hatinya yang menelpon.

"Hal-" belum selesai ia menyapa.

"Akhhhhh~ ibu, tolong aku ibuuu!" suara kedua anak perempuan Sakura terdengar jelas. Sakura langsung lemas bentounya ia jatuhkan ke terotoar tanpa ia sadari.

"Nak, kamu kenapa… ya tuhann, kamu dimana!" Sakura Nampak sangat ketakutan, ia kebingungan ia harus melakukan apa.

"Ibu tolong aku ibu.. hiksss!"

Terdengar suara debaman keras, lalu ada laki-laki yang berbicara menggantikan anak Sakura. "Benarkah ini Sakura Haruno Sakura?" Suara baritone itu mirip seperti suara tentara militer.

"I-iya benar, siapa ini! Jangan macam-macam kau dengan anakku, atau aku bisa melaporkanmu ke polisi." Sakura kalut dalam emosi.

"Hahaha… Polisi ? Sayang~, kau sudah lupa denganku? Suamimu sendiri- Suami yang selalu kau cari. lupa?"

Sakura langsung terduduk lesu. Ia kenal betul suaminya. Seorang tentara angkatan darat. Suaminya yang mempermainkannya, karena perjodohan dari keluarga Sakura.

"Apa yang kau lakukan pada anak-anakku!" Sakura lemas.

"Apa? Anak-anakmu? Bukankah mereka juga anakku, hmm? Kemarilah, aku ingin bicara denganmu."

"DASAR LAKI-LAKI BRENGSEKKK! Hikss-hiksss.."

Sakura meninggalkan bentou yang sudah terkoyak untuk Sasuke dan Tenten, ia segera masuk kedalam taksi. Sasuke menunggu hingga tengah hari. Naruto yang biasanya datang meramaikan suasana sepinya itu , hari ini Nampak tidak muncul, Tenten dan beberapa pustakawan tetap diam, tidak ada komunikasi sama sekali, Sasuke mulai jenuh dan ia memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri lorong-lorong rak buku besar yang tua. Sasuke mencermati dan meraba-raba bagian tiang penyangga rak besar itu. Sampai ia berhenti pada sebuah rak besar dan melihat pemandangan yang menurutnya tidak penting.

Terlihat seorang remaja sedang duduk dipojokan sambil memegang buku tebal, ia Nampak sedikit tegesa-gesa. Penampilannya aneh, ah tidak penting. Sasuke mengacuh dan berbalik. Sampai tiba-tiba orang aneh itu memanggilnya.

"Bisakah kau ambilkan buku yang ada di baris ke-tujuh ?" 'Apa, dia wanita?' Sasuke sedikit kaget, rupanya orang aneh berbaju aneh itu adalah seorang wanita.

"Hn."

Sasuke melangkahi wanita itu, wajahnya tidak terlalu jelas terlihat, Sasuke pun malas melihatnya. Tapi, ada yang menarik dari pemandangan yang biasa itu. Yah, dia sedang membaca buku tentang kehidupan mutan. –Mutan life's. Sasuke kaget dan penasaan setengah mati dengan kegiatan wanita ini. Wajahnya tidak terlihat, rambutnya pendek hitam seperti laki-laki, kulitnya kuning langsat sedikit pucat, matanya tidak kelihatankarena tertutup kacamata hitam. Dasar sinting, sudah tau diperpustakaan, malah pakai kacamata hitam. –Mirip teroris. Sasuke meremehkan.

"Maaf, mengapa kau hanya berdiri saja? Mana bukuku?"

"Kau tidak memberitahuku buku yang seperti apa yang harus aku ambilkan ." Sasuke pusing sendiri.

Wanita itu memperlihatkan buku yang ia baca, "Hem, yang seperti ini, tapi bagian kedua." Sinis wanita itu.

"Baiklah, ini bukumu."

"Bisakah aku meminjamnya sampai seminggu?"

"Tentu, kau ketempat yang tepat. Siapa namamu?"

"Sudah sa-saya tulis di kartu." Hinata bergegas.

"Siapa namamu?" Sasuke retoris

"Hinata. Panggil saja Hi, Pak"

"Mengapa kau berpakaian seperti ini. Apa kau mata-mata?"

Hinata menunduk lalu menatap Sasuke sedikit-sedikit. "Bu-kan, urusanmu, Pak."

"Pak-" Sasuke menaikkan satu alisnya sambil menimang-nimang kata terakhir Hi sebelum ia pergi

'Pak'

Sasuke memberikannya kartu pengunjung dan wanita itu segera mengisi biodatanya disitu. Sasuke tidak mempedulikan wanita itu. Ia lalu pergi begitu saja tanpa berterimakasih, ahh sudahlah, Sasuke tidak membutuhkan yang seperti itu . Jam kerja Sasuke sudah habis, ia harus pulang ke apartemennya. Baru beberapa menit ia berjalan, ia menganga , karena banyak orang-orang sontak berlarian kemana –mana dengan panik. Sasuke bingung dengan keadaan kota ini yang sedikit berbeda dari biasanya. Sirine polisi terdengar membisingkan, banyak polisi-polisi yang berlarian.

TO BE CONTINUE

Terimakasih kepada kawan kawan semua yang sudah berkomentar dan member banyak masukan, masukan kalian sangat membantu untuk saya, salam kenal dari saya. Saya tidak bisa membahas satu per-satu dari kalian, maaf juga masih banyak kesalahan dan hal yang membingungkan –saya akan perbaiki, tapi saya belum terlalu pandai menulis summary. Terimakasih yang sudah meminta untuk update cepat. Disini, tujuan saya bukan review banyak, tapi saya hanya ingin meng-share cerita saya, yang suka ya saya bersyukur dan yang tidak suka ya tidak apa apa. Terimakasih sangat banyak

Lanjut atau hapus ? jika lanjut, saya akan mengupload lanjutannya minggu depan.