Disclaimer : Ofcourse Siwon and Kyuhyun are not mine. Mehh

Words: 2300 mpore or less

Other Casts: Slight mention of Kyuline members and SJ members

Genre: Hurt(?)

One Shot

A/N anyway, fanfic is only a fanfic, kay?:^)

Suggestion: Refers to Evanesscence song "Call me when you're sober"

Don't cry to me.
If you loved me,
You would be here with me.

Bagaimana perasaanku? Bayangkan sendiri bagaimana perasaanku saat orang yang paling kau harapkan kehadirannya tidak sekalipun meluangkan waktunya untukmu. Orang yang selalu kau inginkan untuk ada disisimu seperti kau yang selalu mencoba untuk ada disisinya ternyata hanya menganggapmu sebelah mata, hanya memperlakukanmu sebatas 'pajangan'. Perkenalkan, namaku Kyuhyun, Cho Kyuhyun, dan inilah ceritaku, curahan hatiku yang selalu tidak pernah bisa kuutarakan dengan bebas. Dan tentang siapakah semua ini? Tidak lain dan tidak bukan yaitu seseorang yang dipandang sebagai member paling sempurna dari Super Junior, Choi Siwon, kekasihku, atau setidaknya aku beranggapan begitu.

Aku dan dia sudah menjalin hubungan selama beberapa tahun terakhir. Singkat cerita, aku yang sejak awal mengaguminya ketika pertama kali bergabung dengan Super Junior, hanya mampu melihatnya dari kejauhan. Dia tidak pernah mem-bully-ku namun dia juga tidak pernah dengan tangan terbuka menerimaku seperti Donghae hyung, tapi apa daya, mata ini langsung tertuju padanya, dan sejak itu, hatiku tidak bisa berpaling. Kenyataan memang pahit, dia memiliki kekasih, wanita cantik dan kaya yang bahkan keluarganya sudah menyetujui hubungan mereka, tidak ada sedikitpun kesempatan bagiku, dan aku cukup tahu diri. Tidak ada satupun yang tahu akan perasaanku, mungkin hanya ada satu orang, Shim Changmin, sahabat terbaik yang diturunkan Tuhan untukku. Dia selalu menatapku dengan iba setiap kali aku menangisi perasaanku yang tak bertuan ini, dan tanpa banyak berkata apapun Changmin selalu meminjamkan bahu dan punggungnya untukku.

Kemudian kecelakaan itu, kecelakaan tahun 2007 yang hampir saja merenggut nyawaku, hampir saja memisahkan aku dengan hyung-deul di Super Junior, memisahkanku dengan sahabatku, keluargaku dan memisahkanku dengan cinta-ku. Namun mungkin aku harus berterima kasih, meski nyawa dan jiwa serta tubuhku jadi taruhannya. Karena semenjak itu perlakuan Siwon hyung sedikit berbeda, dia mulai menganggapku ada, bahkan dia menangisiku. Aku tahu, dia hanya menganggapku seperti dongsaengnya sendiri, dan bahwa aku tidak akan bisa menjadi seperti Hanggeng hyung atau Heechul hyung bahkan Hyukkie hyung dan Donghae hyung yang begitu dekat dengannya. Terkadang aku iri, apalagi jika mereka seakan asyik dengan dunianya sendiri. Tapi aku tidak boleh serakah, cukup dengan dia yang selalu memperhatikanku dan menyayangiku seperti dongsaengpun aku bahagia.

2011, tahun yang membuatku sanggup memuja kebesaran Tuhan, karena penantianku akhirnya terbayar. Aku tidak bermaksud jahat, namun aku sungguh bersyukur ketika Siwon hyung mengakhiri hubungannya dengan perempuan itu setelah menjalani hubungan jarak jauh yang begitu lama. Tidak adanya rasa percaya dan segala macam kesalahpahaman menjadi penyebabnya. Tetapi, Siwon hyung selalu menangis setiap malam, dan hanya suaraku yang dapat menenangkannya, Seven Years of Love, aku menyanyikan itu untuknya. Tak tahukah kau Siwon? Aku disini juga mencintaimu bertahun-tahun. Aku menyanyi untuknya, membuainya hingga tertidur. Tidak peduli apakah suaraku akan serak atau kantung mataku akan semakin jelas, asalkan Siwon hyung membutuhkanku, meskipun aku hanyalah sosok 'penghibur' untuknya, aku rela. Asal bersama Siwon hyung, apapun itu .. aku rela.

Kami semakin dekat, dia semakin sering mengusiliku di panggung. Siwon hyung memang terkenal sebagai penyuka skinship, (sesuatu yang Wookie sebal.) aku bingung, disatu sisi, ada perasaan bahagia ketika dia menyentuhku, walau itu hanya untuk sekedar fanservice, namun disisi lain hatiku sakit, terlebih ketika kemudian dia mendekati member lain dan melakukan hal yang sama terhadap mereka, menggenggam tangan, memeluk bahkan mencium. Kau anggap apa aku ini, Siwonnie?

Changmin sering mengataiku bodoh. Untuk seseorang dengan IQ tinggi sepertiku, otakku benar-benar tidak berguna katanya. Aku menangis dipelukannya, dan Changmin hanya bisa mendesah dan memelukku erat, memeluk sahabatnya yang super bodoh. "Terimakasih sudah mau memahamiku, Chwang.." bisikku.

"That's what friends for," balasnya. "dan kau tetap saja bodoh." Tambahnya, aku terkikik, begitulah aku, yang dibodohi oleh cinta.

Cinta juga membutakanku, membuat apa yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi benar. Malam itu, dia dalam keadaan mabuk, menangisi mantan kekasihnya, menangisi segala macam persoalan yang dia hadapi dari keluarganya, dia memanggilku ke apartmentnya. Aku datang, memeluk dan menemaninya, hatiku sakit tiap dia menyebut nama perempuan itu, tetapi, cinta itu juga tuli, benar kan?

Siapa yang memulai, akupun tak tahu, namun akhirnya, malam itu, Siwon mendekapku, dan menyebut namaku. Kami berdua sama-sama telanjang, hanya bedanya, detik itu juga, aku menelanjangi perasaan dan hatiku padanya. Meski dibalut nafsu dan bukan cinta. Tapi setidaknya ada bagian dari dirinya yang menyatu denganku, meski tidak sepenuhnya hatinya milikku, tapi raganya akan mengingat sentuhanku. Sejak itu, dia milikku. Siwon hyung memilikiku.

Kata cinta belum terucap dari bibirnya, namun sentuhannya selalu dapat kurasakan, ciumannya, dan pelukannya. Haruskah aku merasa hina? Jawabannya adalah tidak. Cinta memang tidak akan membuatmu kehilangan harga diri, tetapi aku yang memang bodoh ini sanggup kehilangan harga diri untuk apa yang kusebut cinta.

Dan sekali lagi, tidak hanya Changmin, namun Jonghyun juga menyalahkan mereka masih memelukku, menerimaku sebagai sahabatnya yang bodoh. Hyungdeul pun juga hanya sanggup memelukku, terkadang merutuki kebodohanku

Hingga...

Kebodohanku akhirnya terbayar...

Siwon bilang dia mencintaiku, meski aku tahu dia tidak yakin dengan hatinya, dengan pilihannya untuk memilihku. Tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan tuntutan keluarganya membuat Siwon bimbang, aku tahu, jika ia memilihku ia akan kehilangan semuanya. Dan aku tahu, dia tidak sanggup untuk meninggalkan semuanya demi seorang aku, Cho Kyuhyun.

Aku hanya bisa tersenyum pahit menyadari kenyataan itu, tapi aku bersedia, aku bersedia terluka jika aku bisa bersamanya, dalam bentuk apapun itu.

Dan hubungan kamipun berlanjut, dengan ketidak jelasan. Cinta dan penyangkalan, nafsu dan kebutuhan, kasih sayang, harapan dan kepalsuan.

Beberapa hari lalu Siwon yang memang dipersiapkan dipasaran China menyetujui untuk sekali lagi membintangi drama disana, shooting yang akan memakan waktu hampir setengah tahun itu disetujuinya. Aku tidak punya hak untuk melarangnya, dia yang selalu suka bekerja demi cita cita dan popularitasnya, dan demi menghindari kungkungan ayahnya. Tapi, salahkah aku jika aku menginginkan Siwon untuk sedikit saja memahami perasaanku?

Ulang tahunku, dia bahkan tidak mengucapkan apapun, hanya melalui weibo dan dengan ucapan yang sama dengan tahun lalu. Dia tidak berada didekatku dan kata-katnay pun seakan hanya formalitas belaka. Haruskah aku merasa sakit hati? Berhakkah aku?

.

.

.

.

Dia kembali.

Aku bahagia. Aku berharap dia akan menyempatkan diri menonton drama musicalku. Ayolah bahkan Changmin tahun kemarin menyempatkan diri ditengah kesibukannya bahkan dia yang menjemput oemma dan appa. Egoiskah aku jika menginginkan dia datang? Sekali saja.

Lotte Duty Free fanmeeting, Siwon bahkan mengucapkan sesuatu yang membuatku berbunga bunga. "Aku akan menonton drama musikal Kyuhyun, aku penasaran bagaimana dia berciuman." Ucapnya, meski sambil bercanda, tapi harapanku membuncah. Cemburukah kau Siwonnie?

Tanggal 9 February.

Hari ini aku merasa sangat tidak enak badan. Pusing, mual dan oksigen diparu-paruku seakan menipis. Namun, aku tidak akan mangkir dari jadwal latihan atau jadwal drama. Tidak jika itu adalah kewajibanku dan tidak jika Siwon mungkin akan datang.

Hasilnya adalah, aku pingsan sebelum drama dimulai, kesibukkan yang padat membuatku tercekik, tapi apa mau dikata, memang beginilah resiko menjadi seorang artis, pada saat kau sedang dalam posisi 'naik' dan management tahu, mereka akan 'menjual'mu sedemikian rupa untuk meraih keuntungan.

Sesak sekali, dia tidak datang. Hanya Wookie, Zhoumi, Shondong hyung bahkan Jino-ah yang memberikanku semangat dan menonton pertunjukkan dramaku. Zhoumi hyung memelukku di belakang panggung, senyumnya teduh, kupikir dia tahu aku kecewa, dan wookie menatapku dengan sorot mata tajamnya, "berhentilah seperti ini Kyu." Ucapnya. Aku tersenyum, aku senang mereka datang untukku. Dan untuk sejenak aku mampu melupakan Siwon hyung.

Malam harinya Siwon hyung menelfonku, memintaku untuk datang ke apartemennya. Dia bilang dia merindukanku. Dan jika dia bilang begitu, biasanya kami hanya akan berakhir di ranjang, dengan kami melakukan hubungan badan, memuaskan nafsunya dan memuaskan hatiku. Tapi, untuk kali ini, aku menolak. Aku mampu menolak. "Aku lelah, hyung...Maaf. Lain kali saja."

.

.

.

.

Tanggal 10 february

Hari ini aku akan tampil lagi. Aku juga tidak tahu apakah Siwon akan datang atau tidak. Satu sudut hatiku sudah terlampau tersakiti untuk sekedar berharap.

Tadi pagi Changmin menelfonku, meminta maaf karena dia mengacuhkanku selama beberapa hari ini, semenjak kepulangan Siwon hyung. "Kenapa?" Aku bertanya. Dia hanya tersenyum kecut. "Aku tidak sanggup melihatmu kecewa dan terluka.. Tapi Kyu, jika kau ingin menangis, datanglah padaku, okay? Aku tahu kau tidak mencintaiku seperti aku mencintaimu, tetapi paling tidak kau masih mengijinkanku menjagamu, kan? Mengijinkanku mengusap airmatamu? Memelukmu jika kau lelah? I'm your tree, remember? Pohon tempatmu berlindung, bersandar dan yang akan tumbuh menjadi tua bersamamu, dan akarku kuat, jadi aku tidak akan kemana-mana.."

Aku menangis, "Terimakasih.." Aku tahu aku menyakitimu Chwang, kebodohanku menyakitimu. Salahkan hatiku yang bodoh dan terlalu mencintai Shiyuan sehingga tidak bisa melihatmu yang selalu ada disisiku.

.

.

.

You want me,
Come find me.
Make up your mind.

.

.

.

Aku ingat kejadian itu, Siwon hyung.. dia bahkan masih menyimpan boneka teddy bear pemberian perempuan itu. Memajangnya di kamar, disudut tersendiri, seakan tidak akan pernah tersentuh siapaun, seperti sudut hatinya untuk perempuan itu yang tidak akan terjamah olehku.

Keluarganya sangat menyukai perempuan itu, mengharapkan dia menjadi menantu keluarga Choi kelak. Dan aku tahu, Siwon hyung tidak akan memiliki masa depan apapun jika ia memilihku. Changmin dan Jonghyun pasti akan menjitak kepalaku jika mereka mendengar hal ini. Mereka tidak suka jika aku memandang rendah diriku, tapi itulah kenyataan. Mencintai sesama jenis, di Korea, akan membuatmu memilih kematian, karena malu yang akan kau tanggung dan aib yang akan ditanggung keluargamu akan menjadi neraka. Kecuali jika kau berani melepas semua demi yang kau cinta. Seperti Yunho hyung yang tidak mengenal kata 'menyerah' untuk memperjuangkan cintanya dengan Jae hyung. Dan aku mengagumi kekuatan jiwanya. Kepercayaan mereka.

Namun, sepertinya terlalu mewah bagiku untuk mengharapkan hal yang sama dari Siwon hyung.

Jangan salah, aku tahu, dia mencintaiku.

Namun, aku tidak tahu apakah cintanya cukup untuk menggenggam tanganku didepan umum dan menyatakan bahwa ia memang mencintaiuku, bahwa ia mengharapkan menjalani sisa hidupnya bersamaku, bahwa ia sanggup melepaskan semuanya dan berjalan dengan duri dan kerikil tajam dibawah kakinya untuk mengarungi sisa umurnya denganku, melepaskan segala yang telah ia perjuangkan, nama besar, ketenaran, popularitas, hanya untuk memelukku. Aku rasa... tidak...

Should I let you fall?
Lose it all?
So maybe you can remember yourself.
Can't keep believing,
We're only deceiving ourselves .
And I'm sick of the lie,

Dan semakin aku berfikir, aku sadar, cinta saja tidak cukup jika tidak ada keberanian.

Keberanian untuk bisa bersama orang yang kau cintai. Aku sudah melawan kematian, tersakiti dan terluka untuk bisa bersamanya. Aku sudah merelakan harga diriku dan ttubuhku sebelum dia mengucapkan cinta untuk bisa merengkuhnya, aku sudah menyakiti hati sahabatku yang mencintaiku untuk bisa mencintainya.

Dan, waktunya untuk Siwon hyun untuk berani menghadapi perasaannya sendiri.

Aku lelah selalu disembunyikan didalam kamarmu, hanya memilikimu jika dunia tidak melihat ke arah kita, Siwon. Aku lelah kau jadikan tempat untukmu melarikan diri dari dunia. Aku lelah kau sembunyikan Siwon, hanya untuk memuaskan hasratmu. Aku percaya kau mencintaiku, dan aku tidak membutuhkan bukti mewah, aku tidak butuh cincin berlian atau apapun. Aku hanya ingin kau pengakuanmu.

Kita memang tidak mungkin memberi tahu dunia, tetapi bisakah, sedikit saja, kau pahami perasaanku?

Aku tidak ingin membandingkanmu, karena kaulah pemilik hatiku, tetapi...

Bahkan ketika Changmin berani meneriakkan ,"Nae sarang Cho Kyuhyun.." dan Zhoumi gege menyebutku "Cho Xiang Bi.." untuk membuatmu bergerak dari guamu. Kenapa justru kau hanya mengucapkan, "My brother.."? Tidak...

And you're too late.

Don't cry to me.
If you loved me,
You would be here with me.
You want me,

Come find me.
Make up your mind.

Kau bilang kau mencintaiku.. tapi kau juga mengatakannya pada setiap member.. bahkan pada mereka yang tidak begitu dekat denganmu.

Kau bilang kau menangis untukku, tapi kau menangisi perempuan itu saat bersamaku...

Kau bilang kau merindukanku,, tetapi kau tidak pernah datang kepadaku...

Kau bilang kau suka memelukku, namun kau lakukan itu di atas panggung, untuk popularitasmu...

Kau bilang kau menginginkanku.. Ya Choi Siwon, kau menginginkanku, tapi kau tidak membutuhkanku...

Couldn't take the blame.
Sick with shame.
Must be exhausting to lose your own game.
Selfishly hated,
No wonder you're jaded.
You can't play the victim this time,
And you're too late.

Aku tidak bisa menyalahkan siapapun, karena hatri inilah yang meilihmu, bahkan sampai sekarang, hati ini masih tertuju padamu. Terkadang aku membenci diriku sendiri, tidak bisakah aku sedikit egois untuk menyelamatkan hatiku darimu? Tapi tetap saja aku selalu luluh dengan pandangan matamu, Siwon. Mata yang sama yang juga memandang orang lain selain aku.

Don't cry to me.
If you loved me,
You would be here with me.
You want me,
Come find me.
Make up your mind.

Jadi kumohon Siwon, jika memang ada setitik rasa itu dihatimu untukku, bulatkan hatimu dan tekadmu, datanglah padaku...

Aku menunggumu.

Hatiku masih berdarah meneriakkan namamu...

You never call me when you're sober.
You only want it cause it's over,
It's over.

Kita memulai semua ini dengan sesuatu yang salah, bahkan mungkin kita memang tidak memiliki sebuah awal.

Kau yang menganggapku sebagai pelampiasan, kau yang mendekapku tanpa perasaan, aku yang melemparkan diriku sendir padamu. Tidak ada yang patut disalahkan. Kita memang

Kita yang melalui malam bersama, dengan kau yang terpengaruh alkohol dan aku yang dimabuk cinta. Boilehkah aku menginginkan sebuah awal, Siwon?

Datanglah padaku, bukan karena kau ditinggalkan perempuan itu,

Bukan karena pengaruh wine dan kau melucuti pakaianku,

Bukan karena kebodohanku yang memberikan seluruh apa adanya aku agar bisa memeluk meski sebatas ragamu.

How could I have burned paradise?
How could I - you were never mine.

So don't cry to me.
If you loved me,
You would be here with me.
Don't lie to me,
Just get your things.
I've made up your mind.

Jangan lagi berbohong padaku, jangan lagi membohongi hati kita.

Aku menunggumu hingga fajar pertengahan bulan tiba.

Dan jika kau tidak ada disana, maka aku akan melepasmu.

Kamu dan aku, memiliki kesempatan untuk berbahagia, Siwon.

Love is never something to make you choose, because when you are in love, you already what to do and what to choose. And love is not about sacrificing, because when you are in love, you will give your everything. (credit goes to Alec_Jovanka)

So, my love Siwon, make up you mind...