.

Sumary : Memiliki seorang Ibu yang seumuran denganmu bagaimana rasanya? Dan lagi ia seorang pria? Sungguh kenyataan ini mengguncang batin Menma, anak tunggal seorang dokter tampan bernama Uchiha Sasuke yang kini telah menikahi seorang pemuda manis bernama Uzumaki Naruto berusia 17 tahun. Akankah Menma menerimanya? Dan bagaimana kisahnya? Ide dari komik yang sama dengan judul fict ini tapi dijamin cerita beda XD Warn : YAOI dan all stuff. With our beloved pair, S.N Of course.

.


.

Keterangan :

Naruto dan Menma : 5 tahun

Sasuke : 25 tahun (Dokter umum)

Iruka : 25 tahun

Kakashi : 27 tahun

.


Chapter 1 : Masa Lalu.


...

Ruangan putih itu begitu tenang, tak ada suara kecuali dengkuran halus dari sebuah tempat tidur yang terletak ditengah-tengahnya, aroma ruangan itu begitu pekat, aroma obat-obatan. Yah ruangan itu adalah salah satu ruang inap disebuah rumah sakit, Konoha Hospital. Salah satu rumah sakit besar yang ada di Jepang, tapi bukan rumah sakit itu yang akan kita bahas melainkan seorang bocah kecil berusia lima tahun yang sedang terlelap. Tubuh mungilnya berbalutkan baju biru langit bergaris khas rumah sakit, kelopak matanya yang berwarna tan terpejam menutup bola matanya yang indah, dan oh lihat lah, wajahnya merengut halus, seakan ia sedang kesal dalam mimpinya. Mengingatkan akan anak kucing eh?

.


:

Naruto © Masashi Kishimoto

Mama wa Doukyuusei © Azuma Yuki

'Mama' wa Doukyuusei : SasuNaru version © Heiwajima Shizaya

Pair : SasuNaru

Warn : AU, YAOI/BL/Shounen-Ai, OOC, Pedo!Sasu, Chibi!Naru, Gaje, Miss/Typo(s), and All Stuff.

Don't Like Don't Read

RnR?

:


...

Namanya Uzumaki Naruto, itu yang tertulis kaki ranjangnya. Tidak, jangan berfikir ia sedang menderita penyakit parah, oh ayolah ini bukan cerita yang mengharuskan tersedu-sedu. Ia memang langganan rumah sakit ini sejak dua tahun lalu, karena imunnya rendah sehingga pada usia aktifnya ia menjadi semakin mudah terserang penyakit. Bukan hal yang parah kan?

Greekk

Suara pintu geser yang terdengar pelan itu tidak mengusik makhluk mungil yang masih berkelana dalam dunia mimpi. Seorang pria muda, sekitar 25 tahun, tersenyum melihat anak itu masil tertidur.

"Benar-benar mirip." Lirihnya. Tangan putihnya ia arahkan untuk mengelus surai sang anak yang berwarna pirang cerah.

Menggeliat perlahan, lalu mata itu terbuka. Merasa belum pulih, kelopak mata itu ia kerjapkan berapa kali, lalu tangan mungilnya ia gosokkan dimatanya.

Masih mengantuk, pikirnya. Tapi mata itu terbuka lebar saat tahu siapa yang ada didekatnya, "Eh, Cuke-nii." Ia berucap sambil tersenyum lebar, lucu sekaligus menghangatkan.

Pria yang dipanggil 'Cuke-nii' itu hanya tersenyum lembut, masih mengelus surai pirang itu. "Ohayou, Naru-chan." Sapanya halus. "Suke-nii akan mengecekmu sebentar ne?" Cuke –atau yang bernama lengkap Sasuke Uchiha itu meminta izin untuk memeriksa bocah imut itu.

Kepala bersurai pirang itu ia ayunkan berapa kali, mengangguk tanda setuju. "Ne~ Cuke-nii, Nalu kapan boleh pulang?" tanya tak sabar.

"Besok sudah bisa." jawab Sasuke, masih memeriksa.

"Hounto ni?" Naruto berseru riang. "Eh tapi Nalu gak bisa liat Cuke-nii lagi dong." Dalam sekejap wajah imut itu memurung, memikirkan ia tak bisa bertemu dokter kesayangannya itu.

Sasuke tersenyum tipis, "Kau bisa berkunjung, Naru." Saran sang dokter.

"Yeay! Ah~ pokoknya Nalu mau seling-seling datang, Nalu kan calon pengantin Cuke-nii." Kata Naru riang sambil memikirkan ia berdiri di altar bersama sang dokter. Dan Sasuke hanya tertawa lembut membalas ucapan sang pasien. Ah siapa sangka dokter tampan yang ternyata terkenal dingin ini sangat lembut kepada sang pasien?

Greek

Kembali, pintu geser itu terbuka pelan. "Ah Uchiha-san, apa saya mengganggu?" suara seorang pria terdengar dari arah pintu. "Hn, tidak Umino-san." Jawab singkat Sasuke ramah.

"Jii-chan~" sapa Naru riang. "Ne Iluka-Jii tidak bersama jii-chan mecum?" tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya sedikit kesamping. 'imutnyaaaa.' Iner kedua orang yang melihat Naru tersebut.

"Kaka-jii Naru, bukan Jii-chan mesum." Ralat Iruka, pria yang dipanggil paman tersebut sambil menghampiri Naru. "Tapi dia mecum Jii-chan, kata Lin obaa-chan begitu~" mulut bocah imut itu mengkrucut, tak suka diralat sang paman.

Meghela nafas lelah, ia tahu usahanya meralat selama ini sia-sia. Bukan salah Rin juga sih, sahabat Kakashi, karena sering memanggil pria bermasker yang sebenarnya tampan itu dengan sebutan mesum, kerana Kakashi sendiri setiap hari selalu membawa sebuah buku bersampul oranye yang diyakini buku dewasa.

"Jii-chan sedang mengajar Naru." Balas Iruka akhirnya. Kakashi adalah suaminya. Iya, Iruka dan Kakashi memang sepasang suami-suami, semua orang yang mengenal juga tak masalah, toh jepang juga telah melegalkan sekarang meski tak sedikit masyarakat yang masih menolak 'mereka'.

"Kalau begitu saya kembali keruangan, Umino-san, Naru-chan." pamit Sasuke, sadar urusannya telah selesai. Naruto merengut kecil, "Eh? Cuke-nii dicini caja! Temani Nalu!" kata Naruto sambil memegang erat tangan Sasuke.

"Na-Naru kan sudah ada paman, Uchiha-san mau bekerja."

Mata biru safir itu memerah, air mata telah menggenang dipelupuknya tanda ia akan menangis. "Baiklah Nii akan menunggu Naru tapi kalau Nii dipanggil, Naru sama Jii-san mengerti?" suara berat itu menenangkan Naruto, menuruti kenginginannya dari pada harus melihat anak manis itu menangis.

"Uh-uhm~ wakatta~"

.


...

Pagi ini ia bangun lebih cepat, dengan segera ia mandi dan mengganti baju. Kaos kecil dengan gambar rubah dan celana pendek ia padu padankan, tak lupa tas berbentuk rubah yang ia kenakan juga. Perfect, batinnya riang. Kaki-kaki mungil itu bergerak lincah menuruni tangga, menyapa sang paman yang sedang menyiapkan makanan.

Naruto memang tinggal bersama sang paman yang merupakan sepupu jauh sang ibu, yang ternyata amat sangat akrab dengan sang ibu. Bertanya kenapa Naruto kecil tinggal bersama sang paman dan suami pamannya? Kerana orang tuanya telah meninggal karena sebuah kebakaran hebat yang terjadi kepada rumah mereka, beruntung saat itu Naruto tengah menginap dirumah sakit. sang ayah saat itu berada dirumah, sedang sang ibu tengah kembali untuk mengambil beberapa pakaian sesaat sebelum kebakaran itu terjadi.

Teragis memang, tapi toh Naru masih terlalu kecil untuk mengerti, biarlah seiring waktu nanti ia mengerti.

"Naru mau kemana hm?" tanya sang paman ketika melihat Naruto yang telah ia anggap anak sendiri itu terlihat rapi dan wangi. "Ke lumah cakit! Nalu kangen cama Cuke-nii dan Nalu takut nanti Cuke-nii digoda tante-tante genit itu!" jelasnya lucu, mulutnya bergerak dengan cepatnya, dan diujung kalimat ia kerucutkan.

Kakashi yang baru saja turun setelah siap, tertawa kecil melihat tingkah sang anak. "Haha sepertinya kita akan dapat menantu yang sangat mapan." Kelakarnya sambil tak lupa mencium sekilas bibir sang suami, err atau 'istri'?

Tersenyum lembut Iruka melihatnya, entahlah ia siap atau tidak jika apa yang selama ini Naruto ucapkan itu benar.

"Baiklah, sarapan dulu oke? Kakashi akan mengantarmu." Putusnya. "Okeeee~" tangan mungil Naruto memberi tanda oke sambil tersenyum lebar.

.


...

Rumah sakit terlihat lenggang, mungkin karena ia datang masih pagi. Ah itu karena ia sudah tak sabar bertemu sang 'kakak' membuatnya setelah sarapan langsung bergegas meminta antar kerumah sakit. 'Cemoga Cuke-nii tidak cibuk.' Batinnya berdoa.

"Cuke-niiiiiiii~~~~" terikan nyaring itu membuat pria tampan itu segera menutup kupingnya. "Naru, jangan teriak." ucapa Sasuke sesaat telah tahu siapa pelaku suara nyaring tersebut.

Tertawa konyol sambil menunjukkan gigi susunya, naruto membalas, "Tehehe gomen nii-tan~ Nalu kangeeeen~" dan bruk! Naruto melempar dirinya ke dalam pelukan Sasuke.

"Jadi hanya kangen?" tanya jengah Sasuke dan anggukkan atusias lah yang ia dapat sebagai balasan.

"Cangaaattt, Cuke-nii tidak lindu dengan Nalu?" 'Oh tidak jangan berikan tatapan memelasmu itu.', batin Sasuke luluh ketika melihat puppy eyes Naruto. "Tentu, Nii juga merindukan Naru." Ucapnya sambil memeluk erat sang anak.

.

Greekk

.

"Otou-chan." Suara pelan antara terbukanya pintu dan sapaan itu memecah acara kangen-kangenan 'Naru-Suke-nii' tersebut.

"Menma?" panggil Sasuke. "Masuklah." Lanjutnya.

Anak itu seumuran dengan Naruto, rambutnya raven seperti Sasuke meski bentuknya tidak melawan gravitasi, melainkan sedikit spike seperti Naruto, matanya biru safir, dan kulitnya putih lembut. Jika boleh jujur, anak itu seperti perpaduan Naruto dan Sasuke.

"Siapa dia Otou-chan?" sepertinya anak ini pintar, terbukti dengan dia yang sudah tidak cadel seperti Naruto. "Mirip Kaa-chan." Komentarnya. Sedang sang objek hanya memandang bingung sambil memiringkan kepalanya.

"Naluto ujumaki decu, yolochiku ne~" Naruto membungkuk kan sedikit badanya, sambil mengucapkan namanya.

"Naluto uzumaki?" tanya Menma memastikan.

"Iie! tapi Nalllrluto!" pipinya ia gelembungkan ketika menjawab Menma, kesal karena ia merasa seperti diejek.

"Hn." Balas singkat Menma, dan Naruto hanya dapat mengeram kesal.

'Ish dacal combong!' batinnya kesal.

.


TBC (Tabok Bokong Cacuke XD)


...

Haiiiiii Shi kembali~ hehe dan kali ini Shi membawa FF Multi chap! Yeay senangnya bisa move on (?) dari one shot tehehe XD Ne Minna bagaimana chap 1 ini? kalau tanggapan kalian bagus Shi akan melanjutkannya, tapi jika kalian minta untuk dihapus, maka dengan segera FF ini akan Shi hapus :' (syedih)

Fict ini terinspirasi dari komik dengan judul yang sama dengan fict ini, well itu komik straight dan rate 18+ sebenarnya hehe tapi yang tahu cerita ini tenang saja, cerita ini bakal jauh berbeda dengan komiknya. Shi hanya mengambil inti ceritanya yang tentang ayahnya yang menikah dengan seorang yang ternyata teman sekelasnya, central di cerita tersebut juga anaknya dan kekasihnya sedangkan disini Shi ingin SasuNaru-nya + Menma hehe

So Minna, mau lanjut atau hapus?

Semua tergantung dari pilihan kalian X) Shi menunggu loh~

Jaa, mata ne~


...

Chap 2 : Begining

"Ne, Sukidayo 'Suke-nii-tan."

"Aku hanya takut Menma menolakku."

"Apanya yang 'Tehehe' Dobe?"

"APA!? Mau marah? Silahkan! Tak ada jatah untukmu kalau begitu!"

"Semoga kau menerimaku, Menma."