Bunga yang bertaburan di sebuah altar pernikahan. Raut wajah kebagiaan puluhan tamu undangan yang hadir, cuaca yang bagus mendukung lancarnya proses acara pernikahan ini.

Pernikahan atas nama Haruno Sakura dengan Akatsuna Sasori.

Tepuk tangan kian meriah setelah kedua mempelai mengucapkan janji sehidup semati. Bahkan setelah proses pemasangan cincin terdengar teriakan dari sebagian tamu yang menyuruh mempelai pria untuk mencium mempelai wanita.

Dan seperti tamu undangan lainnya, seorang pemuda bersurai pirang hanya bisa tersenyum simpul ketika melihat kedua sahabatnya tersipu malu mendengar teriakan dari sebagian tamu undangan. Namun iris safir miliknya tetap menangkap moment dimana kedua sahabatnya itu saling berciuman mesrah.

"Harusnya lebih panas lagi cuiman mereka"

Menoleh kesamping, pemuda itu hanya menghela nafas berat mendengar hal tersebut. "Tidak baik bagi seorang Exorcist dengan pangkat Paladin seperti Jii-san bicara seperti itu" ucap pemuda itu menautkan alisnya sambil tersenyum pahit. "Itu akan membuat pendapat miring tentang kita kedepan"

Mendengar ucapan pemuda tadi sang kakek hanya tertawa terbahak-bahak sambil menepuk pundak pemuda itu. "Jangan begitu Naruto, kau terlalu formal tahu... " kemudian pria tua itu melirik Sakura sang mempelai wanita yang akan melempar seikat bunga, dan tentu saja hal itu akan menjadi rebutan para tamu. Karna percaya dengan mitos.

Bahwa siapa saja yang mendapatkan seikat bunga tersebut, maka dalam waktu dekat dia akan segera menikah.

"Satu... "

"Dua... "

"Tigaaa...! "

Dengan teriakan penuh semangat dari Sakura bunga tersebut di lempar dan melayang sangat jauh hingga mendekati bangku belakang dari deretan barisan para tamu. Terus melayang hingga.

PLUUKK..

Naruto yang sedang melamun kegat dengan seikat bunga yang tiba-tiba sudah ada di atas pangkuannya. Melirik kedepan dia bisa melihat Sakura tersenyum manis sambil mengacungkan jari jempol padanya. Sedangkan Sasori hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Kau beruntung Naruto...! " ucap pria tua yang merupakan kakeknya sambil mengacungkan kedua jempol tangannya. "Aku saja mau menangkapnya tadi"

"Beruntungnya aku... " ucap Naruto seraya memberikan sebuah senyum kecil. Sambil menatap kedua mempelai tersebut, dan berakir pada kakeknya Jiraiya.


Disclaimer: Saya tidak akan pernah mengakui kepemilikan Naruto dan High School DxD

Rate: T - M

Pair:

Genre: Adventure, Familly, Romance dan Humor.

Warning: Typo, ooc, oc, bahasa yang aneh, abal-abal, banyak kekurangan di sana-sini, alur yang terlampau cepat, sistim SKS (Sistim kebut semalam)

WARNING : WALAUPUN FIC INI MENGANDUNG UNSUR RELIGIUS TAPI FIC INI TAK PERNAH MENGHINA AGAMA TERTENTU. TUJUAN DARI FIC INI HANYALAH HIBURAN SEMATA.

Tank to : wisnanda putra | Akira No Sikhigawa |

yang telah membantu dalam pembuatan Xover ini


"Jadi Dewan Vatican mengirimku sebagai pengawal Michael-sama yang bermaksud menghadiri pertemuan besar yang akan dilaksanakan di Academy Kuoh?" sehabisnya menghadiri pernikahan kedua sahabatnya. Entah mengapa Jiraiya lansung mengajak Naruto untuk pergi ke salah satu Gereja tua di pinggiran kota Roma. Awalnya Naruto merasakan firasat tidak enak, namun sepertinya dia benar karna pada saat itu juga Naruto mernerima surat perintah dari Dewan Vatican untuk menjadi pengawal dari Michael-sama dalam pertemuan tiga kekuatan besar. "Kenapa mereka menugaskan seorang Arc Knight sepertiku bukan seorang Paladin seperti Jii-san?"

"Bukankah ini bagus untuk mengirim seorang Exorcist berbakat sepertimu?" Jiraiya kembali tertawa melihat Naruto yang sepertinya kurang senang dengan ini. "Bukankah kau inggin menjadi Paladin dan membuktikan mereka semua salah, karna seorang yang mempunyai darah lumpurpun bisa menjadi seorang Paladin"

Naruto hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Jiraiya. Memang salah satu keahlian kakeknya adalah menghiburnya disaatnya gundah seperti ini. Naruto yang masih tersenyum, kemudian mengambil dan kemudian memakai jubah hitam yang menjadi cirinya sebagai seorang Exorcist.

"Jii-san aku pergi dulu.. " Naruto kemudian perlahan berjalan meninggalkan ruangan Gereja. "... jangan pergi ketempat-tempat mesum"

Jiraiya hanya bisa tersenyum gugup ketika Naruto berhasil membaca pikirannya. Tatap berdiri sambil melambaikan tangan Jiraiya berdo'a agar cucunya tersebut cepat-cepat pergi. Namun kemudian pria tua itu menautkan alisnya binggung ketika Naruto menghentikan langkahnya.

"Setidaknya jangan pergi tanpa aku" ucap Naruto tersenyum lebar.

"Hahaha... dasar bocah itu" Jiraiya tertawa lepas melihat kepergian Naruto "OI... Gaki sampaikan salamku untuk Koneko-chan!" teriak Jiraiya yang hanya dibalas isarat tangan oleh Naruto.

Blaaammm

"Dasar.. " Jiraiya masih tersenyum melihat kepergian Naruto yang telah menghilang di balik pintu "... Sepertinya aku harus minta maaf kepada kalian berdua Surga sana. Karna anak kalian ternyata tertular oleh sifat mesumku" ucap Jiraiya yang kemudian berdo'a entah kepada siapa.

0o0o0

Setelah berpamitan dengan kakek tercinta, sesuai arahan dari selembaran yang di terimanya Naruto harus pergi ke Gereja St. Perter's Basilica untuk bertemu dengan rombongan lainnya. Namun sepertinya masih akan memakan waktu lama. Sepanjang perjalanan menuju Gereja Naruto di hadapkan pada kemacetan panjang di jalan Protokol Ibu kota.

"Hahhh... " Naruto hanya bisa menghela nafas berat melihat taksi yang di tumpanginya tidak berjalan sejak 20 menit yang lalu. Melihat kesisi luar jendela, matanya menangkap ratusan manusia yang berlalu lalang dengan urusan mereka sendiri. Kadang hal itu juga membuat Naruto sedikit cemburu "Jika saja aku bukan pemilik salah satu Sacred Gear pasti seorang berdarah lumpur sepertiku tidak akan di terima untuk menjadi seorang Exorcist"

Dan dalam lambatnya arus perjalanan ibu kota. Ingatan Naruto melayang pada seorang gadis bersurai perak dengan hidung dan bibir yang mungil. Ohhh... jangan lupakan tubuh dan juga payudaranya yang juga sama mungilnya. Karakteristik yang cocok untuk seorang gadis berukuran tubuh loli.

Gadis Nekomata yang dulu di selamatkannya dari perburuan Iblis maupun Exorcist, karena dia dianggap sebagai iblis sesat. Padahal Naruto tau gadis itu tidak bersalah, dia hanya terkena imbas dari kejahatan yang di lakukan kakaknya.

Lucu memang, dulu bagaimana sulitnya dia untuk menjinakan gadis itu. Mengalahkannya dengan kekerasan Naruto samapai tak tega. Namun setelah berjuang sekian lama, akhirnya dia bisa mengalahkan gadis tak bernama itu dengan cara yang konyol.

Hanya dengan memasak ikan Tuna. Kemudian memancing gadis itu memakannya, dia bisa mengalahkan Nekomata itu. Haahahah... dan sejak saat itu pulalah Naruto tidak menghina skill memasak miliknya lagi.

Namun... masalah lain berdatangan setelah dia menjinakan gadis Nekomata tersebut. Para Exorcist yang mengetahui Nekomata itu berada dalam asuhannya secara sepihak mulai menyerangnya. Alasan mereka sederhana, dengan melumpuhkannya mereka bisa membunuh Nekomata tersebut dan menaikan status mereka sendiri.

Sungguh alasan munafik yang pernah di miliki seorang Exorcist. Kita memang di ajarkan untuk membasmi Iblis, namun bukankah juga tidak ada larangan untuk berteman dengan mereka.

Bagaimana dengan para Exorcist yang mengambil Class Temer yang mengadakan kontrak dengan Iblis tertentu atau yang juga bisa di sebut dengan Familiar. Jika mereka tetap ngotot untuk membunuh Nekomata itu sepertinya Class tersebut harus di hilangkan.

Saat Naruto merasa terpojok... entah bagaimana bisa kakeknya yang seorang Paladin berteman dengan salah satu Iblis yang diketahui berasal dari anggota keluarga 72 pilar. Dan saat tidak ada pilihan lain. Naruto menitipkan Nekomata miliknya pada Lord Gremory, sahabat kakeknya. Yang kemudian Nekomata miliknya di asuh oleh anak perempuan Lord Gremory yang juga menjadi teman baik Naruto.

Rias Gremory.

Meski pada awalnya dia merasa aneh seorang Exorcist bersahabat dengan seorang Iblis yang jelas-jelas merupakan buruan mereka. Namun Naruto tak ambil pusing, asal Nekomata itu bisa selamat dia tidak masalah.

Namun sebelum dia pergi... dia memberikan sebuah nama untuk Nekomata itu ... Koneko ... Toujou Koneko.

Nama yang imut bukan?

Dan sekarang dia tau bahwa Koneko saat ini bersekolah di Academy Kuoh. Sebuah Academy yang akan mejadi tempat berlansungnya pertemuan antara tiga kekuatan besar. Tiga kekuatan dari Fraksi Malaikan - Fraksi Malaikat Jatuh - dan Fraksi Iblis.

Sejak tersiar kabar di kalangan Gereja bahwa Tuhan telah mati. Banyak terjadi kekacauan di antara sesama pemeluk Kristiani. Banyak yang menampakkan raut wajah putus asa, atas kemungkinan hilangnya berkah-Nya. Bahkan evek tersebut sampai pada hampir seluruh dewan Vatican.

Namun ... Naruto tidak percaya bahwa Tuhan telah mati! Mungkin ini terdengar gila dan mengada. Tapi, jika berfikir dari sisi logikanya. Tidak mungkin eksistesi Tuhan bisa mati.

Adalah suatu hal yang gila jika sang pencipta mati di tangan mahluk ciptaannya sendiri. Dan andaikan Tuhan memang sudah mati, mungkin dunia ini akan segera tamat. Karna sang pengendali sudah tiada, walaupun menurut kabar Michael berusaha mengisi posisi yang ditinggalkan Tuhan.

Namun...

Dia tidak akan pernah bisa. Kerna jika andai saja dunia ini bagaikan sebuah computer, di mana Tuhan sebagai pemilik asli. Si peminjam pasti tidak akan mengetahui file-file yang di simpan di dalam komputer itu. Dan progam yang ada pasti tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan akhirnya akan berakir pada satu kata...

Eror

Meskipun itu sulit namun Naruto percaya bahwa Tuhan masih ada dan melihat semuanya dari atas sana ... karna...

Bukankah masih ada sesuatu di atas Surga?

"Kita sudah sampai anak muda!"

Suara sang sopir taksi seketika membuyarkan lamuan Naruto. Tersenyum kecil kemudian Naruto keluar dari taksi tersebut setelah membayar jasa sang sopir. Sekarang dihadapannya berdirih mengah sebuah Gereja yang di katakan sebagai Gereja terbesar di dunia. Dengan gaya Renaissance dan Baroque. Gereja dengan nuasa Ghotic kental tersebut pasti laku untuk film-film vampire Hollywod.

Melangkahkan kakinya Naruto kemudian memasuki bangunan Greja tersebut.

0o0o0

Dalam ruangan Gereja yang sepi Naruto melihat seorang perempuan bersurai pirang kecoklatan dengan gaya twin tail, sedang duduk di barisan ketiga dari depan. Terlihat dengan seksama bahwa gadis itu sedang berdo'a dengan khitmat.

Menutuskan untuk tidak menganggu acara do'a gadis itu. Naruto memilih untuk duduk di barisan paling belakang. Dan saat melihat gadis itu telah selesai berdo'a, naruto kemudian berdiri dan memutuskan untuk menghampiri gadis tersebut.

Namun sepertinya langkah Naruto kalah cepat, dengan gadis tersebut yang seketika membalikan badannya dan terkejut melihat sosok Naruto. "N-naruto!"

Sedangkan Naruto tak kalah kaget melihat gadis tersebut. seorang gadis yang sangat di kenalnya. Salah satu temannya ketika dia masih berada di academy Exorcist... Irina Shidou

"Tak ku kira akan bertemu dengamu disini" ucap Naruto yang berjalan mendekati Irina denga sebuah senyum kecil yang menempel di wajahnya. "Ku dengar saat ini kau seorang Malaikat reenkarnasi?" sambung Naruto.

"I-itu benar sekali Naruto-kun" Naruto hanya menautkan alisnya binggung dengan kelakuan temannya yang satu ini. Berbicara dengannya dengan wajah yang memerah bergitu. Apa dia sakit?

"Irina apa kau sedang sakit?" Naruto kemudian berdiri dihadapan Irina dan menempelkan tangannya tepat di kening gadis itu. "Tapi aku tidak merasakan suhu tubuhmu naik?" Naruto memandang wajah Irina dengan dekat.

"A-a-aku tidak a-apa-apa Naruto-kun" Irina dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus berusaha menjauhkan wajahnya dari Naruto seraya mengerakkan tangannya secara acak. "Jadi apa kau masih seorang Exorcist?" Irina mencoba menganti topik pembicaraan.

"Seperti yang kau tau... " Kemudian Naruto mengangkat bahunya. "Aku tidak pernah menyerah mengejar impiannku untuk menjadi seorang Paladin"

"Dan bagaimana dengan Xenovia ku dengar dia sekarang menjadi Iblis reengkarnasi?" Naruto kemudian menanyakan salah seorang sahabatnya yang lain. Namun Naruto menjadi sedikit merasa bersalah ketika melihat wajah murung Irina.

"Iya itu benar.. " Irina dengan wajah tertekuk mengiyakan pertanyaan Naruto. "... Dia sekarang menjadi seorang Iblis"

"Awalnya aku memandangnya sesat dengan keputusan tiba-tiba darinya. Dan segera memutuskan hubungan persahabatan kami. Namun ketika aku mendengar berita bahwa Tuhan telah wafat aku menjadi shok dan saat itu aku memahami perasaan Xenovia yang sesungguhnya... " Naruto bisa melihat Irina yang sedang berusaha menahan air mata yang hendak keluar. "Aku takut ... aku takut dia akan membenciku selamanya... "

"Karna aku inggin ... aku inggin meminta maaf padanya"

Pluukk

Sebuah tepukan lembut kemudian menyadarkan Irina saat itu juga. Melihat siapa pelakunya, iris coklat keemasan miliknya menangkap Naruto yang sedang mengelus pelan kepalanya seraya tersenyum kecil.

"Dia akan memaafkanmu... " Naruto masih tersenyum pada Iria, kemudian tangannya secara perlahan turun membelai wajah gadis itu. Kemudian menghapus air mata yang telah mengalir dari kedua mata dengan iris coklat keemasan tersebut "... aku sudah kenal kalian sejak lama ... percayalah padaku Xenovia pasti akan memaafkanmu"

"Jika perlu aku akan menemani untuk meminta maaf padanya."

Dada Irina merasa hangat ketika mendengar ucapan Naruto tersebut. dengan senyum kebahagiaan tulus yang terkembang diwajahnya. kemudian gadis Malaikat tersebut memeluk Naruto dengan erat.

"Terima kasih Naruto"

Dalam pelukan Irina, Naruto kemudian membisikan sesuatu. "Namun satu hal yang perlu kau tau Irina... "

"Aku tidak percaya bahwa Tuhan sudah wafat"

0o0o0

Kuoh

Muncul dalam linkaran sihir bersama Irina. Naruto memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar menikmati keindahan kota Kuoh. Sepanjang perjalanan, Naruto hanya bisa menghela nafas berat pasalnya Irina yang di ketahui agak hobi berbelanja barang-barang antik kemudian menjadikan dirinya sebagai orang yang akan membawakan semua belanja gadis itu.

"Naruto-kun... lihat lukisan itu!" tunjuk Irina pada sebuah lukisan yang sepertinya barang antik.

"Sepertinya untuk hari ini sudah cukup" Naruto hanya bisa memohon pada Irina untuk menyudahi acara belanja yang menurutnya tak beguna ini.

"Ngak!" Irina terlihat tidak setuju "Disini ternyata sangat banyak barang-barang antik yang langkah ... aku ngak mau melewatkannya begitu saja"

Tanpa mendengarkan Naruto kemudian Irina melangkahkan kakinya menuju penjual lukisan antik tersebut, Irina terlihat bercakap-cakap sebentar seraya berusaha menawar barang buruannya dengan harga serendah mungkin.

Dan merasa sedah cocok dengan harganya Irina segera mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar lukisan tersebut namun...

Tap

Sebuah gengaman tangan menghentikan aksinya. "Sudah cukup Irina... " Naruto kemudian memandang wajah Irina yang terlihat tidak senang. "Sudah cukup" ulang Naruto, tidak terpengaruh dengan Irina yang sudah mengembungkan pipinya pertanda ngembek.

"Tapi aku mau itu" rengek Irina berusaha memberontak pada Naruto yang menyeretnya paksa. "Naruto-kun aku mau lukisan itu" mata Irina terlihat berkca-kaca menatap Naruto.

'Kawai' batin Naruto. Tapi, sedetik kemudian Naruto segera sadar dan tetap menyeret gadis tersebut menjahui si penjual lukisan yang terlihat kecewa.

"Gomen"

0o0o0

Issei POV

Perkenalkan aku Issei, salah satu budak dari Rias Gremory. Hah kalian tau pada saat ini akan di adakan pertemuan besar antara tiga kekuatan besar untuk membuat perjanjian perdamaina.

Namun bukan hal itu saja karna fokus pertemuan ini juga membahas penyerangan yang di lakukan oleh Kokabiel terhadap kemlompok kami beberapa hari yang lalu. Saat ini aku, Bochou, Akeno, si Pria cantik Kiba, Xenovia, beserta Sona Kaichou dan para budaknya sedang dalam perjalanan menuju tempat pertemuan.

Namun tiba-tiba langkah kami terhenti setelah kami merasakan aura suci yang sangat kuat mendekat. Oh man... aura ini sangat tidak menyenangkan bagiku. Kulitku serasa di bakar... shit!

Semakin lama, semakin aku merasakan aura itu mendekati kami...

Dan walahhh...

Ternyata itu Irina dan ... tunggu dulu siapa pemuda di sampingnya itu?

Normal POV

"Sudah ku duga aura suci ini berasal dari kalian berdua" Rias tersenyum melihat dua orang yang sudah tak asing lagi baginya. Dan tatapannya kemudian fokus pada seorang pemuda bersurai pirang "Sudah sembilan tahun kita tidak bertemu ... bagaimana kabarmu Naruto?"

Malirik Rias sejenak Naruto hanya tersenyum kecil "Tidak begitu baik dan tidak bergitu buruk"

"Siapa kau kenapa kau memiliki aura suci yang kental ... padahal kau hanya Manusia biasa dan bukan Malaikat seperti Irina?" Sona menatap Naruto secara inters seraya mengeluarkan aura Iblisnya.

Namun melihat reaksi Sona Naruto hanya tertawa kacil. Dan sedetik kemudian Naruto meneteskan keringat melihat aura Sona yang semakin gila. "Ok ... aku memang Manusia bisa... "

"... soal aku mempunyai aura suci ini adalah karna aku keturunan Templar"

Semua orang yang hadir di situ terkejut. Bahkan Irina dan Xenoviapun juga ikut terkejut. Pasalnya mereka baru mengetahui akan hal ini.

"Tidak mungkin... " Xenovia menunjuk Naruto dengan tatapan horor. "... Tidak mungkin Kau keturunan Templar"

"Percayalah" hanya itu yang di ucapkan Naruto sebelum pergi meninggalkan yang lain menuju tempat pertemuan.

0o0o0

Dalam ruangan yang cukup sederhana. Terlihat empat orang dengan aura yang berbeda sedang duduk berhada-hadapan. Dua orang yang bisa di klarifikasikan sebagai perwakilan dari Maou dunia bawah. Sirzech Lucifer dan Serafall Leviathan. Dengan pendamping masing-masing yaitu kelompok Iblis muda dari Keluarga Gremory dan Sitri. Dan jangan lupakan Sekiryuutei yang berada dalam kelompok Gremory.

Sedangkan dari Fraksi Malaikat jatuh yang di wakili lansung oleh sang pemimpin tertinggi. Gubernur Malaikat jatuh Azazel dengan pendamping seorang pemuda bersurai perak atau lebih tepatnya sang Hakuryuuko.

Dan dari Fraksi Malaikat di wakili juga secara lansung oleh salah satu Seven Arcanggel Michael. Dengan pendamping Irina dan Naruto.

"Kudengar salah satu dari anggotamu menyerang Rias-tan, Sona-tan dan kelompoknya... " ucap Serafall pada Azazel dengan nada yang imut. Namun semua orang yang berada di dalam ruangan itu tau bahwa tersirap ribuan ancaman di balik nada imut itu. "... Bisa kau jelaskan Azazel-dono?"

"Hah... " Azazel hanya menghela nafas berat mendengar berita itu. Walau dia sudah mengetahui akan jadi begini, tapi dia tak menyangka akan seberat ini masalahnya. "Memang yang menyerang adalah salah satu dari anggotaku ... namun sekarang dia ku jamin tidak bisa berbuat banyak karna saat ini dia sudah kebekukan dalam penjara es abadi"

Terjadi keheningan setelah pengakuan Azazel. Masing-masing perwakilan saling terdiam mencoba mencari topik yang pas untuk melanjutkan perundingan.

"Bagaiaman denganmu... " entah ada angin apa Sirzech melirik Naruto yang sedari tadi hanya menatap bosan keluar jendela. "Diantara semua yang hadir hanya kau yang mempunya aura seperti manusia biasa... "

"Bisa kau jelaskan siapa dirimu?"

Sirzech menatap Naruto dengan penuh minat begitu juga dengan Azazel dan Serafall. Bahkan untuk sesaat mereka sempat melupakan pertemuan ini.

"Namaku Namikaze Naruto seorang Exorcist dengan posisi Arc Knight"

"Hanya itu?" tanya Sirzech sambil tersenyum kecil, dan dibalas anggukan oleh Naruto. "Naruto apa kau tidak kangen dengan Koneko-chan?"

Ucappan Sirzech seketika membuat Naruto bungkam, sedangkan Issei yang kebetulan ada di sana menauutkan alisnya binggung.

"Bochou apa hubungan si pirang itu dengan Koneko-chan?" tanya Issei pada Rias.

"Naruto adalah tuannya Koneko-chan" bisik Rias yang memang sudah mengenal Naruto sejak lama.

"Bukankah Koneko-chan adalah budakmu?" tanya Issei yang masih tidak mengerti.

"Secara teknis Koneko-chan memanglah budakku... " Kemudian Rias memperhatikan Naruto. "Tapi sesungguhnya tuan Koneko-chan adalah Naruto. Karna dia yang telah menyelamatkan hidupnya dari pemburuan Iblis dan Exorcist, bahkan yang memberi nama Koneko adalah Naruto."

"Sedangkan aku hanya di minta tolong untuk merawat Koneko karna suatu hal dia menjadi tidak bisa melakukannya"

Issei hanya bisa menggagguk paham mengdengar penuturan Rias. Melirik Naruto yang sedari tadi diam entah mengapa dia merasa tidak enak.

"Iya juga... " entah kenapa Naruto sekarang sadar kalau serasa ada yang kurang disini. "Dimana Koneko?"

"Dia bersama Gasper di ruang club Naruto" Rias menjawab pertanyaan Naruto sambil tersenyum.

"Shukurlah.. " Naruto secara tak lansung juga ikut tersenyum.

Pembicaraan kembali berlansung tentang kesepakatan antara tiga fraksi besar untuk berdamai. Bahkan untuk menjadi jaminan penghormatan perjanjian. Kelompok Gremory dari Fraksi Iblis akan satu sekolah dengan Naruto dan Irina dari Fraksi Malaikat, sedangkan dari Fraksi Malaikat jatuh Azazel memilih dirinya sendiri sebagai guru di sana.

Bahkan tidak cukup sampai di situ saja. Kelompok Gremory akan tinggal satu atap dengan Naruto dan Irina.

Dan tentu saja ucapa Sirzech membuat kaget seluruh perserta rapat. Namun melihat senyum cerah Sirzech entah mengapa semua menyetujuinya. Bukankah ini bukan ide yang buruk?

Namun tiba-tiba saja Naruto merasakan kaanehan dan sepertinya firasatnya benar dengan terdiamnya empat pimpinan fraksi secara bersamaan. Melihat sekelilingnya, dengan jelas dia bisa melihat hampir semua yang ada di ruangan ini terdiam. Dan satu kata.

Waktu telah di hentikan

"Forbidden Balor View"

Semua termasuk Naruto terkejut dengan ucapan Azazel barusan. Ya saat ini yang tidak terpengaruh oleh penghentian waktu adalah empat pimpinan Maou dan dua naga langit yang kebetulan hadir. Plus Rias yang sempat mengengam tangan Issei.

Dan juga dirinya yang di lindungi oleh darah Templar.

"Sepertinya kita sedang di serang" Azazel melirik keluar jendela. Disana atau lebih tepatnya di atas langit tercipta sebuah portal cahaya raksasa. Dan memunculkan ratusan penyihir dari balik portal tersebut. "Dan sepertinya bocah setengah vampire dan Nekomata itu dalam bahaya"

Naruto terkejut mendengarnya. Entah secara tak sadar tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya terlihat. 'Koneko'

"Vali lebih baik kau hadapi gangguan di luar sana" Azazel memandang Vali yang sadari tadi hanya bersandari pada diniding bosan. "Dengan kemunculan Hakuryuuko yang tak terduga kuyakin mereka akan sedikit kacau"

"Baiklah kalau itu maumu" Vali kemudian memperbaiki posisinya dan kemudian terbang meninggalkan Azazel setelah mengeluarkan Sacred Gear miliknya.

"Naruto-kun sebaiknya kau membantu Hakuryuuko... " Michael melirik Naruto yang sedari tadi memasang wajah khawatir. "... aku tau kau khawatir dengan Koneko-chan."

"Namun ada baiknya kau membantu Vali dan biarkan masalah Koneko kau serahkan pada Rias" Michael melirik Rias sejenak.

"Itu benar Naruto... " Rias tersenyum manis meyakinkan Naruto. "... Aku akan menyelamatkan Koneko dan Gasper karena mereka adalah budakku yang berharga"

Naruto hanya tersenyum mendengarkan perkataan Rias. Bagaimanapun sebagai seorang Exorcist dia harus mematuhi perintah atasan bukan? "Baiklah aku akan membantu Hakuryuuko Michael-sama"

Dengan itu Naruto menghilang.

Dan di susul dengan Rias dan Issei yang juga ikut menghilang.

"Sepertinya hanya tinggal kita.. " Sirzech tersenyum kecil melirik dua pimpinan lainnya. "Jadi sekarang bagai mana?"

"Kita buat perisai pertahanan di sekitar ruangan ini... " ucap Azazel yang kemudian melirik beberapa murid yang membeku. "... sebab kita juga harus melindungi mereka semua"

0o0o0

Di luar ruangan pertemuan atau lebih tepatnya di atas atap gedung sekolah berdiri dua orang pemuda sambil menatap ratusan penyihir yang datang bagaikan hama.

"Ini pertama kalinya kita bertemu" Vali kemudian melirik ratusan penyihir yang datang.

"Ku rasa begitu" Naruto kemudian mengeluarkan dua buah pistol dari balik jubah hitamnnya.

"Aku bisa merasakan aura suci yang kuat dari tubuhmu?" Vali tersenyum ala maniak bertarung sambil melirik Naruto.

"Terima kasih... " ucap Naruto sambil menyiapkan beberapa selonsong peluru, dan mulai mengokang kedua pistolnya. "Itu karna aku keturunan Templar"

"Hmm... Menarik"

"Ya... sungguh menarik"

Vali mulai melompat dan mengeluarkan Divided Gear dari dalam tubuhnya. Di belakang punggungnya muncul sepasang sayang naga berwarna puth dengan barna biru sebagian sisinya. "Balance Breaker!"

Tubuh Vali mulai di liputi oleh cahaya putih dan kemudian memudar meninggalkan Vali yang sekarang sudah terbang menuju para penyihir dengan badan yang sudah terbungkus armor silver.

"Dasar... " Naruto hanya tersenyum kecil, dengan kedua pistol di tangannya mulai bersuara..

DOR

DOR

DOR


Yo... mina kembali lagi bersama saya dengan cerita terbaru soal dunia Xover Naru dan hs dxd.

Saya rasa cerita ini sudah terlalu pasaran ya...

Namun bagaimana lagi ide yang mengalir sungguh sayang jika di buang bukan. Dan ini pertama kalinya saya buat Naruto dari fraksi Surga. Ini hanya cerita percobaan, jika cerita ini jelek akan segera saya hapus. Dan juga seperti biasa saya mulai alur plot dari pertengahan cerita.

AN: Disini Rias dan Naruto sudah saling mengenal sejak lama. Begitu pula dengan Irina dan Xenovia yang mengenal Naruto semenjak bersama dalam Academy Exorcist.

Dan seperti biasa jika kalian tertarik untuk kelanjutannya. Silakan Riview sebanyak-banyaknya. Saya tunggulohhhhh...

Soal Xover NaruxHS DxD lainnya yaitu DayWalkers, fic itu akan update setelah ini.

Drak Yagami out~