Fire and Water

Naruto Masashi Kishimoto-Sensei

Naruto Namikaze

Sakura Haruno

Sasuke Uchiha

Hinata Hyuuga

Rate : T

Genre : Friendship/Romance/Hurt/Comfort/Terselip Genre lainnya

Warning : OOC, typo(s), Garing & sederet kesalahan lainnya

.

.

Haa sedang kehabisan stok Judul, jadinya malah ketemu Judul yang -mungkin- tidak nyambung dengan isi ceritanya -_- Gomen-gomen! *Bungkuk-bungkuk*

Tapi… Semoga aja isinya tidak mudah bosan! XD

Yosh! Happy Reading!

XxX

Sakura Haruno, adalah nama gadis yang kini lebih memilih membaca buku Kimia lumayan tebal, menunggu teman-temannya yang lain datang. Yeah mengingat ia lebih awal memasuki ruang kelas XI-A. Sunyi dan hanya terdengar teriakan samar secara bergantian dari luar. Sakura tidak peduli.

Hum ada manfaatnya juga jika ia lebih dahulu memasuki kelas tersebut. Tidak ada tukang Gossip, teriak-teriak Bagaikan Tarzan hilang dikota, suara debuman meja maupun kursi terjatuh ketika sebagian siswa berlarian mengelilingi kelas, dan sebagainya.

Permintaan Sakura hanya satuuu saja. Tidak lebih maupun kurang.

Ketenangan.

Yeah walau hanya sementara, tidak masalah.

Apalagi, Sakura ingin sejenak tidak mendengar teriakan nan mengalahkan toa dari…

"Selamat pagi!"

Terlambat.

Sakura tidak merespon lalu segera membalikkan halaman berikutnya dan menopang dagunya.

"Ehem… Pagi, Sakura-chan!"

"Ya, pagi,"

Kedua pipi pemuda yellow tersebut membulat. Apalagi kumis kucing pada kedua pipinya, menambah kesan 'kawai' pada dirinya.

Merasa terabaikan, Naruto langsung menaruh tas tepat dibangku depan—tepat didepan bangku Sakura dan menarik salah satu kursi lainnya lalu menaruhnya disamping meja gadis itu.

"Umm… Sedang membaca buku Kimia ya?" Sakura mengangguk lalu membalikkan halaman kembali.

Naruto terdiam dan memikirkan topik apa yang pantas untuk berbicara dengan gadis didekatnya.

Walau terkesan cuek, tidak akan mengurangi rasa kagum Naruto pada gadis pink ini.

"Sakura-chan… Sudah sarapan belum?" Sakura menggeleng dan pandangannya masih tidak lepas dari bukunya. Ternyata gelengan gadis itu, mengundang kernyitan dahi pada Naruto.

"Kok tidak sarapan dulu? Kalau sakit, bagaimana?"

Oh ayolah! Masa tidak sarapan satu kali, akan menyebabkan Sakura sakit?

Yang benar saja!

Mengingat gadis ini telat bangun, walau tidak kesiangan. Jika telat 10 menit, Sakura anggap itu sudah kesiangan.

Padahal jam dinding dikamarnya masih menunjukkan pukul 04.10.

Merapikan tempat tidur pukul 04.17, Mandi memakan waktu 10 menit, Mempersiapkan diri memakan waktu 20 menit, dan langsung berangkat sekolah. Dan satu lagi ia lupakan. Sarapan pagi.

Tunggu dulu!

Gadis itu memasuki ruang kelas pukul 05.02, karena selama perjalanan menuju Konoha Senior High School hanya memakan waktu 15 menit. Kemudian membaca buku baru memakan 8 menit, tiba-tiba pemuda Matahari itu muncul dari ambang pintu kelas. Itu berarti!

Naruto datang pukul 05.10!

Tumben sekali pemuda pemalas itu datang lebih awal?

Nyaris seperti Shikamaru. Naruto masuk kategori Pemuda Pemalas Kedua setelah Shikamaru.

Malas-malas begini, Naruto adalah wakil ketua OSIS—mendampingi Sasuke sebagai Ketua'nya.

Jangan salah. Walau ketampanannya kalah dengan sahabatnya, Naruto mempunyai fansgirl yang begitu menggunung, tidak termasuk Sakura. Sebaliknya, Naruto termasuk fans Sakura.

Kenapa tidak adil sih?

"Hum.. Bagaimana kalau Sakura-chan ku belikan makanan dikantin?" Tawar pemuda Matahari itu bersiap dengan jurus puppy eyes miliknya. Ah, kawai!

Sakura menggeleng pelan. "Terima kasih, Naruto. Tapi, aku sedang tidak nafsu makan.." Tolakan dari bibir sang gadis, bertolak belakang dengan perasaan gelisahnya. Sungguh. Sakura tidak ingin merepotkan pemuda yang selalu berbaik hati kepadanya.

Apa salahnya jika ia menolak sedikit kebaikan dari pemuda itu?

Alasannya, tidak ingin merepotkan Naruto lagi.

"Kau… yakin, Sakura-chan?"

Sakura mengangguk kecil dan menatap kedua mata biru langit milik Naruto.

Yeah Naruto yang memang dasarnya tidak terlalu peka, memilih tidak memaksa Sakura kembali.

Hening.

Terhanyut dalam pikiran masing-masing.

XxX

"Telepon aku, jika jam pelajaran usai!"

Gadis bersurai indigo tersebut mengangguk kecil dan tersenyum. "I-iya, tapi, jika Neji-nii tidak bisa menjemputku. Tidak apa."

Pemuda yang mempunyai mata bulan seperti sang gadis, hanya terdiam kemudian tersenyum tipis.

"Selamat belajar, Hinata-chan.."

Hinata mengangguk kembali dan menatap kepergian mobil Ferrari Enzo putih milik kakak sepupunya.

Tiba-tiba Hinata mendengar teriakan histeris dari fansgirl yang hanya 10 langkah dari tempat ia berdiri. Hinata segera menoleh dan mendapati mobil Lamborghini Veneno berhenti tepat fansgirl berada.

Haaa gadis Hyuuga itu tidak heran. Malah setiap hari dan membuatnya nyaris mati bosan melihat mobil mewah terparkir sejenak disana untuk menurunkan seseorang didalamnya.

Pintu tersebut terbuka dan menampakkan pemuda tampan Emo pada rambutnya.

Hinata dapat melihat, jika pemuda Es tersebut berbincang sebentar dengan seseorang didalam mobil.

Tunggu! Untuk apa ia melihat pemandangan seperti itu?

Hinata menghela nafas dan hendak melangkah menuju kelas.

Oh Kami-Sama! Kenapa Hinata sampai lupa?

Jika melangkah menuju ruang kelas XI-A, itu artinya Hinata harus melewati fansgirl yang berada disana!

Kini wajah Hinata cukup memucat dan segera menelan saliva.

Kau harus bisa, Hinata!

Berdoa sebentar agar ia dapat selamat wal afiat dalam melewati 'monster-monster' disana.

"Pe-permisi!" Hinata mengucapkan 'permisi' ketika ia berusaha menerobos penghalang dari gadis-gadis yang masih belum beranjak dari tempatnya.

"Kkkyyaaa!"

"Sasuke-kun! I love you!"

"Kkyyaaa! Tampannya~"

Ukh, teriakan-teriakan tersebut cukup membuat telinga gadis itu pilu.

Ah ternyata hampir sampai menuju kelas. Ganbatte!

Tiba-tiba Hinata merasakan sebelah bahunya tersenggol dan…

BRUK

"Aduh…" Hinata merintih kesakitan dengan kedua telapak tangan yang berhasil menopang tubuhnya, namun resikonya… terluka.

Ternyata suara debuman kecil tersebut mengundang pasang mata untuk melihat keadaan sang gadis.

"Huuu… Masa segitu saja sampai terjatuh!"

"Halah! Palingan hanya tergores tanah saja…"

"Hm, mungkin ia hanya pura-pura terjatuh!"

Cemooh demi cemooh telah gadis Hyuuga terima. Entah kenapa, sang gadis tidak bisa membalasnya. Rasanya ada sesuatu didalam tenggorokannya.

Kemudian Hinata memejamkan mata dengan tetap berada posisi sebelumnya setelah terjatuh.

Perih.

Perlahan gadis itu menunduk dan terisak tanpa suara.

Ah Hinata memang rapuh diantara teman-temannya.

Bodoh.

Kenapa disaat seperti ini ia memilih untuk… menangis?

Siapapun dia…

Tolong obati rasa perih dihati ini…

GREP

"HHHAAAHHH!"

"Ke-kenapa?!"

"Ti-TIDDAAAKKK!"

Kenapa pada teriak-teriak sih? Berisik!

Tak lama masing-masing pergelangan tangannya digenggam oleh tangan cukup kekar.

'Tangan siapa ini?'

Refleks pandangan Hinata beralih ke kiri.

DEG

Ouh… Pantas saja pada teriak-teriak tadi, apalagi ada yang sempat pingsan ditempat.

Tampak wajah tampan sang pemuda cukup dekat dengan wajah Hinata ketika menoleh ke samping.

Blush

"Kau…baik-baik saja?" Pemuda bersurai Raven tersebut membantu sang gadis berdiri dengan hati-hati.

Yang ditanya belum melepas pandangan dari wajah sang pemuda, seperti…terhipnotis?

Tidak direspon. Ah sepertinya pemuda itu tidak membutuhkan respon sang gadis karena sibuk membersihkan sisa pasir pada kedua telapak tangan Hinata, menggunakan sapu tangan.

"Lebih baik, kita pergi bersama menuju kelas."

"E-eh?!" Seketika Hinata tersadar dan segera menunduk akibat pelototan dari fansgirl yang masih hidup*?* disana.

"Bawalah ini…" Sasuke memberikan sapu tangan dengan warna biru muda pada Hinata. "Tanpa penolakan."

Hinata menatap sejenak sapu tangan tersebut dan dengan ragu, ia mengambil sapu tangan tersebut ditangan sang pemuda.

Tiba-tiba sebuah genggaman hangat dengan jari-jari lembut mengajak yang lain untuk ikut dengannya. Ya, Hinata merasakan itu pada tangan mungilnya.

Tanpa basa-basi, Sasuke melangkah menuju kelas—tak lupa dengan seorang gadis yang baru saja ia tolong.

'Terima kasih, Sasuke-kun…'

XxX

"Aha! Kau terlalu mengharapkan sesuatu, Naruto…"

"Hehehe, selama Sakura-chan berada disampingku, aku sudah senang kok!"

DUAK

"Jangan sembarangan, Baka!" Geram Sakura dengan kepalan tangan setelah memberikan bogeman mentah tepat ke kepala Naruto dengan telak. Yeah! 1-0!

"Ta-tapi kan… Itu kenyataan, Sakura-chan,"

"Pagi…"

Naruto dan Sakura menoleh ke samping.

Ah, kenapa sapaan barusan terdengar…lirih?

Apa ini hanya perasaan Sakura saja?

Sakura langsung menepis pemikiran barusan dan kini senyuman hadir diwajah cantiknya.

"Pagi, Hinata-chan.."

~TBC~

Nata : Haaa… Akhirnya selesai juga chapter 1'nya! *Lompat-lompat kesetanan*

Sakura : Hadeuh… *Nepok jidat*

Naruto : Pagi!

Nata+Sakura : BERISIK!

Hinata : *Geleng-geleng*

Sasuke : Hanya kita yang tersisa, Hinata..

Hinata : Ah? I-iya. Hum, kalau begitu…

All(-Naruto) : JANGAN LUPA REVIEW!

Naruto : *Pundung*