"NEAR ME"

Author : Choi Chanhyun

.

Cast :

Park Chanyeol as Park Chanyeol

Byun Baekhyun as Byun baekhyun

Do Kyungsoo as Do Kyungsoo

Tiffany Hwang as Tiffany

And Another Cast

.

Pairing : Chanbaek / Baekyeol

.

Disclaimer : Chanbaek belongs to themselves.

.

Copyright : Cerita ini merupakan hasil pemikiran otak author sendiri.

© Choi_Chanhyun

DO NOT COPY!

.

Warning : Yaoi, Boys Love

.

DO NOT FORGET TO RnR!

.

Happy reading yeorobun! ^^

.

.

Saying "I love you"

I should have waited more

Now, how should I express my feelings?

Although everything changes, I will love you with my true heart

If you still have tears left, let them all flow

So that just two of us can stay under this pleasant sky

Can you love?

As much as I have approached?

Now, come to me

Your heart depending on mine

It's okay although it isn't "love"

Because I see you

It's okay

I love you

==Sung Si Kyung - The Road To Me (Eng. Trans.)==

.

.

.

Musisi jalanan itu masih saja melenggangkan lagunya meski kini jam telah menunjukkan pukul 23.00 KST. Meski dinginnya kota Seoul tengah berusaha menerobos kulitnya, ia tak akan berhenti melakukan hobinya itu kecuali ia mulai bosan. Sambil memainkan gitarnya, malam ini ia telah berhasil menyanyikan lebih dari 10 lagu sejak pukul 21.00 tadi.

Namja bertubuh tinggi diatas rata-rata itu tak seharusnya menjadi musisi jalanan setiap malamnya. Mengingat ia terlahir dari salah satu keluarga kaya di Seoul. Hanya saja, menunjukkan kemampuannya di hadapan banyak orang adalah hobinya. Cukup seperti ini saja. Dengan bernyanyi di tengah taman kota untuk menghibur pengunjung atau sekedar pejalan kaki yang ada disana. Ia tak butuh menjadi terkenal. Untuk apa? Bahkan dirinya lebih kaya dari penyanyi-penyanyi itu. Sekali lagi, ini hanyalah hobinya.

Malam itu ia masih bersama sahabatnya. Si namja mungil berparas manis yang selalu setia menemaninya setiap ia tiba-tiba beralih profesi menjadi musisi jalanan. Tak ada sedikit pun rasa enggan dalam diri namja manis itu. Meski ia harus selalu pulang larut dan akan terlambat masuk kuliah esok harinya.

.

.

.

"Baekkie… Ah, sial… Tunggu aku!" teriak seorang namja berperawakan tinggi.

"Hahaha, kau terlalu lama Chanyeollie… Ayo cepat kejar aku atau kau terlambat kelasnya Lee sonsaengnim!" teriak namja kedua yang tubuhnya lebih pendek dari namja pertama.

"Aku begini juga karena kau, pendek!" keluh namja pertama.

"Kau saja yang tidak hati-hati, chanyeollie…" kata namja yang disebut pendek itu.

"Iisshh, awas kau ya!"

Baekhyun seolah tak mendengarnya. Kemudian ia berjalan dengan santai meninggalkan Chanyeol yang masih sibuk membersihkan celananya yang terkena cola cidernya sendiri.

Jadi begini ceritanya, pagi itu Park Chanyeol yang berstatus sebagai sahabat dari Byun Baekhyun tengah menunggu kehadiran sahabat cerewetnya itu sambil menenteng cola cider di tangan kanannya. Sehari sebelumnya Baekhyun telah berjanji akan berangkat tepat waktu agar tak kena marah Lee sonsaengnim lagi. Dia minta pada Chanyeol agar namja itu menunggunya di depan gerbang. Tapi pada kenyataannya Baekhyun datang hanya 5 menit sebelum kelas Lee sonsaengnim dimulai. Dia bangun kesiangan hari itu. Tapi seperti biasa, itu terjadi karena semalam ia harus menemani Chanyeol dan pulang larut lagi.

Lalu apakah kalian bertanya mengapa celana Chanyeol basah terkena cola cidernya sendiri? Jawabannya cukup mudah. Itu karena ulah seseorang yang usilnya sudah di luar batas. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya sendiri, Byun baekhyun. Namja mungil itu sengaja mengagetkan chanyeol yang tengah duduk di bangku panjang dekat gerbang kampusnya. Chanyeol yang hendak meminum cola cidernya harus mengeluarkan cola itu dari mulutnya karena tingkah usil sahabatnya yang baru saja membuat dirinya terkena serangan jantung. Yap, kejutan yang simple. Tapi cukup membuat chanyeol marah-marah pagi itu.

Begitulah gambaran kecil kehidupan dua namja yang telah bersahabat sejak mereka masih mengenakan popok itu. Persahabatan yang sederhana namun bermakna begitu dalam. Chanyeol dan Baekhyun sudah terbiasa bersama sejak kecil. Bahkan mereka juga bersekolah di tempat yang sama. Entah apa yang dipikirkan orang tua mereka hingga memutuskan untuk tidak memisahkan mereka. Hingga saat ini pun mereka berkuliah di universitas yang sama dan sama-sama belajar musik.

.

.

Siang itu chanyeol yang tengan menikmati makan siangnya harus kembali merasa terganggu karena teriakan tujuh oktaf dari sahabatnya.

"Ya Park Chanyeol! Kau makan siang sendiri dan tak mengajakku?! Sahabat macam apa kau ini?!" teriak Baekhyun yang kini sedang berdiri di sampingnya.

"…"

Entah menahan malu atau marah, chanyeol justru tak menjawab teriakan sahabatnya itu. Hey, bagaimana tidak malu jika kau sedang makan dengan tenang di kantin yang penuh dengan pengunjung, tiba-tiba ada seseorang yang berteriak-teriak tidak jelas tepat di sebelahmu?

"Ya! Ya! Ya! Kau tidak mendengarkanku hah?!" teriak Baekhyun lagi.

Chanyeol memilih tak menjawabnya. Melirik pun tidak. Namun dia menarik tangan Baekhyun dan menyuruhnya duduk di sebelahnya.

"Ini, makanlah bersamaku…" ujar Chanyeol dengan tenang sambil menyodorkan nampan makan siangnya ke hadapan Baekhyun.

"Shireo! Aku tak mau makan sisa darimu!" tolak Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

"Aku bilang makan bersamaku, bukan makan sisa makananku!" kini Chanyeol mulai kesal.

"…" Baekhyun tak menjawab. Hanya memandang makanan diatas meja yang baru saja disodorkan oleh Chanyeol.

"Lagipula aku baru makan dua sendok." Kata Chanyeol lagi.

"Jinja? Ah, baiklah kalau begitu…" kata Baekhyun senang dan langsung melahap makanan di atas mejanya – dan meja Chanyeol tentu saja.

Chanyeol yang gemas langsung saja mengacak rambut Baekhyun. Namun tangan kanannya langsung ditepis oleh tangan kiri Baekhyun.

"Jangan pegang rambutku! Aku baru saja keramas pagi ini dan ini style rambut terbaikku selama seminggu ini! Jadi jangan berharap kau bisa mengacak rambutku Park Chanyeol!" titah Baekhyun.

"Iisshh, kau ini cerewet sekali! Sudah, ayo makan!" ajak Chanyeol sambil merangkul sahabatnya itu.

Dan dimulailah makan siang yang tenang dengan posisi tangan kanan Chanyeol merangkul Baekhyun membiarkan dirinya sendiri makan dengan tangan kiri. Dengan posisi sedekat ini telak membuat jantung seorang namja berdegup kencang.

Byun Baekhyun, nama dari namja itu. Ya, dia sendiri. Ia memang sudah sejak dulu mencintai namja yang merupakan sahabatnya sendiri, Park Chanyeol. Hingga saat ini pun ia masih memendamnya. Tak ada hasrat sedikit pun untuk menyatakannya pada sahabatnya itu. Mengapa? Tentu saja karena Baekhyun takut jika Chanyeol akan berpikiran buruk tentangnya. Hey, ayolah, mereka sesama namja! Apa yang akan dikatakan orang nantinya?!

Oleh karena itu, kini jadilah Baekhyun yang hanya menjadi sosok sahabat di mata Chanyeol. Tak apalah, karena hanya dengan cara ini, dirinya bisa tetap dekat dengan namja idiot itu.

.

.

"Malam ini kau akan ikut bersamaku lagi kan?" tanya Chanyeol pada Baekhyun sepulang kuliah.

Baekhyun dengan cepat mengerti apa maksud dari pertanyaan Chanyeol itu.

"Tentu saja! Tapi aku ingin satu hal darimu!" kata Baekhyun.

"Apa?" tanya Chanyeol penasaran.

Baekhyun tampak berpikir sejenak. Kemudian ia menjawab.

"Aku ingin kita tidak pulang terlalu larut. Lalu setelah itu kita akan ke restoran Jaesuk ahjussi, dan kita makan makchang, gobchang dan jogaetang disana! Otte?" pinta Baekhyun berapi-api.

Chanyeol kini tampak berpikir. Hemm, tak ada salahnya juga. Lagipula sudah sejak dua bulan yang lalu mereka tidak mengunjungi restoran kecil langganan mereka itu.

"Keurae! Kita kesana nanti!" jawab Chanyeol mantap.

"Yaksokhae?" tanya Baekhyun lagi.

"Ne, yaksokhae…" jawab Chanyeol tenang.

"Yeayy! Chanyeol jjang!" teriak Baekhyun senang.

Baekhyun tampak ceria sekali sejak Chanyeol menyetujui permintaannya. Sama seperti Chanyeol, namja itu juga merindukan makanan yang menjadi favorit mereka. Makchang. Dan menurut mereka makchang yang terenak hanya ada di restoran milik Jaesuk ahjussi. Restoran super sederhana yang letaknya tak jauh dari taman kota.

Baiklah, mari kita tunggu apa yang akan dilakukan Baekhyun dan Chanyeol malam ini…

.

.

.

It's you
I don't need any words. it's just you
"It's too late", but for me it's just you
I know our love is wrong
I can't give up, I can't let you go

My lips, cold as can be, are even more blue
I cry out to find to find your warmth
I call, even though I call for you
And there's no reply, I'll wait for you

Oh whatever anyone anyone says, it doesn't matter to me
Oh whoever whoever curses me, I'll only look at you
Even when I'm born again, it's still only you
Even as time goes by

== Super Junior – It's You (Eng. Trans.) ==

.

.

.

Chanyeol selesai menyanyikan lagu terakhirnya malam itu. Seseuai janjinya, ia mengakhiri hobinya tepat pukul 22.00 KST. Karena biasanya Chanyeol baru akan menyelesaikan hobi uniknya jika waktu sudah menunjukkan tepat pukul 12 malam. Sang musisi jalanan langsung saja memasukkan gitarnya ke dalam box gitar dan menentengnya.

"Kajja! Sepertinya kau juga mulai kedinginan." ucap Chanyeol setelah melihat Baekhyun yang meniup tangannya dan mengusapnya berkali-kali.

"Keurae!" jawab Baekhyun singkat.

Malam itu memang lebih dingin dari malam-malam sebelumnya. Baekhyun yang tak tahan dingin pun sangat bersyukur ketika Chanyeol cepat-cepat mengajaknya pergi ke restoran Jaesuk ahjussi.

"Annyeonghaseyo ahjussi…" sapa Chanyeol pada seorang namja paruh baya yang kini sedang berbicara dengan seorang pelanggan di restoran kecil miliknya.

"Eh, Chanyeollie? Baekhyunnie?" jawab Jaesuk ahjussi sedikit terkejut akan kedatangan dua orang namja muda yang sudah menjadi pelanggan tetapnya sejak dulu.

"Ah, oraenmania adeul-aah…" ucap Jaesuk ahjussi lagi sambil memeluk keduanya.

"Ne ahjussi… Restoranmu semakin ramai saja ahjussi." Ucap Baekhyun basa-basi.

Jaesuk ahjussi hanya tersenyum penuh arti. Chanyeol dan Baekhyun pun ikut tertawa melihatnya.

"Ah, restoran ini masih seperti dulu. Kalian saja yang jarang kemari. Eh, ayo duduk! Atau kalian ingin duduk di tempat favorit kalian?" kata Jaesuk ahjussi mempersilakan.

"Ne ahjussi, kami duduk ditempat favorit kami saja. Ahjussi tahu kan apa yang akan kami pesan?" tanya Chanyeol.

"Makchang, gobchang dan jogaetang." Jawab Jaesuk ahjussi mantap.

"Dan ganti cola cider dengan teh madu. Sepertinya Baekhyun perlu sesuatu yang hangat." Ujar Chanyeol lagi.

"Arasseo adeul-aah, tunggu sebentar ne?" ucap Jaesuk ahjussi sambil melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gamsahamnida ahjussii!" teriak Baekhyun yang hanya dijawab dengan acungan jempol dari Jaesuk ahjussi yang kini telah berada agak jauh dari mereka.

Keduanya pun segera menempati meja yang berada di ujung restoran dengan jendela besar disamping kanannya. Pemandangan lampu taman kota akan terlihat jelas disana. Tak ada obrolan yang berarti selama mereka menunggu pesanan mereka datang. Entahlah, mungkin karena mereka terlalu lapar. Baru ketika Chanyeol mulai memanggang makchang, obrolan itu dimulai.

"Baekkie-ah…" panggil Chanyeol pada namja di depannya.

"Wae?" jawab Baekhyun yang masih sibuk memakan fried onionnya.

"Bagaimana jika aku mulai menyanyikan lagu bahasa inggris? Selama ini aku hanya menyanyikan lagu-lagu lokal saja." Ujar Chanyeol meminta pendapat.

"Ehmm…" hanya itu yang keluar dari mulut Baekhyun yang penuh dengan fried onion.

"Ya! Aku sedang minta pendapatmu, baekkie!" ujar Chanyeol.

"Chmckhhmkhhman (chamkanman)." Ucap Baekhyun dengan mulut penuhnya.

"Isshh, hentikan makanmu dulu!" tukas Chanyeol sambil merebut sumpit dari tangan kanan Baekhyun.

Baekhyun melenguh kesal. Ia hanya memandang Chanyeol malas sambil mengunyah fried onionnya. Kemudian menelan semua dalam selahap. Chanyeol yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Aku lapar yeollie…" ucapnya dengan wajah imutnya.

"Ih, kau ini!" kata Chanyeol sambil mengusap rambut sahabatnya.

.

BLUSHH!

.

Lihat! Kini Baekhyun hanya bisa blushing! Untung saja Chanyeol tidak menyadarinya. 'Oh, jangan buat aku semakin mencintaimu, Park Chanyeol!' batin Baekhyun.

"Lalu bagaimana pendapatmu?" tanya Chanyeol kemudian.

"Hah? Apanya?" tanya Baekhyun sedikit tak fokus karena blushingnya tadi.

Chanyeol menghela napasnya panjang. Sepertinya ia harus lebih bersabar lagi setiap meminta pendapat sahabatnya ini.

"Bagaimana jika aku mulai menyanyikan lagu berbahasa inggris? Bagaimana pendapatmu, Byun Baekhyun-ssi?" tanya Chanyeol penuh penekanan.

"Oh itu… Itu terserah kau saja yeol. Lagipula kau tahu kan aku tak begitu mengerti bahasa inggris. Jadi yang bisa kulakukan hanyalah mendukung segala yang kau mau. Oke?" jawab Baekhyun.

Lagi-lagi Chanyeol harus menghela napasnya. Bersabarlah, Park Chanyeol. Walaupun tak ada gunanya kau bertanya pada sahabatmu, paling tidak sahabatmu itu akan selalu mendukungmu atas semua keinginanmu.

Salahkan Baekhyun yang kini terlalu sibuk dengan kelas pianonya. Kelas yang begitu mengerikan bagi mahasiswa seni musik seperti mereka berdua. Bahkan sonsaengnimnya dengan tega menyuruh Baekhyun berlatih melodi piano yang ada di simfoni 3 Es-mayor, op. 55 yang berjudul 'Eroica' karya Beethoven. Bukankah itu begitu sulit? Dan untungnya Chanyeol tak pernah mau mengambil kelas piano. Sebaliknya, sial bagi Baekhyun harus menghadapi ujian piano dengan melodi tersebut 3 bulan lagi.

Kembali lagi pada makchang, gobchang dan jogaetang yang kini semakin habis dimakan oleh dua orang namja hyperaktif itu. Baekhyun Nampak puas dengan memakan sepotong gobchang terakhir. Begitu pun dengan Chanyeol yang kini justru menambah cola cider karena dirinya masih haus.

"Ah baiklah, aku sudah memutuskan untuk belajar beberapa lagu bahasa inggris!" ucap Chanyeol mantap.

"Keurae, sudah kubilang kan tadi aku akan tetap mendukungmu? Lagipula bukankah ujian gitarmu juga menuntutmu harus menyanyikan lagu berbahasa inggris?" ujar Chanyeol.

"Hemm, kau benar! Beri aku semangat, Baekkie-ah!" pinta Chanyeol.

"Tentu saja aku akan menyemangatimu dan jangan lupa semangati aku juga agar 'eroica'ku berhasil!" kata Baekhyun kemudian.

"Baiklah, kita saling menyemangati. Bukan begitu sahabatku?" ucap Chanyeol sambil menepuk pundak Baekhyun.

'Sahabat? Ya, kita memang sahabat. Mianhae, tapi aku menyayangimu lebih dari sahabat.' Batin Baekhyun.

"Kau benar, sahabatku!"

.

.

SKIP TIME

.

.

Hari-hari Baekhyun menjadi sedikit berbeda sejak beberapa hari yang lalu. Ada yang berkurang. Hal yang sangat primer di hidup Baekhyun. Park Chanyeol. Keduanya kini jarang terlihat bersama. Entah karena Baekhyun yang sibuk dengan 'eroica'nya atau Chanyeol yang sibuk dengan persiapan ujian gitarnya.

Namun suatu hari Chanyeol mengajaknya untuk kembali menemaninya ke taman kota malam hari. Apalagi kalau bukan untuk menjadi musisi jalanan seperti biasanya. Dan mana mungkin Baekhyun menolak ajakan orang yang dicintainya? Sungguh, kini Baekhyun semakin tenggelam dalam rasa cintanya pada namja tinggi itu. Salahkah dia? Salahkah dia mencintai sesamanya? Salahkah dia mencintai sahabatnya sendiri?

.

.

I'll try to make it up to you
I want you to know
Baby I swear that I'll be true
And never let go
If I waited too long
To tell you how much it matters
Just to be right here with you
But I couldn't think of anything better
I should have told you so

Baby open your heart
Won't you give me a second chance
And i'll be here forever
Open your heart
Let me show you how much I care
And I will make you understand
If you open your heart
To love me once again

We could relive this pain and sorrow
But we better do it in time
Start over here and save tomorrow
I wanna make you mine

(Westlife – Open Your Heart)

.

.

.

Malam itu Chanyeol mulai menyanyikan lagu berbahasa inggris untuk pertama kalinya. Setelah satu minggu vakum dari hobinya itu, kini Chanyeol semakin berkembang. Ia mulai bisa menyanyi dengan bahasa inggris dengan lancer. 'Hei, siapa yang mengajarinya?' batin Baekhyun yang kini tampak takjub memandang sahabatnya itu.

"Kau semakin keren saja!" tukas Baekhyun ketika mereka dalam perjalanan pulang malam itu.

"Kau menyukainya?" tanya Chanyeol.

"Tentu saja! Tapi selama satu minggu ini kau kemana saja? Aku jarang melihatmu." Ujar Baekhyun tampak murung.

"Rahasia… Kau ini mau tahu saja!" kata Chanyeol menggoda.

Kini Baekhyun tampak semakin marah dengan jawaban Chanyeol baru saja.

"Ya! Aku ini sahabatmu! Sudah sepantasnya aku tahu!" jawab Baekhyun kesal.

"Belum saatnya kau tahu." jawab Chanyeol tenang.

Baekhyun semakin kesal. Ia merasa semakin tak dianggap sebagai sahabat. Oh, berita buruk. Jika Chanyeol tak lagi menganggapnya sebagai sahabat, lalu bagaimana caranya Baekhyun bisa berdekatan terus dengan namja yang dicintainya itu?

Hahh, biarlah pikiran Baekhyun terbang kemana-mana. Yang penting ada sesuatu disana yang tak pernah ia ketahui yang bisa saja membuatnya senang atau justru sakit hati.

.

.

.

Keesokan harinya Baekhyun tak bertemu lagi dengan Chanyeol. Entah kemana lagi namja idiot satu itu. Sepertinya anggapan tentang 'tek menganggap sahabat lagi' itu mulai tampak kebenarannya. Buktinya Chanyeol tak menghubunginya barang satu pesan pun sejak malam itu. Hari itu pun Baekhyun tampak murung. Tak jarang ia melepaskan napas panjang hanya untuk melepas penatnya.

"Baekhyunnie… gwaechanha?" tanya salah seorang temannya yang sama-sama berada di kelas piano siang itu.

"Ah, ne… gwaenchanha Kyungsoo yaa… Hanya saja 'eroica'ku masih terlalu buruk. Ini terlalu sulit untukku." Ujar Baekhyun.

"Jangan bohong! Kau mahasiswa paling cemerlang di kelas piano. Mana mungkin kau terbebani dengan 'eroica'mu itu." Ucap Kyungsoo mencoba menebak.

Hei, bukankah memang melodi piano dalam 'eroica' itu sulit? Tapi benar juga apa yang dikatakan Kyungsoo, Baekhyun tampak murung bukan karena 'eroica'nya. Melainkan karena namja idiot'nya yang tiba-tiba menghilang bak ditelan gajah purba. Eh? Namja idiot'nya'? Memang Chanyeol sudah resmi jadi miliknya? Jangan berdelusi, Byun Baekhyun!

"Eh, kemana sahabatmu itu? Aku jarang melihat kalian bersama akhir-akhir ini." Ucap Kyungsoo lagi.

'Hei, apakah namja bermata bulat ini bisa membaca pikiranku?' batin Baekhyun.

"Chanyeol yang kau maksud?" tanya Baekhyun walaupun ia sudah sangat mengerti siapa yang dimaksud Kyungsoo.

Sedangkan namja bermata bulat itu hanya menjawab dengan sebuah anggukan polos.

"Aku juga tak tahu. Mungkin dia sibuk mempersiapkan ujiannya." Jawab Baekhyun asal.

"Atau sibuk dengan kekasih barunya?" tanya Kyungsoo.

'Eh? Kekasih baru?' batin Baekhyun.

"Apa maksudmu?" tanya Baekhyun mencoba memastikan.

"Oh ayolah Baekhyunnie, masa kau tidak tahu?" Kyungsoo bertanya lagi. Sedangkan Baekhyun hanya menggeleng polos tak mengerti.

"Bukankah sahabatmu itu sedang berpacaran dengan Tiffany?"

DEG!

.

.

.

TBC

.

.

Annyeonghaseyooo Yeorobuuuuunn...! ^^

Author bawa FF baru lagi! Lagi-lagi chanbaek yah? Hehehehe... Otte? Mau di next chap or not?

REVIEW nya ditunggu! Gomawooo! ^^