Shin Key Can, Present

.

.

.

MY DREAM

.

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Cuma mau kasih tahu kalau fic ini berisi , AU, OOC, Typos, etc...

Pairing : Naruto Uzumaki, Ino Yamanaka, Sakura Haruno, Uchiha Sasuke

Summarry : Apalah aku ini. Aku hanya seorang anak pungut di keluarga Uchiha. Mereka memperlakukanku dengan baik, tapi berbeda dengan ayah angkatku. Meskipun ayah angkatku memperlakukanku berbeda, aku tetap menghormatinya.

.

.

.

~Let It Go

"Naruto, apa mimpimu?"

"Tentu saja mimpiku ingin membanggakan ayah dan ibu, juga menjadi pria hebat, bu"

"Kalau ingin jadi pria hebat, apa yang akan Naruto lakukan?"

"Naruto akan belajar rajin, menuruti apa kata ayah dan ibu, dan menjadi seorang pahlawan seperti superhero yang melindungi orang-orang, bu,"

"Anak pintar. Nah sekarang bangunlah. Akan ada hari indah menantimu, sayang."

"Ibu..Ibu mau kemana? Jangan pergi."

.

.

KRRIIIINGGGGGGGG...

KRIIIINGGGGGGGG...

KRIIIINGGGGGGGG...

'Oh sial,' umpat seorang yang masih bersembunyi di balik selimut tebalnya. Alarm jam berbunyi nyaring di sebuah kamar milik seorang pemuda bernama Namikaze Naruto. Alarm yang sejak lima menit lalu sepertinya membuat pemilik kamar ini enggang bangun dari tidurnya. Oh, hampir lupa, marganya kini berganti menjadi Uchiha Naruto. Mengapa demikian? Sedikit kisah tentang Naruto akan kami ceritakan.

Naruto terlahir dari pasangan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki. Orang tua Naruto adalah sahabat baik keluarga Uchiha. Saat Naruto berusia delapan tahun, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Naruto yang saat itu tidak ikut dalam perjalanan orang tuanya selamat dari kecelakaan maut yang merenggut kedua orang tuany, namun itulah awal dari perjalanan Naruto. Setelah beberapa bulan orang tuanya meninggal, Naruto di angkat menjadi keluarga Uchiha.

Kembali lagi ke kamar Naruto, kali ini ia sedikit malas untuk bangun pagi. Biasanya dia akan selalu bangun pagi sebelum anggota keluarga Uchiha lainnya bangun. Ia kemudian menarik lagi selimutnya.

"Naruto bangun. Ini sudah siang," kata seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun, Itachi Uchiha. Ia adalah anak sulung dari pasangan Uchiha. Ia juga memiliki adik kandung bernama Sasuke Uchiha, usianya sama dengan Naruto yaitu tujuh belas tahun.

"Hmm.. lima menit lagi, nii-san," ucap Naruto bergumam.

"Ayo cepat bangun, nanti bisa terlambat. Sasuke, ayah, juga ibu sudah menunggumu di meja makan," kata Itachi seraya menarik selimut Naruto.

"Ya, baik. Aku akan segera turun ke bawah, nii-san," kata Naruto seraya mengusap mata dan menguap lebar. Itachi yang melihat tingkah adik angkatnya hanya tersenyum. Selama ini ia tahu jika adik angkatnya selalu bangun pagi, namun kali ini sepertinya ia harus maklum jika Naruto semalaman bergadang demi menyelesaikan tugas sekolahnya.

'Jadi itu hanya mimpi ya? Ayah, Ibu, aku merindukan kalian,' gumam Naruto.

.

.

.

"Naruto, tumben sekali kau bangun siang? Naruto tidur jam berapa sampai bangun terlambat?" kata suara lembut di sebelah Naruto. Suara lembut itu berasal dari ibu angkat Naruto, Mikoto Uchiha

"Jam satu, bu," jawab Naruto singkat.

"Lain kali jangan kesiangan," kata suara tegas di depan Naruto. Ia adalah ayah angkat Naruto, Fugaku Uchiha.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi, yah," kata Naruto merunduk. Ia takut dengan tatapan dingin ayah angkatnya. Itachi, Sasuke, dan Ibu angkatnya hanya diam memperhatikan Naruto yang gugup. Mereka tahu, sang kepala keluarga Uchiha, memperlakukan Naruto sangat berbeda. Keras dan dingin.

"Nah, aku sudah selesai, yah. Kami berangkat dulu," kata Itachi mencairkan suasana.

"Aku juga," sahut Sasuke kemudian.

"Kami berangkat," kata Naruto singkat. Mereka bertiga akhirnya berangkat bersama, Itachi mengantarkan kedua adiknya ke sekolah, dan kemudian ia sendiri berangkat ke kampusnya. Selama Itachi sibuk menyetir, sesekali Itachi melemparkan tawa pada kedua adiknya. Sasuke sesekali menyambut lelucon yang diberikan padanya. Ini berbeda dengan Naruto, nampaknya ia sedang bad mod hari ini.

.

.

.

~Tokyo International School

Pelajaran Matematika dimulai di salah satu ruang kelas XII IPA 1. Naruto dan Sasuke sibuk mendengarkan penjelasan sang guru. Keduanya duduk terpisah tempat duduknya. Naruto lebih suka duduk di pojok belakang sebelah jendela, sedangkan Sasuke duduk di deretan paling depan. Meskipun mereka tidak duduk sebangku, hal ini tidak membuat prestasi akademik mereka merosot. Hal ini terbukti saat keduanya memenangkan olimpiade Sains yang dimenangkan beberapa bulan lalu oleh Sasuke, sedangkan Naruto memenangkan olimpiade robot tingkat nasional se-Jepang minggu lalu. Keduanya hebat bukan.

Pelajaran matematika akhirnya ditutup dengan pembagian tugas individu oleh sang guru. Naruto hanya menghela nafas, sepertinya ia harus rela bergadang minggu-minggu ini karena harus menyelesaikan tugas yang menumpuk.

"Nah, murid-muridku, cukup sekian pelajaran hari ini. Tugas dikumpulkan minggu depan mengingat besok saya tidak bisa mengajar. Ok, guys, see you next week," kata sang guru bernama Kakashi Hatake.

.

.

.

"Naruto, ibu membawakan bekal untukmu," kata Sasuke menghampiri meja Naruto.

"Terima kasih, nii-san," kata Naruto sopan.

"Aku tinggal dulu," ucap Sasuke singkat. Sasuke kemudian meninggalkan Naruto sendirian di kelas. Naruto hanya menatap punggung Sasuke dari jauh. Ia hanya tersenyum kecut. Naruto kini memandang bekal buatan ibu angkatnya. Ia kemudian membuka bekal itu dan memakan perlahan sushi dengan lahap.

"Naruto,boleh aku duduk denganmu?" tanya seorang gadis bernama Sakura Haruno.

"Silahkan," ucap Naruto singkat.

"Aku hanya ingin mengatakan padamu kalau aku tidak bisa menerimamu. Aku menyukai Sasuke," kata Sakura to the poin.

"Aku mengerti. Tidak apa-apa," jawab Naruto singkat. Naruto sebenarnya sudah tahu akan jawaban gadis yang ia incar dari dulu, namun ia tetap berusaha tegar ketika tahu gadis incarannya ternyata menyukai kakak angkatnya itu.

"Maafkan aku," kata Sakura menunduk.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja," kata Naruto singkat.

.

.

.

Naruto POV

Saat ini aku benar-benar ingin sendiri tanpa di ganggu siapapun. Aku pulang sendiri dan menolak jemputan kakakku, Itachi. Lalu kenapa aku tidak pulang bersama Sasuke? Sasuke tentu saja pulang bersama Sakura. Sakit, sekali dada ini, rasanya bagaikan seperti luka yang diberi tetesan air jeruk. Jika saja aku tidak terlanjur suka pada Sakura mungkin aku tidak sesakit ini. Ia menolakku. Demi bisa jadian dengan Sasuke, ia mendekatiku. Jahat sekali bukan. Mengingat hal itu membuat kepalaku nyeri. Lain kali, mungkin aku harus berpikir jika menyukai seseorang. Aku akan berusaha tetap seperti biasa, meskipun harus berpura-pura di depan Sakura dan Sasuke.

Aku turun di halte bus dekat komplek perumahanku dan berjalan menyusuri komplek. Jalanku sedikit limbung karena sebenarnya bukan hanya hatiku yang sakit, namun kepalaku juga terasa sakit dan nyeri. Aku berusa mengatur langkahku, agar tidak terjatuh. Setelah beberapa menit berjalan dan menahan rasa sakit di kepalaku ini, aku sampai di rumah. Cepat-cepat aku ke kamar, tanpa menhiraukan Itachi dan ibu yang memanggiku. Hari ini aku ingin tidur agar sakit kepalaku hilang.

End of Naruto POV

.

.

.

~Makan Malam di Uchiha House

"Sasuke, panggil Naruto untuk makan malam," kata Mikoto pada putra kesayangannya.

"Ya, bu," jawab singkat Sasuke. Ia kemudian berjalan menuju kamar Naruto. Sesampainya di kamar Naruto, Sasuke langsung membuka pintu kamar pemuda berambut kuning itu. Sasuke melihat kamar Naruto yang gelap. Ia kemudian mencari saklar lampu dan menyalakannya. Disana, Sasuke melihat Naruto yang masih mengenakan seragam sekolah, sedang tertidur pulas. Sasuke menggoyangkan lengan Naruto agar tebangun.

"Naruto bangun," kata Sasuke singkat.

'Ayah, Ibu, aku kangen,' ucap Naruto mengigau.

"Naruto, ibu memanggilmu untuk makan," kata Sasuke berusaha membangunkan Naruto dari mimpinya.

'Jangan tinggalkan aku, aku mau ikut kalian,' ucap Naruto mengigau.

Sasuke yang melihat Naruto tertidur dan mengigau akhirnya tidak tega membangunkannya. Ia kemudian menuju meja makan bersama kakak dan kedua orang tuanya.

"Naruto kenapa belum kemari, Sasuke?" tanya Itachi.

"Sepertinya dia kelelahan, nii-san," jawab Itachi singkat.

"Biarkan saja dia tidur jika memang ia lelah. Ibu akan membawakan makanan ke kamarnya," kata sang nyonya Uchiha itu. Melihat hal itu, sang kepala keluarga murka. Ia paling tidak suka jika ada anggota keluarganya tidak ikut makan malam. Ia kemudian berjalan menuju kamar Naruto. Itachi dan Sasuke melongo.

"Bangun, Naruto!" teriak sang ayah angkat. Naruto sepertinya tidak mendengar teriakan Fugaku.

"Aku bilang bangun!" teriak sang ayah pada Naruto yang masih tertidur pulas. Teriakan sang kepala keluarga Uchiha ini membuat istri dan anak-anaknya berjalan mendekat ke kamar Naruto.

"Yah, mungkin Naruto sedang lelah," ucap Itachi pada sang ayah. Ayahnya yang tidak suka jika di abaikan, langsung menarik tangan Naruto dan menyeretnya agar bangun. Naruto yang masih terkejut karena tidurnya terganggu akhirnya bangun.

"A-ayah," kata Naruto gugup.

"Aku paling tidak suka anggota keluargaku tidak makam malam bersama. Aku juga tidak suka anak yang pulang sekolah tidak ganti baju dan malah langsung tidur," kata Fugaku murka.

"Maaf, yah. Aku janji tidak mengulanginya lagi," kata Naruto menyesal.

"Yah, sudahlah. Dia pasti lelah seharian beraktivitas di sekolahnya," kata Mikoto memebela Naruto.

Plakkk

"Apa yang ayah lakukan. Jangan seperti itu," bentak Itachi melindungi Naruto.

"Kau jangan ikut campur Itachi," kata sang ayah tegas.

"Maafkan aku, yah," ucap Naruto menyesal. Ia masih menutupi pipinya dengan tangannya akibat di tampar ayah angkatnya.

"Ingat Naruto. Aku orang yang tidak suka peraturanku dilanggar," kata sang ayah setelah menampar Naruto. Ia kemudian keluar kamar Naruto meninggalkan istri dan putranya.

"Naruto sayang, maafkan ayahmu ," kata Mikoto menangis. Ia mengusap pipi dan kening Naruto.

"Ibu, ini salahku, wajar ayah marah," kata Naruto menenangkan hati ibu angkatnya.

"Naruto, badanmu panas. Kau sakit, nak?" tanya sang ibu.

"Aku hanya kecapekan bu, nanti juga sembuh," kata Naruto singkat.

"Itachi, suruh pelayan membawakan makanan untuk Naruto. Sasuke, bantu Ibu memapah Naruto," kata sang ibu.

"Ibu, aku tidak apa-apa kok. Aku hanya-

Bruukkk

"Naruto!"

.

.

.

"Putra anda sedikit kelelahan. Anda harus mengawasi pola makan dan istirahatnya. Saya akan memberikan resep obat untuk demam dan vitamin untuknya," kata sang dokter setelah memeriksa keadaan Naruto yang tiba-tiba pingsan.

"Tapi ia akan segera sembuh, kan dokter?" tanya Mikoto.

"Nyonya tidak perlu khawatir," jawab sang dokter.

"Baik dokter. Kami akan melakukan apa yang dokter sarankan," ucap Itachi.

"Jangan khawatir, Naruto akan segera sembuh. Ia hanya perlu istirahat," sahut sang dokter.

"Terima kasih banyak atas bantuannya," ucap sang nyonya Uchiha.

"Saya permisi," kata sang dokter singkat.

.

.

.

Pagi hari setelah semalam Naruto pingsan, Naruto belum juga bangun. Mikoto sang ibu angkat merasa cemas dengan keadaan putra angkatnya. Naruto meski bukan anak angkat namun sudah ia anggap seperti anak kandungnya. Tidak ada pilih kasih antara anak kandung dan anak angkat, sepenuh cinta ia berikan kasih sayangnya pada keluarga kecilnya itu. Mikoto membelai rambut kuning milik Naruto. Ia berharap putra angkatnya bangun.

"Naruto, bangun nak. Ini sudah pagi," kata Mikoto membangunkan Naruto yang masih terlelap.

'Hnn..sebentar lagi bu,' gumam Naruto.

"Hei, bangun anak malas. Ibumu membuatkan ramen kesukaanmu," kata Mikoto sambil memamerkan ramen pada Naruto. Naruto membuka mata ketika ramen kesukaannya tersaji hangat di atas mejanya.

"Ibu, ini jam berapa?" tanya Naruto pada Mikoto. Ia perlahan menggenti posisi tidurnya dengan duduk dan bersandar di punggung tempat tidurnya.

"Jam sembilan, sayang. Ibu sudah memberitahu gurumu jika kau sedang sakit. Nah, sekarang makanlah dan segera minum obat," bujuk Mikoto pada Naruto. Naruto hanya tersenyum melihat ibu angkatnya. Ia kemudian memakan ramen buatan Mikoto. Mikoto senang melihat Naruto lahap makan ramen buatannya.

.

.

.

~Tokyo International School

"Sasuke, beritahu Naruto jika bulan depan akan di adakan kompetisi robot internasional di Amerika," kata Kakashi pada Sasuke.

"Baik. Saya akan menyampaikannya, sensei," jawab Sasuke singkat.

"Dan juga, jangan lupa komeptisi basket tingkat nasional. Kalian harus merebut gelar juara bertahan itu, Sasuke," ucap sang guru.

"Kami akan berusaha mempertahankan gelar itu, Sensei. Kalau tidak ada hal lain lagi, saya permisi," kata Sasuke singkat.

"Ya, pergilah," ucap Kakashi singkat. Sasuke keluar dari ruangan gurunya. Ia kemudian menuju kelasnya. Hari ini pelajaran olah raga kosong, ia kemudian memutuskan untuk berkumpul bersama teman-temannya di kelas.

Sasuke sampai di kelasnya. Kelas sepertinya sedikit ramai lantaran jam kosong. Saat Sasuke hendak duduk, Sakura menghampiri pemilik iris onyx ini.

"Sasuke, kita makan ke kantin yuk," ajak Sakura pada kekasih yang telah dipacarinya beberapa hari lalu.

"Aku malas ke kantin, Sakura. Ibuku membawakan bekal hari ini," ucap Sasuke sambil mengeluarkan bentonya.

"Wah, lain kali aku akan membawakan bento untukmu jika kau mau," tawar Sakura.

"Itu bagus. Kau belum makan, kan? Duduklah, dan kita makan bersama bento buatan ibuku. Kau pasti ketagihan jika mencobanya sekali," kata Sasuke tersenyum.

"Hemm...aromanya sungguh nikmat, aku mau tempuranya, Sasu-kun," kata Sakura manja.

"Ini makanlah," kata Sasuke memasukan tempura ke mulut Sakura.

"Nyam..nyam..nyam. Kau benar, ini enak sekali," kata Sakura riang.

"Tentu saja," jawab Sasuke singkat. Acara makan bersama di kelas sangat menyenangkan bagi Sakura maupun Sasuke. Mereka yang melihat kemesraan dua sejoli ini hampir saja pingsan. Mereka iri pada sosok yang menjadi idola sekolahnya. Baik Sakura maupun Sasuke, keduanya hanya bisa menikmati apa yang ada saat ini.

.

.

.

~Kamar Naruto

"Kau sudah baikan?" tanya Sasuke pada adik angkatnya itu.

"Sudah agak lebih baik, nii. Besok mungkin aku bisa berangkat sekolah," jawab Naruto.

"Kakashi-sensei mengatakan padaku agar menyampaikan hal ini padamu. Kau akan mengikuti kompetisi robot internasional di Amerika," kata Sasuke singkat.

"Ough," jawab Naruto singkat.

"Istirahatlah agar segera sembuh dan mengikuti kompetisi itu, Naruto," kata Sasuke.

"Umm," ucap Naruto singkat. Ia kemudian kembali beristirahat setelah Sasuke keluar dari kamarnya. Ada tugas besar menantinya, dan ia harus segera sembuh.

To be countinued

A/N: Salam kenal minna, ini Can. Saya baru d fandom ini. Pemula dan mohon bimbinggannya. Fic ini saya sedikit gambaran, Naruto ini karekternya pendiam dan sering memendam masalahnya sendiri. Sasuke sebaliknya, sedikit banyak lebih banyak bicara. Maaf untuk Naruto FC, jika dalam fic ini sedikit lebih banyak punya konflik batin ke arah Naruto. Thanks dah nyempetin baca. See you