Chapter 11

You're My Brother

By

Deushiikyungie

Cast :: member EXO and other cast.

Pairing :: Baekhyun/Chen, Sehun/Kai, Chanyeol/Kyungsoo and other pairing.

Disclaimer :: para pemain milik diri mereka masing-masing dan keluarga mereka. Author Cuma meminjam nama mereka.

Genre :: Family, Hurt/Comfort, Brothership, lilt Romance

Summary :: mereka pergi, bukan meninggalkan mu. Mereka akan kembali pada mu bila kau mau menerima kehadiran mereka, lagi.

Warning :: baca dulu dari chap 1 biar ngerti... yaoi, BoysxBoys, OOC, GS, gaje, Drama! Crack pair, awas ada Typo!

tidak suka? Jangan maksa baca... tinggal back ajah... no plagiat…no siders, please~

.Happy riding, moga gak bosen.

-...ymb…-

Rapat yang lumayan lama itu akhirnya berakhir. Hari sudah beranjak sore, tapi mereka belum pergi dari restroran mewah yang menjadi tempat pertemuan itu.

Jongdae dan Baekhyun sekarang berada di taman kecil di samping restoran. Jongdae menyandarkan tubuhnya pada dinding beton menghadap taman, tak ingin menatap Baekhyun yang juga berdiri di sana. Menatapnya penuh arti, di belakangnya.

"Kenapa tidak membalas pesanku?"

"Aku tidak tau kalau kau mengirim pesan."

"Hm, kemana kau tadi siang? L bilang kau mencariku tadi,"

"Aku tidak mencarimu,"

"Ya. Kau selalu mencariku."

"Tidak. Ada urusan apa jika aku harus selalu mencari mu? Huh,"

Kalimat yang terdengar acuh dan menyebalkan itu, membuat Baekhyun menaikkan sebelah alisnya, bingung. Ia menatap dalam pemuda yang tengah ia lindungi itu. Tapi, ia juga tidak begitu mengerti, apa yang harus ia lindungi dari namja dengan bibir kucing di depannya itu? Seharusnya ia melindungi Kai, kan? Itulah tugasnya sejak awal. Tapi… kenapa Changmin memberinya tugas untuk selalu berada di dekat Jung tertua itu?

Selalu memperhatikan Jongdae dan membuat namja itu bergantung padanya? Ia.. bahkan merasa kalau semua yang ia lakukan dari awal ia datang ke Korea hingga saat ini, hanya lah untuk- untuk Jongdae?

Sebenarnya apa yang di inginkan sang ayah? Kenapa Changmin memilih dirinya untuk melindungi Jongdae? Dan kenapa- kenapa hatinya, seakan menerima semua kedekatan yang terjadi di antara mereka? Seakan membuat ia berharap lebih. Lebih dari sekedar melindungi. Lebih.

Ia ingin memiliki namja yang seenaknya mengetuk pintu hatinya yang lama tertutup dan membuat dirinya merasakan apa itu rasa suka dan cinta.

Sejak awal ia ingin menghindari itu semua. Rasa itu. Tapi… ia sepertinya sudah terlambat. Terlambat untuk menahan dan menolak rasa dan keinginan itu, hingga- hingga ia harus rela menahan semua 'rasa sakit' dari semuanya. Karena ia- ia benar-benar tak pantas bagi Jongdae.

Jongdae yang ia sukai.

"Kenapa kau tidak menjawab panggilan ku?"

"Uh, huh? Apa?"

"Ckh, yah! Kenapa kau tidak mengangkat telepon dari ku? Kan sudah aku bilang jangan mematikan ponselmu? Kau membuat ku khawatir,"

Khawatir? Khawatir untuk apa, eoh? Sungguh, Baekhyun tidak paham dengan jalan pikir namja di depannya itu.

"Aku sengaja mematikannya. Maaf,"

"Ckh, sengaja. Bilang saja kau tak ingin menerima telepon dari ku,"

"Hmm, memangnya untuk apa kau menelpon ku?"

"Hanya ingin tau kau berada di mana dan lagi- uh, ak- aku ingin mengajakmu makan siang bersama."

Khe, bagaimana Baekhyun tidak jatuh hati pada pemuda di depannya ini? Lihatlah tingkahnya itu. malu-malu, seperti gadis saja. Berbalik menghadapnya dan menatapnya polos dengan mata sipit itu. wajah polos yang seakan minta- uggh.

"Kau.. benar-benar, ya."

"Uh? Apa maksudmu?"

Ciih, kalau begini terus, Baekhyun tak tahan juga. Lama-lama ia bisa gila.

"Kau- sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku huh? Tadi kau terlihat seakan membenciku dan sekarang kau terlihat malu-malu seperti itu? sebenarnya apa? Kau- kau membuat ku-"

"Yah! Apa yang kau katakan? Aku- kau tidak pernah membencimu-"

"Lalu apa? Apa yang kau lakukan, hah! Mendekatiku, membuatku selalu memperhatikan mu, selalu teringat tentangmu, mencariku seakan kau sangat membutuhkanku! Kau- apa yang kau ingin kan sebenarnya, eoh? Kenapa kau membuatku jadi seperti ini? Tersenyum, tertawa, selalu memanggilku, dan hanya aku. Kenapa- kenapa tidak orang lain? Kenapa harus aku?"

Jongdae terdiam menatap Baekhyun yang terengah dalam nafanya setelah bicara panjang lebar. Jongdae tidak mengerti dengan semua yang namja tampan itu ucapkan. Jondae menatap dalam kedua mata sipit Baekhyun, mencari arti dari tatapan yang seakan menghakiminya itu.

Deg.

Rasa itu kembali lagi ia rasakan. Perasaan… yang membuat dirinya sendiri terombang-ambing dalam suatu emosi. Emosi kenapa ia selalu memikirkan namja eyeliner itu? selalu mencarinya seakan ia tidak boleh lepas dari pandangannya. Kenapa?

"Kau menyukaiku?"

Deg!

Lagi, dadanya terasa sakit, berdetak kencang. Kenapa? Apa? Mungkinkah-

"Ya. Mung-"

"Tidak. Kau tidak boleh menyukaiku. Kau tidak boleh mencintaiku."

Ya. Ya. Dia menyukainya. Ya, dia mencintainya. Semua perasaan yang ia rasakan. Semua rasa kenapa ia suka saat berada di sisi namja yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Rasa cinta- yang ia sendiri tidak tau sejak kapan ia merasakan perasaan itu.

Ya. Jondae mencintai Baekhyun.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mencintaimu? Kau tak suka seorang pria menyukai mu? Ap- apa aku bergitu menganggu mu hingga aku tak boleh memiliki perasaan itu? kenapa!"

"Tidak. Kau tidak boleh-"

"Kenapa! Kenapa tidak boleh. Kau berpikir aku yang salah? Kau yang salah! Kau salah, datang ke dalam hidupku dan membuat ku berharap lebih padamu. Kau melingungiku, kau selalu ada saat aku membutuhkan bantun. kau- kenapa? Tidakkah kau juga merasakan itu? setelah selama ini-"

"Tidak."

"Bohong!"

"Tidak, Kim."

"Cih, kau pikir aku tidak merasakan perubahan dalam dirimu, eoh? Kau yang selalu memperhatikanku. Jangan munafik Baekhyun. Ka-ehmmh,"

Cuuup

Deg!

Deg!

Tidak. Ini tidak benar. Kenapa ia lakukan ini? Mendiamkan namja cerewat ini dengan menciumnya?

Tidak. Bodoh. Idiot.

Tapi, tapi kenapa rasanya sangat berbeda?

Mereka sama-sama terkejut dengan apa yang terjadi. Baekhyun yang mencium bibir tipis Jongdae sambil menatap dalam kedua manik coklat itu. Saling menatap dalam. Mencari arti dari semua yang terjadi dan rasakan di masing-masing kedua manik indah mereka.

Entah apa yang mereka rasakan. Rasa hangat yang aneh menyebar dalam hati mereka, menggelitik perut seakan menerbangkan mereka dalam rasa yang begitu asing.

Dan semua jelas adanya sekarang. Jelas, di kedua manik yang masih saling bertatap dalam.

Rasa yang lama terpendam.

Perlahan Baekhyun melepas pangutan bibirnya dan member jarak di antara wajah mereka. "Kau ingin aku jujur?" bisiknya pelan di depan bibir tipis itu.

"Ya,"

Baekhyun menyatukan dahi mereka, masih saling menatap dalam dan penuh arti. Namun jelas bagi mereka satu arti itu. Cinta.

"Aku menyukaimu, Kim Jongdae. Aku mencintaimu. Sangat. Hingga rasanya aku mulai gila. Kau benar-benar pengaruh yang besar bagi hati dan jiwaku. Kau begitu berbeda dari semua yang aku temui. Kau- ingin aku miliki."

"Ak- aku juga mencintaimu. Bae-"

"Sstt.. tapi tidak. Kau tidak boleh. Kita tidak akan bisa bersama. Aku tidak akan bisa memiliki mu,"

"Kenapa!"

Jongdae mundur ke belakang. Membuat jarak di antara mereka dan menatap Baekhyun terluka.

"Kenapa, Shim Baekhyun?! Apa aku begitu buruknya bagimu, huh? Ka- kau…"

Sungguh! Rasanya Baekhyun ingin mendekap namja di depannya itu erat dan berbisik jika ia lah yang begitu buruk untuk Jongdae. Ia terlalu kotor dan… kejam, tidak pantas dan- dan seharunya ia tidak melakukan itu! mencium bibir tipis itu? kau benar-benar gila Shim Baekhyun, hakimnya pada dirinya sendiri.

Namja tampan itu hanya terdiam menatap dalam sepasang mata sipit Jongdae yang jelas terluka. Tersirat jelas di raut wajah tirus itu rasa kecewa, terluka dan bingung. Apa laki-laki di depannya ini tengah mempermainkannya? Kalau iya, ya. Selamat. Di berhasil membuat dirinya begitu bodoh selama ini.

"Sudahlah. Lupakan semua yang terjadi tadi. Kita terlalu lama di sini."

Dengan wajah datarnya, Baekhyun berucap dan melangkah pergi. Pergi dengan tenang seakan kejadian beberapa saat lalu tak pernah terjadi baginya. Meninggalkan sosok Jongdae yang terpaku di tempatnya dengan tatapan pilu dan rasa luka yang dalam di hatinya.

"Shim Baekhyun, brengsek."

#...YmB…#

Restoran JJ'K sekarang terlihat lenggang membuat Kyungsoo hanya menatap bosan panggung kecil di sudut restoran yang sederhana, namun terlihat elegan dan sangat nyaman bagi para pengunjung maupun para pelayannya.

Jaejoong menatap heran sang anak yang sejak gadis itu datang, terlihat murung dan… sedih?

Sebenarnya apa yang terjadi pada putri manisnya itu? Dan lagi, ia datang sendiri tadi. Tidak bersama Sehun atau Tao atau Chanyeol, seorang senior di sekolah yang mengantar anak gadisnya itu ke restoran beberapa hari yang lalu. Pemuda yang tampan dan baik, menurutnya.

Di hampirinya Kyungsoo yang sedang memainkan gelas bubble tea-nya. "Sayang, ada apa? Kenapa wajahmu jelek begini, hum?" tanya nya.

Kyungsoo balik menatap Jaejoong murung, "Umma, hari ini rasanya begitu menyebalkan. Ugh," keluhnya.

"Memangnya kenapa? Dan tadi, tumben kamu datang sendirian,"

"Uggh, semuanya pergi. Sehun dan Kai oppa bolos sejak jam istirahat tadi dan saat pulang juga aku tidak menemukan mereka di kelas. Tao oppa juga, aku tidak melihatnya. Ahg! Mereka menyebalkan, meninggalkan aku sendirian di sekolah,"

"Mungkin mereka pergi latihan dance? Ah, lalu kemana Chanyeol? Kenapa kau tidak bersamanya?"

Kyungsoo sejenak terdiam. Ia tidak tau di mana Chanyeol. Sejak kejadian di ruang club musik, ia tidak pernah lagi bertemu dengan namja kelewat tinggi itu. aah, apa ia benar-benar bersalah? Tapi Kyungsoo tidak tau ia salah apa? "Aku tidak tau umma. Mungkin dia sedang sibuk… belajar?" ucapnya ragu.

Jaejoong terdiam, tak ingin membalas ucapan sang anak. Ia menatap sayang wajah putri cantiknya itu. Tapi tiba-tiba senyum jahil terukir di wajah awet mudanya. "Humm.. mungkinkah, putri umma ini sedang galau karena tidak bertemu dengan sang pangeran?"

"Uh? Maksud umma?"

"Yaa.. kau pasti sedang memikirkan Chanyeol kan? Kheke, ah putri umma sepertinya sedang jatuh cinta dan merasakan rindu karena tidak bertemu dengan Chanyeol?"

Deg!

Sontak kedua mata Kyungsoo membulat mendengar ucapan Jaejoong. Entah kenapa, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Iissh, kenapa?

"Yah! Umma, apa yang umma katakan? Aku tidak-"

"Iya sayang. Umma paham kok. Dan lagi, Chanyeol lumayan tampan,"

"Uugh, umma hentikan. Aku tidak-"

"Iya,"

"Tidak!"

"Aah, jangan menyangkal sayang…"

Dan mereka pun kejar-kejaran di restoran sepi itu dan Kyuhyun yang baru datang dari bilik dapur, menatap heran pada ibu-anak di depannya. Dan ia pun berjalan menghampiri Kyungsoo yang memilih duduk di salah satu kursi dan wajah tertekuk dan cemberut. Entah kenapa, bukannya jelek, malah terlihat lucu. Dan yeoja cantik itupun mencubit pelan pipi gadis manis itu.

"Ugghh, mommmyy.. lweepass.."

"Khekekee… how you cute, dear…. What wrong, baby?" tanya nya gemas. Sedangkan Jaejoong, hanya tersenyum geli melihat sang anak yang semakin kesal.

"Aah, menyebalkan!"

"Kyu, kau tau, Kyungsoo sedang galau,"

"Hah? Galau? Kenapa, eonni?"

"Kheke, kau tau, sepertinya sekarang tuan Putri kita sedang jatuh cinta. Dan kau tau? Di sedang memikirkan seorang namja tampan!"

"Whaaah, benarkah? Kekeke… siapa, eoh?"

"Chanyeol, pemuda tampan dan tinggi yang waktu itu mengantar Kyungsoo. Kau ingat? Aah, dia benar-benar tampan,"

"Ah! yang waktu itu? ckh, tak di sangka ya, Kyung sudah besar dan sedang menyukai seorang namja. Haahaa, dia tampan, kok."

"Ne. yang satu tinggi dan yang satu lagi pendek, hahaa.."

"Haaha, kalian cocok kok! Khekeke…"

Kyungsoo semakin merengut kesal mendengar Jaejoong dan Kyuhyun yang tak hentinya membicarakan dirinya dan Chanyeol. Aah, kenapa mereka seenaknya menyimpulkan hal seperti itu? Dan lagi, suka? Ugh, iya sih dia menyukai Chanyeol, tapi ia juga belum yakin dengan perasaannya itu. Terlebih saat ini namja tinggi itu seakan menjaga jarak darinya. Dan itu, jujur membuat Kyungsoo sedih.

Aah. Tapi, apa-apaan mereka tadi mengatainya pendek? Iissh, menjengkelkan!

Kyungsoo hanya bisa bergumam kesal dan menatap sebal kedua yeoja cantik itu. hingga terdengar olehnya suara langkah kaki di belakangnya.

"Hai, umma, mom."

Ah, suara si Sehun cadel. Tumben dia datang ke restoran, batin Kyungsoo lalu ia menoleh ke belakang.

"Hai, Sehun-ah. Ah, kau bawa teman?"

Kyungsoo sedikit terkejut saat melihat siapa sosok di samping Sehun, Kai. Pemuda dengan kulit tan itu tersenyum canggung. Membuat gadis itu gemas sendiri.

"Hai Kai oppa! Tumben datang kesini..!" seru Kyungsoo menimbulkan tatapan heran dari kedua yeoja dewasa di sana.

"Ooh, jadi ini yang namanya Kai? Manis, eh."

"Yaah, mom, apa maksudmu?"

Sehun terlihat tidak enak pada pemuda di sampingnya. Sedangkan Kai hanya tertunduk, sedikit malu. Ugh.

"Kai-ah, Kyungsoo sering bercerita tentang mu. Aah, umma akhirnya bisa percaya jika Sehun bisa dekat dengan orang lain selain Tao," ucap Jaejoong lembut dan tersenyum ringan. Membuat wajahnya terlihat semakin cantik.

Kai, sejenak terpaku menatap senyum meneduhkan di wajah yeoja dewasa di depannya. Tiba-tiba saja ia meresa hangat di hatinya dan menjalar keseluruh tubuhnya. Entah kenapa ia merasa nyaman.

"Ah, ya. Kai oppa, perkenalkan ini umma ku dan yang manis itu Kyuhyun mommy, ibunya Sehun. Dan restoran ini adalah milik umma tapi di kelola oleh dua yeoja cerewet ini," jelas Kyungsoo dan tersenyum jahil saat Jaejoong dan Kyuhyun menatapnya sedikit kesal.

"Hmm, ne. Ahjumma, saya Jung Kai, teman Sehun,"

"Yang sebentar lagi jadi kekasihnya si cadel," celetuk Kyungsoo dan membuahkan tatapan kaget dari yang bersangkutan dan pelototan tajam dari Sehun. Kai merasa hangat di wajahnya. Ah, ia tidak mengerti.

"Yah! Apa maksudmu burung hantu jelek?"

Sedangkan Kyuhyun hanya tersenyum manis melihat tingkah ketiga remaja di hadapannya itu. Berbeda dengan Jaejoong yang terdiam setelah mendengar Kai memperkenalkan dirinya. Jung… Kai? Jung, ah. tidak mungkin.

Berbagai pikiran terlintas di pikirannya tentang siapa pemuda di depannya itu? Jung- marga yang sangat sensitive baginya. Mengingatkannya pada seseorang yang selama ini sangat di rindukannya, namun tak pelak ia juga membenci sosok 'itu'. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Hatinya terasa ngilu saat baying yang dulu hilang kembali terlintas di benaknya. Membuat dadanya sesak dan sakit.

"Umma? Umma ada apa? Umma baik-baik saja?"

Kyungsoo yang menyadari tingkah Jaejoong yang memegang dadanya, langsung mendekati sang umma. Kai, Sehun dan Kyuhyun hanya menatao bingung. Apa yang terjadi?

"Uh, umma tidak apa-apa sayang. Mungkin hanya terlalu lelah,"

"Unnie, sebaiknya ke atas dan beristirahat. Biar restoran aku yang jaga." Kyuhyun juga menghampiri Jaejoong yang tersenyum dan bergumam bahwa ia baik-baik saja.

"Ah, kenapa kalian masih berdiri disana? Kalian tidak ingin makan atau minum? Umma yakin kalian tadi habis latihan dance, kan?" ucapan lembut Jaejoong menyadarkan kedua pemuda itu. Sehun yang tersadar, refleks menggenggam tangan Kai dan membawanya ke bangku kosong di seberang Jaejoong.

"Ne, umma dan karenanya kami sangat lapar dan butuh energi lagi. Jadi, pelayan Kyungsoo, cepat hidangkan makanan untuk kami."

Kets!

Kyungsoo yang mendengar nada perintah itupun langsung menatap tajam Sehun yang balas menatapnya datar. "Yah! Kau pikir kau siapa? Seenaknya menyuruh orang. Ambil saja sendiri,"

"Hei, aku tamu sekarang, cepat layani kami."

"Tidak mau, enak saja." Kyungsoo memukul kepala Sehun dengan buku menu dan langsung kabur ke dalam restoran.

"Yah! Burung hantu jelek, awas kau." Dan Sehun pun pergi mengejar Kyungsoo. Meninggalkan Kai yang menatap mereka heran. Kai terdiam melihat interaksi Sehun dan Kyungsoo. Mereka sangat akrab.

"Kyu, sebaiknya kau lihat mereka. Jangan sampai mereka menghancurkan dapur lagi," ucap Jaejoong pada Kyuhyun. Kyuhyun hanya mengiyakan. Tapi sebelum pergi ia bertanya pada Kai, apa yang ingin ia makan dan setelahnya ia pun pergi.

Tersisa Jaejoong dan Kai di sana. Dan itu, sedikit terasa canggung bagi pemuda tan itu.

"Um, ahjumma, apa tidak merepotkan?" ucap Kai pelan.

"Merepotkan? Hehe, tidak. Bukankah ini restoran? Siapa saja boleh makan, kan? Jangan merasa tidak enak. Kau teman Sehun dan Kyungsoo, jadi tidak apa-apa," balas Jaejoong, kembali menampilkan senyum teduhnya.

Kai terpana melihat senyum itu. Rasa hangat kembali menjalar di hatinya. Ia suka, entah kenapa. Tapi Kai suka melihat senyum itu… dan kenapa rasanya ia familiar?

"Kyungsoo bilang, kau pindahan dari Jepang? Benar?"

"Ne, aku pindah ke Korea karena ingin melanjutkan sekolah ku di sini. Dan, aku juga ingin mandiri,"

"Woaah, kau berani sekali. Tapi, ahjumma sedikit kaget juga karena kau terlihat begitu dekat dengan Sehun. Anak itu, susah sekali dekat dengan orang lain,"

"Uh? Benarkah? Umm, yah. A- awalnya aku juga tidak yakin bisa dekat dengan Sehun, tapi setelah cukup lama mengenalnya, aku… aku merasa Sehun adalah orang yang hangat dan menyenangkan."

Jaejoong sejenak terdiam mendengar penuturan pemuda yang terbilang manis di depannya itu. Sehun orang yang hangat? Hum, tentu saja. Putra bungsu Choi itu sebenarnya adalah pribadi yang hangat dan menyenangkan, hanya saja karena kejadian beberapa tahun lalu membuat pemuda tampan dengan kulit putih itu seakan tertutup dan memiliki sifat yang dingin.

Aah, ia tak menyangka, pemuda manis ini bisa berkata seperti itu tentang Sehun. Berarti… Sehun sudah mulai berubah? Ah, bukankah itu suatu hal yang bagus? Dan sepertinya, Kai adalah pengaruh yang baik bagi Sehun. Dan… umh, ah. bolehkah sekali lagi Jaejoong menggoda pemuda ini?

Aah, kenapa ia jadi senang menggoda begini?

"Umm, kalau dilihat-lihat, sepertinya kalian terlihat sangat akrab, ya?"

"Uh? Maksud ahjumma?"

"Yah.. mungkin seperti kata-kata Kyungsoo tadi, apa kau menyukai Sehun?"

To the point dan Kai hanya bisa mematung mendapat pertanyaan seperti itu.

Su- suka? Umm, kalau boleh jujur, ya. Kai suka Sehun dan-

"Hey, ayo jawab. Sehun itu tampan kan? Pasti banyak yang suka, kau juga menyukainya kan?" goda Jaejoong lagi membuat semburat merah di wajah tan Kai semakin Nampak. Aah, kenapa ia jadi malu begini?

"Uh, apa yang ahjumma katakan? Ak- aku dan Sehun hanya teman dan-"

"Dan mungkin saja bisa jadi sepasang kekasih kan? Kekek…"

"Ak-"

Belum sempat Kai membalas kata-kata yeoja dewasa itu, Sehun tiba-tiba datang dengan nampan berisi makanan dirinya dan Kai. Dengan sedikit keras ia meletakkan nampan itu membuat Kai dan Jaejoong menatapnya heran.

"Ckh, mereka menyebalkan. Awas saja nanti di rumah, dasar kau burung hantu jelek,"

Gerutuan Sehun semakin membuat dua orang yang duduk di sana menatap pemuda putih itu bingung. Tapi hanya sesaat karena Jaejoong sepertinya tau apa yang membuat keponakan tampan nya kesal seperti itu.

"Sudahlah, Sehun-ah. Mereka hanya bercanda," ucapnya menenangkan.

"Tapi umma-"

"Ah, kai, makanlah makananmu, Sehun sudah membawakkannya untuk mu. Uuh… romantis, yaah…"

Ucapan jahil Jaejoong hanya mendapat tatapan polos dari kedua pemuda itu. Dan akhirnya ia beranjak dari sana dan membiarkan kedua pemuda itu menikmati makanan mereka dalam suasana canggung.

Sungguh, Sehun malu sekali rasanya. Kenapa ia mengajak Kai makan di restoran Jae umma?

Uuh, Kai merasa malu juga saat ia mengerti maksud ucapan Jaejoong. Aah, apa ia benar-benar menyukai Sehun? Menyukai dalam arti, cinta?

#...YmB…#

Sekarang sudah malam, untung saja Sehun mau mengantarnya ke apartemen. Akhir-akhir ini ia sedang tak ingin mengganggu Baekhyun dan Chanyeol hanya untuk menjemput-antarnya. Dan lagi ia mulai paham jalanan kota Seoul.

Ia sampai di depan pintu apartemen namun sebelum membukanya, terdengar langkah kaki di arah kanannya. Ah,

"Kai, kau baru pulang?"

"Baekhyun hyung? Ya, aku baru pulang. Hyung juga? Ada apa? Kau, terlihat banyak pikiran,"

"Uh? Benarkah? Aah, ya. Aku sedang banyak pikiran. Tidak apa-apa, hyung baik-baik saja. Sebaiknya kita masuk,"

Setelahnya merekapun masuk dan berjalan ke arah ruang tamu. Namun mereka tiba-tiba berhenti saat melihat siapa yang duduk disana. Kai, terpaku menatap sosok yang duduk di sofa menghadap tv dan tiba-tiba menoleh ke arahnya.

"Yu- Yuta?" bisik Kai tak percaya.

"A- aniki! Kai nii-san,"

"Kau- ba- bagaimana kau bisa ada disini?"

Kai masih tidak percaya jika di hadapannya ini adalah adiknya yang ia tinggalkan di Jepang. Dongsaeng satu-satunya yang ia punya dan- dan seharusnya ia tidak berada di sini.

"Aku datang bersama Junsu oba-san. Aniki, aku merindukan mu," Yuta langsung saja memeluk tubuh Kai. Perlahan namun pasti Kai juga memeluk sang adik erat. Rasa rindu langsung memenuhi hatinya.

Baekhyun yang melihat itu hanya terdiam. Membiarkan kedua kakak-beradik itu saling melepas rindu dan kemudian beranjak dari sana menuju kamarnya. Namun sejenak ia berhenti saat melihat Chanyeol berdiri di depan pintu kamarnya, seakan menantinya.

"Baekhyun-san. Masuklah, ada yang ingin aku bicarakan."

Dan nada datar yang tak biasa itu, membuat Baekhyun menghela nafasnya lemah dan berjalan masuk ke kamar Chanyeol.

Haah… ia tak menyangka semua ini akan cepat terjadi. Semua rahasia perlahan terbongkar dan- seharusnya seperti itu, kan? Tapi… kenapa rasanya ia belum siap? Terlebih, hati dan pikirannya saat ini masih di dominasi sosok yang membuat ia terombang-ambing dalam pilihan.

Pilihan yang harus ia pilih dan entah apa yang akan ia pilih.

Ia ingin. Tapi, tetap tidak bisa.

.

Di kamar yang lumayan luas itu, sudah ada Junsu yang duduk di kursi belajar Chanyeol sedangkan pemuda tinggi itu duduk di kasurnya, memegang map yang terbuka di kedua pahanya.

"Jadi, kau sudah tau semuanya dari awal? Kenapa tidak memberi tahu ku atau Kai? Kenapa kau seakan menyembunyikan sesuatu dari ku? Kenapa Baek-nii," Chanyeol memulai dengan tatapan menghakimi pada Baekhyun yang bersandar di pintu yang tertutup.

Junsu hanya menatap dalam diam sang anak yang seakan tidak terima di bohongi seperti itu.

"Dan, semuanya- semuanya hanya kau dan Changmin-san yang tau. Kenapa? Ada apa sebenarnya?"

"Karena jika semua terungkap sekarang, semua keturunan Jung akan mati."

Jawaban datar Baekhyun sontak membuat Chanyeol terdiam. Ia tak menyangka jika Baekhyun akan mengatakan hal seperti itu.

"Kau tau? Keluarga Jung masih dalam kondisi 'perbaikkan'. Semua akan terungkap jika Yunho-sama dapat membersihkan nama baik keluarga Jung yang penuh dosa dan walaupun semua sudah selesai, tetap ada satu pihak yang masih menginginkan kehancuran keluarga Jung."

"Dan itu, Huang family?"

"Ya."

Kembali suasana di dalam kamar itu hening. Baekhyun menghela nafasnya kasar. Jujur saja, kebenaran yang ia simpan bersama sang ayah-Changmin- membuat dirinya tertekan. Tak hanya pikiran namun hatinya pun mulai membuat ia tidak fokus. Dan itu benar-benar menyebalkan menurutnya.

"Jadi… motif Huang family sebenarnya adalah melenyapkan anak tertua keluarga Jung. Yang dalam artian sebenarnya adalah Kim Jongdae, anak dari Jung Yunho dan Kim Jaejoong. Bukan Jung Kai, yang selama ini menjadi anak tertua dalam keluarga Jung. Maksudnya adalah, Kai sebagai umpan, begitu?"

"Tidak Chanyeol, tidak ada yang di korban dalam masalah ini. Sejak awal, sebenarnya ini adalah masalah 17 tahun yang lalu. Dua orang keluarga Huang lenyap dan dinyatakan meninggal dalam insiden di pelabuhan Taiwan. Kepala keluarga Jung yang saat itu masih menjabat, dan memaksa Yunho untuk menghancurkan dan membunuh keluarga Huang yang menjadi saingan mereka.

"Waktu itu, tidak ada yang menyangka jika ibu dan anak laki-laki tertua Huang mati di kapal yang mereka hanyutkan di laut lepas. Dan tidak ada yang mengira jika kepala keluarga Huang- Huang Zhoumi dan anak bungsunya selamat dalam pembunuhan itu, walaupun Zhoumi mengalami luka yang sangat berat dan mengerikan dan sang bayi dalam dekapannnya mengalami luka memar yang tak terlalu namun, mereka beruntung masih bisa bernafas karena bantun mereka datang.

"Jujur saja. Setelahnya, Yunho menghancurkan sebagian besar dari kekuasaan keluarga Jung karena perintah yang di berikan kepala keluarga Jung itu. Membuat hatinya sakit dan tertekan karena melihat bagaimana sebuah keluarga di pisahkan sebegitu kejamnya. Dan membuat dirinya di hantui rasa bersalah yang besar. Walau Yoochun dan Changmin- yang saat itu juga ikut bersamanya dan merasakan hal itu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Namun, seperti yang kalian ketahui sekarang, Huang Zhoumi dan putra bungsunya, Huang Zitao. Mereka berenca untuk membalas dendam pada keluarga Jung dengan membunuh keturunan Jung dan membuat Yunho merasakan kehilangan. Kehilangan anggota keluarga mereka. Rasa sakit karena di pisahkan dan kehilangan. Namun, mereka juga tidak menyadari jika- jika Yunho, Yunho juga sebenarnya mengalami hal yang sama. Tapi dalam keadaan yang berbeda."

Junsu berhenti sejenak setelah menceritakan panjang lebar kronologi dari pertikaian dua keluarga besar itu. Jung dan Huang. Baekhyun dan Chanyeol hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan yeoja paruh baya itu. wanita yang sejak ia menikah dengan Park Yoochun, harus rela merasakan dan mengetahui semua yang terjadi di dalam keluaga Jung. Semua- tak ada yang tidak ia ketahui dari semua kisah keluarga Jung.

Terlebih, kisah cinta antara Jung yunho dengan Kim Jaejoong. Walaupun ia tidak begitu mengetahui fakta bahwa Jung Yunho sudah menikah diluar sepengetahuan keluarga dan bahkan memiliki dua orang putra pada saat itu, tak pelak membuat hati Junsu sedih dan sakit.

"Yunho- Yunho harus rela berpisah dari putra kecilnya dan sang istri yang saat itu sedang hamil muda. Aku tak begitu mengerti, bagaimana kejadian itu, tapi. Tapi sosok ibu yang dipisahkan dengan paksa dari bayinya yang menangis, itu… rasanya sangat menyakitkan,"

Junsu dapat merasakannya. Di pisahkan secara paksa dari sang anak. Sang anak diambil hanya karena si 'istri' tak bisa mengandung. Itu… sungguh kejam.

Chanyeol yang tak kuasa melihat sang ibu yang mengangis dalam diam, bahkan isakannya pun tak terdengar. Membuat pemuda tinggi itu menghampiri sang ibu dan memeluk erat yeoja yang menjadi ibunya itu.

"Okaa-san, sudahlah. Aku- aku yakin semua akan baik-baik saja. Ak- aku di sini, Kaa-san. Aku disini."

Tak tahan, Junsu pun menangis dalam pelukan Chanyeol. Membalas pelukan sang anak erat, seakan tidak membiarkan sang anak pergi dari dekapannya.

Lagi…

Baekhyun hanya terdiam melihat pemandangan di depannya itu. Pemandangan yang perlahan mengiris hatinya. Sakit, Baekhyun dapat merasakan sakitnya. Walaupun ia tak pernah merasakannya. Namun, ia jadi teringat akan sang ayah yang jauh di sana.

#...YmB…#

"Tuan Muda. Apa tidak sebaikknya anda masuk ke dalam? Hari sudah semakin larut."

Tao kembali menghiraukan paman Yang yang menjadi pelayan setianya di Negara Gingseng ini. Saat ini hatinya merasa resah dan takut. Entahlah apa yang ia takutkan.

"Paman, apa… setelah semua ini, aku dan Baba akan bisa hidup bahagia?"

Paman Yang tidak langsung menjawab. Sejenak ia menatap wajah sang tuan muda. Pemuda yang sedari kecil sudah ia asuh dan ia anggap putra nya sendiri. Seorang pemuda yang tangguh, tegar dan… baik.

Dan sosok yang polos yang hanya ingin bermain dan merasakan kasih sayang.

"Saya tidak bisa menjawabnya. Mungkin, anda dan tuan besar akan merasa semua sudah selesai dan akan baik-baik saja. Namun, kita tidak tau apa yang terjadi kedepannya. Tidak ada yang tau jika anda akan bahagia atau…"

"Atau apa?"

"Saya tidak tau. Tapi… sebaikknya anda menikmati semuanya sebelum semua rasa itu lenyap dan berganti menjadi rasa sakit yang mendalam dan berbekas."

Tao terdiam mendengar kata-kata paman Yang. Menikmati semuanya sebelum rasa sakit dirasanya?

Apa itu berarti… jika ia melakukan hal 'itu', apa- apa dia akan merasa baik ataukah, penyesalan yang di dapat setelahnya?

Tao tidak tau.

Tao… hanya ingin merasakan rasa sayang dari sosok seorang kakak. Kakak yang pergi sebelum ia merasakan bagaimana rasa persaudaraan itu.

Dan satu rasa yang mulai ia rasakan. Perasaan kasih sayang dan cinta dari sosok manis Tan Yixing.

.

.

Tbc.

.

.

Hai!

Sekitar 2 chapter lagi bakal tamat kok, terima kasih sudah membaca, review, fav and follow dan saya mau bales review readersnim…

Kamong Jjong : Hehe, kai mah gitu… *cupcup /plak! gomawo sudah read and review..

Novisaputri09 : ini udah lanjut, gomawo sudah read and review..

NopwillineKaiSoo : Hehe… gomawo udah nunggu ff ini baca dan reviewnya… iya, KaiHun cople di sini tapi belum terlalu jelas. Semua juga masih samar-samar hubungannya. Nanti pasti jelas kok. Gomawo..

9493 : sengaja ._.v tapi di chapter ini ada kyung kok, saya juga maunya Kyung banyak peran tapi harus bagi-bagi sama yang lain.. gomawo sudah read and review..

Jiji Park : hai, author baru ^^ ini udah lanjut. Dan apa inti cerita ini? Saya penasaran inti cerita ini menurut pendapatmu. Kekekee, udah bisa di tebak ya? Baekhyun bukannya merendah karena Jongdae keturunan Jung Cuma, yaa.. dia merasa tak pantas gitu bersama dengan Jongdae. Dan untuk Chanyeol bakal bersatu kok sama Kyungkyung… hehe, gomawo sudah read and review..

Love Me Right : iyaa ini udah lanjut. Dan maaf untuk baekchen nya.. gomawo sudah read and review..

KaiNieris : iyaaa.. ini udah lanjut. Dan yah, semoga keluarga Jung dapat bersatu kembali. gomawo sudah read and review..

Enchris.727 : iyaa map lama update nya… ini juga Alhamdulillah bisa ngetik dan update.. stelah sekian lama nahan untuk tidak ngetik*cry*. Iya Yuta adek nya Kai, hehe. Dan maaf saya gk bisa bikin flashback, semua sudah terjawab seiring jalan cerita, ya. gomawo sudah read and review..

Cute : gomawo sudah read and review..

Sintia985 : iyaa ini udah lanjuut.. gomawo sudah read and review..

Maafkan untuk update yang lama. Dan mungkin bakalan lama lagi update-nya… maaf*bow

Semoga masih ada yang mau baca ff ini… dan maaf kalo masih ada typo

Ditunggu reviewnya… ^^ don' be silent readers please.. ^^

See next chapta….!