Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto and Bleach belongs to Tite Kubo

Title : "Romanze of Blonde Shinigami"

Genres : Romance, Adventure, Friendship, Drama, Battle ,Supernatural, etc.

Rating : M

Pairings : Naruto x OC, and others pairings.

Summary : Naruto adalah seorang yang dilahirkan tanpa mengetahui siapa kedua orang tuanya, yang dia tahu dia berasal dari keluarga kecil Namikaze dan kedua orang tuanya telah meninggal. Kehidupan tenangnya berakhir saat dia bertemu dengan wanita itu dan merubah dirinya menjadi seorang Shinigami. OC / OOC / TYPO / StrongNaru / SmartNaru / BadSummary / Fluffy and many others.

II—

Chapter 1 : Importants People in My Life

Matahari pagi perlahan muncul dan memberikan sinar hangatnya ke seluruh makhluk hidup di muka bumi, burung-burung berterbangan dan saling berkicau seolah menambah melodi pagi hari yang nyaman. Udara pagi hari yang masih sejuk menambah kesegaran pagi itu

Banyak orang yang sudah mulai beraktifitas meskipun ini masih tergolong pagi, entah itu yang bersiap-siap untuk berangkat kerja, memasak makanan ataupun hanya sekedar jalan-jalan pagi di taman. Terlepas dari semua itu di sebuah rumah minimalis di pinggir jalan terdapat seorang pemuda yang masih bergumul dengan selimut hangatnya

"U…Uhmmm". Perlahan gundukan selimut yang menutupi sebuah sosok bergerak-gerak pelan, sosok tersebut segera menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan segera duduk di pinggir tempat tidur.

"Hoaammm…". Menguap sebentar dia pun mengucek-ngucek matanya dan membiasakan penglihatannya yang masih belum jelas karena baru bangun tidur. Mata Sapphire indahnya yang semula menutup kini sudah terbuka, sosok tersebut berjalan kearah jendela sedang di kamarnya dan menyingkap korden jendelanya itu

Sinar matahari yang masih belum terlalu terik itu segera menyinari kamarnya yang tadinya remang-remang karena lampunya tidak dinyalakan. 'Srekk' dengan satu geseran kesamping jendela itu bergeser kesamping. 'Wusshh…' tampak angin musim semi yang masih segar segera berhembus menimpa wajahnya

Memejamkan matanya sebentar menikmati hembusan angin, manik Sapphire nya kembali terbuka. Melihat dari lantai jendela kamarnya yang berada di lantai dua dia tersenyum kecil.

'Tiga Belas tahun sudah berlalu ya… Tou-san, Kaa-san'. Batinnya sambil memandang sebuah pigura photo kecil di meja samping tempat tidurnya. Tampak anak kecil berambut pirang yang sama dengan sosok laki-laki dewasa yang tengah memegang tangan kanan nya dan sosok dewasa lain berambut merah panjang yang memegang tangan kirinya, ketiga sosok di photo tersebut tersenyum bahagia terutama sang bocah.

"Naruto… kau sudah bangun, cepat mandi lalu sarapan !". suara teriakan itu menyadarkan Naruto dari lamunan nya. Sang kakek yang memanggilnya dari bawah membuat sosok tersebut menghela nafas panjang

"Ya, Jii-chan… aku segera turun…". Naruto yang merupakan nama dari sosok yang kita bahas tadi segera mengambil handuknya dan segera masuk kamar mandi di dalam kamarnya untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Namikaze Naruto, itulah nama lengkap bocah berambut kuning tadi. Dia hidup di rumah tersebut hanya bersama kakeknya saja. Kakeknya adalah seorang penulis yang cukup terkenal. Sudah dari kecil atau lebih tepatnya sejak umur lima tahun dia hidup bersama dengan kakeknya, Namikaze Jiraiya.

Naruto sendiri merupakan siswa kelas tiga di Karakura High School, penampilannya agak sedikit berantakan tapi entah kenapa para siswi di sekolahnya selalu bersemu merah setiap kali melihat dirinya. Rambut jabrik kuning dengan jambang yang panjang di kedua pipinya, kulit yang agak berwarna tan dan tinggi badan 180 cm itulah cirri fisiknya. (Author sengaja buat Naruto kayak Minato tapi dengan kulit yang tidak terlalu berwarna tan, cenderung putih malah)

Naruto sendiri sih cuek saja, toh selama kehidupannya tenang-tenang saja dia tidak akan protes. "Ohayou… Jii-chan". Sapa Naruto kepada kakeknya yang sedang memasak dan segera duduk di kursinya. Naruto sudah memakai seragam sekolahnya

"Ohayou… Naruto". Jawab Jiraiya di sela-sela kegiatan memasaknya itu, setelah selesai membuat beberapa lauk Jiraiya segera menaruhnya di piring dan menaruhnya di meja makan. Keduanya segera menyantap sarapan pagi itu

Naruto sedikit menaikan alisnya saat melihat Jiraiya berpakaian beda dari biasanya, kini terlihat lebih rapi tapi yang membuatnya penasaran adalah tas yang berada di bangku kosong di samping kakeknya. "Oi Jii-chan… apa kau mau pergi ?". Tanya Naruto

Jiraiya yang sedang memakan rotinya sambil membaca Koran menghentikan kegiatannya, memandang Naruto dan tersenyum. "aaa… gomen lupa memberitahumu Naruto, Jii-chan harus pergi beberapa hari… yak kau tahu kan alasannya"

Naruto pun mengangguk, dia cukup tahu jika penulis harus mencari suasana yang berbeda agar ide-idenya dapat tercipta. "Kau tidak apa kan jika Jii-chan tinggal beberapa hari…". Kata Jiraiya kembali kepada Naruto

Naruto pun tersenyum kecil dan mengangguk. "Daijoubu… Daijoubu… aku tidak apa-apa, kau kan sering bepergian… jadi sudah biasa". Jiraiya pun mengangguk dan tersenyum, dia sebenarnya tahu jika Naruto merasa kesepian, semenjak kedua orang tuanya meninggal sifat Naruto berubah seratus delapan puluh derajat, dari anak cerewet menjadi anak pendiam dan kalem… dari bodoh menjadi pandai dan lain-lain.

"Gochisosama deshita…". Ucap Naruto dan segera mengambil tasnya di bangku kosong di sampingnya. "aku berangkat dulu Jii-chan sudah siang… kau hati-hatilah di jalan, dan jangan telat untuk minum obat". Ucap Naruto sambil memakai sepatunya

"ya… kau juga". Teriak Jiraiya dari arah ruang makan. Walaupun merasa sedih melihat Naruto yang selalu Nampak kesepian tapi dia senang karena Naruto masih memperhatikan dirinya.

Di jalan Naruto sempat membeli minuman kaleng dai mesin penjual otomatis di dekat rumahnya. Dia berjalan dengan tenang sambil meminum minumannya. Tampak juga orang-orang berjalan searah dengannya, orang-orang yang ingin berangkat ke kantor ataupun siswa-siswi yang satu sekolah dengannya

Matanya memandang sesosok anak kecil yang tampak kumal dan pakaiannya compang-camping berdiri di tengah jalan. Hal yang tidak disadari orang lain di sekitarnya adalah setiap orang yang menubruknya selalu menembusnya seolah hanya udara kosong biasa, Naruto yang sadar akan hal itu segera menyimpulkan jika sosok anak kecil itu adalah Roh

Hal yang tidak disadari orang lain juga bahwa dari kecil Naruto memang bisa melihat roh-roh orang yang sudah mati, awalnya dia memang takut tapi orang tuanya selalu menenangkannya. Lama-kelamaan Naruto sudah tidak takut lagi, tersenyum kecil Naruto segera berjalan kearah roh anak kecil itu

Anak kecil itu taampak kaget saat ada seseorang yang memegang kepalanya dan mengusap pelan rambutnya, dia mendongak dan menemukan laki-laki berambut pirang yang sedang tersenyum kepadanya

"Jangan bersedih, kau tahu… kadang kehidupan ini begitu kejam tapi kita harus tetap berusaha dan berjuang dari kehidupan kejam ini". Kata Naruto kepada anak kecil itu

Membulatkan matanya kemudian roh anak kecil itu tersenyum, 'Arigatou… Onii-san' dan kemudian anak itu terurai menjadi cahaya dan terbias bersama cahaya matahari pagi

Menghela nafasnya sejenak Naruto memandang matahari yang mulai terik cahayanya dengan satu tangan di depan matanya. 'Setidaknya dia bisa hidup tenang sekarang… dari yang kupikirkan anak kecil itu pasti kurang perhatian dan kasih sayang'

Setelah berpikir demikian Naruto pun melanjutkan langkahnya kembali menuju sekolahnya tanpa menyadari ada sesosok Hollow yang mengintainya dari kegelapan gang tidak jauh dari tempat Naruto berdiri. 'Anak yang menarik, dia mempunyai tekanan roh yang berbeda dari manusia-manusia lain… hehehe, dia akan enak jika dimakan' sosok Hollow itu pun menghilang meninggalkan gang gelap itu kembali sepi seakan tidak pernah ada kehadiran seorangpun

~R.O.B.S~

Soul Society (Ruang Rapat Gotei 13)

Tampak tiga belas sosok berhakama hitam dan berhaori putih berdiri melingkar di sekeliling ruangan itu. Tampak juga seorang wanita berambut pirang pucat sedang berlutut di tengah-tengah ruangan tersebut.

Ketiga belas sosok yang berdiri adalah kapten-kapten 13 Gotei dari Soul Society, mereka bertugas untuk kepentingan-kepentingan dunia roh dan mereka semua adalah seorang Shinigami.

Di posisi paling tengah berdiri seorang kakek-kakek dengan tongkat yang selalu di pegangnya, dia adalah Yamamoto Genshijiro atau Kapten divisi 1 dari 13 Gotei sekaligus pemimpin mereka. Tongkat yang aslinya adalah perwujudan dari Zanpakutou nya sendiri yaitu Ryuujin Jakka dia ketukan kelantai dan lampu dari atas segera menyoroti ke dua belas sosok di sampingnya, enam di kanan dan enam dikiri

Dari kanan Yamamoto-sho taichou kita bisa melihat Kapten Divisi 2 yaitu Soifon, lalu Kapten Divisi 4 : Unohana Retsu, di sebelah kanan Unohana-taichou berdiri berurutan, Kapten Divisi 6 : Kuchiki Byakuya, Kapten Divisi 8 : Kyouraku Shunsui, Kapten Divisi 10 : Toushirou Hitsugaya, dan Kapten Divisi 12 : Kurotsuchi Mayuri

Sedangkan di sebelah kiri dari Yamamoto-sho taichou berdiri berurutan, Kapten Divisi 3 : Ichimaru Gin, Kapten Divisi 5 : Aizen Sousuke, Kapten Divisi 7 : Komamura Sajin, Kapten Divisi 9 : Tousen Kaname, Kapten Divisi 11 : Zaraki Kenpachi, dan Kapten Divisi 13 : Ukitake Joushirou

"Uzumaki Celia siap menjalankan perintah…". Ucap sosok perempuan di tengah-tengah para kapten tadi. Sosok tersebut masih berlutut menunggu sebuah perintah dari sang Sho-Taichou

"Uzumaki Celia…". Kata Yamamoto bersuara, "Ha'i". jawab tegas Celia yang merupakan sosok yang sedang berjongkok tadi

"Sebagai orang yang berdiri di posisi ketiga di divisi pertama,kau kutugaskan untuk…"

.

.

.

Karakura Town (Dunia Manusia)

'…hari ini tenang sekali, aku merasa akan ada sesuatu yang hebat yang akan terjadi'. Pikir Naruto dari dalam kelasnya sambil memandang langit lewat jendela di sebelahnya, kelas memang sedang dalam proses belajar mengajar tapi Naruto tidak pernah mendengarkan pendengaran dari senseinya

"Jadi Shogun pertama yang pernah menjabat adalah Tokugawa Ieyasu-… ". Dan bla…bla…bla… penjelasan Sejarah Jepang yang disampaikan sang sensei hanya di lewatkan oleh Naruto dengan memandang langit biru bersih di atas sana

Hari pun bergulir dengan cepat, matahari yang menyinari bumi dengan terik di musim semi itu kini terlihat akan meninggalkan peraduannya di ufuk barat meninggalkan cahaya berwarna keemasan di langit. Naruto yang sudah selesai mengikuti aktifitas klubnya yaitu klub kendo kini bersiap untuk pulang

Berjalan dengan tenang di koridor sekolah yang sudah sepi karena memang sudah hampir malam dia merasakan ada sesuatu yang mengawasinya di belakangnya, namun saat dia memutar badannya tidak ada apa-apa disana. Menanggapi itu adalah halusinya saja Naruto kembali berjalan kea rah loker untuk berganti sepatu dan pulang

Meletakan sebentar Boken (Pedang Kayu) miliknya yang tadi di ambilnya saat ke Dojo kendo. Dia memang selalu meninggalkan pedang kayunya di dojo sekolah karena tak ingin repot jika harus membawanya, namun pedangnya kini dia ambil. Dia tadi meminta ijin kepada pelatihnya jika dia ingin mengundurkan diri dari klub karena memang dia sudah kelas tiga, dengan berat hati karena terpakasa kehilangan sang atlet terbaik pelatihnya akhirnya mengijinkannya keluar dari klub

Memikirkan wajah kecewa dari pelatihnya dan wajah sedih dari junior-juniornya membuat Naruto menghela nafas sebentar, sebenarnya dia nyaman diklub tapi dia kembali mengingat kakeknya. Penyakit asma kakeknya sering kambuh dan dia juga ingin meluangkan waktunya dengan kakeknya yang sudah tua

Perlahan dia membuka lokernya tapi saat sudah terbuka, puluhan surat dengan hiasan hati berhamburan keluar, Naruto kembali menghela nafas. 'Surat cinta lagi… yang benar saja'. Batinnya memandang surat-surat tersebut. Menghiraukannya dia segera mengganti sepatunya dan beranjak keluar

~R.O.B.S~

"Tadaima…". Ucap Naruto saat membuka pintu rumahnya, sepi dan gelap. Kakeknya kan sedang pergi jadi sudah pasti sepi dan lampu-lampu belum dinyalakan. Beranjak dari tempatnya Naruto segera menaruh tasnya di sofa ruang tamu dan menyalakan lampu-lampu rumahnya

Setelah itu dia segera mengambil tasnya kembali dan pergi ke kamarnya di lantai dua untuk mandi dan berganti baju.

Tak berapa lama dia keluar dari kamarnya dan memakai pakaian santainya, saat merasa perutnya berbunyi dia segera beranjak kedapur untuk memasak sesuatu. Membuka kulkas dia hanya menemukan satu kardus susu dan air putih serta beberapa buah, tidak ada yang bias dimasak. Dia pun menutup kembali kulkasnya dan menemukan sebuah catatan dan uang di atas meja kecil di sebelah kulkas

'Maaf Naruto… Jii-chan belum sempat belanja bahan makanan, Jii-chan meninggalkan beberapa uang, jadi kau beli sendiri saja'. Begitulah isi memo kecil di sebelah beberapa lembar uang yen di atas meja kecil tadi

Naruto pun mengambil uang itu dan beranjak kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket. Setelah itu dia pergi ke Konbini (Mini Market) di dekat kompleks rumahnya

.

"Arigatou Gozaimashita… datang lagi ya". Kata kasir Konbini yang Naruto datangi, Naruto pun keluar dari Konbini itu dengan satu kantong plastik penuh dengan bahan makanan di tangan kanannya. Dia kembali berjalan dengan santai menuju rumahnya

Udara malam itu entah kenapa terasa berbeda dari biasanya, terasa lebih berat. Terlebih lagi Naruto merasakan ada seseorang yang mengawasinya. Tapi kembali Naruto menepis pikiran itu yang dianggapnya hanya perasaan nya saja

Di jalan dia memang sering melihat roh-roh orang yang masih penasaran karena kematiannya tapi dia tidak menanggapinya toh mereka juga punya urusan sendiri sama halnya dengan manusia yang masih hidup

Saat sudah hampir sampai rumahnya entah kenapa dia merasa ingin melihat keatas, dan saat dia melihat keatas atau lebih tepatnya kepuncak dari tiang listri di depannya dia melihat siluet seseorang berdiri disana… menatapnya

Wajah sosok tersebut tidak terlihat jelas karena cahaya bulan yang di belakanginya membuat tubuh bagian depannya tertutup bayangan. Rambut panjangnya berkibar tertiup angin, selama sedetik itu pula direksi Naruto terpaku kearah sosok tersebut

Namun saat kedipan mata Naruto, dia tidak melihat lagi sosok tersebut. Kembali mengucek-ngucek matanya agar lebih jelas dia melihat lagi di atas tiang dan tidak menemukan apa pun disana. Sungguh, demi novel porno yang pernah di bacanya milik sang kakek dia tadi melihat sesosok yang diperkirakannya perempuan berdiri di sana dan… menatapnya

'Tiinn…'. Naruto terkaget saat mendengar suara klakson di belakangnya. Dia kemudian membalikan badannya dan menemukan sebuah mobil berhenti di belakangnya. "Hei, jangan berdiri di tengah jalan… kau mau mati hah". Teriak pengemudi mobil tersebut kepada Naruto

"aaa… sumimasen". Naruto segera menyingkir ke tepi jalan dan membiarkan mobil tersebut kembali melaju.

Sekali lagi Naruto merutuki kebodohannya, tapi dia sungguh yakin jika dia melihat ada seseorang yang berdiri di atas tiang listrik tadi. Mengambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan dia kembali berjalan untuk pulang, 'mungkin itu halusinasi seseorang yang sedang kelaparan dan kesepian sehingga dia melihat sesosok perempuan memandanginya dari atas sebuah tiang… hahaha lucu sekali'. Pikirnya berusaha menepis tentang kejadian tadi

~R.O.B.S~

Esok hari pun datang, hari ini tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya kecuali dia yang sarapan sendirian tanpa ada sosok kakeknya yang sedang pergi mencari inspirasi. Setelah serangkaian kegiatan paginya dirumah kini Naruto berjalan untuk berangkat kesekolahnya

"Ohayou Namikaze-senpai...". Naruto mengarahkan pandangannya ke sosok gadis berambut orange yang kini berada di sampingnya. "Aaa... Ohayou Orihime-chan,kau mengagetkanku saja". Balas Naruto sambil tersenyum kepada juniornya itu

"Gomen Namikaze-senpai... hehehe". Jawab Orihime Inoue dengan senyumannya kepada seniornya. Naruto hanya membalas tersenyum, dia memang cukup mengenal Inoue. Dia sering bertemu dengannya di perpustakaan

"Sudah kubilang kan, jangan panggil aku dengan nama margaku... panggil saja Naruto". Kata Naruto. "Gomen senpai, aku sudah biasa memanggilmu dengan nama itu". Kata Inoue

"Kalau begitu biasakan dengan memanggilku Naruto oke..."

"baiklah N-Naruto-senpai...". ucap Inoue dengan muka memerah karena malu memanggil nama Naruto dengan nama kecilnya. Naruto pun tersenyum, dia memang sudah menganggap Inoue sebagai adiknya jadi keformalan tidak diperlukan dalam persaudaraan bukan

"Nah... kalau begitu kan bagus, aku juga akan memanggilmu dengan nama depanmu, ne... Inoue-chan". Kata Naruto menepuk pelan kepala Inoue yang membuat Inoue tertawa kecil

"Kalau begitu ayo kita berangkat...". ucap Naruto. "Uhm...". balas Inoue

Saat sudah sampai sekolahan mereka berdua bun berpisah, tentu saja karena mereka berbeda kelas. Naruto setelah mengganti sepatunya di loker segera berjalan menaiki tangga untuk sampai di lantai tiga tempat dimana kelasnya berada

Saat sudah memasuki kelasnya dia segera berjalan kebelakang dan duduk di tempat duduknya yang terletak paling pojok belakang di sebelah jendela. Dia sempat melirik bangku kosong di sebelah kanannya, orang yang dulunya menempati bangku itu sudah pindah sekolah jadi kini kosong tidak ada yang menempati

Saat sudah duduk dia kembali melakukan aktifitas kesukaannya yaitu memandang langit menghiraukan tawa-tawa centil gadis-gadis di kelasnya sambil memandangi dirinya.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 08.00, dan bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pelajaran akan dilaksanakan tidak lama lagi. Pintu kelas pun bergeser, melihat sang sensei memasuki kelas semua murid langsung berhamburan ke tempat duduknya kecuali Naruto yang masih memandang langit biru

"Ja Minna, hari ini kita kedatangan murid baru... dia akan belajar bersama kita untuk satu tahun kedepan... kau boleh masuk". Setelah sang sensei berbicara demikian kini masuklah seorang siswi perempuan berambut blonde pucat panjang dengan ujung rambutnya yang bergelung, tampak para siswi yang kagum akan pesona murid baru itu dan para siswa yang nosebleed akibat melihat kecantikan dan keseksian murid baru itu

"Baiklah Uzumaki-san... perkenalkanlah dirimu". Ucap sang sensei

"Ohayou Gozaimasu Minna-san... Watashi wa Uzumaki-Celia desu. Celia de yonde kudasai (tolong panggil dengan Celia saja). Douzo Yoroshiku Onegaishimasu (Mohon bantuannya)". Ucap Celia memperkenalkan dirinya

"Baiklah, ada yang mau bertanya...". kata sang Sensei, murid-murid terutama paa pria langsung ribut untuk dari pertanyaan kecil-kecilan sampai ke yang mesum sekalipun

Keramaian itu pun membuat Naruto menghentikan aktifitasnya, dia segera mengarahkan direksinya ke depan dan kaget saat melihat seorang murid baru di depan. Kedua mata Naruto dan Celia saling bertatapan dalam beberapa detik, Naruto merasa tubuhnya kaku. Entah kenapa dia pernah melihat bola mata milik murid baru di depannya tapi entah kapan. Kegiatan saling menatap keduanya terinterupsi oleh perkataan sang Sensei

"Baiklah... baiklah, kurasa kalian bisa bertanya saat istirahat nanti...". Dan itu sukses membuat para pria mendesah kecewa. "Baiklah Uzumaki-san... kau bisa duduk di bangku kosong di sebelah Namikaze-san... Namikaze-san angkat tanganmu"

Naruto yang sadar jika namanya di panggil segera mengangkat tangannya, Celia yang melihat pria blonde yan duduk dipojokan tersenyum kecil. Membungkukan badannya sejenak dia segera berjalan kearah bangku disebelah Naruto

Saat berada di samping Naruto Celia mengeluarkan senyumnya kepada Naruto dan membuat Naruto mengeluarkan semburat tipis di kedua pipinya. Naruto pun membalas senyum Celia sebelum dia duduk dibangkunya. Pelajaran membosankan hari itu pun berjalan, seperti biasa hanya sedikit yang memperhatikannya. Naruto kembali memandang langit, namun dia tidak menyadari jika Celia kadang meliriknya dan tersenyum kecil

~R.O.B.S~

Kini malam hari pun telah tiba, Kakek Naruto sudah kembali dari bepergiannya. Tampak lebih cepat, Naruto dan kakeknya kini sedang makan malam di ruang makan. Mereka makan dengan tenang sampai suara Jiraiya mengalihkan perhatian Naruto

"Naruto... kau bisa temani Jii-chan malam ini kan ? Kakek harus segera menyerahkan script ke redaksi...". Naruto hanya mengangguk dan kembali memakan makan malamnya. Setelah makan mereka berdua bersiap-siap dan pergi ke ujung kota untuk ke kantor redaksi, jangan tanya kenapa malam-malam karena redaktor hanya bisa di temui saat malam hari (?)

Setelah menyerahkan script tulisan Jiraiya, kini mereka berdua sudah kembali untuk pulang. Mereka berdua sedang berjalan untuk menuju rumah, sampai di sebuah pinggiran sungai yang terdapat lapangan cukup luas Jiraiya berhenti sejenak

Naruto yang melihat kakeknya berhenti ikut berhenti, dia kemudian berjalan ke samping kakeknya dan berdiri disampingnya. Mereka memandang permukaan air sungai yang memantulkan cahaya lampu dari bangunan-bangunan gedung

"Ne Naruto, entah kenapa aku merasa hidupku tak lama lagi". Kata Jiraiya pelan namun masih bisa di dengar oleh Naruto. Naruto tidak suka jika Jiraiya berkata demikian. "Apa maksudmu Jii-chan... kau jangan bicara yang aneh-aneh"

"... entahlah, aku hanya merasa begitu". Kata Jiraiya, Naruto mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya. Dia tidak ingin... dia tidak ingin lagi kehilangan seseorang yang berharga baginya lagi, cukup hanya orang tuanya saja yang pergi meninggalkannya.

Mata Naruto tertutup oleh poninya meninggalkan bayangan disana. "Sebaiknya kita pulang Jii-chan... angin malam tidak bagus untuk tubuhmu". Kata Naruto sambil berbalik dan berjalan meninggalkan Jiraiya dengan raut wajah yang susah ditebak

"Naru-". Belum sempat Jiraiya berbicara tiba-tiba permukaan air sungai yang tenang meledak membuat Naruto dan Jiraiya menoleh kearah sumber ledakan. Mata keduanya membulat saat mereka melihat sesosok monster, bukan lebih tepatnya makhluk hitam dengan bentuk seperti manusia tapi bungkuk dan mempunyai empat tangan. Jiraiya tentu saja kaget, seumur hidupnya dia melihat sosok yang mengerikan itu

"Hehehe... akhirnya tiba saatnya aku akan memakanmu". Kata makhluk tersebut yang tidak lain adalah Hollow. Hollow itu langsung berjalan keluar dari air dan melangkah ke arah Naruto. Sedangkan Jiraiya yang melihat Naruto diincar makhluk itu segera menghadangnya dan itu sukses membuat Naruto membulatkan matanya

Hollow yang melihat Jiraiya berusaha menghalanginya hanya menyeringai. "Ningen (Manusia) sepertimu hanya menggangguku... MATI KAU". Hollow itu langsung berlari dengan cepat kearah Jiraiya dan menghantamnya dengan pukulannya yang membuat Jiraiya terbang dan menabrak tembok jembatan sampai hancur

"JII-CHAANN...". Teriak Naruto dengan mata yang membulat sempurna. Tubuhnya bergetar hebat saat makhluk itu menghantam kakeknya, keringat dingin mengucur deras di dahinya dan kakinya lemas tak bertenaga

"Gehehe... manusia tak berguna, sekarang aku akan memakan kau... hahaha". Tawa keras Hollow tersebut terdengar di telinga Naruto

Tubuh Naruto terus bergetar, pemikiran-pemikiran tentang kakeknya yang terbunuh memenuhi otaknya. Sudah cukup, dia sudah lelah... dia sudah lelah kehilangan orang yang dicintainya. Saat tangan Hollow tersebut berusaha untuk menyentuhnya sekelebat ingatan masa lalunya terlintas di pikirannya

'Ne Naruto... apa kau tahu, saat kau kehilangan semua orang yang berharga bagimu kau janganlah menyerah... bila kau menyerah orang-orang yang kau sayangi yang telah mendahuluimu akan bersedih, dan temukanlah orang berharga bagimu lagi... carilah dan temukanlah lebih banyak orang yang kau sayangi...' ingatan tentang perkataan Jiraiya saat dirinya kecil terlintas

'Tidak... aku tidak boleh menyerah, gomen Jii-chan...' pikir Naruto. Hollow tersebut kaget saat melihat bocah blonde di depannya tiba-tiba berdiri dari posisinya tadi dan memukulnya sampai membuatnya bergeser ke belakang

"Kusso Ningen... kau benar-benar akan kubunuh". Dengan marah Hollow tersebut melaju kearah Naruto dengan keempat tangannya yang sudah mengeluarkan sesuatu yang lancip. Naruto dengan refleknya berusaha menghindar namun masih saja terkena tusukan di beberapa bagian tubuhnya

'Monster ini gerakannya sangat cepat... kalau seperti ini aku bisa terbunuh'. pikir Naruto di sela-sela kegiatannya menghindar dari serangan Hollow itu. Namun tetap saja manusia biasa menghadapi sesosok monster tentu tidak bisa berbuat banyak

Dengan susah payah Naruto berhasil menghindar ke belakang, nafasnya terlihat terengah-engah. Beberapa luka tusukan tampak terlihat di sekujur tubuhnya, dia juga terkihat susah payah hanya untuk sekedar berdiri dengan kakinya

Matanya kembali membulat saat Hollow itu bergerak dengan cepat kearahnya dan mengacungkan salah satu duri tajamnya kearahnya. "Mati kau... gyahahaha". Tawa Hollow tersebut. Pasah... ya kini dia hanya pasrah bila dia harus mati, setidaknya dia bisa berkumpul lagi dengan orang tuanya

"Hadou #4 : Byakurai...". Terlihat petir berwarna biru menghantam Hollow tersebut dan membuatnya terpental cukup jauh. Naruto yang mendengar sebuah suara yang cukup keras membuka matanya, dia kaget saat melihat Hollow di depannya kini berada cukup jauh darinya dengan tubuhnya yang nampaknya habis terkena serangan

Bingung... itulah yang dipikirkan Naruto sekarang. Bagaimana bisa monster yang beberapa detik yang lalu ingin membunuhnya kini terjatuh dan berada cukup jauh darinya. "Grrhh...". Hollow tersebut segera bangkit, serangan tersebut memang membuatnya terpelanting namun tidak cukup fatal untuk melukainya.

"Sialann... keluarlah kau Shinigami sialan, aku tahu kau yang melakukan ini". Kata Hollow tersebut entah kepada siapa. 'Shinigami ? apa lagi itu...'. pikir Naruto yang semakin bingung dengan kejadian semua ini

"Kau sudah melakukan tindakan yang berlebihan Hollow...". terdengar suara seseorang yang menurut Naruto dia kenal suara ini. Menolehkan kepalanya kearah atas tiang listrik tidak jauh darinya, mata Naruto membulat

'Dia... bukankah dia-'. Belum sempat Naruto melanjutkan pikirannya monster yang tadi menyerangnya kini terlihat melaju kearah sosok yang berdiri di atas tiang listrik tadi. Sosok wanita tadi hanya tersenyum melihat Naruto yang nampak kaget melihat dia, kini direksinya menatap Hollow yang menerjangnya

Diambilnya sebuah Katana yang disarungkannya di pinggang kirinya dengan tangan kanannya, mengarahkan pedangnya di depan mukanya secara vertikal keatas dia membisikan sesuatu.

"Hikaru : Kouhime [光姫](Shining : Kouhime)". Setelah mengucapkan atau lebih tepatnya membisikan kata tersebut katananya mengeluarkan cahaya putih. Dan dengan itu orang itu melompat ke atas Hollow yang sedang menerjangnya

Mata Hollow tersebut membulat saat cahaya yang melapisi Katana milik Shinigami di atasnya semakin membesar. "Sekarang musanahlah kau... maju, Kouhime". Pedang yang dilapisi cahaya yang cukup besar itu langsung mengarah kearah Hollow di bawahnya

"Arrgghh... Shinigami SIALAN !". dan dengan teriakan itu Hollow tersebut musnah berkat dampak dari serangan tadi. Naruto sendiri disisi lain masih bingung dengan kejadian yang menimpanya tapi dia kagum dengan kekuatan sosok yang mengalahkan monster itu

Teringat dengan kakeknya Naruto berusaha melangkahkan kakinya menuju tepi jembatan tempat kakeknya tadi terlempar. Kakinya bergetar dan giginya berkeletuk menahan rasa sakit akibat tusukan-tusukan monster tadi. Tapi pikirannya kini hanya dipenuhi dengan keadaan kakeknya saja

Setelah sampai tidak jauh dari tempat kakeknya berada mata Naruto membulat. "JII-CHAN !". tampak Jiraiya berada di atas tanah dengan reruntuhan-reruntuhan di sekelilingnya namun yang membuat Naruto kaget adalah ada satu bongkahan reuntuhan yang cukup besar yang menimpanya

"Jii-chan... Jii-chan, bertahanlah... kumohon". Dengan susah payah Naruto berhasil menyingkirkan bongkahan itu dari atas tubuh kakeknya yang nampak tidak berdaya. Air mata Naruto tampak mengalir deras

"Na-Naru.. to...". Suara yang terdengar sangat lirih mengalihkan perhatian Naruto, kini Naruto menatap kearah Jiraiya yang berbaring di pangkuannya. Air matanya tak berhenti mengalir dari manik sapphire nya

"Jii-chan... kumohon bertahanlah, aku akan segera memanggil ambulans, kau harus segera-". Perkataan Naruto terhenti saat tangan kakeknya memegang jaketnya, kembali ditatapnya kakeknya yang kali ini tersenyum kearahnya dengan darah yang keluar dari mulutnya

"Mou... Jii-chan sudah tak kuat lagi... kupikir sekarang sudah saatnya Jii-chan pergi". Kata Jiraiya pelan

"Hentikan Jii-chan... bercandamu sungguh tak lucu". Naruto tahu, sungguh tahu jika kakeknya akan meninggalkannya, dia bisa mengetahui jika seseorang akan mati, dia bisa merasakan aura roh kakeknya semakin menipis

Jiraiya hanya tersenyum lembut, dia mengelus surai pirang Naruto yang kali ini menunduk sambil menangis. "H-Hei... laaki-laki tak boleh menangis, kau sudah 18 tahun tahu... hehehe". Tidak ada jawaban dari Naruto, dia masih menunduk

Tidak jauh dari mereka sosok yang tadi mengalahkan Hollow tadi berdiri, katananya sudah kembali disarungkan di tempatnya semula. Ekspresinya entah kenapa kali ini terlihat sedih, dia memang sudah sering melihat orang yang nyawanya akan meninggalkan raga tapi di dalam hatinya melihat kejadian di depannya kali ini membuatnya merasakan sakit. Dia entah kenapa bisa memahami perasaan pemuda pirang di depannya

Jiraiya pun menghentikan aktifitasnya mengelus surai cucunya. Dia sedikit mengambil nafas panjang, sakit di bagian dalam tubuhnya yang amat sangat membuat dia ingin menyerah tapi dia harus menceritakan ini kepada cucunya sebelum dia bisa beristirahat dengan tenang

Memandang langit berbintang di atas sana Jiraiya membuka suaranya. "ne Naruto... ada satu hal yang harus aku ceritakan kepadamu, dan kau harus tahu ini...". Mata Naruto langsung menoleh kepada Jiraiya

"Sebenarnya kedua orang tuamu adalah seorang... Shinigami". Mata Naruto membulat saat Jiraiya berkata demikian. "Mereka berdua meninggal saat sedang menjalankan tugas mereka... mereka belum memberitahukannya padamu karena mereka tidak ingin kau dalam bahaya, selain itu mereka juga menyegel kemampuanmu..."

"A-apa maksumu Jii-chan... B-Bukankah kau seorang manusia, tidak mungkinkan Tou-san dan Kaa-san seorang Shinigami". Kata Naruto yang masih belum percaya kata-kata kakeknya

"Aku memang hanya seorang manusia biasa Naruto, tapi Obaa-chan mu adalah seorang Shinigami... Jii-chan tahu itu, tapi rasa cinta Jii-chan terhadap Obaa-chan mu Tsunade mengahpus keraguan itu dan tetap menikahi Baa-chan mu..."

Naruto tentu saja kaget, dia memang belum pernah bertemu dengan neneknya. Tapi dulu sekali dia pernah diceritakan oleh ayahnya jika neneknya tiba-tiba menghilang dan meninggalkan kakeknya sendirian. "L-Lalu... dimana O-Obaa-chan sekarang..."

"Uzumaki Tsunade-sama sekarang berada di Soul Society bersama Shinigami dari keluarga Uzumaki lainnya...". kata wanita tadi dan sekarang berdiri beberapa meter dari Naruto dan Jiraiya yang sedang terbaring

Naruto menolehkan kepalanya dan melihat sosok wanita yang menolongnya tadi. "J-Jadi kau benar-benar seorang Shinigami Celia-san...". ucap Naruto

Sosok tersebut yang kini sudah terungkap identitasnya sebagai murid baru di kelas Naruto yang tidak lain adalah Uzumaki Celia mengangguk kearah Naruto. Kini dia memandang kakek Naruto. "Maafkan aku Jiraiya-sama, tapi ini sudah menjadi takdirmu"

"Tidak apa-apa... aku tahu cepat atau lambat aku pasti akan mati, apa Tsunade baik-baik saja disana". Kata Jiraiya

"Ya, belia baik-baik saja...". kata Celia kepada Jiraiya namun raut wajahnya tidak bisa ditebak

"J-Jadi Jii-chan sudah tahu, lalu kenapa Baa-chan meninggalkan Jii-chan...". kata Naruto

"Baa-chan mu melanggar peraturan bahwa Shinigami tidak boleh jatuh cinta kepada manusia dan tidak boleh menikah dengan manusia, tapi dia mengabaikan peraturan itu... dia terus berada di dunia manusia dan menikah dengan Jii-chan sampai melahirkan Tou-san mu...". kata Jiraiya sambil menutup matanya mengingat kenangannya dulu bersama dengan sang istri tercinta

"Lalu, suatu hari datang shinigami lain dari dunia asal Baa-chan mu dan mengambil Baa-chan mu... tentu saja Jii-chan yang hanya manusia biasa tidak bisa berbuat apa-apa, setelah itu Jii-chan hanya sendirian merawat Tou-san mu..."

"...tapi walaupun Baa-chan mu sudah pergi cinta Jii-chan tidak pernah hilang untuknya, maka dari itu Jii-chan tak pernah menikahi wanita lain... hanya Baa-chan mu wanita yang kunikahi". Jiraiya tersenyum sedih, setetes air mata mengalir melewati sudut matanya yang masih terpejam

"Ja-jadi...". kata Naruto, dia tentu saja baru mendengar cerita itu sekarang

"beberapa tahun berlalu, Tou-san mu sudah bertambah dewasa dan mungkin kini seumuran denganmu Naruto saat dia bertemu dengan Kaa-san mu... awalnya Jii-chan juga tidak tahu jika Kaa-sanmu adalah seorang shinigami sampai kejadian itu terulang kembali"

"Kejadian itu ?". tanya Naruto bingung

"ya, waktu itu karena Kaa-san mu memberikan kekuatannya untuk Tou-sanmu sehingga dia bisa menjadi shinigami seutuhnya dia dianggap menyalahi aturan dunianya lagi. Dia kemudian di bawa ke dunianya, tapi Tou-san mu menyelamatkannya". Kata Jiraiya

"Setelah beberapa masalah yang dilewati mereka berdua mereka akhirnya direstui hubungannya karena Tou-san mu yang sudah menjadi shinigami. Saat itu Jii-chan tidak bisa menolak hubungan mereka karena tekad Tou-san mu yang sangat kuat... mereka kemudian menikah dan melahirkanmu 18 tahun yag lalu"

Jiraiya kembali melanjutkan ceritanya. "Demi keselamatanmu kekuatanmu di segel oleh mereka dan Jii-chan juga meminta agar mereka menghilangkan kamampuan Jii-chan untuk melihat hal-hal gaib".

"Lalu saat umurmu 5 tahun, mereka di panggil untuk datang ke dunia asal Kaa-san dan Baa-sanmu, tapi...". Jiraiya mengambil nafas dalam, kini matanya terbuka dan menatap mata Naruto

"tak lama kemudian, Jii-chan di beritahu oleh salah seorang shinigami yang datang ke dunia manusia bahwa Tou-san dan Kaa-san mu meninggal saat menjalankan misi Shinigami mereka. Sungguh waktu itu Jii-chan sudah tak tahu lagi harus berbuat apa, kehilangan Baa-san mu sudah cukup menyiksa Jii-chan"

"sejak saat itu Jii-chan memutuskan untuk menyembunyikan kejadian sebenarnya darimu dan membesarkanmu sendirian". Naruto kali ini menundukan wajahnya, matanya tertutupi oleh bayangan rambutnya sehingga tidak kelihatan sorot matanya seperti apa

Jiraiya batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya dan itu membuat Naruto semakin panik. "Jii-chan kumohon bertahanlah"

"Sudah cukup Naruto... Jii-chan hanya minta maaf jika selama ini Jii-chan sudah membohongimu". Kata Jiraiya yang suaranya semakin memelan

"Jii-chan...". ucap Naruto

"ne Shinigami-san bisakah kau mendekat". Celia hanya mengangguk dan ikut berjongkok de sebelah Jiraiya yang kosong. Katananya di taruhnya di tanah. "Aku tahu tujuanmu datang kemari Shingami-san... kumohon jagalah Naruto, meskipun dia ceroboh tapi aku sangat menyayanginya"

"Baik Jiraiya-sama...". Kata Celia, dia sempat melihat Naruto yang masih menangis sambil memegang kakeknya, entah kenapa dia bisa merasakan kesedihan pemuda di depannya itu

"... dan tolong katakan kepada Tsunade jika aku selalu mencintainya". Kata Jiraiya yang kembali batuk dengan mengeluarkan darah

"JII-CHAN..."

"Sudah cukup Naruto, Jii-chan sudah sampai batas Jii-chan... satu lagi Naruto, habis ini temuilah Urahara-san dia akan membantumu, temukanlah orang yang kau sayangi yang juga menyayangimu dan lindungilah dia dengan nyawamu... sekali lagi maafkan Jii-chan Naruto, Sayounara...". dengan itu perlahan tubuh Jiraiya mengeluarkan cahaya putih dan butiran-butiran cahaya mulai terangkat ke langit

Celia yang melihat roh Jiraiya mulai meninggalkan tubuhnya segela memanggil Kupu-kupu Neraka untuk membimbing roh Jiraiya untuk sampai ke alam lain. Naruto sekali lagi menatap muka Jiraiya yang tersenyum damai. Ya, dia harus bangkit... dia tidak boleh bersedih lagi. Jika dia kehilangan orang yang berharga maka carilah lagi, dia tidak ingin orang2 yang berharga yang telah mendahulinya bersedih

"Namikaze-san... apa kau baik-baik sa-". Perkataan Celia dipotong oleh Naruto karena Naruto yang kini menatapnya. "Naruto...". Celia bingung dengan perkataan Naruto yang tiba-tiba

"Panggil aku dengan Naruto... aku tidak suka dengan ke formalan Celia-san"

Celia tentu saja kaget saat teman sekelas nya itu memintanya untyk memanggilnya dengan nama dpennya bukan marganya. Tersenyum sedikit Celia kembali berkata. "Dan kau juga harus memanggilku Celia... Naruto-kun"

Naruto kaget namun tak lama dia tersenyum, ditatapnya wajah kakeknya yang tenang. 'Sepertinya perkataanmu benar Jii-chan... aku harus tetap maju dan juga menemukan orang yang kusayangi'

.

.

.

~To be Continued...~

*Note :

1).Nama : Uzumaki Celia

-Posisi : Pasukan Divisi 1 (Kursi ke-3)

-Zanpakutou : Kouhime (光姫)

-Shikai : 'Hikaru : Kouhime' artinya 'Bersinarlah Kouhime'

-Bankai : ?

-Penampilan Zanpakutou : Katana dengan gagang berwarna seperti rambutnya dengan mata pedang berwarna putih dengan sedikit corak kuning pucat

.

A/N : Aaa gomen ne Minna... Ryu malah buat cerita baru lagi. Abis ide mampet and banyak faktor yang gak menunjang, doain Ryu aja ya biar cerita yang lain bisa update. Minna semoga senang sama cerita kali ini ya... oh ya dan tokoh OC yang Ryu pairing in sama Naru itu Celia Cumani Aintree, yang nonton anime 'Walkure Romanze' pasti tahu, tokohnya sama kayak Gambar Cover Fiction ini. Gitu dulu aja ya, jaa ne ^^

—II—