Don't Cry Naru – chan

Story By : Blacknightskyeye Yue – Hime

Couple : Ita Naru, SasuNaruSasu

Slight Couple : Fuga Mina, Fuga Miko, Fuga Naru

Reted : M

Warning : This Is Yaoi / Bl, Ooc, Typo (S), Kalimat Tak Sesuai EYD, Lemon Kurang Asem, Nc – 17, tapi di chap ini takkan ada LEMON mungkin chap depan atau depannya lagi ( heheheheh).

Enjoy !

.

.

.

Asakusa 16 maret 2000

" Fugaku kumohon jangan tinggalkan aku _"

Seorang prempuan tengah kesusahan antara menahan tangan pria di depannya yang kini berstatus suaminya yang barusaja memergokinya selingkuh bahkan berhubungan intim dengan laki – laki lain dan sebelah tangannya dia gunakan untuk menahan selembar selimut yang digunakan untuk menutupi tubuh mulusnya yang sudah tak mulus kembali.

Di belakang mereka pria tampan bermata onyx tajam itu tangah memandangi mereka dengan tatapan bosan.

" Sudahlah Mikoto kau lepaskan saja tangannya " ucap lelaki bermata onyx itu menyulut pria tampan bersurai raven. Pria raven yang di panggil Fugaku itu mengepalkan tangannya yang bebas membuat benda berbentuk bulat yang terpasang di jari manisnya terhimpit dan membuat aliran darah yang seharusnya mengalir ke dan dari jantung menuju jari manisnya terhambat. Pria raven aka Fugaku melepaskan cincin nya membuat bola mata wanita bernama Mikoto itu membulat sempurna.

Fugaku melepaskan tangan yang di pegang oleh Mikoto. Jari – jari tangannya menyelusuri tiap – tipa jengkal cincin itu.

Prang

Dalam sekejab vas bunga terbuat dari kaca yang berada di atas meja nakas yang menampung air dan bunga mawar indah itu pecah seolah mewakili hati pria raven itu. Dia menatap nanar pada pecahan kaca yang berserakan.

" Dia benar Mikoto kau tak boleh bersama ku karna _" Fugaku menggantung ucapannya dia menatap lembut wanita yang tengah terduduk di bawahnya. Sedetik kemudian dia mengulas senyum tulus pada wanita yang kini menatapnya kaget.

Selama 6 tahun pernikahan mereka Fugaku sama sekali tak pernah tersenyum menatapnya pun tidak bahkan saat bercinta pada malam pertama mereka pun Fugaku enggan mencium bibir nya hanya memberi kissmark di tubuhnya. Dan kini pria raven itu tersenyum padanya. Tersenyum tulus di saat hatinya benar – benar tertutup.

" _ Karna kau memang tak pantas untukku " kalimat dingin itu meluncur dari Fugaku. Dia menatap dingin Mikoto yang kini berurai airmata. Benar untuk apa dia mengasiani wanita jalang itu?. Cih.

" Aku akan membawa Itachi pergi " setelah itu Fugaku keluar dari ruangan tanpa menoleh meninggalkan seorang wanita yang tengah menatap punggung tegas nya dengan tatapan nanar hingga punggung itu menghilang di balik pintu.

Dia tak mencintai Fugaku kan?, tapi kenapa dada nya begitu sesak.

Sluurrttt

Selimut yang tadinya menutupi tubuh Mikoto kini luruh jatuh terkulai di lipatan pinggulnya. Menampilkan tubuh putih mulus yang terlukis berpuluh – puluh bercak absurd hampir menutupi seluruh dada, leher dan punggungnya.

Mikoto tak memperdulikan penampilannya sekarang. Dia yakin dia sangat tak mencintai Fugaku – orang yang menjadi suaminya selama 6 tahun - tetapi mendengar kata terakhir dari pria itu sukses membuat tubuh nya lemas. Sakit. Dan takut….

Bahkan kini dia tak mendengar suara jantungnya yang mungkin hampir tak berdetak.

" Mik – " ucapan pria bermata onyx tampan di belakang tubuh Mikoto terhenti kala sebuah teriakan menyapa telinganya.

" PERGI KAU… PERGI SAI… a-aku tak membutuhkan d-dirimu dan ba-bayi ini " ucap Mikoto bergetar.

Sial.

" Baiklah bila itu maumu . aku akan pergi tetapi ingat lah bila kau memang mencintai ku berilah nama anak kita dengan nama Sasuke TANPA Uchiha "

Setelah itu Sai benar – benar pergi dan menyisakan Mikoto yang mulai menangis.

Dan kini ruangan itu hanya terisi oleh tangisan dan raungan pilu milik seorang wanita yang kini perasaannya tak menentu. Antara sakit, hampa, marah, dan menyesal_

Tokyo 16 Maret 2000

Tokyo kota metropolitan yang tak pernah tidur. Selalu ramai dengan orang – orang yang penuh dengan kesibukannya sendiri – sendiri. Dan kini seorang lelaki manis tengah menggandeng lengan kecil. Lelaki manis bersurai pirang itu tengah mencari – cari hal yang bisa membuat adik tersayangnya tersenyum.

Toko kue

Dia akan mencarikan apapun untuk membuat adik kecilnya bahagia karna hanya dia yang kini ia punya. Orangtuanya di bunuh oleh sekawanan penjahat yang ingin merebut harta keluarganya saat dirinya masih kecil. Dan kini mereka tinggal hanya berdua di rumah bekas milik keluarganya.

" Apa masih jauh ni –san " sang adik yang mempunyai fisik berbeda dengannya kecuali mata birunya itu menarik ujung mantel yang ia kenakan.

Pandangan nya masih lurus kedepan menghalau beberapa orang yang ingin menabrak adik kecilnya.

" Sebentar lagi sampai " gumamnya mencoba menenangkan hati adiknya.

Orange cake. Itulah kue kesukaan adik kecilnya dan bila ketoko kue hanya orange cake yang dia suka sama sepertinya.

.

Kini mereka berdua berjalan pelan menuju pekarangan rumahnya yang hanya di lalui oleh keheningan. Sampai dia memutuskan untuk memecah keheningan mereka.

" Naru – chan sebentar lagi akan masuk sekolah ya ?"

" Memang kenapa Naru harus sekolah ?" Tanya seorang bocah di samping lelaki manis yang kini tengah menggenggam erat jemarinya.

" Hmm_ nii – san hanya tak mau Naru –chan seperti nii – san yang bodoh dan tak bisa membahagiakan Naru – chan sekarang " jelas pria manis itu pada bocah berusia 4 tahun berambut dark blue di sampingnya.

Bocah itu menatap ke atas tepatnya ke arah lelaki manis. Menatap mata biru yang lebih cerah darinya. Warna matanya memang biru namun tak sebiru lelaki di sampingnya.

" Kalau begitu Naru akan sekolah sampai mendapat pekerjaan dan membuat Mina – chan bahagia." Bocah itu tersenyum menampilkan cengiran rubahnya yang manis. Di tambah dengan pipi chabi dan mata biru yang besar.

Tetapi keimutan bocah tersebut tak membuat luluh hati lelaki manis di sampingnya. Malah mendelik tajam dan mencubit pipinya tidak terlalu keras.

" Bukannya sudah ku bilang untuk memanggilku nii –san atau kaa – san hmm bocah nakal "

" Ittai Mina –chan "

Haa – h lelaki manis itu melepas cubitanya membuat pipi chabi bergaris milik bocah yang dia panggil Naru –chan aka Naruto memerah .

Omoo

Minato kaget melihat cubitannya membuat pipi Naruto memerah. Oh Minato salahkan kulit Naruto yang putih bagai susu membuatnya tampak memerah walau hanya terkena sinar mentari pagi.

" Maaf kan Mina –chan ya " Minato berjongkok di depan Naruto menelus area kulit pipi Naruto yang memerah.

" Tidak sakit kok. Naru kan anak yang kuat. Naru akan melindungi Mina –chan "

Minato tertawa pelan, menghadapi batita seperti Naruto memang membuat perutnya bergejolak.

" Mina –chan sangat menyayangi mu Naru – chan " ucap Minato seraya memeluk tubuh kecil Naruto.

" Mina –chan kenapa jadi cengeng begini sih lihat mantel Naru basah. Naru tak mau Mina – chan menangis. Jadi, jangan menangis ya ?"

Humm Minato mengangguk menanggapi ucapan naruto. ' ibu sangat mencintaimu Naruto'

" Saa, kita pulang dan makan kuenya " teriak Minato membangkitkan semangat Naruto.

" Yey ayo Mina – chan" teriak Naruto tak kalah kencangnya.

Minato tertawa lalu mengikuti langkah kecil Naruto yang agak jauh dari tempatnya berdiri.

Di tengah hiruk piruk kota di sebuah hotel mewah Fugaku duduk di sofa yang menghadap ke jendela balkon. Dia memangdangi kota Tokyo yang luas.

Entah dengan cara apa lagi yang harus ku lakukan untukku menemukanmu Minato, Naruto. Aku sangat merindukan kalian.

To be continue

Jeng jeng jeng

Fict baru lagi hehehehe…

Eum saya ingin Tanya apa ada yang setuju bila Naruto akan jadi Uke Itachi atau tetap menjadi Uke Or Seme Sasuke ?

Atau ada yang pesan jadi Uke for all Uchiha ( Foursome ) ?.

Mohon review nya minna – san _ tanpa review kalian saya tak tau apa tulisan saya sudah bagus atau masih jelek. Ne