5W(plus)1H

.

.

Present by December28

.

Cast: Jung Daehyun – Choi Junhong

BAP Members

.

Genre: Romance, Drama, other..

.

Warning: YAOI, BOYXBOY, Not EYD, Typo, Don't like don't read.

This is Daelo Fanfiction

.

Lets Start

.

Happy Reading ^^

First: 'When' you and me falling in love

..

.

"Daehyun-ah..!"

Berbalik, menatap bertanya kepada pemuda yang tadi meneriakkan namanya di koridor kampus.

Namanya Jung Daehyun.

Mahasiswa jurusan bisnis semester 4 (empat) di salah satu Universitas Negeri di Seoul.

Anak tunggal pemilik perusahaan periklanan yang berkembang pesat di Korea Selatan.

"Ada apa Yongguk Hyung?"

Pemuda yang satunya, yang berlari menghampiri Daehyun dengan buku tebal di tangan kanannya.

Namanya Bang Yongguk.

Mahasiswa jurusan bisnis semester 6 (enam) di salah satu Universitas Negeri di Seoul.

Anak tunggal seorang janda muda yang menikah lagi dengan seorang pemilik perusahaan otomotif terbesar saat ini. Ayah kandungnya meninggal dalam kecelakaan saat umurnya 6 tahun, dan ibu nya menikah lagi dengan seorang duda beranak satu, dua tahun kemudian.

Memiliki seorang adik tiri manis yang umurnya berjarak 2 tahun lebih muda, Choi Junhong.

Yongguk bersikukuh tetap menggunakan marga 'Bang' peninggalan ayah kandungnya walau ia bisa menggunakan marga Choi kapan pun ia mau.

"Kau meninggalkan buku mu di perpustakaan"

Yongguk memukul kepala Daehyun dengan buku tebal di tangannya.

Daehyun meringis sambil terkekeh.

"Maaf, aku buru-buru Hyung, dan terima kasih"

Keduanya berjalan beriringan, melangkah menuju kendaraan mereka terparkir.

"Kau jadi mengerjakan tugas akhir semester di rumahku?"

Daehyun menimang, memutar kunci mobil di tangannya, tampak sedikit berfikir.

"Apa tidak apa-apa? Bukankah kau juga perlu mengerjakan tugas akhir semestermu? Kalau aku mengerjakannya di rumahmu aku pasti akan menggangumu, kau tau…aku pasti sibuk bertanya ini itu"

Yongguk merangkul bahu Daehyun.

"Aku tak merasa terganggu, kadang bertukar fikiran saat mengerjakan tugas bisa membuat hasil kerjamu maksimal..ku rasa, jadi datanglah.."

"Baiklah, aku akan datang.. sore ini kau siap?"

"Tentu, bawa buku seperlunya saja.. ada banyak buku milik Ayah Choi yang bagus di rumah"

"Wahh.. Kau tak tau betapa bersyukurnya aku memiliki teman sekaligus Sunbae sebaikmu…Aku pergi dulu Hyung, sampai bertemu nanti sore di rumahmu"

Daehyun melambai ke arah Yongguk yang membalas dengan senyum kecilnya.

Masuk dan mulai melajukan kendaraannya meninggalkan Yongguk dan parkiran kampus.

.

"Hallo..Yongguk Hyung?"

"Hallo, Junhong-ah"

"ya?"

Junhong –adik tiri Yongguk- yang tengah berkutat dengan sketsa rancangannya mulai bangkit dari meja belajarnya, menjepit telepon genggamnya di antara telinga dan bahunya, berjalan menuju meja samping ranjang untuk mengambil air putih dan meminumnya.

"Kau di rumah?"

Suara berat Yongguk terdengar.

"Ya, aku libur kuliah hari ini, ada apa? Kenapa kau belum pulang Hyung?"

Duduk ditepian ranjang dan menggerak-gerakan kakinya yang berbalut sandal kamar bergambar Iron Man.

"Tadi aku dari kantor Ayah Choi, aku masih di jalan karena harus mengantar berkas Ayah kepada koleganya di Ilsan"

"Ya, lalu?"

"Teman kampus ku akan berkunjung ke rumah untuk mengerjakan tugas akhir semester bersama, tapi seperti yang kau tau aku masih di jalan. Dia mungkin akan tiba sekitar 30 menit lagi. Kau bisa membantuku menemaninya? Setidaknya sampai aku datang.."

"Ahh..baiklah Hyung, tentu aku bisa.."

"Terima kasih Junhong-ah.."

"Sama-sama Hyung, belikan aku donut sebagai imbalan okay?"

Yongguk tertawa.

"Tak masalah, telepon aku kapan pun saat ada masalah okay"

"hng~ bye hyung"

"bye.."

Pip.

Junhong keluar kamarnya, mendekap sketsanya dan menggenggam kotak pensilnya di tangan satunya.

Menatap sekeliling rumahnya yang tampak sepi.

Hanya beberapa Ahjumma yang tampak berlalu lalang membersihkan perabot rumah.

"Ahjumma.."

"Ya, Tuan Muda?"

"Di mana Ibu? Apa masih di butik?"

"Iya, Tuan Muda..Nyonya masih belum pulang karena yang saya tau beliau akan mengadakan pameran dalam waktu dekat"

"Ahh..benar..baiklah, terima kasih"

"Ya tuan muda"

Junhong meletakkan sketsa dan kotak pensilnya pada meja di ruang televise.

Kembali berkutat dengan sketsa-sketsa pakaian yang sedang ia kerjakan tadi.

Junhong sedang asyik dengan sketsanya saat bunyi bel rumahnya berbunyi.

Pasti teman Yongguk Hyung.

Junhong berlari menuju pintu, tersenyum sambil bergumam 'Aku saja yang buka' pada Ahjumma yang juga melangkah menuju pintu.

Pintu terbuka.

Pemuda berkulit tan dengan senyum manis berdiri di depan pintu rumahnya.

Tersenyum sambil membungkuk kecil.

"Annyeonghaseyo.. Aku Jung Daehyun, teman Yongguk Hyung.."

Suaranya..

Halus..

Dan Junhong suka mendengar nada bicara teman Hyungnya yang tak kaku.

"Annyeonghaseyoo.. masuklah.. Aku Junhong, adik Yongguk Hyung"

Daehyun tersenyum, melangkah masuk mengikuti Junhong yang masuk lebih dulu.

Junhong membawa Daehyun ke ruang tamu dan mempersilahkannya duduk.

"Kau mau minum apa Hyung? Bisa aku panggil begitu?"

Daehyun mengangguk, kembali tersenyum.

"Bisa aku minta air putih, dan…kau bisa memanggilku apa pun asal membuat mu nyaman"

Seorang ahjumma yang mendengar apa yang diinginkan Daehyun mulai berjalan ke arah dapur.

Junhong duduk di samping sofa yang Daehyun duduki.

"Saat dalam perjalanan kesini, Yongguk Hyung meneleponku dan bilang dia akan terlambat karena ada urusan"

"Ya, dia di suruh Ayah menjadi kurir, Ayah memang benar-benar ckck"

Junhong berdecak dengan nada bercanda.

"Haha, tadinya aku fikir besok saja berkunjung, tapi Hyung bilang ada adiknya yang mau menemaniku sementara Hyung dalam perjalanan pulang, apa aku mengganggu waktumu?"

Junhong menggeleng.

"Aku hanya sedang iseng membuat sketsa"

"Ahh, benar..Yongguk hyung bilang kau hebat dalam merancang pakaian"

"Tidak…aku hanya suka melakukannya sejak melihat Ibu dulu"

Daehyun mengangguk, meminum minumannya yang di antar oleh seorang Ahjumma tadi.

"Apa menyenangkan? Merancang maksudku.."

"Sangat..tapi kadang aku kesulitan mendapat ide.. seperti hari ini, aku sudah menghabiskan setumpuk kertas tapi hasil yang ku buat belum maksimal"

Memanyunkan bibirnya sambil mengeram kesal.

Daehyun tertawa melihatnya.

Adik Yongguk hyung sangat manis, berbeda dengan..hyungnya..hmftt~

"Hyung! Kau mau membantuku? Sambil menunggu Yongguk Hyung datang, bagaimana?"

"Apa yang bisa ku bantu?"

"Menggambar sketsaku?"

"Junhong, aku tidak-"

"Ayolaaaahh~ yayayaya~"

Junhong Aegyo attack.

Daehyun terdiam sampai akhirnya mengangguk.

Disinilah mereka, di lantai kamar Junhong yang beralaskan karpet halus yang pasti harganya tidak murah.

Junhong sedang berkutat dengan sketsanya di atas meja kecil yang sengaja ia letakkan di lantai.

Daehyun yang duduk tak jauh dari tempat Junhong hanya dapat menganga tak percaya melihat hasil sketsa Junhong yang bagus bukan main, dan sketsa ini Junhong bilang gagal tadi.

"Junhong-ah?"

"Ya Hyung,"

"Sketsa ini bagus, tapi ku fikir…warna kuning tak cocok disini"

Menunjukkan selembar sketsa jas pada Junhong.

"Ya, aku fikir juga begitu..aku sudah mencoba beberapa warna, tapi aku tetap tak bisa menemukan warna yang cocok untuk mengimbangi warna dasarnya Hyung~"

Junhong merengek sebal.

"Kau sudah mencoba warna marun? Merah marun maksudku"

Junhong terdiam.

Tadi ia sudah mencoba memasukkan warna merah, tapi tetap tidak cocok.

Tapi merah marun?

"Biar ku coba Hyung"

Mengambil sketsa dari tangan Daehyun dan mencoba mengulang sketsanya dengan lembar baru.

Mengikuti saran Daehyun, mengganti warna yang sebelumnya kuning menjadi merah marun.

"Woahh.. ini tampak bagus Hyung, kau berbakat"

Junhong yang berpangku tangan menatap Daehyun sambil tersenyum lebar.

Daehyun hanya mengangkat bahu membanggakan diri.

"Nah, disini ada tumpukkan sketsa ku yang tidak maksimal. Bantu aku memilih warnanya, dan beritahu mana yang harus ku tambah dan mana yang harus aku hilangkan, okay?"

Daehyun berpura-pura berfikir.

"Oh ayolah.. hidupku ada di tanganmu"

Junhong memohon hiperbolis.

"Tergantung.."

"Apa?"

"Tergantung kau akan menerima ajakan kencanku akhir minggu ini atau tidak?"

Daehyun tersenyum mencubit kecil pipi Junhong yang tak lama kemudian memerah samar.

….

..

Disinilah mereka akhir pekan ini, berjalan kaki di sepanjang jalan pusat perbelanjaan terbesar di Seoul.

Junhong menyetujui ajakan kencan Daehyun malam ini, Yongguk hyung nya hanya mampu tertawa keras saat Junhong bercerita padanya kemarin malam.

"Kau kedinginan?"

Junhong menggeleng, tersenyum menatap Daehyun yang terlihat khawatir.

"Apa kita pergi ke tempat yang hangat saja? Tujuan ku mengajakmu kesini sebenarnya-"

"Tidak mau, tadi kita sudah makan dan minum coklat hangat di café hyung, aku tidak apa-apa"

Daehyun membalikkan tubuh Junhong ke arahnya, membenarkan letak scarf Junhong yang sedikit miring. Menggosok tangannya pada pipi pucat Junhong yang dingin.

"Pipimu hampir beku, dan kau bilang tidak apa-apa?"

Junhong terkekeh lebar membuat pipinya tambah membulat karena tengah di tekan Daehyun.

"Tanganmu hangat hyung~"

"Jangan bilang itu alasan karna kau mau aku menggenggam tanganmu?"

Junhong mendesis kesal.

"Bagaimana kau tahu Hyung? Hahaha"

Daehyun tertawa renyah, mengacak rambut Junhong yang hanya terkekeh.

Tangannya turun ke bawah untuk menjemput tangan Junhong yang langsung membalas genggaman tangannya. Membawa tangan Junhong yang tengah ia genggam untuk masuk ke dalam saku mantel tebal yang ia gunakan.

"Ini seperti adegan di drama korea"

Junhong bergumam.

Daehyun tertawa menanggapi.

"Kau suka?"

"Tentu, asal itu kau, apa pun aku suka"

Mengeratkan genggaman tangannya pada saku mantel Daehyun.

Berjalan beriringan di tengah cuaca dingin yang mereka rasakan.

Mungkin semuanya dingin, tapi keduanya merasa…hati mereka menghangat.

..

Keduanya kembali masuk ke dalam café yang Daehyun rekomendasikan.

Daehyun bilang di café ini wafflenya enak dan Junhong hanya mengangguk meyetujui.

"Enak?"

Mata Junhong membulat antusias, mengangguk berkali-kali sebagai jawaban.

"Apa ku bilang~ aku sering kesini"

Junhong menatap Daehyun, menimang apa ia pantas menanyakan hal ini, tapi ya sudah bertanya saja.

"Bersama pacarmu?"

Daehyun mengerutkan dahi lalu disusul tawa renyahnya yang membuat Junhong gelisah.

"Aku serius, kenapa malah tertawa"

"Apa kau punya pacar Junhong-ah?"

Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan baru.

Junhong menatap Daehyun kesal. Ia benci pertanyaannya tak di tanggapi.

"Jawab aku~"

"Jawabanku tergantung pada jawabanmu"

Daehyun berujar santai, memasukkan potongan waffle ke dalam mulutnya.

"Kenapa tergantung padaku?"

"Ku ulang pertanyaanku, apa kau sudah punya pacar?"

Junhong terdiam, menatap Daehyun yang tersenyum lembut ke arahnya.

Ia menggeleng kecil, di dalam hatinya ia berharap.

Jawabannya mempunyai pengaruh besar untuk membuat hubungannya dan Daehyun semakin dekat.

"Kalau begitu…jadilah pacarku, bagaimana?"

Junhong tertawa kecil, Tuhan mengabulkan harapannya.

Daehyun menggenggam tangan Junhong yang dingin, melihat ke dalam mata Junhong seakan ingin mengutarakan bahwa ia serius dengan perasaannya.

"Jika kau butuh waktu berfikir, akan aku berikan.."

"Hyung, aku-"

"Kau punya 10 detik dari sekarang"

Junhong menganga, dasar Jung Daehyun.

10.

9.

8.

Junhong bangkit dari kursinya.

Daehyun tetap menghitung mundur.

7.

6.

5.

Junhong melangkah ke arah kursi Daehyun.

Daehyun tersenyum seakan tau apa yang akan Junhong lakukan.

4.

3.

Junhong membungkukan tubuhnya mendekati Daehyun.

2.

Cup.

Junhong mengecup pipi Daehyun sambil berbisik.

"Aku yakin kau tau, aku akan menjawab iya"

Daehyun tertawa, Junhong kembali mengecup pipi Daehyun sebelum meminta izin kepada Daehyun untuk ke kamar mandi.

Mungkin malu.

..

"Kau lihat disana, kau tau tempat itu?"

Daehyun menunjuk sebuah bangunan yang tampak mewah dengan cahaya lampu yang membuat tempat itu terlihat lebih istimewa.

Junhong menggeleng.

"Itu seperti butik?"

"Ya, itu butik..tapi kau harus tau point pentingnya"

Daehyun menggerakkan tangannya, mengisyaratkan Junhong untuk lebih mendekat ke arahnya.

"Butik itu bukan butik sembarangan"

"Apa itu butik berhantu?"

Daehyun tertawa.

"Tentu tidak, Butik itu didirikan oleh sepasang suami istri, pakaian di sana hanya di jual pada orang-orang tertentu. Mereka tidak merancang pakaian untuk sembarang orang.

Butuh sekitar 3-4 bulan untuk masuk ke dalam antrian pemesanan pakaian, itu juga belum tentu mereka akan merancangkannya, masih ada beberapa proses yang harus pemesan jalani, keren bukan?"

"Apa kau serius?"

Junhong menganga.

"Tentu aku serius, Tanya pada Ibu mu kalau kau tidak percaya, Presiden Korea membuat bajunya di sana"

"Woaahh, Daebak?!"

"Bagaimana kalau kita membuat yang seperti itu?"

Junhong yang masih sibuk menatap bangunan di seberang tidak mendengar pertanyaan Daehyun.

"Junhong-ah"

"Ya?"

"Kita buat yang seperti itu..bagaimana menurutmu?"

"hyu…ng"

"Aku tau kita baru memulainya, ini hanya rencanaku dan aku orang yang tak pernah main-main dengan ucapanku Junhong-ah, jadi….mari tetap bersama sampai aku dan kau berhasil, menikah dan membuat butik seperti itu. Kau yang merancang dan aku yang menjalankan bisnisnya, bagaimana menurutmu?"

Apa ini seperti…..propose?

Junhong tertawa melihat wajah Daehyun yang cemas menunggu.

Menurut Junhong, rencana Daehyun tadi adalah rencana terkeren yang Junhong pernah dengar.

"Kau tau, aku sudah membayangkannya sekarang hyung"

Daehyun tertawa, dari nada bicaranya jelas Junhong tertarik.

"Mari kita tetap bersama, sampai kita bisa mewujudkannya. okay?"

Mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Daehyun.

Daehyun tersenyum, menautkan jari kelingking ke jari kelingking Junhong.

"Ya, mari kita tetap bersama"

To be continue~

Aku bawa fanfic baru, hoho..

Fanfic ini ada 6 chapter, di tiap chapter jalan ceritanya disesuaikan sama sub judulnya.

5W+1H

Chapter ini di ambil dari 1W : When.

Chapter 2 di ambil dari W juga yaitu : Who.

Ayo di review yaaa~~

Love Bus chap 4 nya udah di ketik tinggal di post besok.

Pyooong~~~