.

.

Saat pergerakan anak panah yang berputar di atas papan itu mulai melambat… melambat… dan akhirnya berhenti, Cho Kyuhyun mendengus. Panah itu mengarah ke dirinya, tidak dapat diragukan lagi. Ia tidak tahu bagaimana orang-orang di dalam ruangan ini menjebaknya, bekerja sama untuk membuat anak panah itu tepat berhenti di spot duduknya.

Cerdik sekaligus licik. Beberapa kawannya bersiul dan menggodanya, Kyuhyun berdiri, melepas jas hitam dan mendekati sebuah kotak berbentuk seperti lemari besar yang ada di sudut ruangan klub.

Ia kalah, tetapi arogansi dan harga diri yang tinggi tidak akan membuatnya mundur.

"Ini bisa jadi permainan yang menyenangkan…" Choi Siwon menyeringai setelah meneguk martini, mengarahkan matanya untuk menantang Kyuhyun "… atau permainan yang berbahaya."

Peringatan yang berbahaya. Atas jawaban itu, Kyuhyun balik menyeringai. "Aku suka permainan berbahaya," katanya, lalu membuka pintu lemari itu dan masuk ke dalamnya.

.

.

7 Minutes in Heaven

.

Pair : Kyumin
Rated : M (for implicit smut)

.

.

.

Gelap.

Ia tidak bisa melihat apa-apa.

Kyuhyun mencoba membiasakan penglihatannya dengan kegelapan pekat yang menyelimuti, tetapi ia tak kunjung dapat melihat apapun. Sial, umpatnya. Lemari ini benar-benar didesain khusus untuk melakukan permainan terkutuk ini. Tidak ada celah bagi sedikit sinar untuk menelusup masuk. Lalu Kyuhyun segera mengangkat wajahnya.

Penglihatannya mungkin buta… tapi tidak dengan pendengaran dan indera perasanya.

Seseorang ada bersamanya.

Di dalam tempat kecil yang hanya berukuran sekitar 1 x 1.5 meter ini, Kyuhyun yakin ada seseorang bersamanya.

Suara napas yang berhembus lembut itu tertangkap oleh telinga Kyuhyun. Ia mengulurkan tangannya, tersentak ketika permukaan telapak tangannya bersentuhan dengan kulit lain yang jauh lebih halus dibandingkan miliknya.

Kyuhyun menahan napas, berusaha berbicara dengan volume suara sekecil mungkin. "Kau partnerku?"

Ia tidak ingin teman-temannya mendengarkan apa yang akan dilakukannya di dalam permainan ini. Partnernya seolah tahu apa yang ada di pikiran Kyuhyun, karena ia juga menjawab dengan suara yang tidak kalah lembut. Hampir menyerupai sebuah bisikan.

"Aku bisa menjadi partnermu jika kau mau."

Suaranya tidak berat, tetapi tidak juga ringan dan nyaring. Dia pria. Satu poin lebih untuk Kyuhyun karena ia tidak ingin berurusan dengan seorang wanita lagi.

"Kau penghibur itu? Orang yang mereka sewa untuk melakukan permainan semacam ini?"

Tidak diduga, sosok itu tertawa kecil. Suaranya seolah menggema di lemari yang gelap itu. Kyuhyun bisa merasakan hangat dari hembusan napas pasangannya.

"Aku tidak disewa khusus untuk melakukan permainan ini, walau harus kuakui kegiatan ini jauh lebih menyenangkan dibanding Russian roulette," ujarnya.

Dia pria penghibur atau pekerja seks istilah kasarnya.

Kyuhyun mengerjap, mundur selangkah tetapi punggungnya menabrak sisi lemari yang keras. "Apa kau memejamkan matamu?"

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya sosok itu. Suaranya terdengar seperti orang yang tengah tersenyum.

"Karena aku tidak bisa melihat apapun."

"Oh…."

"Bisa kau buka matamu?" Kyuhyun menelan ludahnya.

Ini tidak biasa. Sangat tidak biasa. Pertahanan dirinya seakan runtuh begitu berhadapan dengan orang asing ini. Kyuhyun tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tetap tenang di saat napasnya mulai memburu.

Aroma kayu lemari bercampur bau manis yang mungkin berasal dari parfum yang digunakan sosok itu seperti membangkitkan sesuatu di dalam diri Kyuhyun. Cho Kyuhyun yang tenang dan dingin dengan wajah poker face-nya.

"Kalau aku membuka mataku, apa kita akan melakukan permainan ini?"

Itu sebuang undangan, Kyuhyun bisa merasakan naluri dominannya mulai menyerang. Tangannya bergerak dari area yang ditebaknya sebagai leher itu dan naik, menuju ke arah pipi dengan kulit yang lebih lembut dari sebelumnya.

Demi apapun, tidak ada seorang pria yang memiliki kulit sehalus ini sebelumnya. Kyuhyun menarik napas, memejamkan mata, dan mengendalikan suaranya untuk tetap datar. Kemudian bibir itu menyeringai.

"Kau yang lebih ahli," kata Kyuhyun, membuka kembali matanya dan membelai pipi itu dengan punggung tangan, "kau yang akan melakukan permainan ini."

Sosok itu terdiam untuk sesaat. Kyuhyun mengira pria itu ragu atau justru mundur dari permainan ini. Namun ia tahu perkiraannya ternyata salah ketika dua buah tangan mendarat di pinggangnya, menariknya dengan setengah paksa.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya. Udara mengumpul di paru-parunya dan Kyuhyun tidak bisa menghembuskannya.

Di dalam kegelapan itu, sepasang mata yang bersinar samar akhirnya terlihat, menatap Kyuhyun dari bawah dengan pandangan yang diselimuti sorot misterius dan penuh gairah. Pria itu mungkin tengah berlutut, kepalanya tepat di depan selangkangan Kyuhyun. Mereka tidak bisa melihat satu sama lain dengan jelas, tetapi entah kenapa, kedua pandangannya seolah bertemu dan saling terkunci.

Tangan yang halus itu menyentuh sabuk Kyuhyun dan membukanya dengan gerakan penuh godaan yang berbahaya. "Kurasa kita hanya punya sedikit waktu, tiga atau dua menit mungkin," bisiknya, "tapi itu waktu yang cukup banyak untuk bersenang-senang."

Sabuknya dilucuti, celananya jatuh sampai ke mata kaki dan Kyuhyun memejamkan mata atas perlakuan penuh kenikmatan yang ia dapatkan di bagian bawah tubuhnya. Mulut itu bekerja terampil, seolah memang diciptakan untuk memuaskan milik orang lain. Bagaimana kepalanya bergerak, atau lidahnya membelai setiap inci dari miliknya yang pribadi, Kyuhyun hampir meledak karena kenikmatan yang penuh dosa tersebut.

Setiap ciuman, kecupan, jilatan dan sentuhan membuatnya kian mabuk, seperti melayang di surga. Betapa Kyuhyun tak ingin waktu terus berjalan. Ia ingin jam berhenti berdetak, membiarkan pria di bawahnya ini terus memberikan kenikmatan seperti candu yang akan memuaskan kebutuhan lahiriahnya.

"Satu menit, Kyuhyun!"

Seruan terdengar dari arah luar. Pengganggu, batin Kyuhyun. Ia memejamkan mata dengan bibir setengah terbuka, memusatkan konsentrasi pada permainan menakjubkan di tubuh bawahnya yang telanjang.

Satu menit tersisa, pria itu mempercepat gerakannya dan melakukan hal-hal gila terhadap milik Kyuhyun yang menegang sempurna. Dan ketika tangannya yang lembut ikut bermain, Kyuhyun tidak bisa menahannya lagi. Pandangannya memutih dan ia mencapai puncaknya dengan napas terengah-engah.

Pria itu memasukkan kembali milik Kyuhyun dengan hati-hati dan memakaikan celana beserta sabuknya seperti semula. Ia menepuk bagian yang mengeras itu dan memberikan satu kecupan terakhir seperti perpisahan. Lalu tawa halusnya terdengar.

"Aku yakin kau akan menikmatinya," katanya.

Kyuhyun mengangguk setuju. "Harus kuakui kau cukup hebat, manis."

"Dan kau sangat nikmat," balas pria itu, "aku suka pria maskulin."

"Well," Kyuhyun menyentuh dagu sosok itu dan menariknya mendekat, memagut kedua belah bibirnya dengan sapuan lidah, "kalau kau sangat menyukainya, aku bisa memberikannya lebih padamu."

Pria itu tertawa lagi, membalas ciuman Kyuhyun. "Aku hanya memberi, bukan menerima."

Kening Kyuhyun berkerut, namun ia tidak memikirkan kata-kata itu lebih lanjut. Ia hanya ingin fokus pada sosok indah yang bersamanya saat ini. "Siapa namamu, manis?"

"Apa aku diperbolehkan untuk menyebutkan nama?"

Bukannya menjawab, Kyuhyun justru memberikan sebuah pernyataan. "Namaku Cho Kyuhyun," ujarnya, penuh percaya diri.

"Ah, sang direktur utama yang terkenal," pria itu menelusupkan jemarinya di antara rambut cokelat Kyuhyun. Kedua napas mereka saling menerpa. Kyuhyun lagi-lagi harus menghentikan hawa nafsunya untuk tidak mencari dan melumat bibir manis di hadapannya.

"Kau tahu aku rupanya."

"Tidak ada yang tidak tahu sosok tampan pemilik perusahaan properti terbesar di kota ini."

Kyuhyun menyeringai. "Suatu kebanggaan untukku. Katakan namamu."

Sosok itu tampak berpikir untuk sesaat, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Kyuhyun.

"Sungmin. Kau boleh memanggilku Sungmin."

Dan satu detik yang terakhir telah lewat. Permainan mereka telah selesai.

Kyuhyun keluar dari lemari, menoleh ke belakang dan matanya dipenuhi kekecewaan dan rasa tak rela. Sosok di dalam lemari itu juga telah lenyap seperti tak berbekas. Ia tidak sempat melihat seperti apa rupanya dan bagaimana penampilan di balik suaranya yang mengundang. Kyuhyun hanya dapat mengingat sepasang mata bulat yang berkilau samar di kegelapan.

"Jadi, apa Tuan Cho yang terhormat menikmati permainannya?"

Kyuhyun menoleh dan menatap Siwon. "Aku menikmatinya."

Ia menyeringai lagi.

.

.

7 minutes in heaven. Permainan yang menyerupai dua sisi mata pisau. Menyenangkan seperti di surga karena buaian kenikmatan yang didapat… dan berbahaya karena menimbulkan perasaan adiktif yang akan membuat pemainnya merasa kecanduan, rindu terhadap kenikmatan yang penuh dosa itu seperti Aphrodisiac atau Amphetamines.

.

.

tbc

.


7 minutes in heaven adalah sebuah permainan di mana 2 orang yang terpilih melalui undian (botol berputar, panah, dart, etc) akan masuk ke dalam sebuah lemari, ruangan kecil dan mereka bebas melakukan apapun selama 7 menit. .