" Lihat, lihat, aku baru beli kipas yang gambarnya Takao lho!"
" Iya, kemaren lo nonton nggak drama yang Takaonya.."
" Single barunya Takao itu loh, yang duet sama Akashi.."
" BISA NGGAK JANGAN SEBUT – SEBUT NAMA ITU DIDEPANKU!?"
Aidoru to, Shiawase ni
Ore-Aidoru Season 3
Midorima Shintarou baru saja patah hati.
Begitulah gosip yang beredar dikalangan pelajar Shuutoku dan juga fans club rahasia serta ibu – ibu tukang gosip fans Midorima.
Bisa dilihat dari simptom Midorima yang tadinya kalem sekarang menjadi judes sejudes – judesnya. Sedikit – sedikit emosi. Sedikit – sedikit teriak. Sedikit – sedikit banting lucky item.
Kalaupun tidak sedang seperti itu, bisa dipastikan Midorima akan sibuk melamun, duduk di kursinya, diam dan bengong menatap langit. Kadang sambil menghela napas, dan diikuti dengan wajah yang sendu. Selera makannya turun drastis, ia jadi lemas, lusuh, dan loyo. Kepopulerannya sebagai pangeran SMA Shuutoku sempat menurun drastis.
Dari semua itulah diambil kesimpulan, bahwa Midorima shintarou sedang merasakan galaunya patah hati.
Dan memang tidak salah juga sih, walaupun tidak sepenuhnya benar.
Kalian semua pasti sudah tahu alasannya.
Benar, akibat pertengkarannya dengan Takao Kazunari, sang idol yang dulu merupakan bintang idolanya yang sangat ia puja – puja walaupun ia sebenarnya bersifat tidak seperti apa yang Midorima harapkan. Walaupun pertengkaran itu sebenarnya datang sepihak darinya.
Sejak hari itu, sudah lebih dari dua minggu Midorima tidak pernah datang lagi kerumah Takao dan Himuro, tidak pernah menghubungi mereka lagi, tidak pernah mengupdate berita tentang Takao, dan tidak pernah membuka koleksinya serta berfanboy lagi.
Ia sudah benar – benar berhenti dari statusnya sebagai fans berat Takao yang selalu membawa fotonya kemana – mana.
Jangankan itu, setiap kali ia mendengar nama Takao disebut, atau melihat orang lain membawa barang bercorak Takao, ia pasti akan langsung menggalaki mereka.
" Lihat, lihat, aku baru beli kipas yang gambarnya Takao lho!"
" Iya, kemaren lo nonton nggak drama yang Takaonya.."
" Single barunya Takao itu loh, yang duet sama Akashi.."
" BISA NGGAK JANGAN SEBUT – SEBUT NAMA ITU DIDEPANKU!?"
" A..ampun Midorima"
Kalau sudah begitu, maka yang jadi korban hanya bisa pasrah, menunduk penuh ketakutan.
Pokoknya Midorima mau jauh – jauh dari segala sesuatu yang mengingatkannya pada Takao!
.
" Hoi Mido, gue tau lo itu antifans Takao, tapi kok sekarang jadi ekstrim gini sih" Miyaji, senpainya yang merupakan fans Takao, datang mengkhawatirkannya.
Midorima memelototinya jutek.
" Bukan urusan senpai" balasnya sekenanya
" tapi lo tuh sekarang mengganggu pemandangan banget tau ga! Semua jadi takut sama lo dan nggak bisa bebas mengekspresikan kesenangan mereka!"
" Bukan urusanku"
Miyaji akhirnya tidak sabar lagi dan mengangkat kerah Midorima.
" Kenapa lo tuh selalu aja gitu sih! Selalu aja egois, tapi nggak pernah mau ngungkapin apa yang sebenernya lo pikirin!"
" Senpai, bajuku bisa rusak.."
" Sikap lo yang seperti itu Cuma bisa nyakitin orang lain tau ga!"
Dan saat itu, yang muncul didalam bayangan Midorima adalah senyum terakhir Takao yang dilihatnya saat mereka terakhir bertemu. Senyum aneh yang membuatnya merinding, karena Takao.. terlihat seperti bukan Takao.
Mungkin saja saat itu, ia menyakiti Takao.
" Senpai, kancingku beneran lepas nih"
.
Lain miyaji, lain pula ootsubo.
Ia kini datang pada Midorima dengan tujuan yang sama, yaitu menanyakan keadaan Midorima. Walaupun dengan cara yang berbeda.
" Mid, lo beneran lagi patah hati.. sama orang yang waktu itu lo ceritain?"
Midorima makin kesal. Kenapa sih senpai – senpainya itu kepo banget dengan dirinya.
" Orang yang mana? Senpai salah sangka" Midorima membalas ketus
" Mid, aku ngerti kalau ini mungkin pengalaman pertamamu patah hati, tapi bukan berarti kamu bisa melampiaskannya pada orang lain" ootsubo budek, dan terus berceloteh
" Senpai ngomong apa sih"
" Mid, kamu itu perfect. Kamu ganteng, kaya, pinter, atletis, tinggi, dan..eh tunggu kenapa gue jadi muji lo begini" ootsubo berdehem. " Tapi bukan berarti lo juga harus nyari orang yang perfect sebagai objek cinta lo"
"cin..ta?"
Senpainya ngomong apa sih? Siapa mencintai siapa?
" Dan bukan berarti lo harus nyari anak kecil juga Mid, lo bisa mulai nyari dari yang seumuran ama lo, mungkin aja jodoh lo sebenernya adalah orang yang paling nggak lo harepin buat jadi pasangan lo, dan.. oiiiii"
Sebelum Ootsubo sadar, Midorima sudah menghilang dari hadapannya.
Dan ngomong – ngomong, rupanya ootsubo masih salah paham juga tentang pujaan hati kouhainya itu adalah seorang bocah.
.
Ini pertama kalinya Midorima bolos sekolah. Pertama kalinya ia berkeliaran tak tentu arah dengan masih menggunakan seragam sekolahnya padahal masih jam sekolah.
Dan semua hanya karena isi otak serta emosinya yang naik turun akibat ucapan kedua senpainya tadi.
Sial, sial. Midorima mengumpat dalam hati. Padahal dua senpainya itu tidak tahu apa – apa, tapi kenapa ucapan mereka bisa begini menohok hati?
Mungkin karena sebenarnya..
..Midorima merasa sedikit bersalah pada Takao.
Meskipun ia benar – benar marah pada Takao karena insiden waktu itu, tapi itu juga karena salahnya yang terlalu keras kepala dan kekanakan. Ia sadar akan hal itu.
Karena punggung Takao yang dilihatnya pada hari itu..terlihat begitu kesepian..
Tapi bukan berarti Midorima mau memaafkannya begitu saja, ya.
Midorima masih punya harga diri. Dan rasa malu.
.
Midorima akhirnya datang kembali ke taman tempat ia dulu mencari udara segar setelah menyelesaikan lirik yang dibuatnya untuk Takao. Walaupun waktu itu ia harus bertemu dengan Akashi sih, uh.. mengingatnya saja membuat Midorima makin sebal.
Tuh 'kan, kenapa ia selalu bertemu dengan hal yang mengingatkannya pada Takao sih?
Padahal ia mau.. melupakannya, ugh.
Tapi, kalau dibalik.. ia sendiri tidak ingat entah sejak kapan menghabiskan waktu bersama Takao menjadi rutinitas sehari – harinya.
" Shintarou, kita bertemu lagi ya"
Suara tersebut mengagetkan Midorima. Karena, ia kenal dengan baik pemilik suara tersebut.
Siapa lagi kalau bukan Akashi Seijuurou, sang idol berambut merah yang sadis dan ngotot itu. Oh, dan jangan lupakan juga jomblo. Hari ini ia tampak menyamar dengan mengenakan kacamata.
" A..Akashi? kenapa kau ada disini?" Midorima melangkah mundur, menjaga jarak.
" Jangan seperti melihat setan begitu dong" Lu emang setan kali! " Aku Cuma sedang jalan – jalan saja kok"
Midorima berusaha pergi dari situ, tapi lalu sebilah guntng terbang melayang, hampir mengenai mukanya.
" Kenapa buru – buru pergi?" Akashi tersenyum, atau malah mungkin lebih bisa disebut seringai. " Sudah kebetulan bertemu disini, kita ngobrol – ngobrol dulu lah"
Midorima mengangguk pasrah.
Pelajaran moral untuk anak baik : Jangan pernah bolos lalu jalan – jalan ke taman kalau tidak mau bertemu psikopat bergunting.
.
" Aku tidak menyangka kau tipe yang berani membolos, Shintarou. Tapi jujur kau kelihatan tampan dengan seragam sekolahmu" gombal Akashi. Ia dan Midorima kini duduk bersebelahan di bangku taman, walaupun Midorima berusaha menjaga jarak duduknya.
Sumpah, Midorima eneg dengan gombalan Akashi. Tapi ia masih sayang nyawa.
" Makasih" sahut Midorima sekedarnya, paling tidak ia mencoba sopan, walau dalam hati ia ingin muntah.
Kalau Takao meledek atau menggombalinya sih sering, dan Midorima terbiasa mengacuhkan atau memarahi Takao kalau ia berbuat begitu, tapi masalahnya sekarang yang ada didepannya adalah Akashi seijurou.
Eeh, kok jadi ingat Takao lagi sih.
" Jadi," Akashi tersenyum nista. " Kudengar kau sudah putus dengan Takao?"
Demi ohaasa ia bahkan tidak pernah berpacaran dengan Takao sejak awal! Tapi kalau ia bilang begitu dengan jujur entah apa yang akan terjadi.
" Bukan urusanmu" akhirnya hanya itu yang bisa keluar dari mulut Midorima.
" Urusanku dong, kan kalau begitu kau bisa segera menjadi pacarku" Akashi mengedip maut.
Midorima memandang Akashi dengan jijik.
Sampai Na**to dan Bl**ch tamat pun Midorima tidak sudi!
" Maaf, aku tidak tertarik" Ayo Midorima, lawan! Lawan dia! Midorima mengerjap dalam hati. Walaupun diluarnya tampak cool.
" Aduh Shintarou, kau yakin? Aku ini kan kaya, terkenal, populer, ganteng, bisa apa aja, semua nurut padaku, harusnya kamu bersyukur bisa menjadi pacarku" Akashi mulai membanggakan diri dengan narsisnya sambil mendekati Midorima perlahan – lahan.
" Bandingkan dengan Kazunari itu, iuh, memang sih mukanya agak lumayan, tapi dia kan Cuma artis rendahan, sifatnya jelek pula, udah gitu pendek", padahal Takao lebih tinggi daripada Akashi. " Dilihat dari manapun juga akulah yang lebih pantas untukmu"
Midorima meremas celananya.
Memang, ia membenci Takao. Takao menipunya, menghancurkan mimpinya. Dia egois, seenaknya, dekil, tidak ada manis – manisnya, menyusahkan, pembuat onar, dan pecicilan. Tapi mendengar orang lain menjelek – jelekkan Takao selain dirinya.. rasanya.. aneh..
Padahal Takao bukan siapa – siapaku..
" Lihat saja Shintarou, aku pasti akan mengalahkannya di Utapri Award nanti. Idol payah seperti dia pasti akan langsung menyadari perbedaan kami, fufu, mungkin ia akan menangis dan bersujud minta maaf padaku, memohon supaya aku tidak mengambilmu, tapi mana mungkin aku akan mengabulkannya.." Akashi masih terus berceloteh. Kuping Midorima makin panas. Remasannya makin kuat.
Ia berusaha tidak memasukkan omongan Akashi keotaknya, namun tetap saja gagal.
".. itulah akibatnya kalau dia berani membantahku walaupun ia hanya amatir, benar – benar tidak bertanggung jawab"
Mata Midorima membelalak, dan bayangan akan hari itu kembali berputar didalam kepalanya.
" Kau benar" Takao tersenyum, walau Midorima merasa senyumnya aneh. Terasa asing dimatanya. " Ini semua memang salahku. Kau tidak perlu lagi berurusan denganku. Maaf"
Midorima merasa tenggorokannya tercekat. Namun ia bertekad tidak akan menarik keputusannya ini.
Takao berbalik, menunjukkan punggungnya di pandangan Midorima.
" Oh ya, kalau misalnya aku kalah dari Akashi, tenang saja, aku pasti akan melindungimu"
Sekarang Midorima merasa sedikit menyesal.
" Bye, Bye, Midorima Shintarou"
Tidak bertanggung jawab?
" DIAM!" Midorima berdiri. Ia berteriak dengan begitu kerasnya sampai beberapa orang yang lewat menengok.
Akashi yang terkaget menatapnya heran. " shintarou?"
" JANGAN MENJELEK – JELEKKAN TAKAO! IA TIDAK SEPERTIMU! WALAUPUN DIA PAYAH, EGOIS, DAN IDOL BOHONGAN, TAPI.."
Midorima terdiam sejenak.
" ..Tapi aku.."
Aku apa?
Lidah Midorima rasanya tercekat. Pikirannya campur aduk. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Sementara Akashi masih menatapnya, menunggu ia menyelesaikan kalimatnya.
" Tapi apa?"
Dan sebelum Midorima sempat menjawab, kakinya sudah membawanya pergi dari situ secepat kilat, meninggalkan Akashi yang masih bengong melihat tindakannya.
.
Setelah lelah berlari jauh, akhirnya Midorima kembali tenang.
Ia bersender pada pagar pembatas jalan, matanya kosong, memandangi mobil – mobil yang lalu lalang. Begitu juga dengan kerumunan pejalan kaki yang melewatinya begitu saja.
Ia kembali teringat kejadian tadi, untung saja Akashi tidak mengejarnya. Bisa dibunuh deh Midorima. Tapi.. memangnya ia tadi mau mengatakan apa?
" Aku.."
" Midorimacchi?"
Midorima terlonjak kaget mengetahui seseorang sudah tiba – tiba berada disebelahnya.
Kise dengan samaran topi dan kacamata, dan uh.. apa yang remang – remang itu Aomine dibelakang Kise?
" Wah, kau sedang apa disini?"
Uh, salah apa aku sampai hari ini harus bertemu dengan Akashi dan Kise sekaligus? Apa di fic ini nggak ada yang kenal dengan kata move on? (yah, kayak Midorima sendiri bisa move on dari Takao aja). Dunia ini memang kecil.
Midorima tidak menjawab, dan hanya memalingkan mukanya.
" Ih! Sombong sekali sih! Sudah susah – susah disapa.." Kise sadar disebelahnya masih ada Aomine. " Midorimacchi kemana aja-ssu? Bener ya katanya kamu berhenti jadi pembantunya Takaocchi?" 'yang pembantuku juga,' Midorima merasa bisa mendengar tambahan kalimat itu dari Kise walau tidak terucap.
" Nggak ada hubungannya denganmu" sahut Midorima ketus. Kise kan teman Takao, sifatnya juga begitu. Midorima tidak mau lagi berurusan dengan dunia idol yang seperti mereka!
Sepertinya karakter utama fic kita ini berubah menjadi sangat sensi dan pesimistis.
" Kise, bagaimana kalau kau belikan dia minuman dulu? Sepertinya dia haus" Aomine menepuk pundak Kise. Midorima melihat Kise memasang wajah ' aduh kenapa mesti gue', tapi sedetik kemudian langsung berubah menjadi wajah idolnya.
" Oke deh! Aominecchi jaga Midorimacchi yaa!"
Berhubung gebetannya yang menyuruh, Kise rela berlari membeli minuman ke vending machine terdekat. Padahal biasanya juga ia yang selalu menyuruh Midorima membelikannya minuman.
Aomine ikut bersender disebelah Midorima. Uh, kalau dilihat lagi, rupanya hari ini Aomine tidak mengenakan seragam polisinya. Sedang libur kah?
" Aku dan Kise sedang nge-date" ujar Aomine, entah bisa membaca pertanyaan dalam hati Midorima atau pamer. Hebat juga dia, dalam beberapa minggu saja sudah bisa ngedate dengan Kise yang itu, bisa membuat Kise nurut lagi, sementara aku saja belum pernah ngedate dengan Taka..ehhhh! kok malah jadi mikir kesitu sih! Batin Midorima jadi berkecamuk sendiri
" Jadi, kamu nggak mau ngomong sama Kise kan? Cerita aja ama gue, rahasia terjamin, lagian gue juga utang sama lo yang udah bikin gue bisa ketemu sama Kise" Aomine menggaruk kepalanya yang tidak gatal, agak malu – malu. Mungkin dia sebenarnya orang yang baik juga ya.. walaupun dakian.
Kasihan juga orang sebaik ini kalau mendapat pacar semacam Kise. Midorima jadi tidak tega.
" Min, tau nggak, sebenernya Kise itu.." Midorima meneguk ludah. Ia takut Aomine akan seperti dirinya waktu dulu pertama kali mengetahui sosok asli Takao, tapi kalau tidak dibeberkan yang sesungguhnya..
" Gue tau kok"
He?
" He?" Midorima melongo. Aomine bilang apa tadi?
" Iya, tentang sifat Kise yang sebenernya kan?" Aomine tersenyum. " Aku udah tau dari dulu kok"
" Heeeeeee?" kacamata Midorima melorot. Hah? Hah? Aomine sudah tahu?
" Iya, jadi duluuuu banget tuh, pas gue masih jadi polisi baru dan dia belum sepopuler sekarang, gue pernah ngeliat dia ngehajar satu geng preman sekaligus.." kok rasanya dejavu. " Pokoknya kuat banget deh, beringas, padahal dia Cuma sendiri" min, bukan itu masalahnya.
Midorima menatap heran.
" Tapi kamu tau, sebenernya waktu itu tuh dia ngehajar mereka karena nolongin nenek – nenek yang dipalak oleh para preman itu"
Oh, rupanya Kise juga bisa baik, toh.
" Saat itulah aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada Kise"
" Kok kamu mauan sama yang kayak begitu nanodayo?"
" Justru karena dia kayak gitu men"
.
" Setelah itu aku baru tahu kalau dia bekerja sebagai model, dan mulai mengoleksi foto – fotonya.. tapi dia.. bukan seperti Kise yang dulu pertama kali kulihat lagi. Dia jadi sok lemah, sok imut, dll, mungkin karena tuntutan kerjanya.."
Kenapa ceritanya berbanding terbalik dengan ceritaku? Midorima mulai bersimpati.
" Sekarang juga, walaupun aku sudah bertemu lagi dengan Kise, dia juga malah berlaku seperti itu didepanku.. padahal aku ingin dia jadi dirinya apa adanya.."
Aomine menatap entah-apa-di langit.
Ternyata walaupun remang, Aomine benar – benar berbudi mulia.
" Kamu nggak nanyain itu ke Kise?"
" Haha, aku akan menunggunya sampai dia sendiri yang mengatakannya padaku"
Sudah begitu, gentlemen lagi. Beda dengan Midorima yang tidak pernah menganggap Takao sebagai Takao karena tidak mau mengakui kenyataan yang ada.
" Aomine!" Midorima terharu. Namun ia menahan tangisnya karena gengsi. " Aku kagum sekali padamu" walaupun kamu dakian.
" Apasih, haha" Aomine terkekeh. " Lo sendiri gimana sama Takao? Kata Kise kalian berantem terus putus pas habis rekaman itu?"
Kenapa gosip itu beredar luas kemana – mana sih.
" Aku dan Takao nggak pacaran. Sejak saat itu aku belum bertemu dia lagi"
" Kenapa? Padahal kalian kan serasi! Lagian, Midorima.." Aomine merangkul Midorima. " ..sudah jelas kalau kau menyukai Takao begitu!"
He? Apa? Suka?
" Enak saja! Dia itu tukang tipu tahu! Membohongi orang lain dengan muka manisnya dan memperbudakku jadi pembantunya! Aku benar – benar tersiksa! Pernah waktu itu dia meneleponku tengah malam hanya untuk minta dibuatkan kimchi! Aku jadi harus berlari malam – malam kerumahnya dan.."
Aomine tersenyum jahil.
Ups, kenapa malah nostalgia sih.
" Terus kenapa mukamu bahagia bagitu?"
" Enggak! Siapa yang bahagia, nanodayo!" wajah Midorima memerah.
" Habis, kalo udah menyangkut Takao kamu semangat sekali ceritanya"
Midorima terhenyak. Benar juga, padahal ia kan terkenal sebagai pangeran es yang kalem dan bermartabat, tapi kalau sudah bersinggungan dengan segala sesuatu mengenai Takao saja..
..ia jadi berbeda begini. Makin OOC maksudnya.
Masa sih ia benar – benar..
" Menurut gue, lo coba temuin aja Takao sekali lagi, lo ajak dia ngomong baik – baik" nasehat Aomine bijak. " Lo tuh mirip banget sama gue, makanya, gue gak tahan liat lo galau begini"
Ah, persahabatan antar fans memang indah..
Midorima mengangguk dan buru – buru pergi. Tapi ia lalu menengok sebelum menghilang dari pandangan Aomine.
" Aomine, terima kasih" ucapnya agak serak.
" Tapi aku nggak mau disamakan dengan ganguro sepertimu, aku kan rajin luluran nanodayo'
Ouch.
.
" Aku kembali~ eh, mana Midorimacchi-ssu!?" Kise yang terpogoh – pogoh datang membawa tiga buah kaleng minuman kaget melihat Aomine hanya berada sendirian disana.
" Oh, dia teringat ada urusan yang penting yang harus diselesaikannya"
" Uhh, padahal aku sudah capek – capek membelikannya minuman!" Kise mulai ngambek
Aomine tertawa. Ia lalu menarik tangan Kise dan berjalan.
" Sudah, sudah, ayo, kita lanjutkan saja kencan kita"
Kise akhirnya diam. Terlihat semburat warna merah di pipinya.
" Hei, Kise?"
" Hm?"
" Apa tidak ada yang mau kau katakan padaku?"
Seperti misalnya, tentang sifat aslimu yang kusukai itu?
.
Midorima memencet bel rumah Takao berkali – kali. Aneh, tidak ada yang keluar.
Apa mereka sedang bekerja?
Tapi lalu ia sadar bahwa asumsinya itu salah begitu melihat pintu depan rumah tersebut tidak terkunci.
" Permisi" Midorima akhirnya menyelonong masuk takut – takut. Ia mengintip bagian dalam rumah. Gelap, dan tidak ada sahutan.
Selain itu, pemandangan yang ada membuat Midorima membelalakkan matanya.
Seluruh rumah.. penuh tumpukan sampah, ceceran baju, dan benar – benar lebih berantakan daripada saat pertama kali Midorima datang kemari.
Ini rumah atau tempat pembuangan sampah sih?
Namun dengan tekad baja Midorima akhirnya memberanikan diri melewati lautan dan gunungan sampah diseluruh penjuru rumah, mencari keberadaan pemilik rumah.
" Takao? Himuro? Kuroko? Ada orang?" panggilnya lagi.
Uh, bau busuk membuatnya mual. Jadi ini akibatnya kalau ia tidak bekerja sebagai pembantu mereka. Baru ditinggal sebentar saja sudah begini.
" Midorima-kun?"
Suara itu!
Midorima langsung berlari menghampiri sumber suara, yang berada disalah satu tumpukan sampah yang ada. Setelah selesai menggali, ia menemukan sebuah mayat-coret-badan disana.
Rupanya itu Himuro.
" Midorima-kun.. kau akhirnya datang.." Himuro sudah seperti setengah sekarat, badannya disangga oleh tangan kekar Midorima.
" Kau baik – baik saja? Apa yang terjadi?"
" A..aku.."
" Midorima-kun.." dari sisi lain tumpukan sampah, terlihat Kuroko tergeletak, namun ia masih memiliki kekuatan untuk memanggil nama Midorima.
" Kalian berdua, bertahanlah!"
" Aku.." lirih Himuro
" Aku.." lirih Kuroko
" LAPAR.."
.
Midorima menjatuhkan Himuro dari tangannya.
" Kalau lapar kan kalian tinggal beli saja! Jangan bikin khawatir! Lagian tumpukan sampah ini juga dari bungkus makanan 'kan" Midorima kembali berdiri.
" Tidak mauuu, makanan buatanmu jauh lebih enak!" Himuro memeluk kaki Midorima sesenggukan. " Lagipula, Atsushi juga sudah tidak ada..untuk memasakkanku lagi.."
Uh, Midorima jadi kasihan juga.
" Kagami-kun juga.. dia sudah dua minggu tidak membalas SMS-ku.. hahaha..hahaha.." sementara Kuroko sudah makin konslet. Menyeramkan melihatnya tertawa dengan muka datarnya.
Kenapa seisi rumah penuh kegalauan begini sih?
Oh iya, tuh kan , Midorima jadi lupa tujuannya kesini!
" Takao! Mana Takao!" tanya Midorima heboh.
" Dia.." Himuro melepaskan pelukannya dari kaki Midorima. " Dia sudah seminggu mengurung diri diruang latihan dan tidak mau keluar"
" Apa?"
" Sepertinya dia berlatih untuk Utapri Award nanti tanpa istirahat.."
Midorima langsung melesat keruangan yang disebutkan oleh Himuro tanpa menunggu Himuro menyelesaikan kalimatnya.
Dirumah tersebut memang terdapat ruang latihan untuk tenshi biasa berlatih menyanyi dan menari, dengan lantai kayu dan kaca disepanjang dinding. Namun setahu Midorima ruang tersebut tidak terlalu sering digunakan, berhubung Takao dan Himuro hanya cukup berlatih beberapa kali saja untuk menguasai suatu gerakan atau lagu.
Ternyata pintu ruang latihan dikunci dari dalam oleh Takao. Midorima langsung merutuki pintu tersebut sambil menggedor – gedornya.
" Takao! Kau ada didalam kan? Buka pintunya!"
Dari dalam terdengar suara musik yang cukup kencang. Namun sepertinya Takao masih bisa mendengar suaranya.
" Shin-chan?" sahut Takao dari dalam
" Takao! Ada yang mau kubicarakan denganmu, ayo keluar"
Hening sejenak, tak ada jawaban.
" Nggak mau" akhirnya Takao menyahut kembali. " Jangan ganggu aku, aku sedang sibuk latihan, kalau nanti aku kalah di Utapri Award kan kau juga yang kena, Shin-chan"
" Itu tidak penting! Ayo cepat keluar!" Midorima memutar – mutar kenop pintu seakan mau merusaknya. Sudah sampai sini, dan yang menghalanginya hanyalah sebilah pintu yang terkunci.
" Aku.. nggak mau bertemu dengan shin-chan" Midorima merasakan suara Takao terdengar lebih jelas, sepertinya Takao berada sangat dekat dengan pintu.
Sudah sampai sini.. dan aku tidak bisa bertemu Takao?
Midorima meraba pintu didepannya, mencoba mencari kehangatan yang dipancarkan Takao dari balik sana.
" Shin-chan.. membenciku kan?" Takao berbisik lagi. " Makanya, pulanglah"
" Jangan salah paham! Dengarkan ucapanku dulu!"
" Kau yang dulu bilang tidak mau berhubungan denganku lagi terus kamu mau apa menggangguku sekarang hah!?"
" Takao.."
Dan kemudian suara musik semakin keras.
" Takao! Oii, Takao!"
Tidak bergeming.
" Midorima-kun, dia tetap tidak mau keluar?" Himuro akhirnya menyusul Midorima karena cemas.
" Himuro! apa tidak ada kunci lain untuk membuka pintu ini?"
Ia menggeleng. " Sayangnya tidak. Pintu ini jarang dikunci, dan sekarang kunci satu – satunya dibawa oleh Takao didalam"
" Argh! Apa kita harus memanggil pemadam kebakaran untuk mengapak pintu ini!?" Midorima frustasi.
" Pemadam kebakaran? Ayo, ayo! Kita panggil saja pemadam kebakaran New York! Dengan begitu aku bisa bertemu Kagami-kun!" Kuroko yang ternyata mengintil dibelakang Himuro tampak bersemangat kembali. Sepertinya Kagami yang ditaksirnya pindah ke Amerika untuk menjadi pemadam kebakaran disana.
"Kuroko, itu tidak mungkin. Disini Jepang, kita punya pemadam kebakaran lokal"
" Midorima-kun, kau dilarang merusak apapun yang ada dirumah ini. kalau kau merusak pintu itu dengan memanggil pemadam kebakaran, kau yang bayar biaya kerusakannya" sifat Kuroko langsung berubah total menjadi dingin dan kembali pada kedatarannya setelah harapannya musnah.
Tapi itu artinya Midorima tidak mungkin mendobrak pintu didepannya ini. Ia anak SMA, dengan uang saku terbatas, tidak mungkin mampu membayar biaya ganti rugi. Dan orang tuanya juga pasti tidak mau membantu memberinya uang.
" Takao! Keluar sekarang juga!"
Berteriak lebih keras pun, Takao tidak menjawab apapun dan hanya makin mengencangkan volume musiknya.
" Jadi ini maumu? Yasudah, terserah kau saja!"
Midorima berbalik pergi. Namun ia langsung ditarik oleh Himuro dengan gesitnya.
" Tunggu! Jangan pergi dulu!" Himuro memasang tampang memelas.
" Apa lagi? Kau menyuruhku untuk tetap membujuk anak tak tahu diuntung itu hah!?"
" Bukan! Bersihkan dulu rumah dan masakkan makan siang untuk kami.."
Harusnya Midorima tahu kalau Himuro tidak pernah berubah.
.
" Dasar! Padahal kan aku sudah bukan pembantu kalian lagi!" walaupun berkata begitu, tapi Midorima tetap mengerjakan pekerjaannya membereskan rumah menjadi layak dihuni lagi, sebagai seorang pembantu budiman.
" Nanti aku kasih foto Takao lagi deh~" tawar Himuro yang duduk santai di sofa favoritnya. Sementara Midorima sibuk memisahkan sampah.
" Tidak butuh"
Midorima bahkan tidak menengok kearah Himuro. padahal dulu kalau sudah diming – imingi seperti ini pasti Midorima akan langsung menunjukkan wajahnya yang penuh antusias sambil menatap Himuro penuh harap.
" Kau benar – benar berhenti menjadi fansnya Takao?"
Midorima tidak menjawab
" Mau sampai kapan kalian bertengkar begitu? Bukan urusanku sih.. tapi aku kangen masa – masa kita berempat masih berkumpul, seperti keluarga, haha"
" Takao yang tidak mau memaafkanku"
Himuro diam dan memandangi Midorima. Ia tampak berpikir sejenak sebelum menjawab,
" Sebenarnya, karena masa lalunya, Takao tidak bisa mempercayai orang lain"
Kali ini Midorima akhirnya menengok.
" Sejak kecil sifatnya memang seperti itu, hingga orang tuanya tega membuangnya ke panti asuhan. Sejak saat itu ia diadopsi berbagai macam orang, yang tadinya menyayanginya tapi langsung berpaling begitu mengetahui bahwa Takao tidak seperti yang mereka bayangkan. Memang setelah menjadi idol Takao bisa hidup mandiri, tapi ia tidak pernah memercayai orang lain lagi"
" Takao.."
" Dia selalu berpikir kalau semua orang akan meninggalkannya, cepat atau lambat. Seperti kau contohnya"
Degg. Midorima tidak bisa membalas. Benar, ialah yang telah dengan seenaknya menyalahkan Takao dan menjauhinya.
" Midorima-kun" Himuro masih memandangi Midorima yang berhenti sejenak dari aktivitasnya. " Apa kau juga akan membuang Takao?"
.
Setelah selesai membereskan rumah dan memasak, Midorima kembali ke depan pintu ruang latihan tempat Takao mengurung diri, membawakan Takao senampan makanan buatannya.
Ia mengetuk pintu kai ini.
" Takao! Istirahat dulu! Aku memasakkan kimchi kesukaanmu, dengan Kare!"
Tidak ada jawaban. Midorima menghela napas.
" Kau tahu, kau ini benar – benar bodoh" Midorima meletakkan nampan makanannya didepan pintu tersebut. " Ini, makanannya kuletakkan disini, kalau tidak makan kau bisa sakit. Kata Himuro dari kemarin dia juga Cuma memberimu makanan instan kan"
Tidak ada jawaban lagi.
" Dengar.." Midorima menatap pintu didepannya, seakan – akan ia bisa melihat Takao dari sana. " Aku tidak akan membuangmu! Itu saja! Aku akan datang lagi besok!"
Dan setelah itu ia berjalan pergi meninggalkan pintu yang memisahkannya dengan Takao tersebut.
Tanpa mengetahui, bahwa didalam ruangan tersebut Takao sedang menahan air matanya untuk tidak keluar.
.
" Apa kau juga akan membuang Takao?" begitu tanya Himuro tadi. Pertanyaan blak – blakan yang ditujukan langsung kehadapan Midorima.
" Ini bukan masalah membuang atau tidak.." jawab Midorima perlahan. " Aku bukan fansnya lagi.. tapi kenapa aku masih mengkhawatirkannya seperti ini?"
" Walaupun Takao dan 'Takao' yang kau sukai itu berbeda?"
Midorima mengangkat alisnya, berpikir.
" Takao ya Takao" ujarnya. " Aku tidak akan..kabur lagi, dari Takao, maupun dari kenyataan"
Himuro tersenyum
" Aku juga.. berpikir hal yang sama denganmu"
.
Semenjak hari itu, Midorima selalu datang kedepan kamar Takao untuk membawakan makanan sambil berusaha membujuknya keuar, walaupun gagal.
Tapi ia cukup senang menemukan piring kosong didepan kamar Takao, yang artinya Takao masih tidak kehilangan selera makannya, dan juga, ia masih mau memakan masakan buatan Midorima.
Ia pernah mengusulkan pada Himuro untuk 'menangkap' Takao saat ia keluar mengambil makanannya, yang langsung dicegah oleh Himuro.
" Takao itu instingnya tajam, ia akan tahu kalau kita berjaga mengawasinya" tuturnya.
Karena itulah, Midorima memakai cara memutar yang lebih sulit.
Ia mencoba membujuk Takao dengan bersikap baik hati dan ramah, pernah juga ia berteriak – teriak marah didepan pintu. Tapi tetap, Takao tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Jujur saja, sekarang..
..Midorima kangen dengan suara jahil Takao.
.
Hari ini sudah h-1 Utapri award, dan Takao belum mau keluar. Himuro bahkan sudah membujuknya untuk keluar, atau ia yang masuk, dengan dalih latihan untuk besok. Tapi Takao tetap tidak mau.
" Kalau begini, Cuma ada satu cara" kata Himuro
" Apa?" Midorima memandangnya penuh harap akan ide cemerlang-coretlicikcoret-nya
" Kau harus bertemu dengannya besok sebelum acara dimulai"
.
Jadi disinilah Midorima, berbaur dengan para staff acara, mondar – mandir di area belakang panggung.
" Dengar Midorima" titah Himuro. " Mau tidak mau Takao besok pasti tampil di utapri award, dan daripada ia kabur saat melihatmu kalau kau menyerbunya saat ia keluar kamar.. kau akan menemuinya di ruang tunggu khusus satu jam sebelum acara, oke?"
" Pokoknya kau tunggu aba – abaku, baru masuk keruangan itu, mengerti?"
Midorima hanya bisa menurut.
Setelah deg-degan setengah mati menunggu, sinyal dari dari Himuro berupa SMS datang juga. Tanpa pikir panjang Midorima langsung melesat keruang yang disebutkan Himuro.
Sementara Himuro yang berada disalah satu sudut belakang panggung, tersenyum sambil menatap layar handphonenya yang menunjukkan bahwa SMSnya telah terkirim pada Midorima.
" Semoga mereka bisa berbaikan kembali.." gumamnya.
Takao sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri, sedangkan Midorima juga telah menjadi bagian dari keluarga mereka. Kalau Takao dan Midorima bahagia, ia juga ikut bahagia.
Namun ia menyadari ada sesosok bayangan raksasa yang berjalan mendekati posisinya yang agak tersembunyi disudut ruangan belakang panggung yang remang – remang.
Himuro menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
" Atsushi.."
.
Midorima yang ngos – ngosan saat sampai didepan ruang tunggu tempat Takao berada, mendengar suara obrolan dari dalam ruang tersebut. Penasaran, iapun mengintip.
Ternyata didalam ruangan tersebut bukan hanya ada Takao, tapi juga Akashi.
" Kau tahu kau tidak bisa mengalahkanku 'kan" suara Akashi masih terdengar angkuh seperti biasanya. " Lebih baik kau menyerah saja sebelum mendapat malu"
Takao masih diam.
" Kau kalem sekali hari ini, apa kau nervous? Atau malah ketakutan?" lanjut Akashi.
" Hei, jawab aku"
" Huh, tidak menarik. Kutunggu performamu hari ini.. untuk kalah, haha"
" Sebentar lagi.. aku akan mendapatkan ketenaran, dan juga shintarou"
Saat itulah Midorima tidak tahan lagi mendengar kenarsisan Akashi.
" Diam kau, Akashi" Midorima melompat masuk, mengejutkan Akashi, dan juga Takao.
" Shintarou!?"
" Shin-chan?"
Tuhan, betapa Midorima merindukan suara merdu Takao tersebut.
" shintarou, kenapa kau kabur waktu itu?" Akashi memandangnya sebal. " Tapi yasudahlah, lebih baik kita pergi saja dari sini dan tinggalkan orang itu sendirian, kalau kau mau memintaku jadi pacarmu dari sekarang juga boleh kok"
" Akashi" entah darimana Midorima mendapatkan kekuatan untuk menatap langsung mata Akashi. " Aku tidak mau, dan tidak akan pernah menjadi pacarmu!"
Ctarr!
Sepertinya itu bunyi harga diri Akashi yang sedikit retak gara – gara pertama kali menghadapi yang namanya penolakan.
" Kau.. menolakku? Kenapa? Aku kan bisa menjadi pacar yang sempurna untukmu, tidak seperti si pembohong itu! Rasa sukaku padamu kujamin juga lebih besar daripada rasa sukanya!" Akashi mulai panik
" Pertama, kau itu alay nodayo" JGERRR! Harga diri Akashi mulai runtuh. Dirinya yang fabulous dan absolute ini dibilang..alay? " Kedua, yang kau rasakan itu bukan cinta, tapi Cuma tidak mau kalah dari Takao"
Akashi tampak shock. Padahal selama ini semua orang selalu menururti maunya karena ia adalah seorang top idol. Para fansnya juga tidak keberatan dengan sifatnya yang sombong, angkuh dan egois, berhubung kebanyakan fansnya maso.
Akashi tidak terima!
" Jangan macam – macam, Shintarou! Taruhan masih berlaku! Lihat saja, kalau nanti aku menang, malam ini keperjakaanmu akan menjadi milikku!"
Syuut!
Sambil menunjuk, dan lalu melempar gunting senjata andalannya, Akashi berlari keluar. Persis seperti tokoh musuh di film – film dan sinetron.
Midorima menghela napas dan mengunci pintu, setelah sadar ada kemungkinan Takao akan kabur lagi atau ada gangguan lagi selain Akashi.
Ia menatap Takao, yang sekarang berdiri memunggunginya.
Rasanya aneh, bertemu dengan Takao seperti ini.. setelah sekian lama..
" Kenapa kau datang kesini?"
Suara Takao, yang sudah lama tidak didengarnya..
" Takao.."
Sebelum Midorima sempat mengatakan apa-apa, badan Takao terhuyung lemas dan ia jatuh terduduk di lantai.
" Takao!? Kau baik – baik saja?" Midorima langsung berjongkok menghampirinya, sebelum ia lalu didorong oleh Takao dengan sebelah tangannya.
" Jangan mendekat!" suara Takao terdengar seperti ia sedang menahan tangisnya. Ia akhirnya menengok kearah Midorima yang juga ikut jatuh terduduk di sebelah Takao.
Midorima terkaget saat melihat muka Takao yang pucat, namun sangat merah.
" Takao? Kamu demam!?" ia ingin menyentuh Takao untuk memastikannya, tapi Takao malah bergerak mundur.
" Kalau tadi kamu tidak memprovokasi Akashi, mungkin saja ia masih mau melepaskanmu, kau tahu" tidak mempedulikan pertanyaan Midorima, Takao hanya menatapnya dengan tatapan datar. Tapi dari napasnya yang tersengal – sengal, Midorima tahu bahwa Takao sedang berada dalam kondisi yang kurang sehat.
" Aku tidak peduli dengan hal itu!" bentak Midorima. Takao kini diam, memandanginya heran. " Yang lebih penting, kita harus segera mengobatimu! Dasar, ini karena kau nekat mengurung diri dan memaksakan berlatih kemarin kan!"
" Kenapa?"
" Hah?"
" Kenapa kau peduli padaku? Kau kan sudah bukan fansku lagi. Sejak awal juga Takao sang idol yang kau sukai bukan aku.." Takao menggenggam erat tangannya. Badannya bergetar.
" Takao..aku.."
" Aku sudah lelah" air mata Takao mulai menetes. Baru kali ini, ia melihat Takao yang rapuh seperti..ini..
" Aku sudah capek harus berpura – pura jadi Takao yang baik! Takao harapan semua orang, yang disukai semua orang!" tangis Takao makin kencang. " Shin-chan, kau juga kan? Kamu lebih memilih Takao yang baik kan? Tidak ada.. yang membutuhkan diriku yang sebenarnya!"
Takao kini menangis sesenggukan , sementara Midorima menatapnya sedih.
Midorima tidak tahu..perasaan aneh apa ini yang ia rasakan di dalam dadanya.
Sebelum ia menyadarinya, badannya sudah bergerak sendiri. Tangannya bergerak merangkul pundak ramping Takao.
" Sssh.. jangan menangis" Midorima berbisik, membelai lembut punggung Takao. " Kata siapa aku begitu? Menurutku, Takao yang sekarang didepanku, yang menangis kayak anak kecil, yang jujur apa adanya.. adalah Takao terimut yang pernah kulihat. Takao yang sebenarnya"
Tangis Takao terhenti sejenak. Ia mulai merasakan kehangatan yang muncul dari pelukan Midorima.
" Shin-chan tukang bohong" Takao tertawa kecil. Meskipun air matanya belum bisa berhenti.
" Kamu sendiri tukang tipu" Midorima ikut tersenyum, menguatkan pelukannya.
" Meskipun masa lalumu begitu, dan dulu keluargamu selalu membuangmu, tapi kau harus tahu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, hanya karena sifatmu seperti itu. Karena bagaimanapun.. kau adalah kau kan?"
" Kau tidak akan..meninggalkanku? Selamanya?"
" Iya"
" Janji?"
" Janji"
" Aku mungkin akan kalah dari Akashi lho"
" Aku percaya padamu"
" Hahaha, aku benrar – benar tidak bisa melawanmu"
Dan kedua manik abu – abu itupun berhadapan dengan manik hijau Midorima. Mengunci kedua pandangan mereka, membuat mereka merasakan getaran aneh didalam diri mereka. Jarak antara kedua wajah mereka sangat dekat, dan perlahan semakin mendekat..
..sebelum mereka akhirnya berciuman.
.
"Ngomong – ngomong. Tadi kau bilang apa tentang keluargaku, shin-chan? Keluargaku bahagia – bahagia saja tuh, tidak pernah membuangku sampai sekarang. Malah sifat ini sudah bawaan genetik dari orangtuaku"
"Eh?"
Midorima harusnya tahu, kalau Himuro itu tidak bisa dipercaya.
.
" Atsushi.."
Disisi lain, Himuro sedang berhadapan dengan Murasakibara yang juga akan ikut tampil di acara tersebut. Murasakibara masih seperti biasa, hanya diam dan memandangi Himuro, menunggu apa yang akan dikatakan Himuro padanya.
" Atsushi, aku tidak bisa menyalahkanmu yang mau berpura – pura berpacaran denganku karena menuruti perintah Akashi, tapi, beritahu aku satu hal.."
" .. Apa kau menyesal, selama ini berpura – pura menjadi pacarku?"
Murasakibara memiringkan kepalanya, berpikir sejenak.
" Tidak juga, karena pura – pura pacaran denganmu, aku jadi dapat banyak pekerjaan, karirku naik, dan aku dapat maiubo kesukaanku gratis juga.."
" Lalu, apa kau.. membenciku yang sudah memanfaatkanmu?"
Murasakibara berpikir sejenak lagi.
" Jujur saja, Murochin itu licik, tukang bohong, dan suka memanfaatkan orang lain. Tapi bukan berarti aku membencimu" Murasakibara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Dan aku tidak menyesali sedetikpun waktu yang kulewatkan bersamamu. Aku senang.. memasak untukmu.."
Himuro tersenyum, sambil menutup matanya.
" Kalau begitu," Himuro membalik badannya. " Kalau hari ini TenshiS menang dari Akashi.. dan Utapri Award selesai.. apa kau mau.. menjadi pacarku yang sebenarnya?"
" Tentu saja"
" Haha, kenapa kau langsung menjawab tanpa ragu – ragu seperti itu.."
Murasakibara tersenyum. Ia dapat melihat wajah Himuro yang bersemu merah untuk pertama kalinya dari balik punggung Himuro.
Ternyata Himuro bisa malu juga..
.
" Hai hai~! Selamat datang di acara tahunan yang paling bergengsi sejepang! Utapri Award! Mari kita lihat, siapa penyanyi terpopuler yang akan terpilih hari ini? Semua itu bergantung dari pertunjukan mereka hari ini, dan dukungan dari kalian semua! Jadi, andalah yang akan menilai siapa penyanyi yang tampil paling baik hari ini! Ups, daripada kalian tak sabar menunggu, kita mulai saja acaranya! Dan ngomong – ngomong, pembawa acara malam ini adalah saya! Momoi Satsuki ini!"
Acara Utapri Award diadakan disebuah dome yang cukup besar dan megah, yang terisi penuh dengan penonton yang mendukung berbagai macam idol yang ikut serta.
" Seperti yang kita ketahui, tahun lalu acara ini juga menjadi ajang pertarungan dari dua rival boyband St***sh dan He***ns! Favorit yang dijagokan tahun ini adalah Akashi Seijuro, namun duet gruo tenshiS yang juga tidak bisa diremehkan! Kira – kira siapakah yang akan jadi pemenangnya?"
Sementara sang MC sedang membuka acara, dikursi penonton dapat terlihat Aomine dan Kise yang juga ikut deg – degan. Jelas, mereka mendukung TenshiS.
" Takaocchi! Himurocchi! Berjuanglahhhh!" Kise berteriak, meskipun sepertinya tertutup oleh suara teriakan para penontin lain juga.
" Baik, kita mulai saja dari peserta pertama, yaitu.."
.
" Tat-chan, kau kelihatan bahagia ya"
Himuro menengok untuk mendapati Takao sedang berdiri disampingnya. Mereka berdua kini sedang berada di backstage, menunggu giliran untuk tampil. Dari panggung terdengar artis pertama sudah asyik tampil.
" Kau sendiri Takao? Sudah tidak apa - apa?" Himuro balik bertanya
" Mmhm" Takao menggenggam tangan Himuro. " Maaf aku sudah menyusahkan"
" Haha, kau ini bicara apa sih, kita kan sesama TenshiS, tidak perlu minta maaf begitu. Masalahmu ya masalahku juga" rupanya Himuro merupakan kakak yang cukup baik juga.
" TenshiS ya..kau benar" Takao tersenyum.
" Ayo, kita menangkan ini, berdua"
" Ya!"
.
" Yakkk, tadi kita sudah melihat penampilan heboh dari macam macam idola, sekarang waktunya artis yang kita tunggu – tunggu, Akashi Seijuurou!"
Jejeng. Musik dipanggung berubah dan Akashi lalu muncul dari lift rahasia panggung dengan lebaynya. Belum lagi dia menggunakan dalaman yang memamerkan perutnya beserta kostum mantel merah panjang bulu – bulu bak seorang raja. Dan hiasan kepala yang mirip mahkota.
Muhyoujou na masquerade
Kimi wa hohoemi
Bakageta MORARU kara Boku wo nusunda
Hitorijime shitai to kanjita shunkan ni
Asa wo tsugeru tokei wa kakushita
Akashi mulai berdansa kesana kemari, dengan penampilannya yang menawan. Gerakannya benar – benar sempurna dan berlevel tinggi.
Kimi e... Kimi ga... Kimi ni...
Yume wo chikau Unmei wo hirogeyou
Hora dare yori mo
Kali ini akashi berputar, mengibarkan jubahnya yang panjang dan membara.
I ga chigau Hoshi ga chigau
Utaeru as Megami mo odoru RABU RAPUSODII
Mezashi mo tameiki mo vintage na pride
Hisoka ni atsui
tone hibiki awaseru bokura sa
Akashi mengedip maut. Gerakannya terlihat semakin elegan.
I ga chigau Hoshi ga chigau
Kimi dake ga eien Demo kizuiteru
I wo sutete Hoshi wo sutete
vintage na love you
PURAIDO dake ga
Bokura... Awase... Hikisaku LaLa-Bye
Akashi melompat dan berputar, memamerkan perutnya yang tersibak diantara jubah. Membuat para fansnya pingsan kehabisan darah akibat mimisan. Lagu pun diakhiri dengan pose maut Akashi yang menunjuk kearah penonton dengan sebuah gunting merah.
.
Semua orang terpana dan berteriak menyaksikan penampilan Akashi tersebut.
" Akashi memang hebat.." dari kursi penonton, Kise masih menatap khawatir. " Pantas ia selalu masuk jajaran top artis walaupun sifatnya begitu.. bagaimana TenshiS mengalahkannya ya?"
" Percaya saja pada mereka"
" Midorimacchi!" Kise dan Aomine terlonjak melihat kedatangan Midorima disebelah mereka. kursi VIP disebelah mereka memang khusus disediakan untuk Midorima kalau ia mau menonton, tapi mereka tidak menyangka Midorima baru datang sekarang.
Dengan santainya, Midorima langsung duduk disebelah Aomine.
" Kau dari mana saja Midorimacchi?"
" Ada urusan sedikit.."
" Habis ketemu Takaocchi ya?"
" Ha..? Kok ta..?"
" Soalnya mukamu merah padam!"
Tanpa ampun, Midorima menonjok perut Kise dengan muka yang semakin merah.
.
"Dan sekarang.. penampilan terakhir dari salah satu favorit juga, TenshiS!"
Tepuk tangan bergemuruh disekeliling hall.
Aomine dan Kise berdempetan, ikut merasa deg – degan walau bukan mereka yang tampil. Midorima terlihat kalem, tapi sabil meremas celananya, ia berdoa.
Disisi lain panggung, Murasakibara yang tadi telah tampil sebagai guest star, menunggu dengan was – was.
Sementara Akashi, yang berada di ruang belakang panggung, menonton dari televisi dengan senyum angkuhnya.
Sekarang, apa yang akan terjadi?
.
Panggung mulai gelap. Penonton keheranan, tapi kemudian suara musik mulai terdengar.
Dari sisi kanan dan kiri pangung, lampu sorot menyorot dua sosok yang sudah semua orang kenal.
Hane wo nobashite Karoyaka ni Ittari kitari Just make me feel so good
Taiyou to tsuki Tsukazu hanarezu Terashi au yume Daki nagara
Kedua orang itu, Takao dari kiri sementara Himuro dari kanan pun mulai berjalan ketengah panggung.
Uwa no sora de kizuiteta Hohoemu toki mo namida suru hi mo
Kimi wa kirai na kimi sae Taisetsu na mono to wakatteita
Takao bernyanyi dengan gaya lincahnya
Tooi tooi omoide kara Natsukashii Flavor Kobore ochite
Ari kitari no kotoba de Ame agari no sora ga oshieru
Himuro berpose seksi, membuat para fans berteriak kegirangan
(Hello again, futo miagereba soko wa Dear my friend)
Kawaranai mono
(Hanaretetemo onnaji hoshi wo miteru kara)
So, tsunagaru Lonely
Mereka berdua bernyanyi bersama, sambil menari dengan penuh semangat dan koordinasi yang sangat baik. Mereka berdua terlihat sangat menikmati pertunjukan mereka, yang membuat semua orang ikut bergoyang.
Hane wo nobashite Karoyaka ni Ittari kitari Just make me feel so good
Sora to tori Kakegae no nai Kaze ni yurarete Fly me to the sky
Bahkan dibagian akhir Takao meloncat – loncat dengan imutnya, sementara Himuro memasang bermacam pose cool, sepeerti mengibaskan poninya.
Hoshi ni tsukamari Tsuyogari wo wink to tomo ni just make me feel so good
Taiyou to tsuki Tsukazu hanarezu Terashi au yume Daki nagara
Meskipun berbeda, tapi mereka terlihat saling melengkapi satu sama lain. Tidak seperti Akashi yang menyanyi dan menari menggunakan tehniknya, mereka berdua bergerak dan bersuara langsung dari hati.
Para penonton heboh berteriak dan menjerit – jerit. Midorima menahan dirinya untuk tidak kembali menjadi fanboy. Tapi ia sedikit merasa geer saat mendengar lirik lagu tersebut.
Lagu diakhiri dengan pose menembak dari Takao dan Himuro secara bersamaan, yang membuat fans langsung ambruk saking merasa hatinya terpanah keimutan dan kegantengan mereka. apalagi mereka seakan dapat melihat sosok elang dan naga raksasa berjoget dibelakang Takao dan Himuro.
Sorak sorai langsung bergemuruh didalam hall, semua penonton meraung – raung kegirangan. Yang tadinya mendukung Akashi pun langsung beralih ngefans pada mereka berdua.
Midorima tersenyum kecil. Namun matanya sempat membelalak melihat Miyaji senpai yang duduk agak jauh darinya, sibuk menangis meraung – raung bahagia dan sedang ditenangkan oleh ootsubo senpai yang datang bersamanya. Aomine dan Kise melambai – lambaikan tangannya sambil ikut bersorak senang, Murasakibara tersenyum melihat penampilan Himuro, sementara Akashi tampak kebakaran jenggot melihat penampilan TenshiS dari televisi ruang tunggu.
Tidak ada yang menyangka bahwa TenshiS bisa sehebat ini.
.
" Dan pemenang utapri Award tahun ini adalah.. jaja-jann! TenshiS!"
Tepuk tangan langsung terdengar mericuhkan hall. Semua langsung menerima hasil tersebut dengan senang hati, karena penampilan mereka.
" Kyaa! Selamat ya! kepada TenshiS, dipersilakan maju untuk menerima piala dan memberikan sepatah dua patah kata" Momoi sendiri sebenarnya memang mendukung tenshiS, berhubung dia naksir Kuroko, manajer TenshiS.
Takao dan Himuro pun maju keatas panggung, diikuti sorak sorai dan teriakan fans.
" Terima kasih" Takao tersenyum manis kepada Momoi saat menerima piala. Himuro lalu ikut memgang piala tersebut dan mereka berdua mengangkatnya keatas, membuat keadaan makin heboh.
" Takao-kun, Himuro-kun, ada yang mau kalian sampaikan? Mungkin kepada fans kalian atau ehem, kepada seseorang?"
Himuro langsung merebut mike dari Momoi.
" Semuanya terima kasih atas dukungan kalian! Aku senang sekali bisa berdiri disini, dan mendapatkan kehormatan ini!"
Penonton berteriak ricuh.
" Ehem, dan tentang gosip bahwa aku dan Atsushi Murasakibara putus.. itu semua salah, karena kami hanya menjaga jarak sebentar sebelum Utapri Award, karena dia berada di bawah agency yang sama dengan saingan kami, karena itu kami memutuskan untuk kembali berpacaran setelah Utapri Award ini selesai! Dan akan lebih mesra lagi! Tunggu kemesraan kami berikutnya ya!"
Teriakan makin ricuh, seperti orang demo. Terutama pendukung MuraHimu yang merasa kecewa dengan dinginnya hubungan Murasakibara dan Himuro belakangan ini, apalagi ada gosip yang beredar kalau mereka putus. Gosip itu sendiri saja sudah cukup membuat jantungan.
" Oh ya, dan jangan lupa beli album yang ada single duetnya aku dan Atsushi ya~!" Himuro berkedip
Sementara dibelakang panggung Murasakibara tersenyum pasrah.
" Memang dasar Muro-chin itu culas dan tukang bohong.."
Tetapi, para kru yang berada disekitarnya bisa melihat raut mukanya yang sekarang memerah.
.
" Yaa! Itulah pengumuman yang sangat WOW dari Himuro-kun! Kyaa, semoga kalian langgeng ya! Aku juga mendukung kalian lho!" Momoi malah sibuk berfangirl ria. " Nah, selanjutnya, Takao-kun!"
Momoi menyerahkan mikenya pada Takao. Takao tampak berpikir sebentar, sebelum memegang erat mikrophone tersebut dengan kedua tangannya didepannya, dan mulai berbicara.
" Jujur, aku sama sekali tak menyangka kalau kami bisa menang" Takao tersenyum, dengan mata berkaca –kaca. " Untuk bisa sampai kesini, kami harus melalui banyak masalah, walaupun berakhir dengan baik, dan kami bisa berdiri disini dan memberikan penampilan terbaik kami. Tapi tetap saja, aku sedikit merasa bersalah pada kalian semua"
Penonton mulai berbisik, bertanya – tanya. Kenapa Takao merasa bersalah?
Sementara Midorima mulai merasa cemas dan kembali meremas celananya.
" Di dunia entertainment ini, kami semua dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna bagi kalian semua. Tidak, kami tidak sempurna, aku, aku bukanlah orang yang selama ini kalian bayangkan. Selama ini aku berusaha keras untuk menjadi sosok yang ideal, yang bisa dicintai oleh kalian semua, meskipun itu bukanlah diriku yang sebenarnya"
Takao terus bercerita, dan seketika seluruh hall menjadi hening.
" Tapi seseorang yang penting bagiku menyadarkanku bahwa, hal itu sama saja dengan menipu semua orang yang peduli padaku. Dia bilang, aku lebih imut menjadi aku yang apa adanya, meskipun sifatku jelek"
Beberapa penonton tertawa sementara yang lainnya masih bingung dengan pernyataan Takao.
" Dan saat tampil tadi..aku baru tahu kalau menjadi diriku sendiri dan melompat – lompat seperti anak kecil, menikmati setiap detik waktuku berada diatas panggung itu.. ternyata benar – benar menyenangkan" setelah tertawa kecil, kini mata Takao tampak serius. " Karena itu, apa setelah kalian tahu tentang aku yang sebenarnya, aku yang begini, apa kalian masih mau menjadi fansku?"
Masih hening.
" Menerimaku apa adanya? Seperti orang itu yang menerimaku dengan keadaan begini"
Tetap hening.
" Apa tidak apa – apa..kalau aku tidak menjadi sosok ideal kalian lagi?"
.
.
" TENTU SAJA!"
Tiba – tiba terdengar teriakan dari Miyaji senpai yang masih terlihat bermata sembab habis menangis. Semua menoleh padanya, yang tidak peduli pada tatapan dari seluruh hall tersebut. "AKU AKAN TETAP MENDUKUNGMU! JADILAH DIRIMU APA ADANYA SEPERTI SEKARANG!"
Takao terpana melihat hal itu, dan matanya makin berkaca – kaca.
Penononton lainnya ikut berbisik – bisik.
" Benar, kau tetap imut kok!"
" Iya! Kami akan tetap menyukaimu!"
" Takaoooooo! Kyaaaa!"
" Berjuanglah!"
" Takao kalau ada apa – apa kau bisa cerita apapun pada kami!"
Air mata mulai keluar dari mata Takao. Ternyata semua orang mau menerimanya.
" Semuanya.." ujarnya lirih, berusaha menghapus air matanya sebelum menggenang.
" Semuanya ayo! 1,2..3! MIDORENSKI...TAKAO! MIDORENSKI...TAKAO!"
Teriakan para fans pun mengembang, memenuhi hall. Menjadi saksi atas kejujuran Takao. Mengelu – elukan nama Takao. Midorima memandang takjub, sambil tersenyum bangga. Seharusnya dari dulu ia bisa menerima Takao apa adanya. Ia bersyukur, ialah orang pertama yang tahu tentang hal itu.
" Semuanya, terima kasih!" Takao pun membungkuk, menunjukkan betapa ia berterima kasih telah diberikan fans yang benar – benar mencintainya.
Disebelahnya, Himuro menepuk pundaknya pelan sebelum ikut membungkuk. Fans makin mengeraskan suara mereka, memanggil – manggil nama kedua idol kita ini.
" Hiks.. mengharukan sekali.. terima kasih Takao-kun, aku benar – benar mengerti perasaanmu itu! Dan pastinya tersampaikan juga pada semuanya! Ngomong – ngomong.. kalau boleh tahu, 'orang yang penting' bagimu tadi itu siapa? Cewekkah? Cowokkah?"
Muka Midorima langsung memerah merasa dirinya disebut – sebut.
" Eh, itu sih.." Takao mengedip. " Rahasia!"
Kali ini para fans berteriak kepo. "Huuuuu siapa tuh.."
" Hehe, walaupun aku jujur tentang suatu hal, tapi idol kan punya banyak rahasia! Iya kan tat-chan?"
" Benar sekali!" Himuro ikut mengedip jahil
" Tapi yang jelas, orang itu sangat sangat penting bagiku! Mungkin aku baru bisa memberi tahu kalian suatu hari nanti.. karena itu, terus ikuti perjalanan kami ya!"
Para penonton bertepuk tangan walau masih tidak puas. Muka Midorima sudah merah padam. Aomine dan Kise disampingnya menatapnya jahil.
" A..aku mau ke toilet dulu nodayo" Midorima mencoba kabur
" Hee.. toilet apa toilet?" goda Kise, yang langsung dibalas dengan lemparan lucky item oleh Midorima ke kepala Kise. Rupanya lucky item Midorima hari itu adalah jimat berwarna kuning.
"Aduhhh sakit tau Midorimacchi!" Kise mengelus kepalanya sambil mengambil jimat tersebut.
" Ji..jimat itu lucky itemku hari ini! karena sudah tidak berguna lagi maka akan kuberikan padamu! Kudengar besok itu adalah lucky item untuk zodiakmu" Midorima menaikkan kacamatanya malu – malu.
" Karena itu.. semoga beruntung dengan Aomine" kata Midorima sebelum melesat kabur meninggalkan Aomine dan Kise. Muka Kise ikut memerah, sementara Aomine kelihatannya tidak mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Midorima karena suara dari penonton lain yang terlalu berisik.
" Hee? Tadi dia ngomong apa?" Aomine memandang Midorima yang terbirit – birit berlari meninggalkan mereka.
Kise tidak menjawab dan hanya menunduk.
" Oi, Kise? Ada apa?"
" Aominecchi.."
Aomine merasakan tangan Kise menyentuh tangannya yang ia taruh disamping, diatas handle kursi. Perlahan, sentuhan lembut itu menguat. Kise masih belum mau mengangkat kepalanya.
" Kalau.." Kise berkata lirih. " Kalau aku tidak seperti yang kau bayangkan juga, bagaimana?"
Aomine tampak terkejut, namun lantas tersenyum.
.
" AKU TIDAK TERIMA!" dibelakang panggung, Akashi membanting kursinya kesal. Bagaimana mungkin ia bisa kalah dari grup idol pendatang baru seperti TenshiS? Dan lagi, mana mungkin ia kalah dari orang seperti Takao?
" KENAPA AKU BISA KALAH!?" Akashi mulai membanting benda – benda lain yang ada disekitarnya, membuat para kru kerepotan. " HARUSNYA PENAMPILANKU SEMPURNA! TIDAK ADA CACAT SAMA SEKALI! KENAPA AKU BISA KALAH DARI PENAMPILAN KAMPUNGAN MEREKA!"
" Hentikan, Akashi"
Rupanya Takao dan Himuro muncul dari balik pintu, memandangi Akashi dengan wajah serius.
" Mau apa kau?" sinis Akashi. " Jangan sok mentang – mentang kau menang sekali dariku! Aku ini sempurna, tidak seperti kalian! Aku absolut!"
" Ya, penampilanmu tadi memang sempurna" Takao melangkah maju mendekati akshi. " Tapi karena itu kau kalah"
" Apa maksudmu?"
" Sejak bertemu dengan Shin-chan..aku menyadari, bahwa yang penting dalam menjadi seorang idol bukanlah menjadi sempurna" Takao tersenyum. " Meskipun kami tidak sempurna, tapi kami menyanyi dengan hati, dengan penuh cinta"
" Cintaaakh?"
" Benar", kali ini Himuro yang menjawab. " Akashi, kalau kau tidak pernah mengerti apa yang namanya cinta, kau tidak akan bisa menjadi seorang idol, karena tugas seorang idol adalah menyebarkan cinta kepada setiap fansnya!"
" Aku..tidak punya cinta? Aku kalah karena itu?" Akashi tampak masih belum bisa menerima
" Suatu hari nanti..kau pasti akan mengerti" Takao tersenyum tulus, sebelum kemudian ia dan Himuro berbalik meninggalkan Akashi dan keluar dari ruangan tersebut.
Meinggalkan Akashi yang masih terbengong.
.
.
.
" Syukurlah.. semuanya berjalan dengan lancar.." Disisi lain panggung, Kuroko yang akhirnya bisa istirahat dari kesibukannya terduduk lelah diatas kotak properti. " Takao-kun dan Himuro-kun juga sudah berbaikan dengan Midorima-kun dan Murasakibara-kun..ugh, kenapa nama mereka panjang banget sih"
Kuroko membuka handphone-nya, dan menatap layar handphonenya yang menampilkan fotonya bersama Kagami sebagai wallpaper. Kuroko tersenyum sedih, tanpa bisa melepaskan pandangannya dari foto tersebut. Kagami yang tersenyum ceria sambil merangkul dirinya..
Ah benar, sudah berapa lama ia tidak saling kontak dengan Kagami? Sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Apa Kagami sudah melupakan dirinya?
Belum sempat Kuroko selesai berpikir, tiba – tiba handphone ditangannya bergetar, menandakan bahwa ada telepon masuk. Yang jelas mengagetkan Kuroko yang sedang sibuk melayangkan pikirannya entah kemana.
" Aduh, bikin kaget saja, siapa sih yang nelpon disaat begini.."
Kuroko terbelalak melihat nama yang kini terpampang di layar handphonenya. Ia tersenyum kecil sebelum kemudian menerima panggilan telepon tersebut.
" halo? Kagami-kun, apa kabar?"
.
.
.
Setelah acara Utapri award, tenshis menjadi semakin terkenal, popularitas mereka melonjak, nama mereka dielu-elukan dimana – mana, single mereka menduduli peringkat tertinggi Oricon Chart dengan hasil penjualan yang fantastis.
Himuro, seperti biasa, tetap terkenal sebagai idol yang elegan dengan senyum manis yang seksi. Walaupun hanya beberapa orang saja yang tahu mengenai sifat aslinya yang culas dan seenaknya. Hubungannya dengan Murasakibara semakin dekat dari hari ke hari, mereka bahkan menempati peringkat pertama dari rangking pasangan selebritis terpopuler (mengesampingkan bahwa mereka adalah pasangan umu, tapi fangirl tidak peduli). Mereka kini benar – benar berpacaran dan sangat mesra, sampai membuat semua orang iri. Acara mereka, 'Dapur Cinta Mukkun dan Tat-chin' menjadi acara memasak paling favorit bagi kalangan wanita dan ibu – ibu rumah tangga. Murasakibara sendiri sering memasakkan berbagai macam dessert untuk Himuro, dan suap menyuap menjadi kebiasaan mereka sehari – harinya.
Di Utapri award Kise menceritakan tentang dirinya yang sesungguhnya kepada Aomine,yang secara mengejutkan Kise karena ia meresponnya dengan tawa, mengatakan bahwa Aomine telah mengetahui sosok asli Kise sejak dulu. Kise yang selama ini selalu berpura – pura manis, hanya bisa gelagapan saat Aomine mengelus – elus rambutnya. Tampaknya ini merupakan cinta pertama Kise. Setelah itu merekapun resmi menjadi sepasang kekasih, dan selalu meluangkan waktu mereka untuk bertemu ditengah kesibukan masing – masing, meskipun harus berhati – hati juga karena karir Kise yang semakin menanjak setelah dirinya yang berpacaran dengan Aomine semakin mengeluarkan aura yang lebih erotis.
Kuroko yang selalu galau selama tiga season fic ini, akhirnya tersenyum bahagia setelah menerima cincin dari Kagami yang pulang dari Amerika. Rupanya dia berbohong mengenai menjadi pemadam kebakaran, di Amerika Kagami bekerja di perusahaan ayahnya untuk mengumpulkan uang supaya bisa membelikan cincin untuk Kuroko dan melamarnya saat ia pulang ke jepang. Sekarang Kagami sudah menjadi businessman, dan membeli apartemen untuk tinggal bersama Kuroko, yang pindah dari rumahnya bersama Himuro dan Takao.
Bagaimana dengan pasangan utama fic ini, Midorima dan Takao? Yah, mereka masih seperti biasanya, bertengkar setiap saat, dengan Takao yang selalu menempel pada Midorima dengan jahilnya dan Midorima yang walau sudah menerima Takao yang sebenarnya, tetap saja jutek pada idolanya tersebut.
Apa mereka berpacaran? Entahlah, tapi..
Kita bisa melihat, bahwa mereka sekarang..
..bahagia
.
.
.
Sebuah gerobak yang ditarik oleh sebuah sepeda berjalan melintasi jalanan yang sudah cukup sepi karena hari yang sudah malam. Sepeda tersebut dikayuh oleh seorang pemuda jangkung berambut hijau dan berkacamata, yang walaupun mengayuh pedal sambil mengomel, dapat terlihat senyum merekah di bibirnya.
Di gerobak tersebut duduk seorang pemuda yang lebih pendek berambut hitam belah tengah. Ia duduk membelakangi si pengayuh, bersndar pada pinggiran gerobak. Pemuda tersebut tampak menikmati angin malam yang semilir. Terlihat mulutnya bergerak, menggumamkan nada – nada ceria.
"Shingou machi de renpai kiroku koushin
Shouritsu wa mou hateshinaku zerottenda
Yuuzen to yatsu wa kyou mo shiruko wo susuru
Shouganee naatte pedaru koide "
Senandung tersebut mengiringi perjalanan mereka melintasi malam.
Dan senyum keduanya pun semakin mengembang.
.
.
.
Fin
.
.
Omake (nyaris lupa)
Akashi seijuurou, yang akhir – akhir ini popularitasnya menurun karena diduga sedang PMS dan hobi marah – marah semenjak kekalahannya di utapri awards, berjalan mondar – mandir di stasiun televisi sambil mengomel.
" Sial! Apa maksudnya aku kalah karena cinta? Mereka ngomong apa sih?"
Rupanya ia masih kepikiran dengan perkataan Takao dan Himuro saat Utapri Awards.
" Huh, kenapa aku yang perfect, amazing dan fabulous ini bisa kalah karena cinta, menjijika...Woah!"
Skaing sibuknya mengomel, Akashi tidak sadar bahwa didepannya muncul seseorang dan lalau menabraknya, sampai mereka berdua jatuh terduduk di lantai.
" Aduh! Kalau jalan lihat -lihat dong!" bentak Akashi esmosi sambil mengelus pantatnya. Ia mengamai sekilas orang didepannya tersebut, dari penampilannya sih sepertinya ia staf yang bekerja di stasiun televisi ini. sepertinya ia sudah beberapa kali melihatnya, tapi ia tidak ingat wajahnya..
" Ma..maaf, kau tidak apa – apa?" orang tersebut menengadahkan kepalanya pada Akashi.
Saat itulah, dunia tampak berhenti berputar bagi Akashi.
Didepannya duduk seorang pemuda unyu berambut cokelat yang tampak takut – takut sambil meringis kesakitan. Oh shit, sepertinya efek dari mata beda warna Akashi dapat membuat pemuda tersebut terlihat cling cling di pandangannya. Dan entah sejak kapan background mereka menjadi penuh mawar. (sebenarnya itu karena petugas properti yang membawa buket mawar raksasa lewat)
Ini..
Tidak salah lagi..
" Kau.." kata Akashi sambil mendekap kedua tangan pemuda itu erat – erat, yang jelas membuat pemuda tersebut terkejut.
" E..ehhh?"
" Menikahlah denganku"
Ini pasti yang mereka bilang..
Cinta..
Turut berduka cita bagi staf televisi malang yang kurang beruntung karena harus menerima perlakuan tidak senonoh dan alay Akashi yang baru merasakan cinta pertamanya tersebut. (sebut saja namanya Furihata Kouki)
Beneran tamat.
Huahahhahahahhahahha akhirnya selesaiiiii aaaaaaarghhh dengan ini udah nggak ada utang lagiiiiiiih /plak/sebenernya masih banyak dan saya berencana membuat sekuel...TAPI BOHONGGGGGG hahahaha april fool!
Anjrit udah nggak tau ini nulis apa ugh segenap jiwa raga, dan finally selesai utsssssss/sambi ngerjain tugas laporan
Btw, lagu yang dinyanyiin Akashi itu lagu PRIDEnya Hiro dari Pretty Rhytym, bagi yang belum tau diharapkan untuk mencari di youtube untuk menonton beserta PV jogetnya, biar semakin menghayati ngebayangin Akashi joget. Dan kalao lagu Tenshis itu lagu 'Taiyou to Tsuki' dari anim Inuboku. Uwow uwow yah dipilih karena liriknya lumayan pas n lagunya joget huhuy. Yah i know bagian tampilnya pasti ancur banget lol lol meskipun belom bisa sealay utapri. Dan lagu terakhir yg dinyanyiin Takao pasti semua orang tau lah ya~
Ohya btw Midorenski Takao itu semacem Wota chant buat Takao? Well kuambil dari Kurobas cup pas tatsun teriak teriak itu sih pas tanabata no negai apa artinya
Ufh yah terima kasih buat yg udah ngikutin sampe season 3 ini lol well i gotta go to the next fic~/naik elang
~There's No Way My Idol Can be This Cute~
~I'll Forgive You since You're an Idol~
~With My Idol, Happiness~
