My Beloved Tou-san

Dislaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T,T+, agak M (cuma sedikitttt)

Pairing : SasukeNaruto, NejiGaara, other

Warning : Sho-Ai and yaoi a.k.a Boy x Boy, OOC, Alur kecepetan, Cerita suka suka, Words panjang-pendek

Muehehe, Versetta udah update lagi nih *prok prok prok. Nah langsung aja nih ane mau bales riview dari yang tidak log in dan untuk yang log in sudah kubalas di PM. Oh iya Happy New Year ya minna ^_^

Nope

Huaaaaa Arigatou ne sudah memberitahu ku seperti itu. Umm... tapi sepertinya konflik Sasuke dan Naruto belum bisa diselesaikan dichapter ini. Dan gomene kalau fict ku tidak memuaskan. Tetapi sebenernya aku juga udah mengira ngira 1 atau 2 chapter lagi ini akan selesai *yeay*. Hehehe ^_^

Check it out!

Sasuke 29 tahun

Naruto 16 tahun

Sakura 27 tahun

Neji 29 tahun

Gaara 17 tahun

Sai 19 tahun

Utakata 19 tahun

KLIK

Sasuke mematikan kompor tersebut dan membalikkan tubuh Naruto agar menghadapnya.

"Tousan? Kenapa dimatikan?" ucap Naruto dengan alis yang terangkat-lucu.

DEG

'Tousan terlihat sangat tampan,' inner Naruto.

Mereka kini saling bertatapan dan berpelukan dengan keheningan di sekeliling mereka.

"Naru..." ucap Sasuke dengan nada baritonenya yang sukses membuat jantung Naruto berdegup kencang.

"Tousan...,"

Hanya tinggal beberapa cm lagi sebelum kedua belah bibir mereka bertemu dan...

TOK TOK TOK

Chapter 13

"Sakura nee tidak menginap?" tanya Naruto.

"Ehehehe, gomene Naru chan, aku tidak bisa menginap dulu. Masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan," ucap Sakura.

Setelah acara makan malam berlangsung, Sakura yang memang masih ada pekerjaan segera pamit undur diri.

"Hm, perlu kuantar Sakura?" tanya Sasuke sambil menatap Sakura.

"Ng... a-ano,"

Mendengar nada terbata bata dari Sakura, membuat Naruto pun memperhatikan wajah Sakura.

'Kenapa Sakura nee selalu tersipu seperti itu ketika berbicara dengan Tousan?' inner Naruto.

"Ah, tidak perlu Sasuke. Lagipula temanku sebentar lagi akan menjemputku," ucap Sakura.

"Ehhh? Teman atau teman?" ucap Naruto dengan nada jahilnya.

"Ish Naru chan ini!"

Sakura pun menghela nafas perlahan.

"Yasudah aku pamit dulu, jaa nee Naru chan dan umm... Sasuke," ucap Sakura malu malu sambil pergi dari rumah Naruto.

"Jaa mata ashita Sakura nee," ucap Naruto sembari melambaikan tangannya.

"Hn, hati hati Sakura," ucap Sasuke singkat.

.

.

.

"Nggg... Tousan," ucap Naruto perlahan.

"Hn? Ada apa Naru?" ucap Sasuke sembari menghadapkan wajahnya ke Naruto.

Melihat Naruto yang diam saja sambil menundukkan wajahnya membuat Sasuke mengernyit. Setelah itu Sasuke pun melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 22.00.

"Kau sudah mengantuk?" tanya Sasuke.

Mereka kini sedang berada di ruang keluarga sambil menonton televisi dengan Sasuke dan Naruto yang duduk bersebelahan.

"Ngg...," erang Naruto sambil menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.

'Uhhh... kenapa sulit sekali mengatakannya sih?!' batin Naruto.

Melihat tingkah gelisah Naruto membuat Sasuke penasaran.

"Hei, kau kenapa Naru?" ucap Sasuke sambil mendekatkan wajahnya ke Naruto.

Secara reflek, Naruto pun mendongakkan wajahnya dan..

BLUSH

'Ish, kenapa Tousan sedekat ini sih?'

"Eh, wajahmu memerah Naru," ucap Sasuke yang memperhatikan wajah Naruto.

DEG

Cepat cepat Naruto pun memalingkan wajahnya yang memerah.

"Ti-tidak apa apa, Na-Naru tidak apa apa kok," ucap Naruto yang masih belum mau menatap Tousannya.

"Hei Naru, bukankah tidak sopan jika berbicara tanpa menatap lawan bicaranya?" ucap Sasuke jahil.

"Eh- nggg...," perlahan namun pasti Naruto mulai menghadapkan wajahnya ke arah Sasuke.

'Got you' inner Sasuke.

"Nah, ceritakan pada Tousan ada apa," ucap Sasuke lembut.

"Umm...," Naruto menatap Sasuke malu malu.

"Apa?" tanya Sasuke tidak sabaran.

'Uhhh... ba-bagaimana mengatakannya' inner Naruto.

"Katakan saja Naru," ucap Sasuke yang semakin mendekatkan wajah Naruto padanya.

DEG DEG DEG DEG

'Ga-gawattttt'

"Naru...,"

"Uhhh iya iya! Sabar dulu kenapa sih!" ucap Naruto agak berteriak, melihat hal itu Sasuke pun terdiam.

'Eh, aduhhhh... Pasti Tousan marah,' inner Naruto.

"Go-gomene Tousan, Naru tidak bermaksud seperti itu pada Tousan," ucap Naruto lirih.

Namun Sasuke tetap diam tidak bergeming (?)

"Nee Tousan, maafkan Naru...," ucap Naruto yang semakin menundukkan wajahnya.

'Tousan benar benar marah pada Naru' inner Naruto sambil menahan genangan air di pelupuk matanya.

Tiba tiba Sasuke pun berdiri.

"Tou-Tousan mau kemana? Hiks hiks... Jangan tinggalkan Naru, Naru mohon maafkan Naru," ucap Naruto di sela sela tangisnya.

DEG

"Naru... apa yang kau katakan? Sudah jangan menangis lagi," ucap Sasuke lembut sambil menghapus air mata Naruto.

"Tousan tidak marah pada Naru," menghela nafasnya perlahan, Sasuke pun kembali melanjutkan ucapannya "Tousan hanya kaget tadi," ucap Sasuke setengah berbohong.

Sasuke sempat merasa kaget karena Naruto benar benar berteriak tepat di depan wajahnya dan setelah itu Sasuke berniat untuk mengerjai Naruto dengan pergi meninggalkan Naruto.

"Hahhh... sudah ya Naru jangan menangis," ucap Sasuke sambil tersenyum lembut pada Naruto.

"Ungg... benar Tousan tidak marah pada Naru?" tanya Naruto sambil memegang tangan Sasuke yang bertengger di pipinya.

"Tidak Naru sayang," ucap Sasuke watados.

BLUSH

Wajah Naruto pun kembali memerah sempurna.

"Nah nah, apa yang ingin Naru katakan pada Tousan tadi?" tanya Sasuke to the point.

"Eh? Ngg itu...," bergeliat perlahan, Naruto semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Sasuke dan memeluknya malu malu.

Sasuke pun sempat terperanjak kaget karena sikap Naruto ini.

"Umm... Naru... ingin tidur dengan Tousan. Bolehkan?"

'Ap-apa katanya? Tidur denganku?' inner Sasuke.

"Tousan... bolehkan?" tanya Naruto sambil mendongakkan wajahnya.

'Ck, Sasuke kau jangan berpikiran yang aneh aneh. Dia itu anakmu,' Sasuke pun segera menepis pikiran ini itunya dan kembali menatap Naruto.

"Hmm... tentu boleh Naru," ucap Sasuke sambil mengelus surai pirang Naruto dan memeluknya.

.

.

.

.

.

"Ohayou Naru...," ucap Sasuke sambil mengecup kening Naruto.

"Ngg... Ohayou Tousan," ucap Naruto sambil tersenyum lembut.

"Tousan, Naru masih mengantuk," ucap Naruto sambil menyamankan diri dalam pelukan Sasuke.

Terkekeh pelan, Sasuke pun kembali mendekap Naruto "Hahh... Anak Tousan ini manja sekali,"

.

.

.

"Nee Tousan ingin mengajak Naru kemana?" tanya Naruto dengan ekspresi imutnya.

Jarang sekali di akhir pekan seperti ini Sasuke mengajak Naruto untuk sekedar pergi bersama. Biasanya Sasuke lebih memilih untuk bersantai dirumah.

"Hmm... kemana ya? Berjalan jalan sambil berbelanja, mungkin?" ucap Sasuke tak yakin dan kembali fokus menyetir.

"Hm?" gumam Naruto.

'Tousan ingin mengajakku kemana sih?' inner Naruto.

.

.

.

"Well, kurasa tidak buruk juga bekerja sama dengan pihak mereka," ucap Neji kepada orang yang diseberang sana.

"Hmm... Baiklah, kutunggu hasil kerjamu lusa dimejaku," ucap Neji sembari menyeruput kopi hitam yang tersedia didepannya.

KLIK

Sembari menghela nafas Neji mengedarkan pandangan matanya ke sekitar restoran tempat ia makan ini.

"Masih pagi begini dan restoran ini sudah ramai? Ckckck, memang hebat si pemi-"

"Hai Neji," ucap wanita tersebut.

"K-Kau?"

"Hmm... Kudengar sepertinya tadi kau ingin memuji diri ku ya?" ucap wanita tersebut.

.

.

.

.

"Kau tau Naru? Dulu Tousan cukup sering mengajakmu kesini. Yah... sekedar untuk membeli susu formula untukmu juga peralatanmu yang lain," ucap Sasuke panjang lebar sambil memberitahu Naruto sebuah toko di mall yang dulunya sering ia kunjungi.

"Hm... Soukka. Ngg... Tousan," ucap Naruto sembari menggenggam tangan ayahnya.

"Ya Naru?" tanya Sasuke yang menatap Naruto.

"Naru ingin berterima kasih pada Tousan karena Tousan sudah menjaga dan merawat Naru dengan baik," ucap Naruto disertai senyuman lembutnya.

Mendengar penuturan Tousannya membuat Naruto sadar bahwa Sasuke benar benar menyanyanginya sejak dulu. Meski ia tak memiliki ibu seperti yang lainnya, tapi dengan ada Sasuke sebagai ayahnya, itu sudah lebih dari cukup.

"Eh?" Sasuke pun tersenyum lembut dan kembali melanjutkan ucapannya. "Kau ini bicara apa Naru? Sudah kewajiban seorang ayah untuk menjaga dan merawat anaknya dengan baik. Nah, ingat ini Naru. Tousan akan selalu menjaga dan merawatmu, Tousan juga akan selalu menyanyangimu meskipun jika kau sudah dewasa nanti," ucap Sasuke sembari mendekatkan wajahnya pada Naruto dan mengelus pipi Naruto dengan tangan kanannya.

Yah tak tahukah kau Sasuke, tindakanmu ini membuat orang orang yang berlalu lalang berhenti seketika dan berbisik bisik karena melihat adegan yang menurut mereka agak 'ehem' seperti...

"Hei pinky, coba deh kau lihat laki laki yang disana itu," ucap Ino yang sedang menunjuk Sasuke dan Naruto.

"Yang mana Inopig?"

"Ihhh yang disana itu loh, lelaki yang berambut raven dan yang bersurai blonde," ucap Ino gemas.

'Raven? Pirang?'

"Mana Inopi-"

DEG

'Sa-Sasuke dan Naru chan?'

"Hmm... menurutmu mereka itu sepasang kekasih atau apa?"

"Kurasa mereka cocok, kyaaaa... kenapa aku tibatiba menjadi seorang fujoshi begini?"

"Eh- hei Sakura, kenapa kau diam saja? Hei?" ucap Ino sembari menggerak gerakkan tangannya didepan wajah Sakura.

.

.

.

.

"Memujimu?" tanya Neji dengan alis yang mengernyit.

"Hahh... iya memuji ku," ucap Ten Ten sembari mendudukkan diri di kursi yang berada tepat di depan Neji.

"Aku pemilik restoran ini," ucap Ten Ten santai.

"Aku juga tau kalau kau sering kemari," ucap Ten Ten lagi.

"Benarkah?" ucap Neji mengejek.

Menghela nafas sejenak "Kau ini tetap menyebalkan seperti dulu ya?"

Tersenyum angkuh "Mereka bilang 'menyebalkan' nama tengahku,"

Ten Ten pun hanya bisa mendengus geli.

Ketika di SMA dulu, Ten Ten sempat menyukai Neji. Sudah berkali kali ia coba untuk menarik perhatian pemuda didepannya itu dengan berbagai cara. Well, meskipun banyak yang bilang kalau Neji itu seorang gay tetapi Ten Ten tidak menyerah secepat itu. Hingga usahanya terbilang berhasil meskipun mereka hanya sempat makan malam biasa dan menjadi teman dekat.

"Tapi sejak kapan kau beralih menjadi pengusaha restoran seperti ini? Kukira kau akan menjadi pelatih memanah?" ucap Neji agak mengejek.

"Ck, kau ini! Benar benar tidak tau cara memperlakukan seorang wanita," ucap Ten Ten sebal.

Dan Neji hanya angkat bahu acuh tak acuh.

Ten Ten pun menceritakan bagaimana ia menjadi seorang pemilik restoran seperti sekarang ini, Neji pun hanya sekedar menanggapi atau bahkan kembali mengejek Ten Ten hingga matanya melirik 2 orang laki laki yang baru memasuki restoran itu.

.

.

.

.

"Kau ingin pesan apa Naru?" tanya Sasuke sembari melihat menu book.

"Umm... kurasa aku ingin sandwich spagetti and chicken steak dan minumnya Orange squash," ucap Naruto mantap.

"Dan anda Tuan?" tanya waiter tersebut dengan sopan.

"Mashed potato with tomato sauce dan tomato juice," ucap Sasuke sembari memberikan menu book tersebut kepada sang pelayan.

"Sandwich spagetti and chicken steak, Mashed potato with tomato sauce dan Orange squash serta Tomato juice. Baiklah pesanannya akan datang 15 menit lagi, jika ingin memesan sesuatu silahkan panggil saya, terimakasih," ucap pelayan tersebut.

"Terimakasih/Hn," ucap Naruto dan Sasuke bersamaan.

.

.

.

.

'Ga-Gaara?' inner Neji.

'Gaara dengan siapa dia?'

"Hei Neji, ada apa?" tanya Ten Ten penasaran.

Karena tak mendapat tanggapan dari Neji, Ten Ten pun mengikuti arah pandangan Neji.

"Hooo... Jadi kau sekarang sudah menemukan tambatan hati mu,eh?" ucap Ten Ten sarkastik.

Meskipun Neji tak pernah menyukainya, akan tetapi Ten Ten beranggapan bahwa jika Neji bahagia maka dirinya pun akan ikut bahagia.

"Ck," Neji mendengus sebal.

"Hei ada apa lagi? Ohhhh... Dia sudah memiliki kekasih?"

Neji pun mendelik.

"Hahahaha, ternyata benar tebakanku,"

"Kau jangan bicara sembarangan, kau tau dari mana kalau mereka sepasang kekasih?" tanya Neji dengan nada menyelidik.

"Eh?" Ten Ten sempat kaget dengan pertanyaan Neji. Berusaha untuk stay cool Ten Ten pun menjawab "Dari mana? Coba kau perhatikan, mereka tadi kemari bergandengan tangan kan? Dan lihatlah mereka sangat dekat dan kurasa sangat errr cocok?" ucap Ten Ten sembari menyeringai usil.

Neji yang mendengarkan perkataan Ten Ten diam diam membenarkan hal tersebut dalam hatinya. Apalagi Gaara kan selalu menolak dirinya, apa karena ini? Gaara sudah memiliki kekasih tanpa sepengetahuannya?

Melihat ekspresi Neji yang mengkerut membuat Ten Ten tertawa dalam hati.

'Tak kusangka, kau mudah sekali untuk kutipu Neji,' inner Ten Ten.

.

.

.

.

Terlihat Gaara dan Sasori memasuki sebuah restoran untuk sekedar makan siang.

"Saso nii, disini ramai sekali," ucap Gaara.

"Wah kau benar Gaara, tapi disini memang hidangannya sangat enak loh," ucap Sasori sambil mencari meja kosong untuk mereka berdua.

"Nah, disana aja meja kosong Gaara. Ayo," ucap Sasori sembari memegang tangan Gaara.

Yang tak di ketahui Sasori ialah Gaara sedang memperhatikan sebuah meja disana yang terisi oleh wanita dan seorang pria yang ia kenal.

.

.

.

.

"Kenapa semakin hari hal ini terlihat sangat rumit sih?" erang Sakura frustasi.

Ya, setelah melihat adegan di mall beberapa pekan yang lalu membuat Sakura semakin penasaran. Sebenarnya tak hanya adegan itu yang membuat ia semakin penasaran. Berkali kali ia melihat sikap janggal antara seorang ayah dan anaknya yaitu Sasuke dan Naruto. Awalnya ia berpikir bahwa itu adalah hal yang biasa biasa saja sampai ia melihat Sasuke mencium Naruto tepat di bibirnya.

"Tou-Tousan... disini ada Sakura nee, aku tak mau kalau nanti Sakura nee berpikiran yang macam macam tentang kita," ucap Naruto sembari menjauhkan dirinya dari pelukan Sasuke.

"Memangnya kenapa hm kalau ada Sakura?" ucap Sasuke sembari menciumi pipi Naruto.

"U-Uhhh Tousan hen-hentikan," erang Naruto.

'Suara Naru chan?' inner Sakura yang kini melangkah menuju asal suara tersebut.

"Tousan, aku bilang hentikan," ucap Naruto.

"Hn, jadi anak Tousan menolak Tousan?" ucap Sasuke jahil.

"Uhh bukan begitu, bukan mau menolak. Ta-tapi,"

"Kalau begitu kau menerima Tousan kan?" tanya Sasuke mantap.

Naruto hanya bisa diam dan memalingkan wajahnya yang memerah.

"Naru...," panggil Sasuke yang kini memegang wajah Naruto dengan tangan kanannya.

Naruto hanya bisa menghadap Tousannya dengan malu malu.

"Tutuplah matamu sayang," ucap Sasuke gentle.

Seperti terhipnotis dengan ucapan Sasuke, Naruto pun perlahan menutup matanya.

CUP

Sebuah ciuman lembut mendarat di bibir Naruto.

"Nghh...," mengerang tertahan, Naruto semakin memejamkan matanya dan memegang pakaian Sasuke dengan erat.

"Naru...," Sasuke memanggil nama Naruto disela sela ciuman mereka.

"Nghhh... Ahh," satu desahan dari bibir Naruto pun terlepas karena tangan Sasuke sudah meraba raba perut dan puting Naruto.

"Tou-Tousannhhh...,"

Mendengar desahan erotis Naruto membuat libido Sasuke semakin meningkat.

'Astaga, me-mereka' Sakura yang melihat itupun menutup mulutnya tak percaya.

.

.

.

.

'Wanita itu siapa ya?' inner Gaara.

'Argghhh... kenapa aku selalu memikirkan hal itu sih?' erang Gaara agak OOC.

Kini Gaara sedang berada di toko buku, berniat untuk menghilangkan pikirannya yang tidak tidak itu.

"Hahh... sepertinya tidak ada novel yang menarik," ucap Gaara. Ketika ia baru ingin berbalik untuk pergi dari toko tersebut. Ia malah berpapasan dengan Neji.

'Ne-Neji san?'

Dan tak seperti biasanya, Neji sama sekali tidak menatap ataupun menyapa Gaara.

DEG

Menatap punggung Neji yang semakin menjauh tanpa terasa ia memegang dadanya sendiri.

'Ke-kenapa dengan Neji san?' inner Gaara.

.

.

.

.

"Ng... Sasuke, kurasa ada hal yang harus aku tanyakan padamu," ucap Sakura serius.

Melihat keseriusan di mata Sakura membuat Sasuke kembali menatap Sakura.

"Tentang apa?" tanya Sasuke singkat.

Menghembuskan nafas perlahan "Apa kau mencintai Naruto? Anak angkatmu sendiri?" tanya Sakura.

DEG

Berusaha untuk tetap tenang "Ya, tentu aku mencintainya. Bagaimana pun aku ayahnya," ucap Sasuke.

Menggelengkan kepalanya, Sakura menjawab "Kau tau apa yang aku maksud Sasuke, aku pernah melihat kau mencium Naruto, di bibir. Dan apa pantas seorang ayah mencium anaknya tepat di bibir dan melakukan hal yang tidak senonoh lainnya?"

"..."

"Kau sendiri yang mengatakan kalau bagaimanapun kau itu ayahnya, jadi aku harap kau benar benar bisa menjadi sosok 'ayah' untuk Naruto. Jika kau tidak bisa, maka segera beritahulah dia siapa orang tua Naruto yang sebenarnya," ucap Sakura sembari menundukkan wajahnya.

"Ka-Kalau begitu aku permisi du-,"

"Naru chan?"

TBC

Huwaaaa gomene gomene ini harus TBC dulu, ehehehe. Untuk chap ini hanya bisa sampai disini. Bukan karena sengaja, tetapi yaaa you know lah #apaanthor?!

Bagaimana dengan chapter ini? SasuNaru nya? NejiGaara nya?

Jaa nee